Anda di halaman 1dari 19

GEOGRAFI

JAGAT RAYA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Nama : Rizkatul Amriah.A
Kelas : X.8
NIS : 9998058535
A. Pengertian Jagat Raya
Jagat Raya merupakan ruang yang sangat luas tak terbatas. Jagat raya
terdiri atas bermilyar-milyar galaksi, dan setiap galaksi terdiri atas bermilyar-
milyar bintang. Benda-benda langit yang bertebaran di jagat raya sebenarnya
masing-masing terikat pada suatu susunan atau kumpulan-kumpulan tertentu, dan
benda-benda langit ini ada yang bisa terlihat secara langsung dengan mata
telanjang maupun dengan teropong yang besar. Besar kecilnya ukuran benda-
benda langit yang terlihat bisa disebabkan jarak antara benda-benda langit yang
sangat jauh. Apabila langit dalam keadaan cerah, kita akan melihat bintang-
bintang di langit yang jumlahnya sangat banyak. Disamping itu, kita akan melihat
kenampakan seperti embun tipis yang membentang dari utara ke selatan. Embun
atau kabut tipis ini ternyata merupakan kumpulan bintang-bintang yang jumlahnya
banyak sekali, sebagai bagian daerah galaksi kita yakni Bima Sakti atau Kabut
Susu (Milky Way). Galaksi kita ini berbentuk cakram (spiral). Bagian tengah
galaksi Bima Sakti lebih tebal, terdiri sekitar 80 milyar bintang, dan bagian
tepinya semakin menipis terdiri sekitar 20 milyar bintang. Dengan melihat galaksi
Bima Sakti, sesungguhnya kita berada di tengah-tengah rapatnya bintang-bintang.

B. Jagat Raya Mengembang


Edwin Hubble seorang astronom Amerika Serikat melakukan pengamatan
terhadap galaksi, yaitu dengan pengukuran jarak berdasarkan spektrum. Panjang
gelombang galaksi-galaksi banyak yang bergeser dari panjang gelombang yang
seharusnya. Pergeseran panjang gelombang ini dikenal dengan nama efek Doppler.
Hasil pengamatan Hubble menunjukkan bahwa spektrum galaksi bergeser ke arah
panjang gelombang merah, yang berarti galaksi bergerak menjauhi pengamat.
Makin besar pergeseran merahnya makin cepat gerakannya. Jika galaksi-galaksi
saling menjauh maka konsekuensi logisnya dulu saling berdekatan. Dengan
menghitung mundur pergerakan galaksi-galaksi di alam semesta, maka dahulu
galaksi-galaksi tentulah saling berdekatan, bahkan menyatu, dengan kerapatan
massanya yang sangat besar. Pada kondisi ini tentunya temperatur dan energi
jagad raya ini amat sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa galaksi-galaksi bergerak
saling menjauh dan jagat raya mengembang menjadi lebih luas

C. Teori Terjadinya Jagat Raya


1. Teori Ledakan Besar (Big Bang)
Berdasarkan teori jagat raya mengembang, dahulu kala galaksi-galaksi
pernah saling berdekatan. Dengan demikian, mungkin semua galaksi dalam jagat
raya berasal dari masa tunggal. Dalam keadaan masa tunggal, jagat raya memiliki
suhu dan energii sangat besar. Untuk itu, hanya ledakan besarlah yang dapat
menghancurkan masa tunggal menjadi serpihan-serpihan sebagai awal jagat raya.
Teori ini didukung oleh Stephen Hawking, seorang ahli fisika teoretis.
Big Bang Sumber: www.rabulalamin.blogspot.com
2. Teori Keadaan Tetap
Teori ini dipelopori oleh Fred Hoyle. Ia berpendapat bahwa materi baru
(hydrogen) diciptakan setiap saat untuk mengisi ruang kosong yang timbul dari
pengembangan jagat raya. Dalam kasus ini jagat raya tetap dan akan selalu tampak
sama. Teori ini bertentangan dengan hukum kekekalan energi, yakni energi tidak
dapat diciptakan dan dimusnahkan tetapi hanya dapat berubah bentuk.

D. Pandangan Manusia Terhadap Jagat Raya


Beberapa pandangan mengenai jagat raya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Egosentris / Antroposentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat alam
semesta adalah manusia.
2. Geosentris, yaitu anggapan bahwayang menjadi pusat jagat raya adalah bumi.
3. Heliosentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat jagat raya adalah
matahari.
4. Galaktosentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat jagat raya adalah
galaksi.

Untuk lebih mengenal beberapa anggapan atau pandangan manusis mengenai jagat raya,
kita kenal pandangan beberapa ahli berikut :

1. Eodoxus
Eodoxus mengamati adanya gerakan rektograde benda-benda langit. Dia
berpendapat bahwa bumi diam dan berada di tengah-tengah jagat raya. Di jagat
raya terdapat beberapa lapisan bola kaca atau bola langit dimana bintang-bintang
berada pada bola kaca paling luar atau paling jauh, kemudian disusul bola kaca
tempat beredarnya Saturnus, Yupiter, Mars, Matahari, Venus, dan sebagainya.

2. Claudius Ptolomeus / Ptolemy (140 M)

Pendapatnya: bumi berada dalam keadaan diam di jagat raya, kemudian


berturut-turut dikelilingi oleh Bulan, Venus, Mercurius, Matahari, Mars, Jupiter,
dan Saturnus. Ketujuh benda langit tersebut selalu beredar mengelilingi bumi
menjalani lintasan masing-masing yang berbentuk lingkaran dan berturut-turut
semakin jauh letaknya dari bumi, semakin besar pula bentuk lingkarannya. Semua
benda langit itu terkurung oleh bola langit, dimana pada dindingnya melekat
bintang-bintang yang juga beredar mengelilingi bumi sepanjang lingkaran yang
terletak paling jauh/paling luar. Pandangan ini kemudian dikenal sebagai
pandangan geosentris dan dikenal pula sebagai system Ptolomeus atau system
geosentrik. Kesulitan terbesar pandangan ini adalah pembuktian bahwa beberapa
planet secara periodik mempunyai gerakan yang berbalik didalam lintasanny

3. Nicolas Copernicus (1473-1543 M)


Merupakan tokoh pertama yang memiliki pandangan heliosentris, yakni
matahari sebagai pusat tata surya. Didalam system heliosentris ini, bintang-
bintang masih dianggap melekat pada sebuah bola langit, dan beredar mengelilingi
matahari. Antara matahari dan bintang-bintang terdapat planet-planet termasuk
bumi yang selalu beredar mengelilinginya sepanjang lintasan-lintasan yang
masng-masing berbentuk lingkaran. Gerakan membalik planet-planet oleh Teori
Copernicus dapat diterangkan karena kecepatan bergerak planet-planet dan bumi
dalam mengelilingi matahari masing-masing tidak sama. Hukum Copernicus
berbunyi:
a. Bumi beredar mengelilingi sumbunya sekali sehari.
b. Bumi mengelilingi matahari sekali dalam satu tahun.
c. Adapun kelemahan teori Copernicus adalah anggapannya bahwa:
d. Bintang-bintang beredar mengelilingi matahari.
Lintasan planet-planet berbentuk lingkaran.

4. Tycho Brahe (1546-1601 M)

Memadukan geosentris dan heliosentris, sehingga ia berpendapat terdapat


dua pusat jagat raya yaitu bumi dan matahari. Bulan dan matahari beredar
mengelilingi bumi, sedangkan matahari dikelilingi planet-planet lain. Dan pada
bagian luar bola langit, terdapat bintang yang beredar pada orbitnya.
Persamaan Teori Ptolomeus, Copernicus, dan Tycho Brahe:
a. Terdapat pusat (pengendali tata surya atau jagat raya)
b. Bintang ditempatkan pada bagian paling luar sphere
c. Sepakat terdapat satu bola langit
d. Bulan adalah satelit bumi sehingga pasti beredar mengelilingi bumi
e. Bentuk orbit berupa lingkaran.
5. Galileo Galilei (1564-1642 M)
Merupakan tokoh penemu teropong (teleskop) pada tahun 1609, serta orang
pertama yang menemukan hukum “jatuh bebas”. Ia berpendapat bahwa bumi
berbentuk bulat, dan bukan merupakan pusat alam semesta. Keterangan Galilei
ditentang oleh gereja, dan baru pada tahun 1965 namanya direhabilitasi.

E. Satuan Jarak di Jagat Raya


1. Astronomical Unit (AU)
Menurut definisinya, 1 Satuan Astronomi adalah jarak dari Bumi ke
Matahari. Kemudian diambil definisi yang lebih akurat yaitu 1 Satuan
Astronomi (1 Astronomical Unit, biasa disingkat AU) adalah panjang setengah
sumbu panjang dari lintasan Bumi mengitari Matahari. Jarak yang diberikan
oleh google adalah hasil perhitungan modern yang menggunakan astronomi
radio dan hitung orbit. Nilai eksaknya adalah 1 AU = 149.597.870,691 km.
Untuk perhitungan yang tidak membutuhkan ketelitian tinggi, dapat
melakukan pembulatan 1 AU menjadi 150 juta km. Satuan Astronomi
(Astronomical Unit) biasanya digunakan untuk menyatakan jarak dalam skala
tata surya kita. Misalnya: Jarak dari Planet Mars ke Matahari kurang lebih 1.5
AU (lebih mudah daripada harus selalu mengatakan, jarak Mars-Matahari =
228 000 000 km), jarak dari Matahari ke Planet Jupiter adalah 5.2 AU, ke
Saturnus 9.58 AU.

2. Light Year (ly) atau Satuan Tahun Cahaya


Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh seberkas cahaya selama
1 tahun. Menurut pengukuran modern, dalam satu detik cahaya dapat
menempuh jarak 300 000 km. Jadi apabila jarak atar galaksi adalah 1 Tahun
Cahaya, jarak tersebut jika dinyatakan dalam kilometer adalah: 1 hari =
86.400 detik 1 tahun = 31.536.000 detik 1 tahun cahaya = 31.536.000 detik X
300.000 km/detik = 9,4608 × 1012 km Itulah arti sebenarnya satuan Tahun
Cahaya. Apabila kita mendengar berita bahwa saat ini terjadi tabrakan antar
galaksi diruang angkasa yang jaraknya 32 juta tahun cahaya, itu artinya
kejadian tersebut tidaklah terjadi saat para astronom melihat kejadian
tersebut, melainkan telah terjadi 32 juta tahun yang lalu. Hal itu dikarenakan
cahaya yang terlihat akibat kejadian tersebut membutuhkan waktu 32 juta
tahun untuk sampai ke bumi karena jaraknya sangat jauh.
3. Parallax of one arcsecond (parsec atau pc)

Paralaks adalah perbedaan latar belakang yang tampak ketika sebuah


benda yang diam dilihat dari dua tempat yang berbeda. Paralaks pada bintang
baru bisa diamati untuk pertama kalinya pada tahun 1837 oleh Friedrich Bessel,
seiring dengan teknologi teleskop untuk astronomi yang berkembang pesat (sejak
Galileo menggunakan teleskopnya untuk mengamati benda langit pada tahun
1609). Bintang yang ia amati adalah 61 Cygni (sebuah bintang di rasi
Cygnus/angsa) yang memiliki paralaks 0,29″. Ternyata paralaks pada bintang
memang ada, namun dengan nilai yang sangat kecil. Hanya keterbatasan
instrumenlah yang membuat orang-orang sebelum Bessel tidak mampu
mengamatinya. Karena paralaks adalah salah satu bukti untuk model alam
semesta heliosentris (yang dipopulerkan kembali oleh Copernicus), maka
penemuan paralaks ini menjadikan model tersebut semakin kuat kedudukannya
dibandingkan dengan model geosentris Ptolemy. Dari geometri segitiga kita
ketahui adanya hubungan antara sebuah sudut dan dua buah sisi. Inilah landasan
kita dalam menghitung jarak bintang dari sudut paralaks (lihat gambar di bawah).
Apabila jarak bintang adalah d, sudut paralaks adalah p, dan jarak Bumi-Matahari
adalah 1 AU (Satuan Astronomi = 150 juta kilometer), maka kita dapatkan
persamaan sederhana
tan p = R/d atau d = 1/p, dimana d dalam satuan parsec dan p dalam
satuan detik busur karena p adalah sudut yang sangat kecil sehingga tan p ~ p.

Jarak d dihitung dalam AU dan sudut p dihitung dalam radian. Apabila kita
gunakan detik busur sebagai satuan dari sudut paralaks (p), maka kita akan
peroleh d adalah 206.265 SA atau 3,09 x 1013 km. Jarak sebesar ini kemudian
didefinisikan sebagai 1 pc (parsec, parsek), yaitu jarak bintang yang mempunyai
paralaks 1 detik busur. Kita akan mendapatkan persamaan 1 pc = 206265 AU =
3,086 x 1018 cm = 3,26 tahun cahaya

F. Anggota Jagat Raya

1. Galaksi
Benda-benda langit berada dan bergerak di antariksa dengan sangat
rapi dan teratur, menunjukkan suatu keteraturan dengan perhitungan yang
sangat cermat. Beberapa benda-benda langit berkelompok membentuk suatu
system bintang atau tata bintang yang kemudian disebut sebagai galaksi.
Sebuah galaksi terdiri dari berjuta-juta bahkan bermilyar bintang atau benda
langit. Jarak antara bintang-bintang pada umumnya amat jauh sehingga alam
semesta tampak “kosong”. Akan tetapi ada pula beberapa puluh ribu bintang
yang tampak mengelompok mengelilingi sebuah pusat sehingga tampak
seperti kabut. Selain itu ada pula benda langit yang memang merupakan
kabut (nebula) yang terdiri atas gumpalan gas kosmis yang maha besar. Ciri-
ciri sebuah galaksi (yang membedakannya dengan kabut kosmis atau nebula
biasa) adalah:
a. Galaksi-galaksi mempunyai cahaya sendiri sehingga bukan cahaya
fluorescensi atau cahaya pantulan, dan cahaya itu member spectrum
serap yang menunjukkan bahwa benda penyinarnya itu adalah benda
padat yang diliputi oleh gas-gas.
b. Jarak antara galaksi yang satu dengan galaksi yang lain sejauh jutaan
tahun cahaya.
c. Galaksi-galaksi mempunyai bentuk-bentuk tertentu yang selalu
mempunyai inti yang bercahaya di pusatnya sehingga mudah dikenali.

Pada tahun 1925, Hubble mengajukan klasifikasi galaksi yang sekarang


telah diterima, Dalam bentuk aslinya, klasifikasi itu membagi galaksi kedalam
4 kelas utama sebagai berikut:
a. Bulat Panjang (E). Galaksi ini mempunyai struktur yang halus, dari suatu
pusat yang terang sampai tepi-tepi yang batasnya tidak begitu jelas.
b. Spiral Normal (S). Galaksi bentuk ini menunjukkan lengkungan-lengkungan
spiral yang keluar dari sebuah nucleus atau pusat galaksi yang terang.
c. Spiral Berpalang (SB). Lengkungan spiral galaksi bentuk ini keluar dari tepi-
tepi paling ujung dari sebuah palang pada nukleusnya.
d. Galaksi tak beraturan (I). Beberapa diantaranya setipe dengan dua galaksi
yang disebut Awan Magelanik dan diklasifikasikan magelanik tak beraturan
(Im)

Gambar Macam Galaksi

Untuk menentukan kecepatan galaksi, Hubble menggunakan Efek


Doppler. Efek Doppler adalah fenomena yang dialami, apabila sumber
gelombang seperti cahaya atau suara bergerak terhadap seorang pengamat
atau pendengar. Apabila sumber itu mendekati seseorang, orang ini akan
mengetahui bahwa frekuensi gelombang naik, suara menjadi bernada lebih
tinggi atau cahaya condong menuju ujung spektrum yaitu ungu. Apabila
sumber itu menjauh orang, suara menjadi bernada lebih rendah, atau cahaya
condong menuju warna merah di ujung spectrum. Pada pemeriksaan cahaya
dari galaksi dengan spektroskop, Hubble memperlihatkan bahwa garis-garis
berubah dari posisi biasanya menuju ke ujung spectrum merah. Ia
menyimpulkan bahwa hal ini disebabkan oleh menjauhnya galaksi dari bumi.
Galaksi Bima Sakti (Milky Way), merupakan galaksi tempat tata surya kita
berada. Galaksi Bima Sakti terdiri dari bintang-bintang, kabut-kabut kosmis,
debu-debu, dan gas-gas kosmis lainnya yang tersebar tidak merata. Sebagian
besar terdapat di bagian tengah atau pusat galaksi Bima Sakti. Jadi, matahari
bersama bintang-bintang yang dapat kita lihat dengan mata telanjang serta
beribu-ribu bintang lain yang dapat Nampak hanya melalui teleskop,
membentuk suatu system bintang yang sangat besar berbentuk spiral dimana
bagian tengahnya menebal cembung dan dibagian tepi memipih (menyerupai
bentuk cakram). Galaksi Bima Sakti diperkirakan mempunyai diameter
100.000 tahun cahaya dan tebalnya 10.000 tahun cahaya. Matahari terletak
sekitar 35.000 tahun cahaya dari pusat sistem galaksi. Seluruh bagian galaksi
Bima Sakti senantiasa berotasi atau berputar terhadap inti galaksi.

2. Bintang
Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahaya dan
panas sendiri. Diduga bintang berwujud bola gas yang amat besar, yang
sangat panas, dan menyala-nyala. Bintang-bintang dapat digolongkan sesuai
spectrumnya, yaitu garis cahaya terkuat yang dipancarkannya. Dikenal
terdapat tujuh golongan bintang, yakni golongan O, B, A, F, G, K, dan M.

a. Bintang golongan O adalah bintang termuda sekaligus terpanas diantara


bintang-bintang lainnya dengan suhu permukaan antara 30.2730C hingga
60.2730C. Populasinya adalah yang terkecil, hanya 0,003% diantara
bintang-bintang yang ada. Bintang ini berwarna biru.
b. Bintang golongan B, memiliki suhu permukaan antara 10.2730C hingga
30.2730C. Bintang ini berwarna biru keputihan, dengan populasi sekitar
0,13%.
c. Bintang golongan A, memiliki suhu permukaan antara 7.7730C hingga
10.2730C. Bintang ini berwarna putih, dan populasinya hanya 0,63%
diantara bintang-bintang.
d. Bintang golongan F, memiliki suhu permukaan antara 6.2730C hingga
7.7730C. Bintang ini berwarna putih kekuningan, dengan populasi 3,1%
diantara bintang-bintang.
e. Bintang golongan G, memiliki suhu permukaan antara 5.2730C hingga
6.2730C. Bintang ini ditandai dengan ion kalsium tunggal yang kuat
dengan warna kuning. Populasinya adalah 8%.
f. Bintang golongan K, memiliki suhu permukaan antara 3.7730C hingga
5.2730C, ditandai dengan warna jingga, memiliki populasi tergolong besar
yakni 13% diantara bintang-bintang.
g. Bintang golongan M, merupakan bintang tertua dan sekaligus terdingin.
Bintang ini memiliki suhu permukaan lebih kecil daripada 3.7730C.
Bintang ini ditandai dengan warna merah, dengan populasi yang terbesar
yakni 78% diantara bintang-bintang.
Gambar Klasifikasi Bintang Berdasarkan Spektrum

Beberapa bintang dilihat dari bumi tampak menggerombol menjadi satu


kelompok yang tetap sehingga seolah-olah membentuk pola atau gambar
tertentu. Kelompok-kelompok bintang yang tetap bentuk atau gambarnya
disebut sebagai Rasi atau Gugus Bintang (Konstelasi Bintang).

G. Tata Surya
Tata Surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah
bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya
gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah
diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami
yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet)
lainnya. Matahari, planet-planet, satelit, Meteor, asteroid, dan komet merupakan
anggota dari tata surya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam
(Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars), sabuk asteroid, empat planet bagian luar
(Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus), dan di bagian terluar adalah Sabuk
Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh
yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

H. Proses Terjadinya Tata Surya


Teori-teori tentang proses terbentuknya tata surya dapat dikelompokan
menjadi beberapa teori, yaitu sebagai berikut.

1) Teori Nebula atau Hipotesis Kabut (Kant dan Laplace)


Teori Nebula pertama kali dikemukakan seorang filsuf Jerman bernama
Imanuel Kant. Menurutnya, tata surya berasal dari nebula yaitu gas atau kabut
tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat.
Perputaran yang lambat itu menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang
mempunyai berat jenis tinggi yang disebut inti massa di beberapa tempat yang
berbeda. Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil
terbentuk di sekitarnya. Karena terjadi proses pendinginan, inti-inti massa yang
lebih kecil berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih
tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut matahari. Teori
nebula lainnya dikemukakan oleh Pierre Simon Laplace. Menurut Laplace, tata
surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat. Karena
perputaran yang sangat cepat, sehingga terlepaslah bagian-bagian dari bola gas
tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang
terlepas itu berputar dan akhirnya mendingin membentuk planet-planet,
sedangkan bola gas asal dinamakan matahari.
2) Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlin)

Hipotesis planetisimal dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton,


astronom Amerika. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa matahari telah ada
sebelumnya sebagai salah satu dari bintang-bintang yang ada. Pada suatu masa, ada
sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya terjadilah
pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu. Sebagian massa matahari
tertarik ke arah bintang. Pada waktu bintang itu menjauh, sebagian

massa matahari jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lainnya terhambur ke
ruang angkasa sekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetisimal yang kemudian
menjadi planet-planet dan benda angkasa lainnya dan beredar pada orbit masng-masing.
3) Hipotesis Pasang Surut Gas (Jeans dan Jeffreys)

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917.
Astronom Inggris Sir James Jeans dan Harold Jeffreys, mengemukakan pendapat bahwa tata
surya, pada awalnya hanya matahari saja tanpa mempunyai anggota. Planet-planet dan anggota
lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang tertarik dan terlepas oleh
pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke dekat matahari. Bagian yang terlepas itu
berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang
terus berputar mengelilingi matahari, sehingga lama kelamaan mendingin membentuk
bulatan-bulatan yang disebut planet.
4) Hipotesis Ledakan Bintang / Bintang Kembar (Lyttleton)

Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun
1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya berupa dua bintang yang hampir
sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan
kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai
mengelilinginya. Teori bintang kembar juga dikemukakan astronom Inggris bernama Lyttleton.
Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu
dengan lainnya saling mengelilingi, pada suatu masa melintas bintang lainnya dan menabrak
salah satu bintang kembar itu dan menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus
berputar dan mendingin menjadi planet-planet yang mengelilingi bintang yang tidak hancur,
yaitu matahari.
5) Hipotesis Awan Debu (Weizsaecker dan Kuiper)
Weizsaecker dan Kuiper, berpendapat bahwa tata surya berasal dari awan yang sangat luas
yang terdiri atas debu dan gas (hidrogen dan helium). Ketidakteraturan dalam awan tersebut
menyebabkan terjadinya penyusutan karena gaya tarik menarik dan gerakan berputar yang
sangat cepat dan teratur, sehingga terbentuklah piringan seperti cakram. Inti cakram yang
menggelembung menjadi matahari, sedangkan bagian pinggirnya berubah menjadi planet-
planet. Ahli astronomi lainnya yang mengemukakan teori awan debu antara lain, F.L Whippel
dari Amerika Serikat dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya, tata surya berawal dari
matahari yang berputar dengan cepat dengan piringan gas di sekelingnya yang kemudian
membentuk planet-planet yang beredar mengelilingi matahari.
I. Matahari Sebagai Pusat Tata Surya

Matahari merupakan sumber energi untuk kehidupan yang berkelanjutan. Panas matahari
menghangatkan bumi dan membentuk iklim, sedangkan cahayanya menerangi Bumi serta
dipakai oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Tanpa matahari, tidak akan ada kehidupan di
bumi karena banyak reaksi kimia yang tidak dapat berlangsung.
Matahari merupakan bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata sekitar 150 juta
kilometer (93.026.724 mil) yang berbentuk seperti bola raksasa dengan diameter 1.392.000
kilometer atau 865.000 mil, sama dengan 109 kali diameter bumi. Matahari terbentuk dari gas
hidrogen (74%) dan helium (25%). Senyawa penyusun lainnya terdiri dari besi, nikel, silikon,
sulfur, magnesium, karbon, neon, kalsium, dan kromium. Cahaya matahari berasal dari hasil
reaksi fusi hidrogen menjadi helium. Matahari termasuk bintang berwarna kuning (Bintang
golongan G) yang berperan sebagai pusat tata surya. Seluruh komponen tata surya termasuk 8
planet dan satelit masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid, komet, dan debu angkasa
berputar mengelilingi matahari.
Nicolas Copernicus adalah orang pertama yang mengemukakan teori bahwa matahari adalah
pusat peredaran tata surya di abad 16. Teori ini kemudian dibuktikan oleh Galileo Galilei dan
pengamat angkasa lainnya. Teori yang kemudian dikenal dengan nama ini mematahkan teori
geosentris (bumi sebagai pusat tata surya) yang dikemukakan oleh Ptolemy dan telah bertahan
sejak abad ke dua sebelum masehi.

Matahari tergolong bintang tipe G, dengan ciri memiliki suhu permukaan sekitar 6.000 0C dan
umumnya bertahan selama 10 juta tahun. Matahari diperkirakan berusia sekitar 7 juta tahun
lagi, sebelum hidrogen di intinya habis. Bila hal tersebut terjadi, matahari akan berekspansi
menjadi bintang raksasa berwarna merah yang dingin dan 'memakan' planet-planet kecil di
sekitarnya (mungkin termasuk Bumi) sebelum akhirnya kembali menjadi bintang kerdil
berwarna putih kembali.
Matahari memiliki gaya gravitasi sebanding dengan 28 kali gravitasi di Bumi. Secara teori hal
tersebut berarti bila seseorang memiliki berat 100 kg di Bumi maka bila berjalan di permukaan
matahari beratnya akan terasa seperti 2.800 kg. Gravitasi matahari memungkinkannya
menarik semua komponen-komponen penyusunnya membentuk suatu bentuk bola sempurna.
Gravitasi matahari jugalah yang menahan planet-planet yang mengelilinginya tetap berada
pada orbit masing-masing. Pengaruh dari gravitasi matahari masih dapat terasa hingga jarak 2
tahun cahaya.
Radiasi matahari, lebih dikenal sebagai cahaya matahari, adalah campuran gelombang
elektromagnetik yang terdiri dari gelombang inframerah, cahaya tampak, sinar ultraviolet.
Semua gelombang elektromagnetik ini bergerak dengan kecepatan sekitar 3,0 x 10 8 m/s. Oleh
karena itu radiasi atau cahaya memerlukan waktu 8 menit untuk sampai ke bumi. Matahari
juga menghasilkan sinar gamma, namun frekuensinya semakin kecil seiring dengan jaraknya
meninggalkan inti.
Sama halnya dengan Bumi, Matahari juga berotasi pada sumbunya selama sekitar 27 hari
untuk mencapai satu kali putaran. Gerakan rotasi ini pertama kali diketahui melalui
pengamatan terhadap perubahan posisi bintik matahari. Sumbu rotasi matahari miring sejauh
7,25° dari sumbu orbit bumi sehingga kutub utara matahari akan lebih terlihat di bulan
September sementara kutub selatan matahari lebih terlihat di bulan Maret. Struktur Matahari
Matahari memiliki 6 lapisan yang memiliki karakteristik yang berbeda. Lapisan-lapisan
tersebut diantaranya adalah : inti matahari, zona radioaktif, dan zona konvektif yang
membentuk lapisan dalam (interior); fotosfer; kromosfer; dan korona sebagai daerah terluar
dari matahari.
1. Inti Matahari

Inti matahari adalah area terdalam dari matahari dan merupakan tempat berlangsungnya
reaksi fusi nuklir helium menjadi hidrogen. Reaksi fusi nuklir (termonuklir) ini diperoleh dari
energi panas di dalam inti sehingga menyebabkan pergerakan elektron dan proton sangat
cepat dan bertabrakan satu dengan yang lain. Energi hasil reaksi termonuklir di inti berupa
sinar gamma dan neutrino memberi tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh
energi panas dan cahaya yang diterima di bumi. Energi tersebut dibawa keluar dari matahari
melalui radiasi. Inti matahari memiliki suhu sekitar 15 juta derajat Celcius (27 juta derajat
Fahrenheit). Suhu dan tekanan yang sedemikian tingginya memungkinkan adanya

pemecahan atom-atom menjadi elektron, proton, dan neutron. Neutron yang tidak bermuatan
akan meninggalkan inti menuju bagian matahari yang lebih luar.
2. Zona Radiatif

Zona ini adalah daerah yang menyelubungi inti matahari. Energi dari inti dalam bentuk radiasi
berkumpul di daerah ini sebelum diteruskan ke bagian matahari yang lebih luar. Kepadatan
zona radiatif adalah sekitar 20 g/cm3 dengan suhu dari bagian dalam ke luar antara 7 juta
hingga 2 juta derajat Celcius. Suhu dan densitas zona radiatif masih cukup tinggi, namun tidak
memungkinkan terjadinya reaksi fusi nuklir.
3. Zona Konvektif

Zona ini adalah lapisan di mana suhu mulai menurun. Suhunya sekitar 2 juta derajat Celcius
(3.5 juta derajat Fahrenheit). Setelah keluar dari zona radiatif, atom-atom berenergi dari inti
matahari akan bergerak menuju lapisan lebih luar yang memiliki suhu lebih rendah. Penurunan
suhu tersebut menyebabkan terjadinya perlambatan gerakan atom sehingga pergerakan secara
radiasi menjadi kurang efisien lagi. Energi dari inti matahari membutuhkan waktu 170.000
tahun untuk mencapai zona konvektif. Saat berada di zona konvektif, pergerakan atom akan
terjadi secara konveksi di area sepanjang beberapa ratus kilometer yang tersusun atas sel-sel
gas raksasa yang terus bersirkulasi. Atom-atom bersuhu tinggi yang baru keluar dari zona
radiatif akan bergerak dengan lambat mencapai lapisan terluar zona konvektif yang lebih
dingin menyebabakan atom-atom tersebut "jatuh" kembali ke lapisan teratas zona radiatif yang
panas yang kemudian kembali naik lagi. Peristiwa ini terus berulang menyebabkan adanya
pergerakan bolak-balik yang menyebabakan transfer energi seperti yang terjadi saat
memanaskan air dalam panci. Oleh sebab itu, zona konvektif dikenal juga dengan nama zona
pendidihan (the boiling zone). Materi energi akan mencapai bagian atas zona konvektif dalam
waktu beberapa minggu.
4. Fotosfer

Fotosfer merupakan permukaan matahari yang meliputi wilayah setebal 500 kilometer dengan
suhu sekitar 5.500 derajat Celcius (10.000 derajat Fahrenheit). Sebagian besar radiasi matahari
yang dilepaskan keluar berasal dari fotosfer. Energi tersebut diobservasi sebagai sinar
matahari di bumi, 8 menit setelah meninggalkan matahari.
5. Kromosfer

Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer. Warna dari kromosfer biasanya tidak terlihat karena
tertutup cahaya yang begitu terang yang dihasilkan fotosfer. Namun saat terjadi gerhana
matahari total, di mana bulan menutupi fotosfer, bagian kromosfer akan terlihat sebagai
bingkai berwarna merah di sekeliling matahari.Warna merah tersebut disebabkan oleh
tingginya kandungan helium di sana.
6. Korona

Korona merupakan lapisan terluar dari matahari. Lapisan ini berwarna putih, namun hanya
dapat dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang dipancarkan tidak sekuat bagian
matahari yang lebih dalam. Saat gerhana total terjadi, korona terlihat membentuk mahkota
cahaya berwarna putih di sekeliling matahari. Lapisan korona memiliki suhu yang lebih tinggi
dari bagian dalam matahari dengan rata-rata 2 juta derajat Fahrenheit, namun di beberapa
bagian bisa mencapai suhu 5 juta derajat Fahrenheit.

Beberapa ciri khas yang dimiliki matahari diantaranya adalah:


a. Lidah Matahari (Prominensa)

Lidah api di matahari atau juga disebut prominensa merupakan bagian matahari yang sangat
besar, terang, yang mencuat keluar dari permukaan matahari, seringkali berbentuk loop
(putaran).
Prominensa terjadi di lapisan photosphere pada matahari dan bergerak keluar menuju korona
matahari. Jika korona merupakan gas-gas ionized yang sangat panas, dinamakan plasma, yang
tidak begitu memperlihatkan sinarnya, prominensa berisikan plasma yang lebih dingin.
b. Bintik Matahari (Spot)

Bintik matahari adalah granula-granula cembung kecil yang ditemukan di bagian fotosfer
matahari dengan jumlah yang tak terhitung. Bintik matahari tercipta saat garis medan magnet
matahari menembus bagian fotosfer. Ukuran bintik matahari dapat lebih besar daripada bumi.
Bintik matahari memiliki daerah yang gelap bernama umbra, yang dikelilingi oleh daerah yang
lebih terang disebut penumbra. Warna bintik matahari terlihat lebih gelap karena suhunya
yang jauh lebih rendah dari fotosfer. Suhu di daerah umbra adalah sekitar 2.200°C sedangkan
di daerah penumbra adalah 3.500°C.
c. Angin Matahari

Angin matahari adalah suatu aliran partikel bermuatan (yakni plasma) yang menyebar ke
segala arah dari atmosfer terluar matahari yang dikenal dengan korona. Kecepatan alirnya
sekitar 400 km/dt, dengan waktu tempuh dari matahari ke bumi selama 4-5 hari. Angin
matahari tersusun terutama oleh elektron ber-energi tinggi dan proton, yang mampu
melepaskan diri dari gravitasi sebuah bintang karena energi termalnya yang sangat tinggi.
Banyak fenomena yang diakibatkan oleh angin matahari, termasuk badai geomagnetik, aurora
(cahaya utara), sebagai penyebab mengapa arah ekor komet selalu menjauhi matahari, serta
formasi bintang-bintang jauh.
d. Badai Matahari

Badai matahari adalah ledakan besar di atmosfer matahari yang dapat melepaskan energi
sebesar 6 × 1025 joule. Istilah ini juga digunakan untuk fenomena yang mirip di bintang lain.
Badai matahari mempengaruhi semua lapisan atmosfer matahari (fotosfer, korona dan
kromosfer). Kebanyakan badai terjadi di wilayah aktif disekitar bintik matahari. Sinar X dan
radiasi ultraviolet yang dikeluarkan oleh badai matahari dapat mempengaruhi ionosfer Bumi
dan mengganggu komunikasi radio.

Gerakan Planet Mengelilingi Matahari


1. Hukum Kepler

Johanes Kepler seorang berkebangsaan Jerman sependapat dengan Galilei. Kepler berhasil
menyusun 3 hukum yang terkenal dengan nama “Tiga Hukum Kepler”yang kemudian menjadi
dasar-dasar ilmu kinematika. 3 Hukum Kepler:
- Hukum Kepler I

Lintasan planet mengelilingi matahari berbentuk elips dimana matahari berada pada salah satu
titik fokusnya (bukan pada pusatnya). Dalam satu kali orbit, gaya tarik menarik tidak selalu
sama sehingga terdapat jarak terjauh dengan matahari (aphelium) sehingga mempunyai gaya
tarik lemah, dan jarak terdekat dengan matahari (perihelium) yang berakibat gaya tarik
matahari terhadap planet menjadi kuat.
Gambar Hukum Kepler I Sumber: www.commons.wikimedia.org
- Hukum Kepler II

Garis yang menghubungkan planet dan matahari selama revolusi planet, melewati bidang yang
sama luasnya dalam jangka waktu yang sama. Suatu planet berada paling dekat dengan
matahari, gerakannya paling cepat. Begitu pula sebaliknya.
Gambar Hukum Kepler II Sumber: www.lcsd.gov.hk Luas a = Luas b = Luas c (catatan: waktu tempuh
sama)

- Hukum Kepler III


Kuadrat waktu revolusi planet-planet berbanding lurus dengan pangkat tiga jarak rata-rata
planet dari matahari. P2 / J3 = Konstan P : waktu revolusi J : jarak antara planet tersebut dengan
matahari
2. Hukum Titius-Bode

Hukum Titius-Bode (1766) berbunyi: “Jarak antara planet-planet dan matahari merupakan
deret ukur: 0, 3, 6, 12, 24, 48 dan seterusnya (dengan mengecualikan suku pertama) dengan
perbandingan dua, kemudian tiap-tiap suku ditambah dengan 4.
3. Hukum Newton

“Dua buah benda tarik-menarik dengan kekuatan berbanding lurus dengan hasil perbanyakan
kedua massanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda itu.”
J. Anggota Tata Surya
1. Planet
Planet adalah benda langit yang mengelilingi bintang sebagai pusat tata surya (matahari).
Planet tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri namun dapat memantulkan cahaya. Planet
bergerak dengan arah yang sama mengelilingi matahari, tetapi dengan lintasan dan jarak
terhadap matahari yang berbeda-beda, lintasan planet merupakan bidang yang berbentuk
elips. Kebanyakan planet mempunyai satelit (pengiring) seperti bulan sebagai satelit bumi.
Planet yang tidak mempunyai satelit (pengiring) yaitu merkurius dan venus. 8 Planet yang
termasuk dalam anggota tata surya adalah sebagai berikut: 1) Merkurius
Merkurius adalah planet terdekat dengan matahari. Jarak antara merkurius dengan matahari
tidak tetap, kadang menempati jarak terdekat, kadang juga berada pada jarak terjauh dengan
matahari. Jarak rata-rata dengan matahari adalah 0,39 AU. Secara fisik, diameter Merkurius
mencapai 4.879 km. Waktu yang digunakan untuk melakukan satu kali putaran pada porosnya
(periode rotasi) adalah 58,6 hari. Volume merkurius adalah sekitar 0,055 kali massa Bumi.
Bentuk planet ini mirip Bulan, dengan permukaan berupa lapisan tipis silikat. Komposisi
pembentuk planet ini terdiri atas besi dan unsur berat lain.

2) Venus
Venus adalah planet terdekat kedua dari Matahari. Venus memiliki jarak terhadap matahari
tidak tetap. Jarak rata-rata antara Venus dengan matahari adalah 108 juta km. Diameter Venus
mencapai 12.100 km, sedangkan massanya sekitar 0,815 kali massa bumi. Periode rotasinya
adalah 243,2 hari, sedangkan periode revolusinya adalah 225 hari. Bentuk planet ini mirip
Bumi dengan permukaan berupa awan tebal dengan suhu permukaan 4800C. Komposisi
pembentuk planet ini terdiri atas besi dan unsur berat lain.
3) Bumi
Bumi adalah planet terdekat ketiga matahari. Jarak rata-rata Bumi dengan Matahari adalah 150
juta km. Diameter bumi adalah 12.760 km. Periode rotasinya adalah 24 jam, sedangkan periode
revolusinya 365,25 hari. Bumi terdiri dari tiga bagian: udara, air, dan bagian padat (atmosfer,
hidrosfer, dan litosfer). Udara yang mengelilingi Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen,
dan 1% gas-gas lain. Air di Bumi hampir 96% tersusun dari hidrogen dan oksigen. Bagian
gunung berapi, batuan endapan, dan batuan metamorfik serta tanah. Bumi memiliki 1 buah
satelit yakni bulan. 4) Mars
Mars merupakan planet keempat dalam urutan tata surya. Jarak rata-rata dari matahari adalah
1,52 AU atau 228 juta km. Diameter Mars mencapai 6.780 km, sedangkan massanya 0,11 kali
massa bumi. Periode rotasinya 24,6 jam, sedangkan periode revolusinya adalah 687 hari.
Bentuk planet ini mirip Bumi dengan atmosfer mengandung CO, sedikit N , Ar, CO, Ne, Kr, dan
Xe. Jumlah satelit Mars adalah 2 buah yaitu Phobos dan Deimos. 5) Jupiter
Jupiter adalah planet terbesar dalam tata surya. Mempunyai jarak rata-rata dari matahari 5,2
AU atau 778,3 juta km. Diameternya 14.980 km dan memiliki massa 318 kali massa bumi.
Periode rotasinya 9,8 jam, sedangkan periode revolusinya adalah 11,86 tahun. Atmosfer Jupiter
mengandung

hidrogen (H), helium (He), metana (CH), amonia (NH ). Jupiter memiliki 66 satelit, juga
mempunyai empat cincin. 6) Saturnus
Saturnus adalah planet terdekat keenam setelah Jupiter. Jarak rata-rata dari matahari adalah
9,54 AU atau 1.429,4 juta km. Diameternya mencapai 120.540 km dan memiliki massa 59,2 kali
dari massa bumi. Periode rotasi nya 10,7 jam, sedangkan periode revolusinya adalah 29,5
tahun. Saturnus merupakan satu-satunya planet yang memiliki cincin yang khas, berjumlah
lebih dari 1000 buah namun tampak seperti satu kesatuan. Atmosfer mengandung helium (He).
Planet ini memiliki 62 satelit.
7) Uranus
Uranus memiliki jarak rata-rata dengan matahari 19,18 AU atau 2.875 juta km. Diameternya
51.118 km dan memiliki massa 14,54 massa bumi. Periode rotasinya 17,25 jam, sedangkan
periode revolusinya 84 tahun. Bentuk planet ini mirip dengan bulan dengan permukaan
berwarna hijau dan biru, dibungkus atmosfer yang mengandung hidrogen (H), helium (He),
metana (CH ), dan etana. Uranus memiliki 27 satelit dan 18 buah cincin. 8. Neptunus
Neptunus memiliki jarak rata-rata dari matahari 30,1 AU atau 4.450 juta km. Diameternya
49.530 km dan memiliki massa 17,2 kali massa bumi. Periode rotasinya 16,1 jam, Sedangkan
periode revolusinya 164,8 tahun. Bentuk planet ini mirip dengan bulan dengan permukaan
terdapat lapisan silikat. Planet Neptunus memiliki 13 buah satelit.
2. Satelit

Satelit adalah anggota tata surya yang ukurannya lebih kegil daripada planet, berputar pada
porosnya, beredar mengelilingi planet, kemudian bersama-sama dengan planet, berputar
mengelilingi matahari. Satelit melakukan tiga gerakan, yaitu berputar pada porosnya,
berevolusi mengelilingi planet, dan berevolusi bersama planet mengelilingi matahari. Satelit
ada dua macam yaitu :
a. Satelit alamiah

Satelit alamiah sudah ada dalam tata surya dan bukan buatan manusia, misalnya bulan sebagai
satelit alamiah bumi.
b. Satelit buatan

Satelit buatan adalah pesawat kendaraan ruang angkasa masuk ke orbit bumi, baik yang
berawak maupun yang tidak berawak.
3. Asteroid

Asteroid atau Planetoid adalah batu-batuan yang bergerak mengelilingi Matahari, tetapi
ukurannya sangat kecil untuk digolongkan sebagai planet, sehingga Asteroid disebut Planetoid
atau planet kerdil. Sebagian besar Asteroid menempati sabuk utama yang berada di antara
orbit Mars dengan Jupiter. Ada dua teori asal mula asteroid :
a. Asteroid berasal dari planet yang terletak di antara Mars dan Jupiter meledak karena efek
gaya ganggu Jupiter dan membentuk asteroid-asteroid.
b. Asteroid terbentuk pada awal terbentuknya tata surya, terdapat cukup banyak partikel di
antara Mars dan Jupiter yang membentuk batu-batu berkelompok.

4. Meteoroid, Meteor, Meteorit

Meteoroid adalah benda-benda padat yang bertebaran di angkasa yang berasal dari pecahahan
asteroid, materi ekor komet yang tercecer, atau pecahan benda langit lain. Meteor atau bintang
beralih adalah benda langit yang sangat kecil yang terdiri atas debu, pasir, atau kersik langit
yang bergerak mengelilingi Matahari seperti planet. Timbulnya jalur cahaya di langit, karena
meteor bergerak dengan cepat ketika memasuki atmosfer bumi sehingga menjadi panas dan
terbakar yang pada akhirnya menyala. Meteorit atau batu bintang beralih adalah meteor yang
berukuran sangat besar sehingga tidak terbakar habis saat memasuki atmosfer.
5. Komet
Komet adalah benda langit yang diselimuti awan dan gas sehingga tampak seperti bintang
berekor ketika mendekati matahari. Bagian-bagian komet
a. Kepala komet

Kepala komet terdiri dari Inti komet (nucleus) dan rambut (Cuma). Kepala komet merupakan
pusat sinar atau cahaya sekaligus pusat energi bagi komet.
b. Ekor komet

Ekor komet dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu ekor gas (yang lurus terhadap kepala),
ekor debu (yang arahnya menyamping terhadap kepala komet), dan ekor ion (bagian ekor
komet yang tidak beraturan arahnya). Arah ekor komet selalu menjauh dari matahari, karena
ekor komet terdorong oleh radiasi matahari dan angin matahari.

Arah Ekor Komet Sumber: www.lcsd.gov.hk Komet mempunyai orbit berbentuk lingkaran atau mendekati
lingkaran, parabola, atau hiperbola. Semakin besar kepala komet, semakin besar energinya. Pada
umumnya, kepala komet yang besar identik dengan cadangan energi yang besar sehingga orbitnya
pun besar atau panjang sehingga lama kembali. Contoh: komet Halley. Hingga saat ini belum ada
kesepakatan apakah komet bercahaya sendiri ataukah hanya pembiasan atau resonansi cahaya
matahari.

Anda mungkin juga menyukai