Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

PERAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU


DALAM KEGIATAN PENGAWASAN DOKUMEN
LINGKUNGAN DALAM UPAYA PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN

Oleh

Ardiyanto Ronggo Fajar


NIM 135100907111018

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
i
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
PERAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU
DALAM KEGIATAN PENGAWASAN DOKUMEN
LINGKUNGAN DALAM UPAYA PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Nama : Ardiyanto Ronggo Fajar
NIM : 135100907111018
Progam Studi : Teknik Lingkungan
Jurusan : Keteknikan Pertanian
Fakultas : Teknologi Pertanian

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Lapang, Dosen Pembimbing,

Joko Santoso, S.Pi Angga Dheta.S.A,.S.Si M.Si


NIP. 19800614 200604 1 018 NIK. 201201 830928 1 001

Mengetahui:
Ketua Jurusan, Dosen Penguji,

Dr.Ir. J. Bambang R.W.,MS Fajri Anugroho, STP, M. Agr., Ph. D


NIP 19560205 198503 1 003 NIK 2012 01 730328 1001

ii
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
PERAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU
DALAM KEGIATAN PENGAWASAN DOKUMEN
LINGKUNGAN DALAM UPAYA PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN

Nama : Ardiyanto Ronggo Fajar


NIM : 135100907111018
Progam Studi : Teknik Lingkungan
Jurusan : Keteknikan Pertanian
Fakultas : Teknologi Pertanian

Mengetahui,
Ketua Jurusan, Dosen Pembimbing,

Dr.Ir. J Bambang Rahadi W., MS Angga Dheta.S.A.,S.Si M.Si


NIP 195602051985031003 NIK 201201 830928 1 001

Tanggal Persetujuan : Tanggal Persetujuan :

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan


rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktek Kerja Lapang yang berjudul “PERAN
KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU DALAM
KEGIATAN PENGAWASAN DOKUMEN LINGKUNGAN
DALAM UPAYA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN”
dengan baik serta merasa bangga bisa membawa nama TL
(Teknik Lingkungan) Universitas Brawijaya di kalangan
pemerintahan Kota Batu.
Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis mendapat
arahan dari bapak Angga Dheta Sirajudin Aji., SSi, M.Si selaku
Dosen Pembimbing, yang telah berkenan meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran, serta dengan sabar memberikan
pengarahan serta bimbingan dalam pembuatan laporan ini.
Terima kasih kepada Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu yang
telah memberikan izin untuk pelaksanaan Praktek Kerja Lapang.
Tak lupa orang tua penulis yang telah memberikan dorongan
baik dukungan moril maupun materiil. Semoga laporan PKL ini
dapat memberikan manfaat serta dapat dijadikan sebagai
referensi bagi kita semua.

Malang, Juli 2016

Penulis

iv
ABSTRAK
Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh
beberapa hal seperti Pembangunan hotel, villa, dll. Berdasarkan
UU no. 32 tahun 2009, maka diwajibkan upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai penerapan upaya
pembangunan berkelanjutan. Adapun tujuan khusus dari
kegiatan praktek kerja lapang ini yaitu: mengetahui gambaran
umum kondisi Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Batu dan
mengetahui dan memahami pengawasan perizinan
pelaksanaan UKL/UPL dan AMDAL di Kantor Lingkungan Hidup
(KLH) Kota Batu. Pengumpulan data dan informasi dilakukan
dengan beberapa cara antara lain observasi, wawancara,
dokumentasi, studi kepustakaan dan praktek kerja.
Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk
meminimalisasi dampak negatif yang timbul dari suatu kegiatan
atau industri maka diberlakukan kewajiban dalam penyusunan
studi kelayakan lingkungan berupa penyusunan dokumen
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) atau UKL
UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan) bagi pemrakarsa kegiatan. Administrasi Dokumen
UKL-UPL berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 30 Tahun 2011
dan Peraturan Walikota Nomor 41 Tahun 2012, pelaku usaha
wajib membuat draft UKL-UPL, kemudian diserahkan ke KLH
untuk dikoreksi. Secara garis besar implementasi dokumen
lingkungan dalam upaya menuju pembangunan berwawasan
lingkungan di Kota Batu dirasa masih kurang, kebanyakan
dokumen lingkungan yang dibuat oleh pelaku usaha hanya
sebagai syarat penggugur kewajiban saja untuk memperoleh ijin
lingkungan selebihnya tidak digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan pengelolaan lingkungan

Kata kunci : AMDAL, Kota Batu, Kualitas Lingkungan, UKL-UPL

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................iv
ABSTRAK............................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................viii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
1.1. Latar belakang............................................................................1
1.2. Tujuan..........................................................................................2
1.2.1 Tujuan umum.........................................................................2
1.2.2 Tujuan khusus.......................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................3
2.1 Pembangunan Berkelanjutan...................................................3
2.2 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup................4
2.2.1 Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan...........4
2.2.2 Tujuan Penyusunan AMDAL dan UKL UPL......................4
2.2.3 Perbedaan Izin Lingkungan UKL/UPL dan AMDAL..........5
BAB III METODE PELAKSANAAN................................................11
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan...........................................11
3.2 Metode Pelaksanaan...............................................................11
3.3 Jadwal Rencana Kerja.............................................................12
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................15
4.1 Kondisi Geografis Kota Batu....................................................15
4.2 Visi dan Misi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu...............17
4.3 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kantor Lingkungan
Hidup..........................................................................................19

vi
4.4 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kantor Lingkungan
Hidup..........................................................................................21
4.5 Strategi, Kebijakan, Program Dan Kegiatan Kantor
Lingkungan Hidup Kota Batu Tahun 2012 – 2017..............25
4.5.1 Strategi..................................................................................26
4.5.2 Kebijakan..............................................................................26
4.5.3 Program dan Kegiatan........................................................27
4.6 Prioritas Penyelesaian Masalah. .Error! Bookmark not defined.
4.7 Rumusan Pernyataan Strategi dan Kebijakan Kantor
Lingkungan Hidup Dalam Lima Tahun Mendatang.............28
4.8 Program Dan Kegiatan Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu
Tahun 2016...............................................................................30
4.9 Aktivitas Praktek Kerja Lapang di Kantor Lingkungan Hidup
Kota Batu...................................................................................33
BAB V TUGAS KHUSUS................................................................41
5.1 Proses Administrasi Dokumen Lingkungan di KLH Kota Batu
....................................................................................................42
5.2 Pengawasan yang Dilakukan oleh Pemerintah Kota Batu
dalam Pelaksanaan AMDAL dan UKL-UPL di Suatu
Perusahaan dan Pelaku usaha..............................................46
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................49
6.1 Kesimpulan.................................................................................49
6.2 Saran Berdasarkan Kegiatan Praktek Kerja Lapang............49
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................51
LAMPIRAN........................................................................................53

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Time Sheet PKL.......................................................13


Tabel 4.1 Perumusan visi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu
.................................................................................18
Tabel 4.2 Penyusunan Penjelasan Visi Kantor Lingkungan
Hidup Kota...............................................................19
Tabel 4.3 Penentuan Alternatif Strategi Pencapaian Indikator
Sasaran Terciptanya Kualitas Lingkungan Hidup dan
Sumber Daya Alam yang Lebih Baik........................29

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta KLH Kota Batu.............................................16


Gambar 4.2 Stuktur Organisasi Kantor Lingkungan Hidup Kota
Batu.....................................................................21
Gambar 4.3 Kegiatan di Bank Sampah....................................35
Gambar 4.4 Sosialisasi Bank Sampah Kelurahan Temas........36
Gambar 4.5 Kegiatan penilaian desa BERSERI Jawa Timur
Tahun 2016.........................................................37
Gambar 4.6 Kegiatan Sosialisasi Publik AMDAL DINOPARK. 38
Gambar 4.7 Sidang UKL-UPL untuk Usaha atau kegiatan Tidak
Wajib AMDAL......................................................39
Gambar 5.1 Proses Administrasi Dokumen Lingkungan di KLH
Kota Batu.............................................................42

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 13


Tahun 2010.........................................................53
Lampiran 2 Perumusan Perwujudan Visi................................73
Lampiran 3 Perumusan Misi....................................................77
Lampiran 4 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu....................79
Lampiran 5 Penentuan Alternatif Kantor Lingkungan Hidup Kota
Batu.....................................................................89
Lampiran 6 Tujuan,Sasaran,Strategi dan Kebijakan Kantor
Lingkungan Hidup Kota Batu...............................97
Lampiran 7 Jenis-jenis Sampah dan Harga Satuan..............103
Lampiran 8 Keterangan Rencana Kota dari BPM..................105
Lampiran 9 Formulir Informai Rincian Awal Kegiatan............107
Lampiran 10 Surat Permohonan Pemeriksaan Dokumen UKL-
UPL...................................................................109
Lampiran 11 Surat Rekomendasi Persetujuan UKL UPL dari
BPM...................................................................111

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pencemaran lingkungan yang semakin lama semakin
meningkat mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan .
Penurunan kualitas lingkungan Kota Batu, disebabkan oleh
beberapa hal seperti pembangunan hotel,villa dan taman wisata
. Berdasarkan UU no. 32 tahun 2009, maka diwajibkan upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai
penerapan upaya pembangunan berkelanjutan.
Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, maka
pemerintah Kota Batu mempunyai kebijakan di bidang
lingkungan hidup. Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk
meminimalisasi dampak negatif yang timbul dari suatu kegiatan
atau industri akan diberlakukan kewajiban dalam penyusunan
studi kelayakan lingkungan berupa penyusunan dokumen
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) atau UKL
UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan) bagi pemrakarsa kegiatan. Kedua studi tersebut
merupakan studi kelayakan lingkungan yang harus dibuat oleh
pemrakarasa kegiatan atau usaha yang baru atau belum
beroperasi, sehingga melalui dokumen ini dapat diperkirakan
dampak positif dan dampak negatif yang akan timbul dari suatu
kegiatan sehingga semua dampak yang timbul dapat dikelola.
Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu merupakan instansi
pemerintah di Kota Batu yang berperan penting dalam
pengendalian lingkungan akibat suatu dampak kegiatan atau
usaha.

1
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari kegiatan praktek kerja
lapang ini yaitu:
1) memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan jenjang
pendidikan S1 di JurusanKeteknikan Pertanian Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya,
2) mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima
selama perkuliahan dengan realitas yang ada di lapangan,
3) menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa
mengenai kondisi yang sebenarnya di lapangan serta
mengalami pengalaman praktis dan alternatif penyelesaian.

1.2.2 Tujuan khusus


Adapun tujuan khusus dari kegiatan praktek kerja
lapang ini yaitu:
1) mengetahui gambaran umum kondisi Kantor Lingkungan
Hidup (KLH) Kota Batu,
2) mengetahui dan memahami pengawasan perizinan
pelaksanaan UKL/UPL dan AMDAL di Kantor Lingkungan
Hidup (KLH) Kota Batu.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangunan Berkelanjutan


Menurut World Comission on Environment and
Development (1987), Pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri. Gagasan Pembangunan
berkelanjutan atau dikenal juga dengan pembangunan
berwawasan lingkungan secara bertahap mulai dimasukkan
kedalam kebijakan dan perencanaan pembangunan nasional.
Hal tersebut terdapat dalam Undang – Undang Nomor 4 Tahun
1982 tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang selanjutnya direvisi dengan Undang –
Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Menurut Hadi (2001), Pembangunan berwawasan
lingkungan menghendaki syarat-syarat,pembangunan itu sarat
dengan nilai, dalam arti bahwa ia harus diorientasikan untuk
mencapai tujuan ekologis, sosial dan ekonomi. Pembangunan
itu membutuhkan perencanaan dan pengawasan yang seksama
pada semua tingkatan. Pembangunan itu menghendaki
pertumbuhan kualitatif setiap individu dan masyarakat.
Pembangunan membutuhkan pengertian dan dukungan semua
pihak bagi terselenggaranya keputusan yang demokratis.
Pembangunan membutuhkan suasana terbuka, jujur dan semua
yang terlibat senantiasa memperoleh informasi yang aktual.

3
2.2 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
2.2.1 Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut
UKL-UPL adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap
Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak berdampak penting
terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha
dan/atau Kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012
Tentang Izin Lingkungan).
Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus
melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya
pemantauan lingkungan. Kewajiban UKL-UPL diberlakukan
bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan
dampak kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang
tersedia. UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan
lingkungan hidup untuk pengambilan keputusan dan dasar
untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan/atau kegiatan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) diwajibkan pula bagi usaha
dan/atau kegiatan yang telah berjalan namun belum memiliki
UKL-UPL. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) dibuat untuk proyek-proyek
yang dampak lingkungannya dapat diatasi, skala
pengendaliannya kecil dan tidak kompleks.

2.2.2 Tujuan Penyusunan AMDAL dan UKL UPL


Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah
terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan
terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka sejak
awal perencanaan sudah harus memperkirakan perubahan
kondisi lingkungan baik yang positif maupun yang negatif,
dengan demikian dapat dipersiapkan langkah-langkah
pengelolaannya, cara untuk mengkaji perubahan kondisi
tersebut melalui studi AMDAL. Bagi usaha atau kegiatan yang
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
4
hidup harus ditambahkan dengan studi kelayakan lingkungan
dengan penyususnan dokumen AMDAL. Oleh karena itu
AMDAL sudah harus disusun dan mendapatkan persetujuan
sebelum kegiatan konstruksi pembangunan dilaksanakan.
Untuk usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak tidak
terlalu besar juga perlu ditambahkan studi kelayakan
lingkungan dengan penyusunan dokumen UKL UPL.

2.2.3 Perbedaan Izin Lingkungan UKL/UPL dan AMDAL


Sebelum melakukan kegiatan usaha, setiap industri wajib
untuk membuat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup) atau UKL/UPL (Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan) berdasarkan
Peraturan Pemerintah No.27 tahun 2012 tentang izin
lingkungan. Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada
setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang
wajib AMDAL atau UKL/UPL dalam rangka perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh
izin usaha dan/atau kegiatan.
Izin Lingkungan diperoleh melalui tahapan kegiatan yang
meliputi, penyusunan AMDAL dan UKL/UPL,Penilaian AMDAL
dan pemeriksaan UKL/UPL, dan permohonan dan penerbitan
izin lingkungan.
Dokumen AMDAL merupakan instrumen pengelola
lingkungan yang wajib disusun oleh penyelenggara
kegiatan/usaha yang melakukan kegiatan/usaha yang
termasuk dalam daftar wajib AMDAL, seperti diatur pada
keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.05 tahun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi AMDAL.
Dampak lingkungan yang dapat terjadi tetap perlu
dikelola untuk menjamin terlaksananya pengelolaan
lingkungan yang baik. Oleh karena itu, dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, diatur
bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk
dalam kriteria wajib AMDAL wajib memiliki UKL dan UPL.
5
Perbedaannya adalah izin lingkungan melingkupi UKL/UPL
dan AMDAL, dan diperoleh setelah mengajukan AMDAL atau
UKL/UPL, sedangkan AMDAL melingkupi KA-ANDAL dan
RKL/RPL. Dokumen AMDAL wajib disusun jika kegiatan/usaha
termasuk dalam daftar wajib AMDAL, jika tidak termasuk,
maka diwajibkan menyusun UKL/UPL.
Badan Lingkungn Hidup memiliki peranan dan fungsi
dalam kegiatan AMDAL dan UKL/UPL antara lain, penilai
AMDAL bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan hidup di daerah, sesuai
dengan standar, norma dan prosedur yang ditetapkan oleh
pemerintah, pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup bagi jenis usaha dan/atau
kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL, pengawasan
terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup bagi seluruh jenis usaha dan/atau kegiatan
diluar usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL,
penilaian AMDAL bagi jenis usaha dan atau kegiatan yang
mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup di provinsi,
sesuai dengan standar, norma dan prosedur yang ditetapkan
oleh pemerintah, pembinaan dan pengawasan terhadap
penilaian AMDAL di Kabupaten /Kota, pengawasan terhadap
pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
bagi jenis usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi
AMDAL dalam wilayah Provinsi dan yang dilakukan oleh
Kabupaten/Kota, pemberian rekomendasi Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup (UPL), pembinaan terhadap pelaksanaan pemberian
rekomendasi UKL/UPL yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota
dalam wilayah Provinsi.
Kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak
penting yang wajib dilengkapi dengan AMDAL diantaranya,
pengubahan bentuk lahan dan bentang alam, eksploitasi
sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak
terbarukan, proses dan kegiatan yang secara potensial dapat
menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup serta pemborosan sumber daya alam dalam
pemanfaatannya, proses dan kegiatan yang hasilnya dapat
6
mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta
lingkungan sosial budaya, proses dan kegiatan yang hasilnya
akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber
daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya, introduksi
jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik, pembuatan
dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati, kegiatan yang
mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan
negara; dan/atau, penerapan teknologi yang diperkirakan
mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan
hidup.
Dalam PERMEN-LH No 11 Tahun 2006, ada kegiatan
yang juga berdampak penting namun tidak dikenakan wajib
Amdal karena dampaknya tidak terlalu besar bagi lingkungan,
nanti diwajibkan UKL-UPL. Dalam UKL-UPL, pemrakarsa wajib
mengelola dampak negatif dari proyek yang sedang
dilaksanakan baik lingkungan maupun sosial. Sedangkan
kegiatan-kegiatan berskala kecil yang tidak diwajibkan UKL-
UPL, wajib membuat surat peryataan kesanggupan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Hal tersebut
diatur dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup.
Dokumen AMDAL terdiri dari empat dokumen berbeda
yang merupakan satu kesatuan, dan dibuat secara
berkesinambungan antara satu dengan lainnya. Keempat
dokumen AMDAL yaitu, Kerangka Acuan (KA) ANDAL,
ANDAL, RKL, dan RPL diajukan bersama-sama untuk dinilai
oleh Komisi Penilai. Hasil penilaian kemudian yang
menentukan kelayakan rencana usaha dan/atau kegiatan dan
menentukan rekomendasi untuk pemberian ijin.

A. Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL)


Kerangka acuan ANDAL (KA-ANDAL) disusun paling awal
sebelum dokumen-dokumen AMDAL lainnya.Hasil
pembuatan KA-ANDAL akan digunakan sebagai rujukan
penting bagi pemrakarsa dan penyusun AMDAL kedalaman
studi ANDAL yang dilakukan.

7
B. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) memuat beberapa
hal antara lain, masukan penting yang bermanfaat bagi
pengambilan keputusan, perencana, dan pengelola rencana
usaha dan/atau kegiatan, rencana usaha, proyek, atau
kegiatan dengan kemungkinan dampak besar, keterangan
mengenai kemungkinan adanya kesenjangan informasi
serta berbagai kekurangan dan keterbatasan yang dihadapi
selama penyusunan ANDAL.
C. Penyusunan rencana pengelolaan Iingkungan hidup (RKL).
Upaya pengelolaan lingkungan hidup mencakup empat
kelompok aktivitas diantaranya, pengelolaan lingkungan
yang bertujuan untuk mencegah dampak negatif lingkungan
hidup melalui langkah alternatif, tata letak lokasi, dan
rancangan pembangunan usaha dan/atau kegiatan agar
tidak merusak lingkungan setempat, pengelolaan
lingkungan hidup yang bertujuan untuk rnenanggulangi,
meminimalisasi atau mengendalikan dampak negatif, baik
yang timbul di saat usaha dan/atau kegiatan berjalan
sampai saat usaha dan/atau kegiatan berakhir, pengelolaan
lingkungan hidup yang bersifat meningkatkan dampak
positif sehingga dampak tersebut dapat menimbulkan
manfaat yang lebih besar baik kepada pemrakarsa maupun
pihak lain terutama masyarakat, pengelolaan lingkungan
hidup yang bersifat memberikan pertimbangan secara
ekonomi lingkungan sebagai dasar untuk memberikan
kompensasi atas berkurangnya, rusak, atau hilangnya
sumber daya yang tidak dapat diperbaharui.
D. Penyusunan dokumen pemantauan lingkungan hidup
(RPL). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan dokumen RPL yaitu,komponen lingkungan
hidup yang dipantau hanyalah yang mengalami perubahan
mendasar atau yang terkena dampak besar dan penting,
keterkaitan antara dokumen ANDAL, RKL dan RPL,
pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab
dampak dan/atau terhadap komponen atau parameter
lingkungan yang terkena dampak, pemantauan lingkungan
hidup harus layak secara ekonomi, aspek-aspek yang perlu
dipantau mencakup jenis data yang dikumpulkan, lokasi
8
pemantauan, frekuensi dan jangka waktu pemantauan,
metode pengumpulan data dan metode analisis data yang
dibutuhkan, dokumen RPL perlu memuat tentang
kelembagaan independen yang rnelakukan pemantauan
lingkungan hidup.
UKL/UPL berisi tentang pengelolaan dan pemantauan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak
penting (Usaha / kegiatan yang tidak wajib AMDAL )  terhadap
lingkungan hidup yang diperlukan bagi  proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Dasar hukum UKL/ UPL adalah Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup nomor 13 tahun 2010. Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup nomor 13 tahun 2010 dapat dilihat
pada Lampiran 1.

9
10
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang yang dilaksanakan
oleh mahasiswa bertempat di Kantor Lingkungan Hidup (KLH)
Kota Batu, Jawa Timur. Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota
Batu ini berlokasi di Jalan Samadi nomor I/II Kota Batu yang
dimulai tanggal 18 Januari hingga 18 Februari 2016.

3.2 Pengumpulan Data


Data yang diperoleh berupa data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan
langsung dari sumbernya yang dapat diperoleh dari kegiatan
observasi yaitu, Pengamatan dan peninjauan secara
langsung pada obyek kegiatan diperlukan untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya dan survey ke lokasi pengawasan
dan pengendalian pencemaran oleh Kantor Lingkungan
Hidup (KLH) Kota Batu; dan wawancara yaitu dilakukan
dengan tanya jawab secara langsung dengan pembimbing
lapang dan para pekerja yang ada di lokasi mengenai sarana
dan prasarana serta kegiatan operasional Kantor Lingkungan
Hidup (KLH) Kota Batu.
Sedangkan data sekunder berupa data yang diperoleh
dari berbagai sumber yang telah ada, data ini dapat diperoleh
dari kegiatan dokumentasi yaitu dilakukan dengan cara
pencarian dan pengumpulan dokumen-dokumen, laporan-
laporan, dan buku-buku yang berhubungan dengan obyek
pembahasan. Data- data yang dikumpulkan antara lain :
sejarah KLH, ketenagakerjaan, struktur organisasi, diagram
alir proses. studi kepustakaan; dan kegiatan studi
kepustakaan yaitu dilakukan dengan bantuan dari
bermacam-macam sumber pustaka. Teknik ini dimaksudkan
untuk membandingkan hasil yang diperoleh selama

11
pelaksanaan Praktek Kerja Lapang dengan pencarian
berbagai literatur yang berhubungan dengan obyek
pembahasan melalui perpustakaan.

3.3 Jadwal Pelaksanaan PKL


Praktek kerja lapang yang dilakukan mulai dari bulan
Januari sampai bulan Februari. Jadwal kegiatan ini disusun
untuk mempermudah pelaksanaan Praktek Kerja Lapang.
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Kantor Lingkungan
Hidup (KLH) Kota Batu dapat dilihat pada Tabel 3.1.

12
Tabel 3.1 Time Sheet Kegiatan PKL
Tanggal Kegiatan
18-01-2016 Pengenalan Bank Sampah dan Pemilahan
Sampah di Bank Sampah ELHA
19-01-2016 Studi Pustaka Dokumen UKL-UPL
20-01-2016 Penilaian Desa Berseri Jawa Timur, BLH Jawa
Timur
21-01-2016 Pembuatan Ikhtisar Kerja Tahun 2015
22-01-2016 Pembuatan Jadwal Bukaan Bank Sampah
ELHA
25-01-2016 Pengujian Kualitas Air
26-01-2016 Perekapan Data Bank Sampah ELHA
27-01-2016 Perekapan Data Bank Sampah ELHA
28-01-2016 Sosialisasi Bank Sampah di Desa Bumiaji
29-01-2016 Studi Pustaka Dokumen UKL-UPL
1-02-2016 Studi Pustaka Dokumen UKL-UPL
2-02-2016 Pembukaan Bank Sampah Sisir
3-02-2016 Persiapan Sidang UKL-UPL
4-02-2016 Sidang UKL-UPL Ruko
5-02-2015 Sidang UKL UPL Hartini’s Farm
9-02-2016 Sidang UKL UPL Villa
10-02-2016 Sidang UKL UPL Dezzava
11-02-2016 Jadwal Buka Bank Sampah eLHa
12-02-2016 Studi Pustaka Dokumen UKL-UPL
15-02-2016 Diskusi Mengenai Prosedur Pelaksanaan UKL-
UPL
16-02-2016 Pembuatan Brosur Bank Sampah ELHA
17-02-2016 Pemantauan IPAL Tahu Tempe Desa Beji
18-02-2016 Penutupan PKL

13
14
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Geografis Kota Batu


Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu terletak di Kota
Batu, Jawa Timur. Secara geografis, Kota Batu terletak pada
posisi 112º17’10,90” - 122º57’11” Bujur Timur dan 7º44’55,11” -
8º26’35,45 Lintang Selatan. Batas wilayah Kota Batu yaitu :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan
Kabupaten Pasuruan. Sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Karangploso dan Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Wagir,
Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar. Sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Kota
Batu terletak sekitar 100 km dari Kota Surabaya dan 15 km dari
Kota Malang, serta berada di jalur Malang-Kediri dan Malang-
Jombang.
Keadaan geologi/tanah di Kota Batu dipengaruhi oleh
daerah pegunungan yang mengelilinginya. Struktur tanah di
Kota Batu merupakan wilayah yang subur untuk pertanian
karena jenis tanahnya merupakan endapan dari sederetan
gunung yang mengelilingi Kota Batu. Jenis tanah yang berada di
Kota Batu sebagian besar merupakan andosol, selanjutnya
secara berurutan kambisol, latosol dan aluvial. Tanahnya
berupa tanah mekanis yang banyak mengandung mineral yang
berasal dari ledakan gunung berapi. Sifat tanah semacam ini
mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi sehingga sebagian
besar penduduknya bekerja sebagai petani di mana hasil
pertanian utama dari Kota Batu adalah buah, bunga dan sayur–
mayur. Hasil perkebunan andalan yang menjadi komoditi utama
dari Kota Batu adalah buah apel.
Keadaan klimatologi di Kota Batu, sebagai daerah yang
topografinya sebagian besar wilayah perbukitan, menjadikan
Kota Batu terkenal sebagai daerah dingin. Kota Batu memiliki
suhu minimum 17,9 – 20,6 C dan suhu maksimum 25,2-27,9 C.
Kondisi perbukitan dan pegunungan dengan pemandangan

15
alam yang indah serta udara yang sejuk dan dingin di Kota Batu
mendukung sebagai daerah wisata.
Kota Batu merupakan daerah perbukitan dan
pegunungan dengan keadaan topografi Kota Batu berupa bukit,
gunung, jurang terjal dan daerah dataran. Ketinggian daerah di
Kota Batu antara 600 DPL s/d > 3000 DPL (di atas permukaan
laut) (curam). Diantara gunung-gunung yang ada di Kota Batu,
ada tiga gunung yang dikenal, yaitu Gunung Panderman (2.010
meter), Gunung Welirang (3.156 meter), dan Gunung Arjuno
(3.339 meter). Kawasan hutan lindung berfungsi memberikan
perlindungan bagi kawasan sekitarnya dan bawahnya sebagai
pengatur tata air, pencegah erosi dan banjir, menjadi
penyangga kehidupan dan tidak dapat dialihkan
peruntukkannya.
Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu berada di Jalan
Samadi nomor I/II, Kota Batu. Letak KLH Kota Batu dapat
dilihat pada Gambar 4.1

[Blok Office]
KLH Kota
Batu

`
Gambar 4.1. Peta KLH Kota Batu

16
4.2 Visi dan Misi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu
Perumusan Visi Kantor Lingkungan Hidup mengacu
pada Visi Kepala Daerah Kota Batu Periode 2012 – 2017. Visi
Kantor Lingkungan Hidup merupakan cita-cita yang ingin dicapai
dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup khususnya di Kota
Batu. Adapun Visi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu adalah
“Kota Batu Lestari Lingkungan Dan Sumber Daya Alamnya”.
Misi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu merupakan
penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan untuk mewujudkan
cita-cita 5 ( lima ) tahun ke depan. Misi Kantor Lingkungan
Hidup Kota Batu antara lain, Mengendalikan pencemaran dan
perusakan lingkungan dan sumber daya alam; Menjaga
kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam;
Mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola lingkungan
hidup dan sumber daya alam; Meningkatkan kualitas dan akses
informasi Lingkungan Hidup dan sumber daya alam; Menjaga
lingkungan dan sumber daya alam terhadap perubahan iklim.
Penjabaran tentang perumusan visi Kantor Lingkungan
Hidup Kota Batu dapat dilihat pada Tabel 4.1. Perumusan
perwujudan visi membahas tentang isu strategis di Kota Batu
dan permasalahan – permasalahan lingkungan hidup di Kota
Batu. Perumusan peruwujudan visi terlampir pada Lampiran 2.

17
Tabel 4.1 Perumusan Visi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu
No Perwujudan Visi Pokok – pokok Visi Pernyataan
Visi
1 Kurang tegasnya Pengendalian terhadap
tindakan terhadap pencemaran dan
pelaku pencemaran perusakan sumber daya
lingkungan alam
2 Kurangnya Terwujudnya koordinasi
koordinasi antar antara instansi dengan
instansi terhadap masyarakat terhadap
penanganan pelestarian lingkungan
pencemaran dan
pelestarian Kota Batu
lingkungan lestari
3 Terbatasnya Kantor Peran serta masyarakat lingkungan dan
Lingkungan Hidup dalam pembangunan sumber daya
terhadap pelaku yang berkelanjutan di alamnya
pencemaran bidang pengelolaan
lingkungan lingkungan hidup dan
sumber daya alam
4 Belum adanya Mewujudkan kualitas
teknologi informasi dan akses informasi
tentang masalah lingkungan hidup dan
pencemaran sumber daya alam
lingkungan
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu

Penjabaran tentang Penyusunan Penjelasan Visi Kantor


Lingkungan Hidup Kota Batu dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Penjelasan Visi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu membahas
tentang permasalahan lingkungan hidup dan penyelesaiannya
melalui misi. Perumusan Misi Kantor Lingkungan Hidup Kota
Batu dapat dilihat pada Lampiran 3.

18
Tabel 4.2 Penyusunan Penjelasan Visi Kantor Lingkungan Hidup
Kota Batu
Visi Pokok – pokok Visi Penjelasan Visi
Pengendalian terhadap Mengendalikan
pencemaran dan lingkungan terhadap
perusakan sumber daya pencemaran dan
alam perusakan lingkungan
hidup

Terwujudnya koordinasi Adanya koordinasi antara


antara instansi dengan instansi dengan
masyarakat terhadap masyarakat sehingga
pelestarian lingkungan adanya pemahaman
masyarakat terhadap
Kota Batu
pelestarian lingkungan
lestari
lingkungan
Peran serta masyarakat Pengelolaan lingkungan
dan sumber
dalam pembangunan hidup dan sumber daya
daya alamnya
yang berkelanjutan di alam yang saling
bidang pengelolaan berkaitan dengan
lingkungan hidup dan pembangunan di perlukan
sumber daya alam peran serta masyarakat

Mewujudkan kualitas Perlunya akses informasi


dan akses informasi lingkungan hidup dan
lingkungan hidup dan sumber daya alam
sumber daya alam sehingga bisa
mewujudkan kualitas
masyarakat
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu

4.3 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kantor


Lingkungan Hidup
Tujuan merupakan penjabaran misi yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan Visi Kantor Lingkungan Hidup
yang telah ditetapkan. Tujuan yang hendak dicapai Kantor
Lingkungan Hidup Kota Batu adalah terkendalinya pencemaran
dan perusakan lingkungan hidup untuk mewujudkan ketahanan
ekologi Kota Batu, terwujudnya kelestarian lingkungan hidup
19
dan sumber daya alam, mewujudkan pemberdayaan
masyarakat yang mengupayakan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dan sumber daya alam, optimalisasi kualitas
dan akses informasi lingkungan hidup dan sumber daya alam
serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan sumber daya
alam.
Sasaran yang ingin dicapai dalam Kantor Lingkungan
Hidup pada 5 (lima) tahun kedepan (2012 – 2017 ) adalah
terwujudnya eksistensi lingkungan hidup dan sumber daya
alam; terciptanya kualitas lingkungan hidup dan sumber daya
alam yang lebih baik; terlindunginya fungsi lingkungan hidup
dan sumber daya alam melalui penguatan regulasi; tercapainya
keseimbangan dalam upaya pemanfaatan dan pelestarian
lingkungan Hidup dan sumber daya alam; terlaksananya upaya
konservasi dalam rangka penyelamatan hulu DAS Brantas
sebagai daerah penyangga; terpantaunya kondisi kualitas air
Sungai Brantas; terciptanya peningkatan tindak lanjut
pengawasan, pengendalian, pemantauan dan pemulihan serta
pengawasan kualitas lingkungan dan sumber daya alam;
terciptanya peningkatan tindak lanjut pembinaan teknis evaluasi
AMDAL; terwujudnya hubungan yang serasi antara masyarakat,
lingkungan dan sumber daya alam; terwujudnya partisipasi
masyarakat dalam upaya pengelolaan dan pelestarian
lingkungan hidup dan sumber daya alam; terciptanya inovasi
dan teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah;
terciptanya peningkatan kualitas kinerja sumber daya manusia
aparatur pemerintah bidang lingkungan hidup dan sumber daya
alam; terciptanya kualitas sumber daya manusia yaitu aparatur
pemerintah yang bersih dan berwibawa. Rumusan pernyataan
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kantor Lingkungan
Hidup Kota Batu dapat di lihat pada Lampiran 4.

20
4.4 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kantor
Lingkungan Hidup
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4
tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Lembaga
Teknis Daerah Kota Batu. Susunan Organisasi Kantor
Lingkungan Hidup terdiri, Kepala Kantor, Sub Bagian Tata
Usaha, Seksi Analisa Dampak Lingkungan, Seksi Pemantauan,
Pemulihan dan Pengembangan Kapasitas, Seksi Pengawasan
dan Pengendalian Lingkungan Hidup
Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh Kepala Sub
Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi membawahi seksi yang
ada di Kantor Lingkungan Hidup yang dalam melaksanakan
tugas berada di bawah dan bertanggung jawab terhadap Kepala
Kantor. Struktur organisasi Kantor Lingkungan Hidup (KLH)
Kota Batu dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Kepala Kantor
Hari Santoso, SH

Kassubag TU
Pancaningtyas Hp,
SH

Staf

Kasi Andal Kasi Wasdal Kasi P3K


Joko Santoso, S.Pi Wahyu Sri Muhammad
Prihantono, SP Attar, S.Hut

Staf Staf Staf

Gambar 4.2 Struktur Organisasi KLH Kota Batu

21
a. Kepala Kantor
Kepala Kantor mempunyai tugas merencanakan,
merumuskan kebijakan, membina administrasi dan teknis,
mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi
penyelenggaraan program dan kegiatan di bidang
lingkungan hidup.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Kepala
Kantor menyelenggarakan fungsi: Perumusan kebijakan,
pengendalian, evaluasi rencana strategis, dan rencana
kerja di bidang lingkungan hidup; Perumusan dan
penetapan pedoman teknis pelaksanaan kegiatan di bidang
lingkungan hidup; Perencanaan dan pengendalian
anggaran; Pengendalian urusan administrasi Kantor;
Perumusan dan penetapan kebijakan Standart Operational
Procedure (SOP), Target capaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP) dan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM ) bidang lingkungan
hidup; Pengendalian di bidang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, pemantauan, pemulihan, dan pengembangan
kapasitas lingkungan hidup; Pelaksanaan koordinasi dan
kerjasama fasilitasi bidang lingkungan hidup dengan Satuan
Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah
dan instansi terkait; Pengendalian terhadap pelaksanaan
program dan kegiatan kantor; Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub Bagian Tata Usaha


Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaporan program,
ketatalaksanaan, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, kehumasan, kerumahtanggaan,
perpustakaan dan kearsipan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Sub
Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : Penyusunan
rencana program kegiatan sub bagian; Penyusunan
Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja),
Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA); Penyusunan Standart Operational
22
Procedure (SOP), target capaian Standar Pelayanan
minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP), dan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM); Pengelolaan
administrasi umum, ketatalaksanaan, kearsipan,
perpustakaan, kehumasan, keprotokolan, rumah tangga,
dan perlengkapan kantor; Pengelolaan administrasi
kepegawaian; Pengelolaan administrasi keuangan;
Pengelolaan invetarisasi barang milik daerah; Pengelolaan
data informasi perkembangan pelayanan publik secara
berkala melalui web site Pemerintah Daerah; Penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Kantor; Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub
Bagian; dan Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Seksi Analisa Dampak Lingkungan


Seksi Analisa Dampak Lingkungan mempunyai tugas
menyusun rencana, menilai, mengolah, membina,
mengendalikan, dan mengevaluasi mengenai dampak
pemanfaatan lingkungan. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud Seksi Analisa Dampak Lingkungan
menyelenggarakan fungsi : Penyusunan rencana program
kegiatan Seksi; Pendataan dan pemetaan data informasi
kegiatan usaha atau kegiatan yang diperkirakan membawa
dampak terhadap komponen lingkungan hidup melalui
penapisan dan pelingkupan; Penilaian Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan bagi jenis usaha dan/atau kegiatan
yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan
hidup sesuai dengan standar, norma dan prosedur yang
ditetapkan oleh pemerintah; Penilaian dokumen Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL), dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) atau dokumen
lingkungan hidup lainnya; Pengolahan rekomendasi Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL); Pelaksanaan monitoring pengelolaan
lingkungan hidup bagi jenis usaha, kegiatan di luar usaha,
dan kegiatan yang wajib dilengkapi Dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan; Pengembangan perangkat
23
ekonomi lingkungan; Pengembangan instrumen ekonomi
dalam rangka pelestarian lingkungan hidup; Pembinaan dan
monitoring penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI);
Pengendalian tata ruang pengelolaan lingkungan hidup
terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan;
Pengelolaan sistem manajemen lingkungan ekolabel,
produksi bersih, dan teknologi ramah lingkungan;
Penyusunan kajian isu lingkungan potensial dan Kajian
Lingkungan Strategis (KLS); Pelaksanaan monitoring dan
evaluasi kegiatan Seksi; dan Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

d. Seksi Pemantauan, Pemulihan dan Pengembangan


Kapasitas
Seksi Pemantauan, Pemulihan dan Pengembangan
Kapasitas mempunyai tugas menyusun rencana, kajian
upaya pemulihan, pemantauan, dan pengembangan
kapasitas lingkungan hidup. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud Seksi Pemantauan, Pemulihan dan
Pengembangan Kapasitas menyelenggarakan fungsi :
Penyusunan rencana program kegiatan Seksi; Pendataan
dan pemetaan data informasi kawasan rawan kerusakan
lingkungan; Pemantauan dan monitoring kegiatan
konservasi dan rehabilitasi sumber daya alam; Pelaksanaan
kajian pelestarian dan penganekaragaman sumber daya
alam; Pemantauan dan monitoring lokasi rawan pencemaran
atau kerusakan tanah akibat kegiatan produksi biomassa;
Pengembangan manajemen sistem informasi lingkungan;
Pelaksanaan kajian pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan; Pembinaan teknis partisipasi masyarakat,
lembaga non-pemerintah, dan swasta dalam pelestarian
lingkungan hidup; Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kegiatan Seksi; dan Pelaksanaan tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya.

24
e. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup
Seksi Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup
mempunyai tugas menyusun rencana, mengelola, mengkaji,
membina, dan mengendalikan upaya mengatasi
pencemaran air dan badan air, tanah, udara dan kerusakan
lingkungan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud, Seksi Pengawasan dan Pengendalian
Lingkungan Hidup mempunyai fungsi : Penyusunan rencana
program kegiatan Seksi; Pengendalian Pengolahan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sebagai akibat proses
produksi; Pengelolaan laboratorium lingkungan; Penyusunan
kajian adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dan
perlindungan atmosfir; Penetapan kelas air skala daerah;
Pemantauan dan monitoring kualitas air, udara, dan tanah
pada lokasi tertentu secara berkala; Penyusunan kajian
upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup; Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan
Seksi; dan Pelaksanaan tugas lain
yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

4.5 Strategi, Kebijakan, Program Dan Kegiatan Kantor


Lingkungan Hidup Kota Batu Tahun 2012 – 2017
Rencana Strategis (RENSTRA) Kantor Lingkungan
Hidup Tahun 2012-2017 merupakan acuan bagi kebijakan,
program dan kegiatan untuk pencapaian visi misi Kantor
Lingkungan Hidup. Agar pencapaiannya teroganisir disusun
penjabaran misi dengan merumuskan tujuan untuk mengetahui
apa yang harus dilaksanakan sesuai dengan sumber daya dan
kemampuan yang dimiliki serta arah kebijakan yang akan
diambil. Tujuan – tujuan tersebut antara lain : Terkendalinya
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup untuk
mewujudkan ketahanan ekologi Kota Batu, Terwujudnya
kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam,
Mewujudkan pemberdayaan masyarakat yang mengupayakan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber

25
daya alam, Optimalisasi kualitas dan akses informasi lingkungan
hidup dan sumber daya alam. Meningkatkan kualitas lingkungan
hidup dan sumber daya alam.
Berdasarkan tujuan yang ada maka dirumuskan strategi,
kebijakan, program dan kegiatan Kantor Lingkungan Hidup.

4.5.1 Strategi
Strategi dalam pembangunan lingkungan hidup pada
Tahun 2016 yaitu, menguatkan sistem pengelolaan lingkungan
hidup dan sumber daya alam. Meningkatkan kinerja aparatur
yang menangani masalah lingkungan hidup dan sumber daya
alam. Mengikutsertakan masyarakat dalam menjaga lingkungan
hidup dan sumber daya alam. Menjaga konsistensi penegakan
hukum atas pengendalian kualitas lingkungan hidup dan sumber
daya alam. Memulihkan kondisi sumber daya alam dan
lingkungan hidup terutamakawasan lindung, sumber mata air,
daerah aliran sungai, dan air bawah tanah. Mengelola kawasan
di sekitar mata air untuk melindungi kuantitas debit air dan
kualitas air. Mengadakan penyuluhan terhadap masyarakat luas
mengenai lingkungan hidup sumber daya alam yang dilakukan
baik melalui forum formal maupun informal. Mengembangkan
kemitraan dengan masyarakat dalam mengelola lingkungan
sumber daya alam. Menerapkan teknologi ramah lingkungan.
Menerapkan pola 3R. Melakukan tindakan tegas terhadap
pelanggaran aspek-aspek hukum terhadap lingkungan dan
sumber daya alam. Mengembangkan kualitas dan akses
informasi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam.

4.5.2 Kebijakan
Untuk mendukung tujuan dan strategi Renja maka
kebijakan Renja Kantor Lingkungan Hidup Tahun 2016 yaitu :
Peningkatan kinerja dan optimalnya pranata pengelolaan
lingkungan hidup dan sumber daya alam. Pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan yang semakin efektif
berbasis teknologi ramah lingkungan dengan cara menjaga
konsistensi upaya penegakan hukum dalam pengendalian
kualitas lingkungan, meningkatkan efektifitas upaya konservasi
26
dan pemulihan kualitas dan fungsi sumber daya alam dan
lingkungan hidup khususnya untuk kondisi kawasan lindung,
sumber mata air, daerah aliran sungai dan air bawah tanah.
Terciptanya keseimbangan antara ketersediaan sumber daya
alam dan pemanfaatannya serta terwujudnya pemanfaatan
ruang yang serasi dan berjalannya pengendalian pemanfaatan
ruang secara konsisten. Peran aktif dan kemitraan masyarakat
dalam pengelolaan lingkungan, serta berkembangnya
penerapan pendidikan lingkungan untuk semua kalangan baik
secara formal maupun non formal. Pengendalian pencemaran
dan kerusakan lingkungan dengan menerapkan teknologi ramah
lingkungan dan penerapan pola 3R. Pemulihan kualitas
lingkungan melalui rehabilitasi dan konservasi sumber daya
alam berupa hutan, sumber mata air, air permukaan, maupun
air tanah. Peningkatan kualitas dan akses informasi Lingkungan
Hidup dan Sumber Daya Alam. Melaksanakan upaya
pengurangan risiko bencana terutama pada aspek adaptasi
terhadap perubahan iklim.

4.5.3 Program dan Kegiatan


Program dan kegiatan Kantor Lingkungan Hidup
mengacu pada beberapa pendekatan permasalahan lingkungan
hidup di Kota Batu yaitu : Pencemaran Udara berkaitan dengan
besarnya kontribusi pencemaran dari kendaraan bermotor dan
terjadinya perubahan iklim akibat pemanasan global dan
kerusakan lapisan ozon. Limbah Cair Domestik berkaitan
dengan kepadatan hunian rumah tangga dan sistem teknologi
sanitasi. Penurunan Kualitas Lingkungan berkaitan dengan
menurunnya kualitas air, air sungai, mata air dan tanah.
Mengurangi kapasitas sampah dan menambah nilai guna
sampah organik. Limbah ternak berkaitan dengan jumlah ternak
dan pengelolaan limbah dengan teknologi ramah lingkungan.
Kebutuhan air dan pencemaran air berkaitan dengan
meningkatnya kebutuhan penggunaan sumber daya alam,
menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya kuantitas
sumberdaya air, menurunnya kualitas air akibat pencemaran air
dan menurunnya debit sumber mata air. Kemerosotan

27
Keanekaragaman Hayati berkaitan dengan perubahan lahan,
penebangan liar dan kerusakan ekosistem.

4.6 Prioritas Penyelesaian Masalah


Terdapat 2 (dua) prioritas dalam penentuan arah
kebijakan Kantor Lingkungan Hidup Tahun 2016 yaitu
Permasalahan umum dan prioritas penyelesaian masalah.
Permasalahan Umum yaitu semakin menurunnya kuantitas dan
kualitas lingkungan baik air, tanah dan udara; terjadinya
degradasi hutan dan lahan; perkembangnya industri pariwisata
yang mengeksploitasi sumberdaya alam; menurunnya kualitas
Daerah Aliran Sungai; meningkatnya volume sampah;
meningkatnya jumlah penduduk; meningkatnya masalah
pencemaran lingkungan dan penegakan hukum di bidang
lingkungan hidup yang belum dilaksanakan secara efektif dan
efisien.
Prioritas Masalah untuk penentuan arah kebijakan
Kantor Lingkungan Hidup yaitu penurunan kuantitas dan
kualitas lingkungan baik air, tanah dan udara; terjadinya
degradasi hutan dan lahan; berkembangnya industri pariwisata
yang mengeksploitasi sumberdaya alam; menurunnya kualitas
Daerah Aliran Sungai; meningkatnya volume sampah;
meningkatnya Jumlah penduduk; meningkatnya masalah
pencemaran lingkungan; meningkatnya pencemaran udara, air
dan tanah yang bersumber dari domestik, pariwisata, pertanian,
peternakan, industri kecil dan menengah; penegakan hukum di
bidang lingkungan hidup yang belum dilaksanakan secara
efektif dan efisien; rendahnya pemahaman masyarakat terhadap
pengelolaan Lingkungan Hidup

4.7 Rumusan Pernyataan Strategi dan Kebijakan Kantor


Lingkungan Hidup Dalam Lima Tahun Mendatang
Rumusan pernyataan strategis dan kebijakan Kantor
Lingkungan Hidup dalam lima tahun mendatang dibagi menjadi
penentuan alternatif strategis, tujuan, sasaaran dan kebijakan.
Penentuan Alternatif Strategi Pencapaian Indikator Sasaran

28
Terciptanya Kualitas Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam
yang lebih baik dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Penentuan Alternatif Strategi Pencapaian Indikator
Sasaran Terciptanya Kualitas Lingkungan Hidup dan
Sumber Daya Alam yang Lebih Baik
Peluang : Tantangan :
Faktor Adanya Kebijakan Meningkatnya masalah
Eksternal pemerintah pencemaran lingkungan
Faktor terhadap masalah
Internal lingkungan hidup

Kekuatan : Alternatif Strategi : Alternatif Strategi :


Peraturan Daerah Menguatkan sistem Melakukan tidakan tegas
Nomor 6 Tahun pengelolaan terhadap pelanggaran
2008 tentang lingkungan hidup aspek – aspek hukum
Susunan dan sumber daya terhadap lingkungan dan
Organisasi alam sumber daya alam
Pemerintah Daerah
Kantor Lingkungan
Hidup

Kelemahan : Alternatif Strategi : Alternatif Strategi :


Lemahnya Meningkatkan Mengadakan penyuluhan
koordinasi dengan kinerja aparatur terhadap masyarakat
instansi terkait yang menangani luas mengenai
masalah masalah lingkungan lingkungan hidup dan
lingkungan hidup hidup dan sumber sumber daya alm yang di
daya alam lakukan baik melalui
forum formal maupun
informal
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu

Penentuan Alternatif Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu


dapat dilihat pada Lampiran 5. Kemudian pada Tujuan,
Sasaran, Strategi dan Kebijakan KLH Kota Batu dapat dilihat
pada Lampiran 6.

29
4.8 Program Dan Kegiatan Kantor Lingkungan Hidup Kota
Batu Tahun 2016
Pembangunan Kota Batu berwawasan lingkungan
sebagaimana di wujudkan melalui program dan kegiatan yang
akan di laksanakan pada tahun 2016 yaitu :

A. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan


Persampahan
Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam
Pengelolaan Persampahan. Kegiatan ini bertujuan
memberikan pemahaman tentang pemilahan sampah
anorganik

B. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan


Lingkungan Hidup
Program pengendalian pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup memiliki beberapa kegiatan yaitu,
Kegiatan Koordinasi Penilaian Kota Sehat/ Adipura,
kegiatan ini bertujuan sebagai upaya pengelolaan
lingkungan hidup yang baik demi terciptanya lingkungan
yang lestari dengan mendorong pemerintah membangun
partisipasi aktif masyarakat melalui penghargaan Adipura
yang dapat memberikan nilai tambah bagi Kota Batu
sebagai Kota Pariwisata; Kegiatan Pemantauan Kualitas
Lingkungan, kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi
pelaksanaan pemantauan kualitas sumber air permukaan
sesuai peruntukannya sejauh mana pemenuhan kebutuhan
air masyarakat dapat di penuhi dengan kualitas yang
memadai sesuai dengan nilai-nilai dalam kelas air; Kegiatan
Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan
Hidup, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka melakukan
pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung jawab
usaha dan atau kegiatan terhadap ketentuan perijinan
lingkungan dan peraturan perundang–undangan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
sebagai standar pelayanan minimal.

30
Terdapat pula beberapa kegiatan lainnya yaitu, Kegiatan
Pengembangan Produksi Ramah Lingkungan, kegiatan ini
dilaksanakan dalam rangka memanfaatkan potensi limbah
cair dan limbah padat untuk dijadikan biogas sebagai bahan
bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak serta
mengurangi beban pencemaran terhadap lingkungan;
Kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam
Pengendalian Lingkungan Hidup, kegiatan ini dilaksanakan
agar masyarakat yang berperan aktif dalam pengendalian
lingkungan hidup; Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat
Atas Dugaan Pencemaran dan atau Kerusakan Lingkungan
Hidup, kegiatan ini meliputi pelayanan pengaduan
masyarakat atas dugaan pencemaran dan atau kerusakan
lingkungan hidup

C. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam


Kegiatan Konservasi Sumber Daya Air dan
Pengendalian Kerusakan Sumber–Sumber Air. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam rangka perlindungan dan penyelamatan
terhadap sumber mata air. Kegiatan Pengendalian Dampak
Perubahan Iklim.Kegiatan ini dilaksanakan untuk
meningkatkan kemampuan suatu wilayah dan masyarakat
dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Kegiatan
Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan
Sumber-sumber Air. Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan
menjaga dan meningkatkan debit sumber–sumber mata air
di Kota Batu sehingga mendukung kebutuhan air termasuk
kebutuhan air bagi sektor pertanian dan menambah daya
tarik wisata alam di Kota Batu. Kegiatan Peningkatan Peran
Serta Masyarakat Dalam Perlindungan dan Konservasi
Sumber Daya Alam. Kegiatan ini dilaksanakan dalam
rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan
kelestarian lingkungan hidup yang nantinya dapat
meningkatkan kualitas lingkungan di Kota Batu yang dapat
memberikan manfaat bagi pariwisata di Kota Batu.

D. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber


Daya Alam
31
Kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam
Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya
Alam.Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
peran serta masyarakat dalam rehabilitasi dan pemulihan
cadangan sumber daya alam

E. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber


Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Kegiatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang
Lingkungan Hidup (Adiwiyata). Kegiatan ini dilaksanakan
dalam rangka merubah pola pikir dan perilaku sejak usia dini
dalam upaya pelestarian lingkungan melalui program
Adiwiyata (sekolah peduli dan berbudaya lingkungan).
Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
(SLHD ). Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan menghimpun
berbagai informasi dan data baik dari SKPD di lingkungan
Pemerintah Kota Batu maupun Instansi vertikal terkait dan
menampilkannya dalam bentuk Laporan Status Lingkungan
Hidup sehingga dapat di akses masyarakat.

F. Program Peningkatan Pengendalian Polusi


Kegiatan Pengujian Emisi atau Polusi Udara Akibat
Aktivitas Industri. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka
pengujian dan pemantauan kualitas lingkungan hidup
terutama kualitas udara. Kegiatan Pengujian Limbah Padat
dan Limbah Cair. Kegiatan ini dilakukan bertujuan dalam
rangka pengujian dan pemantauan kualitas lingkungan
hidup terutama untuk mengatasi masalah pencemaran
limbah cair dan limbah padat.Kegiatan Pembangunan
Tempat Pembuangan Benda Padat/Cair yang
Menimbulkan Polusi. Kegiatan ini dilakukan bertujuan
memanfaatkan potensi limbah cair dari industri tahu dan
tempe, kegiatan domestik dan kegiatan rumah sakit atau
puskesmas menjadi biogas sebagai energi alternatif
pengganti bahan bakar minyak serta mengurangi beban
pencemaran lingkungan.

32
G. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kegiatan-kegiatan di bawah ini bersifat rutin dan
dilaksanakan dalam rangka menunjang kegiatan operasional
kantor yaitu, kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat ;
Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air
dan Listrik; Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan
Perizinan Kendaran Dinas / Operasional; Kegiatan
Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan; Kegiatan
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor; Kegiatan Penyediaan
Jasa Perbaikan Peralatan Kerja; Kegiatan Penyediaan Alat
Tulis Kantor; Kegiatan Barang Cetakan dan Penggandaan;
Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/
Penerangan Bangunan Kantor; Kegiatan Penyediaan
Peralatan dan Perlengkapan Kantor; Kegiatan Penyediaan
Peralatan Rumah Tangga; Kegiatan Penyediaan Bahan
Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan; Kegiatan
Penyediaan Bahan Logistik Kantor; Kegiatan Penyediaan
Makanan dan Minuman; Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi
dan Konsultasi ke Luar Daerah; Kegiatan Rapat-Rapat
Koordinasi dan Konsultasi di Dalam Daerah dan Kegiatan
Penyediaan Sewa Gedung Kantor

H. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana, Disiplin, dan


Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program ini meliputi Kegiatan Pemeliharaan Rutin / Berkala
Gedung Kantor dan Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala
Kendaraan Dinas/ Operasional; Kegiatan Pengadaan
Pakaian Khusus Hari – Hari Tertentu; Kegiatan Pendidikan
dan Pelatihan Formal

4.9 Aktivitas Praktek Kerja Lapang di Kantor Lingkungan


Hidup Kota Batu
Kegiatan Praktek Kerja Lapang membahas tentang
Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota Batu, pemilahan
sampah di bank sampah ELHA, sosialisasi bank sampah,
penilaian desa BERSERI Jawa Timur 2016, sosialisasi publik

33
AMDAL DINOPARK, Sidang UKL-UPL untuk Usaha atau
Kegiatan Tidak Wajib AMDAL, Pemantauan Pelaku Usaha dan
Biogas.

1) Mempelajari Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD)


Kegiatan mempelajari Status Lingkungan Hidup Daerah
(SLHD) Kota Batu adalah pembelajaran mengenai dokumen
SLHD yang berisi tentang analisis keterkaitan sebab akibat
dimana kegiatan manusia memberikan tekanan (pressure)
dan menyebabkan perubahan pada sumberdaya alam dan
lingkungan baik secara kualitas maupun kuantitas (state),
yang kemudian terjadi umpan balik terhadap tekanan
tersebut yang dilakukan oleh manusia berupa kegiatan –
kegiatan atau upaya pengelolaan lingkungan (response).
Pembelajaran dilakukan melalui studi literature dari SLHD
Kota Batu dan diskusi dengan pegawai seksi P3K Kantor
Lingkungan Hidup Kota Batu.

2) Pemilahan Sampah di Bank Sampah ELHA


Bank Sampah Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu
dikenal dengan Bank Sampah ELHa didirikan sejak tahun
2015 yang menginduk pada Bank Sampah Malang. Hingga
Januari 2016 nasabah bank sampah berjumlah 47 nasabah
individu dan 10 nasabah kelompok. Nasabah kelompok
adalah cabang cabang bank sampah yang ada di setiap
kelurahan di Kota Batu. Bank ini memiliki jadwal buka dua
kali dalam satu bulan, yaitu setiap hari kamis minggu kedua
dan minggu keempat. Dengan lokasinya yang berada di
depan Laboratorium Lingkungan Kota Batu, ada beberapa
macam kegiatan yang ada pada Bank Sampah eLHa. Yang
pertama ada kegiatan penyetoran dari nasabah, dengan
jumlah nasabah yang tergolong masih sedikit, tidak banyak
yang melakukan penyetoran dalam satu kali waktu
pembukaan setoran. Biasanya nasabah kelompok
melakukan penyetoran dalam jangka waktu setiap bulan.
Kegiatan penyetoran dari nasabah kelompok mendapat
bantuan fasilitas berupa pengangkutan barang setoran
dengan mobil pick up yang dimiliki oleh Bank Sampah ini.
34
Yang kedua adalah pemilahan. Barang barang yang
disetorkan oleh nasabah harus dipilah lagi agar dapat
disetorkan kepada Bank Sampah Malang ke dalam 71 jenis
yang terbagi dalam tiga golongan, yaitu plastik, kertas dan
besi alumunium.
Bank Sampah ini merupakan bentukan Kantor
Lingkungan Hidup Kota Batu yang dibawahi oleh Seksi
Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup. Setiap
kali jadwal buka Bank Sampah, tidak hanya dilakukan oleh
Staff Seksi Wasdal, tetapi juga dilaksanakan oleh seluruh
Staff Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu. Pada bank
sampah dipelajari berbagai jenis sampah yang bernilai
ekonomis dan dapat didaur ulang oleh industri. Sampah
yang dipilah adalah sampah anorganik kering yang
dipisahkan menurut jenisnya,antara lain: botol PET, Botol
PE, botol kaca, plastik PE, plastik kresek, kertas duplek,
kertas HVS, kertas Koran dan logam. Pemilahan ini
bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan proses
rekapitulasi data input dan output bank sampah serta
membagi jenis sampah berdasarkan harga jual sehingga
didapatkan kelompok-kelompok sampah yang bernilai
ekonomis berdasarkan harga jual di pasaran.Jenis-jenis
sampah dan harga satuan sampah dapat dilihat pada
lampiran 7. Kegiatan pemilahan sampah di bank sampah
ELHA dapat dilihat pada Gambar 4.3

Gambar 4.3 Kegiatan di Bank Sampah


35
3) Sosialisasi Bank Sampah
Kegiatan mengedukasi masyarakat Desa Bumiaji konsep
pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki
manajemen layaknya perbankan untuk membangun
kepedulian masyarakat desa Bumiaji terhadap sampah
untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari
sampah. Bank sampah juga dijadikan sebagai solusi untuk
mencapai pemukiman yang bersih dan nyaman bagi warga
desa Bumiaji. Dengan adanya sosialisasi ini maka warga
selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah juga
mendapatkan pemasukan dari sampah yang warga
kumpulkan. Warga Bumiaji diberi penjelasan tentang
pemilahan sampah agar harga sampah yang warga setorkan
ke bank sampah memiliki harga yang sesuai dengan harga
di pasaran. Sosialisasi Bank Sampah Oleh KLH Kota Batu
dapat dilihat pada Gambar 4.4

Gambar 4.4 Sosialisasi Bank Sampah Kelurahan Temas

Bank Sampah ini merupakan bentukan Kantor


Lingkungan Hidup Kota Batu yang dibawahi oleh Seksi
Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup. Setiap kali
jadwal buka Bank Sampah, tidak hanya dilakukan oleh Staff
Seksi Wasdal, tetapi juga dilaksanakan oleh seluruh Staff
Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu yang dibagi dalam jadwal
jadwal tertentu.
36
4) Penilaian desa BERSERI Jawa Timur tahun 2016
Desa Berseri Jawa Timur 2016 merupakan salah satu
kegiatan dari Badan Lingkungan Hidup Jawa Timur yang
diadakan setiap tahun ditingkat provinsi. Kota Batu tahun
2016 ini memberikan kontribusinya dalam kegiatan ini
dengan dua perwakilannya, yaitu Kelurahan Pendem
Kecamatan Junrejo dan Kelurahan Ngaglik Kecamatan Batu.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengunjungi kegiatan
masyarakat yang berdampak positif bagi lingkungan. Pada
Kelurahan Ngaglik terdapat Bank Sampah terpusat,
kelurahan yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk
menyetorkan sampahnya yang sudah terpilah, pada tempat
ini pula terdapat sanggar kerajinan yang mengolah sampah
plastik menjadi barang barang yang lebih memiliki nilai jual
seperti tas dan taplak meja. Selain itu juga terdapat taman
tanaman obat yang dikelola oleh warga sendiri. Hal yang
serupa juga terdapat di Kelurahan Pendem, dimana aktivitas
warganya juga terorganisir dan aktif dalam kegiatan kegiatan
pemanfaatan lahan sempit menjadi tanaman bermanfaat.
Kegiatan penilaian desa BERSERI Jawa Timur tahun 2016
dapat dilihat pada Gambar 4.5

Gambar 4.5. Kegiatan penilaian desa BERSERI Jawa Timur


Tahun 2016

37
5) Sosialisasi publik AMDAL DINOPARK
Konsultasi Publik merupakan salah satu tahap pelibatan
masyarakat yang diatur dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2012 Tentang Pelibatan
Masyarakat. Hasil dari konsultasi publik ini kemudian akan
tertuang pada Kerangka Acuan ANDAL yang merupakan
salah satu produk dari dokumen AMDAL. Dino Park adalah
sebuah theme park baru yang direncakan dibangun pada
Kelurahan Beji Kecamatan Junrejo Kota Batu. Kegiatan
AMDAL ini dilaksanakan sebelum pembangunan dilakukan
dan dianggap sebagai sebuah langkah yang baik dari
pemrakarsa, yaitu PT. Bungawangsa Sejati yang
sebelumnya juga membangun sejumlah taman bermain lain
di Kota Batu seperti Jatim Park.
Pembangunan dilakukan di lahan yang luasnya lebih dari
1 ha sehingga diwajibkan untuk melakukan studi AMDAL
sebagai salah satu persyaratan pembangunan. Respon
masyarakat terhadap pembangunan ini cukup menarik,
mengingat beberapa perwakilan warga menganggap ini
adalah salah satu peluang yang cukup besar bagi pemuda
desa untuk direkrut, tetapi disisi lain, pembangunan ini
bersinggungan dengan mata air yang menjadi sumber air
irigasi bagi lahan pertanian dan menjadi sumber
penghidupan sehari hari warga. Hal ini bertentangan dengan
Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 80 Tahun 2014.
Kegiatan sosialisasi publik AMDAL DINOPARK dapat dilihat
pada gambar 4.6

Gambar 4.6 . Kegiatan sosialisasi publik AMDAL DINOPARK


38
6) Sidang UKL-UPL untuk Usaha atau Kegiatan Tidak Wajib
AMDAL
Sidang UKL UPL ini merupakan yang pertama digelar di
tahun 2016 oleh Seksi Pengendalian Dampak Lingkungan
Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu. Pada pelaksanaannya,
sidang ini dihadiri oleh konsultan, pemrakarsa dan dinas
dinas yang terkait seperti Dinas Pariwisata, Dinas
Pendidikan, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Dinas Kesehatan, dan Pemerintah
setempat seperti Pemerintah Desa maupun Pemerintah
Kecamatan. Sidang UKL UPL ini merupakan pembahasan
dari pengajuan dokumen lingkungan usaha atau kegiatan
yang tidak wajib AMDAL, diantaranya yaitu Dezzava Cafe
and Resto, Haritini’s Farm, dan beberapa usaha
penginapan. Pada sidang ini diputuskan apakah
pengelolaan lingkungan yang direncanakan sudah cukup
dilaksanakan serta berkaitan dengan kebutuhan masing
masing dinas akan pemantauan terhadap usaha ini sudah
cukup ataukah tidak. Dalam sidang ini setiap dinas yang
hadir dapat mengajukan keberatan apabila tidak sesuai atau
menyalahi peraturan yang berlaku. Sidang UKL-UPL untuk
Usaha atau Kegiatan Tidak Wajib AMDAL dapat dilihat pada
Gambar 4.7

Gambar 4.7 Sidang UKL-UPL untuk Usaha atau Kegiatan


Tidak Wajib AMDAL
39
7) Pemantauan Pelaku Usaha dan Biogas
Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengidentifikasi
apakah setiap usaha sudah melaksanakan kegiatan
pengendalian dan pengawasan lingkungan seperti yang
tertuang pada dokumen UKL UPL atau RKL RPL.
Pengecekan ini dilakukan melalui wawancara dan
pengecekan secara langsung ke lapang. Pelaku usaha yang
dilakukan pengecekan adalah KUD Nandhi Murni yang
merupakan pengolahan susu pasteurisasi dan Rumah Sakit
Ibu dan Anak Margi Rahayu. KUD Nandhi Murni memiliki
masalah dengan pengolahan air limbah buangan sehingga
menghasilkan air yang dibuang ke aliran drainase berbau.
Sedangkan RSIA Margi Rahayu hanya dilakukan
pengecekan mengenai sumur resapan dan biopori karena
sudah secara mandiri dan tertib melakukan pengecekan air
hasil pengelolaan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL).
Dalam pemantauan biogas, didasarkan atas laporan
keluhan masyarakat atas berkurangnya tekanan gas dari
biogas sehingga hanya dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga dari dua rumah saja. Padahal pada
pembuatannya, biogas ini direncanakan dapat memenuhi
kebutuhan hingga lima rumah tangga.
Berkurangnya tekanan gas dikarenakan pada musim
hujan jumlah air yang masuk pada tangki reaktor biogas
semakin banyak dan mempengaruhi proses pelepasan gas
metan yang ada pada kotoran.

40
BAB V
TUGAS KHUSUS
PERAN DAN PROSEDUR KANTOR LINGKUNGAN HIDUP
KOTA BATU DALAM KEGIATAN PELAKSANAAN UKL/UPL

Meningkatnya berbagai usaha dan kegiatan yang di Kota


Batu yang dikenal sebagai Kota Pariwisata, mengakibatkan
diperlukan pengelolaan lingkungan hidup yang optimal agar
masyarakat mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat.
Pembangunan di berbagai sektor diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menambah
pendapatan asli daerah, namun demikian pembangunan yang
tidak berpedoman pada kaidah lingkungan akan menyebabkan
terjadinya degradasi lingkungan.
Menurunnya keseimbangan lingkungan akibat dari
meningkatnya pembangunan yang kurang berwawasan
lingkungan di sektor industri dan jasa, akan memberikan
tekanan terhadap lingkungan sehingga dampak negatif dari
pembangunan terhadap lingkungan akan meningkat, untuk itu
perlu diberlakukan sebuah kebijakan pemerintah yaitu
diberlakukan kewajiban dalam menyusun studi kelayakan
lingkungan berupa penyusunan dokumen AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan) atau UKL UPL (Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan)
bagi pemrakarsa kegiatan. Sehingga melalui dokumen tersebut
dapat diperkirakan dampak positif dan dampak negatif yang
akan timbul dari suatu kegiatan kemudian bagaimana dampak
negatif tersebut dikelola agar tidak sampai mengganggu
keseimbangan lingkungan serta dampak positif dari
pembangunan tersebut dipertahankan untuk kesejahteraan
masyarakat setempat.

41
5.1 Proses Administrasi Dokumen Lingkungan di KLH Kota
Batu
Proses administrasi dokumen lingkungan di KLH Kota
Batu berbeda tiap jenisnya. Berdasarkan hasil wawancara staff
ahli seksi ANDAL, proses administrasi dokumen lingkungan di
KLH Kota Batu dapat kita lihat pada Gambar 5.1

Pelaku Usaha

AMDAL UKL-UPL SPPL

Berdasarkan Perda No. 30


Tahun 2011 dan Perwali
No.41 Tahun 2012
SOP AMDAL Isi Form

Draft
Verifikasi
Lapangan oleh
Tim Gabungan
Koreksi LH
(HO) (BPM, LH,
Satpol PP)

Sidang

Rekomendasi
SPPL
Draft Perbaikan

Rekomendasi Ijin
Koreksi
Lingkungan
OK

Yang dikeluarkan oleh

Gambar 5.1 Proses Administrasi Dokumen Lingkungan di KLH Kota Batu


Sumber: KLH, 2016
42
Administrasi Dokumen UKL-UPL berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 30 Tahun 2011 dan Peraturan Walikota Nomor
41 Tahun 2012, pelaku usaha wajib membuat draft UKL-UPL,
kemudian diserahkan ke KLH untuk dikoreksi, setelah itu pihak
KLH akan melakukan sidang di Kantor Pusat Pemerintah Kota
Batu yang dihadiri oleh pemrakarsa, konsultan, LSM, dan
instansi terkait. Dalam sidang tersebut konsultan
mempresentasikan seluruh hal-hal yang mencakup
pembangunan suatu proyek dan untuk pihak KLH, LSM, serta
instansi terkait berhak untuk memberikan tanggapan. Setelah
dilakukan sidang UKL-UPL tersebut akan ada masukan, saran
terkait dengan pembangunan proyek yang nantinya akan
digunakan sebagai draft perbaikan UKL-UPL. Kemudian
dikoreksi kembali oleh pihak KLH, apabila telah sesuai dengan
ketentuan yang ada maka proyek tersebut akan mendapat
rekomendasi berupa Ijin Lingkungan yang telah tercatat dan
disetujui oleh BPM (Badan Penanaman Modal) Kota Batu.
SPPL (Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan)
biasanya dibuat oleh pelaku usaha kecil sampai menengah
yang tidak wajib AMDAL maupun UKL-UPL. Proses administrasi
SPPL di KLH Kota Batu adalah yang pertama pelaku usaha
mengisi form, kemudian akan dilakukan verifikasi lapang oleh
Tim Gabungan HO (Ijin Gangguan) yang terdiri dari BPM, KLH,
dan Satpol PP. Apabila telah terverifikasi sesuai dengan
ketentuan yang ada maka akan dikeluarkan rekomendasi SPPL
oleh KLH untuk pelaku usaha tersebut.
Dokumen AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan) untuk proyek yang luasnya lebih dari 10.000 m2.
Proses administrasi dokumen AMDAL di KLH sama seperti SOP
AMDAL yang ada di Peraturan Menteri Nomor 8 Tahun 2012.
Secara garis besar meliputi penilaian dokumen AMDAL oleh
KPA (Komisi Penilai AMDAL) mencakup penilaian KA
(Kerangka Acuan) sekitar 30 hari, penilaian Andal dan RKL-RPL
serta hasil rekomendasi penilaian kelayakan atau
ketidaklayakan sekitar 75 hari, penerbitan keputusan kelayakan
atau ketidaklayakan oleh walikota, dan akan diterbitkannya ijin
lingkungan bersamaan dengan penerbitan keputusan kelayakan
lingkungan hidup jika proyek tersebut layak untuk dibangun.
43
Berpedoman pada Peraturan Menteri LH Nomor 8 tahun
2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan
Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan)
SOP dari masing-masing dokumen lingkungan adalah sebagai
berikut : (KLH, 2014)

A. SOP UKL-UPL
Di Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu, terdapat
beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan
rekomendasi UKL UPL yaitu, (1) Pelaku usaha yang wajib
memperoleh advice planning (AP) atau keterangan rencana
kota dari BPM, advice planning ini berisikan tentang
kesesuaian letak rencana kegiatan dengan rencana tata ruang
dan tata wilayah kota Batu, untuk contoh surat advice planning
ini terlampir pada Lampiran 8; (2) Pemrakarsa mengisi formulir
informasi rincian awal kegiatan. Pada formulir ini berisikan
tentang identitas pemrakarsa serta deskripsi rencana usaha
atau kegiatan baik berupa nama rencana usaha, lokasi
rencana, skala/besaran rencana usaha serta keterangan
kesesuaian dengan Tata Ruang Wilayah Kota Batu. Untuk
contoh formulir informasi rincian awal terlapir pada Lampiran
9; (3) Setelah pengisian formulir informasi rincian awal
kegiatan langkah selanjutnya adalah pembuatan draft UKL
UPL. Pembuatan draft UKL UPL ini sebaiknya disusun oleh
ahli lingkungan atau konsultan ligkungan yang mengerti akan
dampak yang akan dihasilkan serta bagaimana cara
mengatasinya.Untuk pembuatan draft UKL UPL ini mengacu
pada PerMen LH No 16 Tahun 2012, dimana draft UKL UPL
ini berisikan tentang identitas pemrakarsa; rencana usaha
dan/atau kegiatan; dampak lingkungan yang akan terjadi, dan
program pengelolaan serta pemantauan lingkungan; jumlah
dan jenis perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang dibutuhkan; pernyataan komitmen pemrakarsa untuk
melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam formulir UKL
UPL; daftar pustaka dan lampiran
Pengajuan permohonan pemeriksaan dokumen UKL
UPL. Surat permohonan pemeriksaan dokumen UKL UPL ini
dibuat oleh pemrakarsa dan ditujukan kepada Kantor
44
Lingkungan Hidup Kota Batu. Contoh dari surat permohonan
pemeriksaan terlampir pada Lampiran 10.
Pemeriksaan dokumen UKL UPL oleh tim pengarah.
Jangka waktu pemeriksaan UKL-UPL dilakukan paling lama
14 (empat belas) hari kerja sejak formulir UKL-UPL dinyatakan
lengkap secara administrasi. Setelah dilakukan pemeriksaan
secara administrasi dilakukan pemeriksaan dokumen melalui
rapat koordinasi UKL UPL. Rapat koordinasi atau sidang ini
dihadiri oleh pemrakarsa, konsultan, LSM, masyarakat serta
instansi terkait. Rapat koordinasi atau sidang ini dilakukan
guna mendapatkan saran, masukan, dan tanggapan untuk
usaha/kegiatan yang akan dilakukan
Perbaikan dokumen UKL UPL oleh
pemrakarsa/konsultan. Perbaikan draft UKL UPL ini
disesuaikan dengan saran pendapat dan tanggapan yang
didapatkan saat penilaian draft UKL UPL. Setelah
pemrakarsa melakukan perbaikan maka akan diserahkan
kembali ke KLH untuk dilakukan pemeriksaan dan disesuaikan
dengan notulensi serta saran dan tanggapan dari tim teknis,
Jika telah sesuai maka akan mendapatkan surat rekomendasi
persetujuan UKL UPL dari BPM. Untuk Contoh surat
rekomendasi UKL UPL dari BPM terlampir pada Lampiran 11.

B. SOP SPPL
Tata Laksana Pemeriksaan Formulir SPPL : SPPL
disusun dan ditandatangani oleh pemrakarsa. SPPL
sebagaimana dimaksud disampaikan kepada instansi
lingkungan hidup sesuai dengan kewenangannya untuk
dilakukan verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana
dimaksud, instansi lingkungan hidup : memberikan tanda bukti
pendaftaran SPPL jika usaha dan/atau kegiatan merupakan
usaha dan/atau kegiatan yang wajib membuat SPPL ; atau
menolak SPPL jika usaha dan/atau kegiatan merupakan usaha
dan / atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL.
Tanda bukti pendaftaran SPPL sebagaimana dimaksud
mencantumkan nomor pendaftaran dan tanggal penerimaan
SPPL.
45
C. SOP AMDAL
Tata Laksana Penilaian Dokumen AMDAL dan
Penerbitan Izin Lingkungan : Dokumen AMDAL dinilai oleh KPA
yang memiliki kewenangan dan lisensi.Penilaian dokumen
AMDAL dilakukan dengan tahapan:( (penerimaan dan penilaian
KA secara Administratif;penilaian KA secara teknis;persetujuan
KA;penerimaan dan penilaian permohonan izin lingkungan,
Andal, dan RKL-RPL secara administratif;penilaian Andal dan
RKL-RPL secara teknis;penilaian kelayakan atau ketidaklayakan
lingkungan hidup berdasarkan Andal dan RKL-
RPL;penyampaian rekomendasi hasil penilaian kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan hidup). Jangka waktu penilaian KA
sampai dengan diterbitkannya surat persetujuan dilakukan
paling lama 30 (tiga puluh hari) kerja terhitung sejak KA diterima
dan dinyatakan lengkap secara administrasi. Jangka waktu
penilaian Andal dan RKL-RPL sampai dengan disampaikannya
hasil rekomendasi penilaian kelayakan atau ketidaklayakan
lingkungan hidup dilakukan paling lama 75 (tujuh puluh lima)
hari kerja terhitung sejak Andal dan RKL-RPL diterima dan
dinyatakan lengkap secara adminstrasi. Berdasarkan hasil
penilaian Andal dan RKL-RPL, Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai kewenangannya menerbitkan :
(Keputusan kelayakan lingkungan hidup an Izin Lingkungan, jika
rencana usaha dan/atau kegiatan dinyatakan layak lingkungan
hidup ; atau Keputusan ketidaklayakan lingkungan hidup, jika
rencana usaha dan/atau kegiatan dinyatakan tidak layak
lingkungan hidup). Penerbitan Izin Lingkungan dilakukan
bersamaan dengan penerbitan keputusan kelayakan lingkungan
hidup.

5.2 Pengawasan dalam Pelaksanaan AMDAL


Pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah ada dua,
yaitu pengawasan karena adanya pengaduan masyarakat
(kasus pencemaran lingkungan) dan pengawasan rutin yang
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketaatan
perusahaan terhadap pemenuhan peraturan lingkungan.

46
Pengawasan secara rutin dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan pengawasan langsung dilapangan dan evaluasi
terhadap laporan swapantau perusahaan. Untuk melaksanakan
pengawasan lingkungan yang baik dan benar, maka seorang
pengawas dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang
pengawasan dan memiliki kualifikasi yang memadai. Seorang
pengawas wajib mengetahui prinsip-prinsip pengendalian
pencemaran, proses-proses produksi kegiatan perusahaan,
sumber-sumber limbah yang dihasilkan dan yang paling utama
seorang pengawas wajib memahami dan mampu menerapkan
peraturan-peraturan pengelolaan lingkungan hidup. Hasil
Pengawasan dapat memberikan gambaran jelas kinerja
pengelolaan lingkungan yang diklakukan oleh perusahaan
(BLHD, 2013).
Pemerintah Kota Batu mempunyai peranan untuk
menetapkan kebijakan, memberikan pembinaan dan melakukan
pengendalian dalam bentuk pengawasan. Masyarakat
mempunyai peranan untuk mengawasi bersama pemerintah
terhadap pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh
perusahaan. Sedangkan pihak perusahaan mempunyai
kewajiban untuk memenuhi dan melaksanakan seluruh
ketentuan peraturan perundangan pengelolaan lingkungan yang
berlaku.
Ijin lingkungan yang telah diproses oleh seksi ANDAL,
maka pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL dan UKL-
UPL di Kota Batu menjadi tugas pokok seksi WASDAL
(Pengawasan dan pengendalian Lingkungan Hidup).
Pengawasan yang dilakukan oleh seksi WASDAL ada 2 macam
yaitu, pengawasan eksidental dan pengawasan rutin

A. Pengawasan Eksidental
Pengawasan yang dilakukan ketika ada pengaduan dari
masyarakat. Ketika ada masyarakat yang mengadu ke KLH,
maka diwajibkan untuk mengisi form yang telah disediakan
bagi yang mengadu dan yang diadukan. Kemudian
pengaduan itu akan ditindak lanjuti oleh seksi WASDAL dan
akan dilakukan pengawasan terhadap pelaku usaha tersebut.
Hasil pengawasan merupakan tugas dari pemerintah (KLH)
47
untuk memberikan arahan dan jalan keluar bagi usaha
masyarakat yang dinilai telah memberi tekanan terhadap
lingkungan sekitarnya. Disini, pemerintah sebagai verifikator
saja, tidak mempunyai hak untuk membela diantara pengadu
maupun yang diadukan.

B. Pengawasan Rutin
Pengawasan yang dilakukan kepada pelaku usaha setiap
semester (6 bulan) sekali. Pada pegawasan ini, pelaku usaha
diwajibkan untuk membuat laporan terkait kondisi usahanya.
Laporan tersebut tidak hanya memuat dampak positif, tetapi
KLH mengharapkan pelaku usaha tersebut secara jujur
menuliskan dampak negatif dari usahanya itu, sehingga
diharapkan KLH akan dapat memberikan rekomendasi untuk
mengelola dari dampak negatif yang dihasilkan sehingga
tidak sampai mengganggu lingkungan.

48
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Administrasi Dokumen UKL-UPL berdasarkan Peraturan


Daerah Nomor 30 Tahun 2011 dan Peraturan Walikota
Nomor 41 Tahun 2012, pelaku usaha wajib membuat draft
UKL-UPL, kemudian diserahkan ke KLH untuk dikoreksi.
2. Secara garis besar implementasi dokumen lingkungan dalam
upaya menuju pembangunan berwawasan lingkungan di
Kota Batu dirasa masih kurang, kebanyakan dokumen
lingkungan yang dibuat oleh pelaku usaha hanya sebagai
syarat penggugur kewajiban saja untuk memperoleh ijin
lingkungan selebihnya tidak digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan pengelolaan lingkungan

6.2 Saran Berdasarkan Kegiatan Praktek Kerja Lapang


Berdasarkan dari Praktek Kerja Lapang di KLH Kota Batu,
diharapkan dimasa yang akan datang, dokumen lingkungan
dapat dijadikan sebagai alat dalam mengontrol pembangunan
yang berkelanjutan, sebagai alat pengambilan keputusan yang
efektif, sebagai alat untuk mengintegrasi antara dokumen
lingkungan dengan kajian lingkungan lainnya, dan tidak kalah
pentingnya bahwa Sistem reward and punishment dalam
implementasi dokumen lingkungan dapat berjalan.

49
50
DAFTAR PUSTAKA

BLHD. 2013. Realisasi Pengawasan Tahun 2013.


http://blhd.tanahbumbukab.go.id.html (diakses pada
tanggal 10 Maret 2016)

Hadi, P. 2001. Dimensi Lingkungan Perencanaan


Lingkungan. Yogyakarta Gadjah Mada University,

Keraf, A. 2002. Etika Lingkungan. Jakarta : Penerbit


Buku Kompas,

KLH. 2012. Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota


Batu. Kota Wisata Batu: KLH Press.

KLH . 2014. Standart Operasional Prosedur (SOP) Dokumen


Lingkungan, Penerbitan Ijin Lingkungan dan Rencana
Strategis. Kota Wisata Batu: KLH Press.

Republik Indonesia.1999.Peraturan Pemerintah Repubik


Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan,

Republik Indonesia.2012.Peraturan Pemerintah Nomor 27


Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

Menteri Negara LH.1998.Surat Keputusan Menteri Negara


Kependudukan dan Lingkungan Hidup Tahun 1998 Nomor :
KEP-02/MENKLH/I/1998 tentang Penetapan Baku Mutu
Lingkungan

Republik Indonesia.1987.Undang - undang Nomor 23 Tahun


1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup World
Comission on Environmental and Development (WCED).
Hari Depan Kita Bersama.Jakarta : PT. Gramedia

51
52
LAMPIRAN

53
54

Anda mungkin juga menyukai