BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan masyarakat menuju bangsa yang maju dan mandiri
membutuhkan adanya pengembangan dalam berbagai aspek, khususnya di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi ini merujuk pada percepatan peningkatan sumber daya manusia
agar mampu bersaing dengan era kemajuan teknologi menuju pembaharuan
dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Salah satu sektor yang menunjang pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta sebagai tolok ukur kemajuan perekonomian dan
kesejahteraan rakyat suatu bangsa adalah sektor industri. Di Indonesia, sektor
industri merupakan tulang punggung perekonomian dan pembangunan
bangsa. Sejalan dengan hal tersebut, diperlukan peranan dari akademisi untuk
berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia, baik berupa
sumbangan inovasi, pemikiran, maupun tenaga.
Perguruan Tinggi sebagai bagian dari akademisi dibina dan
dikembangkan untuk mempersiapkan para mahasiswa menjadi Sumber Daya
Manusia (SDM) yang memiliki hardskill dan softskill yang seimbang
sekaligus tanggap terhadap kebutuhan pembangunan dan pengembangan
IPTEK sehingga dapat dijadikan bekal pengabdian masyarakat.
Pengembangan sumber daya manusia di perguruan tinggi dilaksanakan
melalui kegiatan belajar mengajar, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
PT Semen Indonesia (Persero) merupakan salah satu produsen semen
terkemuka di Indonesia. Dengan kualitas yang sangat baik karena
menggunakan bahan baku bermutu tinggi dan menformulasikannya dengan
tepat serta menerapkan prosedur kontrol mutu yang dilengkapi dengan
pengujian di Laboratorium menjadikan produk semen yang dihasilkan
memiliki kualitas yang baik dan dipercaya oleh konsumen.
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu industri
penghasil semen dengan kapasitas produksi mencapai 30.000.000 ton/tahun.
Produk yang dihasilkan di Semen Indonesia yaitu tipe Ordinary Portland
Cement (OPC), Portland Pozzolan Cement (PPC), dan Special Blended
Cement (SBC). Semen memiliki peranan penting dalam bidang industri.
Indonesia sebagai negara berkembang masih terus melakukan pembangunan
di segala bidang. Beberapa pembangunan di Indonesia yang menggunakan
produk PT Semen Indonesia diantaranya renovasi Candi Borobudur dan
pembangunan Masjid Istiqlal. Serta pembangunan jembatan Suramadu yang
menggunakan tipe khusus yaitu SBC (Special Blended Cement). Keberhasilan
Analisa data, diskusi dan konsultasi data yang didapat dengan Dosen
pembimbing ataupun dengan pembimbing lapangan.
Pembahasan dan perumusan masalah.
Menyimpulkan hasil pembahasan dan penyelesaian akhir.
BAB II
PROFIL PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk
2.1 Sejarah
Pada tahun 1935 - 1938, Ir. Van Es mengadakan survei di daerah Gresik
Jawa Timur ternyata daerah tersebut banyak mengandung batu kapur dan
tanah liat yang merupakan bahan dasar semen. Pemerintah Hindia Belanda
setelah mengetahui hal itu bermaksud mendirikan pabrik Semen di Gresik,
tetapi tidak terwujud karena pecah perang dunia
ke-2.
Bapak Drs. Moh. Hatta pada tahun 1950 berusaha untuk memprakarsai
berdirinya pabrik semen di Gresik. Pada tahun 1951 oleh Dr. F. Lauver dan
Dr. A.Kraef dari Jerman mengadakan penyelidikan secara intensif terhadap
batu kapur dan tanah liat di daerah Gresik. Pada tahun 1953 tepatnya pada
tanggal 25 Maret 1953 pemerintah RI menugaskan Bank Industri Negara
(BAPINDO) untuk membentuk badan hukum NV di pabrik Semen Gresik
dengan akta notaris No. 14 dari Raden Master Soemandi di Jakarta dan yang
ditunjuk sebagai Komisaris Dirut adalah bapak Ir.Ibrahim bin Moh Zahier.
.
Gambar.2.3 Logo PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
(sumber : http://www.semenindonesia.com/)
Keterangan Gambar :
1. Limestone Crusher 8. Electrostatic Precipitator
2. Clay Crushing 9. Coal Mill
3. Clay Storages 10. Blending Silo
4. Limestone storages 11. Suspension Preheater
5. Raw Material 12. Rotary Kiln
6. Iron Silica Storages 13. Clinker Cooler
7. Raw mill 14. Clinker Storages
Berikut ini adalah tugas, wewenang dan tanggung jawab Dewan Direksi yang
ada di PT.Semen Indonesia (Persero) Tbk. yaitu :
A. Direktur Utama
Bertugas memimpin dan bertanggung jawab secara mutlak terhadap
seluruh operasional pabrik, termasuk didalamnya adalah penandatanganan
Memorandum Of Understanding. Direktur Utama membawahi langsung
Direktur Pemasaran, Direktur Produksi, Direktur Sumber Daya Manusia,
Direktur Pengembangan Usaha dan Strategi, Direktur Litbang dan
Operasional, Direktur Keuangan. Tim Office of The CEO, Internal Audit,
Sekretaris Perusahaan, dan Departemen Pengelolaan Sosial dan
Lingkungan Korporasi.
B. Direktur Pemasaran
Bertugas untuk meningkatkan permintaan serta bertanggung jawab dalam
masalah penjualan dan perencanaan transportasi dan berhak mengambil
kebijakan tertentu tanpa dicampuri pihak lain dalam sistem pemasarannya.
Direktur pemasaran membawahi satu tim dan tiga departemen, yaitu Tim
Strategi dan Kebijakan, Departemen Pengembangan Pemasaran,
Departemen Penjualan, Departemen Distribusi dan Trasportasi.
C. Direktur Produksi
Bertugas mengawasi kegiatan proses produksi serta bertanggung jawab
pada pelaksanaan kegiatan produksi mulai dari pengadaan bahan baku
sampai dihasilkan produk semen. Direktur Produksi membawahi Tim
Peningkatan Produktivitas Group, Departemen Produksi Bahan Baku,
Depertemen Produksi Terak, Departemen Produksi Semen, dan
Departemen Teknik.
D. Direktur Sumber Daya Manusia
Bertanggung jawab dalam mengawasi sumberdaya manusia, baik
pengembangan, manajeman resiko yang kemungkinan terjadi serta
menangani sarana umum yang berfungsi untuk menunjang produktifitas
sumbee daya manusia. Direktur Sumber Daya Manusia membawahi Tim
Pengembangan SDM Group, Departemen Hukum dan Manajeman Risiko,
Departemen Sumber Daya Manusia, dan Departemen Sarana
Umum.
E. Direktur Pengembangan Usaha dan Strategi
Bertugas dan bertanggung jawab dalam pengembangan usaha dan strategi
baru dengan mengembangkan perusahaan, pengembangan energi, dan
perluasan bahan baku sehingga dapat menghasilkan produk-produk yang
lebih baik. Direktur ini membawahi Departeman Pengelolaan Capex
Group, Departemen Pengembangan Perusahaan, Tim Pengembangan
Energi Group, Tim Perluasan Bahan Baku Group.
studi kasus laboratorium pengujian. Oleh karena itu untuk dikemudian hari
dapat diharapkan terlaksananya kajian lanjutan yang lebih solid, utuh, dan
terpadu, dimana outputnya dapat memberikan manfaat dan dampak yang
luas terhadap daya saing laboratorium-laboratorium uji.
Sistem manajemen tersebut mempersyaratkan continuous
improvement. Untuk menjamin terlaksananya continuous improvement,
Semen Indonesia menerapkan Sub Sistem: Gugus Kendali Mutu (GKM),
Sistem Saran (SS), 5R dan Total Productive Maintenance (TPM).
Selanjutnya Perseroan akan mengembangkan Sistem Informasi
Manajemen Risiko yang terintegrasi dengan sistem-sistem informasi yang
sudah berjalan sehingga dapat memberikan suatu peringatan dini terhadap
risiko-risiko yang ada. Sistem informasi ini merupakan wujud dari
pemantauan terhadap perkembangan status risiko Perseroan yang sudah
teridentifikasi dan berada di dalam proses pengendalian.
Pada tahun 2003 dilakukan penyempurnaan dan integrasi system
manajemen yang ada. Hasil integrasi sistem manajemen tersebut,
dinamakan Sistem Manajemen Semen Indonesia (SMSG) yang meliputi:
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000
Sistem Manajemen Lingkungan (SML)
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Sistem Manajemen Laboratorium
API Monogram
Peraturan Kerja
Ada beberapa hal yang akan dijelaskan yaitu mengenai jam kerja,kinerja
karyawan dan penggajian. Berdasarkan jam kerja, PT Semen Indonesia
menerapkan 2 jenis jam kerja, jam kerja shift dan jam kerja reguler. Jam kerja
shift dibutuhkan bagi keberlangsungan proses produksi yang berjalan 24 jam
nonstop. Pekerjaan yang tidak berkaitan langsung dengan proses produksi
diberlakukan jam kerja reguler bagi karyawan yang ditugaskan pada posisi
tersebut.
Hari kerja perusahaan untuk karyawan reguler adalah lima hari kerja
dalam satu minggu dengan pembagian shift sebagai berikut:
Shift I dari pukul 07.30 – 16.30 WIB
Shift II dari pukul 16.00 – 23.30 WIB
Shift III dari pukul 23.00 – 07.30 WIB
PT Semen Indonesia melakukan evaluasi kinerja karyawan –
karyawannyan melalui penilaian kerja dari masing – masing karyawan.
Penilaian dilakukan oleh atasan yang setingkat di atas karyawan yang
bersangkutan. Penilaian kinerja karyawan dikelompokkan menjadi dua yaitu
karyawan staf dan karyawan pelaksana yang masing – masing mempunyai
parameter penilaian.
Penggajian karyawan PT Semen Indonesia adalah sistem bulanan. Gaji
rutin diberikan di akhir bulan dengan rincian gaji dan tunjangan. Selain gaji
rutin, karyawan PT Semen Indonesia juga bisa mendapatkan insentif kerja
yang diberikan 3 bulan sekali dan jasa produksi yang diberikan apabila
produksi pabrik mencapai target yang ditetapkan.
2.6 Produk
Semen utama yang diproduksi adalah semen Portland Tipe II-V (Non-OPC).
Juga memproduksi berbagai tipe khusus dan semen campur (mixed cement),
untuk penggunaan yang terbatas. Berikut ini penjelasan mengenai jenis semen
yang diproduksi serta penggunaannya:
a. Semen OPC (Ordinary Portland Cement) / Semen Tipe I
OPC (OrdinaryPortlandCement) adalah semen hidrolis yang dihasilkan
dengan cara menggiling klinker semen Portland terutama yang terdiri
dari kalsium silikat yang bersifat hidrolis bersama-sama bahan tambahan
berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh
ditambah bahan lain. Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum
dengan kekuatan tekan tinggi yang tidak memerlukan persyaratan khusus
seperti: bangunan bertingkat, jembatan, jalan raya, lapangan udara, dan
lain-lain. Semen Portland terutama terdiri dari oksida kapur(CaO), oksida
silika (SiO2), oksida alumina (Al2O3), oksida besi (Fe2O3). Kandungan
keempat oksida tersebut kurang lebih 95% dari berat semen dan biasanya
disebut major oxides, sedangkan sisanya sebanyak 5% terdiri dari oksida
magnesium (MgO) dan oksida lain
Selain lebih putih, produk semen putih Semen Gresik memiliki banyak
keunggulan seperti lebih hemat, lebih rekat dan lebih kuat.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Semen
Dalam pengertian umum semen adalah bahan yang mempunyai sifat
adhesive dan cohesive, digunakan sebagai bahan pengikat (bonding,material)
yang dipakai bersama-sama agregat (kasar dan halus). Semen dibagi atas dua
kelompok :
Semen Hidrolis adalah semen yang dapat mengeras dalam air,
menghasilkan padatan yang stabil dalam air.
Semen Non Hidrolis adalah semen yang tidak dapat mengeras dalam air
atau tidak stabil dalam air.
Pembuatan semen yaitu dengan cara membakar campuran batu kapur, tanah
liat, pasir silika, dan pasir besi dengan perbandingan tertentu. Hasil
pembakaran ini disebut clinker atau terak yang mengandung senyawa utama
semen yaitu :
a. Trikalsium silicate : 3CaO.SiO2 atau C3S
b. Dicalsium silicate : 2CaO.SiO2 atauC2S
c. Tricalsium aluminat : 3CaO.Al2O3 atau C3A
d. Tetracalsium aluminat ferrit : 4CaO.Al2O3.Fe2O3 atau C4AF
Keuntungan :
1. Pencampuran dari komposisi slurry lebih mudah karena berupa luluhan
2. Kadar alkalis tidak menimbulkan gangguan penyempitan dalam saluran
preheater atau pipa
3. Debu yang dihasilkan relatif sedikit
4. Deposit yang tidak homogen tidak berpengaruh karena mudah
mencampur dan mengoreksinya
b. Proses Kering ( Dry Process )
Pada proses ini bahan baku dipecah dan digiling disertai
pengeringan dengan jalan mengalirkan udara panas ke dalam raw mill
sampai diperoleh tepung baku dengan kadar air 0,5-1%. Selanjutnya
tepung baku yang telah homogen ini diumpankan ke dalam
suspensionpreheater sebagai pemanasan awal, disini terjadi perpindahan
panas melalui kontak langsung antara gas panas dengan material dengan
arah berlawanan (Counter Current). Adanya sistem suspension preheater
akan menghilangkan kadar air dan mengurangi beban panas pada kiln.
Menurut Duda (1983), material yang telah keluar dari suspension
preheater siap menjadi umpan kiln dan diproses untuk mendapatkan terak.
Terak tersebut kemudian didinginkan secara mendadak agar terbentuk
kristal yang bentuknya tidak beraturan (amorf) agar mudah digiling.
Selanjutnya dilakukan penggilingan di dalam finish milldan dicampur
dengan gypsum dengan perbandingan 96 : 4 sehingga menjadi semen.
Kerugian :
1. Kadar air sangat mengganggu operasi karena material lengket pada
inlet chute
2. Impuritas alkali menyebabkan penyempitan pada saluran
3. Campuran kurang homogen
4. Banyak debu yang dihasilkan sehingga dibutuhkan alat penangkap
debu
Keuntungan :
1. Rotary kiln yang digunakan relative pendek
2. Heat comsution rendah yaitu sekitar 800 – 1000 kcal/kg terak sehingga
bahan bakar yang digunakan lebih sedikit
3. Kapasitas produksi besar
4. Biaya operasi rendah
Namun sekarang proses yang digunakan di PT Semen Indonesia Pabrik
Tuban adalah proses kering. Alasan dihentikannya proses basah adalah
penggunaan bahan bakar yang terlalu banyak dan biaya operasional yang
terlalu tinggi.
Salah satu sifat kimia batu kapur yaitu dapat mengalami kalsinasi.
Reaksi :
CaCO3 CaO + CO2
Tanah Liat ( Al2O3.2SiO2.xH2O )
Senyawa kimia yang membentuk tanah liat antara lain; alkali silikat dan
beberapa jenis mika. Pada dasarnya warna dari tanah liat adalah putih,
tetapi dengan adanya senyawa-senyawa kimia lain seperti; Fe(OH)3, Fe2S3
dan CaCO3 menjadi hanya berwarna abu-abu sampai kuning.
Sifat fisika tanah liat sebagai berikut:
Fase : Padat
Warna : Coklat kekuningan
Kadar air : 18 – 25 % H2O
Al2Si2O7.xH2O T =500
→
℃ Al2O3 + 2SiO2 + xH2O
Salah satu sifat kimia gypsum dari Perry ,1984 yaitu dapat mengalami
pelepasan air hidrat.
b. Trass (2CaO.SiO2)
Trass adalah bahan hasil letusan gunung berapi yang berbutir halus
dan banyak mengandung oksida silika amorf (SiO2) yang telah
mengalami pelapukan hingga derajat tertentu. Trass digunakan sebagai
bahan campuran semen PPC sebagai pozzolan activity. Penambahan
trass bertujuan agar kadar freelime dapat direduksi sehingga kualitas
semen menjadi lebih baik dan memberikan kuat tekan awal yang kurang
tetapi kuat tekan akhir yang stabil. Penambahan trass dilakukkan di
dalam finish mill dengan gypsum dan terak.
Sifat Fisika :
Fasa : padat
Warna : putih keabu-abuan
Bentuk : butiran
Ukuran material : 0 – 30 mm
Spesifik Gravity : 2,68 gr/cm3
Sifat Kimia :
Reaksi semen dengan mengunakan trass, senyawa yang ada dalam
clinker dan trass baru dapat bereraksi bila sudah ditambahkan air dalam
membuat luluhan semen seperti C3S akan berekasi membentuk CSH
(Calsium silikat hidrat). Trass dimana kandungan utamanya silika aktif
SiO2 maka pada saat ditambahkan air akan bereaksi dengan CaOH 2
membentuk CSH dimana senyawa ini memberikan kontribusi terhadap
kuat tekan. CaOH2 ini didapat dari reaksi CaO free dalam terak dengan
H2O.
BAB IV
PEMBAHASAN
analisa ke unit central control room yang akan mengatur komposisi bahan
baku di lapangan.
4.3 Penjelasan Singkat Tugas Unit Kerja Pengendalian Proses
Menghitung Neraca Massa dan Neraca Panas pada Sistem Kiln PT.Semen
Gresik Pabrik Tuban I-II
4.4.1. Neraca Massa
1. Neraca Massa Preheater
H2O 0,40
Total 64,82
= 622201,20 kg
Kemudian terjadi kehilangan massa rawmeal pada saat kontak dengan gas panas
= 62220,12 kg
= 559981,08 kg
Reaksi I :
m 4342,49547 0 0
Reaksi II :
m 148,43749 0 0
C : 12,00 kg/kgmol
H2 : 2,02 kg/kgmol
O2 : 32,00 kg/kgmol
N2 : 28,00 kg/kgmol
S : 32,07 kg/kgmol
CO2 : 44,00 kg/kgmol
H2O : 18,02 kg/kgmol
SO2 : 64,06 kg/kgmol
Udara : 28,84 kg/kgmol
Komposisi Batubara
reaksi 100%
Reaksi I :
C + O2 CO2
m 1330,20083 1356,80485 0
s 0 26,60401667 1330,200833
Reaksi II :
S + O2 SO2
m 1,6222049 1,654648994 0
s 0 0,032444098 1,622204896
Reaksi III :
H2 + 1/2O2 H2
m 375,746798 191,630867 0
s 0 3,75746798 375,746798
= 1519,70
= 48628,5 kg
= 41736,3 kg
= 42571,1 kg
= 834,73 kg
SO2 103,92
H2O 11694,47
N2 160346,62
O2 834,7
231506,98
Total
massa (kg)
Komponen
Produk Kalsiner Ash umpan kiln
SiO2 76575,73 938,79 77514,51
Al2O3 21364,74 368,14 21732,88
Fe2O3 11921,52 566,92 12488,45
CaCO3 sisa 43462,39 0 43462,39
MgCO3 sisa 1251,52 0 1251,52
Na 674,68 0 674,68
K 1630,47 0 1630,47
Cl 281,12 0 281,12
CaO 219164,27 1383,61 220547,88
MgO 5384,42 82,26 5466,68
SO3 393,56 157,83 551,39
Inert 0 224,83 224,83
Total 382104,41 3722,40 385826,80
Input Output
Massa(kg) Massa(kg)
Komponen Komponen
Rawmeal (1) 624700,0 Uap air (5) 2498,8
Batubara di calciner (2) 32510,0 Debu keluar (6) 62220,1
gas buang kiln (3) 145481,8 CO2 hasil kalsinasi di Calciner (7) 177876,51
Udara tersier (4) 202719,4 Gas Hasil Pembakaran (8) 376988,8
Umpan kiln (9) 385826,80
Total 1005411 Total 1005411
Udara Pendorong Batubara
PW I
Berat udara masuk : 5366,00 m3/jam
Mwu udara : 1,16 kg/m3
Massa udara : 6224,56 kg/jam
Udara kering : 6090,57 kg/jam
Mol Udara Kering : 211,18 kmol
Laju H2O : 133,99 kg
Laju O2 : 1419,16 kg
Laju N2 : 4671,41 kg
PW II
Berat udara masuk : 3694,00 m3/jam
Mwu udara : 1,16 kg/m3
Massa udara : 4285,04 kg/jam
Udara kering : 4192,80 kg/jam
Mol Udara Kering : 145,38 kmol
Laju H2O : 92,24 kg
Laju O2 : 976,96 kg
Laju N2 : 3215,84 kg
Komposisi PW I
Asumsi :
Sistem steady-state (akumulasi = 0)
Reaksi pembakaran batubara 99% sempurna
Terjadi reaksi kalsinasi 10%
Terjadi reaksi klinkerisasi 99,99%
Excess udara pembakaran 2%
MgO 5466,68
SO3 551,39
Inert 224,83
Total 385826,80
Di dalam rotary kiln akan terjadi kalsinasi lanjutan dari komponen CaCO3 dan
MgCO3 yang belum terkalsinasi sempurna di suspension preheater.
Reaksi kalsinasi dari CaCO3 dan MgCO3 :
Reaksi I :
CaCO3 + CaO CO2
m 434,25 0 0
s 0 434,24955 434,2495465
Reaksi II :
m 14,8437 0 0
s 0 14,843749 14,84374902
Kompone %
massa(kg)
n massa
C 49,1 9475,50
H2 2,33 449,65
N2 0,61 117,72
O2 21,2 4091,26
S 0,16 30,88
H2O 15,15 2923,70
Ash 11,45 2209,66
Total 100,0000 19298,38
Berat Molekul komponen
CO : 28,01 kg/kgmol
C : 12,01 kg/kgmol
H2 : 2,02 kg/kgmol
O2 : 32,00 kg/kgmol
N2 : 28,02 kg/kgmol
S : 32,07 kg/kgmol
CO2 : 44,01 kg/kgmol
H2O : 18,02 kg/kgmol
SO2 : 64,06 kg/kgmol
Udara : 28,8555 kg/kgmol
NO : 30,0094 kg/kgmol
NO2 : 46,01 kg/kgmol
Reaksi I :
C + O2 CO2
m 781,078 781,0782581 0
s 0 781,0782581 781,0782581
Reaksi II :
S + O2 CO2
m 0,96296 0,962963017 0
s 0 0 0,962963017
Reaksi III :
H2 + 1/2O2 H2O
m 223,048 111,5242196 0
s 0 0 223,0484392
Reaksi IV :
N2 + O2 2NO
m 4,15928 4,159276271 0
s 0 0 8,318552542
Reaksi V :
NO + 1/2O2 NO2
m 2,49557 1,247782881 0
s 0 0 2,495565762
Reaksi IV :
C + 1/2O2 CO
m 7,88968 3,944839687 0
s 0 0 7,889679374
= 24801,01 kg
= 25297,03 kg
= 3764,5809 kmol
= 496,02 kg
Reaksi Klinkerisasi
Banyaknya senyawa clinker yang terbentuk dapat diprediksi dengan
menggunakan metode perhitungan Bogue sebagai berikut :
Asumsi CaO yang tidak bereaksi (CaO bebas) = 1%
CaO yang bereaksi = CaO - CaO bebas = 65,722566
1,43 Fe2O3
C3S = 61,41704668
1,078 Fe2O3
C2S = 14,48648826
C3A = 9,90338
C4AF = 10,5972
(Sumber :Walter H Duda, Cement Data Book, Macdonald dan Even, London,
1985)
Komposisi clinker
Input Output
Komponen Massa(kg) Komponen Massa(kg)
Umpan kiln (9) 385826,8 Gas hasil pembakaran (13) 125717,76
Batu bara umpan kiln (10) 19298,4 CO2 hasil kalsinasi di kiln (14) 19764,06
Udara primer (11) 24046,1 Clinker panas (15) 368272,41
Udara sekunder (12) 84583,0
Total 513754,23 Total 513754,23
Komposisi
Komponen Komposisi (% Berat) Laju Massa (kg)
H2 2,16 174,37
O2 22,8 1846,81
N2 75,04 6079,10
Total 100 8100,28
Input Output
Komponen massa(kg) Komponen Massa(kg)
Clinker panas(15) 368272,4 Udara tersier (4) 202719,4
Udara pendingin (16) 964873,7 Udara sekunder (12) 84583,0
Udara buang (17) 677571,37
Clinker dingin (18) 361051,4
Bahan tersirkulasi 7221,0
Total 1333146,1 Total 1333146,1
panas masuk
Q1 = Panas yang dibawa umpan kiln
Q2 = panas batu bara
Q3 = panas dari udara sekunder
Q4 = panas yang dibawa udara primer
Q5 = panas H2O dalam batu bara
panas keluar
Q6 = Panas dari gas hasil pembakaran batu bara
Q7 = panas dari CO2 hasil kalsinasi
Q8 = panas yang dibawa H2O dalam batu bara
Q9 = panas yang dibawa klinker panas
Q10 = panas yang hilang
Q11 = panas N2 dalam batu bara
Q12 = panas dari O2 sisa pembakaran di kiln
Q13 = panas konduksi
Q14 = panas konveksi
Q15 = panas radiasi
PANAS MASUK
1. Panas yang dibawa umpan kiln
Massa umpan kiln = 385826,8011 kg
Suhu umpan kiln = 850ºC
Cp (850ºC) = 0,2 kcal/kgºC
Q1 = m Cp t
= 326558,9 kg x 0,22 kcal/kgºC x ( 850ºC - 25ºC )
= 74165556,8 kcal
= 201,388 kcal/kgclinker
Q2 = (m Cp t) + (m NHV)
= (16812,5855 x 0,286 x (70-25)) + ( 16812,5855 x 4300 )
= 83231407,21 kcal
= 226,005004 kcal/kgclinker
PANAS KELUAR
harga cp untuk CO2, N2, SO2 didapat dari peray, Fig 13.03 :
sehingga panas yang dibawa H2O menguap dalam batu bara (Q8) :
= Qa + Qb
= 1679229,782 kcal
= 4,559749093 kcal/kgclinker
7. Panas Konduksi
Q konduksi = ΔT / ((v1/Km1*Am1)+(v2/Km2*Am2))
Km 1 = 0,225 kkal/molºC
Km 2 = 4,71 kkal/molºC
T1 = 1402 ºC
Treff = 25 ºC
Dalam kiln ada dua lapisan, yaitu :
Lapisan baja Tebal = 0,028m ; L = 84 m
Lapisan batu tahan api Tebal = 0,25m ; D = 5,6 m
Maka,
jari-jari lapisan 1 = 2,828 m
jari-jari lapisan 2 = 3,05 m
D1 = 5,656 m
D2 = 6,1 m
Am1 = 1542,051388 m2
Am2 = 1667,3557 m2
8. Panas Konveksi
Panas Konveksi = Hc x A x ( Ts - To )
Hc = koefisien perpindahan panas konveksi (kcal/J.m2.oC)
Ts = Suhu shell kiln
A = luas permukaan panas (m2)
Diketahui data :
A = 1491,82656 m2
Hc = 0,000395848 kcal/J.m2.oC
Ts = 1420 oC
To = 20 oC
Q konveksi (Q13) = 823,7989049 kcal
= 0,002236928 kcal/kgclinker
9. Panas Radiasi
𝑄=𝐶𝑅 ×𝜀×𝐴 [(𝑇/100)^4−(𝑇𝑜/100)^4 ]
Q = Heat flow ( W )
A = Luas radiasi = luas batu tahan api = 1491,82656 m2
E = Emisivitas = 0,173 kkal/m2oR
T = 1350 oC = 1810 0R
To = 1300 oC = 1760 0R
Q Radiasi (Q14) = 2936258,429 kcal
Keterangan Input (kcal) kcal/kgclinker Output
Panas yang dibawa umpan kiln (Q1) 74165556,85 201,3877638
Panas dari batu bara (Q2) 83231407,21 226,005004
Panas dari udara sekunder (Q3) 17096331,75 46,42305898
Panas yang dibawa udara primer (Q4) 39050,83392 0,106037903
Panas H2O dalam batu bara (Q5) 25787,07526 0,070021741
Panas dari GHP batu bara (Q6) 79,66719661 29339230,39
Panas dari CO2 hasil kalsinasi (Q7) 10,955571 4034634,601
Panas yang dibawa H2O dalam batu bara (Q8) 4,5597491 1679229,782
Panas yang dibawa klinker panas (Q9) 318,7500000 117386830,3
Panas N2 dalam batu bara (Q10) 0,0718904 26475,25551
Panas dari O2 sisa pembakaran di kiln (Q11) 0,3029143 111554,9639
Panas yang hilang (Q15) 51,27139095 18881839
Panas Konduksi (Q12) 0,437875824 161257,5843
Panas Radiasi (Q13) 7,973061136 2936258,429
Panas Konveksi (Q14) 0,002236928 823,7989049
Jumlah
Total 174558133,72 174558133,72
= 7,973061136 kcal/kgclinker
Pengangkutan (Hauling)
Adalah pengangkutan tanah liat dari lokasi penggalian ke pabrik
dengan menggunakan wheel loader.
lampu yang berwarna hijau dan merah. Jika terdapat kandungan metal
dalam umpan batu bara, sensor metal akan membaca adanya metal
dan lampu merah pada Metal Detector akan menyala, dengan
demikian Gate akan menutup aliran batu bara ke Feed Bin. Batu bara
yang mengandung logam akan direject dan dibuang melalui down
pipe.
Batu bara dari Feed Bin diumpankan ke dalam Coal Mill untuk
giling menjadi batubara dengan diameter 20 mikron. Gas panas yang
digunakan oleh Coal Mill berasal dari Pre Heater ILC. Di dalam Coal
Mill terjadi pengurangan kadar air pada batu bara. Batu bara yang
halus ditangkap oleh Bag Filter, kemudian dimasukkan ke dalam
Coal Mix Bin yang siap dimasukkan ke Burner maupun Calciner Kiln.
Batu bara mempunyai sifat yang rawan terhadap panas dan dapat
menyebabkan ledakan jika temperatur dan tekanan tinggi. Untuk itu,
Coal Mill dilengkapi Explosion Vent pada masing-masing Bag Filter
untuk menghindari ledakan yang dapat merusak alat dan
membahayakan lingkungan. Jika menggunakan satu Bag Filter maka
satu Dumper akan membuka dan Dumper lainnya akan tertutup,
begitu juga sebaliknya. Jika digunakan kedua-duanya, maka Dumper
akan terbuka semua. Pembukaan Dumper diatur oleh CCR(Central
Control Room) dengan presentase yang ditentukan. Pada Bag Filter 1,
material juga jatuh ke bawah karena adanya Jet Pulse, yang mampu
menghembuskan udara bertekanan 6 Bar setiap 5 detik sekali secara
automatis, sehingga material akan jatuh terlepas dari filternya. Setelah
itu, material ditransfer ke Screw Conveyor tetapi sebelum masuk ke
Screw Conveyor batu bara halus melewati Rotary Feeder untuk
mencegah masuknya udara masuk ke Screw Conveyor. Batu bara
halus bertemu di Conveyor dan masuk ke Pulvurize Coal Bin dengan
kapasitas 120 ton untuk ditampung. Pulvurize Coal Bin dilengkapi
dengan tangki CO2 yang berfungsi menginjeksikan CO2 apabila terjadi
kebakaran pada Pulvurize Coal Bin yang disebabkan terjadinya reaksi
antara batu bara dengan oksigen. Karena itu, di dalam Coal Bin,
oksigen dikondisikan berada pada kadar serendah-rendahnya.
Kebakaran di Coal Bin dapat menyebabkan kenaikan temperatur dan
volume gas CO hasil pembakaran tidak sempurna. Dengan demikian,
tekanan di dalam Coal Bin akan semakin meningkat, dan hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya ledakan.
Pulvurize Coal Bin juga dilengkapi Bag Filter. Karena tarikan Fan,
debu batu bara dapat ditangkap dan dimasukkan kembali ke Pulvurize
Coal Bin. Batu bara keluar dari Pulvurize Coal Bin dengan dua aliran
keluar diatur oleh Slide Gate yang membuka secara bergantian, yang
pembukaannya diatur oleh CCR (Central Control Room), untuk
dimasukan ke dalam Pulvurize Coal Bin. Dari Pulvurize Coal Bin,
dengan kapasitas 120 ton, batu bara halus masuk ke Pfister Feeder
dengan menggunakan blower. Dari Pfister Feeder, menggunakan
Blower batu bara masuk ke Calsiner ILC. Serta, dari Pfister Feeder,
menggunakan Blower batu bara masuk ke Calsiner SLC. Pada
Pulvurize Coal Bin, batu bara dengan diameter 20 mikron masuk ke
Pfister Feeder dengan menggunakan Blower untuk dimasukan ke
Kiln.
air yang telah diolah yaitu untuk : Hydrant, Air Bersih (Sanitasi, spray,
conditioning tower) dan pendingin mesin.
Pengolahan air dimulai dari menampung air di penampungan
(bosem), kemudian dialirkan menuju Bak RW 1, selanjutnya dilakukan
proses pengendapan dan penambahan kaporit, PAC, dan SC500. Setelah
dilakukan penambahan tiga bahan tersebut, dilakukan penyeringan
(filter) menggunakan screen sebesar 50µ. Setelah proses tersebut, sumber
air bawah tanah dimasukkan yang selanjutnya masuk ke Bak RW II. Air
yang keluar dari Bak RW II sudah dapat digunakan sebagai air bersih
(hardness 150-200 ppm). Proses selanjutnya disebut proses pelunakan
yaitu dengan penambahan kapur dan soda kemudian dimasukkan ke
dalam cooling tower dapat digunakan untuk mendinginkan mesin.
4.6.7 Perencanaan Bahan dan Produksi
Pada unit perencanaan Bahan dan Produksi dilakukan perencanaan
penyediaan barang sampai 25 tahun mendatang, sehingga persediaan
bahan baku utama dan bahan-bahan penunjang lainnya dapat terus
digunakan. Seksi Perencanaan bahan dan produksi merupakan salah satu
bagian unit kerja yangmemiliki tugas dan tanggung jawab yang besar
dalam proses produksi. Tugas utama seksi perencanaan bahan dan
produksi antara lain :
Membuat laporan harian penerimaan dan pemakaian bahan untuk
monitoringstock bahan.
Membuat laporan harian stok terak dan semen.
Membuat prognose bahan untuk jangka waktu 1 sampai 12 bulan
kedepan.
d. Batu trass
Batu trass merupakan bahan tambang yang didatangkan dari pihak
luar, yaitu dari Pasuruan dan Rembang. Ditinjau dari segi kualitas,
batu trass yang didatangkan dari Pasuruan memiliki kualitas yang
lebih baik jika dibandingkan batu trass dari daerah Rembang. Kualitas
yang baik ini diindikasikan dengan tidak terjadi kebuntuan selama
ditransport dan komposisi kimianya bagus. Namun demikian, dengan
kualitas yang lebih baik, harga batu trass dari Pasuruan relatif lebih
mahal dibandingkan batu trass yang dipasok dari Rembang.
Selanjutnya semua material yang telah tersedia akan disimpan ke
dalam bin masing-masing. Setiap material mempunyai bin yang
berbeda. Sedangkan untuk prosentase pemakaian material ketiga akan
ditentukan oleh pihak laboratorium. Dalam kinerjanya, seksi material
ketiga akan memiliki target utama yang harus dicapai, yaitu
mempertahankan kualitas dan kelancaran produksi semen seperti
mengurangi klinker yang semula 80% menjadi 72%. Hal ini dapat
dilakukan dengan menambahkan jumlah material ketiga dalam jumlah
yang lebih besar, namun tetap sesuai standart.
Selama ini kendala yang mungkin terjadi selama proses kerja seksi
material ketiga adalah berkaitan dengan transpot, yaitu kebuntuan
transport. Agar hal ini tidak terjadi, maka material harus dikondisikan
benar-benar kering dengan kadar air kurang dari 20%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Dari hasil kerja praktek yang telah dilakukan selama satu bulan di PT.
Semen Indonesia (Persero) Tbk. dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. memiliki 6 unit pabrik, yaitu 2 unit
pabrik Gresik dengan kapasitas produksi 800.000 ton/tahun dan 4 unit
pabrik Tuban dengan kapasitas produksi 9,2 juta ton/tahun, sehingga total
produksi Semen Gresik adalah 9,28 juta ton/tahun.
2. Tahapan pembuatan semen dengan proses kering terdiri dari 5 tahapan,
yaitu:
Proses penyediaan bahan baku pembuatan semen.
Proses pengolahan bahan baku awal di crusher dan raw mill.
Proses pembakaran dan pendinginan klinker.
Proses penggilingan akhir di finish mill.
Proses pengisian dan pengantongan semen di bagian packing.
3. Tipe semen yang diproduksi oleh PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk.
adalah OPC (Ordinary Portland Cement) dan Portland Pozzolan Cement
(PPC) dan SBC (Special Blended Cement). Produk tersebut dipasarkan
dengan kemasan kantong lem/jahit isi 50 kg untuk smen OPC, kemasan
kantong lem/jahit isi 40 kg untuk semen PPC, kantong ukuran jumbo isi 1
ton, dan dalam bentuk semen curah.
4. Sistem manajemen yang telah diterapkan oleh PT. Semen Indonesia
(Persero), Tbk. adalah Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004, Sistem Manajemen Laboratorium
SNI-19-17025 akreditasi tahun 2002, dan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) OHSAS 18001:2007.
5. Seksi Jaminan Mutu merupakan seksi yang bertindak sebagai quality
assurance di PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk. dimana seksi ini bertugas
untuk menjamin mutu incoming material dan produk sesuai dengan standar
yang sudah ditetapkan dalam SNI yang merupakan adopsi penuh dari ASTM
dan rancangan mutu perusahaan. Seksi jaminan mutu melakukan
serangkaian uji laboratorium untuk memastikan kualitas bahan mentah,
bahan bakar, dan produk jadi benar-benar sesuai target.
6. Analisis Semen yang dilakukan di seksi Jaminan Mutu dilakukan pada 4
laboratorium, yaitu :
Laboratorium Fisika untuk pengujian kuat tekan, False set, setting
time, Mesh dan Blaine.
Laboratorium Kimia untuk pengujian Free lime, Insoluble, dan LOI
(Lost On Ignation).
Laboratorium Bahan Baku untuk menganalisa bahan baku pembuatan
semen dan mengarsipkannya.
Laboratorium Batubara untuk menganalisa kandungan batu bara yang
akan digunakan untuk bahan bakar.
b. Saran
Berikut saran-saran yang kami berikan dengan harapan dapat meningkatkan
kemajuan bersama, baik bagi pihak PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk., kami
selaku mahasiswa, dan pihak-pihak lain yang bersangkutan, sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan controlling terhadap sumber daya manusia dalam penerapan
SOP pada proses produksi untuk meningkatkan efisiensi produk pada PT.
Semen Indonesia (Persero), Tbk.
2. Perlu dilakukan pemeriksaan secara bertahap terhadap karyawan terutama
pada karyawan yang terjun di lapangan agar Sumber Daya Manusia tetap
terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN