OLEH :
Puji syukur Penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT yang selalu melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan praktek industri di
PT. PLN (PERSERO) UP3 PADANG RAYON TABING dan menyelesaikan
penyusunan laporan Kerja Praktek (KP), dan tanpa kehendak dari-Nya penulis
mungkin tidak akan dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan judul
“OPTIMALISASI PENGAWASAN K2/K3 DALAM PELAKSANAAN
PEMELIHARAAN JARINGAN 20 KV DALAM RANGKA ZERO ACCIDENT
Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad S.A.W dan
keluarga serta sahabatnya. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman yang telah
penulis dapatkan selama mengikuti Kerja Praktek di Unit Teknik PAJ LAKS K3L
DAN KAM dari tanggal 2 Mei 2023 s/d 2 Juni 2023.
Adapun laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
mata kuliah kerja praktek pada jurusan Teknik Mesin Universitas Ekasakti Padang
dan juga untuk memperoleh pengalaman operasional secara langsung di dunia
industri dan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi pada bidang yang diambil
penulis.
Dalam proses pelaksanaan kerja praktek dan penyusunan laporan kerja
praktek ini penulis banyak mendapatkan ilmu pengetahuan, wawasan, bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.H.Sufyarma Marsidin,Mpd Selaku Rektor Universitas Ekasakti
padang beserta jajarannya.
2. Bapak Drs.Risal Abu,ST.,M.Eng. Selaku Dekan Fakultas Teknik Dan
Perencanaan Universitas Ekasakti Padang beserta jajarannya.
3. Bapak Ir. Mukhnizar, MT Selaku Ketua Prodi Jurusan Teknik Mesin Universitas
Ekasakti Padang.
4. Bapak Harmen Joni selaku Manager PLN ULP Tabing
v
5. Bapak Haris Mardias Selaku Pembimbing Lapangan Ahli K3L PT PLN ULP
Tabing
6. Bapak Boni Damianus Sitorus Selaku PAJ LAKS K3L Dan KAM
7. Kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan
mendukung setiap langkah yang penulis tempuh dalam pendidikan.
10.Dan semua pihak yang berkenan memberikan bantuan, baik moril maupun materil
hingga laporan kerja praktek lapangan diselesaikan, penulis tak lupa
menyampaikan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari
segi isi, cara penyampaian maupun teknik penulisan. Oleh sebab itu segenap
saran, masukan dan kritikan yang bersifat membangun dan ilmiah sangat penulis
harapkan. Akhir kata semoga laporan kerja praktek ini mampu memberikan
manfaat serta menambah pengetahuan, baik kepada pembaca maupun penulis
Sendiri
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
PT PLN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk
Perusahaan Perseroan (Persero) berkewajiban untuk menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum. Potensi bahaya yang ditimbulkan dari perusahaan ini sangat
besar salah satunya adalah tersengat arus listrik, terjatuh dari ketinggian tiang,
tertimpa alat-alat berat yang digunakan pada saat proses kerja dilapangan serta
risiko-risiko bahaya lainnya yang sangat rawan bagi para pekerja teknik tersebut.
PT PLN (Persero) juga tidak luput untuk memenuhi semua tuntutan dalam
memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada karyawannya,
sesuai dengan Undang-undang yang telah ada yaitu tentang keselamatan kerja No. 1
tahun 1970. Dengan adanya jaminan tersebut karyawan PT PLN (Persero) akan
merasa aman pada saat mereka bekerja. Pada PT PLN (Persero) keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) mempunyai nama tersendiri yang berbeda dengan perusahaan
lain, yaitu K2 (Keselamatan dan ketenagalistrikan) dan K2 tersebut sudah diatur
dalam sebuah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Didalam K2 tersebut mencakup keseluruhan dari keselamatan dan kesehatan kerja
(K3), ketenagalistrikan, dengan adanya K2 tersebut maka semua pekerjaan yang
akan dilakukan mempunyai standard operation procedure yang mesti dilaksanakan
sebelum dikerjakan. Selain mempunyai standard operation procedure mereka juga
punya Job Safety Analyst untuk melihat risiko kerja apa yang akan terjadi pada
pelaksanaannya, dengan adanya itu akan dapat membantu untuk menghindari
terjadinya kecelakaan kerja dan menciptakan ‘zero accident’ di tubuh PT PLN
(Persero).
2
Untuk memberikan pengalaman kerja praktek secara langsung serta untuk
mengetahui kondisi dan segala aktivitas yang terjadi di lingkungan kerja yang
sebenarnya.
Untuk mengetahui Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) di PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing
3
.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini dibagi atas beberapa Bab, dimana
masing-masing Bab dibagi lagi ke beberapa sub. Adapun sistematika penulisan
laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang, tujuan kerja praktek, batasan
masalah, manfaat kerja praktek, serta sistematika penulisan yang
digunakan.
BAB IV PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil kerja praktek dan dari
kesimpulan tersebut akan menghasilkan saran guna perbaikan di masa
yang akan datang.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus
1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para
pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang
bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden
Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah
Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan
Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan
kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN
(Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik,
gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2
(dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)
5
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai
Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum.
2.2 Visi, Misi dan Motto PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing
2.2.1 Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan
Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
2.2.2 Misi
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
6
2.2.3 Motto
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik .
7
Petir atau kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk
jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan
kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi
terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan
kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan
kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta
keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.
Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan
distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN
(Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna
biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya
listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru
juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
PT PLN (Persero) UP3 Padang ULP Rayon Tabing dikepalai oleh Manager
dimana beliau mengepalai berbagai sub bagian di bawahnya dan bertanggung
jawab atas pengolaan usaha melalui optimalisasi seluruh pendistribusian dan
penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai seluruh efisien
Corporate Governance di PT PLN (Persero) UP3 ULP Padang Rayon
Tabing Beliau bertugas untuk:
8
3. Memastikan program rencana kerja dan anggaran perusahaan dilaksanakan
sesuai penetapan direksi.
4. Menetapkan kebijakan strategis terkait pengelolaan pengusaha pembakitan
skala kecil, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik .
5. Menjamin pengelola kegiatan perusahaan pembakitan skala kecil
pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu baik
dalam upaya peningkatan pelayanaan pelanggan.
6. Mengelola sistem manajemen kerja unit dan manajemen mutu termasuk
menetapkan target kinerja unit – unit dibawah koordinasi, memonitor dan
mengendalikan pelaksanaanya.
Waktu pelaksanaan PKL mulai dari 2 mei 2023 – 2 Juni 2023, dalam waktu
30 hari kerja yaitu hari Senin sampai hari Jum’at dimana setiap hari dan
kerjanya di mulai pada pukul 08:00 – 15:00
9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi K3
Menurut (Depnakes: 2005), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala
daya upaya pemikiran yang dilakukan dalam rangka mencegah, menanggulangi dan
mengurangi terjadinya kecelakan dan dampak melalui langkah-langkah
identifikasi,analisis dan pengendalian bahaya dengan menerapkan pengendalian
bahaya secara tepat dan melaksanakan perundang- undangan tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut Prawirosentono Suyadi (2002:91)
adalah ”menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang menjamin kesehatan dan
keselamatan karyawan agar tugas pekerjaan di wilayah kerja perusahaan dapat
berjalan lancar”.
Menurut Bangun Wilson (2012:386), secara khusus sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja (SMK3) terdapat pada peraturan menteri tenaga kerja nomor
PER. 05/MEN/1996 PASAL 1, sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan guna tercapainya tempat kerja
yang aman, efisien, dan produktif.
Menurut Desles, dalam (Sibarani Mutiara, 2012:115), mengemukakan bahwa ada
tiga penyebab umum kecelakaan, yaitu secara kebetulan (chance occurance),
kondisi tidak aman (unsafe condition), dan sikap yang tidak di
10
inginkan (unsafe acts on the part of employee). Faktor-faktor yang menyebabkan
antara lain:
A Alat pengaman yang tidak sempurna
B Peralatan yang rusak
C Prosedur yang berbahaya di dalam, di atas atau disekitar peralatan dan mesin.
D Tempat penyimpanan yang tidak aman.
E Kurangnya pencahayaan.
F Tidak berfungsinya ventilasi udara.
11
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3.1.2 Definisi SMK3
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) guna terciptanya
tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif. (Permen, 2008).
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) adalah suatu struktur,
tanggung jawab, praktek dan suatu prosedur sumber daya perusahaan untuk
menerapkan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (ILO, 1998). Menurut PP
No. 50 tahun 2012 SMK3 adalah sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
12
(Suardi, 2007). Tujuan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) menurut PP No. 50 tahun 2012 (pasal 2) :
1.Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang
terencana, terstruktur dan terintegrasi.
2.Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja buruh, dan atau serikat pekerja / serikat
buruh.
3.Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong
produktifitas.
Tujuan dari penerapan SMK3 dapat digolongkan sebagai berikut :
A. Sebagai alat ukur kinerja K3 dalam organisasi
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) menjadi alat ukur
pencapain kinerja K3 serta untuk mengetahui sejauh mana penerapan K3
diberlakukan di suatu organisasi. Cara yang digunakan yaitu dengan
membandingkan pencapaian K3 dengan beberapa persyaratan yang telah ditetapkan.
Pengukuran dapat diketahui oleh suatu organisasi jika organisasi telah melakukan
audit internal maupun eksternal. Persyaratan SMK3 yang diberlakukan di Indonesia
yaitu SMK3 berdasarkan PP No. 50 tahun 2012.
B. Sebagai sertifikasi
SMK3 dapat digunakan untuk sertifikasi penerapan manajemen K3. Sertifikat
biasanya diberikan oleh lembaga sertifikasi yang telah terakreditasi, organisasi yang
sudah mendapatkan sertifikat dinyatakan sudah baik dalam menerapkan SMK3 di
organisasinya.
C. Sebagai dasar pemberian penghargaan (awards)
SMK3 seringkali dijadikan tolak ukur dalam memberikan penghargaan pada suatu
organisasi, penghargaan biasanya diberikan oleh pemerintah atau lembaga lain
sebagai suatu bentuk penghargaan terhadap pencapaian kinerja K3 yang baik.
Organisasi yang mendapatkan penghargaan akan mendapatkan citra n baik di
mata
masyarakat dianggap telah mengutamakan aspek keselamatan dan kesehatan bagi
pekerjanya
13
3.2 Manfaat SMK3
Manfaat dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah
sebagai berikut :
1. Perlindungan Karyawan
Karyawan atau pekerja merupakan asset yang sangat perlu dijaga sehingga sangat
penting bagi perusahaan untuk dapat melindungi setiap pekerjanya. Sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) sangat memberikan dampak
positif terhadap angka kecelakaan kerja. Pekerja yang terjamin aspek keselamatan
dan kesehatannya akan memberikan kinerja yang optimal, memberikan kepuasan dan
meningkatkan loyalitas terhadap perusahaan.
2. Memperlihatkan Kepatuhan pada Peraturan dan Undang-Undang
Akibat yang di timbulkan dari ketidak patuhan perusahaan terhadap perundang-
undangan yang berlaku dalam suatu negara seperti citra buruk, adanya tuntutan
hukum dari badan pemerintahan dan permasalahan tenaga kerja. Penerapan SMK3
pada suatu perusahaan menunjukan adanya niat baik perusahaan untuk mencegah
kecelakaan.
3. Mengurangi Biaya
Keuntungan dari penerapan SMK3 adalah dapat mengurangi biaya akibat
kecelakaan, meskipun dalam proses audit SMK3 akan mengeluarkan biaya besar
tetapi akan lebih efisien dibandingkan dengan pengeluaran biaya akibat kecelakaan.
SMK3 sebagai salah satu upaya dalam mencegah pengeluaran biaya yang tidak
terduga akibat kecelakaan. Salah satu biaya yang dapat dikurangi oleh SMK3 adalah
biaya premi asuransi banyak perusahaan yang biaya premi asuransinya lebih kecil
setelah menerapkan SMK
4.Membuat Sistem Manajemen yang Efektif
Banyak variabel yang membantu dalam kesuksesan sistem manajemen yang efektif,
diataranya mutu, lingkungan, keuangan, tekologi informasi dan K3. Bentuk nyata
penerapan SMK3 adalah dengan adanya prosedur yang terdokumentasi, dengan
adanya prosedur segala aktifitasi yang terjadi dapat terorganisir dengan baik.
Persyaratan perencanaan, evaluasi dan tindak lanjut merupakan bentuk suatu
manajemen yang baik dan bagian penting pengendalian dan pemantauan sehingga
dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi. Sistem dapat meningkatkan
14
kemampuan personel dalam mengetahui potensi ketidaksesuaian. Sehingga
organisasi dapat berkonsentrasi dalam melakukan peningkatan dibandingkan
melakukan perbaikan atas permasalahan- permasalahan yang terjadi.Meningkatkan
Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan
Pekerja yang merasakan keamanan dalam menjalankan perkerjaan akan
menghasilkan kinerja yang optimal sehingga akan berdampak pada produk yang
dihasilkan. Penerapan SMK3 dapat menimbulkan citra baik pada perusahaan untuk
meningkatkan kepercayaan pelanggan (Suardi, 2007)
15
dengan efektif dan efisien tanpa perencanaan yang matang. Perencanaan di awali
dengan suatu komitmen kuat dari pihak manajemen (Ramli, 2010).
Menurut Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 proses SMK3, terdapat beberapa
langkah yang dilakukan dalam proses SMK3 dan sifatnya memiliki kesinambungan
saling keterkaitan antar bagian. Berikut proses penerapan SMK3 dalam PP No. 50
tahun 2012 :
1. Penetapan kebijakan K3
2. Perencanaan K3
3. Pelaksanaan Rencana K3
4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dan
5. Peninjauan ulang dan peningkatan kinerja SMK3 (Indonesia, 2012).
16
berkelanjutan (Susihono dan Rini, 2013)
.
17
Dalam menerapkan OHSAS 18001 terdapat beberapa klausul
yang harus dipenuhi oleh organisasi yang ingin menerapkan
SMK3. Berikut adalah klausul- klausulnya:
Tabel 3.2.2
Nomor Klausal
4.2 Kebijakan K3
4.3 Perencanaan
4.3.1 Identifikasi bahaya potensial, penilaian risiko dan pengendalian risiko
4.3.2 Legal
4.3.3 Tujuan dan Sasaran
4.3.4 Program Manajemen K3
4.4 Operasional dan Penerapan
4.4.1 Struktur dan Organisasi
4.4.2 Pelatihan, Kepedulian dan Kompetensi
4.4.3 Konsultasi dan Komunikasi
4.4.4 Sistem Dokumentasi SMK3
4.4.5 Pengendalian Dokumen
4.4.6 Pengendalian Operasi
4.4.7 Persiapan dan Tanggap Darurat
4.5 Pemantauan dan Pengukuran
4.5.1 Petunjuk Kerja, Pemantauan dan Pengukura
4.5.2 Kecelakaan, Insiden, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
4.5.3 Pengendalian Rekaman
4.5.4 Audit
4.6 Tinjauan Manajemen
18
3.3 SMK3 Menurut PP No. 50 Tahun 2012
Sama halnya dengan sistem manajemen lainnya tentu terdapat beberapa tahapan dan
elemen yang terkandung dalam SMK3 berdasarkan PP No. 50 tahun 2012. SMK3
berdasarkan PP No. 50 tahun 2012 dianggap sebagai pedoman bagi setiap
perusahaan di Indonesia dalam menerapkan SMK3, akan tetapi sama dengan
OHSAS 18001:2007 bahwa sistem ini dapat disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan perusahaan masing-masing sehingga bukanlah sistem yang
mutlak.Perusahaan yang wajib menerapkan yaitu perusahaan yang mempekerjakan
sedikitnya 100 orang pekerja atau mempunyai tingkat risiko bahaya yang tinggi
(Indonesia, 2012).
1. Penetapan kebijakan K3
2.Perencanaan K3
Tahap perencanaan merupakan tahap yang cukup penting dalam SMK3. Tahap
19
perencanaan harus disusun pengusaha berdasarkan data kongkrit dari kondisi
perusahaan seperti hasil penelaahan awal, identifikasi potensi bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko. Perencanaan disusun juga berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lainnya, akan tetapi harus dipertimbangkan dari sisi
sumber daya yang ada. Poin yang sebaiknya dimasukkan dalam tahap perencanaan
yaitu tujuan dan sasaran, skala prioritas berdasarkan risiko tertinggi, upaya
pengendalian bahaya, penetapan sumber daya, jangka waktu pelaksanaan, indikator
pencapaian dan sistem pertanggung jawaban yang dikomunikasikan.
3.Pelaksanaan rencana K3
Tahap pelaksanaan akan sangat berkaitan dengan sumber daya manusia dan sarana
dan prasarana. Sumber daya yang digunakan harus memiliki kualifikasi sarana
prasarana harus memadai sehingga dapat menunjang jalannya SMK3 di perusahaan.
4.Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam pemantauan dan evaluasi kinerja baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Audit internal SMK3 secara berkala dapat
mengetahui pecapaian kinerja SMK3 sehigga perusahaan dapat mengetahui
kekurangan dan perbaikan yang perlu dilakukan.
5.Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
Menjamin kesesuaian dan keefektifan SMK3 dapat dilakukan melalui tahap
peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 agar proses SMK3 selalu
berkesinambungan sehingga dapat mencapai tujuan. Tinjauan yang dilakukan harus
dapat mengatasi implikasi K3 terhadap semua unsur perusahaan dan sarana prasarana
harus memadai sehingga dapat menunjang jalannya SMK3 di perusahaan.
20
lainnya (Soehatman Ramli, 2013:160).
SMK3 mensyaratkan audit internal dilakukan secara berkala dengan persyaratan
sebagai berikut:
1. Pemeriksaan secara sistematik.
2. Audit dilakukan secara independen.
3. Audit SMK3 dilakukan oleh badan audit independen.
Sesuai yang tertuang di dalam Peraturan Pemerintah RI No.50 tahun 2012 tentang
penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) dinyatakan
bahwa untuk pembuktian penerapan sistem manajemen K3 perusahaan dapat
dilakukan audit oleh badan audit yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja.
Demikian untuk efektivitas pencapaian audit sistem manajemen K3 di suatu
perusahaan, audit harus dilakukan oleh badan audit independen atau eksternal audit.
Pada pasal 5 ayat (2) audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) terdapat 12 unsur atau elemen audit yaitu:
1. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen (26 kriteria)
2. Pembuatan dan pendokumentasian rencana K3 (14 kriteria)
3. Pengendalian perancangan dan peninjauan kontrak (8 kriteria)
4. Pengendalan dokumen (7 kriteria)
5. Pembelian dan pengendalian produk (9 kriteria)
6. Keamanan bekerja berdasarkan SMK3 (40 kriteria)
7. Standar pemantauan (17 kriteria)
8. Pelaporan dan perbaikan kekurangan (9 kriteria)
9. Pengelolaan material dan perpindahannya (12 kriteria)
10. Pengumpulan dan penggunaan data (6 kriteria)
21
rencana K3, pengendalian, perancangan dan peninjauan kotak, pengendalian
dokumen,pembelian dan tenaga kerja. Demikian untuk efektivitas pencapaian audit
sistem manajemen K3 di suatu perusahaan, audit harus dilakukan oleh badan audit
independen atau eksternal audit. Pada pasal 5 ayat (2) audit Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terdapat 12 unsur atau elemen audit
yaitu:Pembangunan dan pemeliharaan komitmen (26
Untuk pelaksanaan audit, maka kedua belas elemen tersebut dibuat pedoman teknis
audit sistem manajemen K3 seperti yang tertuang pada lampiran II Peraturan
Pemerintah RI No.50 tahun 2012.
22
3.4.2 Tabel Tingkat Pencapaian Penerapan Audit
23
dan acuan lainnya
24
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTEK
24
Lanjutan Tabel 3.1
Ksmis 11 Mei 2023 Studi Literatur
Jumat 12 Mei 2023 Penginputan Data APAR
Senin 15 Mei 2023 Mempelajari Hirarc dan JSA
Selasa 16 Mei 2023 Studi Literatur
Rabu 17 Mei 2023 Briefing Bersama Personil Sebelum Bertugas
Kamis 18 Mei 2023 Mencheck Dan Melihat Kinerja Personil Dalam
Pemeliharaan Trafo Di Area Kantor
Jumat 19 Mei 2023 Studi Literatur
Senin 22 Mei 2023 Studi Literatur
Selasa 23 Mei 2023 Pengecekan APD
Rabu 24 Mei 2023 Pengecekan APD
Kamis 25 Mei 2023 Pengecekan APD
Jumat 26 Mei 2023 Melakukan Pengawasan Pemadaman Listrik
Dalam Rangka Pemliharaan Kabel Di jalan
Adinegoro
Senin 29 Mei 2023 Studi Literatur
Selasa 30 Mei 2023 Studi Literatur
Rabu 31 Mei 2023 Studi Literatur
Kamis 1 Juni 2023 LIBUR TANGGAL MERAH
Jumat 2 Juni2023 LIBUR TANGGAL MERAH
Senin 5 Juni 2023 Melakukan Pengawasan Kerja Di PT PLN
( PERSERO) UNIT INDUK SUMATERA UNIT
PELAKSANA TRANSMISI PADANG
25
UP3 Padang Rayon Tabing adalah :
Gambar 4 .1
Himbauan Direksi K3 PT PLN (Persero) UP3 PADANG RAYON TABING
26
Gambar 4.2 Kebijakan Dan Komitmen PT PLN (Persero)
UID SUMATERABARAT
2. Perencanaan K3
Sebelum menerapkan kebijakan SMK3 di lingkungan perusahaan, langkah
yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah membuat perencanaan K3
yang harus sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Perencanaan K3 yang dibuat oleh PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon
Tabing adalah sebagai berikut :
27
a. Menetapkan Tujuan dan Sasaran K3
Tujuan dari penerapan SMK3 di lingkungan PT PLN (Persero) adalah :
1. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan produktif.
2. Mengelola penyaluran tenaga listrirk tegangan tinggi secara efisien, andal
dan akrab lingkungan.
3. Melakukan pemeliharaan instalasi sistem transmisi tenaga listrik dengan
mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
28
sehingga para pekerja dan mitra kerja dapat menghindari kemungkinan
bahaya yang dapat terjadi. Dokumen tersebut berisikan mengenai
peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut serta alat
pelindung diri (APD) apa saja yang wajib dikenakan.
3. Menerapkan Kebijakan K3
Dalam menerapkan kebijakan K3, PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon
Tabing
menunjuk Ahli K3, P2K3 dan LK2 sebagai pengawas dalam setiap
pelaksanaan suatu pekerjaan. Langkah yang dilakukan oleh PT PLN
(Persero) UP3 Padang Rayon Tabing
29
dari kecelakaan tersebut dan apa tindakan pencegahan yang telah
dilakukan sebelum terjadinya kecelakaan.
30
Tabel 4.2.2 Lembar Analisis Bahaya Pekerjaan Job Safety Analysis (JSA)
TANGGAL JSA :
JENIS PEKERJAAN :
UNIT PELAKSANA : TANDA
PELAKSANA JSA :
TANGAN
31
Tabel 4.2 Lembar Job Safety Analisys
LEMBAR ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN ( JOB
SAFETY ANALYSIS / JSA )
TANGGAL JSA :
UNIT PELAKSANA : JENIS PEKERJAAN :
TANDA
PELAKSANA JSA :
TANGAN :
ANALISA KESELAMATAN
LOKASI PEKERJAAN :
KERJA :
Berangkat menuju lokasi Kecelakaan lalu lintas Berhati – hati dalam mengemudi
Briefing, berdoa dan yel-yel Personil tidak lengkap Cek absen personil
32
Tabel 4.2.3 Formulir Job Safety Analysis
33
4. Melakukan Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
Dalam melakukan pemantauan terhadap kinerja K3 perusahaan, PT PLN
(Persero) UP3 Padang Rayon Tabing melakukan inspeksi K2 dan
keamanan di lingkungan kantor dan gardu induk, gudang dan lingkungan
kantor setiap tiga bulan sekali. Dalam melakukan inspeksi tersebut, Ahli
K3 PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing akan mengadakan
pemeriksaan ke lingkungan kantor dan Gardu Induk secara mendadak.
Pada saat pemeriksaan tersebut Ahli K3 akan memeriksa setiap pekerjaan
yang dilakukan oleh para pekerja, apakah pekerjaan tersebut berjalan
sesuai Standard Operating Procedure (SOP) atau telah menggunakan
perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan yang ditetapkan
atau tidak. Apabila terdapat salah satu pegawai yang bekerja tidak sesuai
prosedur pekerjaan atau tidak menggunakan APD pada saat bekerja, maka
pegawai tersebut akan dikenakan peraturan disiplin pegawai berupa
pemberian peringatan tertulis pertama dengan kriteria Talenta Perlu
Penyesuaian (PPS) sampai dengan peringatan tertulis pertama dan terakhir
dengan kriteria Talenta Sangat Perlu Perhatian (SPP) dan penurunan satu
grade.
34
Gambar 4.2.4. Pemantauan Dan Evaluasi Kerja
35
5. Melakukan Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area Bandung selalu melakukan
tinjauan ulang terhadap pelaksanaan SMK3 yang diterapkan di lingkungan
perusahaannya. Tinjauan ulang terhadap pelaksanaan SMK3 ini
dilaksanakan setiap awal tahun oleh Tim P2K3 dan LK2 PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat Area Bandung. Dalam melakukan peninjauan K3
perusahaan, Tim P2K3 dan LK2 akan memeriksa dan memantau segala
bentuk kebijakan yang diterapkan, perencanaan, dan pelaksanaan K3.
Semua hasil tinjauan tersebut dicatat dan didokumentasikan agar dapat
menjadi bahan untuk peninjauan selanjutnya.
Ahli K3 PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing menjelaskan
bahwa hasil dari tinjauan SMK3 tersebut akan disebarluaskan kepada para
pegawainya kedalam aplikasi AMS (Aplikasi Manajemen
Surat) yang dimiliki oleh PT PLN (Persero). Tujuan disebarkannya hasil
tinjauan tersebut adalah agar para pegawai mengetahui bagaimana kondisi
dari penerapan SMK3 yang telah diterapkan selama ini, apakah sudah
sesuai dengan ketentuan atau ada hal yang harus diperbaiki oleh pihak
manajemen maupun para pegawai.
4.3 Check List Audit Internal SMK3 PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon
Tabing
Check List SMK3 disusun berdasarkan pada lampiran II PP No. 50 Tahun
2012 tentang pedoman penilaian Sistem Manajemen K3. Data yang
terkumpul dianalisis dengan menggunakan scoring, dengan cara
menghitung persentase temuan kesesuaian penelitian (hasil audit check
list). Kemudian tingkat pencapaiannya berdasarkan pada lampiran II PP
No. 50 Tahun 2012.
Berdasarkan tingkat pencapaian penerapan pada PP No. 50 tahun 2012 PT PLN
(Persero) UP3 Padang Rayon Tabing termasuk kedalam perusahaan tingkat lanjutan
yang harus memenuhi 166 kriteria dengan 12 elemen. Pada hasil Check List Audit
Internal di PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing selama setahun yaitu pada
36
tahun 2017 didapat hasil audit dengan 166 kriteria menunjukkan bahwa check list
audit dilihat dari Kriteria Audit SMK3, Tidak Berlaku (Non Aplicable) yaitu kriteria
yang tidak dapat diterapkan karena memang dalam lingkup SMK3 yang diterapkan
tidak bisa menerapkan kriteria tersebut, Bukti Objektif Hasil Pengamatan, Temuan,
Evidence (Bukti), Pemenuhannya terdiri dari Kesesuaian dan Ketidaksesuaian,
dimana Ketidaksesuaian terdiri dari Kategori Minor (kategori ini ditemukan jika
ketidak konsistenan dalam pemenuhan persyaratan peraturan perundang- undangan,
standar, pedoman dan acuan lainnya), Mayor (Kategori ini ketika perusahaan tidak
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan, perusahaan tidak
melaksanakan salah satu prinsip SMK3, terdapat temuan minor untuk satu kriteria
audit di beberapa lokasi) serta Kritikal (Kategori ini ketika audit menemukan temuan
yang mengakibatkan fatality atau kematian pada pekerja).
Dari tabel Check List Audit Internal pada tahun 2017 dapat diketahui
bahwa masih adanya kriteria yang tidak berlaku (Non Aplicable) sebanyak
5 kriteria yaitu pada kriteria pembangunan dan pemeliharaan komitmen
pada kebijakan K3, kriteria pembuatan dan pendokumentasian rencana K3
pada rencana strategi K3 serta pada manual SMK3. Berdasarkan tabel
check list audit internal SMK3 pada tahun 2017, PT PLN (Persero) UP3
Padang Rayon Tabing hanya memenuhi sebanyak 160 kriteria dari
166 kriteriayang ada. Maka perhitungannya sebagai berikut :
Tingkat pencapaian Audit SMK3 di PT PLN (Persero) Tahun 2017
Persentase Pemenuhan :
160
= x 100%
(166)
37
= 96,4 %
Dari tabel Check List Audit Internal pada tahun 2017 dapat diketahui
bahwa masih adanya kriteria yang tidak berlaku (Non Aplicable) sebanyak
5 kriteria yaitu pada kriteria pembangunan dan pemeliharaan komitmen
pada kebijakan K3, kriteria pembuatan dan pendokumentasian rencana K3
pada rencana strategi K3 serta pada manual SMK3. Berdasarkan tabel
check list audit internal SMK3 pada tahun 2017, PT PLN (Persero) UP3
Padang Rayon Tabing hanya memenuhi sebanyak 160 kriteria dari
166 kriteriayang ada. Maka perhitungannya sebagai berikut :
Tingkat pencapaian Audit SMK3 di PT PLN (Persero) Tahun 2017
Persentase Pemenuhan :
160
= x 100%
(166)
= 96,4 %
38
tercapai oleh PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayo Tabing sebesar 96,4%.
Sehingga dapat dilihat pada tabel tingkat pencapaiam penerapan (Tabel
2.2) masuk ke dalam tingkat pencapaian memuaskan karena persentase
yang dihasilkan masuk kedalam rentan 85-100%. Dari hasil perhitungan
diatas dengan menggunakan rumus persentase pemenuhan maka
dihasilkan tingkat pencapaian penerapan sebesar 96,4%. Sesuai dengan
penilaian Tingkat Penerapan SMK3 PP No. 50 Tahun 2012 menyatakan
bahwa hasil pencapaian penerapan sebesar 85%
- 100% adalah tingkat pencapaian penerapan memuaskan dengan kategori
tingkat lanjutan (166 kriteria).
39
Gambar 4.3.1 APAR CHUBB POWDER 6 KG
40
Pengecekan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di PT PLN (Persero)
UP3 Padang Rayon Tabing dilakukan setiap satu bulan sekali dengan
mengisi kartu checklist pengecekan APAR. Item check yang harus
diperhatikan dalam kartu checklist diisi yaitu tekanan pada tabungAPAR,
pin / segel, selang, klem selang, handle, serta kondisi tabung APAR itu
sendiri. Pengecekan pada tabung APAR dilihat dari tekanannya apakah
berada ditekanan rendah, normal atau tekanan berlebih. Jika tekanan
tabung rendah atau bahkan berlebih, maka tabung APAR tersebut harus
diganti dengan yang baru. Kemudian dilihat dari pin
/ segel pada tabung juga diperiksa jika masih ada segel timah berarti
kondisi segel masih bagus. Lalu yang harus diperhatikan yaitu selang pada
tabung APAR apakah masih bagus atau tidak. Bukan hanya
selangnya saja yang harus diperhatikan tetapi klem selang juga harus
diperiksa. Agar dapat diketahui bahwa selang serta klem selang masih
bagus dan layak digunakan. Kemudian kondisi handle pada tabung apakah
masih kuat atau tidak, jika handle masih kuat maka kondisi handle
dianggap bagus. Tidak hanya tekanan, selang, klem selang serta handle
pada tabung APAR yang harus diperhatikan, kondisi fisik juga harus
dicheck apakah ada kerusakan atau kecacatan pada tabung atau tidak.
Sehingga dengan adanya pengecekkan tabung APAR setiap satu bulan
sekali pegawai dapat mengetahui bahwa tabung APAR tersebut layak
digunakan pada saat yang tepat atau tidak dan dapat mengurangi risiko
yang tidak diinginkan jika terjadi kebakaran. Semua tabung APAR yang
ada di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area Bandung memiliki
kartu ckecklist pengecekan APAR. Jadi dalam setiap ruangan yang ada di
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area Bandung terdapat tabung
APAR baik digedung utama maupun gedung terpisah.
41
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area Bandung merupakan salah satu
perusahaan yang sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) para
pegawai terbukti dengan berhasil dalam mencapai zero accident selama tiga tahun
terakhir. Bentuk program keselamatan kerja yang dibentuk oleh PT PLN (Persero)
UP3 Padang Rayon Tabing yaitu dengan melakukan sosialisasi dan simulasi
penanggulangan bahaya kebakaran, banjir, gempa bumi dan bencana alam lainnya,
mengadakan sosialisasi penggunaan dan penyediaan alat pelindung diri (APD),
menggunakan job safety analysis (JSA), menggunakan working permit, melakukan
briefing sebelum dan sesudah melaksanakan suatu pekerjaan serta menyediakan
tanda keselamatan kerja serta peralatan kerja lainnya.
Program kesehatan kerja yang dibentuk oleh PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon
Tabing yaitu memberikan jaminan kesehatan pegawai, adanya klinik berobat serta
disediakannya Kotak P3K disetiap ruangan. Sebelum membuat program keselamatan
kerja dan program kesehatan kerja, PT PLN (Persero) terlebih dahulu menerapkan
langkah-langkah dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Langkah-langkah yang dilakukan yaitu membangun komitmen dan
penerapan kebijakan K3, Perencanaan K3, menerapkan kebijakan K3, melakukan
pemantauan dan evaluasi kinerja K3, melakukan peninjauan dan peningkatan kinerja
K3.
Hasil dari check list audit internal SMK3 tahun 2017 di PT PLN (Persero) UP3
Padang Rayon Tabing memenuhi sebanyak 160 kriteria dari 166 kriteria yang ada.
Dengan tingkat pencapaian yang didapat sesuai hasil dari persentasi pemenuhan
yaitu sebesar 96,4%. Dilihat pada tabel tingkat pencapaian penerapan masuk
kedalam rentan 85-100%, sesuai dengan
42
penilaian tingkat penerepan SMK3 PP No. 50 tahun 2012 menyatakan bahwa tingkat
pencapaian penerapan sebesar 96,4% adalah tingkat pencapaian penerapan
memuaskan dengan kategori tingkat lanjutan (166 kriteria).
5.2. SARAN
Agar dapat selalu mempertahankan angka kecelakaan kerja yang nol (zero accident)
sebaiknya PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing selalu memantau setiap
pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja, terutama pada pekerjaan yang memiliki
potensi kecelakaan kerja yang besar.
Mempertahankan hasil dari Check List Audit Internal SMK3 agar tetap masuk
kedalam rentan 85-100%, sehingga dengan persentase sebesar 96,4% mencapai
tingkat pencapaian penerapan yang memuaskan dapat memacu semangat untuk
mempertahankan bahkan untuk meningkatkan hasil tingkat pencapaian penerapan
yang mencapai 100%.
43
DAFTAR PUSTAKA
-
- - Pemeriksaan Kelengkapan APD Personil Sebelum Melakukan Pekerjaan
-
- Pengawasan Terhadap Kinerja Perbaikan Dan Pemeliharaan Trafo 20kv
- Coc / Briefing Setiap Pagi Nya Sebelum Personil Melakukan Pekerjaan
- Pengawasan Kinerja Ke Gardu Induk
- Pengawasan Pada Pemasangan Arrester 20Kv
- Pengawasan Dan Evaluasi Kinerja Pemeliharaa Jaringan 20Kv
- Form analisis Keselamatan Kerja Beserta Dokumen Izin kerja Eksternal