Anda di halaman 1dari 86

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia


Minyak dan Gas Bumi

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
SHUTDOWN SISTEM MENGGUNAKAN PARAMETER TEMPERATUR
DAN CONTROL LEVEL AIR PADA UNIT BOILER PLANT

BERBASIS DCS
DI PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
1 September – 31 Oktober 2020

Disusun oleh
Nama : Shinta Nurani
Nim : 40040317640028

TEKNOLOGI REKAYASA OTOMASI FAKULTAS SEKOLAH VOKASI


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

LEMBAR PENGESAHAN
SHUTDOWN SISTEM MENGGUNAKAN PARAMETER TEMPERATUR
DAN CONTROL LEVEL AIR PADA UNIT BOILER PLANT

BERBASIS DCS

DI PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK


DAN
GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)
01 September – 31 Oktober 2020

Disusun oleh :

Shinta Nurani 40040317640028


Telah diperiksa dan disetujui pada
Tanggal: 31 Oktober 2020
Disahkan oleh:

Kepala Sub Bidang Sarana Prasarana


Pembimbing Lapangan
Pengembangan SDM dan Informasi

Dr. Yoeswono, S.Si.,M.Si. Nurpadmi, S.T.M.T


NIP. 197107161991031002 NIP.19705142010122001

Kepala Bidang Program dan Evaluasi

Waskito Tunggul Nusanto, S.kom.,M.T.


NIP. 196901241991031001

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya serta hidayah-Nya, sehingga praktik kerja lapangan dan
penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dengan judul “ Shutdown Sistem
Menggunakan Parameter Temperatur Dan Control Level Air Pada Unit Boiler
Plant Berbasis Dcs’’ dapat terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih pada


semua pihak yang telah memberikan dukungan bantuan dan saran sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan ini, khususnya
kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah nya sehingga
kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) dan penulisan laporan dapat
terselesaikan dengan baik.
2. Ayah dan Ibu, Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan
restunya, memberi dorongan semangat, dan dukungan selama ini
sehingga laporan ini dapat segera selesai.
3. Ir. Wakhid Hasyim, MT. Selaku Kepala Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi.
4. Bapak Waskito Tunggul Nusanto, S.Kom, M.T. selaku Kepala Bidang
Program dan Evaluasi.
5. Bapak Dr. Yoeswono, S.Si, M.Si. selaku Kepala Sub Bidang Sarana
Prasarana Pengembangan SDM dan informasi.
6. Bapak Ahmad Rosyidi, S.Ag selaku Pengelola Praktek Kerja
Lapangan.
7. Ibu Nurpadmi,S.T, M.T selaku pembimbing lapangan PPSDM Migas.
8. Bapak Much.Azam ,S.Si, M.Si selaku Kepala Program Studi S.Tr
Teknologi Rekayasa Otomasi.
9. Terima kasih untuk kawan seperjuangan dari berbagai Universitas .
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan pihak-pihak tersebut di atas,


penulisan laporan ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Dengan ketulusan hati
penulis mengucapkan terima kasih atas dedikasi berbagai pihak selama ini.

Penulis berharap laporan kerja praktik ini dapat memebrikan manfaat dan
menabah wawasan bagi pembaca umumnya serta adik-adik angkatan mahasiswa
Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Otomasi pada khususnya.

Cepu, Oktober 2020

Penulis

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

DAFTAR ISI

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

DAFTAR GAMBAR

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan
yang dimiliki seseorag (soft skill maupun hard skill) akan sangat
mempengaruhi kemajuan suatu bangsa dalam percepatan
pembangunan masyarakatnya. Dimana dengan kemajuan IPTEK dapat
meningkatkan sumber daya manusia, produktivitas sehingga akan lebih
mendorong dalam program peningkatan percepatan pembangunan
suatu negara. Perkembangan teknologi juga harus di imbangi dengan
penngkatana SDM yang berkualitas, tanpa ada sinkronisasi kedua hal
tersebut teknologi yang canggihpun tidak kan bermanfaat.
Dalam rangka meningkatkan kualtas sumber daya manusia
diperlukan pengetahuan yang terpadu antara dunia industri dengan
dunia akademis. Kerja sama harus dibangun dengan jalur komunikasi
yang baik,saling bertukar informasi dengan demikian perguruan tinggi
sebagai landasan teori bagi mahasiswa dan dunia industri sebagai
aplikasinya. Dengan kerjasama ini diharapkan mampu menghasilkan
kualitas sumber daya manusia yang bukan hanya mempunyai
kemampuan akademis dan profesi tinggi tetapi diharapakan flekibel
terhadap perkembangan zaman.
Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib Sarjana
Terapan Teknologi rekayasa otomasi universitas diponegoro. PKL
yang dilaksanakan di PUSDIKLAT MIGAS CEPU berguna sekali bagi
mahasiswa yang akan memfokuskan kegiatannya setelah kuliah pada
dunia industri. Pelaksanaan PKL disini lebih di titik beratkan pada
peralatan instrumentasi dan kendali yang akan dilaksanakan di
workshop instrumentasi dan elektronika yang ada pada PUSDIKLAT
MIGAS CEPU.
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

1.2 Tujuan Kerja Praktek


Adapun tujuan dari kerja praktek di PUSDIKLAT MIGAS Cepu
adalah :
1.2.1 Tujuan umum
1. Melatih kerja sama dan kedisiplinan dalam dunia kerja.
2. Mengaplikasikan teori yang telah di dapat di
perkuliahan dan menerapkannya dalam dunia industri.
3. Membandingkan teori yang telah di dapat di bangku
perkuliahan dengan penerapannya di dunia kerja, serta
hubungannya dengan teknologi yang berkembang
dewasa ini didalam bidang industri.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
pada jurusan Sarjana terapan Teknologi Rekayasa
Otomasi, Fakultas Sekolah Vokasi, Universitas
Diponegoro Semarang.
2. Mempelajari lebih dalam mengenai proses
produksi,controlling yang ada di perusahaan.
3. Sikap profesionalisme dan etos kerja bisa lebih
dipahami dan diterapkan sebagai personal dalam dunia
industri.

1.3 Manfaat Kerja Praktek


Manfaat yang diperoleh setelah dilaksanakan kerja praktek ini bisa
digunakan mahasiswa sebagai bekal kedua setelah pendidikan yang di
dapatkan di kampus untuk memasuki dunia kerja,sehingga mahasiswa
memiliki kemampuan dan pengalaman untuk bisa mengabdikan
dirinya pada masyarakat luas.
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek


Tempat : PPSDM MIGAS Cepu jl. Sorogo No 1 Cepu - 58315
Waktu pelaksanaan : 1 september – 31 oktober 2020.

1.5 Pembatasan Masalah


Agar isi laporan dapat menerangkan pokok masalah secara jelas
dan terperinci, maka penulis memberikan batasan-batasan pada pokok
permasalahan, yaitu :
1. Orientasi umum mengenai PPSDM MIGAS Cepu sebagai
pengenalan ruang lingkup perusahaan secara keseluruhan.
2. Orientasi khusus di workshop instrumentasi.
3. Pembuatan tugas khusus yang diberikan pembimbing lapangan
di workshop instrumentasi dan elektronika.

1.6 Metode Pengumpulan Data


Dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini menggunakan metode/
tenik pengumpulan data sebagai berikut.
1. Pengamatan di lapangan
Mengamati penerapan dan sistem operasi instrumentasi dan
controller dari salah satu atau lebih pada alat yang diterapkan
perusahaan.
2. Wawancara dan diskusi
Merupakan cara untuk memperoleh data dengan melakukan
wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terlibat dalam
proses.
3. Pengambilan literatur pendukung
Mempelajari latar belakanag perusahaan ( identitas perusahaan,
status hukum, kepemilikan, dll) serta mempelajari data teknis
perusahaan seperti panduan teknis sistem operasi dari salah
satu atau lebih instrumentasi dan controller yang digunakan.
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

4. Studi pustaka
Pengumpulan data berdasarkan literatur sebagai pembanding
dan pelengkap data yang di dapat di lapangan.

BAB II
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

GAMBARAN UMUM PPSDM MIGAS

2.1 Penjelasan Umum

Gambar 2.1 Logo Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral

Nama Instansi : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan


Gas Bumi.
Alamat : Jl. Srogo No. 1 Kecamatan Cepu Kabupaten Blora, Jateng
Email : http://www.pusdiklatmigas.com
Tanggal Berdiri : 4 Januari 1966, berdasarkan SK Menteri Minyak dan Gas
Bumi No. 5/M Migas/1966
Fasilitas : Kilang CDU, Lab. Kimia, Lab. Fisika, Lab. Minyak Bumi,
lab. Lindungan Lingkungan, Lab. Produksi, Lab.
Telekomunikasi, Lab. Instrument, Lab. Listrik, Lab.
Eksplorasi, Lab. Engineering, Lab. Komputer, Lab. Teknik
Sipil, Lab Metalurgi, dan Las, Mekanik, Lab. Penggerak
Mula, Lab. Inspeksi, Lab. Bahasa, Bor, Simulator Produksi,
Simulator Proses, Model, Wisma, Fire Ground, Ruang
Model, Perpustakaan, Pilot Plant, dan Sarana Olahraga.

2.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi PPSDM MIGAS

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral


No. 13 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral pasal 893 bahwa Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi mempunyai tugas melaksanakan
Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang minyak dan gas bumi.
Adapun fungsi dari PPSDM Migas berdasarkan Peraturan Menteri
ESDM No. 13 Tahun 2016 tanggal 16 November 2010, fungsi dari PPSDM
Migas adalah :
a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis pengembangan sumber daya
manusia  di bidang minyak dan gas bumi; 
b. Penyusunan program, akuntabilitas kinerja dan evaluasi serta
pengelolaan informasi pengembangan sumber daya manusia di bidang
minyak dan gas bumi.
c. Penyusunan perencanaan dan standarisasi pengembangan sumber daya
manusia di bidang minyak dan gas bumi;
d. Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang
minyak dan gas bumi;
e. Pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana dan informasi
pengembangan sumber daya manusia di bidang minyak dan gas bumi;
f. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang
pengembangan sumber daya manusia  Minyak dan Gas Bumi; dan
g. Pelaksanaan administrasi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia 
Minyak dan Gas Bumi.
 Visi dan Misi

a. Visi

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia di subsektor minyak


dan gas bumi yang unggul, karakteristik, dan diakui Internasional.

b. Misi
1.Menyiapkan sumber daya manusia di subsektor minyak dan gas bumi
yang terampil, ahli, profesional, bermatabat tinggi, berkarakter dan mampu
bersaing di pasar global di subsektor minyak dan gas bumi.
2.Menyelenggarakan dan mengembangkan program pelatihan dengan
metode pembelajaran serta sarana dan prasarana yang berkualitas.
3.Menyelenggarakan pelayanan dan mengembangkan uji sertifikasi
kompetensi
4.Mengembangkan jejaring untuk dapat bersinergi dengan lembaga
pendidikan, industri, masyarakat, dan peemrintah dalam menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan.

2.1.2 Sejarah Singkat PPSDM MIGAS


Cepu adalah sentral pengeboran sumur minyak pertama yang ada di
Indonesia. Pertama kali ditemukan oleh seorang Insinyur dari Belanda
bernama Andrian Stoop pada tahun 1886 dan diresmikan tanggal 28 Mei
1983 atas nama AB Versteegh. Seiring perkembangan zaman, perjalanan
sejarah kilang minyak Cepu mengalami perubahan nama dan diuraikan
menjadi 3 periode, yaitu:
 Periode Zaman Hindia Belanda (Tahun 1886 - 1942)
Zaman ini telah ditemukan rembesan minyak didaerah pulau Jawa
yaitu Kuwu, Merapen, Watudakon, Mojokerto serta penemuan minyak dan
gas di Sumatera. Eksplorasi minyak bumi di Indonesia di mulai pada tahun
1870 oleh seorang Insinyur dari Belanda bernama P. Vandijk, di daerah
Purwodadi Semarang dengan mulai pengamatan rembesan-rembesan
minyak di permukaan.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Kecamatan Cepu Provinsi Jawa Tengah terdapat konsesi minyak,


dalam kota kecil di tepi Bengawan Solo, perbatasan Jawa Tengah dan Jawa
Timur yang bernama Panolan, diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893 atas
nama AB. Versteegh.

Kemudian beliau mengontrakkannya ke perusahaan DPM (Dordtsche


Petroleum Maarschappij) di Surabaya dengan membayar ganti rugi sebesar
F. 10000 dan F. 0.1

untuk tiap peti (37,5 liter minyak tanah dari hasil pengilangan).
Penemuan sumur minyak bumi bermula di desa Ledok oleh Mr. Adrian
Stoop.

Januari 1893, ia menyusuri Bengawan Solo dengan rakit dari Ngawi


menuju Ngareng Cepu dan akhirnya memilih Ngareng sebagai tempat
pabrik penyulingan minyak dan sumurnya dibor pada Juli 1893. Daerah
tersebut kemudian dikenal dengan nama Kilang Cepu. Selanjutnya,
berdasarkan akta No. 56 tanggal 17 Maret 1923 DPM diambil alih oleh
BPM (Bataafsche Petroleum Maarschappij) yaitu perusahaan minyak milik
Belanda.

 Periode Zaman Jepang ( Tahun 1942 - 1945 )


Periode zaman Jepang, dilukiskan tentang peristiwa penyerbuan
tentara Jepang ke Indonesia pada perang Asia Timur yaitu keinginan Jepang
untuk menguasai daerah-daerah yang kaya akan sumber minyak, untuk
keperluan perang dan kebutuhan minyak dalam negeri Jepang.
Terjadi perebutan kekuasaan Jepang terhadap Belanda, para pegawai
perusahaan minyak Belanda ditugaskan untuk menangani taktik bumi
hangus instalasi penting, terutama Kilang minyak yang ditujukan untuk
menghambat laju serangan Jepang. Namun akhirnya, Jepang menyadari
bahwa pemboman atas daerah minyak akan merugikan pemerintah Jepang
sendiri.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Sumber-sumber minyak segera dibangun bersama oleh tenaga sipil


Jepang, tukang-tukang bor sumur tawanan perang dan tenaga rakyat
Indonesia yang berpengalaman dan ahli dalam bidang perminyakan, serta
tenaga kasar diambil dari penduduk Cepu dan daerah lainnya dalam jumlah
besar.

Lapangan minyak Cepu masih dapat beroperasi secara maksimal seperti biasa dan
pada saat itu Jepang pernah melakukan pengeboran baru di lapangan minyak
Kawengan, Ledok, Nglobo dan Semanggi
 Periode Masa Indonesia Merdeka (1945)
Searah terima kekuasaan dari Jepang dilaksanakan oleh pimpinan
setempat kepada bangsa Indonesia. Untuk membenahi daerah minyak di
Cepu segera diadakan tugas-tugas operasional dan pertahanan berdasarkan
Maklumat Menteri Kemakmuran No.5 perusahaan minyak di Cepu
dipersiapkan sebagai perusahaan tambang minyak nasional (PTMN).
Adapun daerah kekuasan meliputi lapangan-lapangan minyak di sekitar
Cepu, Kilang Cepu dan lapangan-lapngan di daerah Bongas.
Pada bulan Desember 1948 Belanda menyerbu Cepu dan pabrik
minyak PTPN Cepu dibumihanguskan. Pada akhir tahun 1947 menjelang
tahun 1950 setelah adanya penyerahaan kedaulatan maka pabrik minyak
Cepu dan Kawengan diserahkan dan diusahakn kembali oleh BPM
perusahaan milik Belanda.

 Periode Tahun 1950 – 1951 (Administrasi Sumber Minyak)


Setelah kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta maka tambang
minyak Nglobo, Ledok, Semanggi dan Lusi diserahkan kepada Komando
Distrik Militer Blora. Tambang di daerah itu diberi nama (Administrasi
Sumber Minyak) dan dibawah pengawasan Kodim Blora..

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

 Periode 1951 – 1957 (Perusahaan Tambang Minyak RI)


Pada tahun 1951 perusahaan minyak di lapangan minyak Ledok,
Nglobo, dan Semanggi oleh ASM diserahkan kepada pemerintah sipil,
untuk kepentingan tersebut dibentuk panitia kerja yaitu Badan
Penyelenggara Perusahaan Tambang Minyak RI atau PTMRI. Produk yang
dihasilkan oleh PTMRI berupa bensin, kerosin, solar dan sisanya residu.

 Periode 1957 – 1961 ( Tambang Minyak Nglobo CA)


Pada tahun 1957 PTMRI diganti menjadi Tambang Minyak Nglobo
CA(Combine Anexis).

 Periode Tahun 1961 -1966 (PN. PERMIGAN)


Pada tahun 1961, Tambang Minyak Nglobo CA diganti menjadi
PERMIGAN (Perusahaan Minyak dan Gas Negara). Pemurnian minyak di
lapangan minyak Ledok dan Nglobo dihentikan. Pada tahun 1962, kilang
Cepu dan lapangan minyak Kawengan dibeli oleh pemerintah RI dari Shell
dan diserahkan ke PN PERMIGAN.

 Periode Tahun 1966 -1978 (PUSDIK MIGAS)


Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi
No. 5/M/MIGAS/1966 tanggal 04 Januari 1966, yang menerangkan bahwa
seluruh fasilitas instalasi PN Permigan Daerah Administrasi Cepu dialihkan
menjadi Pusat Pendidikan dan Latihan Lapangan Perindustrian Minyak dan
Gas Bumi (PUSDIKLAP MIGAS) yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Lembaga Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS) Jakarta.

Karena banyaknya kebutuhan tenaga ahli dan terampil dalam kegiatan


minyak dan gas bumi, maka tenaga – tenaga muda Indonesia banyak dikirim
keluar Negeri pada tanggal 7 Februari 1967 di Cepu dihasilkan
AKAMIGAS ( Akademi Minyak dan Gas Bumi ) angkatan I.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

 Periode Tahun 1978 -1984 (PPTMGB LEMIGAS)


Dengan Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 646
tanggal 26 Desember 1977 PUSDIKLAP MIGAS yang merupakan bagian
dari Lembaga Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS) diubah menjadi bagian
dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dan namanya diubah menjadi
Pusat Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi Lembaga MInyak
dan Gas Bumi (PPTMGB LEMIGAS).

PPTMGB LEMIGAS mengalami kesulitan – kesulitan dalam


memasarkan produksi naphta, filter oil dan residu sehingga kadang – kadang
kilang terpaksa berhenti beroperasi disebabkan semua tangki penuh. Sejak
1979 spesifikasi yang ditetapkan pemerintah lebih tinggi, sehingga
pemasaran produk Cepu lebih sulit lagi.

 Periode Tahun 1984 -2001 (PPT MIGAS)


Berdasarkan Surat KEPRES No. 15 tanggal 6 Maret 1984,
organisasi Pertambangan dan Energi dikembangkan dan PPTMGB
“LEMIGAS” menjadi Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas
Bumi (PPT MIGAS). Sedangkan sesuai SK Menteri Pertambangan dan
Energi No.0177K/1987 tanggal 5 Maret 1987, dimana wilayah kerja PPT
MIGAS yang dimanfaatkan Diklat Operasional/laboratorium lapangan
produksi diserahkan ke PERTAMINA ASSET 4 fied Cepu
mengoperasikan pengolahan crude oil milik PERTAMINA.

 Periode Tahun 2001 – 2016 (PUSDIKLAT MIGAS)


Berdasarkan surat Keputusan Menteri ESDM no.150/2001 tanggal
2 Maret 2001,PPT MIGAS diganti menjadi PUSDIKLAT MIGAS dan
telah diubah Peraturan Menteri ESDM nomor 0030 Tahun 2005 tanggal 20
Juli 2005. Kemudian diperbarui dengan Peraturan Menteri ESDM No.18
Tahun 2010 Tanggal 22 November 2010.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

 Periode 2016 – Sekarang (PPSDM MIGAS)


Pada urutan terakhir sejarah berdirinya PUSDIKLAT MIGAS
menjadi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas
Bumi (PPSDM MIGAS) sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2016 Tanggal
13 Mei 2016, dan diundangkan pada tanggal 24 Mei 2016.

2.1.3 Lokasi PPSDM Migas Cepu


Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
berlokasi di Jalan Sorogo 1, Kelurahan Karangboyo, Kecamatan Cepu,
Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah dengan areal sarana dan prasarana
pendidikan dan pelatihan seluas 120 hektar. Di tinjau dari segi geografis dan
ekonomis, lokasi tersebut cukup strategis karena didukung oleh beberapa
faktor, yaitu:
a. Dekat dengan sumber bahan baku
Sumber baha baku berasal dari distrik I Kawengan, distrik II
Ledok, Nglobo dan Semanggi yang dioperasikan oleh PT. Pertamina
EP Region Jawa area Cepu serta lapangan Wonocolo yang merupakan
pertambangan rakyat dibawah pengawasan PT. Pertamina EP Region
Jawa area Cepu.
b. Dekat dengan sarana transportasi
Dekat dengan jalur kereta api dan jalan darat, sehingga
memudahkan transportasi pemasaran produk ke konsumen dan
transportasi bahan-bahan yang dibutuhkan.
c. Dekat dengan sumber air
Yaitu sungai Bengawan Solo, sehingga mudah memperoleh air
yang digunakan sebagai penunjang produksi baik pada musim
penghujan maupun musim kemarau.
d. Terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur sehingga
mempunyai daerah pemasaran yang luas.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Gambar 2.2 Peta Lokasi Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

2.1.4 Stuktur Organisasi dan Kepegawaian

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PPSDM Migas Cepu

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

BAB III
ORIENTASI UMUM

3.1 Unit Keamanan dan Humas


Unit hubungan masyarakat berfungsi sebagai penghubung berbagai
kepentingan di PPSDM MIGAS dengan pihak luar Memberikan informasi
tentang PPSDM MIGAS kepada masyarakat merupakan salah satu
peranan unit Humas.
Dalam dunia kerja industri, unit keamanan merupakan salah satu
unit yang penting dan sebagai penjaga stabilitas lingkungan industri. Unit
Keamanan dalam industri sangat berbeda dengan keamanan perkantoran
karena kompleknya cakupan kegiatan mulai dari proses industri dan
kegiatan administrasi industri itu sendiri Di PPSDM MIGAS, unit
keamanan terbagi menjadi empat macam objek pengmanan sebagai berikut
1. Pengaman Personal
Pengaman personal meliputi seluruh karyawan, peserta didik,
peserta kerja praktik an tamu. Dengan pengamanan yang
dilakukan berdasarkan objek personal diharapkan stabilitas
keamanan dapat terjaga di PPSDM MIGAS,
2. Pengaman Material
Pengaman material meliputi seluruh benda yang berada di
lingkungan PPSDM MIGAS. Pengamanan ini dikhususkan
pada tiga hal, yaitu pagar (fencing), pintu gerbang, dan lighting
system.
3. Pengaman Informasi
Pengaman informasi meliputi pengaman terhadap dokumen-
dokumen penting negara atau perusahaan.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

1. Pengaman Operasional
Pengaman operasional meliputi beberapa zona sebagai berikut:
a Zona Pengawasan
Zona ini meliputi pintu gerbang dan pos satpam,
Peserta kerja praktik atau tamu yang memasuki pintu gerbang
diwajibkan untuk melapor terlebih dahulu. Selain itu, jika
membawa kendaraan, harus diparkir ditempat yang telah
disediakan.
b. Zona Terbatas
Zona ini meliputi area laboratorium perpustakaan,
laboratorim dan kalibrasi, laboratorium elektronika
instrumentasi telekomunikasi, serta unit fire and safety.

c. Zona Terlarang
Zona ini meliputi area Kilang, dimana setiap orang
tidak boleh secara sembarangan masuk dan harus mendapatkan
izin terlebih dahulu dari kepala security atau pembimbing
untuk masuk ke area ini.

3.2 Unit Safety


3.2.1 Pengertian Keselamatan Kerja
Pengertian Keselamalan dan Kesehatan Kerja adalah segala daya
upaya atau pemikiran yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya budayanya, unytuk meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab setiap pekerja,
yang mengandung pengertian usaha mengubah kondisi kerja yang
semula tidak aman menjadi aman, sehingga para pekerja dalam
melaksanakan tugasnya dapat terhindar dari bahava kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, pekerja dituntuut agar sadar untuk memenuhi peraturan
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

keselamatan kerja Adapun tujuan keselamatan kerja adalah sebagai


berikut:
1. Agar semua orang, baik pekerja maupun orang lain yang ada di
tempat kerja berada pada kondisi sehat dan selamat.
2. Agar proses produksi dapat berjalan dengan efktif dan efisien.
3. Agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan aman.

3.2.2 Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian tidak terduga dan tidak
dikehendaki yang menggangu proses dari aktivitas yang telah ditentukan
dan dapat mengakibatkan kerugian korban dan harta benda. Penyebab
Kecelakaan kerja
Kecelakaan kera diakibatkan oleh beberapa hal sebagni berikut :
A. Tindakan atau perbuatan tidak aman
• Mengoperasikan mesin yang bukan menjadi tanggung
jawabnya.
• Kelalaian atau kecerobohan.
• Bekerja sambil bergurau.
• Bersikap masa bodoh.
• Kegagalan dalam menggunakan alat pelindung diri.
• Tidak menaati aturan
B. Kondisi atau keadaan tidak aman
• Mesin atau perkakas tanpa pelindung,
• Peralatan rusak.
• Tempat kerja kotor, licin, dan bising
• Tata letak peralatan yang jelek.
• Suhu udara terlalu panas atau dingin.
• Penerangan kurang atau lebih.
• Adanya bahan berbahaya atau beracun

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Pencegahan Kecelakaan Kerja Secara umum, pola pencegahan


kecelakaan kerja dapt dilakukan melalui beberapa langkah sebagai
berikut. Adanya peraturan-peraturan keselamatan kerja.
a. Adanya standarisasi alat-alat dan prosedur kerja
b. Adanya pengawasan terhadap proses kerja.
c. Melakukan penelitian teknik.
d. Melakukan penelitian medis
e. Melakukan penelitian medis.
f. Melakukan berbagai raining
g. Adanya pendidikan tentang keselamatan kerja.
h. Memberikan asuransı
Fasilitas penunjang di Unit Fire and Safety
PPSDM MIGAS telah menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat
menunjang pemadaman api dan keselamatan kerja. Adapun fasilitas yang
dimiliki oleh unit pemadam api dan keselamatan kerja adalah sebagai
berikut:
•3 buah mobil pemadam kebakaran.
•Jaringan hydrant.
•3 unit fasilitas jaringan pompa hydrant.
•Mesin kompresor pengisi tabung Briting Apparatus.
• Mobil penembak busa
•Alat pemadam kebakaran
•Alat pemadam api ringan.
Sementara itu, sarana-sarana penunjangnya adalah sebagai berikut:
•Alat komunikasi.
•Mobil pengangkut kru (peralatan safety).
Rumah sakit diperlukan bilaterjadi kecelakaan kerja, kebakaran,
dan sebagainya.

3.3 Unit Kilang


Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

3.3.1 Minyak Mentah (Crude Oil)


Minyak mentah merupakan campuran yang sangat kompleks dari
senyawa hidrokarbon sebagai penyusun utamanya, dan sedikit unsur
belerang, nitrogen, oksigen, logam dan garam mineral. Sebelum diproses
di kilang, material ikatan tersebut harus dipisahkan terlebih dahulu agar
tidak mengganggu proses dan mengurangi mutu produk yang dihasilkan
Minyak mentah (crude oil), sebagai suatu hasil tambang dikelompokkan
menjadi beberapa jenis, antara lain
1. Crude oil parafinis.
2. Crude oil asphaltis.
3. Crude otl campuran (mixed).

3.3.2 Stilasi
1. Prinsip dasar distilasi atmosferik
Prinsip dasar distilasi atmosferik adalah pemisahan fraksi-
fraksi yang dikehendaki berdasarkan perbedaan trayek didih
(hoiling range) masıng-masing fraksi tersebut dan berlangsung
melalui proses pemanasan, penguapan, pemisahan atmosferik
sehingga disebut distilasi atmosferik.
2. Proses distilasi atmosferik
Crude oil dari tangki dihisap oleh pompa feed dan
dipompakan melewati heat exchanger (HE), furnace, dan
evaporator. Di furnace, crude oil mengalami pemanasan sampai
temperatur 330°C Sedangkan di evaporator, crude oil dipisahkan
antara uap dan cairan (residu). Residunya mengalir ke residu
stripper, heat exchanger, box cooler, kemudian ke tangki
penampung residu.
Dari top evaporator, uap minyak yang merupakan
campuran dari fraksi-fraksi solvent (pertasol), kerosin, solar dan
PH solar masuk ke dalam kolom fraksinasi Cl untuk dipisahkan
sesuai fraksi-fraksinya. Dari kolom Cl paling atas keluar
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

produkuap pertasol yang diumpankan kembali ke kolom C2 untuk


dipisahkan menjadi solvent ringan (pertasol CA) dan solvent
sedang (pertasol CB). Uap pertasol CA yang keluar melalui top
kolom C2 dicairkan di kondesor dan didinginkan di cooler,
kemudian ke separator dan masuk ke tangki produk pertasol CA
TA 114, 115, 116, dan 117. Dari side stream kolom C2 dan bottom
C2 diambil sebagai produk pertasol CB, lalu masuk ke cooler,
separator kemudian ke tangki penampung pertasol CB TI09, 110.
Dari side stream paling atas (no 8 kolom Cl) diambil produk
pertasol CC. lalu masuk ke cooler, separator, lalu masuk ke tangki
produk pertasol CC T I12, 113. Dari side stream bagian tengah
kolom Cl, diambil produk kerosin kemudian masuk stripper
kerosin. Dari bottom stripper, kerosin masuk ke cooler, separator
lalu masuk ke tangki penampungan kerosin T 106, 124, 125, 126.
Dari stde stream bagian bawah kolom CL diambil produk solar.
kemudian masuk ke stripper solar, dari bottom stripper, solar
masuk ke HEI, cooler, separator, kemudian ke tangki
penampungan produk solar T 111, 120, 127 Dari battom kolom
fraksinasi CI keluar produk PH solar. lalu ke tangki penampungan
PH solar, lalu ke tangki penampungan PH solar T18, 119

3.3.3 Produk utama yang dihasilkan


1. Solvent ringan (pertasol CA), solvent sedang (pertasol CB), dan
solvent berat (pertasol CC) yng semuanya digunakan sebagai
pelarut.
2. Kerosin untuk minyak lampu dan kompor
3. Sölar untuk bahan bakar diesel.
4. Residu untuk bahan bakar pada industri.

3.4 Unit Boiler Plant

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Di dalam industri minyak, boiler sangat diperlukan untuk


menunjang proses kilang. Botler adalah pesawat yang digunakan untuk
mentransfer panas dari pembakaran bahan bakar ke air sehingga air
tersebut menjadi uap. Boiler yang terdapat di PPSDM Migas adalah Boiler
Wanson yang merupakan boiler jenis pipa api dengan tekanan dan
kapasitas rendah.
Unit boiler memiliki beberapa tugas sebagai berikut:
a. Penyedia Steam Proses penyediaan steam yaitu air masuk ke boiler
drung diameter fire tube dan keluar dari boiler berubah mejadi steam
yang berada pada keadaan saturated steam dan mempunyai tekanan + 6
kg/cm2. Steam dan boiler inm digunakan untuk:
1. Pemanas fluida
2. Untuk penggerak mesin
3. Proses pengolahan (unit kilang dan unit)
4. Sebagai media bantu dalam proses fraksional di kilang untuk
menurunkan titik didih dari fraksi- fraksi minyak (crude oil)

b. Penyediaan Udara Bertekanan


Udara atmosfer dimasukan kedalam kompresor sehingga nkan
menghasilkan udara bertekanan. Kompresor adalah suatu alat yang
digunakan untuk memampatkan udara yang digerakkan dengan motor
listrik Udara bertekanan ini digunakan untuk media instrumentasi
pneumatic dan media kerja yang lain.

c. Penyedia Air Lunak


Air lunak digunakan untuk umpan boiler dan air pendingin mesin.
Air industri yang berasal dari unit pengolahan air dimasuksan kedalam
softener sehingga kesadahan air menurun. Air ini digunakan untuk umpan
boiler harus memenuhi persyaratan yaitu dengan kesadahan mendekati nol
dan pH air sekitar8,5-9,5

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Adapun instalasi yang digunkan untuk proses penyediaan air


umpan boiler adalah sebagai berikut
1) Sand Filter
Fungsinya yaitu untuk mngurangi kekeruhan air
industri (+ 10 PPm Mg/i SiO2 ) sehingga ukuran untuk
mesh dari lumpur - lumpur didalam air masih lebih kecil
agar pengolahan enjadi tidak berat
2) Softener
Fungsinya untuk menghilangkan garam garam yang
menyebabkan terjadiya kesadahan air dari sand filter
meningkat seperti Cad an Mg, selain itu juga mengelolah
air industri menjadi lebih lunak.
3) Daerator
Air tangki penampuing air lunak di pompa dengan
menggunakan pompa booster menuju ke daerator. Fungsi
alat ini yaitu untuk menghilangkan gas - gas atau udara
yang terlarut di dalam air terutama gas CO2 dan O2

d. Penyedia Air Pendingin


Proses ini dilakukan dengan cara melewatkan air bekas pemanas
dari cooler dan condensor pada cooling tower sehingga dapat dihasilkan
air pendingin. Fungsi air pendingin adalah untuk mendinginkan minyak -
minyak panas di dalam cooler dan condensor.
3.5 Unit Instalasi dan Pengolahan Air
Unit pengolahan air (Water Treatment) memiliki tugas untuk
menyuplai kebutuhan air yang diperlukan untuk kebutuhan teknis dan non-
eknis. Misalnya , air pendingin, air umpan boiler, air minum, dan air
pemadam kebakaran.
3.5.1 Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersih yang layak dikonsumsi masyarakat
merupakan salah satu tugas dari unit Water Treatment. Untuk
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

memperoleh air yang memenuhi standard kelayakan, sistem pengolah air


sungai dapat diterima oleh masarakat melalui beragai hapan berikut:
1. Proses Sereening, merupakan proses pemisahan partikel-partikel
yang berukuran besar yang terbawa oleh air.
2. Proses Sedimentasi, merupakan proses pengendapan partikel-
partikel padat yang terkandung dalam air yang menyebabkan
kekeruhan
3. Proses Koaguılasi dan Flockulasi, merupakan proses
terbentuknya flock dengan jalan menambahkan bahan koagulan
pada air, kemudian flock mengendap.
4. Proses Aerasi, merupakan proses penambahan oksigen pada air
agar dapat menghilangkan bau busuk dan menetralkan racun.
5. Proses Filtrasi, merupakan proses pemisahan melalui
penyaringan

3.5.2 Penyediaan Air Pemadam Kebakaran


Untuk air pemadam kebakaran diambil dari Sungai Bengawan Solo
melalui RPKS II (Rumah Pompa Kali Solo II) yang ditampung dalam bak
pengendap/yap Untuk air pemadam hanya dilakukan proses pengendapan
saja. Setelah pengotor- pengotor mengendap, air didistribusikan menuju
hydrant yang ada di pabrik dan perkantoran

3.5.3 Penyediaan Air Industri


Kebutuhan akan air industri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air
pendingin dan air umpan boiler
1. Penyediaan Air Pendingin. Di unit. Kilang, air pendingin digunakan
sebagai pendingin pada kondensor, box Cooler dan cooler.
2. Air Umpan Boiler Water Treatmeni juga berugas dalam menyediakan
air umpan boiler. Air ini diperoleh dari hasil penyaringan yang masih

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

mengandung banyak pengotor-pengotor yang dapat mengganggu


proses.

3.6 Unit Power Plant


Power Plant adalah suatu unit di PPSDM Migas yang menangani
penyediaan tenaga listrik Kebutuhan terhadap pasokan listrik diperlukan
disemua unit di lingkungan PPSDM Migas.
Sebagai pembangkit tenaga listrik, power plant menggunakan tenaga
diesel (PLTD) dengan perimbangan teknis antara lain :
1. Bahan bakar yang dipakai adalah solar yang dapat disediakan oleh
PPSDM Migas sendiri.
2. Sistemnya starting relatif dan mesinnya relatif kuat.
3. Daya yang dihasilkan besar
PPSDM Migas menyediakan pembangkit listrik dengan adanya
pertimbangan sebagai berikut:
1. Perlu adanya kontinyuitas pelayanan tenaga listrik yang ada pada
PPSDM Migas sehingga dapat menunjang operasi kilang.
2. Semakin besar kebutuhan tenaga listrik yang digunakan untuk
keperluan operasional dalam rangka operasi kilang dan semakin
majunya pendidikan yang ada di PPSDM Migas.
Fungsi PLTD yang ada di PPSDM Migas adalah untuk melayani
kebutuhan tenaga listrik di beberapa daerah antara lain.
1. Kebutuhan dalam pabrik yang meliputi : Kilang, Boiler, Laboratorium,
bengkel, kantor serta seluruh gedung di lingkungan PPSDM Migas
2. Kebutuhan diluar pabrik yang meliputi perumahan Migas, asrama,
aula, gedung perkuliahan STEM, Pertamina UP III dan Pertamina
UPDN IV
Distribusi tenagn liostrik dari generator ke beban didistribusikan melalui
transformator yang jumlahnya ada 16 buah dengan menggunakan nstalasi
bawah tanah, hal ini disebabkan karena diinginkan kontinyuitas tenaga
listrik yang tinggi dengan faktor gangguan seminimal mungkin.
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

PLTD di PPSDM Migas memeiliki beberapa unit generator sebagai


mesin yang digunakan untuk pembangkit listrik dan terdiri dari.
a Cummins KTA.38 G5 1000 KVA/400 V
b Cummins KTA.38 GS 1030 KVA/400 V
c Cummins KTA.38 G5 1000 KVA/400 V
d Cummins VTA 28 GS 640 KVA/400

3.7 Laboratorium PHP


Laboratorium ini merupakan laboratorium Pemeriksa Hasil
Produksi (PHP) yang berada dalam area unit Kilang Laboratorium
bertugas untuk melakukan pengujian terhadap hasil olahan minyak yang
berupa :

 PERTASOL CA
 PERTASOL CB
 PERTASOL CC
 Solar
 Residu
Pengujian dilakukan dengan melakukan analisa density dan juga
viskositas Viskositas (kekentalan) minyak adalah salah satu parameter
penting dalam penentuan kualitas minyak. Untuk itu viskositas minyak
dianalisis dengan instrumen viskosimeter (viscometer) dalam pengambilan
data.
Salah satu parameter yang penting adalah pengukuran viskositas
kinematik. Pengukuran viskositas kinematik dilakukan pada temperafure
40 C dan 100 C. Dani pengukuran viskositas dapat ditentukan indeks
viskositas suatu minyak. Nilai Viskositas suatu minyak akan menunjukkan
seberapa besar hambatan suatu fluida untuk dapat mengalir. Makin besar
nilai viskositas suatu (makin kental) berarti makin besar hambatannya
untuk mengalir. Idealnya viskositas atau hambatan harus kecil namun
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

harus menghasilkan lapisan tipis yang kuat untuk memisahkan dua


permukaan yang saling bergesekan pada temperature tertentu. Viskositas
kinematik diperoleh dengan mengukur aliran fluida (pelumas) yang
melalui suatu pipa kapiler dengan diameter tertentu.

3.8 Laboratorium Dasar


PPSDM Migas memiliki laboratorium dasar atau yang binsa
disebut dengan lahoratorium ilmu dasar dan laboratorium Pengujian yang
yang juga menyediakan laboratorium antara lain.
Sebagai sarana peningkatan SDM, laboratorium dasar selalu dimanfaatkan
sebagai tempat pelaksanaan praktikum, baik praktikum dari mahasiswa
luar maupun sebagai sarana praktikum bagi peserta sertifikasi, khususnya
di bidang:
1. Kimia
Memberikan jasa pengujian bahan kimian Pengujian bahan kimia
yang dilakukan oleh laboratorium kimia adalah density, viskositas,
content dan lain-lain.
2. Minyak Bumi
Memberikan jasa teknologi yaitu jasa pengujian BBM dan Non
BBM. Pengujian BBM dan Non BBM yang dilakukan oleh
laboratorium Minyak Bumi adalah density, viskositas, water content,
ash content, carbon residue, distilasi D86, foaming tendency, flash
point, pour point, RVP, sediment content, lubricity aviur. lubricity
solar dan lain-lain.
3. Sipil
4. Geologi
5. Memberikan jasa teknologi yaitu jasa pengujian tanah dan beatuan,
melakukan restorasi bebatuan bersejarah dan lain-lain.
6. Lindungan Lingkungan

3.9 Laboraturium Simulasi Produksi


Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Pada laboratorium ini diperlihatkan bermacam-macam peralatan


produksi yang digunakan dalam pengangkutan minyak yaitu surface
faciliry Surface facility adalah peralatan produksi yang terdiri dari
wellhead, manifoid (kerangan- kerangan). separautor dan tangki
pengumpul serta pompa bila diperlukan. Surface facility berfungsi sebagai
media pengangkut, pemisah dan penimbun, maka dapat dipengaruhi oleh
kondisi permukaan yang relatif datar untuk memperoleh efisiensi atau
untuk mengurangi pressure drop (kehilangan tekanan akibat elevasi) Pada
sumur produksi terdapat peralatan atas permukaan yaitu :

a. Wellhead
Merupakan peralatan kontrol sumur di permukaan yang terbuat
dari baja membentuk suatu sistem seal/penyekat untuk menahan
semburan atau kebocoran cairan sumur ke permukaan. Bagian
wellhead, adalah casing head dan tubing head.
b. X-mastree
Merupakan susunan kerangan (valve) yang berfungsi sebagar
pengamanan dan pengatur aliran produksi di permukaan yang
dicirikan oleh jumlah sayap/lengan (wing) dimana choke atau bean
atau jepitan berada. Terdiri dari, master valve, wing valve, top valve
(swab valve), dan pressure gauge
c. Flowline
Merupakan pipa produksi yang berfungsi untuk mengalirkan
fluida dari sumur menuju Header & Manifold di stasiun pengumpul.

3.10 Laboraturium Simulasi Pemboran


Di laboratorium ini dapat ditemukan komponen pemboran yang
dapat digolongkan menjadi sebagai berikut:
1. Hoisting system : berfungsi menurunkan dan menaikkan tubular (pipa
pemboran, peralatan completion atau pipa produksi) masuk keluar
lubang sumur. Menara pemboran termasuk dalam sistem ini.
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

2. Rotary system : berfungsi untuk memutarkan pipa-pipa tersebut di


dalam sumur. Pada pemboran konvensional, pipa pemboran (drill
strings) memuta mata bor (drill bit) untuk menggali sumur.
3. Circulation system : untuk mensirkulasikan fluida pemboran keluar
masuk sumur dan menjaga agar property lumpur seperti yang
diharapkan. Sistem ini meliputi pompa tekanan tinggi untuk
memompakan lumpur keluar masuk sumur dan pompa tekanan rendah
untuk mensirkulasikannya di permukaan, Peralatan untuk
mengkondisikan lumpur : shale shaker berfungsi untuk memisahkan
hasil pemboran dari lumpur
4. Blowout prevention system : peralatan untuk mencegah terjadinya
ledakan sumur di permukaan tinggi akibat tekanan tinggi. Tersusun di
kepala sumur.

3.11 Perpustakaan PPSDM Migas


Koleksi yang dimiliki perpustakaan PPSDM Migas terdiri dari
buku-buku diktat, majalah ilmiah, laporan penelitian, skripsi, laporan kerja
praktik, dan bahan audio visual.
Sejarah berdirinya perpustakaan PPSDM Migas erat dengan
berdırinya AKAMIGAS yang ada pada awalnya tekenal dengan nama
AMGB. AKAMIGAS, yang berdiri pada tahun 1967 sebagai salah satu
wadah untuk membina kader-kader perminykan nasional yang siap
bersaing di pasar dunia. AKAMIGAS tersebut didirikan oleh PPSDM
Migas yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai satu-satunya akademi
perminyakan di Indonesia yang dipandang mempunyai fasilitas yang
lengkap dan memenuhi syarat

Adapun tugas - fugas perpustakaan PPSDM Migas yaitu:


1. Melakukan perencanaon, pengembangan koleksi yang mencakup buku,
majalah ilmiah, laporan penelitian, skripsi, laporan kerja praktik, diktat
serta bahan audio visual.
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

2. Melakukan pengolahan dan proses pengalihan bahan pustaka meliputi


registrasi/invertaris, kalogisasi, shelfing, dan failing
3. Melakukan tugas layanan pembaca, meliputi kegiatan pemimnjaman
dan pengembalian ( sırkulasi ), layanan referensi, layanan informasi,
penagihan dan penelusuran kolekst.
4. Laporan penggunaan laboratorium bahasa untuk dosen, mahasiswa,
pegawai, peserta kursus, dan lain - lain,

BAB IV
LANDASAN TEORI
4.1 Sekilas Tentang Laboratorium Instrumentasi Migas
Laboratorium Instrumen dan elektronika merupakan sarana dan fasilitas
dari PPSDM Migas ka pelayanan baik berupa peralatan atau tenaga yang
berkaitan dengan bidang instrumentasi dan elektronika.

Laboratorium ini memiliki fungsi berikut

1. Sarana praktik Pendidikan bagi mahasiswa Akamigas , Peserta


khusus diselenggarakan oleh PSDM Migas dan bagi peserta praktek
dan tugas akhir
2. Membantu pelaksanaan pemelihara instrumen dan utilities.
3. Laboratorium kalibrasi menyediakan layanan jasa kalibrasi untuk alat
ukur industri dan laboratorium yang telah terakreditasi oleh Komite
Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor LKO 35 IDM
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Laboratorium instrumentasi dan elektronika dilengkapi dengan beberapa


fasilitas untuk menunjang tugas dan fungsi dari laboratorium,

Fasilitas-fasilitas yang dimiliki berupa

1. Laboratorium Instrumen, terdiri dari


 Workshop
 Laboratorium Kalibrasi
 Laboratorium Teknik Pengukuran dan Pengaturan
 Simulator Proses Control
 PLC

2 Simulator Elektronika
a. Laboratorium Elektronika Dasar
b Laboratorium Mikroelektronika
c.Teknik Digital
d. Mikroprosesor.

4.2 Sistem Pengukuran dan pengendalian


Secara garis besar instrumentasi dibagi menjadi dua system yaitu sistem
pengukuran dan system pengendalian Sistem pengukuran dalam
instrumental digunakan untuk menyatakan besaran fisis dan memberikan
harga tertentu pada besaran itu. Sedangkan sistem pengendalian dalam
instrumentasi berfungsi untuk mengendalikan variable proses sesuai set
point.
Instrumentasi sebagai sistem pengukuran menyatakan besaran fisis dari
beberapa parameter yang hendak di ukur Pengukuran ini sangat penting
dalam mengetahui nilai dari suatu parameter proses sampai harga
parameter yang digunakan dalam menjalankan proses tersebut
Instrumentasi sebagai alat kendali (controller) berfungsi untuk

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

mendapatkan hasil yang baik secara kualitas dan kuantitas serta efisien dan
efektifitas proses produksi.
Instrumen yang dipakai dalam pengukuran dan pengendalian secara
umum terdiri dari beberapa bagian yaitu Sensing Element( primary
clement) Transmitter (secondary element) Controller Element (Controller)
dan Final Elemen (Control Valve) Keempat element tersebut jika disusun
dan difungsikan sebagai pengendali proses.
Instrumentasi sebaga alat keamanan juga bertujuan untuk menjaga
keselamatan manusia dan mempertahankan proses produksi saat industry
migas dalam keadaan safety. Terdapat berbagai instrumentasi yang
berperan sebagai sistem keamanan seperti indicator alarm maupun sirine.
Instrumentasi juga berperan untuk menganalisis jalannya proses
industri dan mutu dari produk yang dihasilkan oleh suatu industri, Hal ini
penting terutama hal pengambilan keputusan dilapangan seperti regulasi
alat alat industri, perancangan sistem yang baik, maupun oembenahan
berbagai kerja faktor yang mempengaruhi efektivitas

Elemen-elemen sistem pengendalian terbagi menjadi dua jenis


yaitu
1. Sistem pengendalian manual membutuhkan operator dalam
melakukan respon terhadap perubahan yang terjadi pada keluaran
proses
Berikut gambar rangkaiannya :

Manusia Valve Proses Output

Pengukuran
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Gambar 4.1 Sistem pengendalian Manual

2. Sistem Pengendalian Otomatis


Sistem pengendalian ini mengganti fungsi operator dan controller untuk
bentuk loop sistem pengendalian otomatis sebagai berikut:

Kontroller Final Element kontroll Mv


er

Primary
Sensing
Transmitter
Element

Gambar 4.2 Loop System pengendalian Otomatis.

Suatu Sistem pengendalian terdiri dari beberapa macam element yang


dapat bekerja sama secara pneumatik atau elektronik. Adapun element- element
tersebut adalah:
4.2.1 Primary sensing Element
Mendeteksi secara langsung besaran fisis dari suatu
parameter menjadi sinyal elektrik yang dapat diterima oleh
transmitter, besaran fisis untuk mengetahui besaran variabel proses
system pengendalian, alat ukurnya sebagai berikut:
1. Indikator berfungsi untuk mengetahui besaran- besaran
fisis pada suatu saat saja atau bersifat sementara.
2. Recorder berfungsi untuk megetahui besaran-besaran
fisis dari proses awal sampai proses akhir atau bersifat
bias menyimpan data. Sistem pengendalian dan sistem
pengukuran memiliki sensor / sensing elemen yang
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

mendeteksi elemen primer ( primery element). Sensor


adalah alat yang mendeteksi perubahan variabel yang
diukur dan mengubahnya menjadi besaran fisis.
Contohnya untuk beberapa variable proses adalah
tekanan, susu, ketinggian, fluida , flow/ aliran.

4.2.2.1 Tekanan

Pengukuran tekanan dengan menggunakan manometer


memanfaatkan elastisitas elemen. Elemen yang biasa digunakan adalah:

1. Bourdoun-Tube
Terdiri dari 3 bagian yaitu :
1.1 “C” Bourdon Tube
Ciri- ciri dari bourdon C-tube adalah pipa pipih berbentuk C salah satu
ujungnya tertutup. Pada ujung yang tertutup dihubungkan ke system link
jarum penunjuk, sedangkan ujung yang terbuka dihubungkan ke system
yang akan diukur tekanannya. Pemilihan material ini didasarkan atas
pemakaiannya pada range tekanan yang tinggi serta ketahanan korosi. Bila
pressure connecting dihubungkan dengan fluida yang bertekanan maka
tube aliran bergerak dan gerakan ini akan mengakibatkan link ikut
bergerak. Dengn gerakan link ini gear yang berhubungan dengan jarum
penunjuk akan bergerak.

Gambar 4.3 C-Tube

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

1.2 Spiral-Tube
Elemen ini merupakan modifikasi dari C tube dan terdiri dari beberapa
lilitan bourdon tube. Pada umumnya spiral tube digunakan untuk
tekanan yang sedang dan berbagai recorder karena memiliki kepreisian
yang tinggi dibandingkan dengan C Tube.

Gambar 4.4 Sprila Tube


1.3 Helical Bourdon Tube
Bourdon tube jenis ini mempunyai kepresisian yang lebih besar
dibandingkan dengan C-tube maupun spiral tube karena elemen ini
mempunyai gerakan yang linear terhadap perubahan tekanan cairan
yang diukur. Helical tube digunakan pada pengukuran tekanan rendah
sebagai recorder.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Gambar 4.5 Helical Tube


2. Element bellows
Merupakan sensing silinder axial yang elastis dan sangat peka
terhadap perubahan tekanan. Elemen ini kan mengembang dan mengepis
sesuai dengan perubahan tekanan. Hal ini mengakibatkan panjang bellow
berubah-ubah dengan perubahan tekanan. Ujung dari bellows dihubungkan
dengan penunjuk skala, dan elemen ini banyak digunakan untuk controller
atau pressure switch.

4.2.2.2 Suhu ( Temperature)

Dalam proses pengilangan minyak sangat diperlukan pengukuran dan


pengaturan temperatur. Sebab pada proses pengilangan minyak, temperature
mempunyai peranan yang penting adapun macam-macam sensing temperatur
yang ada pada proses pengilangan sebagai berikut :

1. Pemuaian zat cair


Pada proses pengolahan minyak pemuaian zat cair digunakan
sebagai penunjuk tempertur dmana temperatur sebanding dengan
pemuaiannya. Adapun cairan yang digunakan sebagai sensing tempertur
beserta range pengukurannya adalah:
a. Alkohol dengan batas ukur : -100‫ﹾ‬F s/d 100‫ﹾ‬F
b. Air raksa dengan batas ukur : -300‫ﹾ‬F s/d 700‫ﹾ‬F
2. Perbedaan koefisien muai panjang
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Prinsip kerja bimetal thermometer berdasarkan perbedaan antara


koefisien muai panjang dari 2 jenis logam yang dipadu. Thermometer
bimetal ini pada temperatur diatas 80ᵒF tidak mempunyai kestabilan yang
sama, karena kelajuan deflaksi yang terjadi dengan cepat pada
temperature yang tinggi.
3. Sistem Termokopel
Prinsip dasar termokopel adalah jika 2 logam kawat yang berlainan
bahan berbeda daya hantar panasnya sehingga terjadi perbedaan beda
potensial (GGL).
4. Sistem Tekanan
Sistem tekanan menggunakan bejana atau bulb diisi gas atau zat
cair pada volume tetap. Kenaikan temperatur akan sebanding dengan
perubahan tekanan.
4.2.2.3 Flow (Aliran)
Pengukuran kecepatan aliran menggunakan metode diferential
pressure (D/P) atau pembeda tekanan. Elemen sensing yang digunakan
adalah orifice plate,turbin meter.
1. Venturi flow meter
Alat ini dipakai untuk mengukur aliran yang besar dan
memakai pipa yang besar.
2. Orifice Plate
Prinsip kerja orifice plate adalah mengukur beda tekanan
pada fluida sebelum dan sesudah melewati orifice
place,dengan mengetahui tentang orifice plate maka besarnya
kecepatan aliran dapat dihitung. Aliran berbanding
lurus,sedangkan besaran lainnya sama harganya untuk orifice
dan fluida tertentu.

3. Tabung pilot
Dipakai untuk mengukur kecepatan aliran fluida pada
saluran dan mengukur keepatan angin atau steam. Prinsip kerja
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

alat ini adalah apabila dimasukkan kedalam saluran atau media


yang akan di amati maka gas atau udara yang mendekati akan
mengalami perubahan kecepatan.
4. Turbin meter
Turbin meter atau turbin flow memberikan sinyal frekuensi
pada keluarannya, yang harganya berubah-ubah berdasarkan
volume aliran dan range tertentu dari fluida dengan kinematic
liscocity tertentu.
5. Positif displacement meter
Positif displacement (P-D) meter digunakan sebagai
 Mengatur laju aliran
 Menghitung jumlah volume dari segmen aliran yang
telah dipindahkan.
 Memisahkan dan memudahkan laju aliran kedalam
volume segmen yang telah diketahui.

Prinsip kerjanya berdasarkan putaran poros keluaran


meter akibat adanya aliran fluida melalui rongga
volume.

4.2.2.4 Ketinggian fluida (Level)


Sensor yang digunakan antara lain : floater dan displacer.
Pengukuran level bias dilakukan secara langsung dengan floater,
displaccer dan secara tidak langsung menggunakan beda tekanan.
4.2.2 Secondary Sensing Element
Transmitter
Fungsi transmitter adalah sebagai pengubah besaran fisik dari
sensing element menjadi sinyal pengukuran yang kemudian di
transmisikan ke control element.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Berdasarkan besaran fisis yang ditransmisikan, transmitter dibagi


menjadi:
1. Flow transmitter
flow transmitter digunakan untuk mentransmisikan atau meneruskan
sinyal-sinyal dari sensor aliran.
2. Level transmitter
Berfungsi untuk meneruskan sinyal-sinyal dari sensor ketinggian atau
level
3. Pressure transmitter
Meneruskan sinyal-sinyal dari sensor tekanan.
Sinyal output transmitter dapat dapat berupa sinyal pneumatik yang
besarnya antar 3-15 psi maupun elektronik yang besarnya 1-5 volt
untuk tegangan dan 4-20 mA untuk arus.
Berdasarkan sinyal keluarannya transmitter dibedakan menjadi 2
macam yaitu :
1. Pneumatic transmitter
Merupakan transmitter yang mengubah besaran mekanik menjadi
sinyal pneumatic.
2. Electric transmitter
Tidak berbeda jauh dengan pneumatic transmitter. Pada electric
transmitter terdapat detector armature yang berfungsi sebagai
transduser yang mengubah besaran mekanik menjadi besaran
listrik.
4.2.3 Control Element
Control element merupakan peralata utama dalam pengendalian
suatu variable proses. Pada control ini terjadi proses pengolahan sinyal
input pengendalian dari transmier. Controll akan membandingkan sinyal
input dengan setting value yang kita kehendaki apabila sinyal input terlalu
besar dari setting value yang diberikan maka controller akan berusaha
memperkecilnya dan begitu sebaliknya.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Besarnya koreksi dari kesalahan input tergantung dari mode


controllernya. Mode controller tersebut terdiri dari mode propotional,
mode integral, mode derrivativ dan kombinasinya. Adapaun macam dari
aksi pengontrolannya yaitu :
1. Mode proportional
Mode proportional adalah mode paling sederhana dari
ketiga kontroller. Kontroller ini memiliki karakteristik
hubungan linear anatara input dan output kontroller.
Parameter yang dapat diubah pada mode ini adalah Kc,
disebut sebagai proportional Gain atau sensitivitas
proportional. Terkadang kC di ekspresikan sebagai
presentasi proportional band PB yang memiliki hubunhan
dengan proportional Gain.

100
KC =
PB

Kontroller dengan aksi control proporsional, hubungan antara masukan


kontroller u(t) dan sinyal pembangkit kesalahan e(t) adalah:

U(t)=Kpe(t)

Atau dalam besaran transformasi laplace:


U ( s)
=Kp
E( s)
Dengan Kp adalah suku penguatan operational.
Apapun mekanisme sebenarnya dan apapun bentuk gaya operasi kontroler
proportional pada dasarnya suatu penguat dengan penguatan yang bisa disetel.
Koreksi yang dihasilakan oleh kontroller proportional ini berbanding lurus dengan
error yang terjadi.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

2. Kontrol integral
Pada kontroler dengan aksi kontrol integral nilai masukan kontroler U(t)
diubah pada laju proportional dan sinyal pembangkit kesalaha e(t) sehingga:
3. Kontrol derivativ
Jika mode proportional mempertimbangkan proses eror saat itu saja dan
mode integral mempertimbangkan error sebelumnya ,mode derivativ ini
lebih mengantisipasi keadaan yang akan terjadi. Tujuan mode derivatif ini
adalah untuk memprediksi proses error sebelumnya berubah dan mengambil
tindakan korektiv sebelum terjadinya eror.
4. Kontrol PID
Kontrol yang paling kompleks dari ketiganya. Secara teori ,kontrol PID
dapat memberi hasil kontrol yang lebih baik,namun faktanya keuntungan
dari kontrol PID ini sulit didapat karena sulitnya menentukan parameter
tunning yang benar. Penambahan mode derivativ pada kontrol Pi biasanya
dispesifikasikan sebagai pengimbang, bukan sebagai pelambat proses.

Kontrol PID biasanya banyak dipakai untuk proses industri untuk mengontrol
variabel lambat seperti sushu,PH dan variabel yang lain.

Persamaan ketiga kombinasi ini adalah:

t
Kp de(t )
U(t) = Kpe(t) + ∫ e ( t ) dt + KpTd
Ti 0 dt

Dengan fungsi transfer sebagai berikut:

U ( s)
=Kp¿ + TdS)
E(s)
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

4.2.4 Final Element


Control valve merupakan elemen akhir control system loop.
Fungsinya untuk mengatur aliran zat cair yang melewatinya sebagai
realisasi koneksi yang diterima dari controller. Ditinjau dari tipe
penggeraknya control valve dibagi menjadi 3 macam yaitu:
1. Automatic Valve tipe Pneumatic actuator
2. Automatic Valve tipe Hidrolic actuator
3. Automatic Valve tipe Elektric actuator

Bagian-bagian control valve


1. Aktuator
Aktuator merupakan bagian dari control valve berfungsi
untuk merubah sinyal kontroller menjadi gerakan stem untuk
mengatur posisi plug terhadap logam saluran pada body
valve dimana fluida mengalir.
2. Yoke
Yoke merupakan bagian dari control valve yang berfungsi
sebagai penghubung antara actuator dengan body valve dan
juga sebagai pelindung dari actuator serta mencegah
pembengkokan pada stem. Untuk proses bersifat ekstrem
biasanya pada sambungan body valve dengan yoke ditambah
ekstension Bonnet untuk proses pada suhu yang sangat
tinggi.
3. Valve Body
Merupakan bagian dari kontrol valve yang mempunyai
saluran dimana aliran fluida akan diatur melalui saluran ini
yang dikenal sebagai valve seat.
a. Aksi Control Valve
1. Air to open
Aksi kontrol tersebut juga biasa disebut normally
Close (NC) yang artinya pada kondisi awal control
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

tertututp dan ketika diberi udara tekan maka control


valve akan membuka.
2. Air to Close
Normally open (No) yang artinya pada kondisi awal
control terbuka dan ketika diberi udara tekanan maka
control valve akan menutup.
b. Karakteristi Control valve
Karakteristik control valve menunjukan hubungan
antara perubahan posisi steam yang menyebabkan
terjadinya perubahan aliran yang melewati valve pada
beda tekanan tetap. Karakteristik valve biasanya
dinyatakan dalam bentuk kurva. Kurva flow
karakteristik ini tergantung dari bentuk plug dan
seatnya.
Karakteristik valve ada 3 macam yaitu:
1. Quick
Digunakan untuk control buka tutup ( on Off)
agar diperoleh flow rata-rata yang tercepat ketika
bukaan valve maksimum.

2. Linear
Digunakan untuk proses yang lambat atau untuk
proses utama yang berubah karena perubahan
beban (load).
3. Equal
Control valve digunakan :
a. Proses yang cepat
b. Proses yang membutuhkan ability tinggi
ketika dibuat hubungan antara persen
bukaan control valve dengan persen output

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

maka iperoleh kurva karakteristik control


valve sebagai berikut:

Gambar 4.6 Karakteristik control valve

4.3 Programmable Logic Control (PLC)


Programmable Logic Control (PLC) merupakan salah satu peralatan
elektronika yang dapat di program sesuai dengan kebutuhan untuk
mengontrol beberapa fungsi secara berurutan pada mesin-mesin
autosistem listrik. Pada awalnya PLC digunakan oleh General motor
holden, di desain untuk menggantikan sistem logika yang mempergunakan
relay dan panel kontrol berdasarkan solid state hard wire. Oleh karena itu
hingga saat ini pengetahuan tentang sistem logika dan relay tetap
merupakan dasar yang penting serta diperlukan untuk pemrograman
dengan PLC.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Keuntungan menggunakan PLC dibandingkan menggunakan dengan


rangkaian logika biasa mempunyai kelebihan diantaranya :
1. Mudah dan dapat diprogram
2. Dapat diandalkan dalam kondisi berat maupun ringan.
3. Fleksibel
4. Mudah di instalasikan
5. Bisa dimodifikasi dengan plc lain.

Masukan PLC Peralatan


(Variabel keadaan) keluaran

Gambar 4.7 penempatan PLC

Penjelasan dari sistem pengendalian plc adalah plc bekerja dengan


langkah-langkah monitor masukan (variabel keadaan), melakukan evaluasi
sesuai dengan hukum-hukum kontrol logika yang sudah di program
kemudian menghasilkan keluaran kontrol untuk dihubungkan dengan
peralatan keluaran.
PLC digunakan untuk mengumpulkan data melaluiinput,memberikan
dan melakukan perhitungan sesuai program kemudian mengatur output
sesuai perhitungan yang diperoleh. Ada dua faktor dalam rangkaian
elektronika serta digunakan modul-modul yang didesain untuk standar
industri. Dan yang kedua bahasa pemrogrman logika ladder diagram.
Langkah kerja PLC yang dilakukan adalah membaca input,
melakukan perhitungan sesuai dengan hukum-hukum kontrol logic yang
sudah diprogram, menghasilkan keluaran kontrol untuk dihubungkan
dengan peralatan keluaran kemudian berulang sesuai dengan scan yang ada.

4.4 Distributed Control system


Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Konsep pengendalian sistem ini adalah penggabungan antara


Digital Supervisor control (DCS) dan Direct digital control (DDC).
Apabila plant besar maka plant tersebut akan dibagi untuk bberapa area
yang masing-msing area akan dikendalikan oleh semua DDC. Semua
DDC akan di supervisor oleh sebuah komputer sendiri. Untuk
menghubungkan DDC yang satu dengan yang lain atau dengan unit
supervisory iperlukan sambungan komunikasi. Fungsi DDC pada system
ini adalah untuk menangani pengendalian secara terpusat pada areanya
sedangkan untuk supervisory berfungsi mengatur setting dari unit DDC.
Kemampuan DCS antara lain :
1. Maintenance system, sehingga akan dapat melacak suatu kerusakan
pada DCS dengan menggunakan operator system.
2. Trend report digunakan untuk mendapatkan dan merekam data dari
suatu instrumen kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik yang
berfungsi untuk melakukan monitoring kondisi proses yang sedang
berjalan.
3. Operation and monitoring sisyem mempunyai fungsi utama melakukan
operation dn monitoring pada proses yang dikendalikan.
4. Jumlah loop pengendali banyk, oleh karena itu DCS mempunyai
system konfigurasi yang memungkinkan semua sistem saling
berkomunikasi.
5. Advance kontrol yaitu sistem pengendali yang sangat
memperhitungkan optimasi suatu proses.
6. Utilities cotroller, yaitu memiliki kelengkapan controoller dalam
proses terdistribusi.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

BAB V

TUGAS KHUSUS

5.1 Latar Belakang


Pada perkembangan industri sekrang ini menuntut teknologi yang
modern dan canggih. Teknologi tersebut sangat berguna untuk memudahkan
pekerjaan manusia,khususnya pada industri besar yang mempunyai banyak
proses produksi . Dengan adanya teknologi yang canggih hasil produk yang
dibuat akan menjadi lebih cepat dan menghasilkan produk yang lebih baik.
Selain itu, dalam memonitoring proses produksi tersebut akan menjadi lebih
mudah sehingga pekerja tidak langsung terjun ke lapangan untuk mencari

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

error atau kerusakan pada alat produksi itu karena sudah diketahui
sebelumnya.
Pada Pusdiklat Migas Cepu khususnya banyak tempat proses
produksi terutama pengolahan minyak atau disebut dengan kilang minyak.
Untuk mengendalikan proses pengolahan ini perlu adanya kontroller. Akan
tetapi, kontroler pada Pusdiklat Migas Cepu masih menggunakan SLCD
( single loop Control Digital) dimana masih belum terkomputerisasi .Maka
dari itu perlu digunakan kontrol yang dapat terkomputerisasi dan otomatis
dimana kita menggunakan DCS ( distributed Control System). DCS
(Distributed Control System) pada pusdiklat Migas Cepu di aplikasikan
pada simulator Boiler Drum dan Heat Exchanger Process Control Training
System BDT921.

5.1.1 Maksud dan Tujuan


Dari tugas khusus ini diharapkan kita:
1. Mengetahui prinsip kerja dari DCS pada boiler Drum dan
Heat Exchanger process control trainining System secara
umum.
2. Mengetahui cara desain temperatur dan control level pada
Boiler drum dan exchanger process menggunakan DCS.
3. Mengoperasikan Shutdown Sistem Menggunakan DCS
Parameter Temperatur Dan Control Level Air Pada Unit
Boiler Plant Berbasis PID.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

5.1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang kami angkat dari tugas khusus ini adalah :
1. Membuat design kontrol level dan temperatur , Boiler Drum
menggunakan DCS.
2. Process Control Training System menggunakan DCS
Melakukan Tuning Controller menggunakan DCS.
3. Melakukan pengendalian kontrol level menggunakan DCS
pada Boiler Drum.

5.1.3 Dasar Teori


a. DCS (Distributed Control System
Distributed Control System (DC) adalah suatu sistem
kontrol yang terintegrasi yang terdiri dari beberapa controller yang
dimana sih computer station (Man Machine Interface) untuk
mengendalikan, memonitor, dan mensetting nilai-nilai proses yang ada
di pesce controller pada DCS disebut juga sebagai Field Control
Station (FCS). Field Control Unit (CU). Process Manager atau
sebagainya. Pada prinsipnya adalah sama, hanya cara penamaan dari
masing-masing vendor saja yang membedakannya. Sem proses
pengendalian berlangs pada FCS. Man Machine Interface (MMI)
digunakan sebagai jembatan antara manusia dengan alat process yang
diatur. Jadi computer MMI bukan merupakan alat
Tiap DCS memakai software pengaturan dengan sistem inden
antara konfigurator kontroller, HM dan configurator lain sehingga
meskipun terlihat terpisah - pisah tetapi merupakan satu manufaktur
Setiap DCS dibuat suatu sistem office station sendiri, dan semua fitur
dan kontroller dapat diakses semaksimal mungkin. Pengalamatan
memori dan modul 10 DCS umumnya tidak memakai urutan word dan
bit tetapi berupa tag name- tag name yang dibuat dalam tiap block.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Karena dibuat untuk pengaturan proses kontinyu dan batch, maka


suatu konfigurasi fungsi blok sudah dibuat secara lengkap untuk
semun kebutuhan proses kontrol kontinyu seperti regularly control dan
regulary proses yang dapat berupa algoritma P&ID, totalizer
computing, radio kontrol dll.
DCS umumnya memiliki kapasitas pengontrolan yang besar
sampai lebih dari 10.000 VO. Tiap kontroler menuju modal IO, HMI
ataupun sistem yang lebih tinggi memiliki bermacam penggunaan
jaringan ataupun protokol komunikasi. Transmisinya juga dibuat
sefleksibel mungkin dengan memakai twisted pair, coaxial, atwupus
fiber optic Dengan kelebihan ini proses pengontrolan didesain sampai
pada management level.

Gambar 5.1 . Sistem Arsitektur DCS

Arsitektur Utama DCS


DCS memiliki arsitektur yang lengkap dan dibuat untuk sesuai dengan
field dan kebutuhan yang dikontrol. Sistem utama DCS meliputi
1. Controller

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

2. I/O
3. Terminal Unit
4. HMI/Supervisory Station
5. Engineering
6. Historian
7. Sistem aset management & sistem report

Sistem utama tersebut dirangkai dalam suatu topografi yang bersususn


membentuk sistem pengontrolan, menghasilkan report dan penyimpann data.
Berikut ini topografi sistem DCS

Gambar 5.2 Topografi Sistem DCS

Dari gambar topografi tersebut sampai saat ini DCS adalah sistem kontrol
yang memiliki fungsi terlengkap dan cocok untuk aplikasi yang mengedepankan
sistem integrasi.
5.2 Sistem Boiler
Boiler adalah suatu unit pesawat yang biasa dipakai untuk merubah
air menjadi uap yang bertekanan tertentu di dalam dapur (furnance).
Energi panas dari bahan bakar diberikan kepada air melalui bagian
pendidih sehingga terbentuk uap. Untuk menghasilkan uap yang
bertekanan diperlukan panas yang berasal dari proses pembakaran bahan
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

bakar yang terjadi pada ruang bakar. Proses pemanasan boiler di


laksanakaan dalam tiga tahap yaitu :
1. Proses pemanasaan sehingga uap air menjadi uap basah
( wet steam)
2. Proses pemanasan sehingga air jenuh menjadi uap jenuh
( saturated steam)
3. Proses pemanasan sehingga uap jenuh menjadi uap
paans lanjut
( superheated steam).

5.2.1 Sistem Kontrol Boiler Wanson


Pada boiler wanson dalam operasinya ditunjang dengan bberapa
system control, yaitu:
1. Sistem kontrol level
Sistem kontrol yang digunakan sebagai pusat pengaturan
dari bberapa level air yang dibutuhkan untuk proses produksi.
Sistem kontrol ini dibagi menjadi beberapa metode tersebut
bekerja secara bersama, salah satunya adalah :
a. Constant level control
Sistem kontrol yang berfungi untuk mengatur valve saluran
air umpan ketel. Apabila level air dalam ketel uap menurun
maka igema akan turun sehingga akan menggerakan katup
solenoid valve untuk membuka. Aliran udara bertekanan
akan diteruskan untuk menekan piston, maka dari tekanan
piston akan diteruskan ke butterfly valve sehingga valve akan
membuka.
2. Sistem kontrol tekanan
Sistem kontrol ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a. Pressure controll
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Berfungsi untuk mencegh tekanan uap di dalam ketel uap


sesuai dengan pengiriman bahan bakar dan udara
pembakaran dimana kebutuhan selalu diatur seimbang
dengan tekanan yang di kehendaki.
3. Sistem kontrol pembakaran
Sistem kontrol pembakaran dibagi menjadi:
a. Kontrol temperatur bahan bakar
Berfungsi untuk mempertahankan temperatur bahan bakar
agar tidak terlalu rendah (± 60‫ ﹾ‬C). Jika temperatur dari
bahan bakar jauh lebih rendah, maka control valve, valve
bahan bakar menutup dan api akan mati.
b. Kontrol udara pembakaran
Berfungsi untuk mendeteksi tekanan udara pembakaran yang
disalurkan oleh blower, sehingga pressure switch akan
memberikan sinyal ke control panel bahwa udara
pembakaran telah tersedia (premissive start).
4. Sistem kontrol aliran
Sistem kontrol aliran menjadi beberapa bagian yang
mendukung, yaitu :
a. Aliran steam keluaran dari boiler perakatan yang dipasang
disini adalah untuk memonitor temperatur flow gas yang
keluar dari cerobong. Alat ini terdiri dari transmitter yang
dilengkapi dengan recorder (kondisi rusak) yang hanya
terdapat nilai temperature yang ke luar dari boiler dengan
tekanannya.
b. Temperature flow gas
Peralatan yang dipasang berupa temperatur indicator yang
digunakan untuk memonitor air umpan pada deaerator.

5.2.2 Boiler Drum Simulator

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Boiler ini digunakan berbagai elemen dan instrumentasi yang sama persis
dengan yang ada di lapangan, seperti transmitter,controller, dan
sebagainya. Desain telah dibuat sedemikian rupa sehingga aksi
pengontrolan dapat dilakukan dengan baik, ditunjukkan pada gambar 5.3

Gambar 5.3 boiler drum simulator

5.3 Sensor Suhu


Komponen sensor suhu yang digunakan dalam proses pembacaan nilai
temperatur steam adalah sensor RTD (Resistance Temperture Detector).
Tipenya yaitu RTD PT100 3 wire. RTD adalah sensor suhu yang
pengukurannya menggunakan prinsip perubahan atau hambatan listrik
logam yang dipengaruhi oleh perubahan suhu. Untuk RTD PT100, pada
suhu 0 derajat C, elemen RTD harus meunjukan nilai resistansi 100Ω.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Gambar 5.4 Sensor RTD PT 100

RTD 3 kabel (3 wire) adalah spesifikasi yang paling umum yang


biasanya digunakan pada aplikasi-aplikasi di industri. RTD 3 wire
menggunakan rangkaian pengukuran jembatan wheatstone untuk
mengkompensasi nilai resistansi kabel.

Kelebihan penggunaan sensor RTD :

a. Rentang pengukuran : pengukuran suhu stem pada boiler biasanya


pada range 200‫ﹾ‬C sampai 400‫ﹾ‬C, sehingga RTD menjadi pilihan
terbaik dalam kisaran suhu tersebut.
b. Akurasi pengukuran : Secara umum RTD lebih akurat, RTD
menghasilkan akurasi hingga 0,1‫ﹾ‬C.
c. Stabilitas : stabiltas jangka panjang dalam RTD sangat baik, yang
berarti pembacaan yang berulang dan stabil dalam waktu yang lama.
Output dari senor RTD akan dikirim ke temperature
transmitter untuk dibaca dan kemudian di proses. Sinyal dari RTD
akan diubah menjadi sinyal standar 4-20mA. Sinyal dirubah
menjadi besaran arus karena controller hanya dapat membaca sinyal
dengan range 4 sampai 20mA saja.

5.4 control valve

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Dalam sistem kontrol boiler steam drum , control valve berfungsi ebagai
aktuator yang dikendalikan melalui sinyal kontrol yang diberikan oleh controller
untuk mengatur besar kecilnya flow (aliran) dari air umpan yang masuk ke boiler
steam drum. Karena besar kecilnya aliran air umpan yang masuk ke boiler akan
berpengaruh terhadap suhu steam yang dihasilkan.

Contoh valve merupakan final controll elemen yang banyak digunakan di


industri. Control valve adalah valve yang digunakan untuk mengatur aliran (flow)
yang akan dilewati sesuai dengan set point yang ditugaskan padanya, sebagai
salah satu parameter pengendali control valve ini bisa berupa pressure (tekanan),
flow (aliran), temperature (suhu), level (ketinggian), sesuai dengan sensor elemen
yang terdapat pada control valve tersebut.

Control valve yang digunakan adalah control valve pneumatik. Control


valve jenis ini memerlukan sinyal input berupa udara bertekanan dengan range 3
sampai dengan 15 psi.

5.5 I to P Tranducer

Ouput dari controller merupakan sinyal elektrik 4-20mA, oleh karena itu
untuk mengontrol conrol valve yang memerlukan sinyal pacumatic 3-15 psi
dibutuhkan IP Transducer. Transduser adalah mengubah suatu bentuk sinyal
standard ke bentuk sinyal standard lainnya. Transduser arus listrik pneumatik (1/)
adalah suatu peralatan instrumentasi yang mengubah sinyal arus listrik (4-20 mA)
menjadi sinyal Pneumatik (3-5 psi atau 20-100 kPa).

Transduser ini menggunakan kumparan yang digerakkan secara listrik,


dengan diberi sinyal input arus listrik sebesar 4-20 mA DC ke posisi assembly
pneumatic flapper nozzle. Posisi flapper yang sesuai dengan nozzle nkan
menambah atau menurunkan tekanan output transducer. Jika flapper menjadi lebih
dekat ke nozzle, maka. tekanan output akan bertambah juea ika transduser
diposisikan lebih jauh dari nozzle, maka tekanan outputnya juga akan berkurang
Transduser ini memerlukan suplai udara yang cukup uutuk membangkitkan

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

tekanan output maksimum 15 psi. Udara yang disuplai ke transduser biasanya


sebesar 20 psi.

5.6 Aplikasi DCS Dalam Shutdown System Menggunakan Parameter


Temperatur Dan Control Level Air Pada Unit Boiler Plant

Simulasi shutdown sistem pada unit boiler plant merk parameter


temperatur ini merupakan indikator kondisi tidak normal adalah dengan
melihat nilai dari temperatur yang bekerja pada boiler. Di mana jika
temperatur pada dalam proses boiler terjadi kenaikan suhu hingga mencapai
350ᵒC maka sistem akan shutdown atau mati secara otomatis dengan tanda
mengaktifkan indikator alarm atau lampu sebagai tanda sehingga operator
cepat mengetahui ketidaknormalan tercabut. Dan juga untuk Kontrol Level
air in merupakan suatu kontrol yang digunakan untuk mengisi air dalam drum
bailer secara otomatis.

Dengan menggunkan parameter sensor level high dan level low, dengan
mempertahankan kondisi air pada kondisi antara level high dan level low.
Jika air berkurang dan mencapai level low, maka control valve I akan
Membuka untuk mengisi air pada drum boiler Sedangkan jika air mencapai
level high maka control valve akan menutup agar tidak mengisi dan control
valve 2 akan membuka kemudian air mengalir kembali ke deaerator.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

5.6.2 Langkah Kerja

1. Bukalah aplikasi software Centrum VP Yokogawa kemudian Buatlah


project dengan cara klik system view pada satstus bar windows,sehingga
muncul

Gambar 5.5 Tampilan awal pada software Centrum VP yokogawa

2. Klik yes sehingga muncul

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Gambar 5.6 tampilan project yang akan dibuat


Isilah user : BOILER
Organization: MIGAS
Projec information : jika ada konfirmasi klik ok semua permintaan mengisi data
tersebut harus dipenuhi bila tidak lengkap maka tidak bisa untuk
melanjutkan ke langkah berikutnya

3. Buatlah project baru create new project : ( ) lalu klik ok

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Gambar 5.7 Tampilan Create New

5Isilah berikut
Station type : AFV10D
Database Type : general purpose
Domain Number :1
Station Number 1 lalu klik ok
Untuk isian lain opsional tidak wajib di isi

4. Lanjut buatlah HISnya

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Gambar 5.8 Tampilan HIS dengan memilih Station type

Station type : PC Withb Operation and Monitoring Fungtion


Domain Number : 1
Station number 64 Kemudian klik OK

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

5. Klik pada PJT01 > FCS01>IOM. Lakukan klik kanan pada IOM create
New dan pilih Node Sehingga muncul sbb:

Gambar 5.9 Tampilan NODE

Tipe node : Local kemudian klik OK dehingga Muncul Node 1

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

6. Klik Kanan pada NODE1 > Create New > IOM sehingga muncul

Gambar 5.10 Memilih Node

7. Lakuka hal yang sama sehingga 4 slot pada NODE1 dari FCS01 terisi
seperti berikut :

Gambar 5.11 Hasil jenis input dan output

8. Inisialisasikan tiap modul dengan cara klik dua kali pada AAI143-H
Sehingga akan muncul menu
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Gambar 5.12 Inisialisasi input


Tulislah pada kolom Label yaitu
-%% Klik dua kali pada AAI543-H sehingga muncul menu IO builder
Isikan
- %% LT01
- %%TT01
Klik save dan harus tidak ada eror pada jendela message.

9. Klik dua kali pada AAI543-H sehingga muncul menu IO builder

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Gambar 5.13 menu IO Builder


Isikan Label
- %%LCV01
- %%TCV01
Lakukan save dan seharusnya tidak ada error message.

10. Klik dua kali pada adv 151-p

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Gambar 5.14 Inisialisasi status output


11. Klik dua kali adv561-P sehingga muncul IOM Builder
12. Sebeelum kita melangkah lebih jauh lakukan tes fungtion pada system
views klik pada FCS0101 kemudian klik toolbar FCS dan klik pada test
fungtion yang sedang berjalan dan menu utama tampil MMI DCS

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

13. Selanjutnya kembali ke menu views klik folder fcs0101>fungction


block. Kemudia klik uda kali pada DR001 pada jendela sebelah kanan
klik isert fungtion block sehingga akan muncul

14. Klik link block >PIO>OK kemudian klik pada area kosong sehingga
muncul sebagai berikut

Gambar 5.15 salah satu contoh membuat function block


Isi kotak dengan %% TT01 dan %%LV01

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

15. Kemudia kita akan membuat sistem shutdown dengan parameter


temperatur dan level menggunakan function block dengan bantuan fungsi
switch yang mana ada beberapa ketentuan yaitu LSHH , PSHH, dan
TSHH

Gambar 5.16 Hasil function block dengan switch

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

16. Memanggil program yang telah dibuat dengan cara Minimizekan


semua jendela yang terbuka, kemudian klik “Name” lalu tuliskan TIC01
dan LIC01, klik Call.

Gambar 5.17 Hasil faceplace TIC Dan LIC


17. Selanjutnya mengKLik tulisan MAN pada face Plate TIC01, kemudian
lakukan lakukan klik otomatis lalu klik OK pada konfirmasi. Maka TIC
akan berubah menjadi otomatis.
18. Selanjutnya mengklik folder PJT157 -> HIS -> WINDOWNS. Kemudian
membuka file GR001
19. Menggambar rangkaian pada jendela GR0001 seperti gambar yang akan
kita gunakan sebagai rangkaian boiler.
20. Kemudian mengklik menu stencil dengan mendrag Data caracter untuk
menunjukan nilai bukaan control valve.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

21. Kemudian mengklik menu stencil dengan mendrag Data caracter untuk
menunjukan nilai temperatur dan level yang dibaca oleh transmitter

Gambar 5.18 Simulasi windows

22. Untuk memulai simulasi kemudian minimaizekan semua jendela yang


terbuka, kemudia klik “ name” lalu tuliskan GR 0001 klik CALL.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Gambar 5.19 Hasil simulasi Sistem shutdown parameter temperatur


dan control level air pada unit boiler.

.
Teknologi Rekayasa Otomasi
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Grafik tunning PID

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

5.7 Kesimpulan

Pada penulisan makalah ini , didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Boiler memiliki beberapa kontrol yaitu sistem kontrol level, sistem kontrol
tekanan , sistem kontrol pembakaran dan sistem kontrol aliran.
2. Parameter- parameter yang dikendalikan dalam proses pengolahan migas,
khususnya dibagian boiler adalah pressure, level, temperatur dan flo.
3. Shutdown sistem pada unit boiler plant menggunakan parameter
temperatur pada proses pembentukan uap bertekanan di Boiler sangatlah
penting kegunaannya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
dalam proses.
4. Shutdown sistem pada unit boiler plant menggunakan parameter
temperatur ini merupakan indikator kondisi tidak normal adalah dengan
melihat nilai dari temperatur yang bekerja pada boiler. Temperatur

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

keadaan normal antar 170‫ﹾ‬C - 200‫ﹾ‬C sedangkan kondisi sangt berbahaya


yaitu temperatur 300‫ﹾ‬C.
5. Ketika temperatur memberikan tanda bahaya , sistem pad boiler akanmati
keseluruhan atau shutdown.
6. Sistem aliran air pada boiler menggunakan control level air high dan level
low.

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Pada praktek kerja lapangan di Pusdiklat Migas Cepu ini kami sebagai
praktikan telah mendapatkan banyak pengetahuan yang baru mengenai
sistem kontrol dan isntrumen yang ada pada plant, dalam waktu praktek
kerja lapangan selama dua bulan ini penulis memberikan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dcs merupakan salah satu perangkat yang digunakan untuk
mengontrol beberapa device pada plant.
2. Human Interface Machine (HMI) ialah suatu sistem yang dapat
digunakan oleh operator untuk mengontrol dan memantau plant dari
jarak jau ( tidak perlu mendekati plant dilapangan).

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

3. Pembuatan kontrol menggunakan DCS jauh lebih praktis dan lebih


mudah dibandingkan kontrol menggunakan SLCD atau PLC.
4. Dengan diapliksikan DCS sebagai pengontrol baik level maupun yang
lain ( pressure, flow, temperature) akan sangat memudahkan engineer
maupun operator.

6.2 Saran
Berikut kami sampaikan beberapa saran untuk Pusdiklat Migas Cepu
Serta kampus Universitas Diponegoro terutama program studi Teknologi
Rekayasa Otomasi fakultas sekolah vokasi.
1. Penulis sangat berharap dibentuknya suatu kerjasama anatara
Universitas Diponegoro khususnya sekolah vokasi dengan PPSDM
Migas dalam program pelatihan bagi mahasiswa.
2. Mendatangkan tenaga pengajar dari dunia industri ke kampus Undip
untuk mengadakan kelas studi khusus bagi mahasiswa, misal
pembelajaran sistem kontrol dan instrumentasi dengan tenaga
pengajar dari laboratorium instrumen dan elektronika PPSDM Migas
Cepu.
3. Diberikan suatu pemahaman kepada mhasiswa tentang mnfaat dari
praktek kerja lapangan serta kami berharap pihak kampus memberi
referensi tempat Praktek kerja lapangan.

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

DAFTAR PUSTAKA

Tim Bengkel Instrumen dan Elektronika.2010.Petunjuk Praktikum


Controller.Pusdiklta Migas:Cepu

Ogata, Kasuhito. 1970. Teknik Kontrol Automatik (Sistem Pengaturan) Jilid I.


University Of Minnesota.

Dwi Heri, S, Control Valve, Pusdiklat Migas.

Sugiharto Eko.2011.Kontrol Level Menggunakan DCS Berbasis PID pada Boiler


Drum Heat Exchanger Process Control Training System BDT921. Polines:
Semarang

http://www.Pusdiklatmigas.com

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi

Teknologi Rekayasa Otomasi


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai