Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS SIMULASI ANTRIAN TRUCK SUPPLY SEMEN


PADA INDUSTRI BETON READY MIXED PT WIJAYA
KARYA BETON TBK

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna


Memperoleh Gelar S1 Teknik Industri

Oleh :
Eko Pramuda Triwardana
NIM.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk


mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi, biaya karena
memberikan pelayanan tambahan, akan menimbulkan pengurangan keuntungan
mungkin sampai di bawah tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya, sering timbulnya
antrian yang panjang akan mengakibatkan hilangnya langganan atau nasabah.

Dalam upaya mewujudkan tujuan negara Indonesia, pemerintah


melakukan pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah rangkaian
upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, untuk melaksanakan tugas
mewujudkan tujuan nasional sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Rangkaian upaya

1
pembangunan tersebut memuat kegiatan pembangunan yang berlangsung tanpa
henti, dengan menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari generasi demi
generasi.
Pembangunan nasional tidak bisa lepas dari pembangunan infrastruktur.
Pembangunan infrastruktur yang terus digencarkan oleh pemerintah diharapkan
dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Anggaran negara untuk pembangunan infrastruktur sendiri telah mencapai Rp,
415 triliun pada tahun 2019 (Kemenkeu, 2019). Meningkatnya investasi dan
meningkatnya devisa negara melalui pariwisata, perdagangan, industry maupun
dari sektor lainnya semakin terbuka lebar dengan perbaikan dan dukungan
pembangunan infrastruktur fisik suatu wilayah.
Industri semen adalah salah satu industri manufaktur yang penting untuk
menunjang pembangunan infrastruktur di Indonesia. Proses produksi semen akan
menghasilkan emisi CO2. Emisi CO2 ini berasal dari pembakaran batubara dan
dari proses kalsinasi. Emisi CO2 akan berpengaruh terhadap efek gas rumah
kaca. Secara global, industri semen menyumbang CO2 sebesar 4%. Selain gas
rumah kaca, industri semen juga menghasilkan emisi lain seperti NOx, SO2, PM,
CO, logam berat, partikulat, dan lain-lain. Emisi tersebut juga memiliki dampak
terhadap manusia, diantaranya dampak terhadap pernapasan, asidifikasi, toksik
terhadap manusia dan potensi dampak lainnya.
Emisi gas rumah kaca sendiri di Indonesia pada 2015, menurut
carbonbrieaf adalah sebesar 2.4 miliar ton CO2 equivalent atau terbesar keempat
didunia. Emisi tersebut menyumbang sejumlah 4.8% emisi dunia. Besaran emisi
tersebut berasal dari beragai provinsi. Lima besar penyumbang emisi di Indonesia
adalah Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, dan Lampung.
Penyumbang emisi tiga besar di Indonesia berasal dari sector Pertanian dan
Kehutanan, Energi Transportasi dan Industri, dan Limbah. Dari sector energi
transportasi dan industry sendiri menyumbang emisi gas rumah kaca sebesar
93.22 juta ton CO2 equivalent.
Kondisi besarnya emisi gas rumah kaca oleh industri, memaksa industri
untuk berperan dalam menjaga keberlangsungan hidup, termasuk di industri
semen. Hubungan antara dampak ekonomi, sosial serta lingkungan sangatlah erat.

2
Social Economic Council of Netherland (SER) menekankan bahwa kontribusi
perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat tidak terbatas pada penciptaan nilai
ekonomi saja, namun juga harus memperhatikan ciptaan nilai pada tiga bidang,
mengacu pada Triple-P bottom line, antara lain profit, people dan planet. Untuk
mengetahui pengaruh industri terhadap lingkungan diperlukan pengawasan dan
pelaporan dari dampak-dampak yang ditimbulkan dari industri. Pelaporan dampak
yang ditimbulkan dapat menggunakan LCA.
Life Cycle Analysis (LCA) atau sering juga disebut Life Cycle Assessment
dapat digunakkan untuk menganalisis keseluruhan siklus dari proses produksi
hingga pengolahan limbah yang digunakan untuk mengetahui jumlah energi,
biaya, dan dampak lingkungan yang disebabkan oleh tahapan daur hidup produk
dimulai dari saat pengambilan bahan baku sampai dengan produk itu selesai
digunakan oleh konsumen. Dengan LCA tersebut akan diketahui impact produksi
semen terhadap lingkungan. Sebagai contoh, Devia, dkk melakukan penelitian
LCA pada produksi semen PCC. Dari Analisa tersebut didapatkan hasil bahwa
emisi yang dihasilkan dalam memproduksi semen PCC sebesar 757,774 kg/ton
semen.
Penelitian yang dilakukan diatas adalah penelitian dengan mengambil
data-data dalam pembuatan semen PCC secara umum. Penelitian yang akan
dilakukan penulis kali ini akan menggunakan metode LCA untuk mengetahui
dampak lingkungan yang dihasilkan oleh secara langsung dan berdasarkan data
real di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk yang berlokasi di kabupaten Tuban,
Jawa Timur, dimana Jawa Timur merupakan salah satu penghasil gas rumah kaca
terbesar di Indonesia. Penelitian akan dilakukan hanya pada bagian proses
produksi, dengan pertimbangan penyumbang terbesar emisi dan dampak
lingkungan berasal dari industri semen berasal dari proses produksi. Dari
penelitian ini diharapkan dapat mengetahui dampak lingkungan yang ditimbulkan
dari proses produksi semen di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:

3
1. Bagaimana model Life Cycle Assesment (LCA) diterapkan pada Proses
Produksi Semen Di Pt. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Plant Tuban guna
mengetahui impact produksi semen terhadap lingkungan?
2. Adakah opportunity untuk mengurangi impact produksi semen demi
keberlangsungan lingkungan?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari
penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Melakukan studi impact proses produksi semen terhadap lingkungan dengan
metode Life Cycle Assesment (LCA).
2. Mengambil langkah untuk mengurangi impact produksi semen terhadap
lingkungan.

1.4. Batasan Masalah


Agar penelitian ini terfokus pada pemecahan masalah yang telah
dirumuskan sebelumnya maka penelitian dilakukan dengan menggunakan
batasan-batasan sebagai berikut:
1. Lokasi studi di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Desa Sumber arum
Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur
2. Metode yang digunakan adalah Life Cycle Analysis (LCA) atau sering juga
disebut Life Cycle Assessment.
3. Data yang digunakan berdasarkan data produksi selama satu tahun di tahun
2019.
4. Penelitian yang dilakukan tidak memperhitungkan biaya-biaya yang timbul.

1.5. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari peneltiian ini adalah untuk mengetahui efek dari
proses produksi semen terhadap keberlangsungan lingkungan hidup, yang
terutama dapat dimanfaatkan bagi :
1. Peneliti

4
a. Sebagai suatu percobaan yang dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
untuk melakukan penelitian selanjutnya.
b. Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan cara berfikir bagi penulis,
tentang pentingnya peran industri dalam menjaga lingkungan
2. Bagi Perusahaan
Hasil studi diharapkan dapat menjadi acuan oleh perusahaan dalam
melakukan proses produksi yang rama lingkungan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI


2.1.1. Teori Antrian
Menurut Siagian (2003), antrian adalah suatu garis tunggu dari
pelanggan yang membutuhkan layanan oleh satu atau lebih pelayanan.
Studi matematika dari kejadian garis tunggu inilah yang disebut teori
antrian, kejadian garis tunggu yang terjadi diakibatkan oleh kebutuhan
layanan yang melebihi kemampuan pelayanan, sehingga pelanggan yang
tiba tidak bisa segera mendapat layanan, disebabkan oleh kesibukan
pelayanan (J Liberman, 1994).
Menurut Agus Ahyari (1986) Teori Antrian sering disebut sebagai
waiting line theory, atau queuing theory dikembangkan oleh ahli
metematik Denmark yang bernama A.K. Erlang. Teori antrian
mempunyai aplikasi yang luas untuk alat operasi manajemen di
perusahaan yakni untuk membantu bagaimana perusahaan menentukan
waktu dan fasilitas yang sebaik-baiknya agar dapat melayani pelanggan
dengan efisien. sehingga perlu diperhitungkan antara ekstra biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk menambah fasiiitas service baru dengan
kerugian-kerugian konsumen karena harus menunggu apabiia tidak
diadakan penambahan fasilitas baru

2.1.1.1 Elemen – Elemen Pokok dalam Sistem Antrian


Menurut Pangestu, dkk., 1989 elemen pokok dalam sistem antrian yaitu:
a. Sumber masukan (Input)
Sumber masukan dari suatu sistem antrian dapat terdiri atas
suatu populasi orang, barang, komponen atau kertas kerja yang
datang pada sistem untuk dilayani.

b. Pola kedatangan
Cara individu-individu dari populasi memasuki sistem disebut
pola kedatangan (arrival pattern). Individu-individu mungkin datang
dengan tingkat kedatangan (arrival rate) yang konstan ataupun

6
acak/random (yaitu beberapa banyak kedatangan individu-individu
per periode waktu). Distribusi probabilitas Poisson adalah salah satu
dari pola-pola kedatangan yang paling sering (umum) bila
kedatangan-kedatangan didistribusikan secara
random. Hal ini terjadi karena distribusi Poisson menggambarkan
jumlah kedatangan per unit waktu bila sejumlah besar variabel-
variabel random mempengaruhi tingkat kedatangan. Bila pola
kedatangan individu-individu mengikuti suatu distribusi Poisson,
maka waktu antar kedatangan atau
interarrival time (yaitu waktu antara kedatangan setiap individu)
adalah random dan mengikuti suatu distribusi eksponensial
(exponential
distribution).
c. Disiplin antrian
Disiplin antrian menunjukkan pedoman keputusan yang
digunakan untuk menyeleksi individu-individu yang memasuki
antrian utnuk dilayani terlebih dahulu (prioritas). Disiplin antrian
yang paling umum adalah pedoman first
come first served (FCFS), yang pertama kali datang pertama kali
dilayani. Tetapi bagaimanapun juga ada beberapa tipe disiplin
antrian lainnya yang dapat termasuk dalam model-model matematis
antrian.
d. Panjang Antrian
Banyak sistem antrian dapat menampung jumlah individu-
individu yang relatif besar, tetapi ada beberapa sistem yang
mempunyai kapasitas terbatas. Bila kapasitas antrian menjadi faktor
pembatas besarnya jumlah individu yang dapat dilayani dalam
sistem secara nyata, berarti sistem mempunyai kepanjangan antrian
yang terbatas (finite).
e. Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan sangat erat kaitannya dengan waktu
pelayanan. Waktu pelayanan merupakan waktu yang digunakan
untuk melayani individuindividu dalam suatu sistem disebut waktu
pelayanan (service time). Waktu ini mungkin konstan, tetapi juga
sering acak (random). Jika waktu pelayanan konstan, maka waktu
yang diperlukan untuk melayani setiap pelanggan sama. Walaupun
distribusi Poisson dan distrubusi eksponensial adalah distribusi yang
paling sering digunakan untuk menggambarkan tingkat kedatangan
dan waktu pelayanan, tidak semua kedatangan dan pelayanan dapat
secara tepat digambarkan oleh distribusi tersebut.

f. Keluar (Output)

7
Sesudah seseorang (individu) telah selesai dilayani, dia keluar
dari sitem. Individu yang keluar dari sistem mungkin saja bergabung
pada satu diantara kategori populasi baik populasi asal yang
mempunyai probabilitas asal yang sama untuk memasuki sistem
kembali, atau dapat saja bergabung dengan populasi yang lebih kecil
dalam hal kebutuhan pelayanan tersebut kembali.

2.1.1.2 Struktur teori antrian

2.1.2. Model Simulasi


2.1.3. Industri Beton Ready mix
Beton ready mix atau yang lebih dikenal dengan beton cair
merupakan rangkaian bahan yang terdiri dari campuran material beton
yang terdiri dari batu split, semen, pasir dan air. Campuran material
khusus tersebut diformulasikan secara khusus sehingga membentuk beton
cair siap pakai. Berbekal kerjasama dengan beberapa penyedia material
beton, WIKA Beton kemudian memutuskan untuk menguasai pangsa
pasar beton ready mix ini. Sampai akhirnya pengerjaan produk beton
ready mix ini dilakukan oleh satu divisi khusus bernama Divisi
Pengelolaan Material (DPM).(WIKA,

Distribusi produk beton segar melalui kendaraan truck mixer atau yang
kerap disebut sebagai truk molen. Isi dari tabung molen tersebut ialah
beton segar, yang dikirimkan dari pabrik beton menuju lokasi
pembangunan yang dituju. Dalam proses pengiriman tersebut, terdapat
dua jenis metode proses pengadukannya yang pertama adalah material
dan air diaduk di dalam tabung truk molen atau yang disebut dengan dry
concrete. Adapun metode lain dalam pengadukan material yaitu
pengadukan di batching plant sehingga material yang masuk ke dalam
truk molen adalah beton segar siap pakai atau yang disebut dengan
istilah wet concrete. Agar stabilitas kekentalan beton segar dalam truk
molen tersebut terjaga, maka harus melalui proses agitasi atau memutar
tabung.

Setiap truk molen yang sudah diisi dengan beton siap pakai,
harus segera diberangkatkan ke lokasi proyek pembangunan. Namun
sebelum diberangkatkan, setiap perusahaan harus melakukan
pemeriksaan meliputi bahan yang dibawa, kondisi kendaraan, serta
kelengkapan dokumen yang berisi informasi jam pengantaran serta isi
muatan yang dibawa. Bila sesampainya di proyek pembangunan jumlah
isi muatan tak sesuai angka yang tertera pada surat, maka pimpinan
proyek berhak menolak menerima beton yang dikirim. Oleh sebab itu

8
truk molen tidak boleh berkeliaran membawa beton siap pakai, tanpa
penutup pada bagian corongnya. Hal ini berguna untuk menghindari
terjadinya produk yang tercecer dalam perjalanan. Setelah sampai pada
lokasi tujuan dan pimpinan proyek menyatakan seluruh isi muatan boleh
dikeluarkan, maka setelah itu sembari diputar, sejumlah besar air akan
dicurahkan ke isi tabung molen hingga tak ada lagi sisa beton segar di
dalamnya.

2.2 KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka dalam penelitian ini digunakan sebagai acuan untuk menggali
informasi dari penelitian penelitian sebelumnya guna mendapatkan teori yang
berkaitan dengan judul yang penulis gunakan. Adapun penelitian-penelitian yang
digunakan antara lain:

No Nama Peneliti, Judul Tujuan Hasil


Tahun
1. Dang Vu Hai Application Of Mengaplikasi Penggunaan model
dan Manoon Queuing Theory kan teori antrian (M / M / 1)
Masniyom,2019 In Analysing antrian dalam membuktikan
Shove menganalisis keunggulannya
Truck Haulage karakteristik dalam
System In Viet operasi menganalisis
Nam Surface sistem kinerja sistem
Mine shovel-truck pengangkutan
untuk dimana diperoleh
pengambilan hasil yang optimal
keputusan ketika pengiriman
agar dilakukan oleh 3
mendapat truk untuk 1
biaya operasi shovel.
yang optimal
2 Hermanto MZ, Analisis Sistem Menganalisis Hasil simulasi
Irnanda Pratiwi, Antrian Dengan sistem antrian promodel

9
Tolu Tamalika, Metode pada kantor diperolah
Iskandar Husin, Simulasi BPJS Pelayanan yang
2019 ketenagakerja optimum untuk
an Cabang mengatasi antrian
Palembang pada loket BPJS
Ketenagakerjaan
yakni dengan
menambah 1
server sehingga
menjadi 4 server.r
3. Ekra Sanggala, Analisis Sistem Menentukan Jumlah operator
Erna Mulyati, Antrian Untuk jumlah angkut di PT.
Nadia Rahma Menentukan operator POS Indonesia
Desta Putri, Jumlah angkut (Persero) Kantor
2019 Operator yang Mail
Angkut Yang optimum Processing Center
Optimum dengan 50400 Semarang
Dengan Metode meminimalka yang
Teori n waktu optimum adalah
Antrian Untuk keterlambata dengan
Meminimalkan ndi PT Pos menentukan 6
Waktu Indonesia operator angkut
Keterlambatan Kantor Mail unloading dan 17
Pengiriman Processing operator
Kantong Surat Center angkut sorting
Dan Barang Semarang
Prioritas Di Pt. 50400
Pos
Indonesia
(Persero) Kantor
Mail Processing
Center (Mpc)
Semarang

10
50400

Penelitian-penelitian diatas menunjukkan bahwa metode antrian mampu


membantu penarikan solusi antrian pelayanan. Maka dari itu penulis menyusun
penelitian yang berbeda dari penelitian diatas untuk mengatasi antrian truck
supply semen di PT. Wijaya Karya Beton Tbk dimana se

11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini antrian truck supply pada industry
beton ready mixed di PT Wijaya Karya Beton Tbk.

3.2. Teknik Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh pentelii untuk
menjawab masalah penelitiannya sedangkan data sekunder adalah data yang

diperoleh peneliti dari sumber-sumber yang telah ada (Istijanto, 2006). . Dalam
hal ini, metode - metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Observasi
Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka mengumpulkan data
yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui proses pengamatan
langsung di lapangan dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang
mereka saksikan selama penelitian (W. Gulo, 2002).
2. Wawancara

Studi lapangan yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan


pengamatan secara langsung ke instansi bersangkutan, serta menganmbil
data dari Central Control Room, dari dokumen-dokumen proses eksploitasi
dan proses produksi. Data-data yang diambil adalah sebagai berikut,

Tabel 3.1. Jenis Sumber Data Penelitian

No Jenis Data Metode Pengambilan Data Durasi Data Sumber Data


1 Neraca Massa Produksi Data Sekunder Data 1 tahun pada 2019 Data produksi SIG
2 Data Bahan Bakar Data Sekunder Data 1 tahun pada 2019 Data produksi SIG
3 Data Energi Listrik Data Sekunder Data 1 tahun pada 2019 Data produksi SIG
4 Daa Pemantauan dari Cerobong Data Sekunder Data 1 tahun pada 2019 Data produksi SIG
5 Data Audit Energi Data Sekunder Data 1 tahun pada 2019 Data produksi SIG
6 Data Flow Proses Produksi Data Sekunder - Data Design
7 Data Penambangan Data Sekunder Data 1 tahun pada 2019 Data produksi SIG

12
3.3.1. Kerangka Penelitian
Data penelitian ini terdapat beberapa tahap dalam melakukan pengolahan data
yaitu:

Langkah dalam penelitian ini yaitu:

Mulai

Studi Pustaka

Merumuskan Masalah

Tujuan Penelitian

Studi Pustaka dan Studi


Lapangan

Pengumpulan data

Pengujian Data

Pengolahan Data

Intepretasi Hasil

Pembahasan

Kesimpulan

13
Selesai

14
Gambar 3.1. Tahapan Penelitian

15
3.3. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan paad tahun 2020 dari Bulan Februari– Juli. Timeline penelitian ni
dapat dilihat pada bahan dibawah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Istijanto, (2006), Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.


Gramedia Pustaka Utama
https://www.wika-beton.co.id/artikel-det/Transportasi-Beton-
Segar-Readymix-dengan-Truk-Molen5/ind
https://www.wika-beton.co.id/artikel-det/Tak-Hanya-Beton-
Pracetak-Kini-WIKA-Beton-Kembangkan-Beton-Ready-
Mix56/ind

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo


Alshop, A Philip.2004. Cement Plant Operation Handbook. Switzerland:
Tradeship Publications Ltd.
Ambarsari, Nunik & Anityasari, Maria. Analisa Life Cycle Assessment (Lca) Dan
Life Cycle Cost (Lcc) Pada Pemasaran Online Dan Offline Pada Produk
Kustomisasi Kaos. Surabaya: ITS.
Atmaja, I Gde Dharma. 2015. Industri Semen Dan Emisi Carbon Dioxide (Co2)
Di Pulau Jawa. ISSN No. 1978-3787.
Cembureau. 2019. Sustainable cement production. Belgium.
Cembureau. Integrated Strategic Energy Technology Plan. Belgium:
https://setis.ec.europa.eu/system/files/integrated_set-
plan/cembureau_input_action6_0.pdf
Devia, dkk. 2017. Life Cycle Assessment (LCA) Produk Semen Portland Komposit
Studi Kasus :PT x). Jurnal Teknik Lingkungan Volume 23 Nomor 2.
Dr. Salah, Basil. 2010. Concrete Technology. Available:
http//:www.uotechnology.edu.iq/.
EPA. 2016. Climate Change Indicators in the United States: Global Greenhouse
Gas Emissions.
European Commission. 2016. Continue efforts to make EU industry less energy
intensive and more competitive. Available:

17
https://ec.europa.eu/research/industrial_technologies/sustainable-process-
industry_en.html
Georgia Institute of Technology, et,al. 2010. AIA Guide to Building Life Cycle
Assessment in Practice. Washinton, DC : The American Institute of
Architects
Greenhouse gas. Britnica Online Encyclopedia. Available:
https://www.britannica.com/print/article/683450
Hermawan, dkk. 2013. Peran life cycle analysis (lca) pada material konstruksi
dalam Upaya menurunkan dampak emisi karbondioksida pada efek gas
Rumah kaca(031k). Surakarta: UNS.
http://visual.kemenkeu.go.id/anggaran-infrastruktur-apbn-2019/. Diakses online
pada 29 April 2020.
https://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/1171. Diakses online pada 11 April
2020
https://wri-indonesia.org/id/blog/6-hal-yang-tidak-kita-ketahui-tentang-emisi-
indonesia-dan-aksi-iklim-lokal. Diakses online pada 26 Mei 2020.
https://www.carbonbrief.org/profil-carbon-brief-indonesia. Diakses online pada
26Mei 2020.
Ifdholy, Muhamad. 2018. Life Cycle Assessment (LCA) Produk Tempe (Studi
Kasus: Rumah Tempe Indonesia, Bogor, Jawa Barat). Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
ISO 14040, 1997. Environmental management - Life cycle assessment -
Principles and framework. Switzerland.
Jensen,Allan Astrup, et, al. 1997. Life Cycle Assessment (LCA) A guide to
approaches, experiences and information sources. Denmark: European
Environment Agency
Kementrian Keuangan. 2012. Kodifikasi dan Effektivitas Kebijakan Fiskal untuk
Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca pada Industri Semen, Baja & Pulp.
Jakarta.
Nugraha, Ahmad Zaky. 2017. Life Cycle Assessment (LCA) Produk Semen di PT.
Indocement Tunggal Prakarsa. Bogor.
Pranolo, Sunu Herwi. 2019. Life cycle analysis of palm kernel shell gasification
for supplying heat to an asphalt mixing plant. Jurnal Waste Disposal &
Sustainable Energy (2020) 2:55–63.
Suryadarmawan, Viditwo Ashari. 2014. Analisis CRADLE-TO-GRAVE Produk
Batik Cabut (Studi Kasus: Griya Batik Gress Tenan Laweyan). Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

18
Tukker, Alnord, et,al. 2002. Handbook on Life Cycle Assessment. USA: Kluwer
Academic Publishers.
Vadoudi, Kiyan, et,al. Toward Sustainable Manufacturing through PLM, GIS and
LCA interaction. France: University of Technology of Troyes.
Watson, R.T, et,al. 1992. Climate Change. Australia: Press Syndicate of the
University of Cambridge.
WHO. 2013. Health effects of particulate matter. Denmark

19

Anda mungkin juga menyukai