LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
SHUTDOWN SISTEM MENGGUNAKAN PARAMETER TEMPERATUR
DAN CONTROL LEVEL AIR PADA UNIT BOILER PLANT
BERBASIS DCS
DI PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
1 September – 31 Oktober 2020
Disusun oleh
Nama : Shinta Nurani
Nim : 40040317640028
LEMBAR PENGESAHAN
SHUTDOWN SISTEM MENGGUNAKAN PARAMETER TEMPERATUR
DAN CONTROL LEVEL AIR PADA UNIT BOILER PLANT
BERBASIS DCS
Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya serta hidayah-Nya, sehingga praktik kerja lapangan dan
penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dengan judul “ Shutdown Sistem
Menggunakan Parameter Temperatur Dan Control Level Air Pada Unit Boiler
Plant Berbasis Dcs’’ dapat terselesaikan dengan baik.
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah nya sehingga
kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) dan penulisan laporan dapat
terselesaikan dengan baik.
2. Ayah dan Ibu, Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan
restunya, memberi dorongan semangat, dan dukungan selama ini
sehingga laporan ini dapat segera selesai.
3. Ir. Wakhid Hasyim, MT. Selaku Kepala Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi.
4. Bapak Waskito Tunggul Nusanto, S.Kom, M.T. selaku Kepala Bidang
Program dan Evaluasi.
5. Bapak Dr. Yoeswono, S.Si, M.Si. selaku Kepala Sub Bidang Sarana
Prasarana Pengembangan SDM dan informasi.
6. Bapak Ahmad Rosyidi, S.Ag selaku Pengelola Praktek Kerja
Lapangan.
7. Ibu Nurpadmi,S.T, M.T selaku pembimbing lapangan PPSDM Migas.
8. Bapak Much.Azam ,S.Si, M.Si selaku Kepala Program Studi S.Tr
Teknologi Rekayasa Otomasi.
9. Terima kasih untuk kawan seperjuangan dari berbagai Universitas .
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi
Penulis berharap laporan kerja praktik ini dapat memebrikan manfaat dan
menabah wawasan bagi pembaca umumnya serta adik-adik angkatan mahasiswa
Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Otomasi pada khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
4. Studi pustaka
Pengumpulan data berdasarkan literatur sebagai pembanding
dan pelengkap data yang di dapat di lapangan.
BAB II
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi
a. Visi
b. Misi
1.Menyiapkan sumber daya manusia di subsektor minyak dan gas bumi
yang terampil, ahli, profesional, bermatabat tinggi, berkarakter dan mampu
bersaing di pasar global di subsektor minyak dan gas bumi.
2.Menyelenggarakan dan mengembangkan program pelatihan dengan
metode pembelajaran serta sarana dan prasarana yang berkualitas.
3.Menyelenggarakan pelayanan dan mengembangkan uji sertifikasi
kompetensi
4.Mengembangkan jejaring untuk dapat bersinergi dengan lembaga
pendidikan, industri, masyarakat, dan peemrintah dalam menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan.
untuk tiap peti (37,5 liter minyak tanah dari hasil pengilangan).
Penemuan sumur minyak bumi bermula di desa Ledok oleh Mr. Adrian
Stoop.
Lapangan minyak Cepu masih dapat beroperasi secara maksimal seperti biasa dan
pada saat itu Jepang pernah melakukan pengeboran baru di lapangan minyak
Kawengan, Ledok, Nglobo dan Semanggi
Periode Masa Indonesia Merdeka (1945)
Searah terima kekuasaan dari Jepang dilaksanakan oleh pimpinan
setempat kepada bangsa Indonesia. Untuk membenahi daerah minyak di
Cepu segera diadakan tugas-tugas operasional dan pertahanan berdasarkan
Maklumat Menteri Kemakmuran No.5 perusahaan minyak di Cepu
dipersiapkan sebagai perusahaan tambang minyak nasional (PTMN).
Adapun daerah kekuasan meliputi lapangan-lapangan minyak di sekitar
Cepu, Kilang Cepu dan lapangan-lapngan di daerah Bongas.
Pada bulan Desember 1948 Belanda menyerbu Cepu dan pabrik
minyak PTPN Cepu dibumihanguskan. Pada akhir tahun 1947 menjelang
tahun 1950 setelah adanya penyerahaan kedaulatan maka pabrik minyak
Cepu dan Kawengan diserahkan dan diusahakn kembali oleh BPM
perusahaan milik Belanda.
BAB III
ORIENTASI UMUM
1. Pengaman Operasional
Pengaman operasional meliputi beberapa zona sebagai berikut:
a Zona Pengawasan
Zona ini meliputi pintu gerbang dan pos satpam,
Peserta kerja praktik atau tamu yang memasuki pintu gerbang
diwajibkan untuk melapor terlebih dahulu. Selain itu, jika
membawa kendaraan, harus diparkir ditempat yang telah
disediakan.
b. Zona Terbatas
Zona ini meliputi area laboratorium perpustakaan,
laboratorim dan kalibrasi, laboratorium elektronika
instrumentasi telekomunikasi, serta unit fire and safety.
c. Zona Terlarang
Zona ini meliputi area Kilang, dimana setiap orang
tidak boleh secara sembarangan masuk dan harus mendapatkan
izin terlebih dahulu dari kepala security atau pembimbing
untuk masuk ke area ini.
3.3.2 Stilasi
1. Prinsip dasar distilasi atmosferik
Prinsip dasar distilasi atmosferik adalah pemisahan fraksi-
fraksi yang dikehendaki berdasarkan perbedaan trayek didih
(hoiling range) masıng-masing fraksi tersebut dan berlangsung
melalui proses pemanasan, penguapan, pemisahan atmosferik
sehingga disebut distilasi atmosferik.
2. Proses distilasi atmosferik
Crude oil dari tangki dihisap oleh pompa feed dan
dipompakan melewati heat exchanger (HE), furnace, dan
evaporator. Di furnace, crude oil mengalami pemanasan sampai
temperatur 330°C Sedangkan di evaporator, crude oil dipisahkan
antara uap dan cairan (residu). Residunya mengalir ke residu
stripper, heat exchanger, box cooler, kemudian ke tangki
penampung residu.
Dari top evaporator, uap minyak yang merupakan
campuran dari fraksi-fraksi solvent (pertasol), kerosin, solar dan
PH solar masuk ke dalam kolom fraksinasi Cl untuk dipisahkan
sesuai fraksi-fraksinya. Dari kolom Cl paling atas keluar
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi
PERTASOL CA
PERTASOL CB
PERTASOL CC
Solar
Residu
Pengujian dilakukan dengan melakukan analisa density dan juga
viskositas Viskositas (kekentalan) minyak adalah salah satu parameter
penting dalam penentuan kualitas minyak. Untuk itu viskositas minyak
dianalisis dengan instrumen viskosimeter (viscometer) dalam pengambilan
data.
Salah satu parameter yang penting adalah pengukuran viskositas
kinematik. Pengukuran viskositas kinematik dilakukan pada temperafure
40 C dan 100 C. Dani pengukuran viskositas dapat ditentukan indeks
viskositas suatu minyak. Nilai Viskositas suatu minyak akan menunjukkan
seberapa besar hambatan suatu fluida untuk dapat mengalir. Makin besar
nilai viskositas suatu (makin kental) berarti makin besar hambatannya
untuk mengalir. Idealnya viskositas atau hambatan harus kecil namun
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi
a. Wellhead
Merupakan peralatan kontrol sumur di permukaan yang terbuat
dari baja membentuk suatu sistem seal/penyekat untuk menahan
semburan atau kebocoran cairan sumur ke permukaan. Bagian
wellhead, adalah casing head dan tubing head.
b. X-mastree
Merupakan susunan kerangan (valve) yang berfungsi sebagar
pengamanan dan pengatur aliran produksi di permukaan yang
dicirikan oleh jumlah sayap/lengan (wing) dimana choke atau bean
atau jepitan berada. Terdiri dari, master valve, wing valve, top valve
(swab valve), dan pressure gauge
c. Flowline
Merupakan pipa produksi yang berfungsi untuk mengalirkan
fluida dari sumur menuju Header & Manifold di stasiun pengumpul.
BAB IV
LANDASAN TEORI
4.1 Sekilas Tentang Laboratorium Instrumentasi Migas
Laboratorium Instrumen dan elektronika merupakan sarana dan fasilitas
dari PPSDM Migas ka pelayanan baik berupa peralatan atau tenaga yang
berkaitan dengan bidang instrumentasi dan elektronika.
2 Simulator Elektronika
a. Laboratorium Elektronika Dasar
b Laboratorium Mikroelektronika
c.Teknik Digital
d. Mikroprosesor.
mendapatkan hasil yang baik secara kualitas dan kuantitas serta efisien dan
efektifitas proses produksi.
Instrumen yang dipakai dalam pengukuran dan pengendalian secara
umum terdiri dari beberapa bagian yaitu Sensing Element( primary
clement) Transmitter (secondary element) Controller Element (Controller)
dan Final Elemen (Control Valve) Keempat element tersebut jika disusun
dan difungsikan sebagai pengendali proses.
Instrumentasi sebaga alat keamanan juga bertujuan untuk menjaga
keselamatan manusia dan mempertahankan proses produksi saat industry
migas dalam keadaan safety. Terdapat berbagai instrumentasi yang
berperan sebagai sistem keamanan seperti indicator alarm maupun sirine.
Instrumentasi juga berperan untuk menganalisis jalannya proses
industri dan mutu dari produk yang dihasilkan oleh suatu industri, Hal ini
penting terutama hal pengambilan keputusan dilapangan seperti regulasi
alat alat industri, perancangan sistem yang baik, maupun oembenahan
berbagai kerja faktor yang mempengaruhi efektivitas
Pengukuran
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi
Primary
Sensing
Transmitter
Element
4.2.2.1 Tekanan
1. Bourdoun-Tube
Terdiri dari 3 bagian yaitu :
1.1 “C” Bourdon Tube
Ciri- ciri dari bourdon C-tube adalah pipa pipih berbentuk C salah satu
ujungnya tertutup. Pada ujung yang tertutup dihubungkan ke system link
jarum penunjuk, sedangkan ujung yang terbuka dihubungkan ke system
yang akan diukur tekanannya. Pemilihan material ini didasarkan atas
pemakaiannya pada range tekanan yang tinggi serta ketahanan korosi. Bila
pressure connecting dihubungkan dengan fluida yang bertekanan maka
tube aliran bergerak dan gerakan ini akan mengakibatkan link ikut
bergerak. Dengn gerakan link ini gear yang berhubungan dengan jarum
penunjuk akan bergerak.
1.2 Spiral-Tube
Elemen ini merupakan modifikasi dari C tube dan terdiri dari beberapa
lilitan bourdon tube. Pada umumnya spiral tube digunakan untuk
tekanan yang sedang dan berbagai recorder karena memiliki kepreisian
yang tinggi dibandingkan dengan C Tube.
3. Tabung pilot
Dipakai untuk mengukur kecepatan aliran fluida pada
saluran dan mengukur keepatan angin atau steam. Prinsip kerja
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi
100
KC =
PB
U(t)=Kpe(t)
2. Kontrol integral
Pada kontroler dengan aksi kontrol integral nilai masukan kontroler U(t)
diubah pada laju proportional dan sinyal pembangkit kesalaha e(t) sehingga:
3. Kontrol derivativ
Jika mode proportional mempertimbangkan proses eror saat itu saja dan
mode integral mempertimbangkan error sebelumnya ,mode derivativ ini
lebih mengantisipasi keadaan yang akan terjadi. Tujuan mode derivatif ini
adalah untuk memprediksi proses error sebelumnya berubah dan mengambil
tindakan korektiv sebelum terjadinya eror.
4. Kontrol PID
Kontrol yang paling kompleks dari ketiganya. Secara teori ,kontrol PID
dapat memberi hasil kontrol yang lebih baik,namun faktanya keuntungan
dari kontrol PID ini sulit didapat karena sulitnya menentukan parameter
tunning yang benar. Penambahan mode derivativ pada kontrol Pi biasanya
dispesifikasikan sebagai pengimbang, bukan sebagai pelambat proses.
Kontrol PID biasanya banyak dipakai untuk proses industri untuk mengontrol
variabel lambat seperti sushu,PH dan variabel yang lain.
t
Kp de(t )
U(t) = Kpe(t) + ∫ e ( t ) dt + KpTd
Ti 0 dt
U ( s)
=Kp¿ + TdS)
E(s)
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi
2. Linear
Digunakan untuk proses yang lambat atau untuk
proses utama yang berubah karena perubahan
beban (load).
3. Equal
Control valve digunakan :
a. Proses yang cepat
b. Proses yang membutuhkan ability tinggi
ketika dibuat hubungan antara persen
bukaan control valve dengan persen output
BAB V
TUGAS KHUSUS
error atau kerusakan pada alat produksi itu karena sudah diketahui
sebelumnya.
Pada Pusdiklat Migas Cepu khususnya banyak tempat proses
produksi terutama pengolahan minyak atau disebut dengan kilang minyak.
Untuk mengendalikan proses pengolahan ini perlu adanya kontroller. Akan
tetapi, kontroler pada Pusdiklat Migas Cepu masih menggunakan SLCD
( single loop Control Digital) dimana masih belum terkomputerisasi .Maka
dari itu perlu digunakan kontrol yang dapat terkomputerisasi dan otomatis
dimana kita menggunakan DCS ( distributed Control System). DCS
(Distributed Control System) pada pusdiklat Migas Cepu di aplikasikan
pada simulator Boiler Drum dan Heat Exchanger Process Control Training
System BDT921.
2. I/O
3. Terminal Unit
4. HMI/Supervisory Station
5. Engineering
6. Historian
7. Sistem aset management & sistem report
Dari gambar topografi tersebut sampai saat ini DCS adalah sistem kontrol
yang memiliki fungsi terlengkap dan cocok untuk aplikasi yang mengedepankan
sistem integrasi.
5.2 Sistem Boiler
Boiler adalah suatu unit pesawat yang biasa dipakai untuk merubah
air menjadi uap yang bertekanan tertentu di dalam dapur (furnance).
Energi panas dari bahan bakar diberikan kepada air melalui bagian
pendidih sehingga terbentuk uap. Untuk menghasilkan uap yang
bertekanan diperlukan panas yang berasal dari proses pembakaran bahan
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi
Boiler ini digunakan berbagai elemen dan instrumentasi yang sama persis
dengan yang ada di lapangan, seperti transmitter,controller, dan
sebagainya. Desain telah dibuat sedemikian rupa sehingga aksi
pengontrolan dapat dilakukan dengan baik, ditunjukkan pada gambar 5.3
Dalam sistem kontrol boiler steam drum , control valve berfungsi ebagai
aktuator yang dikendalikan melalui sinyal kontrol yang diberikan oleh controller
untuk mengatur besar kecilnya flow (aliran) dari air umpan yang masuk ke boiler
steam drum. Karena besar kecilnya aliran air umpan yang masuk ke boiler akan
berpengaruh terhadap suhu steam yang dihasilkan.
5.5 I to P Tranducer
Ouput dari controller merupakan sinyal elektrik 4-20mA, oleh karena itu
untuk mengontrol conrol valve yang memerlukan sinyal pacumatic 3-15 psi
dibutuhkan IP Transducer. Transduser adalah mengubah suatu bentuk sinyal
standard ke bentuk sinyal standard lainnya. Transduser arus listrik pneumatik (1/)
adalah suatu peralatan instrumentasi yang mengubah sinyal arus listrik (4-20 mA)
menjadi sinyal Pneumatik (3-5 psi atau 20-100 kPa).
Dengan menggunkan parameter sensor level high dan level low, dengan
mempertahankan kondisi air pada kondisi antara level high dan level low.
Jika air berkurang dan mencapai level low, maka control valve I akan
Membuka untuk mengisi air pada drum boiler Sedangkan jika air mencapai
level high maka control valve akan menutup agar tidak mengisi dan control
valve 2 akan membuka kemudian air mengalir kembali ke deaerator.
5Isilah berikut
Station type : AFV10D
Database Type : general purpose
Domain Number :1
Station Number 1 lalu klik ok
Untuk isian lain opsional tidak wajib di isi
5. Klik pada PJT01 > FCS01>IOM. Lakukan klik kanan pada IOM create
New dan pilih Node Sehingga muncul sbb:
6. Klik Kanan pada NODE1 > Create New > IOM sehingga muncul
7. Lakuka hal yang sama sehingga 4 slot pada NODE1 dari FCS01 terisi
seperti berikut :
8. Inisialisasikan tiap modul dengan cara klik dua kali pada AAI143-H
Sehingga akan muncul menu
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi
14. Klik link block >PIO>OK kemudian klik pada area kosong sehingga
muncul sebagai berikut
21. Kemudian mengklik menu stencil dengan mendrag Data caracter untuk
menunjukan nilai temperatur dan level yang dibaca oleh transmitter
.
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi
5.7 Kesimpulan
1. Boiler memiliki beberapa kontrol yaitu sistem kontrol level, sistem kontrol
tekanan , sistem kontrol pembakaran dan sistem kontrol aliran.
2. Parameter- parameter yang dikendalikan dalam proses pengolahan migas,
khususnya dibagian boiler adalah pressure, level, temperatur dan flo.
3. Shutdown sistem pada unit boiler plant menggunakan parameter
temperatur pada proses pembentukan uap bertekanan di Boiler sangatlah
penting kegunaannya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
dalam proses.
4. Shutdown sistem pada unit boiler plant menggunakan parameter
temperatur ini merupakan indikator kondisi tidak normal adalah dengan
melihat nilai dari temperatur yang bekerja pada boiler. Temperatur
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pada praktek kerja lapangan di Pusdiklat Migas Cepu ini kami sebagai
praktikan telah mendapatkan banyak pengetahuan yang baru mengenai
sistem kontrol dan isntrumen yang ada pada plant, dalam waktu praktek
kerja lapangan selama dua bulan ini penulis memberikan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dcs merupakan salah satu perangkat yang digunakan untuk
mengontrol beberapa device pada plant.
2. Human Interface Machine (HMI) ialah suatu sistem yang dapat
digunakan oleh operator untuk mengontrol dan memantau plant dari
jarak jau ( tidak perlu mendekati plant dilapangan).
6.2 Saran
Berikut kami sampaikan beberapa saran untuk Pusdiklat Migas Cepu
Serta kampus Universitas Diponegoro terutama program studi Teknologi
Rekayasa Otomasi fakultas sekolah vokasi.
1. Penulis sangat berharap dibentuknya suatu kerjasama anatara
Universitas Diponegoro khususnya sekolah vokasi dengan PPSDM
Migas dalam program pelatihan bagi mahasiswa.
2. Mendatangkan tenaga pengajar dari dunia industri ke kampus Undip
untuk mengadakan kelas studi khusus bagi mahasiswa, misal
pembelajaran sistem kontrol dan instrumentasi dengan tenaga
pengajar dari laboratorium instrumen dan elektronika PPSDM Migas
Cepu.
3. Diberikan suatu pemahaman kepada mhasiswa tentang mnfaat dari
praktek kerja lapangan serta kami berharap pihak kampus memberi
referensi tempat Praktek kerja lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.Pusdiklatmigas.com