Anda di halaman 1dari 19

8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Astronomi
Artikel ini bukan mengenai Astrologi.
Astronomi adalah cabang ilmu alam yang meneliti benda
langit (seperti bintang, planet, komet, dll) serta fenomena-
fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi
(misalnya radiasi latar belakang kosmik). Ilmu ini secara
pokok mempelajari berbagai sisi dari benda-benda langit
seperti asal usul, sifat fisika/kimia, meteorologi, dan gerak
dan bagaimana pengetahuan akan benda-benda tersebut
menjelaskan pembentukan dan perkembangan alam
semesta.

Astronomi sebagai ilmu adalah salah satu yang tertua,


sebagaimana diketahui dari artifak-artifak astronomis
yang berasal dari era prasejarah; misalnya monumen-
monumen dari Mesir dan Nubia, atau Stonehenge yang
berasal dari Britania. Orang-orang dari peradaban-
peradaban awal semacam Babilonia, Yunani, Tiongkok,
India, dan Maya juga didapati telah melakukan
pengamatan yang metodologis atas langit malam. Akan NGC 346 merupakan salah satu daerah pembentuk
tetapi meskipun memiliki sejarah yang panjang, astronomi bintang di Awan Magellan Kecil
baru dapat berkembang menjadi cabang ilmu pengetahuan
modern melalui penemuan teleskop.

Cukup banyak cabang-cabang ilmu yang pernah turut


disertakan sebagai bagian dari astronomi, dan apabila
diperhatikan, sifat cabang-cabang ini sangat beragam: dari
astrometri, pelayaran berbasis angkasa, astronomi
observasional, sampai dengan penyusunan kalender dan
astrologi. Meski demikian, dewasa ini astronomi profesional
dianggap identik dengan astrofisika.

Pada abad ke-20, astronomi profesional terbagi menjadi dua


cabang, yaitu:

astronomi observasional
astronomi teoretis.
Yang pertama melibatkan pengumpulan data dari pengamatan
atas benda-benda langit, yang kemudian akan dianalisis Citra dari Messier 80, sebuah gugus bola
menggunakan prinsip-prinsip dasar fisika. terkenal. Oleh Teleskop Hubble

Yang kedua terpusat pada upaya pengembangan model-model


komputer/analitis guna menjelaskan sifat-sifat benda-benda langit serta fenomena-fenomena alam lainnya.

Adapun kedua cabang ini bersifat komplementer — astronomi teoretis berusaha untuk menerangkan hasil-hasil
pengamatan astronomi observasional, dan astronomi observasional kemudian akan mencoba untuk membuktikan
kesimpulan yang dibuat oleh astronomi teoretis.

https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 1/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Astronom-astronom amatir telah dan terus berperan penting dalam banyak penemuan-penemuan astronomis,
menjadikan astronomi salah satu dari hanya sedikit ilmu pengetahuan di mana tenaga amatir masih memegang peran
aktif, terutama pada penemuan dan pengamatan fenomena-fenomena sementara.

Astronomi harus dibedakan dari astrologi, yang merupakan kepercayaan bahwa nasib dan urusan manusia
berhubungan dengan letak benda-benda langit seperti bintang atau rasinya. Memang betul bahwa dua bidang ini
memiliki asal usul yang sama, namun pada saat ini keduanya sangat berbeda.[1]

Daftar isi
Leksikologi
Penggunaan istilah "astronomi" dan "astrofisika"
Sejarah
Revolusi ilmiah
Astronomi observasional
Astronomi radio
Astronomi inframerah
Astronomi optikal
Astronomi ultraungu
Astronomi sinar-X
Astronomi sinar-gamma
Cabang-cabang yang tidak berdasarkan panjang gelombang
Astrometri dan mekanika benda langit
Astronomi teoretis
Cabang-cabang spesifik
Astronomi surya
Ilmu keplanetan
Astronomi bintang
Astronomi galaksi
Astronomi ekstragalaksi
Kosmologi
Penelitian-penelitian interdisipliner
Astronomi amatir
Daftar persoalan astronomi yang belum terpecahkan
Lihat pula
Referensi
Daftar pustaka
Pranala luar
Organisasi Dalam Negeri
Organisasi Internasional

Leksikologi
Kata astronomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata astron (ἄστρον, "bintang") yang kemudian diberi akhiran -
nomi dari nomos (νόμος, "hukum" atau "budaya"). Maka secara harafiah ia bermakna "hukum/budaya bintang-
bintang".

Penggunaan istilah "astronomi" dan "astrofisika"

https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 2/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Secara umum baik "astronomi" maupun "astrofisika" boleh digunakan untuk menyebut ilmu yang sama.[2][3][4]

Apabila hendak merujuk ke definisi-definisi kamus yang baku, "astronomi" bermakna "penelitian benda-benda langit
dan materi di luar atmosfer Bumi serta sifat-sifat fisika dan kimia benda-benda dan materi tersebut"[5] sedang
"astrofisika" adalah cabang dari astronomi yang berurusan dengan "tingkah laku, sifat-sifat fisika, serta proses-proses
dinamis dari benda-benda dan fenomena-fenomena langit".[6]

Dalam kasus-kasus tertentu, misalnya pada pembukaan buku The Physical Universe oleh Frank Shu, "astronomi"
boleh dipergunakan untuk sisi kualitatif dari ilmu ini, sedang "astrofisika" untuk sisi lainnya yang lebih berorientasi
fisika.[7] Namun, penelitian-penelitian astronomi modern kebanyakan berurusan dengan topik-topik yang berkenaan
dengan fisika, sehingga bisa saja kita mengatakan bahwa astronomi modern adalah astrofisika.[2]

Banyak badan-badan penelitian yang, dalam memutuskan menggunakan istilah yang mana, hanya bergantung dari
apakah secara sejarah mereka berafiliasi dengan departemen-departemen fisika atau tidak.[3] Astronom-astronom
profesional sendiri banyak yang memiliki gelar di bidang fisika.[4] Untuk ilustrasi lebih lanjut, salah satu jurnal ilmiah
terkemuka pada cabang ilmu ini bernama Astronomy and Astrophysics (Astronomi dan Astrofisika).

Sejarah
Artikel utama: Sejarah astronomi
Pada awalnya, astronomi hanya melibatkan pengamatan beserta prediksi
atas gerak-gerik benda-benda langit yang terlihat dengan mata telanjang.
Pada beberapa situs seperti Stonehenge, peradaban-peradaban awal juga
menyusun artifak-artifak yang diduga memiliki kegunaan astronomis.
Observatorium-observatorium purba ini jamaknya bertujuan seremonial,
namun dapat juga dimanfaatkan untuk menentukan musim, cuaca, dan
iklim — sesuatu yang wajib diketahui apabila ingin bercocok tanam — atau
memahami panjang tahun.[8]
Peta angkasa dari abad ke-17,
Sebelum ditemukannya peralatan seperti teleskop, penelitian harus karya kartografer Belanda Frederik
dilakukan dari atas bangunan-bangunan atau dataran yang tinggi, semua de Wit.
dengan mata telanjang. Seiring dengan berkembangnya peradaban,
terutama di Mesopotamia, Tiongkok, Mesir, Yunani, India, dan Amerika
Tengah, orang-orang mulai membangun observatorium dan gagasan-gagasan mengenai sifat-sifat semesta mulai
ramai diperiksa. Umumnya, astronomi awal disibukkan dengan pemetaan letak-letak bintang dan planet (sekarang
disebut astrometri), kegiatan yang akhirnya melahirkan teori-teori tentang pergerakan benda-benda langit dan
pemikiran-pemikiran filosofis untuk menjelaskan asal usul Matahari, Bulan, dan Bumi. Bumi kemudian dianggap
sebagai pusat jagat raya, sedang Matahari, Bulan, dan bintang-bintang berputar mengelilinginya; model semacam ini
dikenal sebagai model geosentris, atau sistem Ptolemaik (dari nama astronom Romawi-Mesir Ptolemeus).[9]

Dimulainya astronomi yang berdasarkan perhitungan matematis dan ilmiah dulu dipelopori oleh orang-orang
Babilonia.[10] Mereka menemukan bahwa gerhana bulan memiliki sebuah siklus yang teratur, disebut siklus saros.[11]
Mengikuti jejak astronom-astronom Babilonia, kemajuan demi kemajuan kemudian berhasil dicapai oleh komunitas
astronomi Yunani Kuno dan negeri-negeri sekitarnya. Astronomi Yunani sedari awal memang bertujuan untuk
menemukan penjelasan yang rasional dan berbasis fisika untuk fenomena-fenomena angkasa.[12] Pada abad ke-3 SM,
Aristarkhos dari Samos melakukan perhitungan atas ukuran Bumi serta jarak antara Bumi dan Bulan, dan kemudian
mengajukan model Tata Surya yang heliosentris — pertama kalinya dalam sejarah. Pada abad ke-2 SM, Hipparkhos
berhasil menemukan gerak presesi, juga menghitung ukuran Bulan dan Matahari serta jarak antara keduanya,
sekaligus membuat alat-alat penelitian astronomi paling awal seperti astrolab.[13] Mayoritas penyusunan rasi bintang
di belahan utara sekarang masih didasarkan atas susunan yang diformulasikan olehnya melalui katalog yang waktu itu
mencakup 1.020 bintang.[14] Mekanisme Antikythera yang terkenal (ca. 150-80 SM) juga berasal dari periode yang

https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 3/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

sama: komputer analog yang digunakan untuk menghitung letak


Matahari/Bulan/planet-planet pada tanggal tertentu ini merupakan barang
paling kompleks dalam sejarah sampai abad ke-14, ketika jam-jam astronomi
mulai bermunculan di Eropa.[15]

Di Eropa sendiri selama Abad Pertengahan astronomi sempat mengalami


kebuntuan dan stagnansi. Sebaliknya, perkembangan pesat terjadi di dunia
Islam dan beberapa peradaban lainnya, ditandai dengan dibangunnya
observatorium-observatorium di belahan dunia sana pada awal abad ke-
9.[16][17][18] Pada tahun 964, astronom Persia Al-Sufi menemukan Galaksi
Andromeda (galaksi terbesar di Grup Lokal) dan mencatatnya dalam Book of
Jam Matahari Yunani, dari Ai-
Fixed Stars (Kitab Suwar al-Kawakib).[19]
Khanoum (sekarang di
Afghanistan), abad 3-2 SM.
Supernova SN 1006, ledakan bintang paling terang dalam catatan sejarah,
berhasil diamati oleh astronom Mesir Ali bin Ridwan dan sekumpulan
astronom Tiongkok yang terpisah pada tahun yang sama (1006 M). Astronom-astronom besar dari era Islam ini
kebanyakan berasal dari Persia dan Arab, termasuk Al-Battani, Tsabit bin Qurrah, Al-Sufi, Ibnu Balkhi, Al-Biruni, Al-
Zarqali, Al-Birjandi, serta astronom-astronom dari observatorium-observatorium di Maragha dan Samarkand.
Melalui era inilah nama-nama bintang yang berdasarkan bahasa Arab diperkenalkan.[20][21] Reruntuhan-reruntuhan
di Zimbabwe Raya dan Timbuktu[22] juga kemungkinan sempat memiliki bangunan-bangunan observatorium[23] —
melemahkan keyakinan sebelumnya bahwa tidak ada pengamatan astronomis di daerah sub-Sahara sebelum era
kolonial.[24][25][26][27]

Revolusi ilmiah
Pada Zaman Renaisans, Copernicus menyusun model Tata Surya heliosentris,
model yang kemudian dibela dari kontroversi, dikembangkan, dan dikoreksi oleh
Galileo dan Kepler. Galileo berinovasi dengan teleskop guna mempertajam
pengamatan astronomis, sedang Kepler berhasil menjadi ilmuwan pertama yang
menyusun secara tepat dan mendetail pergerakan planet-planet dengan Matahari
sebagai pusatnya.[28]

Meski demikian, ia gagal memformulasikan teori untuk menjelaskan hukum-


hukum yang ia tuliskan, sampai akhirnya Newton (yang juga menemukan teleskop
reflektor untuk pengamatan langit) menjelaskannya melalui dinamika angkasa dan
hukum gravitasi.[28][29]

Seiring dengan semakin baiknya ukuran dan kualitas teleskop, semakin banyak
Sketsa Bulan oleh Galileo.
pula penemuan-penemuan lebih lanjut yang terjadi. Melalui teknologi ini Lacaille
Melalui pengamatan,
berhasil mengembangkan katalog-katalog bintang yang lebih lengkap; usaha diketahui bahwa
serupa juga dilakukan oleh astronom Jerman-Inggris Herschel dengan permukaan Bulan berbukit-
memproduksi katalog-katalog nebula dan gugusan. bukit.

Pada tahun 1781 ia menemukan planet Uranus, planet pertama yang ditemui di luar
planet-planet klasik.[30] Pengukuran jarak menuju sebuah bintang pertama kali dipublikasikan pada 1838 oleh Bessel,
yang pada saat itu melakukannya melalui pengukuran paralaks dari 61 Cygni.[31]

Abad ke-18 sampai abad ke-19 pertama diwarnai oleh penelitian atas masalah tiga-badan oleh Euler, Clairaut, dan
D'Alembert; penelitian yang menghasilkan metode prediksi yang lebih tepat untuk pergerakan Bulan dan planet-
planet. Pekerjaan ini dipertajam oleh Lagrange dan Laplace, sehingga memungkinkan ilmuwan untuk memperkirakan
massa planet dan satelit lewat perturbasi/usikannya.[32]

https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 4/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Penemuan spektroskop dan fotografi kemudian mendorong kemajuan penelitian lagi: pada 1814-1815, Fraunhoffer
menemukan lebih kurang 600 pita spektrum pada Matahari, dan pada 1859 Kirchhoff akhirnya bisa menjelaskan
fenomena ini dengan mengatribusikannya pada keberadaan unsur-unsur. Pada masa ini bintang-bintang
dikonfirmasikan sebagai Matahari-matahari lain yang lebih jauh letaknya, namun dengan perbedaan-perbedaan pada
suhu, massa, dan ukuran.[20]

Baru pada abad ke-20 Galaksi Bima Sakti (di mana Bumi dan Matahari berada) bisa dibuktikan sebagai kelompok
bintang yang terpisah dari kelompok-kelompok bintang lainnya. Dari pengamatan-pengamatan yang sama
disimpulkan pula bahwa ada galaksi-galaksi lain di luar Bima Sakti dan bahwa alam semesta terus mengembang,
sebab galaksi-galaksi tersebut terus menjauh dari galaksi kita.[33] Astronomi modern juga menemukan dan berusaha
menjelaskan benda-benda langit yang asing seperti kuasar, pulsar, blazar, galaksi-galaksi radio, lubang hitam, dan
bintang neutron. Kosmologi fisik maju dengan pesat sepanjang abad ini: model Dentuman Besar (Big Bang) misalnya,
telah didukung oleh bukti-bukti astronomis dan fisika yang kuat (antara lain radiasi CMB, hukum Hubble, dan
ketersediaan kosmologis unsur-unsur).

Astronomi observasional
Artikel utama: Astronomi observasional
Seperti diketahui, astronomi memerlukan informasi tentang benda-benda langit, dan sumber informasi yang paling
utama sejauh ini adalah radiasi elektromagnetik, atau lebih spesifiknya, cahaya tampak.[34] Astronomi observasional
bisa dibagi lagi menurut daerah-daerah spektrum elektromagnetik yang diamati: sebagian dari spektrum tersebut bisa
diteliti melalui permukaan Bumi, sementara bagian lain hanya bisa dijangkau dari ketinggian tertentu atau bahkan
hanya dari ruang angkasa. Keterangan lebih lengkap tentang pembagian-pembagian ini bisa dilihat di bawah:

Astronomi radio
Artikel utama: Astronomi radio
Astronomi observasional jenis ini mengamati radiasi dengan panjang
gelombang yang lebih dari satu milimeter (perkiraan).[35] Berbeda
dengan jenis-jenis lainnya, astronomi observasional tipe radio
mengamati gelombang-gelombang yang bisa diperlakukan selayaknya
gelombang, bukan foton-foton yang diskrit. Dengan demikian
pengukuran fase dan amplitudonya relatif lebih gampang apabila
dibandingkan dengan gelombang yang lebih pendek.[35]

Gelombang radio bisa dihasilkan oleh benda-benda astronomis melalui Observatorium Very Large Array
pancaran termal, namun sebagian besar pancaran radio yang diamati (VLA) di New Mexico, AS: contoh
teleskop radio
dari Bumi adalah berupa radiasi sinkrotron, yang diproduksi ketika
elektron-elektron berkisar di sekeliling medan magnet.[35] Sejumlah
garis spektrum yang dihasilkan dari gas antarbintang (misalnya garis
spektrum hidrogen pada 21 cm) juga dapat diamati pada panjang gelombang radio.[7][35]

Beberapa contoh benda-benda yang bisa diamati oleh astronomi radio: supernova, gas antarbintang, pulsar, dan inti
galaksi aktif (AGN - active galactive nucleus).[7][35]

Astronomi inframerah
Artikel utama: Astronomi inframerah

https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 5/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Astronomi inframerah melibatkan pendeteksian beserta analisis atas


radiasi inframerah (radiasi di mana panjang gelombangnya melebihi
cahaya merah). Sebagian besar radiasi jenis ini diserap oleh atmosfer
Bumi, kecuali yang panjang gelombangnya tidak berbeda terlampau jauh
dengan cahaya merah yang tampak. Oleh sebab itu, observatorium yang
hendak mengamati radiasi inframerah harus dibangun di tempat-tempat
yang tinggi dan tidak lembap, atau malah di ruang angkasa.

Spektrum ini bermanfaat untuk mengamati benda-benda yang terlalu


dingin untuk memancarkan cahaya tampak, misalnya planet-planet atau
cakram-cakram pengitar bintang. Apabila radiasinya memiliki gelombang
yang cenderung lebih panjang, ia dapat pula membantu para astronom
mengamati bintang-bintang muda pada awan-awan molekul dan inti-inti
galaksi — sebab radiasi seperti itu mampu menembus debu-debu yang
menutupi dan mengaburkan pengamatan astronomis.[36] Astronomi
inframerah juga bisa dimanfaatkan untuk mempelajari struktur kimia
benda-benda angkasa, karena beberapa molekul memiliki pancaran yang
kuat pada panjang gelombang ini. Salah satu kegunaannya yaitu
Galaksi Pusaran dilihat dari
mendeteksi keberadaan air pada komet-komet.[37]
gelombang panjang Inframerah

Astronomi optikal
Artikel utama: Astronomi optikal
Dikenal juga sebagai astronomi cahaya tampak, astronomi
optikal mengamati radiasi elektromagnetik yang tampak oleh
mata telanjang manusia. Oleh sebab itu, ini merupakan
cabang yang paling tua, karena tidak memerlukan
peralatan.[38] Mulai dari penghujung abad ke-19 sampai kira-
kira seabad setelahnya, citra-citra astronomi optikal memakai
teknik fotografis, namun sebelum itu mereka harus digambar
menggunakan tangan. Dewasa ini detektor-detektor digitallah
yang dipergunakan, terutama yang memakai CCD (charge-
Teleskop Subaru (kiri) dan Observatorium Keck
coupled devices, peranti tergandeng-muatan).
(tengah) di Mauna Kea, keduanya contoh
observatorium yang bisa mengamati baik
Cahaya tampak sebagaimana diketahui memiliki panjang dari
cahaya tampak atau cahaya hampir-inframerah.
4.000 Å sampai 7.000 Å (400-700 nm).[38] Namun, alat-alat Di kanan adalah Fasilitas Teleskop Inframerah
pengamatan yang dipakai untuk mengamati panjang NASA, yang hanya beroperasi pada panjang
gelombang demikian dipakai pula untuk mengamati gelombang hampir-inframerah.
gelombang hampir-ultraungu dan hampir-inframerah.

Astronomi ultraungu
Artikel utama: Astronomi ultraviolet
Ultraungu yaitu radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih kurang 100 sampai 3.200 Å (10-
320 nm).[35] Cahaya dengan panjang seperti ini diserap oleh atmosfer Bumi, sehingga untuk mengamatinya harus
dilakukan dari lapisan atmosfer bagian atas, atau dari luar atmosfer (ruang angkasa). Astronomi jenis ini cocok untuk
mempelajari radiasi termal dan garis-garis spektrum pancaran dari bintang-bintang biru yang bersuhu sangat tinggi
(klasifikasi OB), sebab bintang-bintang seperti itu sangat cemerlang radiasi ultraungunya — penelitian seperti ini
sering dilakukan dan mencakup bintang-bintang yang berada di galaksi-galaksi lain. Selain bintang-bintang OB,
benda-benda langit yang kerap diamati melalui astronomi cabang ini antara lain nebula-nebula planeter, sisa-sisa

https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 6/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

supernova, atau inti-inti galaksi aktif. Diperlukan penyetelan yang berbeda


untuk keperluan seperti demikian sebab cahayanya mudah tertelan oleh
debu-debu antarbintang.[35]

Astronomi sinar-X
Artikel utama: Astronomi sinar X
Benda-benda bisa memancarkan cahaya berpanjang gelombang sinar-X
melalui pancaran sinkrotron (pancaran yang berasal dari elektron-elektron
yang berkisar di sekeliling medan magnet) atau melalui pancaran termal
gas pekat dan gas encer pada 107 K.[35] Sinar-X juga diserap oleh atmosfer,
sehingga pengamatan harus dilakukan dari atas balon, roket, atau satelit Citra Ultraungu dari Galaksi
penelitian. Sumber-sumber sinar-X antara lain bintang biner sinar-X (X- Triangulum oleh GALEX
ray binary), pulsar, sisa-sisa supernova, galaksi elips, gugus galaksi, serta
Inti galaksi aktif (AGN / Active Galactic Nucleus.[35]

Astronomi sinar-gamma
Artikel utama: Astronomi sinar gama
Astronomi sinar-gamma mempelajari benda-benda astronomi pada
panjang gelombang paling pendek (sinar-gamma). Sinar-gamma bisa
diamati secara langsung melalui satelit-satelit seperti Compton Gamma
Ray Observatory (CGRO), atau dengan jenis teleskop khusus yang disebut
Teleskop Cherenkov (IACT).[35] Teleskop jenis itu sebetulnya tidak
mendeteksi sinar-gamma, tetapi mampu mendeteksi percikan cahaya
tampak yang dihasilkan dari proses penyerapan sinar-gamma oleh
Lubang hitam dapat dideteksi
atmosfer.[39]
melalui sinar-X yang dipancarkan
olehnya. Ini adalah citra dari Cygnus
Kebanyakan sumber sinar-gamma hanyalah berupa ledakan sinar-gamma,
X-1 oleh Observatorium Chandra
yang hanya menghasilkan sinar tersebut dalam hitungan milisekon sampai
beberapa puluh detik saja. Sumber yang permanen dan tidak sementara
hanya sekitar 10% dari total jumlah sumber, misalnya sinar-gamma dari
pulsar, bintang neutron, atau inti galaksi aktif dan kandidat-kandidat
lubang hitam.[35]

Cabang-cabang yang tidak berdasarkan panjang


gelombang
Sejumlah fenomena jarak jauh lain yang berbentuk selain radiasi
elektromagnetik dapat diamati dari Bumi. Ada cabang bernama astronomi
neutrino, di mana para astronom menggunakan fasilitas-fasilitas bawah
tanah (misalnya SAGE, GALLEX, atau Kamioka II/III) untuk mendeteksi
Compton Gamma Ray Observatory
neutrino, sebentuk partikel dasar yang jamaknya berasal dari Matahari
merupakan salah satu
atau ledakan-ledakan supernova.[35] Ketika sinar-sinar kosmik memasuki observatorium berbasis angkasa
atmosfer Bumi, partikel-partikel berenergi tinggi yang menyusunnya akan yang berpanjang gelombang sinar
meluruh atau terserap, dan partikel-partikel hasil peluruhan ini bisa Gamma
dideteksi di observatorium.[40] Pada masa yang akan datang, diharapkan
akan ada detektor neutrino yang peka terhadap partikel-partikel yang lahir
dari benturan sinar-sinar kosmik dan atmosfer.[35]

https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 7/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Terdapat pula cabang baru yang menggunakan detektor-detektor gelombang gravitasional untuk mengumpulkan data
tentang benda-benda rapat: astronomi gelombang gravitasional. Observatorium-observatorium untuk bidang ini
sudah mulai dibangun, contohnya observatorium LIGO di Louisiana, AS. Tetapi astronomi seperti ini sulit, sebab
gelombang gravitasional amat sukar untuk dideteksi.[41]

Ahli-ahli astronomi planet juga banyak yang mengamati fenomena-fenomena angkasa secara langsung, yaitu melalui
wahana-wahana antariksa serta misi-misi pengumpulan sampel. Beberapa hanya bekerja dengan sensor jarak jauh
untuk mengumpulkan data, tetapi beberapa lainnya melibatkan pendaratan —dengan kendaraan antariksa yang
mampu bereksperimen di atas permukaan. Metode-metode lain misalnya detektor material terbenam atau melakukan
eksperimen langsung terhadap sampel yang dibawa ke Bumi sebelumnya.

Astrometri dan mekanika benda langit


Artikel utama: Astrometri dan Mekanika benda langit
Pengukuran letak benda-benda langit, seperti disebutkan, adalah salah satu
cabang astronomi (dan bahkan sains) yang paling tua. Kegiatan-kegiatan
seperti pelayaran atau penyusunan kalender memang sangat membutuhkan
pengetahuan yang akurat mengenai letak Matahari, Bulan, planet-planet,
serta bintang-bintang di langit.

Dari proses pengukuran seperti ini dihasilkan pemahaman yang baik sekali
tentang usikan gravitasi dan pada akhirnya astronom-astronom dapat
menentukan letak benda-benda langit dengan tepat pada masa lalu dan masa
depan — cabang astronomi yang mendalami bidang ini dikenal sebagai
mekanika benda langit. Dewasa ini penjejakan atas benda-benda yang dekat
Salah satu tujuan dari Astrometri
dengan Bumi juga memungkinkan prediksi-prediksi akan pertemuan dekat,
adalah mengukur gerakan
atau bahkan benturan.[42] bintang dan planet

Kemudian terdapat pengukuran paralaks bintang. Pengukuran ini sangat


penting karena memberi nilai basis dalam metode tangga jarak kosmik; melalui metode ini ukuran dan skala alam
semesta bisa diketahui. Pengukuran paralaks bintang yang relatif lebih dekat juga bisa dipakai sebagai basis absolut
untuk ciri-ciri bintang yang lebih jauh, sebab ciri-ciri di antara mereka dapat dibandingkan. Kinematika mereka lalu
bisa kita susun lewat pengukuran kecepatan radial serta gerak diri masing-masing. Hasil-hasil astrometri dapat pula
dimanfaatkan untuk pengukuran materi gelap di dalam galaksi.[43]

Selama dekade 1990-an, teknik pengukuran goyangan bintang dalam astrometri digunakan untuk mendeteksi
keberadaan planet-planet luar surya yang mengelilingi bintang-bintang di dekat Matahari kita.[44]

Astronomi teoretis
Artikel utama: Astronomi teoretis
Terdapat banyak jenis-jenis metode dan peralatan yang bisa dimanfaatkan oleh seorang astronom teoretis, antara lain
model-model analitik (misalnya politrop untuk memperkirakan perilaku sebuah bintang) dan simulasi-simulasi
numerik komputasional; masing-masing dengan keunggulannya sendiri. Model-model analitik umumnya lebih baik
apabila peneliti hendak mengetahui pokok-pokok persoalan dan mengamati apa yang terjadi secara garis besar;
model-model numerik bisa mengungkap keberadaan fenomena-fenomena serta efek-efek yang tidak mudah
terlihat.[45][46]

Para teoris berupaya untuk membuat model-model teoretis dan menyimpulkan akibat-akibat yang dapat diamati dari
model-model tersebut. Ini akan membantu para pengamat untuk mengetahui data apa yang harus dicari untuk
membantah suatu model, atau memutuskan mana yang benar dari model-model alternatif yang bertentangan. Para

https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 8/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

teoris juga akan mencoba menyusun model baru atau memperbaiki model yang sudah ada apabila ada data-data baru
yang masuk. Apabila terjadi pertentangan/inkonsistensi, kecenderungannya adalah untuk membuat modifikasi
minimal pada model yang bersangkutan untuk mengakomodir data yang sudah didapat. Kalau pertentangannya
terlalu banyak, modelnya bisa dibuang dan tidak digunakan lagi.

Topik-topik yang dipelajari oleh astronom-astronom teoretis antara lain: dinamika dan evolusi bintang-bintang;
formasi galaksi; struktur skala besar materi di alam semesta; asal usul sinar kosmik; relativitas umum; dan kosmologi
fisik (termasuk kosmologi dawai dan fisika astropartikel). Relativitas astrofisika dipakai untuk mengukur ciri-ciri
struktur skala besar, di mana ada peran yang besar dari gaya gravitasi; juga sebagai dasar dari fisika lubang hitam dan
penelitian gelombang gravitasional.

Beberapa model/teori yang sudah diterima dan dipelajari luas yaitu teori Dentuman Besar, inflasi kosmik, materi
gelap, dan teori-teori fisika fundamental. Kelompok model dan teori ini sudah diintegrasikan dalam model Lambda-
CDM.

Beberapa contoh proses:

Proses fisik Alat eksperimen Model teoretis Yang dijelaskan/diprediksi


Efek Nordtvedt (sistem
Gravitasi Teleskop radio Lahirnya sebuah tata bintang
gravitasi yang mandiri)
Bagaimana bintang berpijar; bagaimana
Fusi nuklir Spektroskopi Evolusi bintang
logam terbentuk (nukleosintesis).
Teleskop luar
Dentuman Besar Alam semesta yang
angkasa Hubble, Usia alam semesta
(Big Bang) mengembang
COBE
Fluktuasi Masalah kerataan alam semesta (flatness
Inflasi kosmik
kuantum problem)
Keruntuhan Sekumpulan lubang hitam di pusat
Astronomi sinar-X Relativitas umum
gravitasi Galaksi Andromeda.
Siklus CNO pada
bintang-bintang

Wacana yang tengah hangat dalam astronomi pada beberapa tahun terakhir adalah materi gelap dan energi gelap —
penemuan dan kontroversi mengenai topik-topik ini bermula dari penelitian atas galaksi-galaksi.[47]

Cabang-cabang spesifik

Astronomi surya
Artikel utama: Matahari
Lihat pula: Teleskop surya
Matahari adalah bintang yang terdekat dari Bumi pada sekitar 8 menit cahaya, dan yang paling sering diteliti; ia
merupakan bintang katai pada deret utama dengan klasifikasi G2 V dan usia sekitar 4,6 miliar tahun. Walau tidak
sampai tingkat bintang variabel, Matahari mengalami sedikit perubahan cahaya melalui aktivitas yang dikenal sebagai
siklus bintik Matahari — fluktuasi pada angka bintik-bintik Matahari selama sebelas tahun. Bintik Matahari ialah
daerah dengan suhu yang lebih rendah dan aktivitas magnetis yang hebat.[48]

Luminositas Matahari terus bertambah kuat secara tetap sepanjang hidupnya, dan sejak pertama kali menjadi bintang
deret utama sudah bertambah sebanyak 40%. Matahari juga telah tercatat melakukan perubahan periodik dalam
luminositas, sesuatu yang bisa menyebabkan akibat-akibat yang signifikan atas kehidupan di atas Bumi.[49] Misalnya
periode minimum Maunder, yang sampai menyebabkan fenomena zaman es kecil pada Abad Pertengahan.[50]

https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 9/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Permukaan luar Matahari yang bisa kita lihat disebut fotosfer. Di atasnya
ada lapisan tipis yang biasanya tidak terlihat karena terangnya fotosfer,
yaitu kromosfer. Di atasnya lagi ada lapisan transisi di mana suhu bisa
naik secara cepat, dan di atasnya terdapatlah korona yang sangat panas.

Di tengah-tengah Matahari ialah daerah inti; ada tingkat suhu dan tekanan
yang cukup di sini sehingga fusi nuklir dapat terjadi. Di atasnya terdapat
zona radiatif; di sini plasma akan menghantarkan panas melalui proses
radiasi. Di atas zona radiatif adalah zona konvektif; materi gas di zona ini
akan menghantarkan energi sebagian besar lewat pergerakan materi gas
itu sendiri. Zona inilah yang dipercaya sebagai sumber aktivitas magnetis
penghasil bintik-bintik Matahari.[48]
Citra ultraviolet dari fotosfer aktif
Terdapat angin surya berupa partikel-partikel plasma yang bertiup keluar Matahari, hasil tangkapan teleskop
TRACE oleh NASA.
dari Matahari secara terus-menerus sampai mencapai titik heliopause.
Angin ini bertemu dengan magnetosfer Bumi dan membentuk sabuk-
sabuk radiasi Van Allen dan — di mana garis-garis medan magnet Bumi turun menujur atmosfer — menghasilkan
aurora.[51]

Ilmu keplanetan
Artikel utama: Ilmu keplanetan dan geologi keplanetan
Cabang astronomi ini meneliti susunan planet, bulan, planet katai, komet, asteroid, serta benda-benda langit lain yang
mengelilingi bintang, terutama Matahari, walau ilmu ini meliputi juga planet-planet luar surya. Tata Surya kita sendiri
sudah dipelajari secara mendalam — pertama-tama melalui teleskop dan kemudian menggunakan wahana-wahana
antariksa — sehingga pemahaman sekarang mengenai formasi dan evolusi sistem keplanetan ini sudah sangat baik,
walaupun masih ada penemuan-penemuan baru yang terjadi.[52]

Tata Surya dibagi menjadi beberapa kelompok: planet-planet bagian


dalam, sabuk asteroid, dan planet-planet bagian luar. Planet-planet bagian
dalam adalah planet-planet bersifat kebumian yaitu Merkurius, Venus,
Bumi dan Mars. Planet-planet bagian luar adalah raksasa-raksasa gas Tata
Surya yaitu Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.[53] Apabila kita
pergi lebih jauh lagi, maka akan ditemukan benda-benda trans-Neptunus:
pertama sabuk Kuiper dan akhirnya awan Oort yang bisa membentang Titik hitam di atas ialah sebuah
sampai satu tahun cahaya. setan debu (dust devil) yang tengah
memanjat suatu kawah di Mars. Ini
Terbentuknya planet-planet bermula pada sebuah cakram protoplanet serupa dengan tornado yang
yang mengitari Matahari pada periode-periode awalnya. Dari cakram ini berpilin dan berpindah-pindah,
terwujudlah gumpalan-gumpalan materi melalui proses yang melibatkan menghasilkan "ekor" yang panjang
tarikan gravitasi, benturan, dan akresi; gumpalan-gumpalan ini kemudian dan gelap. Citra oleh NASA.

lama-kelamaan menjadi kumpulan protoplanet.

Karena tekanan radiasi dari angin surya terus mendorong materi-materi yang belum menggumpal, hanya planet-
planet yang massanya cukup besar yang mampu mempertahankan atmosfer berbentuk gas. Planet-planet muda ini
terus menyapu dan memuntahkan materi-materi yang tersisa, menghasilkan sebuah periode penghancuran yang
hebat. Sisa-sisa periode ini bisa dilihat melalui banyaknya kawah-kawah tabrakan di permukaan Bulan. Adapun
dalam jangka waktu ini sebagian dari protoplanet-protoplanet yang ada mungkin bertabrakan satu sama lain;
kemungkinan besar tabrakan seperti itulah yang melahirkan Bulan kita.[54]

https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 10/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ketika suatu planet mencapai massa tertentu, materi-materi dengan massa jenis yang berlainan mulai saling
memisahkan diri dalam proses yang disebut diferensiasi planet. Proses demikian bisa menghasilkan inti yang berbatu-
batu atau terdiri dari materi-materi logam, diliputi oleh lapisan mantel dan lalu permukaan luar. Inti planet ini bisa
terbagi menjadi daerah-daerah yang padat dan cair, dan beberapa mampu menghasilkan medan magnet mereka
sendiri, sehingga planet dapat terlindungi dari angin surya.[55]

Panas di bagian dalam sebuah planet atau bulan datang dari benturan yang dihasilkan sendiri oleh planet/bulan
tersebut, atau oleh materi-materi radioaktif (misalnya uranium, torium, atau 26Al), atau pemanasan pasang surut.
Beberapa planet dan bulan berhasil mengumpulkan cukup panas untuk menjalankan proses-proses geologis seperti
vulkanisme dan aktivitas-aktivitas tektonik. Apabila planet/bulan tersebut juga memiliki atmosfer, maka erosi pada
permukaan (melalui angin atau air) juga dapat terjadi. Planet/bulan yang lebih kecil dan tanpa pemanasan pasang
surut akan menjadi dingin lebih cepat dan kegiatan-kegiatan geologisnya akan berakhir, terkecuali pembentukan
kawah-kawah tabrakan.[56]

Astronomi bintang
Artikel utama: Bintang
Untuk memahami alam semesta, penelitian atas bintang-bintang
dan bagaimana mereka berevolusi sangatlah fundamental.
Astrofisika yang berkenaan dengan bintang sendiri bisa diketahui
baik lewat segi pengamatan maupun segi teoretis, serta juga
melalui simulasi komputer.[57]

Bintang terbentuk pada awan-awan molekul raksasa, yaitu daerah-


daerah yang padat akan debu dan gas. Ketika kehilangan
kestabilannya, serpihan-serpihan dari awan-awan ini bisa runtuh
di bawah gaya gravitasi dan membentuk protobintang. Apabila
bagian intinya mencapai kepadatan dan suhu tertentu, fusi nuklir
akan dipicu dan akan terbentuklah sebuah bintang deret utama.[58]

Nyaris semua unsur yang lebih berat dari hidrogen dan helium
merupakan hasil dari proses yang terjadi di dalam inti bintang-
bintang.[57]
Gas yang dimuntahkan oleh bintang yang
Ciri-ciri yang akan dimiliki oleh suatu bintang secara garis besar
sekarat dalam nebula planeter akan
ditentukan oleh massa awalnya: semakin besar massanya, maka memiliki bentuk yang relatif teratur.
semakin tinggi pula luminositasnya, dan semakin cepat pula ia
akan menghabiskan bahan bakar hidrogen pada inti. Lambat laun,
bahan bakar hidrogen ini akan diubah menjadi helium, dan bintang yang bersangkutan akan mulai berevolusi. Untuk
melakukan fusi helium, diperlukan suhu inti yang lebih tinggi, oleh sebab itu intinya akan semakin padat dan ukuran
bintang pun berlipat ganda — bintang ini telah menjadi sebuah raksasa merah. Fase raksasa merah ini relatif singkat,
sampai bahan bakar heliumnya juga sudah habis terpakai. Kalau bintang tersebut memiliki massa yang sangat besar,
maka akan dimulai fase-fase evolusi di mana ia semakin mengecil secara bertahap, sebab terpaksa melakukan fusi
nuklir terhadap unsur-unsur yang lebih berat.[59]

Adapun nasib akhir sebuah bintang bergantung pula pada massa. Jika massanya lebih dari sekitar delapan kali lipat
Matahari kita, maka gravitasi intinya akan runtuh dan menghasilkan sebuah supernova;[60] jika tidak, akan menjadi
nebula planet, dan terus berevolusi menjadi sebuah katai putih.[61] Yang tersisa setelah supernova meletus adalah
sebuah bintang neutron yang sangat padat, atau, apabila materi sisanya mencapai tiga kali lipat massa Matahari,
lubang hitam.[62] Bintang-bintang biner yang saling berdekatan evolusinya bisa lebih rumit lagi, misalnya, bisa terjadi
pemindahan massa ke arah bintang rekannya yang dapat menyebabkan supernova.[63]

https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 11/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nebula-nebula planet dan supernova-supernova diperlukan untuk proses distribusi logam di medium antarbintang;
kalau tidak demikian, seluruh bintang-bintang baru (dan juga sistem-sistem planet mereka) hanya akan tersusun dari
hidrogen dan helium saja.[64]

Astronomi galaksi
Artikel utama: Astronomi galaksi
Tata Surya kita beredar di dalam Bima Sakti, sebuah galaksi spiral
berpalang di Grup Lokal. Ia merupakan salah satu yang paling menonjol di
kumpulan galaksi tersebut. Bima Sakti merotasi materi-materi gas, debu,
bintang, dan benda-benda lain, semuanya berkumpul akibat tarikan gaya
gravitasi bersama. Bumi sendiri terletak pada sebuah lengan galaksi
berdebu yang ada di bagian luar, sehingga banyak daerah-daerah Bima
Sakti yang tidak terlihat.

Pada pusat galaksi ialah bagian inti, semacam tonjolan berbentuk seperti
batang; diyakini bahwa terdapat sebuah lubang hitam supermasif di bagian
pusat ini. Bagian ini dikelilingi oleh empat lengan utama yang melingkar Struktur lengan-lengan spiral Bima
dari tengah menuju arah luar, dan isinya kaya akan fenomena-fenomena Sakti yang sudah teramati.
pembentukan bintang, sehingga memuat banyak bintang-bintang muda
(metalisitas populasi I). Cakram ini lalu diliputi oleh cincin galaksi yang
berisi bintang-bintang yang lebih tua (metalisitas populasi II) dan juga gugusan-gugusan bintang berbentuk bola
(globular), yaitu semacam kumpulan-kumpulan bintang yang relatif lebih padat.[65]

Daerah di antara bintang-bintang disebut medium antarbintang, yaitu daerah dengan kandungan materi yang jarang
— bagian-bagiannya yang relatif terpadat adalah awan-awan molekul berisi hidrogen dan unsur lainnya, tempat di
mana banyak bintang baru akan lahir. Awalnya akan terbentuk sebuah inti pra-bintang atau nebula gelap yang
merapat dan kemudian runtuh (dalam volume yang ditentukan oleh panjang Jeans) untuk membangun
protobintang.[58]

Ketika sudah banyak bintang besar yang muncul, mereka akan mengubah awan molekul menjadi awan daerah H II,
yaitu awan dengan gas berpijar dan plasma. Pada akhirnya angin serta ledakan supernova yang berasal dari bintang-
bintang ini akan memencarkan awan yang tersisa, biasanya menghasilkan sebuah (atau lebih dari satu) gugusan
bintang terbuka yang baru. Gugusan-gugusan ini lambat laun berpendar, dan bintang-bintangnya bergabung dengan
Bima Sakti.[66]

Sejumlah penelitian kinematika berkenaan dengan materi-materi di Bima Sakti (dan galaksi lainnya) menunjukkan
bahwa materi-materi yang tampak massanya kurang dari massa seluruh galaksi. Ini menandakan terdapat apa yang
disebut materi gelap yang bertanggung jawab atas sebagian besar massa keseluruhan, tetapi banyak hal yang belum
diketahui mengenai materi misterius ini.[67]

Astronomi ekstragalaksi
Artikel utama: Astronomi ekstragalaksi
Penelitian benda-benda yang berada di luar galaksi kita — astronomi ekstragalaksi — merupakan cabang yang
mempelajari formasi dan evolusi galaksi-galaksi, morfologi dan klasifikasi mereka, serta pengamatan atas galaksi-
galaksi aktif beserta grup-grup dan gugusan-gugusan galaksi. Ini, terutama yang disebutkan belakangan, penting
untuk memahami struktur alam semesta dalam skala besar.

Kebanyakan galaksi akan membentuk wujud-wujud tertentu, sehingga pengklasifikasiannya bisa disusun berdasarkan
wujud-wujud tersebut. Biasanya, mereka dibagi-bagi menjadi galaksi-galaksi spiral, elips, dan tak beraturan.[68]

https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 12/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Persis seperti namanya, galaksi elips berbentuk seperti


elips. Bintang-bintang berputar pata garis edarnya secara
acak tanpa menuju arah yang jelas. Galaksi-galaksi seperti
ini kandungan debu antarbintangnya sangat sedikit atau
malah tidak ada; daerah penghasil bintangnya tidak
banyak; dan rata-rata penghuninya bintang-bintang yang
sudah tua. Biasanya galaksi elips ditemukan pada bagian
inti gugusan galaksi, dan bisa terlahir melalui peleburan
galaksi-galaksi besar.

Galaksi spiral membentuk cakram gepeng yang berotasi,


biasanya dengan tonjolan atau batangan pada bagian
tengah dan lengan-lengan spiral cemerlang yang timbul
dari bagian tersebut. Lengan-lengan ini ialah lapangan
berdebu tempat lahirnya bintang-bintang baru, dan
penghuninya adalah bintang-bintang muda yang bermassa
besar dan berpijar biru. Umumnya, galaksi spiral akan
dikelilingi oleh cincin yang tersusun atas bintang-bintang
yang lebih tua. Contoh galaksi semacam ini adalah Bima
Sakti dan Andromeda.
Citra di atas menampilkan gugus galaksi dengan
Galaksi-galaksi tak beraturan bentuknya kacau dan tidak lensa gravitasional yang berdiameter sangat besar,
menyerupai bangun tertentu seperti spiral atau elips. Kira- yaitu 2 juta tahun cahaya; ini adalah gambar dari
gugus galaksi Abell 1689. Efek lensa itu dihasilkan
kira seperempat dari galaksi-galaksi tergolong tak
medan gravitasi gugusan dan membelokkan cahaya
beraturan, barangkali disebabkan oleh interaksi gravitasi. sehingga gambar salah satu benda yang lebih jauh
diperbesar dan terdistorsi.
Sebuah galaksi dikatakan aktif apabila memancarkan
jumlah energi yang signifikan dari sumber selain bintang-
bintang, debu, atau gas; juga, apabila sumber tenaganya berasal dari daerah padat di sekitar inti — kemungkinan
sebuah lubang hitam supermasif yang memancarkan radiasi benda-benda yang ia telan.

Apabila sebuah galaksi aktif memiliki radiasi spektrum radio yang sangat terang serta memancarkan jalaran gas
dalam jumlah besar, maka galaksi tersebut tergolong galaksi radio. Contoh galaksi seperti ini adalah galaksi-galaksi
Seyfert, kuasar, dan blazar. Kuasar sekarang diyakini sebagai benda yang paling dapat dipastikan sangat cemerlang;
tidak pernah ditemukan spesimen yang redup.[69]

Struktur skala besar dari alam semesta sekarang digambarkan sebagai kumpulan dari grup-grup dan gugusan-
gugusan galaksi. Struktur ini diklasifikasi lagi dalam sebuah hierarki pengelompokan; yang terbesar adalah maha-
gugusan (supercluster). Kemudian kelompok-kelompok ini disusun menjadi filamen-filamen dan dinding-dinding
galaksi, dengan kehampaan di antara mereka.[70]

Kosmologi
Artikel utama: Kosmologi fisik
Kosmologi, berasal dari bahasa Yunani kosmos (κόσμος, "dunia") dan akhiran -logia dari logos (λόγος,
"pembelajaran") dapat dipahami sebagai upaya meneliti alam semesta secara keseluruhan.

Pengamatan atas struktur skala besar alam semesta, yaitu cabang yang dikenal sebagai kosmologi fisik, telah
menyumbangkan pemahaman yang mendalam tentang formasi dan evolusi jagat raya. Salah satu teori yang paling
penting (dan sudah diterima luas) adalah teori Dentuman Besar, yang menyatakan bahwa dunia bermula pada satu
titik dan mengembang selama 13,7 miliar tahun sampai ke masa sekarang.[71] Gagasan ini bisa dilacak kembali pada
penemuan radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis pada tahun 1965.[71]
https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 13/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Selama proses pengembangan ini, alam telah mengalami beberapa tingkat evolusi. Pada awalnya, diduga bahwa
terdapat inflasi kosmik yang sangat cepat, mengakibatkan homogenisasi pada kondisi-kondisi awal. Setelah itu
melalui nukleosintesis dihasilkan ketersediaan unsur-unsur untuk periode awal alam semesta.[71] (Lihat juga
nukleokosmokronologi.)

Ketika atom-atom pertama bermunculan, antariksa menjadi transparan terhadap radiasi, melepaskan energi yang
sekarang dikenal sebagai radiasi CMB. Alam semesta yang tengah mengembang pun memasuki Zaman Kegelapan,
sebab tidak ada sumber daya bintang yang bisa memancarkan cahaya.[72]

Susunan materi yang hierarkis mulai terbentuk lewat variasi-variasi kecil pada massa jenis. Materi lalu terhimpun
pada daerah-daerah dengan massa jenis yang paling tinggi, melahirkan awan-awan gas dan bintang-bintang yang
paling purba (metalisitas III). Bintang-bintang besar ini memicu proses reionisasi dan dipercaya telah menciptakan
banyak unsur-unsur berat pada alam semesta dini; unsur-unsur ini cenderung meluruh kembali menjadi unsur-unsur
yang lebih ringan, memperpanjang siklus.[73]

Pengumpulan yang dipicu oleh gravitasi mengakibatkan materi membentuk filamen-filamen dan menyisakan ruang-
ruang hampa di antaranya. Lambat laun, gas dan debu melebur dan membentuk galaksi-galaksi primitif. Lama-
kelamaan semakin banyak materi yang ditarik, dan tersusun menjadi grup dan gugusan galaksi. Pada akhirnya, maha-
gugusan yang lebih besar pun terwujud.[74]

Benda-benda lain yang memegang peranan penting dalam struktur alam semesta adalah materi gelap dan energi
gelap. Benda-benda inilah yang ternyata merupakan komponen utama dunia kita, di mana massa mereka mencapai
96% dari massa keseluruhan alam semesta. Oleh sebab itu, upaya-upaya terus dibuat untuk meneliti dan memahami
segi fisika benda-benda ini.[75]

Penelitian-penelitian interdisipliner
Astronomi dan astrofisika telah mengambangkan hubungan yang kuat dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan
lainnya. Misalnya arkeoastronomi, yang mempelajari astronomi kuno atau tradisional dalam konteks budaya masing-
masing mempergunakan bukti-bukti arkeologis dan antropologis. Atau astrobiologi, kali ini mempelajari kelahiran
dan perkembangan sistem-sistem biologis di alam semesta; terutama sekali pada topik kehidupan di planet lain.

Ada juga cabang yang meneliti zat-zat kimia yang ditemukan di luar angkasa; bagaimana mereka terwujud,
berperilaku, dan terhancurkan. Ini dinamakan astrokimia. Zat-zat yang hendak dipelajari biasanya ditemukan pada
awan molekul, walau ada juga yang terdapat di bintang bersuhu rendah, katai coklat, atau planet. Lalu kosmokimia,
ilmu serupa yang lebih mengarah ke penelitian unsur-unsur dan variasi-variasi rasio isotop pada Tata Surya. Ilmu-
ilmu ini bisa menggambarkan persinggungan dari ilmu-ilmu astronomi dan kimia. Bahkan sekarang ada astronomi
forensik, di mana metode-metode astronomi dipakai untuk memecahkan masalah-masalah hukum dan sejarah.

Astronomi amatir
Artikel utama: Astronomi amatir
Sebagaimana disebutkan, astronomi ialah salah satu dari sedikit cabang ilmu di mana tenaga amatir dapat
berkontribusi banyak.[76] Secara keseluruhan, astronom-astronom amatir mengamati berbagai benda dan fenomena
angkasa, terkadang bahkan dengan peralatan yang mereka buat sendiri. Yang jamak diamati yaitu Bulan, planet,
bintang, komet, hujan meteor, dan benda-benda langit dalam seperti gugusan bintang, galaksi, dan nebula. Salah satu
cabang astronomi amatir adalah astrofotografi amatir, yang melibatkan mengambilan foto-foto langit malam. Banyak
yang memilih menjadi astrofotografer yang berspesialis dalam objek atau peristiwa tertentu.[77][78]

Kebanyakan astronom amatir bekerja dalam astronomi optikal, walau sebagian kecil ada juga yang mencoba
bereksperimen dengan panjang gelombang di luar cahaya tampak, misalnya dengan penyaring inframerah pada
teleskop biasa, atau penggunaan teleskop radio. Pelopor radio astronomi amatir adalah Karl Jansky, yang memulai
https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 14/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

kegiatan ini pada dekade 1930-an. Amatir jenis seperti Jansky ini memakai
teleskop buatan sendiri atau teleskop radio profesional yang sekarang sudah boleh
diakses oleh amatir seperti halnya Teleskop Satu Mil (One-Mile Telescope).[79][80]

Sumbangsih astronom amatir tidak sepele, sebab banyak hal — seperti pengkuran
okultasi guna mempertajam catatan garis edar planet-planet kecil — bergantung
pada pekerjaan astronomi amatir. Para amatir dapat pula menemukan komet atau
melakukan penelitian rutin atas bintang-bintang variabel. Seiring dengan
perkembangan teknologi digital, astrofotografi amatir juga semakin efektif dan
semakin giat memberikan sumbangan ilmu.[81][82][83]

Daftar persoalan astronomi yang belum Astronom amatir bisa


membangun peralatan
terpecahkan mereka sendiri dan
Lihat pula: Daftar persoalan fisika yang belum terpecahkan menyelenggarakan pesta-
pesta dan pertemuan
Meskipun sebagai ilmu pengetahuan astronomi telah mengalami kemajuan- astronomi, contohnya
kemajuan yang sangat pesat dan membuat terobosan-terobosan yang sangat besar komunitas Stellafane.
dalam upaya memahami alam semesta dan segala isinya, masih ada beberapa
pertanyaan penting yang belum bisa terjawab. Untuk memecahkan permasalahan
seperti ini, boleh jadi diperlukan pembangunan peralatan-peralatan baru baik di permukaan Bumi maupun di
antariksa. Selain itu, mungkin juga diperlukan perkembangan baru dalam fisika teoretis dan eksperimental.

Apakah asal usul spektrum massa bintang? Maksudnya, mengapa astronom terus mengamati persebaran massa
yang sama — yaitu, fungsi massa awal yang sama — walaupun keadaan awal terwujudnya bintang-bintang
berbeda-beda?[84] Diperlukan pemahaman yang lebih dalam akan pembentukan bintang dan planet.
Adakah wujud kehidupan lain di alam semesta? Adakah wujud kehidupan cerdas lain di alam semesta? Kalau
ada, apa jawaban dari paradoks Fermi? Apabila ada kehidupan lain di luar Bumi, implikasinya, baik ilmiah
maupun filosofis, sangat penting.[85][86] Apakah Tata Surya kita termasuk normal ataukah ternyata tidak biasa?
Apa yang menyebabkan terbentuknya alam semesta? Apakah premis yang melandasi hipotesis "alam semesta
yang tertala dengan baik" (fine-tuned universe) tepat? Apabila tepat, apakah ada semacam seleksi alam dalam
skala kosmologis? Apa sebenarnya yang menyebabkan inflasi kosmik dini, sehingga alam menjadi homogen?
Kenapa terdapat asimetri barion di alam semesta?
Apa hakikat sebenarnya dari materi gelap dan energi gelap? Mereka telah mendominasi proses perkembangan
dan, pada akhirnya, nasib dari jagat raya, tetapi sifat-sifat mendasar mereka tetap belum dipahami.[87] Apa yang
akan terjadi di penghujung waktu?[88]
Bagaimana galaksi-galaksi pertama terbentuk? Bagaimana lubang-lubang hitam supermasif terbentuk?
Apa yang menghasilkan sinar kosmik berenergi ultra-tinggi?

Lihat pula

Astronot Garis waktu


Kosmonot astronomi bintang
Planet Garis waktu
Roket astronomi surya
Taikonot Garis waktu
astronomi Tata
Tata surya Surya
Rasi bintang Garis waktu peta
Astronom dan dan katalog
astrofisikawan astronomi
Garis waktu fisika Garis waktu
lubang hitam teleskop dan
https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 15/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Garis waktu kosmologi observatorium


Garis waktu radiasi Garis waktu satelit
latar belakang kosmik buatan dan space
Garis waktu radiasi probe
latar belakang lain International
Garis waktu galaksi, Astronomical Union
grup-grup galaksi, dan American
struktur skala-besar Astronomical
Garis waktu medium Society
antarbintang dan Royal Astronomical
medium antargalaksi Society
Garis waktu katai putih, European Southern
bintang neutron, dan Observatory
supernova Astronomi di
Indonesia
Himpunan
Astronomi Amatir
Jakarta
Jogja Astro Club
Departemen
Astronomi
Institut Teknologi
Bandung
Observatorium
Bosscha

Referensi
1. ^ Unsöld, Albrecht (2001). The New Cosmos: An Introduction to Astronomy and Astrophysics. Berlin, New York:
Springer. ISBN 3-540-67877-8.
2. ^ a b Scharringhausen, B. "Curious About Astronomy: What is the difference between astronomy and
astrophysics?". Diakses tanggal 20 June 2007.
3. ^ a b Odenwald, S. "Archive of Astronomy Questions and Answers: What is the difference between astronomy and
astrophysics?". Diakses tanggal 20 June 2007.
4. ^ a b "Penn State Erie-School of Science-Astronomy and Astrophysics". Diakses tanggal 20 June 2007.
5. ^ "Merriam-Webster Online". Results for "astronomy". Diakses tanggal 20 June 2007.
6. ^ "Merriam-Webster Online". Results for "astrophysics". Diakses tanggal 20 June 2007.
7. ^ a b c Shu, F. H. (1982). The Physical Universe. Mill Valley, California: University Science Books. ISBN 0-935702-
05-9.
8. ^ Forbes, 1909
9. ^ DeWitt, Richard (2010). "The Ptolemaic System". Worldviews: An Introduction to the History and Philosophy of
Science. Chichester, England: Wiley. hlm. 113. ISBN 1405195630.
10. ^ Aaboe, A. (1974). "Scientific Astronomy in Antiquity". Philosophical Transactions of the Royal Society. 276
(1257): 21–42. Bibcode:1974RSPTA.276...21A. doi:10.1098/rsta.1974.0007. JSTOR 74272.
11. ^ "Eclipses and the Saros". NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 May 2012. Diakses tanggal 28 October
2007.
12. ^ Krafft, Fritz (2009). "Astronomy". Dalam Cancik, Hubert; Schneider, Helmuth. Brill's New Pauly.
13. ^ "Hipparchus of Rhodes". School of Mathematics and Statistics, University of St Andrews, Scotland. Diakses
tanggal 28 October 2007.
14. ^ Thurston, H., Early Astronomy. (http://books.google.com/books?id=rNpHjqxQQ9oC&pg=PA2) Springer, 1996.
ISBN 0-387-94822-8 p. 2
15. ^ Marchant, Jo (2006). "In search of lost time". Nature. 444 (7119): 534–8. Bibcode:2006Natur.444..534M.
doi:10.1038/444534a. PMID 17136067.

https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 16/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

16. ^ Kennedy, Edward S. (1962). "Review: The Observatory in Islam and Its Place in the General History of the
Observatory by Aydin Sayili". Isis. 53 (2): 237–239. doi:10.1086/349558.
17. ^ Micheau, Francoise. : 992–3. Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan); Parameter |contribution= akan
diabaikan (bantuan), in (Rashed & Morelon 1996, hlm. 985–1007)
18. ^ Nas, Peter J (1993). Urban Symbolism. Brill Academic Publishers. hlm. 350. ISBN 9-0040-9855-0.
19. ^ Kepple, George Robert (1998). The Night Sky Observer's Guide, Volume 1. Willmann-Bell, Inc. hlm. 18. ISBN 0-
943396-58-1.
20. ^ a b Berry, Arthur (1961). A Short History of Astronomy From Earliest Times Through the Nineteenth Century.
New York: Dover Publications, Inc. ISBN 0486202100.
21. ^ Hoskin, Michael, ed. (1999). The Cambridge Concise History of Astronomy. Cambridge University Press.
ISBN 0-521-57600-8.
22. ^ McKissack, Pat (1995). The royal kingdoms of Ghana, Mali, and Songhay: life in medieval Africa. H. Holt.
ISBN 9780805042597.
23. ^ Clark, Stuart (2002). "Eclipse brings claim of medieval African observatory". New Scientist. Diakses tanggal 3
February 2010.
24. ^ "Cosmic Africa explores Africa's astronomy". Science in Africa. Diakses tanggal 3 February 2002.
25. ^ Holbrook, Jarita C. (2008). African Cultural Astronomy. Springer. ISBN 9781402066382.
26. ^ "Africans studied astronomy in medieval times". The Royal Society. 30 January 2006. Diarsipkan dari versi asli
tanggal 9 June 2008. Diakses tanggal 3 February 2010.
27. ^ Star sheds light on African 'Stonehenge'. December 05, 2002|Richard Stenger CNN (http://articles.cnn.com/200
2-12-05/tech/zimbabwe.observatory_1_supernova-forecast-eclipses-star?_s=PM:TECH)
28. ^ a b Forbes, 1909, hal. 58–64
29. ^ Forbes, 1909, hal. 49–58
30. ^ Forbes, 1909, hal. 79–81
31. ^ Forbes, 1909, hal. 147–150
32. ^ Forbes, 1909, hal. 74–76
33. ^ Belkora, Leila (2003). Minding the heavens: the story of our discovery of the Milky Way. CRC Press. hlm. 1–14.
ISBN 9780750307307.
34. ^ "Electromagnetic Spectrum". NASA. Diakses tanggal 8 September 2006.
35. ^ a b c d e f g h i j k l m Cox, A. N., ed. (2000). Allen's Astrophysical Quantities. New York: Springer-Verlag. hlm. 124.
ISBN 0-387-98746-0.
36. ^ Staff (11 September 2003). "Why infrared astronomy is a hot topic". ESA. Diakses tanggal 11 August 2008.
37. ^ "Infrared Spectroscopy – An Overview". NASA/IPAC. Diakses tanggal 11 August 2008.
38. ^ a b Moore, P. (1997). Philip's Atlas of the Universe. Great Britain: George Philis Limited. ISBN 0-540-07465-9.
39. ^ Penston, Margaret J. (14 August 2002). "The electromagnetic spectrum". Particle Physics and Astronomy
Research Council. Diakses tanggal 17 August 2006.
40. ^ Gaisser, Thomas K. (1990). Cosmic Rays and Particle Physics. Cambridge University Press. hlm. 1–2.
ISBN 0521339316.
41. ^ Tammann, G. A.; Thielemann, F. K.; Trautmann, D. (2003). "Opening new windows in observing the Universe".
Europhysics News. Diakses tanggal 3 February 2010.
42. ^ Calvert, James B. (28 March 2003). "Celestial Mechanics". University of Denver. Diakses tanggal 21 August
2006.
43. ^ "Hall of Precision Astrometry". University of Virginia Department of Astronomy. Diakses tanggal 10 August 2006.
44. ^ Wolszczan, A.; Frail, D. A. (1992). "A planetary system around the millisecond pulsar PSR1257+12". Nature.
355 (6356): 145–147. Bibcode:1992Natur.355..145W. doi:10.1038/355145a0.
45. ^ Roth, H. (1932). "A Slowly Contracting or Expanding Fluid Sphere and its Stability". Physical Review. 39 (3):
525–529. Bibcode:1932PhRv...39..525R. doi:10.1103/PhysRev.39.525.
46. ^ Eddington, A.S. (1926). Internal Constitution of the Stars. Cambridge University Press. ISBN 9780521337083.
47. ^ "Dark matter". NASA. 2010. Diakses tanggal 2 November 2009. “third paragraph, "There is currently much
ongoing research by scientists attempting to discover exactly what this dark matter is"”
48. ^ a b Johansson, Sverker (27 July 2003). "The Solar FAQ". Talk.Origins Archive. Diakses tanggal 11 August 2006.
49. ^ Lerner, K. Lee (2006). "Environmental issues : essential primary sources". Thomson Gale. Diakses tanggal 11
September 2006.
50. ^ Pogge, Richard W. (1997). "The Once & Future Sun" (lecture notes). New Vistas in Astronomy. Diakses tanggal 3
February 2010.
51. ^ Stern, D. P.; Peredo, M. (28 September 2004). "The Exploration of the Earth's Magnetosphere". NASA. Diakses
tanggal 22 August 2006.
52. ^ Bell III, J. F.; Campbell, B. A.; Robinson, M. S. (2004). Remote Sensing for the Earth Sciences: Manual of
Remote Sensing (edisi ke-3rd). John Wiley & Sons. Diakses tanggal 23 August 2006.
https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 17/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

53. ^ Grayzeck, E.; Williams, D. R. (11 May 2006). "Lunar and Planetary Science". NASA. Diakses tanggal 21 August
2006.
54. ^ Montmerle, Thierry (2006). "Solar System Formation and Early Evolution: the First 100 Million Years". Earth,
Moon, and Planets. Spinger. 98 (1-4): 39–95. Bibcode:2006EM&P...98...39M. doi:10.1007/s11038-006-9087-5.
55. ^ Montmerle, 2006, hal. 87–90
56. ^ Beatty, J.K.; Petersen, C.C.; Chaikin, A., ed. (1999). The New Solar System. Cambridge press. hlm. 70edition =
4th. ISBN 0-521-64587-5.
57. ^ a b Harpaz, 1994, hal. 7–18
58. ^ a b Smith, Michael David (2004). "Cloud formation, Evolution and Destruction". The Origin of Stars. Imperial
College Press. hlm. 53–86. ISBN 1860945015.
59. ^ Harpaz, 1994
60. ^ Harpaz, 1994, hal. 173–178
61. ^ Harpaz, 1994, hal. 111–118
62. ^ Audouze, Jean; Israel, Guy, ed. (1994). The Cambridge Atlas of Astronomy (edisi ke-3rd). Cambridge University
Press. ISBN 0-521-43438-6.
63. ^ Harpaz, 1994, hal. 189–210
64. ^ Harpaz, 1994, hal. 245–256
65. ^ Ott, Thomas (24 August 2006). "The Galactic Centre". Max-Planck-Institut für extraterrestrische Physik. Diakses
tanggal 8 September 2006.
66. ^ Smith, Michael David (2004). "Massive stars". The Origin of Stars. Imperial College Press. hlm. 185–199.
ISBN 1860945015.
67. ^ Van den Bergh, Sidney (1999). "The Early History of Dark Matter". Publications of the Astronomy Society of the
Pacific. 111 (760): 657–660. arXiv:astro-ph/9904251  . Bibcode:1999PASP..111..657V. doi:10.1086/316369.
68. ^ Keel, Bill (1 August 2006). "Galaxy Classification". University of Alabama. Diakses tanggal 8 September 2006.
69. ^ "Active Galaxies and Quasars". NASA. Diakses tanggal 8 September 2006.
70. ^ Zeilik, Michael (2002). Astronomy: The Evolving Universe (edisi ke-8th). Wiley. ISBN 0-521-80090-0.
71. ^ a b c Dodelson, Scott (2003). Modern cosmology. Academic Press. hlm. 1–22. ISBN 9780122191411.
72. ^ Hinshaw, Gary (13 July 2006). "Cosmology 101: The Study of the Universe". NASA WMAP. Diakses tanggal 10
August 2006.
73. ^ Dodelson, 2003, hal. 216–261
74. ^ "Galaxy Clusters and Large-Scale Structure". University of Cambridge. Diakses tanggal 8 September 2006.
75. ^ Preuss, Paul. "Dark Energy Fills the Cosmos". U.S. Department of Energy, Berkeley Lab. Diakses tanggal 8
September 2006.
76. ^ Mims III, Forrest M. (1999). "Amateur Science—Strong Tradition, Bright Future". Science. 284 (5411): 55–56.
Bibcode:1999Sci...284...55M. doi:10.1126/science.284.5411.55. Diakses tanggal 6 December 2008. “Astronomy
has traditionally been among the most fertile fields for serious amateurs [...]”
77. ^ "The Americal Meteor Society". Diakses tanggal 24 August 2006.
78. ^ Lodriguss, Jerry. "Catching the Light: Astrophotography". Diakses tanggal 24 August 2006.
79. ^ Ghigo, F. (7 February 2006). "Karl Jansky and the Discovery of Cosmic Radio Waves". National Radio
Astronomy Observatory. Diakses tanggal 24 August 2006.
80. ^ "Cambridge Amateur Radio Astronomers". Diakses tanggal 24 August 2006.
81. ^ "The International Occultation Timing Association". Diakses tanggal 24 August 2006.
82. ^ "Edgar Wilson Award". IAU Central Bureau for Astronomical Telegrams. Diakses tanggal 24 October 2010.
83. ^ "American Association of Variable Star Observers". AAVSO. Diakses tanggal 3 February 2010.
84. ^ Kroupa, Pavel (2002). "The Initial Mass Function of Stars: Evidence for Uniformity in Variable Systems".
Science. 295 (5552): 82–91. arXiv:astro-ph/0201098  . Bibcode:2002Sci...295...82K.
doi:10.1126/science.1067524. PMID 11778039. Diakses tanggal 28 May 2007.
85. ^ "Complex Life Elsewhere in the Universe?". Astrobiology Magazine. Diakses tanggal 12 August 2006.
86. ^ "The Quest for Extraterrestrial Intelligence". Cosmic Search Magazine. Diakses tanggal 12 August 2006.
87. ^ "11 Physics Questions for the New Century". Pacific Northwest National Laboratory. Diarsipkan dari versi asli
tanggal 3 February 2006. Diakses tanggal 12 August 2006.
88. ^ Hinshaw, Gary (15 December 2005). "What is the Ultimate Fate of the Universe?". NASA WMAP. Diakses
tanggal 28 May 2007.

Daftar pustaka
Forbes, George (1909). History of Astronomy. London: Plain Label Books. ISBN 1603031596. Bisa didapat
melalui Project Gutenberg (http://www.gutenberg.org/etext/8172), Google books (http://books.google.com/books?i
https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 18/19
8/12/2019 Astronomi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

d=hcLXcpUDqPgC&printsec=frontcover)
Harpaz, Amos (1994). Stellar Evolution. A K Peters, Ltd. ISBN 9781568810126.

Pranala luar

Organisasi Dalam Negeri


Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung (http://www.as.itb.ac.id/)
Observatorium Bosscha (http://bosscha.itb.ac.id/)
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (http://www.lapan.go.id/)

Organisasi Internasional
International Astronomical Union (http://www.iau.org/)
American Association of Variable Star Observers (http://www.aavso.org/)
Durham Region Astronomical Association (http://www.drastronomy.com/)
National Optical Astronomy Observatories (http://www.noao.edu/)
North York Astronomical Association (http://www.nyaa-starfest.com/)
Royal Astronomical Society of Canada (http://www.rasc.ca/)
Royal Astronomical Society (UK) (http://www.ras.org.uk/)
Czech Astronomical Society (http://www.astro.cz/)
Herzberg Institute of Astrophysics (http://www.hia-iha.nrc-cnrc.gc.ca/)
Saint Louis Astronomical Society (http://www.slasonline.org/)
Cassini Imaging Laboratory (http://ciclops.lpl.arizona.edu/)
Open Encyclopedia Project (http://open-site.org/Science/Astronomy/)

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Astronomi&oldid=15160260"

Halaman ini terakhir diubah pada 7 Juni 2019, pukul 06.26.

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku.
Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi 19/19

Anda mungkin juga menyukai