UNIT KILANG
Disusun Oleh :
Ristika Putri Rahmad Dewi ( 2000020025 )
Tsamara Hasnasari ( 2000020035 )
UNIT KILANG
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU
Periode 1-31 Oktober 2023
Disusun oleh :
Ristika Putri Rahmad Dewi ( 2000020025 )
Tsamara Hasnasari ( 2000020035)
Mengetahui, Menyetujui,
Kaprodi Teknik Kimia Dosen Pembimbing
Fakultas Teknologi Industri
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan atas limpahan rahmat dan
Karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan serangkaian Praktik Kerja Lapangan
dan penyusunan Laporan Peraktik Keja Lapangan di Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu dengan
lancer dan tanpa halangan suatu apapun . Tugas ini disusun untuk memenuhi
Persyaratan penyelesaian progam Studi S-1 Progam Studi Teknik Kimia Fakultas
Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan . ujuan dari pelaksanaan praktek
kerja ini adalah agar mahasiswa dapat memahami permasalahan yang ada di
dalam pabrik serta mengimplementasikan secara langsung ilmu-ilmu yang telah
didapatkan untuk menemukan solusi dari permasalahan yang ada di lingkugan
Kerja Praktik Terselesaikannya Kerja Praktik hingga penyusunan laporan ini
tentunya tidak lepas dari dukungan banyak pihak oleh karena itu Pada kesempatan
ini, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyesaikan kerja praktik dan dan menyelesaikan penyusunan
laporan laporan kerja praktek dengan baik.
2. Kedua orang tua yang tidak henti memberikan dukungan dan doa
3. Bapak Waskito Tunggul Nusanto, S.Kom,M.T selaku Keapala Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
4. Bapak Agus Alexandri,S.T.,M.T selaku Plh Koordinator Program Perencanaan
Standaarisasi kerja sama
5. Bapak Dr. Yoeswono, S.Si., M.Si., selaku Sub Koordinator Sarana Teknik
Migas.
6. Bapak Dwi Purwanta S.T. selaku pembimbing lapangan yang telah
mendampingi kami selama kerja praktek
7. Bapak Agus Aktawan, S.T., M.Eng., selaku Ketua Program Studi Teknik
Kimia
8. Universitas Ahmad Dahlan memberikan kesempatan kepada kami untuk
mengikuti Kerja Praktek di PPSDM Migas Cepu
9. Ibu Lukhi Mulia Shitophyta S.T., M.T, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak bimbingan , pengarahan dan saran kepada kami saat
pelaksanaan KerjaPraktek berlangsung hingga penyusunan laporan ini
terselesaikan.
10. Semua pihak-pihak yang bekonstribusi kami selama pelaksaan Kerja Praktek.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor industri merupakan salah satu tulang punggung perekonomian dan
pembangunan di Indonesia. Oleh karena itu untuk menciptakan perekonomian
yang stabil maka dibutuhkan pengembangan di sektor industri yang kokoh dan
berkelanjutan. Untuk mencapai hal demikian maka perlu ada pemahaman
terhadap perkembangan teknologi dan ilmu–ilmu yang berkelanjutan dalam
bidang–bidang penerapan yang ada. Sejalan dengan hal tersebut maka diperlukan
peranan dari akademisi untuk memberikan kontribusi berupa sumbangan pikiran
terhadap perkembangan industri di Indonesia.
Agar tujuan dari kerja praktek tidak meleset dari mata kuliah yang dipelajari,
maka pemilihan tempat kerja praktek sangatlah menentukan. Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi Cepu yang berlokasi di jalan
Sorogo No.1, Karangboyo, Kec.Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah 58315,
Indonesia merupakan salah satu industri yang dapat digunakan sebagai tempat
kerja praktek bagi mahasiswa Teknik Kimia.
Ditinjau dari kondisi bangsa sebagai aktualisasi kehidupan manusia secara
komunal, maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai
peranan yang penting dalam kemajuan bangsa sekaligus mempengaruhi
keberhasilan pembangunan masyarakat yang mandiri. Pengembangan IPTEK
berfungsi sebagai sarana percepatan peningkatan sumber dayamanusia, perluasan
kesempatan kerja, peningkatan harkat dan martabat bangsa sekaligus peningkatan
kesejahteraan rakyat, pengarah proses pembaharuan, serta peningkatan
produktifitas. Konsep pengembangan IPTEK dibangun oleh duapihak yang saling
berkaitan, yakni praktisi di dunia industri dan akademisi di kalangan pendidikan.
Pembangunan di bidangpendidikan dilaksanakan seiring dengan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan mengaplikasikansuatu sistem pendidikan
nasional dalam rangka peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM)
nasional dalam berbagai bidang. Pendidikan tinggi sebagai bagian dari pendidikan
nasional dibina dan dikembangkan guna mempersiapkan mahasiswa menjadi
SDM yang memiliki kemampuan akademis dan profesi sekaligus tanggapterhadap
kebutuhan pembangunan dan pengembangan IPTEK sehingga dapat dijadikan
bekal pengabdian masyarakat. Pengembangan sumber daya manusia di perguruan
tinggi dilaksanakan melalui kegiatan belajar mengajar, penelitian, dan pengabdian
masyarakat.
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dibutuhkan kerjasama dan jalur komunikasi yang baik antara
perguruan tinggi, industri, instansipemerintah dan swasta. Kerjasama ini dapat
dilaksanakan. dengan penukaran informasi antaramasing-masing pihak tentang
korelasi antara ilmu di perguruan tinggi dan penggunaan di duniaindustri. Sebagai
salah satu bentuk relasi, Jurusan Teknik Kimia jenjang S-1 Fakultas Teknologi
Industri Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta mengisyaratkan mahasiswanya
untuk melakukan kerja praktik di dunia industri sebagai kelengkapan teori
(khususnya dalam bidang keahlian) yang dipelajari di bangku kuliah. Sesuai
dengan kurikulum jurusan Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,
yaitu adanya kerja praktek (2 SKS), kami memilih PPSDM MIGAS CEPU karena
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan minyak bumi.
Dalam pertambangan minyak bumi selalu menerapkan proses- proses kimia dan
unit operasi kimia yang mana sesuai dengan materi kuliah yang di pelajari di
bangku kuliah. Dengan demikian nantinya diharapkan dapat menambah
pemahaman dan pengetahuan kami dalam mempelajari proses-proses industri
kimia, khususnya industri pertambangan minyak bumi.
Kesulitan dalam klasifikasi ini ialah bahwa fraksi yang mendidih di atas
200, molekul – molekulnya jarring terdapat dalam keadaan murni tetapi
dalam keadaan gabungan.
2.2.6 Klasifikasi Menurut U.S Bureun Of Mines
Klasifikasi menurut Lane dan Garton dari U.S. Bureun Of Mines sebagai
dasar klasifikasi digunakan gravitasi API fraksi nomer 1 (fraksi minyak
bumi yang mendidih pada suhu sekitar 482˚F-547˚F atau sekitar 250˚C-300
˚C dan tekanan 1 atmosfer). Sedangkan fraksi nomer 2 (mendidih pada suhu
sekitar 527 ˚F-572 ˚F atau sekitar 275 ˚F-300 ˚F dan tekanan 40mmHg).
Fraksi nomer 1 termasuk fraksi kerodin dan fraksi nomer 2 termasuk fraksi
minyak pelumas. Dan adapun klasifikasi minyak mentah Indonesia menurut
U.S. Bureau of Mines.
Table 4 Klasifikasi Minyak Bumi Menurut Us Bureau
Gravitasi API
Golongan Dasar Fraksi Nomer 1 Fraksi Nomer 2
Paraffin-parafin >40 >30
Paraffin-tengahan >40 20-30
Paraffin-naften >40 <20
Tengahan-parafin 33-40 >30
Tengahan-tengahan 33-40 20-30
Tengahan-naften 33-40 <20
Naften-paraffin <33 >30
Naften-paraffin <33 20-30
Neften-neften <33 <20
(Roni, 2020)
K
√3 Tb
s
Dimana 𝑇𝐵 mula – mula didefinisikan sebagai nilai titik didih rerata molal,
lalu berubah menjadi niai titik didih rerata kubis dan akhirnya menjadi titik
60
didih rerata tengahan dalam R dan S adalah berat jenis pada F.
60
klasifikasi ini juga berlaku untuk fraksi minyak bumi langsung (Straight run
fractions). Adapun factor karakteristik untuk berbagai golongan dasar
minyak mentah diantaranya :
1. Minyak mentah dasar parafin: K > 12,1.
2. Minyak mentah dasar tengahan: K = 11,5 – 12,1.
3. Minyak mentah dasar naften: K = 10,5 – 11,45.
4. Minyak mentah dasar aromat: K < 10,5.
2.2.9 Klasifikasi Berdasarkan Indeks Korelasi
Klasifikasi ini dikembangkan oleh H.M. Smith dari US Bureau of Mines
yang juga berlaku untuk fraksi minyak bumi. Indeks ini diperoleh dengan
jalan melukiskan kebalikan titik didih rata-rata volumetric sesuatu fraksi
terhadap berat jenis pada 60/60 F di dalam garis untuk setiap hidrokarbon.
Untuk senyawa hidrokarbon parafin normal garis ini diberik angka nol,
sedangkan untuk bensin diberi angka 100. Berdasarkan grafik tersebut,
selanjutnya dapat dijabarkan persamaan empiric sebagai berikut:
L.K. =473,78 – 456,8 + 48.640/K
Dimana I.K. adalah indeks korelasi, S adalah gravitas jenis pada 60/60 F
dan K adalah titik didih rerata dalam K. Harga indeks antara 0, sampai 15
menunjukkan bahwa hidrokarbon parafin dalam fraksi dominan; harga
antara 15 sampai 50 menunjukkan bahwa hidrokarbon naften atau campuran
hidrokarbon parafin, naftendean aromat dalam fraksi dominan dan harga
indeks di atas 50 menunjukkan bahwa hidrokarbon aromat dalam fraksi
dominan.
Karateristik Nilai
Wujud Gas
Spesific gravity 0,690
Min. Ammonia content,%wt 99,95
Boiling point,C -33,4˚ C
Freezing point,C -77,7 ˚ C
Critical Temperature, C 133 ˚ C
Critical Pressure 1657 psi
Max. Water content, ppm by 5000
wt
Max, oil content, ppm by wt 5
(Zaim et al., 2018)
B. Kaustik soda (NaOH)
Baja karbon merupakan logam yang sering dipakai dalam sarana
kehidupan manusia maupun industri, yang mudah terserang oleh korosi
dan material ini dipilih karena relatif mudah didapatkan. Pada penelitian
ini, yang akan dibahas tentang analisis laju korosi baja karbon st 60
terhadap larutan Hidrogen Klorida (HCl) dan larutan Natrium
Hidroksida (NaOH). Pada bahan tersebut memiliki fungsi untuk
menetralisir dari senyawa-senyawa belerang dan menghilangkan
Merchaptan (RSH) yang dapat mengakibatkan korosi terhadap alat
dengan cara mencuci hasil pemisahan crude oil dan dapat digunakan
untuk proses Treating yang bertujuan memisahkan hydrogen dan sulfur
dalam fraksi gasoline.
Table 8.Spesifikasi Kaustik Soda
Karakteristik Keterangan
Wujud Cair
Warna Tidak Berwarna
Densitas (20˚C) 1,2541
Pertasol CC
Solvent ini pada dasaranya merupakan range IBP antara 120°C dan FBP
246°C, dihasilkan oleh kilang BBM Cepu dengan potensi produksi
sekitar 3.900 ton pertahun, digunakan secara umum untuk aplikasi
bahan pelarut pada industi thinner, cat, varnish, tinta cetak, insektisida
dan pestisida, serta dapat diaplikasikan sebagai bahan kimia penunjang
pada industri kimia dan pelumas. (Pertamina, 2023)
Adapun pertasol CC ini memiliki spesifikasi sebagai berikut tertera
pada Tabel 3.7 dibawah.
Metode Spek.Pertasol
No Parameter Uji Unit ASTM/lain CB
Min. Max.
1. Spesifikasi Gravity 15,6/15,6˚ C D-1298 0,782 0,7890
0
2. Distilasi :
IBP (Intial Boiling ˚C D-86 124 250
Point)
Ep (Enda Point)
3. Warna Saybolt D-156 +16
4. Korosi Bilah 2 hrs.199˚ C D-130 NO. 1
Tembaga (Copper
Strip Corrosion)
5. Dector Test D-4952 Negative
6. Aromatic Content % v/V D-1319 25
(Sumber : PPSDM Migas, 2023)
B. Solar
Solar mempunyai Trayek titik didih 250-350°C. Bahan bakar solar
adalah bahan bakar minyak hasil sulingan dari minyak bumi mentah,
bahan bakar ini berwarna kuning coklat jernih. Penggunaan solar pada
umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dan
dapat digunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung.
Minyak solar ini biasa disebut Gas Oil, Automative Diesel Oil, High
Speed Diesel. (Pertamina, 2023).
Adapun spesifikasi bahan bakar solar seperti di lihat pada table 3.8
berikut :
Batasan SNI
Minyak solar Metode Uji
No Karakteristik Satuan 48
Lain-
Min. Max. ASTM
lain
45 - D4737 -
Berat jenis (pada D4052/D1
2. kg/m3 815 870 -
suhu 15 ˚ C) 298
0,351)
0,302)
% D4294/D5
4. Kandungan sukfur - 0,253) -
m/m 453
0,054)
0,0055)
D7806/D7
11. Kandungan FAME*) % v/v - 207) -
371
%
13. Kandungan abu - 0,01 D482 -
m/m
C. Residu
Residu merupakan fraksi berat dari minyak bumi yang mempunyai titik
didih paling tinggi yaitu 350oC dan merupakan hasil bawah dari residu
Stripper. Residu biasanya digunakan sebagai bahan bakar dalam pabrik
karena mempunyai heating value yang tinggi. Produk residu di Kilang
PPSDM Migas Cepu dikenal dengan nama Minyak Bakar Cepu (MBC).
Adapun spesifikasi Residu seperti di lihat pada table berikut :
Table 13 .Spesifikasi Residu
DESKRIPSI PROSES
SPESIFIKASI ALAT
5.1 Alat-alat Pada Unit Kilang
5.1.1 Heat Exchanger
Heat Exchanger pada gambar 2 merupakan alat penukar panas antara crude
oil dengan residu dan solar yang akan masuk ke dalam cooler sehingga
crude oil menjadi lebih panas sedangkan residu atau solar menjadi lebih
dingin karena sebagian panas yang menjadi produk telah diambil oleh crude
oil. Untuk mendinginkan produknya diperlukan air sebagai media pendingin
sehingga lebih hemat. Jumlah heat exchanger di unit kilang PPSDM Migas
Cepu terdapat 5 unit dimana HE-1 jenis fluida di shell yaitu crude oil dan
yang di tube adalah naphta. HE-2 dan HE-3 jenis fluida di shell yaitu solar
dan yang di tube crude oil sedangkan HE-4 dan HE-5 fluida yang di shell
yaitu residu dan yang di tube adalah crude oil. Berdasarkan gambar 3
merupakan salah satu heat exchanger yang di gunakan di unit kilang
PPSDM Migas Cepu.
Spesifikasi Heat Exchanger di PPSDM Migas Cepu:
a. Heat Exchanger (HE-01)
Fungsi : Pemanas awal crude oil
Arah aliran : Counter current
Tipe : 1,1 – Shell and tube
Dimensi shell : Panjang 120 in; ID 30,748 in; OD 31,614 in;
Jumlah baffle 4; Jenis fluida Crude oil
Dimensi tube : ID = 0,834 in; OD 1 in; BWG 14; Jumlah tube
382; PT 1,25 in; Jenis fluida Naftha
Bahan : Alloy steel
Fluida panas : Naphta
Suhu masuk : 100°C
Suhu keluar : 60°C
Fluida dingin : Minyak mentah
Suhu masuk : 45,9°C
Suhu keluar : 50°C
b. Heat Exchanger (HE-02)
Fungsi : Pemanas awal Crude Oil
Arah aliran : Counter Current
Tipe : 1,1-Shell and Tube
Dimensi shell : Panjang 120 in; ID 30,748 in; OD 31,614 in;
jumlah baffle 4; jenis fluida solar.
DImensi tube : ID 0,834 in: OD 1 in; BWG 14; jumlah Tube
382; PT 1,25 in; jenis fluida crude oil.
Bahan : Alloy steel
Fluida panas : Solar
Suhu masuk : 170°C
Suhu keluar : 120°C
Fluida dingin : Minyak Mentah
Suhu masuk : 50°C
Suhu keluar : 56°C
c. Heat Exchanger (HE-03)
Fungsi : Pemanas awal Crude Oil
Arah aliran : Counter Current
Tipe : 1,1-Shell and Tube 40
Dimensi shell : Panjang 120 in; ID 30,748 in; OD 31,614 in;
jumlah baffle 4; jenis fluida solar.
Dimensi tube : ID 0,834 in: OD 1 in; BWG 14; jumlah Tube
382; PT 1,25 in; jenis fluida crude oil.
Bahan : Alloy steel
Fluida panas : Solar
Suhu masuk : 120°C
Suhu keluar : 170°C
Fluida dingin : Minyak Mentah
Suhu masuk : 56°C
Suhu keluar : 100°C
d. Heat Exchanger (HE-04)
Fungsi : Pemanas awal Crude Oil
Arah aliran : Counter Current
Tipe : 1,1-Shell and Tube
Dimensi shell : Panjang 122,83 in; ID 50,196 in; OD 51,181
in; jumlah baffle 4; jenis fluida residu.
Dimensi tube : ID 1,22 in: OD 1,5 in; BWG 12; jumlah
Tube 336; PT 1,875 in; jenis fluida crude oil.
Bahan : Alloy steel
panas : Residu
Suhu masuk : 160°C
Suhu keluar : 88°C
Fluida dingin : Minyak Mentah
Suhu masuk : 100°C
Suhu keluar : 130°C
e. Heat Exchanger (HE-05)
Fungsi : Pemanas awal Crude Oil
Arah aliran : Counter Current
Tipe : 1,1-Shell and Tube 41
Dimensi shell : Panjang 120 in; ID 30,748 in; OD 31,614 in;
jumlah baffle 4; jenis fluida residu.
Dimensi tube : ID 0,834 in: OD 1 in; BWG 14; jumlah Tube 382;
PT 1,25 in; jenis fluida crude oil.
Bahan : Alloy steel
Fluida panas : residu
Suhu masuk : 105°C
Suhu keluar : 160°C
Fluida dingin : Minyak Mentah
Suhu masuk : 130°C
Suhu keluar : 155,8°C
5.1.2 Furnace
Furnace adalah alat yang digunakan sebagai tempat pemanas crude oil
sampai suhu tertentu sesuai dengan karakteristiknya. Furnace berfungsi
sebagai pemanas lanjutan dari minyak mentah (umpan) yang sebelumnya
telah mendapat pemanasan awal pada HE. Tujuan pemanasan dalam furnace
adalah menguapkan fraksi-fraksi ringan yang terkandung dalam crude
oil.sebelumnya telah mendapat pemanasan awal pada HE. Tujuan
pemanasan dalam furnace adalah menguapkan fraksi-fraksi ringan yang
terkandung dalam crude oil. Berdasarkan gambar 4 sampai dengan gambar
6 merupakan salah satu furnace yang di gunakan di unit kilang PPSDM
Migas Cepu.
a. Furnace (F-1,2,3,dan 4)
Fungsi : Pemanas crude oil
Type : Box
Jumlah : 4 unit
Kapasitas : 200m3/hari
Tinggi : 7,405 m
Panjang :6m
Lebar : 3,88 m
Jumlah tube : 95 buah
Dimensi tube : Diameter 4 in; Jarak antar tube 250/330 mm; P 6 m
Status : F-1, 3 Beroperasi; F-2 4 Tidak Beroperasi
b. Furnace (F-5)
Fungsi : Pemanas crude oil
Type : Vertical cylindrical fired heater
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 350 m3 /hari
Tinggi : 19,8 m
Jumlah tube : 52 buah
Dimensi tube : ID = 152 mm; OD = 2 in; jarak antar tube = 250 mm
Bahan bakar : Fuel oil (residu), fuel gas dan steam
Status : Tidak beroperasi
c. Furnace (F-6)
Fungsi : Pemanas crude oil
Type : Vertical cylindrical fired heater
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 238,5 m3 /hari
Tinggi : 19,8 m Jumlah tube : 52 buah
Dimensi tube : ID = 152 mm; OD = 2 in; jarak antar tube = 250 mm
Bahan bakar : Fuel oil (residu), fuel gas
Status : Tidak beroperasi
5.1.3 Kolom Fraksinasi
Kolom fraksinasi merupakan kolom yang digunakan untuk
memisahkan fraksi minyak bumi berdasarkan trayek titik didihnya. Pada
unit kilang PPSDM Migas Cepu terdapat 2 buah kolom fraksinasi yaitu 1
buah beroperasi dan 1 buah untuk cadangan yang dapat dilihat pada gambar
7 dan gambar 8. Kontruksi bagian dalam terdiri dari bubble cap tray yang
merupakan alat kontak uap dan cairan.
Keuntungan menggunakan kolom ini adalah:
a. Pemisahan lebih baik
b. Kontak antara cairan dan uap lebih baik
c. Dapat bekerja pada kecepatan tinggi maupun rendah.
d. Dapat digunakan untuk kapasitas besar.
Bagian-bagian dari bubble cap tray yaitu:
a. Down corner, berfungsi untuk mengalirkan cairan dari tray yang satu
ke tray yang ada di bawahnya.
b. Weir, berfungsi untuk menjaga cairan di atas tray tetap pada ketinggian
tertentu sehingga cairan yang melebihi ketinggian weir ini akan turun
ke tray di bawahnya.
c. Riser, bagian ini berfungsi untuk mengalirkan uap.
d. Cup (mangkok), berfungsi untuk membelokkan arah uap.
e. Slot, berupa lubang-lubang kecil pada cap untuk mengalirkan uap.
Spesifikasi kolom fraksinasi di PPSDM Migas Cepu
a. Kolom Fraksinasi 1 (C-1)
Fungsi : Memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi
sesuai dengan trayek titik didihnya.
Jumlah : I unit
Tipe : Bubble cap tray
Jumlah tray : 21 buah
Dimensi : Tinggi 13,51 m; ID 2,025 m; OD 2,045 m
Jumlah bubble cap : 80 buah /tray
Tray spacing : 460 mm
Kapasitas : 55,910 m3
Design temperature : 400°C
Bahan : Carbon Steel
b. Kolom Fraksinasi 2 (C-2)
Fungsi : Memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi dari
sidestream C-1 dan top korosine stripper.
Jumlah : I unit
Tipe : Bubble cap tray
Jumlah tray : 16 buah
Dimensi : Tinggi 10 m; ID 18 mm; OD 1,82 mm
Jumlah bubble cap : 60 buah /tray
Tray spacing : 422 mm
Kapasitas : 55,910 m3
Design temperature : 400°C
Bahan : Carbon Steel
5.1.4 Evaporator
Evaporator merupakan alat untuk memisahkan fraksi ringan dengan fraksi
berat yang tercampur di dalam crude oil dengan cara penguapan yang
sebelumnya telah mendapat pemanasan di dalam furnace agar beban kerja
dari kolom fraksinasi tidak terlalu berat. Fraksi ringan berbentuk uap yang
keluar melalui bagian puncak evaporator dan fraksi berat berbentuk residu
yang keluar melalui bagian dasar evaporator.
Evaporator di PPSDM Migas Cepu terdapat satu buah yang terpasang
vertikal. Kolom evaporator merupakan kolom pemisah dan di dalamnya
tidak terdapat plate. Pada bagian bawah terdapat cungkup (penahan) untuk
menahan cairan yang akan meninggalkan evaporator.
Proses pemisahan di evaporator berdasarkan atas perbedaan densitas antara
kedua fraksi dan dibantu dengan injeksi steam yang berfungsi untuk
menurunkan tekanan parsial komponen-komponen hidrokarbon sehingga
penguapan lebih mudah.
Spesifikasi evaporator di PPSDM Migas Cepu adalah:
Fungsi : Memisahkan fraksi berat dan fraksi ringan dari
crude oil
Jumlah : 1 unit
Tipe : Vertical Coloum
Dimensi : Tinggi 6 m; ID 2,01 m; OD 2,03 m
Design Temperatur : 400°C
5.1.5 Kolom Stripper
Kolom stripper yang ditunjukkan pada gambar 9 digunakan untuk
menguapkan kembali fraksi-fraksi ringan yang terbawa fraksi berat.
Pemisahan dilakukan dengan injeksi steam ke dalam kolom. Injeksi steam
berfungsi untuk menurunkan tekanan parsial hidrokarbon, sehingga
hidrokarbon yang mempunyai titik didih rendah (fraksi ringan) akan
menguap dan terpisah dari fraksi berat.
Pada bagian kolom terdapat plate-plate yang dilengkapi dengan bubble cup
tray. Di Bagian bawah bubble cup terdapat riser dan pada bagian cup
terdapat slot yaitu lubang-lubang kecil untuk mengalirkan uap. Setiap plate
terdapat weir hambatan yang berfungsi untuk menahan cairan pada
ketinggian tertentu dan downcomer yang berfungsi untuk mengalirkan
limpahan cairan ke tray dibawahnya. Kolom stripper yang digunakan ada 3,
yaitu:
a. Residu Stripper
Kolom ini berfungsi mengembalikan kembali fraksi-fraski ringan yang
masih terkandung di dalam produk residu yang merupakan hasil bawah
evaporator sehingga menjadi terpisah dan fraksi ringan yang berupa
fase uap keluar dari bagian puncak stripper dan diumpankan ke kolom
C-1 sedangkan hasil bawah dari stripper keluar sebagai residu.
Spesifikasi Residu Stripper di PPSDM Migas Cepu:
Fungsi : Memisahkan fraksi ringan dengan residu
Jumlah : 1 buah
Tipe : Bubble cup tray
Jumlah tray : 6 buah
Dimensi : Tinggi 6,09 mm: ID 1mm; OD 1,016 mm
Design temperature : 300°C
Jumlah bubble cup : 15 buah/tray
Tray spacing : 450°C
Kapasitas : 4,720 m3
b. Pertasol CC Stripper (C-3)
Kolom ini berfungsi untuk menguapkan kembali fraksi ringan yang
masih terkandung didalam produk Pertasol CC, sehingga terpisah dan
fraksi ringan yang berupa fase uap akan menguap dan keluar dari hasil
atas stripper dan masuk kembali ke dalam kolom fraksinasi C-2,
sedangkan hasil bawah dari stripper keluar sebagai Pertasol CC.
c. Solar Stripper
Kolom ini berfungsi untuk menguapkan kembali fraksi ringan yang
masih terkandung di dalam produk solar sehingga terpisah dan fraksi
ringan yang berupa fase uap ini akan menguap dan keluar dari hasil atas
stripper dan masuk kembali kedalam kolom fraksinasi C-1, sedangkan
hasil bawah dari stripper keluar sebagai solar.
Spesifikasi Residu Stripper di PPSDM Migas Cepu:
Fungsi : Memisahkan fraksi ringan dengan
solar
Jumlah : 1 buah
Tipe : Bubble cup tray
Jumlah tray : 6 buah
Dimensi : Tinggi 6,09 mm: ID 1mm; OD 1,018 mm
Design temperature : 300°C
Jumlah bubble cup : 15 buah/tray
Tray spacing : 450°C
Kapasitas : 4,720 m3
5.1.6 Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengubah fase uap menjadi fase cair yang
masih panas dengan menggunakan air sebagai media pendingin. Di PPSDM
migas Cepu terdapat 4 kondensor utama dan 8 subkondensor.
Spesifikasi kondensor utama:
Fungsi : Mengkondensasi uap pertasol CA dari kolom C-2
Tipe : 1,1-shell and tube
Jenis : Vertical Condenser
Arah aliran : Counter current
Jumlah : 4 buah
Tinggi : 4890 mm
Dimensi shell : ID = 1040 mm; OD = 1090 mm
Dimensi tube : ID = 31,35 mm; OD =38 mm
Jumlah tube : 227
Media pendingin : Air
Bahan konstruksi : All brass dan carbon steel
Status : Masih beroperasi
5.1.7 Cooler
Cooler digunakan untuk mendinginkan produk-produk minyak yang
keluar dari stripper, fraksinator, heat exhanger maupun kondensor dengan
air pendingin pada suhu tertentu sebelum masuk ke tangki penampungan.
Cooler yang digunakan pada kilang minyak PPSDM Migas Cepu ada dua
jenis yaitu:
Shell and tube
Cooler jenis ini terdiri dari shell dan tube, air pendingin berada pada
bagian shell dan fraksi minyak panas berada dalam tube dengan arah aliran
lawan arah.
Spsifikasi Cooler Shell and tube di PPSDM Migas Cepu:
a. Cooler (Cl-1,2)
Fungsi : Mendinginkan produk pertasol CC
Tipe : 1,1-Shell and Tube
Jenis : Vertical condenser
Jumlah tube : 519/348 Tinggi : 3186/3250 mm
Diameter Shell : 1090 mm/1245 mm
Diameter Tube : 20 mm/38 mm
Media pendingin : Air
Bahan : Carbon steel
b. Cooler (Cl-3,4)
Fungsi : Mendinginkan produk pertasol CA yang
keluar dari kondensor
Tipe : 1,1-Shell and Tube
Jenis : Vertical condenser
Jumlah tube : 348
Tinggi : 3250 mm 54
Diameter Shell : 1245 mm
Diameter Tube : 38 mm
Media pendingin : Air
Bahan : Carbon steel
c. Cooler (CL-5,9)
Fungsi : Mendinginkan produk petasol CB
Tipe : 1,1-Shell and Tube
Jenis : Vertical condenser
Jumlah tube : 321
Tinggi : 1900 mm
Diameter Shell : 1200 mm
Diameter Tube : 38 mm
Media pendingin : Air
Bahan : Carbon steel
d. Cooler (CL-6,10,11)
Fungsi : Mendinginkan produk solar
Tipe : 1,1-Shell and Tube
Jenis : Vertical condenser
Jumlah tube : 321
Tinggi : 1900 mm
Diameter Shell : 1200 mm
Diameter Tube : 38 mm
Media pendingin : Air
Bahan : Carbon steel
e. Cooler (CL-7,8,12)
Fungsi : Mendinginkan produk solar
Tipe : 1,1-Shell and Tube
Jenis : Vertical condenser
Jumlah tube : 321
Tinggi : 1900 mm 55
Diameter Shell : 1200 mm
Diameter Tube : 38 mm
Media pendingin : Air
Bahan : Carbon steel
5.1.8 Separator
Separator berfungsi memisahkan air dan gas yang terikut ke dalam produk
berdasarkan perbedaan densitas, dimana air dikeluarkan dari bagian bawah
melalui drain dapat di lihat pada gambar 11. Produk yang dihasilkan
dikeluarkan dari bagian samping diatas drain, sedangkan gas dikeluarkan
melalui bagian atas selanjutnya produk-produk tersebut dialirkan melalui
penampung.
Spesifikasi Separator di PPSDM Migas Cepu:
a. Separator (S-1, dan 3)
Fungsi : Memisahkan produk pertasol CA dari air
Jenis : Silinder tegak
Volume : 4,6896 m3
Tinggi : 465 cm/480 cm
Diameter dalam : 254 cm/110cm
Tebal shell : 7,8-8,6 mm
Temperatur maks : 70°C
Temperatur normal : 50°C
Bahan konstruksi : Carbon steel
Status : Masih beroperasi
b. Separator (S-2, dan 4)
Fungsi : Memisahkan produk naphta dan
pertasol CB dari air
Volume : 1,3296 m3
Ukuran : ID = 570 mm, OD = 617 mm
Tinggi : 465 cm
Tebal shell : 10-12 mm
Temperatur maks : 70°C
Temperatur normal : 50°C 57
Bahan konstruksi : Carbon steel
Status : Masih beroperasi
c. Separator (S-5, 6, 7, dan 8)
Fungsi : Memisahkan produk kerosin (S-5),
Solar (S-6), pH Solar (S-7),
Pertasol CC (S-8) dari air
Volume : 0,3534 m3
Tinggi : 44 cm
Tebal shell : 10-12 mm
Temperatur maks : 70°C
Temperatur normal : 50°C
Bahan konstruksi : Carbon steel
Status : S-5,7 tidak beroperasi dan
S-6,8 masih beroperasi
d. Separator (S-9)
Fungsi : Memisahkan produk pertasol CB dari air
Diameter dalam (ID) : 85 cm
Tinggi : 535 cm
Tebal shell : 10-12 mm
Temperatur maks : 70°C
Temperatur normal : 50°C
Bahan konstruksi : Carbon steel
Status : Masih beroperasi
f. Cooler (CL-13,14)
Fungsi : Mendinginkan produk bawah kolom
fraksinasi 2 (C-2) yang akan digunakan sebagai
refluks
Tipe : 1,1-Shell and Tube
Jenis : Horizontal cooler
Jumlah tube : 308/250
Tinggi : 4900 mm
Diameter Shell : 4200 mm
Diameter Tube : 25/26 mm
Media pendingin : Air
Bahan : Carbon steel
Box cooler
Tube-tube yang dilalui fluida panas dimasukkan dalam tempat persegi
panjang yang berisi air pendingin yang dapat di lihat pada gambar 10. Air
dalam box selalu disirkulasi.
Spesifikasi Box cooler di PPSDM Migas Cepu:
Fungsi : Mendinginkan produk minyak bumi
Tipe : Pipe coil
Jumlah : 6 buah
Tinggi : 3000mm
Diameter Shell :-
Diameter Tube : 4 in/ 3 in/ 2 in
Jumlah tube : 40/ 24/ 30/ 66
Media pendingin : Air
Bahan : Carbon steel
Status : Beroperasi
5.1.9 Tangki Peenyimpanan
Tangki penyimpanan berfungsi sebagai penampung bahan baku dan
produk dari kilang. Jenis tangki yang digunakan adalah silinder tegak
“Fixed Cone Roof Tank”. Pada tangki minyak berat crude oil, di bagian
bawah dilengkapi dengan steam oil agar minyak tetap berada dalam
keadaan cair. Tangki yang ada di kilang PPSDM MIGAS Cepu adalah:
• Tangki Crude Oil : T-101,T-102
• Tangki LAWS 2 : T-114, T-115, T-116, T-117
• Tangki LAWS : T-109, T-110 T-113
• Tangki LAWS 4 : T-112,
• Tangki Solar : T-106, T-111 T-120, T-124, T-125,T-126, T-127
• Tangki Residu : T-104, T-122, T-123
5.1.10 Pompa
Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan suatu
cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui media pipa dengan
cara menambah energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung
secara kontinyu. Pompa yang digunakan adalah jenis pompa reciprocating
(torak) dengan menggunakan penggerak berupa uap air (steam) dan pompa
sentrifugal dengan penggerak motor listrik. Di kilang minyak PPSDM
Migas Cepu, pompa reciprocating yang digunakan merupakan tipe pompa
duplex. Letak pompa reprocating di kilang minyak PPSDM Migas Cepu
sebagai berikut:
• Dua buah untuk mentransfer dan mengirim residu
• Dua buah untuk mentransfer dan mengirim solar
• Dua buah untuk mengirim PH solar
Table 14.Spesifikasi Pompa
Pompa
Uraian
Kali Solo I Kali Solo II Distribusi Air Minum
Merk Ebera KSB Ebera
Jenis Centrifugal Centrifugal Centrifugal
Kecepatan 100
putar 3,6 m3/jam m3/jam 200 m3/jam
Kapasitas 1450 rpm 1450 rpm 1450 rpm
Tegangan 380 V 400 V 380 V
Kuat Arus 5A 75 A 105 A
Jumlah 2 buah 6 buah 6 buah
UTILITAS
7.1 Utilitas
Utilitas adalah unit penyedia bahan penunjang suatu operasi yang sangat
diperlukan oleh sebuah industri agar proses dapat berjalan baik dan lancar.
Utilitas di PPSDM Migas Cepu meliputi beberapa unit yaitu :
1. Unit Pengolahan Air
2. Unit Penyediaan Steam
3. Unit Penyediaan Tenaga Listrik (power plant)
Unit water treatment digunakan sebagai penyedia keperluan air proses yang
digunakan sebagai keperluan teknis dan non teknis, misalnya air pendingin,
air boiler, air minum, dan pemadam kebakaran. Sumber air baku diambil
dari sungai Bengawan Solo dengan pertimbangan- pertimbangan sebagai
berikut :
1. Sungai bengawan solo tidak pernah kering walaupun dimusim kemarau.
2. Tingkat pencemaran tidak terlalu tinggi.
3. Lokasi yang tidak berjauhan dengan pabrik.
Tahapan penyediaan dan pengolahan air yang dilakukan di unit ini yaitu
:
7.1.1.1 Pengolahan dan Penyediaan Air Minum
1. Screening
6CO2 + 18H2O
5. Filtrasi
Air dari sungai Bengawan Solo dipompa ke bak segaran I dan diberi
koagulan untuk mengendapkan kotoran, kemudian dialirkan ke bak
segaran II untuk mengecek flok-flok yang terbentuk (ditambahkan
koagulan) dan langsung dialirkan ke bak segaran III. Air dari bak segaran
III yang telah mengalami koagulasi dan sedimentasi digunakan sebagai air
pendingin untuk keperluan kegiatan di unit kilang. Di unit kilang air
pendingin digunakan sebagai media pendingin pada kondensor, box cooler
dan cooler. Air pendingin yang telah digunakan suhunya ± 45 ºC oleh unit
kilang
7.1.1.3 Penyediaan Air Pemadam Kebakaran
Water treatment juga bertugas dalam penyedia air umpan boiler. Air
umpan ini diperoleh dari hasil penyaringan, tetapi masih banyak
mengandung pengotor-pengotor yang akan mengganggu proses. Khusus
umpan boiler dilakukan 2 proses pengolahannya itu external treatment dan
internal treatment.
1. External Treatment
2. Internal Treatment
Unit ini bertugas untuk menyediakan steam yang akan digunakan pada
proses unit pengolahan/kilang. Proses dimulai Ketika air masuk ke boiler
melalui druk diameter fire tube dan keluar dari boiler sudah berubah
menjadi steam (uap bertekanan) yang berada pada keadaan superheated
steam dan mempunyai suhu 185 ºC dan tekanan 6 kg/cm 2. Unit yang
memproduksi uap air bertekanan (steam), uap yang dihasilkan bertekanan
rendah, tipe boiler pipa (fire tube) dan satu sumbu api single burner. Bahan
bakar untuk penyalaan pertama gas elpiji dengan igniter pada busi dan
diikuti terbentuknya valve bahan bakar solar. Boiler merupakan alat yang
digunakan untuk mentransfer panas dari hasil pembakaran ke air sehingga
air tersebut menjadi uap (steam). Sedangkan pada boiler meliputi :
1. Penyediaan steam atau uap
b. Laboratorium
c. Kantor
d. Bengkel
2. Diluar Pabrik
a. Gedung kuliah dan asrama STEM AKAMIGAS, aula, dan gor MIGAS
c. Perumahan MIGAS
3. Diluar PPSDM
a. Petamina
b. Sekolah Tinggi Teknik Ronngolawe
c. Tempat-empat ibadah
BAB VIII
PENGOLAHAN LIMBAH
8.1. Pengolahan Limbah
Limbah merupakan bahan sisa atau buangan dari suatu kegiatan dan proses
produksi yang sudah tidak terpakai. Limbah juga tida memiliki nilai ekonomi
dan daya guna, melainkan bisa sangat membahayakan jika sudah mencemari
lingkungan sekitar.Limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu
usaha dan atau kegiatan manusia,dengan kata lain limbah merupakan barang
sisa dari suatu kegiatan yang sudah tidak bermanfaat atau bernilai ekonomi
lagi, wujud limbah yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah gas.
Dampak Air limbah (Limbah Cair) diantaranya:Kontaminasi dan
pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air yang digunakan oleh
manusia, mengganggu kehidupan dalam air, mematikan hewan dan tumbuhan
air, menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobik dan zat
anorganik), menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan
air sehingga terjadi penyumbatan yang dapat menyebabkan banjir. (Kartika &
Wahyuningsih, 2019)
8.1.1 Limbah Cair
8.1.1.1 Sumber Limbah cair
Setiap kegiatan mempunyai potensi untuk menimbulkan dampak terhadap
lingkungannya. Kilang minyak PPSDM Migas Cepu dalam proses
produksinya menghasilkan limbah cair yang akhirnya dibuang ke sungai
Bengawan Solo. Apabila limbah cair tersebut tidak diolah terlebih dahulu,
limbah tersebut akan mengakibatkan pencemaran sehingga dapat
menurunkan kualitas sungai dan merugikan ekosistem yang terdapat
didalamnya serta masyarakat di sekitarnya. Sumber limbah cair yang
dihasilkan oleh PPSDM Migas Cepu tersebut berasal dari beberapa unit,
yaitu :
1. Limbah cair kilang minyak
2. Limbah cair boiler plant
3. Limbah cair laboratorium
4. Limbah cair power plant
8.1.1.2 Sistem Pengolahan Limbah Cair
Sistem pengolahan limbah di PPSDM MIGAS Cepu adalah sebagai
berikut :
1. Limbah Cair Kilang
Limbah cair kilang minyak ini berasal dari drain tangki produk dan
tangki crude oil, drain separator (terdapat 9 separator), dan perawatan
kilang minyak yang dilakukan 3 tahun sekali. Limbah cair yang
dihasilkan dari kilang minyak berkisar ± 450 𝑚3 /hari.
Agar limbah tersebut tidak mencemari lingkungan terutama sungai
Bengawan Solo, maka limbah dialirkan terlebih dahulu kedalam unit
pengolahan limbah cair (oil catcher) melalui beberapa tahapan, yaitu :
a. Tahap 1, Pemisahan minyak pada unit API (American Petrolium
Institute)
Dimensi akat : 6 m x 3 m x 1,5 m
Kapasitas : 800 m3/jam
Prinsip Kerja :
Air limbah yang bercampur dengan minyak masuk melalui saluran A,
karena adanya perbedaan densitas antara minyak dan air maka minyak
yang mempunyai densitas lebih kecil akan berada pada permukaan
(B), sedangkan air (C) yang berada di bawah minyak keluar sebagai
effluent melalui saluran D. Minyak yang berada dipermukaan diambil
dengan menggunakan skimmer atau penggaruk minyak dan dialirkan
menuju bak penampung minyak untuk untuk dipompa menuju tangki
timbun slop. Oil catcher type API lebih efektif untuk pemisahan
partikel minyak dalam air dengan ukuran diatas 150 micron. Minyak
yang terikut dalam air effluent dari unit API pertama dialirkan ke unit
CPI (Corrugated Plate Interceptor)
gambar 3.Pengolahan limbah cair tahap I