Oleh
Mengetahui:
Ketua Jurusan, Dosen Penguji,
ii
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
PERAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU
DALAM KEGIATAN PENGAWASAN DOKUMEN
LINGKUNGAN DALAM UPAYA PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Mengetahui,
Ketua Jurusan, Dosen Pembimbing,
iii
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
ABSTRAK
Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh
beberapa hal seperti Pembangunan hotel, villa, dll. Berdasarkan
UU no. 32 tahun 2009, maka diwajibkan upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai penerapan upaya
pembangunan berkelanjutan. Adapun tujuan khusus dari
kegiatan praktek kerja lapang ini yaitu: mengetahui gambaran
umum kondisi Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Batu dan
mengetahui dan memahami pengawasan perizinan
pelaksanaan UKL/UPL dan AMDAL di Kantor Lingkungan Hidup
(KLH) Kota Batu. Pengumpulan data dan informasi dilakukan
dengan beberapa cara antara lain observasi, wawancara,
dokumentasi, studi kepustakaan dan praktek kerja.
Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk
meminimalisasi dampak negatif yang timbul dari suatu kegiatan
atau industri maka diberlakukan kewajiban dalam penyusunan
studi kelayakan lingkungan berupa penyusunan dokumen
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) atau UKL
UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan) bagi pemrakarsa kegiatan. Administrasi Dokumen
UKL-UPL berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 30 Tahun 2011
dan Peraturan Walikota Nomor 41 Tahun 2012, pelaku usaha
wajib membuat draft UKL-UPL, kemudian diserahkan ke KLH
untuk dikoreksi. Secara garis besar implementasi dokumen
lingkungan dalam upaya menuju pembangunan berwawasan
lingkungan di Kota Batu dirasa masih kurang, kebanyakan
dokumen lingkungan yang dibuat oleh pelaku usaha hanya
sebagai syarat penggugur kewajiban saja untuk memperoleh ijin
lingkungan selebihnya tidak digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan pengelolaan lingkungan
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................iv
ABSTRAK............................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................viii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
1.1. Latar belakang............................................................................1
1.2. Tujuan..........................................................................................2
1.2.1 Tujuan umum.........................................................................2
1.2.2 Tujuan khusus.......................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................3
2.1 Pembangunan Berkelanjutan...................................................3
2.2 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup................4
2.2.1 Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan...........4
2.2.2 Tujuan Penyusunan AMDAL dan UKL UPL......................4
2.2.3 Perbedaan Izin Lingkungan UKL/UPL dan AMDAL..........5
BAB III METODE PELAKSANAAN................................................11
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan...........................................11
3.2 Metode Pelaksanaan...............................................................11
3.3 Jadwal Rencana Kerja.............................................................12
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................15
4.1 Kondisi Geografis Kota Batu....................................................15
4.2 Visi dan Misi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu...............17
4.3 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kantor Lingkungan
Hidup..........................................................................................19
vi
4.4 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kantor Lingkungan
Hidup..........................................................................................21
4.5 Strategi, Kebijakan, Program Dan Kegiatan Kantor
Lingkungan Hidup Kota Batu Tahun 2012 – 2017..............25
4.5.1 Strategi..................................................................................26
4.5.2 Kebijakan..............................................................................26
4.5.3 Program dan Kegiatan........................................................27
4.6 Prioritas Penyelesaian Masalah. .Error! Bookmark not defined.
4.7 Rumusan Pernyataan Strategi dan Kebijakan Kantor
Lingkungan Hidup Dalam Lima Tahun Mendatang.............28
4.8 Program Dan Kegiatan Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu
Tahun 2016...............................................................................30
4.9 Aktivitas Praktek Kerja Lapang di Kantor Lingkungan Hidup
Kota Batu...................................................................................33
BAB V TUGAS KHUSUS................................................................41
5.1 Proses Administrasi Dokumen Lingkungan di KLH Kota Batu
....................................................................................................42
5.2 Pengawasan yang Dilakukan oleh Pemerintah Kota Batu
dalam Pelaksanaan AMDAL dan UKL-UPL di Suatu
Perusahaan dan Pelaku usaha..............................................46
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................49
6.1 Kesimpulan.................................................................................49
6.2 Saran Berdasarkan Kegiatan Praktek Kerja Lapang............49
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................51
LAMPIRAN........................................................................................53
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari kegiatan praktek kerja
lapang ini yaitu:
1) memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan jenjang
pendidikan S1 di JurusanKeteknikan Pertanian Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya,
2) mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima
selama perkuliahan dengan realitas yang ada di lapangan,
3) menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa
mengenai kondisi yang sebenarnya di lapangan serta
mengalami pengalaman praktis dan alternatif penyelesaian.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
2.2.1 Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut
UKL-UPL adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap
Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak berdampak penting
terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha
dan/atau Kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012
Tentang Izin Lingkungan).
Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus
melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya
pemantauan lingkungan. Kewajiban UKL-UPL diberlakukan
bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan
dampak kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang
tersedia. UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan
lingkungan hidup untuk pengambilan keputusan dan dasar
untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan/atau kegiatan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) diwajibkan pula bagi usaha
dan/atau kegiatan yang telah berjalan namun belum memiliki
UKL-UPL. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) dibuat untuk proyek-proyek
yang dampak lingkungannya dapat diatasi, skala
pengendaliannya kecil dan tidak kompleks.
7
B. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) memuat beberapa
hal antara lain, masukan penting yang bermanfaat bagi
pengambilan keputusan, perencana, dan pengelola rencana
usaha dan/atau kegiatan, rencana usaha, proyek, atau
kegiatan dengan kemungkinan dampak besar, keterangan
mengenai kemungkinan adanya kesenjangan informasi
serta berbagai kekurangan dan keterbatasan yang dihadapi
selama penyusunan ANDAL.
C. Penyusunan rencana pengelolaan Iingkungan hidup (RKL).
Upaya pengelolaan lingkungan hidup mencakup empat
kelompok aktivitas diantaranya, pengelolaan lingkungan
yang bertujuan untuk mencegah dampak negatif lingkungan
hidup melalui langkah alternatif, tata letak lokasi, dan
rancangan pembangunan usaha dan/atau kegiatan agar
tidak merusak lingkungan setempat, pengelolaan
lingkungan hidup yang bertujuan untuk rnenanggulangi,
meminimalisasi atau mengendalikan dampak negatif, baik
yang timbul di saat usaha dan/atau kegiatan berjalan
sampai saat usaha dan/atau kegiatan berakhir, pengelolaan
lingkungan hidup yang bersifat meningkatkan dampak
positif sehingga dampak tersebut dapat menimbulkan
manfaat yang lebih besar baik kepada pemrakarsa maupun
pihak lain terutama masyarakat, pengelolaan lingkungan
hidup yang bersifat memberikan pertimbangan secara
ekonomi lingkungan sebagai dasar untuk memberikan
kompensasi atas berkurangnya, rusak, atau hilangnya
sumber daya yang tidak dapat diperbaharui.
D. Penyusunan dokumen pemantauan lingkungan hidup
(RPL). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan dokumen RPL yaitu,komponen lingkungan
hidup yang dipantau hanyalah yang mengalami perubahan
mendasar atau yang terkena dampak besar dan penting,
keterkaitan antara dokumen ANDAL, RKL dan RPL,
pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab
dampak dan/atau terhadap komponen atau parameter
lingkungan yang terkena dampak, pemantauan lingkungan
hidup harus layak secara ekonomi, aspek-aspek yang perlu
dipantau mencakup jenis data yang dikumpulkan, lokasi
8
pemantauan, frekuensi dan jangka waktu pemantauan,
metode pengumpulan data dan metode analisis data yang
dibutuhkan, dokumen RPL perlu memuat tentang
kelembagaan independen yang rnelakukan pemantauan
lingkungan hidup.
UKL/UPL berisi tentang pengelolaan dan pemantauan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak
penting (Usaha / kegiatan yang tidak wajib AMDAL ) terhadap
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Dasar hukum UKL/ UPL adalah Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup nomor 13 tahun 2010. Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup nomor 13 tahun 2010 dapat dilihat
pada Lampiran 1.
9
10
BAB III
METODE PELAKSANAAN
11
pelaksanaan Praktek Kerja Lapang dengan pencarian
berbagai literatur yang berhubungan dengan obyek
pembahasan melalui perpustakaan.
12
Tabel 3.1 Time Sheet Kegiatan PKL
Tanggal Kegiatan
18-01-2016 Pengenalan Bank Sampah dan Pemilahan
Sampah di Bank Sampah ELHA
19-01-2016 Studi Pustaka Dokumen UKL-UPL
20-01-2016 Penilaian Desa Berseri Jawa Timur, BLH Jawa
Timur
21-01-2016 Pembuatan Ikhtisar Kerja Tahun 2015
22-01-2016 Pembuatan Jadwal Bukaan Bank Sampah
ELHA
25-01-2016 Pengujian Kualitas Air
26-01-2016 Perekapan Data Bank Sampah ELHA
27-01-2016 Perekapan Data Bank Sampah ELHA
28-01-2016 Sosialisasi Bank Sampah di Desa Bumiaji
29-01-2016 Studi Pustaka Dokumen UKL-UPL
1-02-2016 Studi Pustaka Dokumen UKL-UPL
2-02-2016 Pembukaan Bank Sampah Sisir
3-02-2016 Persiapan Sidang UKL-UPL
4-02-2016 Sidang UKL-UPL Ruko
5-02-2015 Sidang UKL UPL Hartini’s Farm
9-02-2016 Sidang UKL UPL Villa
10-02-2016 Sidang UKL UPL Dezzava
11-02-2016 Jadwal Buka Bank Sampah eLHa
12-02-2016 Studi Pustaka Dokumen UKL-UPL
15-02-2016 Diskusi Mengenai Prosedur Pelaksanaan UKL-
UPL
16-02-2016 Pembuatan Brosur Bank Sampah ELHA
17-02-2016 Pemantauan IPAL Tahu Tempe Desa Beji
18-02-2016 Penutupan PKL
13
14
BAB IV
PEMBAHASAN
15
alam yang indah serta udara yang sejuk dan dingin di Kota Batu
mendukung sebagai daerah wisata.
Kota Batu merupakan daerah perbukitan dan
pegunungan dengan keadaan topografi Kota Batu berupa bukit,
gunung, jurang terjal dan daerah dataran. Ketinggian daerah di
Kota Batu antara 600 DPL s/d > 3000 DPL (di atas permukaan
laut) (curam). Diantara gunung-gunung yang ada di Kota Batu,
ada tiga gunung yang dikenal, yaitu Gunung Panderman (2.010
meter), Gunung Welirang (3.156 meter), dan Gunung Arjuno
(3.339 meter). Kawasan hutan lindung berfungsi memberikan
perlindungan bagi kawasan sekitarnya dan bawahnya sebagai
pengatur tata air, pencegah erosi dan banjir, menjadi
penyangga kehidupan dan tidak dapat dialihkan
peruntukkannya.
Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu berada di Jalan
Samadi nomor I/II, Kota Batu. Letak KLH Kota Batu dapat
dilihat pada Gambar 4.1
[Blok Office]
KLH Kota
Batu
`
Gambar 4.1. Peta KLH Kota Batu
16
4.2 Visi dan Misi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu
Perumusan Visi Kantor Lingkungan Hidup mengacu
pada Visi Kepala Daerah Kota Batu Periode 2012 – 2017. Visi
Kantor Lingkungan Hidup merupakan cita-cita yang ingin dicapai
dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup khususnya di Kota
Batu. Adapun Visi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu adalah
“Kota Batu Lestari Lingkungan Dan Sumber Daya Alamnya”.
Misi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu merupakan
penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan untuk mewujudkan
cita-cita 5 ( lima ) tahun ke depan. Misi Kantor Lingkungan
Hidup Kota Batu antara lain, Mengendalikan pencemaran dan
perusakan lingkungan dan sumber daya alam; Menjaga
kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam;
Mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola lingkungan
hidup dan sumber daya alam; Meningkatkan kualitas dan akses
informasi Lingkungan Hidup dan sumber daya alam; Menjaga
lingkungan dan sumber daya alam terhadap perubahan iklim.
Penjabaran tentang perumusan visi Kantor Lingkungan
Hidup Kota Batu dapat dilihat pada Tabel 4.1. Perumusan
perwujudan visi membahas tentang isu strategis di Kota Batu
dan permasalahan – permasalahan lingkungan hidup di Kota
Batu. Perumusan peruwujudan visi terlampir pada Lampiran 2.
17
Tabel 4.1 Perumusan Visi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu
No Perwujudan Visi Pokok – pokok Visi Pernyataan
Visi
1 Kurang tegasnya Pengendalian terhadap
tindakan terhadap pencemaran dan
pelaku pencemaran perusakan sumber daya
lingkungan alam
2 Kurangnya Terwujudnya koordinasi
koordinasi antar antara instansi dengan
instansi terhadap masyarakat terhadap
penanganan pelestarian lingkungan
pencemaran dan
pelestarian Kota Batu
lingkungan lestari
3 Terbatasnya Kantor Peran serta masyarakat lingkungan dan
Lingkungan Hidup dalam pembangunan sumber daya
terhadap pelaku yang berkelanjutan di alamnya
pencemaran bidang pengelolaan
lingkungan lingkungan hidup dan
sumber daya alam
4 Belum adanya Mewujudkan kualitas
teknologi informasi dan akses informasi
tentang masalah lingkungan hidup dan
pencemaran sumber daya alam
lingkungan
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu
18
Tabel 4.2 Penyusunan Penjelasan Visi Kantor Lingkungan Hidup
Kota Batu
Visi Pokok – pokok Visi Penjelasan Visi
Pengendalian terhadap Mengendalikan
pencemaran dan lingkungan terhadap
perusakan sumber daya pencemaran dan
alam perusakan lingkungan
hidup
20
4.4 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kantor
Lingkungan Hidup
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4
tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Lembaga
Teknis Daerah Kota Batu. Susunan Organisasi Kantor
Lingkungan Hidup terdiri, Kepala Kantor, Sub Bagian Tata
Usaha, Seksi Analisa Dampak Lingkungan, Seksi Pemantauan,
Pemulihan dan Pengembangan Kapasitas, Seksi Pengawasan
dan Pengendalian Lingkungan Hidup
Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh Kepala Sub
Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi membawahi seksi yang
ada di Kantor Lingkungan Hidup yang dalam melaksanakan
tugas berada di bawah dan bertanggung jawab terhadap Kepala
Kantor. Struktur organisasi Kantor Lingkungan Hidup (KLH)
Kota Batu dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Kepala Kantor
Hari Santoso, SH
Kassubag TU
Pancaningtyas Hp,
SH
Staf
21
a. Kepala Kantor
Kepala Kantor mempunyai tugas merencanakan,
merumuskan kebijakan, membina administrasi dan teknis,
mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi
penyelenggaraan program dan kegiatan di bidang
lingkungan hidup.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Kepala
Kantor menyelenggarakan fungsi: Perumusan kebijakan,
pengendalian, evaluasi rencana strategis, dan rencana
kerja di bidang lingkungan hidup; Perumusan dan
penetapan pedoman teknis pelaksanaan kegiatan di bidang
lingkungan hidup; Perencanaan dan pengendalian
anggaran; Pengendalian urusan administrasi Kantor;
Perumusan dan penetapan kebijakan Standart Operational
Procedure (SOP), Target capaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP) dan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM ) bidang lingkungan
hidup; Pengendalian di bidang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, pemantauan, pemulihan, dan pengembangan
kapasitas lingkungan hidup; Pelaksanaan koordinasi dan
kerjasama fasilitasi bidang lingkungan hidup dengan Satuan
Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah
dan instansi terkait; Pengendalian terhadap pelaksanaan
program dan kegiatan kantor; Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
24
e. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup
Seksi Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup
mempunyai tugas menyusun rencana, mengelola, mengkaji,
membina, dan mengendalikan upaya mengatasi
pencemaran air dan badan air, tanah, udara dan kerusakan
lingkungan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud, Seksi Pengawasan dan Pengendalian
Lingkungan Hidup mempunyai fungsi : Penyusunan rencana
program kegiatan Seksi; Pengendalian Pengolahan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sebagai akibat proses
produksi; Pengelolaan laboratorium lingkungan; Penyusunan
kajian adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dan
perlindungan atmosfir; Penetapan kelas air skala daerah;
Pemantauan dan monitoring kualitas air, udara, dan tanah
pada lokasi tertentu secara berkala; Penyusunan kajian
upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup; Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan
Seksi; dan Pelaksanaan tugas lain
yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
25
daya alam, Optimalisasi kualitas dan akses informasi lingkungan
hidup dan sumber daya alam. Meningkatkan kualitas lingkungan
hidup dan sumber daya alam.
Berdasarkan tujuan yang ada maka dirumuskan strategi,
kebijakan, program dan kegiatan Kantor Lingkungan Hidup.
4.5.1 Strategi
Strategi dalam pembangunan lingkungan hidup pada
Tahun 2016 yaitu, menguatkan sistem pengelolaan lingkungan
hidup dan sumber daya alam. Meningkatkan kinerja aparatur
yang menangani masalah lingkungan hidup dan sumber daya
alam. Mengikutsertakan masyarakat dalam menjaga lingkungan
hidup dan sumber daya alam. Menjaga konsistensi penegakan
hukum atas pengendalian kualitas lingkungan hidup dan sumber
daya alam. Memulihkan kondisi sumber daya alam dan
lingkungan hidup terutamakawasan lindung, sumber mata air,
daerah aliran sungai, dan air bawah tanah. Mengelola kawasan
di sekitar mata air untuk melindungi kuantitas debit air dan
kualitas air. Mengadakan penyuluhan terhadap masyarakat luas
mengenai lingkungan hidup sumber daya alam yang dilakukan
baik melalui forum formal maupun informal. Mengembangkan
kemitraan dengan masyarakat dalam mengelola lingkungan
sumber daya alam. Menerapkan teknologi ramah lingkungan.
Menerapkan pola 3R. Melakukan tindakan tegas terhadap
pelanggaran aspek-aspek hukum terhadap lingkungan dan
sumber daya alam. Mengembangkan kualitas dan akses
informasi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam.
4.5.2 Kebijakan
Untuk mendukung tujuan dan strategi Renja maka
kebijakan Renja Kantor Lingkungan Hidup Tahun 2016 yaitu :
Peningkatan kinerja dan optimalnya pranata pengelolaan
lingkungan hidup dan sumber daya alam. Pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan yang semakin efektif
berbasis teknologi ramah lingkungan dengan cara menjaga
konsistensi upaya penegakan hukum dalam pengendalian
kualitas lingkungan, meningkatkan efektifitas upaya konservasi
26
dan pemulihan kualitas dan fungsi sumber daya alam dan
lingkungan hidup khususnya untuk kondisi kawasan lindung,
sumber mata air, daerah aliran sungai dan air bawah tanah.
Terciptanya keseimbangan antara ketersediaan sumber daya
alam dan pemanfaatannya serta terwujudnya pemanfaatan
ruang yang serasi dan berjalannya pengendalian pemanfaatan
ruang secara konsisten. Peran aktif dan kemitraan masyarakat
dalam pengelolaan lingkungan, serta berkembangnya
penerapan pendidikan lingkungan untuk semua kalangan baik
secara formal maupun non formal. Pengendalian pencemaran
dan kerusakan lingkungan dengan menerapkan teknologi ramah
lingkungan dan penerapan pola 3R. Pemulihan kualitas
lingkungan melalui rehabilitasi dan konservasi sumber daya
alam berupa hutan, sumber mata air, air permukaan, maupun
air tanah. Peningkatan kualitas dan akses informasi Lingkungan
Hidup dan Sumber Daya Alam. Melaksanakan upaya
pengurangan risiko bencana terutama pada aspek adaptasi
terhadap perubahan iklim.
27
Keanekaragaman Hayati berkaitan dengan perubahan lahan,
penebangan liar dan kerusakan ekosistem.
28
Terciptanya Kualitas Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam
yang lebih baik dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Penentuan Alternatif Strategi Pencapaian Indikator
Sasaran Terciptanya Kualitas Lingkungan Hidup dan
Sumber Daya Alam yang Lebih Baik
Peluang : Tantangan :
Faktor Adanya Kebijakan Meningkatnya masalah
Eksternal pemerintah pencemaran lingkungan
Faktor terhadap masalah
Internal lingkungan hidup
29
4.8 Program Dan Kegiatan Kantor Lingkungan Hidup Kota
Batu Tahun 2016
Pembangunan Kota Batu berwawasan lingkungan
sebagaimana di wujudkan melalui program dan kegiatan yang
akan di laksanakan pada tahun 2016 yaitu :
30
Terdapat pula beberapa kegiatan lainnya yaitu, Kegiatan
Pengembangan Produksi Ramah Lingkungan, kegiatan ini
dilaksanakan dalam rangka memanfaatkan potensi limbah
cair dan limbah padat untuk dijadikan biogas sebagai bahan
bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak serta
mengurangi beban pencemaran terhadap lingkungan;
Kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam
Pengendalian Lingkungan Hidup, kegiatan ini dilaksanakan
agar masyarakat yang berperan aktif dalam pengendalian
lingkungan hidup; Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat
Atas Dugaan Pencemaran dan atau Kerusakan Lingkungan
Hidup, kegiatan ini meliputi pelayanan pengaduan
masyarakat atas dugaan pencemaran dan atau kerusakan
lingkungan hidup
32
G. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kegiatan-kegiatan di bawah ini bersifat rutin dan
dilaksanakan dalam rangka menunjang kegiatan operasional
kantor yaitu, kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat ;
Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air
dan Listrik; Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan
Perizinan Kendaran Dinas / Operasional; Kegiatan
Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan; Kegiatan
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor; Kegiatan Penyediaan
Jasa Perbaikan Peralatan Kerja; Kegiatan Penyediaan Alat
Tulis Kantor; Kegiatan Barang Cetakan dan Penggandaan;
Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/
Penerangan Bangunan Kantor; Kegiatan Penyediaan
Peralatan dan Perlengkapan Kantor; Kegiatan Penyediaan
Peralatan Rumah Tangga; Kegiatan Penyediaan Bahan
Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan; Kegiatan
Penyediaan Bahan Logistik Kantor; Kegiatan Penyediaan
Makanan dan Minuman; Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi
dan Konsultasi ke Luar Daerah; Kegiatan Rapat-Rapat
Koordinasi dan Konsultasi di Dalam Daerah dan Kegiatan
Penyediaan Sewa Gedung Kantor
33
AMDAL DINOPARK, Sidang UKL-UPL untuk Usaha atau
Kegiatan Tidak Wajib AMDAL, Pemantauan Pelaku Usaha dan
Biogas.
37
5) Sosialisasi publik AMDAL DINOPARK
Konsultasi Publik merupakan salah satu tahap pelibatan
masyarakat yang diatur dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2012 Tentang Pelibatan
Masyarakat. Hasil dari konsultasi publik ini kemudian akan
tertuang pada Kerangka Acuan ANDAL yang merupakan
salah satu produk dari dokumen AMDAL. Dino Park adalah
sebuah theme park baru yang direncakan dibangun pada
Kelurahan Beji Kecamatan Junrejo Kota Batu. Kegiatan
AMDAL ini dilaksanakan sebelum pembangunan dilakukan
dan dianggap sebagai sebuah langkah yang baik dari
pemrakarsa, yaitu PT. Bungawangsa Sejati yang
sebelumnya juga membangun sejumlah taman bermain lain
di Kota Batu seperti Jatim Park.
Pembangunan dilakukan di lahan yang luasnya lebih dari
1 ha sehingga diwajibkan untuk melakukan studi AMDAL
sebagai salah satu persyaratan pembangunan. Respon
masyarakat terhadap pembangunan ini cukup menarik,
mengingat beberapa perwakilan warga menganggap ini
adalah salah satu peluang yang cukup besar bagi pemuda
desa untuk direkrut, tetapi disisi lain, pembangunan ini
bersinggungan dengan mata air yang menjadi sumber air
irigasi bagi lahan pertanian dan menjadi sumber
penghidupan sehari hari warga. Hal ini bertentangan dengan
Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 80 Tahun 2014.
Kegiatan sosialisasi publik AMDAL DINOPARK dapat dilihat
pada gambar 4.6
40
BAB V
TUGAS KHUSUS
PERAN DAN PROSEDUR KANTOR LINGKUNGAN HIDUP
KOTA BATU DALAM KEGIATAN PELAKSANAAN UKL/UPL
41
5.1 Proses Administrasi Dokumen Lingkungan di KLH Kota
Batu
Proses administrasi dokumen lingkungan di KLH Kota
Batu berbeda tiap jenisnya. Berdasarkan hasil wawancara staff
ahli seksi ANDAL, proses administrasi dokumen lingkungan di
KLH Kota Batu dapat kita lihat pada Gambar 5.1
Pelaku Usaha
Draft
Verifikasi
Lapangan oleh
Tim Gabungan
Koreksi LH
(HO) (BPM, LH,
Satpol PP)
Sidang
Rekomendasi
SPPL
Draft Perbaikan
Rekomendasi Ijin
Koreksi
Lingkungan
OK
A. SOP UKL-UPL
Di Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu, terdapat
beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan
rekomendasi UKL UPL yaitu, (1) Pelaku usaha yang wajib
memperoleh advice planning (AP) atau keterangan rencana
kota dari BPM, advice planning ini berisikan tentang
kesesuaian letak rencana kegiatan dengan rencana tata ruang
dan tata wilayah kota Batu, untuk contoh surat advice planning
ini terlampir pada Lampiran 8; (2) Pemrakarsa mengisi formulir
informasi rincian awal kegiatan. Pada formulir ini berisikan
tentang identitas pemrakarsa serta deskripsi rencana usaha
atau kegiatan baik berupa nama rencana usaha, lokasi
rencana, skala/besaran rencana usaha serta keterangan
kesesuaian dengan Tata Ruang Wilayah Kota Batu. Untuk
contoh formulir informasi rincian awal terlapir pada Lampiran
9; (3) Setelah pengisian formulir informasi rincian awal
kegiatan langkah selanjutnya adalah pembuatan draft UKL
UPL. Pembuatan draft UKL UPL ini sebaiknya disusun oleh
ahli lingkungan atau konsultan ligkungan yang mengerti akan
dampak yang akan dihasilkan serta bagaimana cara
mengatasinya.Untuk pembuatan draft UKL UPL ini mengacu
pada PerMen LH No 16 Tahun 2012, dimana draft UKL UPL
ini berisikan tentang identitas pemrakarsa; rencana usaha
dan/atau kegiatan; dampak lingkungan yang akan terjadi, dan
program pengelolaan serta pemantauan lingkungan; jumlah
dan jenis perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang dibutuhkan; pernyataan komitmen pemrakarsa untuk
melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam formulir UKL
UPL; daftar pustaka dan lampiran
Pengajuan permohonan pemeriksaan dokumen UKL
UPL. Surat permohonan pemeriksaan dokumen UKL UPL ini
dibuat oleh pemrakarsa dan ditujukan kepada Kantor
44
Lingkungan Hidup Kota Batu. Contoh dari surat permohonan
pemeriksaan terlampir pada Lampiran 10.
Pemeriksaan dokumen UKL UPL oleh tim pengarah.
Jangka waktu pemeriksaan UKL-UPL dilakukan paling lama
14 (empat belas) hari kerja sejak formulir UKL-UPL dinyatakan
lengkap secara administrasi. Setelah dilakukan pemeriksaan
secara administrasi dilakukan pemeriksaan dokumen melalui
rapat koordinasi UKL UPL. Rapat koordinasi atau sidang ini
dihadiri oleh pemrakarsa, konsultan, LSM, masyarakat serta
instansi terkait. Rapat koordinasi atau sidang ini dilakukan
guna mendapatkan saran, masukan, dan tanggapan untuk
usaha/kegiatan yang akan dilakukan
Perbaikan dokumen UKL UPL oleh
pemrakarsa/konsultan. Perbaikan draft UKL UPL ini
disesuaikan dengan saran pendapat dan tanggapan yang
didapatkan saat penilaian draft UKL UPL. Setelah
pemrakarsa melakukan perbaikan maka akan diserahkan
kembali ke KLH untuk dilakukan pemeriksaan dan disesuaikan
dengan notulensi serta saran dan tanggapan dari tim teknis,
Jika telah sesuai maka akan mendapatkan surat rekomendasi
persetujuan UKL UPL dari BPM. Untuk Contoh surat
rekomendasi UKL UPL dari BPM terlampir pada Lampiran 11.
B. SOP SPPL
Tata Laksana Pemeriksaan Formulir SPPL : SPPL
disusun dan ditandatangani oleh pemrakarsa. SPPL
sebagaimana dimaksud disampaikan kepada instansi
lingkungan hidup sesuai dengan kewenangannya untuk
dilakukan verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana
dimaksud, instansi lingkungan hidup : memberikan tanda bukti
pendaftaran SPPL jika usaha dan/atau kegiatan merupakan
usaha dan/atau kegiatan yang wajib membuat SPPL ; atau
menolak SPPL jika usaha dan/atau kegiatan merupakan usaha
dan / atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL.
Tanda bukti pendaftaran SPPL sebagaimana dimaksud
mencantumkan nomor pendaftaran dan tanggal penerimaan
SPPL.
45
C. SOP AMDAL
Tata Laksana Penilaian Dokumen AMDAL dan
Penerbitan Izin Lingkungan : Dokumen AMDAL dinilai oleh KPA
yang memiliki kewenangan dan lisensi.Penilaian dokumen
AMDAL dilakukan dengan tahapan:( (penerimaan dan penilaian
KA secara Administratif;penilaian KA secara teknis;persetujuan
KA;penerimaan dan penilaian permohonan izin lingkungan,
Andal, dan RKL-RPL secara administratif;penilaian Andal dan
RKL-RPL secara teknis;penilaian kelayakan atau ketidaklayakan
lingkungan hidup berdasarkan Andal dan RKL-
RPL;penyampaian rekomendasi hasil penilaian kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan hidup). Jangka waktu penilaian KA
sampai dengan diterbitkannya surat persetujuan dilakukan
paling lama 30 (tiga puluh hari) kerja terhitung sejak KA diterima
dan dinyatakan lengkap secara administrasi. Jangka waktu
penilaian Andal dan RKL-RPL sampai dengan disampaikannya
hasil rekomendasi penilaian kelayakan atau ketidaklayakan
lingkungan hidup dilakukan paling lama 75 (tujuh puluh lima)
hari kerja terhitung sejak Andal dan RKL-RPL diterima dan
dinyatakan lengkap secara adminstrasi. Berdasarkan hasil
penilaian Andal dan RKL-RPL, Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai kewenangannya menerbitkan :
(Keputusan kelayakan lingkungan hidup an Izin Lingkungan, jika
rencana usaha dan/atau kegiatan dinyatakan layak lingkungan
hidup ; atau Keputusan ketidaklayakan lingkungan hidup, jika
rencana usaha dan/atau kegiatan dinyatakan tidak layak
lingkungan hidup). Penerbitan Izin Lingkungan dilakukan
bersamaan dengan penerbitan keputusan kelayakan lingkungan
hidup.
46
Pengawasan secara rutin dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan pengawasan langsung dilapangan dan evaluasi
terhadap laporan swapantau perusahaan. Untuk melaksanakan
pengawasan lingkungan yang baik dan benar, maka seorang
pengawas dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang
pengawasan dan memiliki kualifikasi yang memadai. Seorang
pengawas wajib mengetahui prinsip-prinsip pengendalian
pencemaran, proses-proses produksi kegiatan perusahaan,
sumber-sumber limbah yang dihasilkan dan yang paling utama
seorang pengawas wajib memahami dan mampu menerapkan
peraturan-peraturan pengelolaan lingkungan hidup. Hasil
Pengawasan dapat memberikan gambaran jelas kinerja
pengelolaan lingkungan yang diklakukan oleh perusahaan
(BLHD, 2013).
Pemerintah Kota Batu mempunyai peranan untuk
menetapkan kebijakan, memberikan pembinaan dan melakukan
pengendalian dalam bentuk pengawasan. Masyarakat
mempunyai peranan untuk mengawasi bersama pemerintah
terhadap pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh
perusahaan. Sedangkan pihak perusahaan mempunyai
kewajiban untuk memenuhi dan melaksanakan seluruh
ketentuan peraturan perundangan pengelolaan lingkungan yang
berlaku.
Ijin lingkungan yang telah diproses oleh seksi ANDAL,
maka pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL dan UKL-
UPL di Kota Batu menjadi tugas pokok seksi WASDAL
(Pengawasan dan pengendalian Lingkungan Hidup).
Pengawasan yang dilakukan oleh seksi WASDAL ada 2 macam
yaitu, pengawasan eksidental dan pengawasan rutin
A. Pengawasan Eksidental
Pengawasan yang dilakukan ketika ada pengaduan dari
masyarakat. Ketika ada masyarakat yang mengadu ke KLH,
maka diwajibkan untuk mengisi form yang telah disediakan
bagi yang mengadu dan yang diadukan. Kemudian
pengaduan itu akan ditindak lanjuti oleh seksi WASDAL dan
akan dilakukan pengawasan terhadap pelaku usaha tersebut.
Hasil pengawasan merupakan tugas dari pemerintah (KLH)
47
untuk memberikan arahan dan jalan keluar bagi usaha
masyarakat yang dinilai telah memberi tekanan terhadap
lingkungan sekitarnya. Disini, pemerintah sebagai verifikator
saja, tidak mempunyai hak untuk membela diantara pengadu
maupun yang diadukan.
B. Pengawasan Rutin
Pengawasan yang dilakukan kepada pelaku usaha setiap
semester (6 bulan) sekali. Pada pegawasan ini, pelaku usaha
diwajibkan untuk membuat laporan terkait kondisi usahanya.
Laporan tersebut tidak hanya memuat dampak positif, tetapi
KLH mengharapkan pelaku usaha tersebut secara jujur
menuliskan dampak negatif dari usahanya itu, sehingga
diharapkan KLH akan dapat memberikan rekomendasi untuk
mengelola dari dampak negatif yang dihasilkan sehingga
tidak sampai mengganggu lingkungan.
48
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
49
50
DAFTAR PUSTAKA
51
52
LAMPIRAN
53
54