Anda di halaman 1dari 18

RESUME ASTRONOMI

CATATAN SELAMA PERKULIAHAN HINGGA PERTEMUAN KE-7 DITAMBAH


KULIAH UMUM ILMU FALAK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Astronomi

Dosen Pengampu : Yesiana Arimurthi S.Si, M.Si

Disusun Oleh:

1. Isa Abdullah Alqudsi (K2315038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017
Apa itu Astronomi ?

Di dalam disiplin ilmu khususnya astronomi, ada beberapa istilah yang masih terdapat
kesalahpahaman antara satu disiplin ilmu dan disiplin ilmu lainnya, seperti contoh, apakah
astrologi dan astro fisika itu mempunyai pengertian yang sama ?, dan astrologi dengan
astronomi apakah dapat kita samakan ?
tentu tidak, Astrologi ialah ilmu yang mempelajari bintang dan pengaruhnya terhadap
manusia, seperti contohnya rasi bintang, zodiak, dll. Sedangkan astrofisika yaitu ilmu yang
mempelajari fenomena fisis yang terjadi pada bintang, galaksi, planet, semesta berkembang,
dll. Astrofisika juga diperlukan basis matematika serta fisika yang kuat untuk mendalami
ilmu ini. Sedangkan Astronomi mempunyai pengertian yang lebih luas atau umum lagi, yaitu
Ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang ada di langiit, mencakup hal hal yang terlihat
maupun yang tidak terlihat dengan indra manusia ( contoh: black hole,dsb ). Selain itu kita
juga dapat mempelajari hukum / ciri khusus dari suatu bintang. Orang yang mempelajari
astronomi disebut astronomer. Astronomer dapat dipelajari oleh siapapun orang yang ada
didunia, baik ilmuwan, engineering, fisikawan, photographer, dll.

Perkembangan Ilmu Astronomi


A. Astrologi.
Jadi manusia pada masa itu masih belum menganggap bahwa astronomi sebagai ilmu
penting, tetapi hanya sebagai penentu musim saja. Dan memang pengetahuan manusia masih
terbatas pada masa itu.

B. Geosentris
Di dalam teori ini, penganutnya beranggapan bahwa bumi sebagai pusat alam semesta
sekaligus pusat pergerakan benda benda langit. Teori ini dicetuskan oleh seorang filsuf
yang sangat terkenal yaitu aristoteles dan Claudius Ptolemy. Teori ini yang menjadi titik awal
bagi para pengamat lainnya untuk membuktikan dan mencetuskan teori teori tentang
perkembangan ilmu astronomi lainnya.

C. Heliosentris
Berbeda dengan teori sebelumnya, teori ini beranggapan bahwa matahari lah sebagai pusat
tata surya, sedangkan bumi beserta planet planet lainnya bergerak mengelilingi matahari.
Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Nicolas Copernicus pada abad ke 16 kemudian
dibuktikan oleh ilmuwan ilmuwan setelahnya, seperti Galileo Galilei, Johannes Kepler dan
dengan observasi William Herschel, Friedrich Bessel, dll. Teori ini masih dipakai hingga saat
ini yang mana telah membuka jendela yang luas bagi perkembangan astronomi selanjutnya.

D. Tycho Brahe, Galileo, Kepler, Newton


Siapakah Tyco Brahe ? mungkin didalam benak kita masih terdengar asing, tetapi beliau ialah
observer pertama astronomi. Ketika itu, beliau mengukur jarak antara bulan dengan matahari
dari bumi hanya menggunakan perhitungan simpel trigonometri. Tetapi permasalahannya
Tyco Brahe masih belum bisa memprediksi gerakan planet. Tetapi permasalahan tersebut
mampu di selesaikan oleh muridnya yang bernama Johannes Kepler (1660) mengenai
Hukum pergerakan planet. Dan setelah itu beberapa ilmuwan lainnya seperti Galileo (1620)
yang merupakan pioneer observasi astronomi menemukan penemuan lainnya. Seperti (
Titik Matahari, gunung dan samudera di bulan, Galaksi Bima Sakti, Fase Venus dll.) .
dan selanjutya ada Newton yang penemu-penemuannya sangat terkenal dan masih dijadikan
referensi didalam fisika dalam kehidupan kita sehari hari. Seperti hukum gravitasi Newton,
Hukum Newton, Kalkulus, Teori mengenai cahaya, dan masih banyak lagi. Penemu
penemu yang telah disebutkan ini merubah cara pandang dunia mengenai ilmu astronomi dan
fisika di dalam kehidupan sehari hari.

E. Einstein : Orbit Merkurius, Gravitasi, Kosmologi.


Terobosan terobosan selalu hadir di setiap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
ilmu pengetahuan mengenai astronomi dan fisika pada umumnya. Seperti yang dilakukan
oleh Albert Einstein. Banyakhal besar yang dilakukan oleh Einstein, seperti memprediksi
gerakan orbit merkurius yang tidak dapat dihitung melalui metode Newtonian. Dan wawasan
baru mengenai konsep gravitasi yang sama sekali berbeda dengan gravitasi Newton.
Sehingga pantas bagi Einstein sebagai salah satu orang yang paling berpengaruh di dunia
karena penemuan penemuan beliau ketika masa tersebut yang penelitiannya masih terus
dilakukan oleh ilmuwan ilmuwan saat ini (seperti gelombang gravitasi beberapa waktu
yang lalu).

F. Astronomi Modern
Pada Era digital zaman sekarang, astronomi bukan hanya sebagai ilmu menghitung hitung
saja, tetapi merambah ke bidang seni seperti fotografi benda benda langit pada malam hari
dll. Pada masa saat ini, kita mempunyai banyak badan astronomi yang melakukan riset 24
jam selama sepekan, seperti NASA dan LAPAN.

Tokoh Tokoh Islam Dalam Sejarah Ilmu Falak


- Alkhawarizmy
- Abu Masyar Al-Falaky ( wafat 272 H/885M )
- Jabir Batany ( wafat 318 H/931 M ) yang telah menetapkan letak bintang, ia telah
menciptakan alat teropong bintang.
- Abu Raihan al-Biruni ( 363 H 440 H/ 937 M 1048 M ), salah satu karyanya ialah
al-Qanun al-Masudi. Sebuah ensiklopedi astronomi dipersembahkan kepada Sultan
Masud Mahmud yang ditulis pada tahun 421 H/1030 M
- Al Fargani seoarang ahli falak dari Farghana, Transsoxania.
- Nasiruddin al-Tusi
- Muhammad Turghay Ulugbbek

Materi ke dua ( basic properties of teh stars )


A. Brightness
Kala malam yang cerah datang, cobalah keluar rumah ke halaman terbuka,dan
perhatikan kerlap-kerlip bintang di langit gelap sana. Apakah bintang-bintang itu sama
terangnya. Tidak bukan? Bintang yang satu tampak lebih terang daripada yang lain. Setiap
bintang memiliki tingkat kecerahan yang berbeda beda tergantung power outputs dan jarak.
Brightness sama dengan fluks energi yaitu energi yang diterima dari bintang per unit per
satuan waktu. Sistem magnitudo ini dibuat pertama kali oleh Hipparchus pada abad 2
sebelum masehi. Dia membagi terang bintang menjadi 6 kelompok berdasarkan
penampakkannya dengan mata telanjang. Bintang yang paling terang diberi magnitudo 1
sedangkan bintang yang paling lemah yang bisa diamati oleh mata telanjang diberi magnitudo
6. Hal yang perlu diperhatikan bahwa semakin terang suatu bintang, semakin kecil
magnitudonya. Hubungan brightness dan magnitudo dapat kita tulis sebagai berikut :
1
= 100(2 1 )/5
2
Baru ketika abad 19, astronomer dapat menghitung jarak cahaya dari bintang secara
akurat, dan mereka dapat menemukan pertama kali bahwa magnitudo bintang 100 kali lebih
terang dari pada 6 kelompok tadi, jika diobservasi dari bumi.
1
= 100(2 1 )/5
2
1
= 10(2 1 )/2,5
2
1
log = 10(2 1 )/2,5
2
1
log = (2 1 )/2,5
2
1
2 1 = 2,5. log
2
B. Spektrum Elektromagnetik

Setiap bintang pasti akan memancarkan radiasi elektromagnetik pada seluruh


spektrum dan ketika sampai ke bumi,atmosfer bumilah yang bertanggung jawab dalam
menyaring radiasi radiasi elektromagnetik yang berbahaya jika memasuki bumi. Jika
panjang gelombang lebih kecil dari sinar ultraviolet maka akan langsung diblok oleh
atmosfer. Dan untuk radiasi spektrum elektromagnetik yang terlihat akan diteruskan oleh
atmosfer, tetapi diblok oleh awan. Sebagian besar sinar infra merah juga diblok, tapi ada juga
beberapa yang diteruskan. Dan untuk radiasi radio akan diteruskan hampir sepenuhnya oleh
atmosfer.
C. Warna Bintang
Bintang memiliki warna yang berbeda bergantung pada temperatur permukannya. Hubungan
antara warna dan temperatur bisa kita pahami dengan konsep radiasi benda hitam. Seperti
benda yang dipanaskan akan menyala merahkuing/oranyebiru.Benda hitam menyerap
seluruh radiasi yang mengenainya dan bisa pula mengemisikan radiasi tersebut.
- Jika jumlah absorbsi sama dengan jumlah radiasi maka temperaturnya akan tetap.
- Jika jumlah absorbsi lebih besar jumlah radiasi maka temperaturnya akan meningkat
- Jika jumlah absorbsi lebih kecil jumlah radiasi maka temperaturnya akan menurun
- Total energi harus setimbang

Hubungan panjang gelombang puncak radiasi dan suhu di deskripsikan oleh Hukum
pergeseran Wien:

Luminositas
Di dalam astronomi luminositas berarti jumlah energi yang dipancarkan sebuah benda ke
segala arah per satuan waktu. Luminositas dinyatakan dalam watt atau erg per detik dalam
satuan internasional (SI).

Parallax Bintang
Untuk menghitung jarak ke bintang, para astronom menghitung pergeseran yang
tampak pada bintang dalam kurun waktu satu tahun. Para astronom menggunakan dua waktu
yang berbeda dalam mengamati bintang selama satu tahun periode ini, yaitu ketika bumi
berada di tempat yang bersebrangan. Sepanjang bumi mengelilingi Matahari, astronom
melihat pergerakan bintang terhadap bintang-bintang di belakangnya yang karena jaraknya
lebih jauh, terlihat diam. Semakin dekat bintang, parallaksnya semakin besar. Paralaks
bintang merupakan metode untuk mengukur jarak bintang
Seperti yang kita lihat pada gambar, garis-garis pandang dan garis yang
menghubungkan posisi pengamatan membentuk segitiga dengan bintang sebagai puncaknya.
Andaikan dmatahari adalah jarak Bumi-Matahari, d adalah jarak Matahari bintang, dan p
adalah sudut parallaks, didapatkan formula parallaks:
1
=

Semakin jauh bintang, semakin kecil parallaksnya, dan dibutuhkan baseline pengukuran yang
lebih besar pula. Namun, baseline pengamatan dari bumi terbatas karena orbit planet kita
mengelilingi Matahari. Oleh karena itu, pengukuran menggunakan parallaks ini terbatas
hanya sampai sudut paralllaks sebesar 0,01 detik busur, artinya bintang yang jaraknya lebih
dari 100 parsek tidak dapat diukur menggunakan metode ini.
Namun, pada tahun 1989, ESA (Eroupean Space Agency) meluncurkan misi Hipparcos yang
bertujuan menghitung sudut parallaks bintang-bintang di dalam galaksi kita. Hipparcos telah
menghitung parallaks lebih dari 120.000 bintang yang jaraknya mencapai 650 parsek (500
tahun cahaya) dari Matahari.

D. Diagram Hr

Diagram H-R digunakan untuk menunjukkan jenis-jenis bintang yang berbeda dan juga untuk
mencocokkan prediksi model teoretis evolusi bintang dengan pengamatan. Pengelompokan
bintang pada jalur yang berbeda (lihat gambar) menunjukkan adanya perbedaan tahap evolusi
bintang.
Kebanyakan bintang mendiami suatu jalur dari kiri atas ke kanan bawah yang disebut sebagai
deret utama. Ini dapat diinterpretasikan bahwa bagi kebanyakan bintang, makin tinggi suhu
permukaannya makin terang cahayanya. Bintang pada kelompok ini adalah bintang yang
sedang melangsungkan pembakaran hidrogen di intinya. Hampir 90% usia bintang
dihabiskan pada tahap deret utama ini yang menjadi penyebab tingginya populasi. Bintang
deret utama disebut juga sebagai bintang katai.Kelompok yang tampak terlihat jelas
berikutnya adalah kelompok yang disebut sebagai cabang raksasa, tempat bagi bintang-
bintang yang sedang melangsungkan pembakaran hidrogen di kulit yang mengelilingi inti
helium yang belum terbakar. Ciri lainnya yang dapat dilihat dengan jelas adalah adanya gap
antara deret utama dan cabang raksasa. Gap ini disebut sebagai gap Hertzsprung dan
menunjukkan evolusi yang berlangsung cepat pada saat pembakaran hidrogen di kulit yang
mengelilingi inti dimulai.

E. Spectral Type Bintang

Asisten-asisten Pickering, Williamina Fleming, Annie Jump Cannon, Antonia Maury,


dan Henrietta Swan Leavitt kemudian memulai sebuah proyek skala besar pengklasifikasian
spektrum bintang. Antara 1911 dan 1949, 400.000 bintang didaftarkan ke dalam katalog
Henry Draper (dinamai menurut sang penyandang dana dan perintis penelitian spektroskopi
fotografi Amerika, Henry Draper). Para gadis Harvard ini, khususnya Cannon dan Maury,
kemudian menyadari adanya sebuah keteraturan dalam semua garis-garis spektral (tidak
hanya hidrogen) jika penggolongan bintang-bintang tersebut diurutkan menjadi O, B, A, F,
G, K, M. Kelas lainnya dihilangkan karena ditemukan bahwa beberapa di antaranya
sebenarnya merupakan kelas yang sama. Untuk mengingat urutan penggolongan ini biasanya
digunakan kalimat "Oh Be A Fine Girl Kiss Me". Dengan kualitas spektrogram yang lebih
baik memungkinkan penggolongan ke dalam 10 sub-kelas yang diindikasikan oleh sebuah
angka arab (0 hingga 9) yang mengikuti huruf.
Pada mulanya urutan pola spektrum ini diduga karena perbedaan susunan kimia atmosfer
bintang. Tetapi kemudian disadari bahwa urutan tersebut sebenarnya merupakan urutan
temperatur permukaan bintang, setelah pada tahun 1925, Cecilia Payne-Gaposchkin berhasil
membuktikan hubungan tersebut.
Bintang-bintang kelas O, B, dan A seringkali disebut sebagai kelas awal, sementara K dan M
disebut sebagai kelas akhir. Sebutan ini muncul di awal-awal abad 20, karena A dan B
terletak di awal urutan alfabet, sementara K dan M di akhir, tetapi kemudian berkembang
teori bahwa bintang mengawali hidup mereka sebagai bintang kelas awal yang sangat
panas dan secara gradual mendingin menjadi bintang kelas akhir. Teori ini sama sekali
salah (lihat : evolusi bintang).
Berikut ini adalah daftar kelas bintang dari yang paling panas hingga yang paling dingin
(dengan massa, radius dan luminositas dalam satuan Matahari

THEORIES OF EARLY UNIVERSE

STEADY STATE MODEL


Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, Thomas Gold, dan Herman Bondi, ahli
astrofisika Inggris pada tahun 1948.
Menurut teori ini, jagat raya tidak hanya sama dalam ruang angkasa, tetapi juga tidak
berubah dalam waktu. Ketika jagat raya mengembang, materi baru terus-menerus muncul
denga sendirinya dalam jumlah tepat sehingga jagat raya dalam keadaan stabil.
Menurut teori ini jagat raya bersifat statis, tidak ada permulaan dan akhir. Meskipun
mengakui bahwa jagat raya mengembang, mereka bertiga berpendapat bahwa jagat raya akan
tetap kelihatan sama sampai kapan pun.

ETERNAL INFLATION
Bila alam semesta pada mulanya dapat dikelompokkan menjadi satu multiverse, maka
jagad raya ini terdapat banyak multiverse. Teori ini didasarkan pada teori Chaotic Eternal
Inflation yang menyatakan bahwa jagad raya kita terus berkembang semakin membesar sejak
terjadinya big bang hingga sekarang. Teori ini menyatakan bahwa kita selamanya tidak dapat
melihat multiverse lainnya dikarenakan cepatnya perkembangan jagat raya yang menjadi
perantara multiverse.
Seperti gelembung di lautan

OSCILLATING UNIVERSE
Setelah ekspansi alam semesta berhenti, terjadi keruntuhan (collapse)
Semua materi bergabung kembali menjadi sangat panas dan rapat (dense). Sama
seperti saat permulaan big bang
Ini disebut BIG CRUNCH
Setelah big crunch mungkin akan ada ekspansi alam semesta lagi. Terulang big bang
lagi
Begitu seterusnya di masa depan. Dan mungkin begitu pula di masa lalu

COLLIDING UNIVERSE
Teori pembentukan alam semesta yang disebabkan karena adanya proses tumbukan
gelembung 1 dan 2 yang memiliki massa tak hingga
INFLASI dari materi yang sangat kecil, sekecil atom hingga sebesar galaksi
THE BIG BANG
Teori big bang merupakan salah satu teori ilmu pengetahuan yang mejelaskan
bagaimana bentuk awal dan perkembangan dari alam semesta.
Teori ini berpendapat bahwa, alam semesta berasal dari kondisi yang padat dan panas
mengalami ledakan yang sangat dahsyat, kemudian mengembang sampai sekitar 13.700 juta
tahun yang lalu. Para ilmuwan pun telah mempercayai bahwa big bang membentuk sistem
tata surya.
Dentuman besar atau ledakan dahsyat merupakan suatu peristiwa yang menimbulkan
pembentukan alam semesta berdasarkan kosmologi mengenai bentuk awal dan
perkembangan alam semesta.

Sistem Kordinat

Alam semesta diciptakan dalam keadaan teratur dan rapi


Keteraturan gerakan benda-benda langit (bintang, matahari, bulan, komet,dll) tersebut
membuat kita bisa mempelajarinya dengan seksama
Dengan memahami gerakan benda-benda langit kita bisa memprediksi
fenomena/kejadian di masa depan
Untuk memudahkan pemahaman terhadap posisi benda -benda langit, diperkenalkan
sistem koordinat :
Sistem koordinat ekliptika heliosentris
Sistem koordinat ekliptika geosentris
Sistem koordinat ekuator geosentris
Sistem koordinat horizon
Sistem koordinat ini berkaitan dengan benda langit apa yang dijadikan pusat
koordinat

A. Ekliptika heliosentris
Pusat koordinat : matahari
Bidang datang referensi : bidang orbit bumi mengelilingi matahari (bidang ekliptika)
Titik referensi : VE (vernal equinox) didefinisikan
sebagai sumbu x
Koordinat :
- r = jarak benda langit ke matahari
- l = sudut bujur ekliptika, dihitung dari VE, berlawanan arah jarum jam
- b = sudut lintang ekliptika, sudut antara garis penghubung benda langit- matahari
dengan bidang ekliptika

VE perpotongan bidang ekuator dengan bidang ekliptika

B. Ekliptika Geosentris
Pusat koordinat : bumi
Bidang datar referensi : bidang ekliptika
Titik referensi : vernal equinox
Koordinat:
-delta (): jarak benda langit ke bumi (seringkali tidak dihitung)
-Lambda () : bujur ekliptika benda langit menurut bumi, dihitung dari VE
-Beta () : lintang ekliptika , sudut antara garis penghubung benda langit -bumi dengan
bidang ekliptika

C. Ekuator geosentris
Gerakan bumi : revolusi dan rotasi
Sumbu rotasi bumi tidak sejajar dengan sumbu bidang ekliptika
Membentuk kemiringan sebesar kira-kira 23,5 derajat
Sudut kemiringan ini tidak konstan sepanjang waktu, semakin lama semakin mengecil
Pusat koordinat : bumi
Bidang datar referensi : bidang ekuator, bidang datar yang mengiris bumi menjadi dua
bagian melewati garis khatulistiwa
Koordinat:
- Delta (): jarak benda langit ke bumi
- Alpha () = right ascension = sudut antara VE dengan proyeksi benda langit pada
bidang ekuator, dengan arah berlawanan jarum jam. alpha biasanya dinyatakan dalam jam
(hour, h). Satu putaran penuh = 360 derajat= 24 jam=24 h. Titik VE menunjukkan 0 h
Delta kecil () = declination = sudut antara garis hubung benda langit-bumi dengan
ekuator. Nilainya dari -90 derajat (selatan) sampai 90 derajat (utara)

D. Sistem koordinat horizon


Sistem koordinat yang sederhana dan secara langsung dapat dibayangkan letak objek
pada bola langit. Namun tedapat juga beberapa kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu
pada tempat yang berbeda maka horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu dan
gerak harian benda langit
Posisi benda langit : (azimuth bintang (A) , tinggi bintang (t))
o (azimuth bintang (A) , jarak zenith (z))
Azimuth bintang (A) : busur sepanjang horison diukur dari titik acuan sampai
lingkaran vertikal bintang ybs.
Tinggi bintang (t) : busur pada lingkaran vertikal dari horison sampai bintang ybs.
Jarak zenith (z) : busur pada lingkaran vertikal dari titik Zenith (Z) sampai bintang
ybs, shg z = 900 - t
Lingkaran vertikal : lingkaran besar yang melalui Zenith (Z) dan tegak lurus horizon.

KALENDER & WAKTU


Dikarenakan adanya selisih antara Kalender JULIAN (1 tahun = 365,25 hari) dengan
tropical years (1 tahun = 365,2422 hari), diubah menjadi kalender Gregorian (1 tahun =
365,2425 hari)
selisih antara kalender julian dengan kalender gregoria, mengakibatkan kesulitan
dalam membandingkan peristiwa astronomis yang terpisah dalam jangka waktu yang lama
Julian day adalah banyaknya hari yang dilalui setelah 1 januari 4713 SM pada pukul
12.00 UT
Pentingnya JD ;
o JULIAN DAY menjadi syarat untuk menghitung posisi benda-benda langit (bulan,
matahari, planet-palnat ) selanjutnya digunakan untuk
o Menentukan bulan baru
o Menentukan waktu sholat
o Menentukan fenomena2 alam
JULIAN DAY DIRUMUSKAN
JD = 1720994,5 + (365,25 x Y) + (30,6001 (M+1)) +B + D
A= Y/100
B = 2+ A/4A
KALENDER HIJRIAH/ISLAM
a. Berdasarkan pada pergerakan bulan
b. Pergerakan bulan dibagi menjadi 3:
1. Rotasi bulan terhadap sumbunya = 27,321582 hari = 27 jam 7 hari 43,1 menit
2. Bulan mengitari bumi. Satu kali putaran dgn kerangka acuan (pengamat) bintang jauh
disebut bulan sideris = 27,321582 hari = rotasi bulan satu kali putaran dengan kerangka acuan
matahari = bulan sinodik = 29,530589 hari= 29 hari 12 jam 44 menit, 3 detik.
3. Gerak bulan mengitari matahari ->lintasan elips. Begitu juga lintasa bulan mengitari
bumi. Sehingga jika digabung, bulan mengitari matahari dalam lintasan elips termodulasi /
presisi
Kalender islam disusun berdasarkan pada ratarata bulan sinodik =29 hari 12 jam 44
menit 3 detik
Biasanya diambil nilai tengah = 29,5 hari
Dalam 30 tahun, ada 11 tahun kabisat
Cara menentukan tahun islam kabisat/ tidak;
o Tahun / 30, lihat sisanya
o Jika sisanya = 2,5,7,10,13,16,18,21,24,26,29, maka tahun tsb, kabisat

Macam Macam Waktu


UNIVERSAL TIME DAN DYNAMICAL TIME
Akibat rotasi bumi adalah adanya gerak semu harian matahari
Matahari tampak bergerak, terbit dari timur, dan tenggelam di barat
Jenis waktu yang didasarkan pada gerakan matahari yang diamati di meridian
Greenwich (bujur 0 derajat) disebut Universal TIME
UT = Greenwich Civil Time = Greenwich Mean Time
Rotasi bumi tidak konstan sepanjang waktu, perlahan melambat.
Karenanya UT bukanlah waktu yang seragam
Astronom memerlukan waktu yang seragam untuk keperluan perhitungan astronomis.
Diperkenalkan Dynamical TIME (TD)
Selisih antara TD dan UT HANYA ditentukan melalui observasi

MACAM-MACAM HARI
Satu hari = lama waktu antara dua kali transit benda langit
Transit artinya benda langit berada di meridian, saat posisinya di atas horison tepat di
utara (azimut= 0 derajat) atau selatan (azimut = 180 derajat) atau di zenit (tepat di atas kepala
kita)
Jika benda langit itu matahari= solar day
Jika bintang tetap (fixed star) = sidereal day
Jika matahari fiktif (lintasannya selalu seragam) = mean solar day
Satu sidereal day lebih pendek dari satu solar day

GST dan LST


GST digunakan untuk :
- Menentukan hour angle dalam koordinat ekuator
- Menentukan azimuth dan altitude benda langit
- Menentukan waktu terbit, terbenam,dan transit obyek langit

MACAM MACAM BULAN


BULAN SINODIK = waktu rata2 bulan mengelilingi bumi ditinjau dari matahari = 29
hari 12 jam 44 menit 2,8 detik
BULAN SIDEREAL = waktu rata2 bulan mengelilingi bumi ditinjau dari bintang
jauh = 27 hari 7 jam 43 menit 11,5 detik
BULAN TROPIS (TROPICAL MONTH)= waktu rata2 bulan mengelilingi bumi
ditinjau dari vernal equinox = 27 hari 7 jam 43 menit 4,7 detik
BULAN ANOMALISTIK (ANOMALISTIC MONTH)= waktu rata2 bulan
mengelilingi bumi dari perigee ke perigee berikutnya = 27 hari 13 jam 18 menit 33,2 detik
Perigee = jarak terdekat bulan dengan bumi dalam lintasan elips

KULIAH UMUM
Oleh : Dr. Eng Rinto Anugraha NQZ, S.Si M.Si.

Beliau mengajarkan tentang Mekanika Benda Langit, tujuannya untuk :


Mennetukan posisi matahari dan bulan
Menentukan arah kiblat
Tidak hanya orang islam yang memanfaatkan ilmu hisab, orang non islam juga menggunakan
ilmu hisab untuk :
Nasrani : menetukan jatuhnya Easter Day
Budha : menetukan waisak
Tionghoa : menentukan Imlek
Ilmu Falak pada 4 rukun Islam
Sholat = mennetukan Awal waktu sholat fardu, arah kiblat, Ied dan Sholat Gerhana
Zakat = menentukan waktu kapan terakir membayar zakat
Puasa = menetukan awal dan akhir Ramadhan
Haji = menetukan 1 dzulhijah, 9 dan 10 Dzulhijah untuk wukuf

Kalender Masehi bersumber dari matahari


Kalender Islam bersumber dari matahari dan bulan
Kalender China bersumber dari matahari dan bulan
Kalender Yahudi bersumber dari matahari dan bulan

Pada tanggal 9 Maret 2016 Indonesia menjadi tuan rumah gerhana matahari total dan parsial
sedangkan Negara tentangga seperti Malaysia hanya gerhana matahri parsial.
Ruang lingkup ilmu Falak
Kalender Masehi dan Hjriyah
Bumi, koordinat bola dan arah kiblat
Posisi matahri dan bulan
Waktu solat
Fase bulan
Gerhana matahari dan bulan

Bumi berbentuk bulan atau seperti telur, buktinya kita bias memprediksi kapan matahari dan
bulan terbit dan juga bias menentukan arah Shalat.

Azimut = arah mata angin


Waktu Shalat :
Dzuhur = Mataahri tergelincir dari garis meridian
Magrib = Matahari terbenam
Subuh = Matahari terbit
Isya = saat kemiringan bulam -18 derajat
Ashar = panjang baynag matahari bergeser, contoh jika kita memiliki tongkat panjang
1 meter maka penggambaran waktu ashar itu 1 meter + panjang bayangan saat dzuhur 20 cm
jadi pergeserannya 120 cm.

Anda mungkin juga menyukai