Anda di halaman 1dari 8

PERENCANAAN SISTEM ANTRIAN UNTUK PENENTUAN

JUMLAH LOKET PENIMBANGAN YANG OPTIMAL DENGAN


METODE SIMULASI

Mujahidin
Jurusan Teknik Informatika
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

ABSTRACT
PG Kebon Agung is a goods company which product is sugar. In case of regulating queue of truck loaded with sugar
tree, this company is suggested to do it properly. This time it still take for very long time for the truck loaded with sugar
tree to be processed later. Long time queue can cause decreasing sugar product quality. PG Kebon Agung hasn’t been
able to overcome this problem, so it’s necessary a method to decrease direct and indirect cost for public service supplying
due to large number of truck waiting to served. If supplying service facility is not optimally, it’ll cause delayed service,
therefore applying queue simulation model is right management system to reduce the queue. By using Arena Software
3.0, the most optimal service chose by PGKA is by using 3 loket penimbangans, because by using 3 loket penimbangans the
number of truck in the system, from waiting to finishing process is 5.8333 trucks a minutes. By using more than 3 loket
penimbangans it will decrease more queue but the loket penimbangan s have more standby and cost a lot of money

Key words: queue, simulation, optimal, loket penimbangan

PENDAHULUAN barang. Bila penyediaan fasilitas loket penimbangan


PG Kebon Agung merupakan perusahaan kurang optimal maka akan mengakibatkan
yang bergerak dalam bidang produksi barang lambatnya produksi sehingga penerapan model
yang produk utamanya adalah gula. Untuk simulasi antrian merupakan sistem pengelolaan
menghasilkan gula yang berkualitas salah satu yang menguntungkan dengan mengurangi antrian
faktor utama adalah bahan baku berupa tebu yang kendaraan.
berkualitas pula. Kualitas tebu dapat terjaga apa Adapun tujuan penelitian ini adalah
bila waktu dipanen sampai waktu diproses giling 1) merencanakan sistem antrian pada loket
tidak memakan waktu yang terlalu lama. Salah penimbangan untuk mengurangi waktu tunggu
satu faktor yang mempengaruhi waktu proses kendaraan pengangkut dari panjang antrian;
adalah ketersediaan tebu yang tepat waktu. Saat 2) mensimulasikan sistem antrian yang ada saat ini;
ini masih terdapat antrian kendaraan pengangkut 3) menentukan jumlah loket penimbangan yang
tebu yang panjang yang disebabkan proses bongkar optimal; dan 4) menentukan total biaya yang
muat yang terlalu lama. Lama waktu antrian harus dikeluarkan setelah penambahan loket
untuk bongkar muat akan berakibat turunningnya penimbangan.
kualitas tebu sehingga akan berakibat kualitas
produk gula akan turunning juga. METODE
Loket penimbangan di PG Kebon Agung Setelah diperoleh data waktu antar kedatangan
belum dapat mengatasi masalah antrian panjang truk dan waktu pelayanan truk, dilakukan tes
yang ada, maka diperlukan suatu metode untuk keseragaman dan kecukupan data dengan tingkat
meminimumkan biaya baik biaya langsung, yaitu kepercayaan 95% (k = 2) dan tingkat ketelitian
biaya produksi pada loket penimbangan maupun 5% (s = 0,05). Setelah data dianggap seragam dan
biaya tidak langsung yang disebabkan banyaknya cukup maka dilanjutkan dengan uji distribusi data
kendaraan yang belum dilakukan bongkar muat dengan menggunakan software ARENA 3.0. Ada tiga

80
ukuran numerik dari kualitas kecocokan sebuah berupa penambahan jumlah loket penimbangan.
distribusi untuk data dengan tujuan membantu Dalam penelitian ini simulasi menggunakan
kita mengambil keputusan. Pertama dan sangat software ARENA versi 3.0 dengan pertimbangan
seerhana untuk dimengerti adalah mean square (Kelton, 2002): 1) software simulasi ARENA versi
error (MSE), adalah rata-rata dari istilah square 3.0 merupakan program simulasi yang dilengkapi
error untuk setiap sel histogram, yang merupakan dengan animasi untuk mengamati tingkah laku
kuadrat perbedaan antara frekuensi relatif dari sistem pada berbagai sistem nyata yang ada; 2) pada
pengamatan dalam sebuah sel, dan frekuensi relatif pembuatan simulasi digunakan flowchart sebagai
untuk fungsi probabilitas distribusi yang cocok logika simulasi yang terbagi dalam beberapa
melebihi data range sel/nilai square error tersebar, modul supaya sistem simulasi dapat berjalan dan
merupakan distribusi yang jauh dari cocok untuk logika dalam simulasi tersebut dapat mengenai
data seseungguhnya (dan hingga fit yang terjelek). sasarannya; 3) ARENA berisi tools dalam fungsi
Kedua, ukuran lain dari sebuah distribusi yang untuk membangkitkan bilangan random dari
cocok untuk data adalah uji hipotesis goodness pemakaian distribusi probabilitas yang biasa.
of fit Chi-square dan kolmogorov-Smirnov (K-S). Dari hasil simulasi diperoleh panjang antrian
Chi-Square dan Kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah baik untuk sistem antrian awal maupun usulan.
uji hipotesis stabdar yang dapat digunakan untuk Selanjutnya dilakukan perhitungan total biaya
menaksir apakah distribusi teoretis yang cocok antrian untuk menentukan jumlah stasiun
untuk data. Hal yang khusus yang diperhatikan pelayanan yang optimal (Subagio, 1999). Penentuan
adalah Corresponding p-value, yang akan jumlah fasilitaas pelayanan yang optimal dilakukan
selalu terletak antara 0–1. Untuk menafsirkan/ dengan cara meminimumkan total biaya antrian.
mengartikannya, p-value yang besar (lebih besar Adapun persamaan matematis yang digunakan
dari 0,05) menunjukkan fit yang terbaik. sebagai berikut:
Setiap distribusi dalam ARENA mempunyai EOC (c) : B i a y a y a n g d i p e r k i r a k a n u n t u k
satu atau lebih nilai parameter yang berhubungan pengoperasian sarana tersebut per unit
dengan distribusi tersebut. Nilai parameter harus waktu dengan diketahui (c).
disebutkan untuk menjelaskan distribusi secara EWC (c) : Biaya menunggu (c) yang diperkirakan
penuh. Angka, arti dan bentuk nilai parameter per unit waktu.
tergantung pada distribusi. Ringkasan dari
distribusi (dalam urutan sesuai alphabet) dan nilai Masalah penentuan c yang meminimumkan
parameter diberikan pada Tabel 1.
ETC(c) = EOC(c) + EWC(c)

Tabel 1. Ringkasan Distribusi Probabilitas Arena Nilai optimum c harus memenuhi kondisi yang
diperlukan berikut:
Distribusi Parameter
Beta BETA BE Beta, Alpha ETC(c-1) ≥ ETC(c) dan
Erlang ERLA ER Expo Mean, k
Exponential EXPO EZ Mean
ETC(c+1) ≥ ETC(c)
Gamma GAMM GA Beta, Alpha Sebagai aplikasi dari kondisi ini maka dapat
Johnson JOHN JO GammaDelta, Lamda, Xi dipertimbangkan fungsi biaya berikut ini:
Log normal LOGN RL Log Mean, LogStd
EOC(c) = C1.c
Normal NORM RN Mean, StdDev
Poisson POIS PO Mean EWC(c) = C2.Ls(c)
Triangular TRIA TR Min, Mode, Max
Uniform UNIF UN Min, Max Sehingga: TC(c) = c.C1 + Ls(c).C2
Weibull WEIB WE Beta, Alpha Sehingga didapatkan:
Sumber: Kelton (2002)
C1
Ls(c) –Ls(c+1) £  Ls(c-1)-Ls(c)
Simulasi sistem antrian dilakukan untuk C2
menggambarkan kondisi antrian awal dan skenario

Mujahidin: Perencanaan Sistem Antrian untuk Penentuan Jumlah Loket Penimbangan 81


Nilai C1/C2 sekarang menunjukkan di mana Biaya yang timbul akibat penambahan fasilitas
pencarian untuk c optimum harus dimulai. yaitu:
(Taha, 1997).
Gaji rata-rata karyawan satu periode =
Rp6.985.880,00
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hari kerja satu periode = 240 hari
Dari pengumpulan data waktu pelayanan Jam kerja efektif perhari = 8 jam
diperoleh rata-rata waktu pelayanan: Gaji tenaga kerja per menit
Rp6.985.880,00
∑ x1 =
mx = 240 × 8 × 60
n
29.448 = Rp60,64 per menit
=
30
Biaya operasional
= 0, 98 menit Biaya listrik satu periode = Rp6.600.000,00
Selanjutnya dilakukan uji kecukupan data dengan
tingkat kepercayaan 95 % yang berarti k = 2 dan Pemakaian listrik per menit
tingkat ketelitian 5 % yang berarti s = 0,05, ada pun Rp6.600.000,00
=
rumus yang digunakan (Wigjosoebroto, 2000): 240 × 8 × 60
2 = Rp57,29 per menit
 k / s N (∑ x 22 ) − (∑ x)22  2
N' =  k / s N (∑ x ) − (∑ x)  Biaya fasilitas
N' =
 ∑x
∑x 
 
2 Tabel 2. Data Harga Peralatan
 2 / 0, 05 30 (29.046) − (29.488)22  2
=  2 / 0, 05 30 (29.046) − (29.488)  Jenis biaya Harga (Rp)
=  29.488 
 29.488  Jembatan timbang 256.000.000,00

2
Indikator AND 32.000.000,00
 40 871, 38 − 869.542  2
=  40 871, 38 − 869.542 
Komputer 2.500.000,00
=  29.488  Printer 500.000,00
 29.488  Jumlah 291.000.000,00
2
 40 1.838  2
=  40 1.838  Biaya fasilitas per menit
=  29.488 
 29.488 
291.000.000
= 1.832
2 =
= 1.83 240 × 24 × 60
= 3.34 = 842, 0138 per menit per orang
= 3.34
Biaya per pelayanan tambahan per unit waktu
Karena jumlah pengamatan dari hasil (C1):
perhitungan (N') lebih kecil dari pengamatan = Gaji tenaga kerja per menit + biaya operasional
terdahulu (N) maka data waktu pelayanan truk permenit + Biaya fasilitas per menit
sudah mencukupi. = Rp60,6413 per menit + Rp19,0972 per menit +
Dari pengumpulan data waktu antar kedatangan truk Rp842,0138 per menit
diperoleh rata-rata waktu kedatangan truk: = Rp921,7523 per menit

∑ x1 Biaya menunggu pelanggan dihitung berdasarkan


mx =
n penghasilan rata-rata pelanggan per hari.
600 Rp4.529.000,00
= Sewa rata rata per hari =
30 20
= 23 truk per jam = Rp226.450,00
= 2.6 truk per menit Jam kerja efektif per hari = 24 jam

82 Jurnal Teknik Industri, Vol. 9, No. 1, Februari 2008: 80–87


Biaya per unit waktu tunggu per pelanggan (C2)
Rp226.450,00
=
240 × 60
= Rp157,2569,00 per menit

Uji distribusi waktu pelayanan truk

Gambar 3. M o d e l a n t r i a n d e n g a n s a t u l o k e t
penimbangan

Y= Waktu Pelayanan; X = jumlah sampel

Gambar 1. Distribusi waktu pelayanan truk

Berdasarkan uji distribusi diperoleh waktu Gambar 4. R u n n i n g m o d e l d e n g a n s a t u l o k e t


antar kedatangan dan waktu pelayanan truk penimbangan
berdistribusi eksponensial. Seperti ditunjukkan
pada Gambar 1 dan 2.
program ARENA diperoleh data jumlah truk
dalam antrian untuk satu loket penimbangan
sebagaimana dapat disimak pada Tabel 3.

Tabel 3. Pa n j a n g A n t r i a n u n t u k S a t u L o k e t
Penimbangan

Replikasi Lq
1 92.869
2 47.463
3 82.717
4 71.718
5 121.680
Jumlah 416.447
X = jumlah sampel; Y= Waktu

Gambar 2. Distribusi waktu antar kedatangan truk


Rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian:
∑ Lq
Lq =
r
Running model simulasi dengan satu loket
416.447
penimbangan sebagai berikut. =
5
Running model dengan satu loket penimbangan
dapat disimak pada Gambar 4. Berdasarkan hasil = 83.2894/menit

Mujahidin: Perencanaan Sistem Antrian untuk Penentuan Jumlah Loket Penimbangan 83


Running model dengan dua loket penimbangan Rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian:
sebagai berikut:
∑ Lq
Lq =
r
151.8
=
5
= 31.662/menit

Running model dengan tiga loket penimbangan


sebagai berikut:

Gambar 5. Model dengan dua loket penimbangan

Gambar 7. M o d e l a n t r i a n d e n g a n t i g a l o k e t
penimbangan

Running model dengan tiga loket penimbangan


dapat disimak pada Gambar 8. Berdasarkan hasil
Gambar 6. R u n n i n g m o d e l d e n g a n d u a l o k e t program ARENA diperoleh data jumlah truk dalam
penimbangan antrian untuk tiga loket penimbangan sebagaimana
tertera pada Tabel 5.

Running model dengan dua loket Tabel 5. Pa n j a n g A n t r i a n u n t u k T i g a L o k e t


penimbangan dapat disimak pada Gambar 6. Penimbangan
Berdasarkan hasil program ARENA diperoleh
Replikasi Lq
data jumlah truk dalam antrian untuk dua
1 5.1982
loket penimbangan sebagaimana tertera pada
2 1.8363
Tabel 4.
3 1.0197
4 4.1462
Tabel 4. Pa n j a n g A n t r i a n u n t u k D u a L o k e t
5 5.0914
Penimbangan
Jumlah 17.2918
Replikasi Lq
1 74.379 Rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian:
2 15.634
∑ Lq
3 32.867 Lq =
r
4 22.134
17.2918
5 13.096 =
5
Jumlah 158.110
= 3.458362/menit

84 Jurnal Teknik Industri, Vol. 9, No. 1, Februari 2008: 80–87


Tabel 6. Pa n j a n g A n t r i a n u n t u k E m p a t L o k e t
Penimbangan

Replikasi Lq
1 0.8697
2 0.1341
3 1.4277
4 0.4204
5 0.9537
Jumlah 3.8056

Gambar 8. Running model antrian dengan tiga loket


Rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian:
penimbangan ∑ Lq
Lq =
r
3.8056
Running model dengan empat loket penimbangan =
5
sebagai berikut
= 0.7611/menit

Running model dengan lima loket penimbangan


sebagai berikut:

Gambar 9. Model antrian dengan empat loket


penimbangan

Gambar 11. M o d e l a n t r i a n d e n g a n l i m a l o k e t
penimbangan

Gambar 10. Running model antrian dengan empat loket


penimbangan

Gambar 12. Running model antrian dengan lima loket


Running model dengan empat loket
penimbangan
penimbangan dapat disimak pada Gambar 10.
Berdasarkan hasil program ARENA diperoleh
data jumlah truk dalam antrian untuk empat loket Running model dengan lima loket penimbangan
penimbangan sebagaimana tertera pada Tabel 6. dapat disimak pada Gambar 12. Berdasarkan hasil

Mujahidin: Perencanaan Sistem Antrian untuk Penentuan Jumlah Loket Penimbangan 85


program arena diperoleh data jumlah nasabah Tabel 8. Jumlah Truk Menunggu dalam Sistem
dalam antrian untuk lima loket penimbangan
Jumlah loket l
sebagaimana tertera pada Tabel 7. penimbangan
Lq Ls = (Lq + )
m
1 83,2894 85,6644
Tabel 7. Pa n j a n g A n t r i a n u n t u k L i m a L o k e t
2 31,6220 33,9970
Penimbangan
3 3,4583 5,8333
Replikasi Lq 4 0,7611 3,1361
1 0.3871 5 0,2467 2,5217
2 0.3340
3 0.0591 Tabel 9. Kondisi Optimal Fasilitas Loket Penimbangan
4 0.0296
5 0.4240 Jumlah
pelanggan Total
Jumlah 1.2338 Jumlah loket
rata-rata Ls(C-1)-Ls(C) biaya
penimbangan
dalam (Rp)
system Ls (C)
Rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian:
1 85,664 - 14.393,07
2 33,997 51,6674 7.189,76
∑ Lq
Lq = 3 5,8333 28,1637 3.682,58
r
1.2338 4 3,1361 2,6972 4.180,18
= 5 2,5217 0,6144 5.005,31
5
= 0.2467/menit
yang akan memberikan total biaya terkecil dari
Setelah diperoleh perhitungan rata-rata jumlah setiap alternatif:
truk dalam antrian (Lq) untuk skenario 1 loket C1
Ls = (c )− Ls (c + 1) ≤ ≤ Ls (c − 1)− Ls (c )
penimbangan sampai 5 loket penimbangan dengan C2
menggunakan simulasi pada software ARENA
Dengan biaya untuk pengadaan fasilitas pelayanan
maka dilakukan perhitungan rata-rata jumlah
(C 1) = Rp921,7523 per menit per orang. Biaya
truk dalam sistem (Ls). Tabel 8 menunjukkan hasil
menunggu pelanggan (C2) = Rp157,2569 per menit
perhitungan Ls.
per orang, maka diperoleh:
Dengan:
µ = jumlah rata-rata pelayanan per unit waktu C1 Rp921,7523
=
C2 Rp157,2569
1
=
waktu pelayanan = 5,8614
1 C
= Selanjutnya nilai C 1 digunakan untuk mencari
5.98 2
nilai C yang optimal.
= 0.16
Perhitungan total biaya antrian dihitung dengan
λ = jumlah rata-rata pelanggan tiba per unit menggunakan rumus:
waktu Tc = c.C1 +Ls(c).C2
1 Untuk 1 fasilitas pelayanan
=
waktu antar kedatangan Tc = c.C1+Ls(c).C2
1 = (1 × 921,7523) + (85,6644 × 157,2569)
= = Rp14.393,0702
2.6
= 0.38 Untuk 2 fasilitas pelayanan
Tc = c.C1+Ls(c).C2
Kondisi optimal fasilitas pelayanan digunakan = (2 × 921,7523) + (33,997 × 157,2569)
untuk menentukan alternatif penggunaan fasilitas = Rp7.189,7674

86 Jurnal Teknik Industri, Vol. 9, No. 1, Februari 2008: 80–87


Untuk 3 fasilitas pelayanan Total biaya antrian jika PG Kebon Agung
Tc = c.C1+Ls(c).C2 menggunakan 1 loket pelayanan sebesar
= (3 × 921,7523) + (5.8333 × 157,2569) Rp14.393,07; Rp7189,76 jika menggunakan
= Rp3.682,5835 2 loket pelayanan Rp3.682,58 dengan 3 loket
pelayanan, Rp4180,18 dengan 4 loket pelayanan,
Untuk 4 fasilitas pelayanan
dan Rp5.005,32 untuk 5 loket penimbangan.
Tc = c.C1+Ls(C).C2
Total biaya minimum diperoleh pada saat jumlah
= (4 × 921,7523) + (3.1361 × 157,2569)
loket pelayanan sebanyak 3. Jika dibandingkan
= Rp4.180,1825
dengan kondisi yang sekarang perlu ditambah
Untuk 5 fasilitas pelayanan 2 loket penimbangan lagi.
Tc = c.C1+Ls(c).C2
= (5 × 921,7523) + (2.5217 × 157,2569) DAFTAR PUSTAKA
= Rp5.005,3162 Dimyati Ahmad, 1994. Operation Research model-model
pengambilan keputusan, Sinar Baru Algesindo.
Dari hasil perhitungan pada Tabel 9 diperoleh Gaspersz Vincent, 1996. Analisis Sistem Terapan
total biaya antrian minimum terletak pada jumlah Berdasarkan Pendekatan Teknik Industri, Tarsito,
loket penimbangan sebanyak 3. Bandung.
Kakiay J. Thomas, 2004. Dasar Teori Antrian untuk
simpulan Kehidupan Nyata, Andy, Yogyakarta.
Kelton, David, 2002. Simulation With Arena, Boston,
Rata-rata truk menunggu jika digunakan 1 loket Massachusets Burr Ridge, Ioa Madison, Wisconsin,
penimbangan adalah 83,2894 menit, menggunakan New York.
2 loket penimbangan sebesar 31, 622 menit, 3 loket Simarmata A. Dj, 1995. Operation Researc Sebuah
penimbangan sebesar 3,4583 menit, menggunakan Pengantar, PT. Gramedia, Jakarta.
4 loket penimbangan sebesar 0,7611 menit, dan Subagyo Pangestu, 1999, Dasar-Dasar Operation Research,
untuk 5 loket penimbangan sebesar 0,2467 menit. BPFE, Yogyakarta.
Taha, Hamdy A, 1997. Riset Operasi Suatu Pengantar,
Kondisi optimal dapat dilihat dari rata-rata
Bina Rupa Aksara, Jakarta.
jumlah truk dalam sistem. Dari hasil perhitungan
Wigjosoebroto Sritomo, 2000. Ergonomi Studi Gerak dan
diperoleh rata-rata jumlah truk sebanyak 85,6644 Waktu, Guna Widya, Jakarta.
untuk 1 loket penimbangan dan sebanyak 2,5217
untuk 5 loket penimbangan.

Mujahidin: Perencanaan Sistem Antrian untuk Penentuan Jumlah Loket Penimbangan 87

Anda mungkin juga menyukai