Anda di halaman 1dari 10

Penerapan

Fisika
Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Di Bidang Astronomi
Anggota Kelompok 6 :
1. Abdi Mahardika Riyanto (01)
2. Fahriza Fahmi Azzaki (10)
3. Jheninda Yessa Santosa (14)
4. Muhammad Firdaus (23)
5. Sarapitta Diyah Ayu Kumalasari (33)
Astronomi itu apa sih?
Astronomi adalah ilmu alam yang mempelajari benda langit dan fenomena alam yang
terjadi di luar Bumi, termasuk fenomena di atmosfer atas Bumi yang berasal dari luar
angkasa seperti meteor dan aurora.

Fisika di Bidang Astronomi


Pada hakikatnya, semua materi dan energi yang berada di Alam Semesta tunduk terhadap
hukum Fisika. Dari gaya nuklir kuat yang mengikat dan mencegah terlepasnya Proton dan
Neutron dari inti atom, gaya Gravitasi yang menyebabkan benda-benda jatuh ke bawah,
hingga berevolusinya Tata Surya kita terhadap Galaksi Bimasakti. Dari sekian banyak
gejala-gejala itu, beberapa diantaranya berhubungan erat terhadap apa yang terjadi di
ruang angkasa. Ilmu Fisika merupakan landasan untuk memahami Astronomi dari awal
peradaban hingga saat ini.
Tokoh-Tokoh Astronomi
a. Galileo Galilei (1564-1642) yang menyempurnakan teleskop hingga berhasil
melukiskan fase-fase bulan
b. Albert Einstein (1879-1955) dengan teori Relativitasnya
c. Nicolaus Copernicus yang berhasil mematahkan teori Geosentris
d. Johannes Kepler (1571-1630) dengan hukum pergerakan planetnya
e. Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum Gravitasinya, serta masih banyak
Ilmuwan lain.
Contoh Alat
Fisika di Bidang
Astronomi
Teleskop James Webb
Teleskop luar angkasa James Webb (James Webb Space Telescope, disingkat JWST),
sebelumnya dikenal dengan Next Generation Space Telescope (NGST), merupakan
observatorium angkasa yang dioptimalkan untuk pengamatan dalam spektrum
inframerah guna melihat objek yang tua, jauh, atau terlalu redup untuk ditangkap
Teleskop Hubble. Pengembangan JWST dipimpin oleh National Aeronautics and Space
Administration (NASA) berkolaborasi dengan European Space Agency (ESA) dan
Canadian Space Agency (CSA). JWST dinamai setelah James E. Webb, yang merupakan
pimpinan NASA pada tahun 1961 sampai 1968 selama misi Mercury, Gemini, dan
Program Apollo.
Fitur teknis yang utama adalah cermin
dingin yang sangat besar, dengan
diameter 6.5 meter, dan empat instrumen
khusus untuk pengamatan yang jauh dari
Bumi, yang mengorbit pada titik L2 Bumi-
Matahari. Kombinasi fitur-fitur ini
membuat JWST bisa menghasilkan
resolusi yang belum pernah ada
sebelumnya dan sensitivitas dari sinar
tampak pada panjang gelombang-jauh
sampai inframerah-tengah, membuatnya
bisa digunakan untuk 2 tujuan utama —
mempelajari kelahiran dan evolusi galaksi,
dan pembentukan bintang dan planet.
Teleskop ini berada di posisi 1,5 juta kilometer (930.000 mil) dari Bumi. Wilayah
ini dikenal sebagai Lagrange point 2, atau L2. Pada posisi ini, pengamatan
teleskop tidak akan terhambat Bumi dan Bulan jika terjadi malfungsi.
Resolusi sudut dari JWST sangat tajam dan tepat. Teleskop ini dapat melihat
pada resolusi 0,1 detik busur, yang berarti bahwa hal itu bisa melihat satu sen
dari jarak 24 mil (40 kilometer) jauhnya atau menonton pertandingan sepak bola
dari jarak 340 mil (550 kilometer) jauhnya.
Cermin raksasa JWST terbuat dari 18 segmen heksagonal individu terdiri dari
berilium ringan. Sisi bagian bawah sunshield JWST akan selalu menghadap
Matahari, sehingga suhunya mencapai 85 ° C (185 ° F). Sementara sisi lain, yang
merupakan tempat cermin dan instrumen ilmiah akan memiliki suhu sangat
dingin, sekitar -233° C (-388° F). Suhu dingin tersebut diperlukan agar teleskop
dapat berfungsi secara efektif untuk pengamatan inframerah dari objek di luar
angkasa.
Ini adalah foto pertama yang ditangkap oleh JWST.
Ini merupakan gambar inframerah paling dalam
dan paling tajam dari alam semesta yang pernah
ada. Gambar ini disebut Galaksi SMACS, gambar
tersebut terdapat objek yang berjarak hingga 13,5
miliar Tahun Cahaya. Gambar ini dirilis oleh NASA
pada tanggal 12 Juli 2022.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai