Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN OBSERVASI

ANALISA PERBANDINGAN MAGNITUDO BINTANG OPHA DENGAN PLANET


JUPITER
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Astrofisika
Yang dibina oleh Bapak Sutrisno

Oleh:
Elzha Tri Rahwanti (170322613083)
Eprilia Trikusuma Sari (170322613029)
Ersa Chika Putri Aulia (170322613043)
Farazhiniya Amalia (170322613045)
Irma Yumitha Ade Lesmana (170322613090)
M. Abid Wahyudi (170322613014)
Maya Nila Ardila (170322613071)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FISIKA
NOVEMBER 2019
LAPORAN OBSERVASI
ANALISA PERBANDINGAN MAGNITUDO BINTANG OPHA DENGAN PLANET
JUPITER
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Astrofisika
Yang dibina oleh Bapak Sutrisno

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FISIKA
NOVEMBER 2019
Abstrak: Pada 30 September 2019 telah dilakukan pengamatan bintang
opha dengan planet Jupiter di Rooftop Gedung O6 Jurusan Fisika
Universitas Negeri Malang yang bertujuan untuk menganalisa
magnitudo bintang opha dengan planet Jupiter. Kecerlangan benda
langit dinyatakan dengan skala magnitudo. Dimana dengan adanya
sistem tersebut maka dapat menghitung perbandingan kecerlangan dua
benda langit yang berbeda (seperti bintang dan planet). Penentuan
magnitudo bisa menggunakan aplikasi iris. Hasil pengamatan bintang
opha yaitu -7,035 magnitude dengan data Planet Jupiter -2 Magnitudo
sehingga Planet Jupiter lebih terang daripada bintang opha.

Kata kunci: Magnitudo, Bintang, Planet

A. Pendahuluan
Menurut ilmu astronomi, bintang didefinisikan sebagai semua benda massif ( bermassa
antara 0,08 hingga 200 kali massa matahari) yang sedang atau pernah melakukan
pembangkitan energi melalui fusi nuklir. Bintang adalah benda langit luar angkasa yang
memiliki ukuran besar dan memancarkan cahaya sebagai sumber cahaya. Menurut teori
pembentukan bintang dilahirkan sebagai gumpalan di dalam awan gas raksasa yang runtuh.
Bahan awan memanas saat jatuh ke dalam di bawah kekuatan gravitasinya sendiri.

Gambar: Galaksi Bintang di Langit Angkasa

Planet adalah benda langit yang mengelilingi bintang sebagai pusat tata surya. Planet
tidak dapat menghasilkan cahayanya sendiri namun dapat memantulkan cahaya. Pada
tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional ( IAU ) mengesahkan sebuah resolusi resmi
yang mendefinisikan planet di Tata Surya. Secara umum, planet terbagi menjadi dua jenis
utama: raksasa gas besar berkepadatan rendah dan raksasa darat kecil berbatu. Menurut
IAU ada delapan planet di Tata Surya, menurut jarak dari matahari ( dekat ke jauh ), ada
empat planet kebumian, Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars, kemudian empat raksasa gas:
Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Gambar: Planet di Tata Surya

Terang suatu bintang dalam astronomi dinyatakan dalam satuan magnitude. Semakin
terang sebuah bintang maka semakin kecil magnitudonya.

Gambar: Tingkatan Satuan Magnitudo


John Herschel menyatakan bahwa kepekaan mata dalam menilai terang bintang
bersifat logaritmik bukan linier. Bintang yang magnitudonya satu lebih terang 100 kali
daripada bintang yang magnitudonya enam. Maka, Norman Robert Pogson (1856)
mendefinisikan skala magnitudo yaitu:
𝐸 𝐸
𝑚1 − 𝑚2 = −2,5 log(𝐸1) atau 𝐸1 = 2,512−(𝑚1 −𝑚2 )
2 2
Dimana:
𝑚1 = magnitudo bintang ke-1 𝐸1 = fluks bintang ke-1
𝑚2 = magnitudo bintang ke-2 𝐸2 = fluks bintang ke-2
Rumus umum pogson: m = -2,5 log E + tetapan
Dimana magnitudo merupakan ukuran terang bintang yang kita lihat atau terang semu (ada
faktor jarak dan penyerapan yang harus diperhitungkan).
Magnitudo yang akan dicari yaitu antara planet Jupiter dan bintang opha (Ophiuchus).
Bintang Ophiucus terletak antara Aquila, Serpens, Scorpio, Sagittarius, dan Hercules, barat
laut dari pusat Bima Sakti. Ophiucus membentang khatulistiwa dengan sebagian besar
wilayahnya terletak dibelahan selatan bumi.
Jupiter adalah planet terdekat kelima dari Matahari setelah Merkurius, Venus, Bumi,
dan Mars. Planet ini juga merupakan planet terbesar di Tata Surya. Jupiter
merupakan raksasa gas dengan massa seperseribu massa Matahari dan dua setengah kali
jumlah massa semua planet lain di Tata Surya. Saat diamati dari Bumi, magnitudo
tampak Jupiter dapat mencapai −2,94, yang cukup terang untuk menghasilkan bayangan,
dan juga menjadikannya objek tercerah ketiga di langit malam setelah Bulan dan Venus,
walaupun Mars dapat menyaingi kecerahan Jupiter pada saat tertentu.

Gambar: Planet Jupiter


Jupiter sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium. Akibat rotasinya yang cepat,
planet ini berbentuk bulat pepat (terdapat tonjolan di sekitar khatulistiwa Jupiter).
Atmosfer luar terbagi menjadi beberapa lapisan di lintang yang berbeda, dan interaksi
antara batas-batas lapisan tersebut menghasilkan badai. Salah satu dampaknya
adalah Bintik Merah Raksasa, yaitu badai besar yang telah diketahui keberadaannya
semenjak abad ke-17 dengan menggunakan teleskop. Di sekeliling Jupiter terdapat cincin
yang tipis dan magnetosfer yang kuat. Selain itu terdapat paling tidak 67 satelit alami,
termasuk empat satelit besar yang disebut satelit-satelit Galileo yang pertama kali
ditemukan oleh Galileo Galilei pada tahun 1610. Satelit terbesar Jupiter, yaitu Ganymede,
memiliki diameter yang lebih besar daripada planet Merkurius.
B. Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengetahui cara pengambilan data bintang dan planet dengan bantuan telescope dan
sinar laser
2. Menganalisa magnitude bintang opha dengan planet jupiter
C. Prosedur Pengambilan Data
1. Menggunakan Telescope Bumi (Celestron 2000)
 Menandai arah mata angin agar mudah dalam penempatan posisi teleskop
 Memasang tripod dengan cara membuka tripod selebar mungkin hingga leg
bracket tidak bisa menutup kembali
 Menembak bintang dengan menggunakan laser, agar lebih mudah teramati
 Mengatur mount pada teleskop dengan dengan cara menaikan, menurunkan
serta menggerakkannya ke kanan dan ke kiri
 Mengatur posisi lintang pengamat pada mounting
 Mengambil gambar bintang yang sudah teramati dengan jelas meggunakan
kamera (HP Oppo Neo 7 dengan ukuran kamera 8 MP)
2. Menggunakan Aplikasi Iris
 Membuka aplikasi iris, Selanjutnya pilih file, klik load, cari dokumen (jpeg)
kemudian OK
 Sesuaikan gambar hasil data, Kemudian tekan analysis, klik Aperture
photometry dan atur magnitude constant planet Jupiter hingga mendapatkan
magnitude Jupiter -2,000 seperti pada data yang diperoleh pada 30-09-2019.
 Setelah magnitudonya tepat, selanjutnya klik bintang opha untuk mengetahui
magnitudonya

D. Data Pengamatan

Gambar: Planet Jupiter, Bintang ( Opha, Tetha Pha )

Gambar: Planet Jupiter, Bintang ( Opha, Tetha Pha ) CyberSky


E. Analisis dan Identifikasi

Magnitude constant 3,736 (Aplikasi Iris)


Jupiter -2,000 Magnitude

Bintang opha -7,035 Magnitude


Berdasarkan teori, semakin besar magnitudonya maka terang bintang semakin kecil.
Tanda negatif diabaikan, sehingga bintang opha 7,035 Magnitudo dan planet Jupiter 2
Magnitudo. Magnitudo bintang opha lebih besar daripada planet Jupiter yang berarti bahwa
planet Jupiter lebih terang daripada bintang opha.
F. Kesimpulan
Jupiter adalah planet terdekat kelima dari Matahari setelah Merkurius, Venus, Bumi,
dan Mars. Jupiter merupakan objek tercerah ketiga dilangit malam setelah Bulan dan
Venus. Pada pengamatan di dapatkan data Planet Jupiter -2 Magnitudo.
Proses pengambilan data pada pengamatan 30 september 2019 dilakukan secara
bersama menggunakan telescope dan laser. Sedangkan penentuan magnitude bintang opha
dengan menggunakan aplikasi iris. Berdasarkan teori, Semakin besar magnitudonya maka
terang sebuah bintang semakin kecil. Didapatkan hasil -7,035 Magnitudo bintang opha
dengan tanda negatif yang diabaikan sehingga planet Jupiter lebih terang daripada bintang
opha.

Anda mungkin juga menyukai