Anda di halaman 1dari 4

Sumber : https://www.cementkilns.co.

uk

1. Tentang Semen
Semen Portland adalah salah satu dari banyak bahan yang dapat dibuat dengan
membuat campuran batu kapur dan tanah liat yang dihaluskan, dibakar pada suhu lebih
dari 1000 0C. Istilah semen berasal dari bahasa latin “Caementum” yang berarti “pasangan
bata”.Istila tersebut pertama kali ditemukan oleh sorang tukang batu bernama. Semen
Portland dipatenkan oleh Josep Aspidin pada tahun 1842. Pada tahun 1841,William
Aspidin putra kedua dari Joseph membuat dan menjual semen portland di negara London.
 Tata Letak Pabrik Semen

Sejak awal abad kesembilan belas tata letak dasar pabrik semen seperti gambar
diatas. Dengan dua bahan baku yang terdiri dari satu tinggi kalsium dan satu lagi
rendah kalsium yang digiling menjadi satu. Pabrik mentah untuk membuat “rawmix”,
rawmix ini dibakar dalam klin dengan bahan bakar tertentu sehingga menghasilkan
klinker. Klinker kemudian digiling halus dan ditambah dengan gipsum pada pabrik
akhir,dan hasil dari pabrik akhir akan berupa semen.
 Rapid Hardening Portland Cement
Semen kadang – kadang dibuat dengan klinker alit yang lebih tinggi, tetapi lebih
sering dengan menggiling klinker yang lebih halus, tujuannya adalah untuk
mendapatkan kekuatan awal yang lebih tinggi. Hal tersebut sangat disukai pada industri
“produk beton”. karena pengembanga kekuatan yang lebih cepat memungkinkan
cetakan diputar lebih cepat. Di negara Inggris mendirikan pasar khusus dengan
prosentase 5% dari penjualan. Kukatan semen biasa meningkat selama masa itu,
kekuatan RHPC meningkat secara pro rata, tetapi RHPC memiliki kinerja tinggi yang
tidak ditemukan di tempat lain.
 Oilwell Cement
Pada sumur minyak klinker yang digunakan dimodifikasi menggunakan bahan
kimia dan sejumlah aditif, Tujuannya adalah untuk menghasilkan lapisan kedap air
untuk membungkus ruang antar pipa baja dan batuan dasar yang ada didalam sumur
minyak tersebut.Ada berbagai macam tingkatan sesuai dengan tekanan dan sahu yang
diharapkan dalam sumur. Di negara Inggris ini pernah dicoba pada pengembangan laut
utara.
2. Tentang Klinker
Klinker adalah campuran dari berbagi miner yang komplek. Pada klinker semen
portland diperoleh dengan mengiling klinker dan sejumlah mineral. Klinker semen
portland memiliki empat kandungan mineral, diantaranya adalah alite, belite, tricalcium
aluminat, tetracalcium aluminate. Awal klinker keluar dari klin berbentuk benjolan bulat
kasr dengan diameter 5 – 50 mm.
 Alite
Memiliki rumus kimia Ca3SiO5. Alite adalah mineral utama dengan kadnugan lebih
dari 50 % dan merupakan mineral khas pada semen portland yang stanbil diatas suhu
1250 0 C. Hidrasi yang komplek dapat dipresentasikan melalui reaksi
2 Ca3SiO5 + 6 H2O Ca3Si2O4 (OH)6 + 3 Ca(OH)2
Alite dan belit mengakomodasi hampir semua fosfor dan sulfur ke dalam sistem.
Disebabkan karena komposisi fasa yang menyimpang dari komposisi aslinya sehingga
perhitungan konvensial tidak akurat.
 Belite
Memiliki rumus kimia Ca2SiO4, belite membentuk kristal yang tidak memiliki
permukaan sudut yang terbentuk dengan baik. Satu kristal mengandung 8 ion kalsium
dan 4 ion ortosilikat. Belite bereaksi dengan air akan berjalan lebih lambat dan bisanya
reaksi akan berjalan setemgah setelah sebulan. Belite terbentuk dari campuran kalsium
karbonat (CaCO3) dan silika (SiO2) dengan perbadingan molar 2 : 1 dipanaskan dengan
suhu 14000 C. Campuran untuk membuat belit murni mengandung 76,91 % kalsium
karbonat.
 Trical Aluminate
Memiliki rumus kimia Ca3Al2O6, mempunyai kandungan kalsium yang tinggi dan
merupakan satu – satunya yang ada di klinker portland. Aluminat trikalsium murni
hanya memilki satu bentuk kristal dengan struktur kubik dan setiap sel mengandung 72
iom kalsium dan delapan ion Al6O18 18 berbentuk cincin. Secara keseluruhan tricalcium
aluminate tidak memberikan kontribusi yang berguna untuk sifat semen.
 Tetracalcium Aluminoferrite
Memiliki rumus kimia Ca4Al2Fe2O10, dari semua fase tetracalcium aluminoferrite
yang paling bervariasi. Komposisi yang dihasilkan dalam klinker tergantung pada rasio
aluminium atau besi klinker juga dipengaruhi oleh laju perbandingan dan keberadaan
elemen – elemen kecil. Hampir semua ion logam transisi diklinker berakhir di ferit,dan
memilki warna abu – abu kehitaman. Ferit juga berperan dalam keseluruhan warna
klinker, Jika ingin membuat semen putih maka jumlah ferit akan diminimalkan dengan
membatasi jumlah logam transisi.
3. Tentang Kiln
 Proses Rotary Klin
Dengan adanya rotary klin ini proses pembuatan semen semakin sesuai dengan bentuk
bahan baku yang diumpankan kedalam kiln. Bahan mentah yang masuk kedalam kiln
aka ditambah air untuk membentuk bubur.
 Proses Basah
Dalam proses ini bubur cair dan air diumpankan ke dalam klin. Bubur ini terdiri dari
partikel halus kalsium karbonat dan mineral lempung dengan ukuran dibawah 75 μm.
Kadungan air dalam bubur adalah 64,33% dari massa pada suhu 200C.
 Proses Semi-Basah
Dalam proses semi basah bubur mengandung air sebanyak 50 – 80 % akan dihilangkan
secara mekanis. Melalui proses penyaringan dan filtratnya akan diumpankan ke sistem
kiln.
 Proses Kering
Dalam proses kering umpan yang dimasukan ke dalam sistem klin berupa bubuk
material kering.
 Proses Semi – Kering
Dalam proses semi kering umpan yang diumpankan ke dalam sistem kiln berupa nodul.
Nodul berupa bubuk material kering ditambah air sebanyak 10 – 15 % air.
4. Cara Kerja Suspension Preheater Kiln
Preheater suspensi merupakan dasar dari semua sistem modern, dimana Rawmix
dalam bentuk bubuk kering disuntikkan ke dalam gas buang klin panas dalam saluran
vertikal. Kecepatan gas ke atas cukup untuk mengambil bubuk dan mengangkat saluran
“dalam suspense” dalam gas. Karena pertukaran panas terjadi pada area permukaan yang
luas dari masing – masing partikel mineral, gas dan campuran mentah mencapai suhu
kesetimbangan umum dalam sepersekian detik. Padatan dan gas kemudian dipisahkan
dalam siklon. Proses ini diulang beberapa kali bisaanya tiga sampai enam dengan
menumpuk saluran “riser” dan siklo diatas satu sama lain. Dengan pertukaran panas yang
berulang, sebagian besar panas dalam gas buang klin dapat ditangkap, sementara
memanaskan campuran mentah ke suhu kalsinasi. Panas seperti lolos dan pemanasan awal
digunakan untuk memenaskan rawmill. Konsep preheater suspensi secara bertahap muncul
sejak tahun 1920 dan seterusnya, beberapa kiln mulai dilengkapi dengan siklon untuk
meghilangkan sebgaian besar debu dari pembuang uap kiln dan akan mengembalikannya
ke kiln.

Anda mungkin juga menyukai