Anda di halaman 1dari 66

OPTIMALISASI PENGAWASAN K2/K3 DALAM

PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JARINGAN 20 KV


DALAM RANGKA ZERO ACCIDENT
DI
PT PLN UP3 PADANG ULP TABING

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Mata Kuliah Wajib Kerja Praktek

OLEH :

Ridwan Kelvin Aditya


BP. 2110003423907

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS EKASAKTI
PADANG
2023
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT yang selalu melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan praktek industri di
PT. PLN (PERSERO) UP3 PADANG RAYON TABING dan menyelesaikan
penyusunan laporan Kerja Praktek (KP), dan tanpa kehendak dari-Nya penulis
mungkin tidak akan dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan judul
“OPTIMALISASI PENGAWASAN K2/K3 DALAM PELAKSANAAN
PEMELIHARAAN JARINGAN 20 KV DALAM RANGKA ZERO ACCIDENT
Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad S.A.W dan
keluarga serta sahabatnya. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman yang telah
penulis dapatkan selama mengikuti Kerja Praktek di Unit Teknik PAJ LAKS K3L
DAN KAM dari tanggal 2 Mei 2023 s/d 2 Juni 2023.
Adapun laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
mata kuliah kerja praktek pada jurusan Teknik Mesin Universitas Ekasakti Padang
dan juga untuk memperoleh pengalaman operasional secara langsung di dunia
industri dan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi pada bidang yang diambil
penulis.
Dalam proses pelaksanaan kerja praktek dan penyusunan laporan kerja
praktek ini penulis banyak mendapatkan ilmu pengetahuan, wawasan, bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.H.Sufyarma Marsidin,Mpd Selaku Rektor Universitas Ekasakti
padang beserta jajarannya.
2. Bapak Drs.Risal Abu,ST.,M.Eng. Selaku Dekan Fakultas Teknik Dan
Perencanaan Universitas Ekasakti Padang beserta jajarannya.
3. Bapak Ir. Mukhnizar, MT Selaku Ketua Prodi Jurusan Teknik Mesin Universitas
Ekasakti Padang.
4. Bapak Harmen Joni selaku Manager PLN ULP Tabing

v
5. Bapak Haris Mardias Selaku Pembimbing Lapangan Ahli K3L PT PLN ULP
Tabing
6. Bapak Boni Damianus Sitorus Selaku PAJ LAKS K3L Dan KAM
7. Kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan
mendukung setiap langkah yang penulis tempuh dalam pendidikan.
10.Dan semua pihak yang berkenan memberikan bantuan, baik moril maupun materil
hingga laporan kerja praktek lapangan diselesaikan, penulis tak lupa
menyampaikan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari
segi isi, cara penyampaian maupun teknik penulisan. Oleh sebab itu segenap
saran, masukan dan kritikan yang bersifat membangun dan ilmiah sangat penulis
harapkan. Akhir kata semoga laporan kerja praktek ini mampu memberikan
manfaat serta menambah pengetahuan, baik kepada pembaca maupun penulis
Sendiri

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam sebuah organisasi atau
perusahaan dalam mencapai sebuah keberhasilan, oleh karena itu karyawan
merupakan sebuah aset berharga bagi perusahaan yang harus dijaga atau diberi
perhatian khusus dan dikembangkan untuk kepentingan bersama. Selain diberikan
perhatian, perusahaan juga harus mengelola sumber daya manusia tersebut untuk
mendapatkan sebuah hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan dari perusahaan.
Dalam mengelola sumber daya manusia diperlukan sebuah manajemen yang dapat
mengelola sumber daya secara terencana, sistematis dan efisien agar perusahaan
dapat berkembang dengan baik dan tujuan perusahaan juga tercapai dengan
maksimal. Berkembang atau tidaknya suatu perusahaan tergantung pada kualitas dan
perilaku sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan tersebut. Salah satu hal
yang harus mendapatkan perhatian khusus dalam manajemen sumber daya manusia
adalah keselamatan kerja.
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih
sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan
kerja. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara
umum diperkirakan termasuk rendah. Padahal tenaga kerja adalah faktor penting
bagi kegiatan perusahaan, karena perusahaan tidak bisa lepas dari yang namanya
tenaga kerja.
Menurut Anjani, et, al. (2014:2) menjelaskan bahwa faktor keamanan dan
perlindungan dalam bekerja menjadi faktor yang mempengaruhi untuk bekerja. Pada
saat karyawan mendapatkan keamanan dan perlindungan saat bekerja mereka akan
melakukan pekerjaan dengan baik dengan perasaan yang tenang. Melaksanakan
program keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu faktor dalam
memberi jaminan perlindungan dalam bekerja yang dapat mencegah terjadinya
kecelakaan kerja.

1
PT PLN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk
Perusahaan Perseroan (Persero) berkewajiban untuk menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum. Potensi bahaya yang ditimbulkan dari perusahaan ini sangat
besar salah satunya adalah tersengat arus listrik, terjatuh dari ketinggian tiang,
tertimpa alat-alat berat yang digunakan pada saat proses kerja dilapangan serta
risiko-risiko bahaya lainnya yang sangat rawan bagi para pekerja teknik tersebut.
PT PLN (Persero) juga tidak luput untuk memenuhi semua tuntutan dalam
memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada karyawannya,
sesuai dengan Undang-undang yang telah ada yaitu tentang keselamatan kerja No. 1
tahun 1970. Dengan adanya jaminan tersebut karyawan PT PLN (Persero) akan
merasa aman pada saat mereka bekerja. Pada PT PLN (Persero) keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) mempunyai nama tersendiri yang berbeda dengan perusahaan
lain, yaitu K2 (Keselamatan dan ketenagalistrikan) dan K2 tersebut sudah diatur
dalam sebuah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Didalam K2 tersebut mencakup keseluruhan dari keselamatan dan kesehatan kerja
(K3), ketenagalistrikan, dengan adanya K2 tersebut maka semua pekerjaan yang
akan dilakukan mempunyai standard operation procedure yang mesti dilaksanakan
sebelum dikerjakan. Selain mempunyai standard operation procedure mereka juga
punya Job Safety Analyst untuk melihat risiko kerja apa yang akan terjadi pada
pelaksanaannya, dengan adanya itu akan dapat membantu untuk menghindari
terjadinya kecelakaan kerja dan menciptakan ‘zero accident’ di tubuh PT PLN
(Persero).

1.2 Tujuan Kerja Praktek


Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan kerja praktek ini adalah :
Untuk menambah ilmu pengetahuan yang didapat dan membandingkan teori-teori
yang telah dipelajari selama masa perkuliahan dengan realita dunia kerja.

2
Untuk memberikan pengalaman kerja praktek secara langsung serta untuk
mengetahui kondisi dan segala aktivitas yang terjadi di lingkungan kerja yang
sebenarnya.
Untuk mengetahui Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) di PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing

1.3 Batasan Masalah


Data yang diambil yaitu data sekunder yang merupakan dokumen-dokumen yang
digunakan dalam menerapkan SMK3 di PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon
Tabing khususnya dokumen yang berkaitan dengan kebijakan dan komitmen PT
PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing sesuai dengan PP No. 50 tahun 2012.
Agar pembahasan tidak menyimpang dan terarah, penyusun membatasi materi dalam
laporan ini sebagai berikut :
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
SMK3 Menurut OHSAS 18001
SMK3 Menurut PP No. 50 Tahun 2012.
Internal Audit SMK3.

1.4 Manfaat Kerja Praktek


A. Bagi Mahasiswa
Memperoleh ilmu, pengalaman serta wawasan mengenai SMK3.
Mendapat kesempatan dalam menyusun Laporan Kerja Praktek mengenai SMK3.
B. Bagi Perusahaan
Terciptanya hubungan yang baik antara perusahaan dengan pihak Universitas.
Dapat memanfaatkan mahasiswa untuk membantu kegiatan teknis dan operasional.
C. Bagi Institusi
1. Menjalin hubungan kerjasama yang baik antara Universitas dengan PT PLN
(Persero) UP3 Padang Rayon Tabing
2. Mendapat suatu penelitian baru yang berguna dalam kemajuan dan
perkembangan ilmu K3

3
.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini dibagi atas beberapa Bab, dimana
masing-masing Bab dibagi lagi ke beberapa sub. Adapun sistematika penulisan
laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang, tujuan kerja praktek, batasan
masalah, manfaat kerja praktek, serta sistematika penulisan yang
digunakan.

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN


Bab ini berisi mengenai gambaran umum perusahaan, sejarah, profil
perusahaan, lokasi perusahaan, ruang lingkup perusahaan serta struktur
organisasi. Dan Bab ini juga menjelaskan tentang landasan teori yakni
definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), SMK3 Menurut OHSAS
18001, SMK3 Menurut PP No. 50 Tahun 2012 serta Internal Audit
SMK3.

BAB III HASIL KERJA PRAKTEK


Bab ini berisi mengenai data yang diperoleh selama kerja praktek dimana
data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk grafik maupun tabel serta
pembahasan kesesuaian hasil dengan tujuan penelitian.

BAB IV PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil kerja praktek dan dari
kesimpulan tersebut akan menghasilkan saran guna perbaikan di masa
yang akan datang.

4
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PLN

Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai


ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik
gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri. Antara
tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan- perusahaan Belanda
tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di
awal Perang Dunia II.

Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus
1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para
pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang
bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden
Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah
Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan
Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan
kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN
(Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik,
gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2
(dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)

5
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai
Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum.

Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor


swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status
PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan
juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga
sekarang.

2.2 Visi, Misi dan Motto PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing

2.2.1 Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan
Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

2.2.2 Misi
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

1. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk 2.

2. meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.


3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan

6
2.2.3 Motto
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik .

2.3 Logo Perusahaan PLN

Gambar 2.1 Logo PLN

Sumber : Dokumentasi PLN

 Backround warna kuning

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa


PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan
sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang
diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan
masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang
dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

7
 Petir atau kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk
jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan
kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi
terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan
kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan
kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta
keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.

 Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan
distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN
(Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna
biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya
listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru
juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

2.4 Job Description

PT PLN (Persero) UP3 Padang ULP Rayon Tabing dikepalai oleh Manager
dimana beliau mengepalai berbagai sub bagian di bawahnya dan bertanggung
jawab atas pengolaan usaha melalui optimalisasi seluruh pendistribusian dan
penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai seluruh efisien
Corporate Governance di PT PLN (Persero) UP3 ULP Padang Rayon
Tabing Beliau bertugas untuk:

1. Melakukan kegiatan perusahaan pembangkitan skala kecil secara efisien ,


hemat energi , handal , dan ramah lingkungan .

2. Mengusulkan rencana kerja dan anggaran perusahaan

8
3. Memastikan program rencana kerja dan anggaran perusahaan dilaksanakan
sesuai penetapan direksi.
4. Menetapkan kebijakan strategis terkait pengelolaan pengusaha pembakitan
skala kecil, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik .
5. Menjamin pengelola kegiatan perusahaan pembakitan skala kecil
pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu baik
dalam upaya peningkatan pelayanaan pelanggan.
6. Mengelola sistem manajemen kerja unit dan manajemen mutu termasuk
menetapkan target kinerja unit – unit dibawah koordinasi, memonitor dan
mengendalikan pelaksanaanya.

7. Memastikan pelaksanaan kebijakan strategis penyusunan dan


pematuan manajemen resiko. PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing

2.5 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ( PKL )

2.5.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan

Penulis melaksanakan PKL di PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon


Tabing Di Jalan Sapek Raya,Lubuk Buaya ,Kec Koto Tangah,Kota
Padang,Sumatera Barat 25586

2.5.2 Waktu PKL

Waktu pelaksanaan PKL mulai dari 2 mei 2023 – 2 Juni 2023, dalam waktu
30 hari kerja yaitu hari Senin sampai hari Jum’at dimana setiap hari dan
kerjanya di mulai pada pukul 08:00 – 15:00

9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi K3
Menurut (Depnakes: 2005), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala
daya upaya pemikiran yang dilakukan dalam rangka mencegah, menanggulangi dan
mengurangi terjadinya kecelakan dan dampak melalui langkah-langkah
identifikasi,analisis dan pengendalian bahaya dengan menerapkan pengendalian
bahaya secara tepat dan melaksanakan perundang- undangan tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut Prawirosentono Suyadi (2002:91)
adalah ”menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang menjamin kesehatan dan
keselamatan karyawan agar tugas pekerjaan di wilayah kerja perusahaan dapat
berjalan lancar”.
Menurut Bangun Wilson (2012:386), secara khusus sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja (SMK3) terdapat pada peraturan menteri tenaga kerja nomor
PER. 05/MEN/1996 PASAL 1, sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan guna tercapainya tempat kerja
yang aman, efisien, dan produktif.
Menurut Desles, dalam (Sibarani Mutiara, 2012:115), mengemukakan bahwa ada
tiga penyebab umum kecelakaan, yaitu secara kebetulan (chance occurance),
kondisi tidak aman (unsafe condition), dan sikap yang tidak di

10
inginkan (unsafe acts on the part of employee). Faktor-faktor yang menyebabkan
antara lain:
A Alat pengaman yang tidak sempurna
B Peralatan yang rusak
C Prosedur yang berbahaya di dalam, di atas atau disekitar peralatan dan mesin.
D Tempat penyimpanan yang tidak aman.
E Kurangnya pencahayaan.
F Tidak berfungsinya ventilasi udara.

3.1.1 Tujuan Penerapan K3


Adapun tujuan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ialah sebagai
berikut:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan baik
secara fisik, sosial dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
dengan seefektif mungkin.
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. (Luckyta,
2012

11
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3.1.2 Definisi SMK3

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) guna terciptanya
tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif. (Permen, 2008).

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) adalah suatu struktur,
tanggung jawab, praktek dan suatu prosedur sumber daya perusahaan untuk
menerapkan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (ILO, 1998). Menurut PP
No. 50 tahun 2012 SMK3 adalah sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) mencakup hal-hal


sebagai berikut ; struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,
pencapaian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Pemahaman tentang
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang benar dari semua
aspek sangat berguna untuk pencegahan kecelakaan dalam kegiatan konstruksi
dimana diharapkan produksi meningkat dengan meminimalkan atau mengurangi
kecelakaan bahkan meniadakan kecelakaan.

3.1.3 Tujuan SMK3

Sistem Manajemen K3 merupakan sistem manajemen yang memiliki tujuan utama


yaitu memberikan perlindungan pada pekerja, bagaimanapun pekerja adalah asset
perusahaan yang harus dipelihara dan dijaga keselamatan

12
(Suardi, 2007). Tujuan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) menurut PP No. 50 tahun 2012 (pasal 2) :
1.Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang
terencana, terstruktur dan terintegrasi.
2.Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja buruh, dan atau serikat pekerja / serikat
buruh.
3.Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong
produktifitas.
Tujuan dari penerapan SMK3 dapat digolongkan sebagai berikut :
A. Sebagai alat ukur kinerja K3 dalam organisasi
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) menjadi alat ukur
pencapain kinerja K3 serta untuk mengetahui sejauh mana penerapan K3
diberlakukan di suatu organisasi. Cara yang digunakan yaitu dengan
membandingkan pencapaian K3 dengan beberapa persyaratan yang telah ditetapkan.
Pengukuran dapat diketahui oleh suatu organisasi jika organisasi telah melakukan
audit internal maupun eksternal. Persyaratan SMK3 yang diberlakukan di Indonesia
yaitu SMK3 berdasarkan PP No. 50 tahun 2012.
B. Sebagai sertifikasi
SMK3 dapat digunakan untuk sertifikasi penerapan manajemen K3. Sertifikat
biasanya diberikan oleh lembaga sertifikasi yang telah terakreditasi, organisasi yang
sudah mendapatkan sertifikat dinyatakan sudah baik dalam menerapkan SMK3 di
organisasinya.
C. Sebagai dasar pemberian penghargaan (awards)
SMK3 seringkali dijadikan tolak ukur dalam memberikan penghargaan pada suatu
organisasi, penghargaan biasanya diberikan oleh pemerintah atau lembaga lain
sebagai suatu bentuk penghargaan terhadap pencapaian kinerja K3 yang baik.
Organisasi yang mendapatkan penghargaan akan mendapatkan citra n baik di
mata
masyarakat dianggap telah mengutamakan aspek keselamatan dan kesehatan bagi
pekerjanya

13
3.2 Manfaat SMK3
Manfaat dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah
sebagai berikut :
1. Perlindungan Karyawan
Karyawan atau pekerja merupakan asset yang sangat perlu dijaga sehingga sangat
penting bagi perusahaan untuk dapat melindungi setiap pekerjanya. Sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) sangat memberikan dampak
positif terhadap angka kecelakaan kerja. Pekerja yang terjamin aspek keselamatan
dan kesehatannya akan memberikan kinerja yang optimal, memberikan kepuasan dan
meningkatkan loyalitas terhadap perusahaan.
2. Memperlihatkan Kepatuhan pada Peraturan dan Undang-Undang
Akibat yang di timbulkan dari ketidak patuhan perusahaan terhadap perundang-
undangan yang berlaku dalam suatu negara seperti citra buruk, adanya tuntutan
hukum dari badan pemerintahan dan permasalahan tenaga kerja. Penerapan SMK3
pada suatu perusahaan menunjukan adanya niat baik perusahaan untuk mencegah
kecelakaan.
3. Mengurangi Biaya
Keuntungan dari penerapan SMK3 adalah dapat mengurangi biaya akibat
kecelakaan, meskipun dalam proses audit SMK3 akan mengeluarkan biaya besar
tetapi akan lebih efisien dibandingkan dengan pengeluaran biaya akibat kecelakaan.
SMK3 sebagai salah satu upaya dalam mencegah pengeluaran biaya yang tidak
terduga akibat kecelakaan. Salah satu biaya yang dapat dikurangi oleh SMK3 adalah
biaya premi asuransi banyak perusahaan yang biaya premi asuransinya lebih kecil
setelah menerapkan SMK
4.Membuat Sistem Manajemen yang Efektif
Banyak variabel yang membantu dalam kesuksesan sistem manajemen yang efektif,
diataranya mutu, lingkungan, keuangan, tekologi informasi dan K3. Bentuk nyata
penerapan SMK3 adalah dengan adanya prosedur yang terdokumentasi, dengan
adanya prosedur segala aktifitasi yang terjadi dapat terorganisir dengan baik.
Persyaratan perencanaan, evaluasi dan tindak lanjut merupakan bentuk suatu
manajemen yang baik dan bagian penting pengendalian dan pemantauan sehingga
dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi. Sistem dapat meningkatkan

14
kemampuan personel dalam mengetahui potensi ketidaksesuaian. Sehingga
organisasi dapat berkonsentrasi dalam melakukan peningkatan dibandingkan
melakukan perbaikan atas permasalahan- permasalahan yang terjadi.Meningkatkan
Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan
Pekerja yang merasakan keamanan dalam menjalankan perkerjaan akan
menghasilkan kinerja yang optimal sehingga akan berdampak pada produk yang
dihasilkan. Penerapan SMK3 dapat menimbulkan citra baik pada perusahaan untuk
meningkatkan kepercayaan pelanggan (Suardi, 2007)

3.2.1 Proses SMK3


Terdapat dua unsur pokok dalam Sistem Manajemen K3 yaitu terletak pada
proses manajemen dan elemen-elemen implementasi. Proses SMK3 menjelaskan
bagaimana suatu manajemen itu dijalankan. Elemen SMK3 sebagai komponen-
komponen yang saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan. Elemen-elemen
SMK3 tersebut antara lain tanggung jawab, wewenang, hubungan antar fungsi,
aktivitas, proses, praktis, prosedur dan sumber daya. Seringkali dalam menentukan
suatu kebijakan K3, perencanaan, objektif dan program biasanya dipertimbangkan
melalui elemen-elemen SMK3 (Ramli, 2010).
Pendekatan yang digunakan dalam proses manajemen K3 adalah pendekatan PDCA
(plan-do-check-action). Langkah awal dalam menetapkan Sistem manajemen K3
dari tahap perencanaan, suatu kegiatan tidak akan berjalan

15
dengan efektif dan efisien tanpa perencanaan yang matang. Perencanaan di awali
dengan suatu komitmen kuat dari pihak manajemen (Ramli, 2010).
Menurut Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 proses SMK3, terdapat beberapa
langkah yang dilakukan dalam proses SMK3 dan sifatnya memiliki kesinambungan
saling keterkaitan antar bagian. Berikut proses penerapan SMK3 dalam PP No. 50
tahun 2012 :
1. Penetapan kebijakan K3
2. Perencanaan K3
3. Pelaksanaan Rencana K3
4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dan
5. Peninjauan ulang dan peningkatan kinerja SMK3 (Indonesia, 2012).

Gambar Siklus PDCA (Plan, Do, Check, Act)


Pendekatan yang digunakan untuk menerapkan SMK3 adalah menggunakan siklus
Plan-Do-Check-Act (PDCA). Plan, Do, Check and Action (PDCA) merupakan suatu
proses perbaikan secara terus menerus dan berkelanjutan yang biasanya digunakan
untuk mengendalikan kualitas yang bukan hanya sebagai alat pemecah masalah
(Sokovic, 2010, hal. 477-478).
Plan yang dilakukan berupa penetapan sasaran dan proses yang diperlukan untuk menacapai
hasil dengan kebijakan K3 organisasi. Do melaksanakan proses yang telah direncanakan.
Check berupa pemantauan dan pengukuran terhadap proses berdasarkan kebijakan,
sasaran, peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3 lainnya serta
melaporkan hasilnya. Act mengambil tindakan untuk perbaikan kinerja K3 secara

16
berkelanjutan (Susihono dan Rini, 2013)
.

Gambar 3.2.1 Pendekatan SMK3 dengan menggunakan Siklus


PDCA (Plant, Do, Check, Act)
3.2.2 SMK3 Menurut OHSAS 18001

OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety Assessment Series)


merupakan standar untuk sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) yang berlaku di dunia. SMK3 merupakan bagian dari sistem manajemen
perusahaan yang digunakan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan
kebijakan K3 dan mengelola risiko. OHSAS secara resmi dipublikasikan tahun 2007
dengan menggunakan pendekatan kesisteman mulai dari perencanaan, penerapan,
pemantauan dan tindakan perbaikan yang mengikuti siklus PDCA (P dan Atuti,
2013).Standar ini dapat diterapkan pada setiap organisasi yang memiliki tekad untuk
meminimalkan risiko yang mengancam pekerja. OHSAS dapat dipadukan dengan
sistem yang sudah ada di organisasi untuk saling melengkapi. Organisasi yang
mengimplementasikan OHSAS 18001 memiliki struktur manajemen yang
terorganisir dengan wewenang dan tanggung jawab yang tegas, sasaran yang jelas,
hasil pencapaian yang di ukur dan pendekatan yang terstruktur untuk menilai risiko
(P danAtuti, 2013).

17
Dalam menerapkan OHSAS 18001 terdapat beberapa klausul
yang harus dipenuhi oleh organisasi yang ingin menerapkan
SMK3. Berikut adalah klausul- klausulnya:

Tabel 3.2.2

Klausul OHSAS 18001:2007

Nomor Klausal
4.2 Kebijakan K3
4.3 Perencanaan
4.3.1 Identifikasi bahaya potensial, penilaian risiko dan pengendalian risiko
4.3.2 Legal
4.3.3 Tujuan dan Sasaran
4.3.4 Program Manajemen K3
4.4 Operasional dan Penerapan
4.4.1 Struktur dan Organisasi
4.4.2 Pelatihan, Kepedulian dan Kompetensi
4.4.3 Konsultasi dan Komunikasi
4.4.4 Sistem Dokumentasi SMK3
4.4.5 Pengendalian Dokumen
4.4.6 Pengendalian Operasi
4.4.7 Persiapan dan Tanggap Darurat
4.5 Pemantauan dan Pengukuran
4.5.1 Petunjuk Kerja, Pemantauan dan Pengukura
4.5.2 Kecelakaan, Insiden, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
4.5.3 Pengendalian Rekaman
4.5.4 Audit
4.6 Tinjauan Manajemen

18
3.3 SMK3 Menurut PP No. 50 Tahun 2012

Sama halnya dengan sistem manajemen lainnya tentu terdapat beberapa tahapan dan
elemen yang terkandung dalam SMK3 berdasarkan PP No. 50 tahun 2012. SMK3
berdasarkan PP No. 50 tahun 2012 dianggap sebagai pedoman bagi setiap
perusahaan di Indonesia dalam menerapkan SMK3, akan tetapi sama dengan
OHSAS 18001:2007 bahwa sistem ini dapat disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan perusahaan masing-masing sehingga bukanlah sistem yang
mutlak.Perusahaan yang wajib menerapkan yaitu perusahaan yang mempekerjakan
sedikitnya 100 orang pekerja atau mempunyai tingkat risiko bahaya yang tinggi
(Indonesia, 2012).

Tahapan manajemen dalam SMK3 berdasarkan Pertauran Pemerintah No.

50 tahun 2012 yaitu meliputi:

1. Penetapan kebijakan K3

Tahap penetapan kebijakan K3 adalah merupakan tahap awal dalam penerapan


SMK3. Kebijakan K3 yang disusun sebaiknya berdasarkan tinjauan terhadap aspek
K3 diperusahaan awal yang dikonsultasikan kepada pekerja. Kebijakan yang telah
disusun sebaiknya ditetapkan oleh top manajemen yang secara jelas menyatakan
tujuan dan sasaran K3 selalu dikomunikasikan kepada pekerja atau pihak terkait
lainnya, dan selalu dijamin ketersediaannya dan terpelihara. Kebijakan sebaiknya
kebijakan K3 yang selalu relevan dan selalu diperbaharui. Penempatan organisasi K3
pada posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan akan dapat mempermudah
jalannya SMK3 diperusahaan, serta didukung dengan penyediaan anggaran, tenaga
kerja dan sarana yang memadai. Pimpinan perusahaan harus menunjukkan bentuk
komitmennya dalam menerapkan sistem ini agar pelaksanaan SMK3 selalu
mendapatkan dukungan dari pimpinan.

2.Perencanaan K3

Tahap perencanaan merupakan tahap yang cukup penting dalam SMK3. Tahap

19
perencanaan harus disusun pengusaha berdasarkan data kongkrit dari kondisi
perusahaan seperti hasil penelaahan awal, identifikasi potensi bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko. Perencanaan disusun juga berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lainnya, akan tetapi harus dipertimbangkan dari sisi
sumber daya yang ada. Poin yang sebaiknya dimasukkan dalam tahap perencanaan
yaitu tujuan dan sasaran, skala prioritas berdasarkan risiko tertinggi, upaya
pengendalian bahaya, penetapan sumber daya, jangka waktu pelaksanaan, indikator
pencapaian dan sistem pertanggung jawaban yang dikomunikasikan.

3.Pelaksanaan rencana K3
Tahap pelaksanaan akan sangat berkaitan dengan sumber daya manusia dan sarana
dan prasarana. Sumber daya yang digunakan harus memiliki kualifikasi sarana
prasarana harus memadai sehingga dapat menunjang jalannya SMK3 di perusahaan.
4.Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam pemantauan dan evaluasi kinerja baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Audit internal SMK3 secara berkala dapat
mengetahui pecapaian kinerja SMK3 sehigga perusahaan dapat mengetahui
kekurangan dan perbaikan yang perlu dilakukan.
5.Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
Menjamin kesesuaian dan keefektifan SMK3 dapat dilakukan melalui tahap
peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 agar proses SMK3 selalu
berkesinambungan sehingga dapat mencapai tujuan. Tinjauan yang dilakukan harus
dapat mengatasi implikasi K3 terhadap semua unsur perusahaan dan sarana prasarana
harus memadai sehingga dapat menunjang jalannya SMK3 di perusahaan.

3.4 Internal Audit SMK3


Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap
pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang
telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan. Internal
audit SMK3 menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
(Permenakertrans) No.18 Tahun 2008 adalah audit SMK3 yang dilakukan oleh
perusahaan sendiri dalam rangka pembuktian penerapan SMK3 dan persiapan audit
eksternal SMK3 dan pemenuhan standar nasional atau internasional atau tujuan

20
lainnya (Soehatman Ramli, 2013:160).
SMK3 mensyaratkan audit internal dilakukan secara berkala dengan persyaratan
sebagai berikut:
1. Pemeriksaan secara sistematik.
2. Audit dilakukan secara independen.
3. Audit SMK3 dilakukan oleh badan audit independen.
Sesuai yang tertuang di dalam Peraturan Pemerintah RI No.50 tahun 2012 tentang
penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) dinyatakan
bahwa untuk pembuktian penerapan sistem manajemen K3 perusahaan dapat
dilakukan audit oleh badan audit yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja.
Demikian untuk efektivitas pencapaian audit sistem manajemen K3 di suatu
perusahaan, audit harus dilakukan oleh badan audit independen atau eksternal audit.
Pada pasal 5 ayat (2) audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) terdapat 12 unsur atau elemen audit yaitu:
1. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen (26 kriteria)
2. Pembuatan dan pendokumentasian rencana K3 (14 kriteria)
3. Pengendalian perancangan dan peninjauan kontrak (8 kriteria)
4. Pengendalan dokumen (7 kriteria)
5. Pembelian dan pengendalian produk (9 kriteria)
6. Keamanan bekerja berdasarkan SMK3 (40 kriteria)
7. Standar pemantauan (17 kriteria)
8. Pelaporan dan perbaikan kekurangan (9 kriteria)
9. Pengelolaan material dan perpindahannya (12 kriteria)
10. Pengumpulan dan penggunaan data (6 kriteria)

11. Pemeriksaan SMK3 (3 kriteria)


Pengembangan keterampilan dan kemampuan (13 kriteria) Untuk pelaksanaan audit,maka
kedua belas elemen tersebut dibuat pedoman teknis audit sistem manajemen K3 seperti
yang tertuang pada lampiran II Peraturan Pemerintah RI No.50 tahun 2012. Kriteria
Pencapaian Audit SMK3 PP No. 50 Tahun 2012Terdapat beberapa kriteria audit
yang tercantum dalam PP No. 50 tahun 2012 sebanyak 12 elemen dengan 166
kriteria. Elemen-elemen yang termasuk dalam SMK3 PP No. 50 tahun 2012 adalah
pembangunan dan pemeliharaan rencana K3, pembuatan dan pendokumentasian

21
rencana K3, pengendalian, perancangan dan peninjauan kotak, pengendalian
dokumen,pembelian dan tenaga kerja. Demikian untuk efektivitas pencapaian audit
sistem manajemen K3 di suatu perusahaan, audit harus dilakukan oleh badan audit
independen atau eksternal audit. Pada pasal 5 ayat (2) audit Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terdapat 12 unsur atau elemen audit
yaitu:Pembangunan dan pemeliharaan komitmen (26
Untuk pelaksanaan audit, maka kedua belas elemen tersebut dibuat pedoman teknis
audit sistem manajemen K3 seperti yang tertuang pada lampiran II Peraturan
Pemerintah RI No.50 tahun 2012.

3.4.1 Kriteria Pencapaian Audit SMK3 PP No. 50 Tahun 2012


Terdapat beberapa kriteria audit yang tercantum dalam PP No. 50 tahun 2012
sebanyak 12 elemen dengan 166 kriteria. Elemen-elemen yang termasuk dalam
SMK3 PP No. 50 tahun 2012 adalah pembangunan dan pemeliharaan rencana K3,
pembuatan dan pendokumentasian rencana K3, pengendalian, perancangan dan
peninjauan kotak, pengendalian dokumen, pembelian dan pengendalian produk,
keamanan bekerja berdasarkan SMK3, standar pemantauan, pelaporan dan
perbaikan. Penetapan kriteria audit pada setiap tingkat pencapaian penerapan SMK3
terbagi menjadi 3 tigkat, yaitu:
A. Penilaian tingkat awal, penilaian penerapan SMK3 memenuhi 64 kriteria.
B. Penilaian tingkat transisi, penilaian penerapan SMK3 memenuhi 122 kriteria.
C. Penilaian tingkat lanjut, penilaian penerapan SMK3 memenuhi166 kriteria.

22
3.4.2 Tabel Tingkat Pencapaian Penerapan Audit

Kategori Tingkat Pencapaian Penerapan


Perusahaan
0-59% 60-84% 85-100%

Kategori Tingkat penilaian Tingkat Tingkat


tingkat awal penerapan kurang penilaian penilaian
(64 kriteria) penerapan baik penerapan
memuaskan
Kategori Tingkat penilaian Tingkat Tingkat
tingkat transisi penerapan kurang penilaian penilaian
(122 kriteria) penerapan baik penerapan
memuaskan
Kategori tigkat Tingkat penilaian Tingkat Tingkat
lanjutan (166 penerapan kurang penilaian penilaian
kriteria) penerapan baik penerapan
Memuaskan

Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 juga mengkategorikan penilaian


terhadap perusahaan berdasarkan kriteria menurut sifatnya yaitu:
A Kategori kritikal
Kategori ini ketika audit menemukan temuan yang mengakibatkan fatality
atau kematian pada pekerja.
B Kategori mayor
Kategori ini ketika perusahaan tidak memenuhi ketentuan peraturan
perundang- undangan, perusahaan tidak melaksanakan salah satu prinsip
SMK3, terdapat temuan minor untuk satu kriteria audit di beberapa lokasi.
C Kategori minor Kategori ini ditemukan jika ketidakkonsistenan dalam
pemenuhan persyaratan peraturan perundang-undangan, standar, pedoman

23
dan acuan lainnya

24
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTEK

4.1. Hasil Kegiatan Kerja Praktek


Kerja Praktek dilaksanakan di PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon
Tabing di bagian Teknik K3L. Waktu pelaksanaan dimulai pada tanggal
02 Mei 2023 s/d 2 Juni 2023. Kegiatan Kerja Praktek yang penyusun
laksanakan di PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing meliputi :

Tabel 3.1 Kegiatan Kerja Praktek


Hari Tanggal Kegiatan
Mempelajari SMK3 (Sistem Manajemen
Selasa 2 Mei 2023
Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Berkonsultasi Dan Berdiskusi Bersama
Pembimbing Lapangan
Rabu 3 Mei 2023
 Pengenalan K2 & K3
Kamis 4 Mei 2023  Pengecekan APAR gedung kantor PT
PLN (Persero)
 Pengecekan APAR, HYDRANT dan
Kotak P3k di gedung kantor PT PLN
(Persero)
Jumat 5 Mei 2023
 Penginputan data APAR, HYDRANT dan
Kotak P3K di gedung kantor PT PLN
Persero

Senin 8 Mei 2023 Mengikuti Briefing Pagi Sebelum


Melaksanakan Kegiatan
Selasa 9 Mei 2023 Penginputan Data APAR dan P3K
Rabu 10 Mei 2023 Studi Literatur

24
Lanjutan Tabel 3.1
Ksmis 11 Mei 2023 Studi Literatur
Jumat 12 Mei 2023 Penginputan Data APAR
Senin 15 Mei 2023 Mempelajari Hirarc dan JSA
Selasa 16 Mei 2023 Studi Literatur
Rabu 17 Mei 2023 Briefing Bersama Personil Sebelum Bertugas
Kamis 18 Mei 2023 Mencheck Dan Melihat Kinerja Personil Dalam
Pemeliharaan Trafo Di Area Kantor
Jumat 19 Mei 2023 Studi Literatur
Senin 22 Mei 2023 Studi Literatur
Selasa 23 Mei 2023 Pengecekan APD
Rabu 24 Mei 2023 Pengecekan APD
Kamis 25 Mei 2023 Pengecekan APD
Jumat 26 Mei 2023 Melakukan Pengawasan Pemadaman Listrik
Dalam Rangka Pemliharaan Kabel Di jalan
Adinegoro
Senin 29 Mei 2023 Studi Literatur
Selasa 30 Mei 2023 Studi Literatur
Rabu 31 Mei 2023 Studi Literatur
Kamis 1 Juni 2023 LIBUR TANGGAL MERAH
Jumat 2 Juni2023 LIBUR TANGGAL MERAH
Senin 5 Juni 2023 Melakukan Pengawasan Kerja Di PT PLN
( PERSERO) UNIT INDUK SUMATERA UNIT
PELAKSANA TRANSMISI PADANG

4.2. Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada


PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing
Dalam menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3), PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing menggunakan
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 sebagai landasan dalam
menerapkan SMK3. Tujuan dari penerapan SMK3 di lingkungan kerjanya
yaitu agar PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing dapat mancapai
angka zero accident pada saat bekerja sesuai dengan komitmen yang telah
diterapkan. Agar dapat mencapai zero accident disetiap pekerjaannya,
langkah-langkah penerapan SMK3 yang dilakukan oleh PT PLN (Persero)

25
UP3 Padang Rayon Tabing adalah :

1. Membangun Komitmen dan Penetapan Kebijakan K3


PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing merupakan sebuah
perusahaan yang sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) para pegawainya, terbukti dengan hasilnya dalam mencapai zero
accident selama tiga tahun terakhir. Hasil pencapaian yang didapatkan
oleh PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing tersebut tidak terlepas
dari dari komitmen yang diterapkannya dalam penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). Komitmen tersebut
selalu diterapkan oleh PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing demi
mencapainya target kinerja perusahaan dan mendapatkan angka
kecelakaan nihil (zero accident).

Gambar 4 .1
Himbauan Direksi K3 PT PLN (Persero) UP3 PADANG RAYON TABING

26
Gambar 4.2 Kebijakan Dan Komitmen PT PLN (Persero)
UID SUMATERABARAT

Selain menerapkan komitmen tersebut, PT PLN (Persero) UP3 Padang


Rayon Tabing juga membentuk sebuah panitia untuk menjamin penerapan
SMK3 yang dilakukan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, panitia tersebut adalah panitia LK2 (Lingkungan dan
Keselamatan Ketenagalistrikan), P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) serta Ahli K3. Masing-masing panitia tersebut memiliki
peran dan tanggung jawab yang berbeda-beda.

2. Perencanaan K3
Sebelum menerapkan kebijakan SMK3 di lingkungan perusahaan, langkah
yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah membuat perencanaan K3
yang harus sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Perencanaan K3 yang dibuat oleh PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon
Tabing adalah sebagai berikut :

27
a. Menetapkan Tujuan dan Sasaran K3
Tujuan dari penerapan SMK3 di lingkungan PT PLN (Persero) adalah :
1. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan produktif.
2. Mengelola penyaluran tenaga listrirk tegangan tinggi secara efisien, andal
dan akrab lingkungan.
3. Melakukan pemeliharaan instalasi sistem transmisi tenaga listrik dengan
mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Sedangkan sasaran yang dituju oleh PT PLN (Persero) dari penerapan


SMK3 di lingkungan perusahaan adalah mempertahankan zero accident
dan nihil penyakit akibat kerja.
b. Membuat Peraturan yang sesuai dengan Perundang-undangan
Setiap perumusan kebijakan dan perencanaan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) yang dibuat oleh PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon
Tabing mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3, sehingga penerapan yang dilaksanakan oleh PT PLN
(Persero) UP3 Padang Rayon Tabing telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
c. Membuat Program Kerja SMK3
Sebelum melakukan sebuah pekerjaan, PT PLN (Persero) UP3 Padang
Rayon Tabing terlebih dahulu membuat daftar program kerja SMK3 yang
akan dikerjakan selama setahun. Membuat daftar program kerja ini
bertujuan agar setiap pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
d. Mengidentifikasi bahaya dan melakukan pengendalian risiko
Sebelum melakukan suatu pekerjaan, PT PLN (Persero) UP3 Padang
Rayon Tabing terlebih dahulu membuat sebuah dokumen yang berisikan
tentang jenis bahaya yang kemungkinan dapat terjadi pada saat melakukan
suatu pekerjaan, selain mengidentifikasi bahaya, didalam dokumen
tersebut juga terdapat tentang bagaimana prosedur kerja yang aman

28
sehingga para pekerja dan mitra kerja dapat menghindari kemungkinan
bahaya yang dapat terjadi. Dokumen tersebut berisikan mengenai
peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut serta alat
pelindung diri (APD) apa saja yang wajib dikenakan.

3. Menerapkan Kebijakan K3
Dalam menerapkan kebijakan K3, PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon
Tabing

menunjuk Ahli K3, P2K3 dan LK2 sebagai pengawas dalam setiap
pelaksanaan suatu pekerjaan. Langkah yang dilakukan oleh PT PLN
(Persero) UP3 Padang Rayon Tabing

dalam menerapkan kebijakan K3 adalah sebagai berikut :


A. Menggunakan Dokumen Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) pada
Instalasi Listrik Tegangan Tinggi sebelum melaksanakan suatu
pekerjaan guna mengetahui jenis pekerjaan yang akan dilakukan,
mengetahui kondisi fisik dari para pegawai sebelum turun ke lapangan,
mengecek kelengkapan APD yang akan digunakan para pekerja serta
prosedur dan urutan dari pekerjaan yang akan dilakukan.
B Membuat Peraturan Direksi PT PLN (Persero) tentang pedoman
keselamatan kerja di lingkungan PT PLN (Persero) untuk mengatur
tentang kriteria, penyebab dasar, penyebab perantara dari kecelakaan
kerja, Penyakit Akibat Kerja (PAK) / Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(PAHK), meninggal mendadak, bagaimana tindakan pencegahan,
perlindungan dan penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan kerja
dan PAK / PAHK, serta peraturan lainnya yang menyangkut tentang
penerapan SMK3 di lingkungan PT PLN (Persero).
C. Menggunakan dokumen laporan kecelakaan kerja atau laporan PAK /
PAHK apabila terjadi kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja di
lingkungan kerja PT PLN (Persero) serta melakukan investigasi
kecelakaan kerja untuk menjelaskan secara detail bagaimana kronologi
kecelakaan tersebut dapat terjadi, menganalisa apa penyebab langsung

29
dari kecelakaan tersebut dan apa tindakan pencegahan yang telah
dilakukan sebelum terjadinya kecelakaan.

Menggunakan dokumen working permit / izin kerja dan Job Safety


Analysis (JSA) untuk setiap pekerjaan yang akan dilakukan oleh para
pegawai maupun vendor yang bekerjasama dengan PT PLN (Persero) UP3
PADANG Rayon Tabing
D. Dokumen ini biasanya digunakan sebagai surat izin untuk bekerja atau
memasuki lingkungan dengan instalansi tegangan tinggi.

E. Selalu mengadakan briefing terlebih dahulu untuk memberikan


pengarahan kepada para pekerja mengenai pekerjaan apa saja yang
harus dilakukan dan apa saja potensi bahaya yang dapat terjadi.
F. Rutin mengadakan pemeriksaan kesehatan pegawai, terutama pegawai
yang bekerja di lingkungan yang memiliki potensi bahaya yang besar
serta pegawai yang berada dalam masa purna bakti.
G. Melakukan rapat tentang penerapan K2 / K3 setiap bulannya agar dapat
mengetahui kekurangan apa saja yang terjadi selama penerapan
kebijakan tersebut.
H. Mengadakan pelatihan K2 / K3 bagi manajemen serta sosialisasi dan
simulasi penanggulangan bahaya kebakaran kepada para pegawai dan
outsourcing setiap tahunnya.

30
Tabel 4.2.2 Lembar Analisis Bahaya Pekerjaan Job Safety Analysis (JSA)

LEMBAR ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN JOB


SAFETY ANALYSIS ( JSA )

TANGGAL JSA :
JENIS PEKERJAAN :
UNIT PELAKSANA : TANDA
PELAKSANA JSA :
TANGAN

ANALISA KESELAMATAN LOKASI PEKERJAAN : Jalan


KERJA : Adinegoro

ALAT PELINDUNG YANG DIPERLUKAN :


DIPERIKSA OLEH : …………………
1. Helm 6. jas hujan
….
2. Safety Belt 7.sarung tangan
3. Tali Panjat 8.
DISETUJUI OLEH : …………………
4. Sepatu Safety 9.

5. Sarung Tangan 10.
LANGKAH PEKERJAAN BAHAYA POTENSIAL TINDAKAN DIREKOMENDASIKAN
1. persiapan Briefing
- izin dari aparat terkait
2. pembebasan lahan Tidak mendapatkan ijin - memasang rambu rambu peringatan
pekerjaan
- tidak sesuai peralatan dengan
standar SNI - Menyiapkan alat alat sesuai standar SNI
3. menyiapkan alat & bahan
- Peralatan kurang/tidak lengkap - Melengkapi alat yang kurang
- Peralatan tidak update
- potensi bahaya dari biantang - persiapan K3
buas - memakai penopang tanah
4. galian tanah - tanah galian longsor - sediakan alat pompa air
- tanah galian tertutp air - pengarahan pada petugas
- potensi petugas terluka pelaksana pekerjaan
- putusnya tali penarik - Mengecek kelayakan tari penarik
5. pemasangan tiang - Pekerja tertimpa tiang - Memakai alat bantu (katrol)
- Terjatuhnya tiang/ gagal pasang - Menjaga jarak dari pemasangan tiang
- Pekerja memakai APD
- Licin - Mengecek peralatan sebelum melakukan
6. Pemadatan tanah dan
- Tertimbunnya alat bantu pemadatan
pengecoran sekitar tiang
- Pengaruh cuaca (hujan) - Melakukan perkiraan cuaca saat pengecoran
- Pengecoran harus sesuai standarisasi
- Merapihkan peralatan yang sudah dipakai
- Pembersihan area pendirian tiang
7. Finishing pendiirian tiang
- Pelaporan pekerjaan selesai kepada
pengawas

31
Tabel 4.2 Lembar Job Safety Analisys
LEMBAR ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN ( JOB
SAFETY ANALYSIS / JSA )

TANGGAL JSA :
UNIT PELAKSANA : JENIS PEKERJAAN :
TANDA
PELAKSANA JSA :
TANGAN :

ANALISA KESELAMATAN
LOKASI PEKERJAAN :
KERJA :

ALAT PELINDUNG YANG DIPERLUKAN :


DIPERIKSA OLEH
1 Helm Safety 6 Full body harness :
………………
2 Sepatu 20 KV 7 Tangga Fiber …….
3 Sepatu tahan bentur 8 Cone
DISETUJUI OLEH :
4 Sarung tangan 20 KV 9 Police Line
………………
5 Safety belt 10 ……
LANGKAH PEKERJAAN BAHAYA POTENSIAL TINDAKAN DIREKOMENDASIKAN

Persiapan peralatan kerja, APD dan


Peralatan tidak lengkap Cek kelengkapan peralatan
kendaraan

Briefing, berdoa dan yel-yel Personil sakit Cek kesehatan

Berangkat menuju lokasi Kecelakaan lalu lintas Berhati – hati dalam mengemudi

Pengecekan kelengkapan APD


Personil tidak menggunakan APD
personil, pembacaan JSA dan Cek kelengkapan APD
lengkap
HIRARC
Salah pasang rambu, orang masuk ke Pemasangan rambu rambu di tempat yag
Pemasangan rambu- rambu bahaya
area berbahaya sesuai, awasi oleh pengawas

Perbaikan JTR Tersengat listrik Menggunakan APD

Pelepasan rambu-rambu bahya Rambu-rambu lupa dilepas Awasi oleh pengawas

Briefing, berdoa dan yel-yel Personil tidak lengkap Cek absen personil

Kembali ke kantor Kecelakaan lalu lintas Berhati hati dalam mengemudi

Evaluasi hasil pekerjaan Nihil Nihil

32
Tabel 4.2.3 Formulir Job Safety Analysis

33
4. Melakukan Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
Dalam melakukan pemantauan terhadap kinerja K3 perusahaan, PT PLN
(Persero) UP3 Padang Rayon Tabing melakukan inspeksi K2 dan
keamanan di lingkungan kantor dan gardu induk, gudang dan lingkungan
kantor setiap tiga bulan sekali. Dalam melakukan inspeksi tersebut, Ahli
K3 PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing akan mengadakan
pemeriksaan ke lingkungan kantor dan Gardu Induk secara mendadak.
Pada saat pemeriksaan tersebut Ahli K3 akan memeriksa setiap pekerjaan
yang dilakukan oleh para pekerja, apakah pekerjaan tersebut berjalan
sesuai Standard Operating Procedure (SOP) atau telah menggunakan
perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan yang ditetapkan
atau tidak. Apabila terdapat salah satu pegawai yang bekerja tidak sesuai
prosedur pekerjaan atau tidak menggunakan APD pada saat bekerja, maka
pegawai tersebut akan dikenakan peraturan disiplin pegawai berupa
pemberian peringatan tertulis pertama dengan kriteria Talenta Perlu
Penyesuaian (PPS) sampai dengan peringatan tertulis pertama dan terakhir
dengan kriteria Talenta Sangat Perlu Perhatian (SPP) dan penurunan satu
grade.

Selain melakukan inspeksi K2 dan keamanan, PT PLN (Persero) UP3


Padang Rayon Tabing juga melakukan audit SMK3 yang dilakukan setiap
setahun sekali yang dilaksanaan oleh pihak internal. Audit SMK3
digunakan untuk meninjau dan menilai kinerja serta efektivitas SMK3
yang diterapkan oleh perusahaan. Pelaksanaan audit internal mencakup
seluruh area dan aktivitas dalam ruang lingkup penerapan SMK3
perusahaan. Semua hasil yang didapatkan dari audit SMK3 tersebut
dianalisa kembali guna menentukan keberhasilan atau untuk melakukan
identifikasi akan tindakan perbaikan terhadap penerapan kebijakan
tersebut.

34
Gambar 4.2.4. Pemantauan Dan Evaluasi Kerja

Gambar 4.2.4 Pengawasan Perbaikan Jumper TM 10 Pada Kontruksi Khusus

35
5. Melakukan Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area Bandung selalu melakukan
tinjauan ulang terhadap pelaksanaan SMK3 yang diterapkan di lingkungan
perusahaannya. Tinjauan ulang terhadap pelaksanaan SMK3 ini
dilaksanakan setiap awal tahun oleh Tim P2K3 dan LK2 PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat Area Bandung. Dalam melakukan peninjauan K3
perusahaan, Tim P2K3 dan LK2 akan memeriksa dan memantau segala
bentuk kebijakan yang diterapkan, perencanaan, dan pelaksanaan K3.
Semua hasil tinjauan tersebut dicatat dan didokumentasikan agar dapat
menjadi bahan untuk peninjauan selanjutnya.
Ahli K3 PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing menjelaskan
bahwa hasil dari tinjauan SMK3 tersebut akan disebarluaskan kepada para
pegawainya kedalam aplikasi AMS (Aplikasi Manajemen
Surat) yang dimiliki oleh PT PLN (Persero). Tujuan disebarkannya hasil
tinjauan tersebut adalah agar para pegawai mengetahui bagaimana kondisi
dari penerapan SMK3 yang telah diterapkan selama ini, apakah sudah
sesuai dengan ketentuan atau ada hal yang harus diperbaiki oleh pihak
manajemen maupun para pegawai.

4.3 Check List Audit Internal SMK3 PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon
Tabing
Check List SMK3 disusun berdasarkan pada lampiran II PP No. 50 Tahun
2012 tentang pedoman penilaian Sistem Manajemen K3. Data yang
terkumpul dianalisis dengan menggunakan scoring, dengan cara
menghitung persentase temuan kesesuaian penelitian (hasil audit check
list). Kemudian tingkat pencapaiannya berdasarkan pada lampiran II PP
No. 50 Tahun 2012.
Berdasarkan tingkat pencapaian penerapan pada PP No. 50 tahun 2012 PT PLN
(Persero) UP3 Padang Rayon Tabing termasuk kedalam perusahaan tingkat lanjutan
yang harus memenuhi 166 kriteria dengan 12 elemen. Pada hasil Check List Audit
Internal di PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing selama setahun yaitu pada

36
tahun 2017 didapat hasil audit dengan 166 kriteria menunjukkan bahwa check list
audit dilihat dari Kriteria Audit SMK3, Tidak Berlaku (Non Aplicable) yaitu kriteria
yang tidak dapat diterapkan karena memang dalam lingkup SMK3 yang diterapkan
tidak bisa menerapkan kriteria tersebut, Bukti Objektif Hasil Pengamatan, Temuan,
Evidence (Bukti), Pemenuhannya terdiri dari Kesesuaian dan Ketidaksesuaian,
dimana Ketidaksesuaian terdiri dari Kategori Minor (kategori ini ditemukan jika
ketidak konsistenan dalam pemenuhan persyaratan peraturan perundang- undangan,
standar, pedoman dan acuan lainnya), Mayor (Kategori ini ketika perusahaan tidak
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan, perusahaan tidak
melaksanakan salah satu prinsip SMK3, terdapat temuan minor untuk satu kriteria
audit di beberapa lokasi) serta Kritikal (Kategori ini ketika audit menemukan temuan
yang mengakibatkan fatality atau kematian pada pekerja).

Dari tabel Check List Audit Internal pada tahun 2017 dapat diketahui
bahwa masih adanya kriteria yang tidak berlaku (Non Aplicable) sebanyak
5 kriteria yaitu pada kriteria pembangunan dan pemeliharaan komitmen
pada kebijakan K3, kriteria pembuatan dan pendokumentasian rencana K3
pada rencana strategi K3 serta pada manual SMK3. Berdasarkan tabel
check list audit internal SMK3 pada tahun 2017, PT PLN (Persero) UP3
Padang Rayon Tabing hanya memenuhi sebanyak 160 kriteria dari
166 kriteriayang ada. Maka perhitungannya sebagai berikut :
Tingkat pencapaian Audit SMK3 di PT PLN (Persero) Tahun 2017
Persentase Pemenuhan :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖


=
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 − 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢 𝑁𝐴) x 100%

160
= x 100%
(166)

37
= 96,4 %

Berdasarkan hasil perhitungan elemen persentase dengan 166 kriteria yang


tercapai oleh PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayo Tabing sebesar 96,4%.
Sehingga dapat dilihat pada tabel tingkat pencapaiam penerapan (Tabel
2.2) masuk ke dalam tingkat pencapaian memuaskan karena persentase
yang dihasilkan masuk kedalam rentan 85-100%. Dari hasil perhitungan
diatas dengan menggunakan rumus persentase pemenuhan maka
dihasilkan tingkat pencapaian penerapan sebesar 96,4%. Sesuai dengan
penilaian Tingkat Penerapan SMK3 PP No. 50 Tahun 2012 menyatakan
bahwa hasil pencapaian penerapan sebesar 85%
- 100% adalah tingkat pencapaian penerapan memuaskan dengan kategori
tingkat lanjutan (166 kriteria).

Dari tabel Check List Audit Internal pada tahun 2017 dapat diketahui
bahwa masih adanya kriteria yang tidak berlaku (Non Aplicable) sebanyak
5 kriteria yaitu pada kriteria pembangunan dan pemeliharaan komitmen
pada kebijakan K3, kriteria pembuatan dan pendokumentasian rencana K3
pada rencana strategi K3 serta pada manual SMK3. Berdasarkan tabel
check list audit internal SMK3 pada tahun 2017, PT PLN (Persero) UP3
Padang Rayon Tabing hanya memenuhi sebanyak 160 kriteria dari
166 kriteriayang ada. Maka perhitungannya sebagai berikut :
Tingkat pencapaian Audit SMK3 di PT PLN (Persero) Tahun 2017
Persentase Pemenuhan :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖


=
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 − 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢 𝑁𝐴) x 100%

160
= x 100%
(166)
= 96,4 %

Berdasarkan hasil perhitungan elemen persentase dengan 166 kriteria yang

38
tercapai oleh PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayo Tabing sebesar 96,4%.
Sehingga dapat dilihat pada tabel tingkat pencapaiam penerapan (Tabel
2.2) masuk ke dalam tingkat pencapaian memuaskan karena persentase
yang dihasilkan masuk kedalam rentan 85-100%. Dari hasil perhitungan
diatas dengan menggunakan rumus persentase pemenuhan maka
dihasilkan tingkat pencapaian penerapan sebesar 96,4%. Sesuai dengan
penilaian Tingkat Penerapan SMK3 PP No. 50 Tahun 2012 menyatakan
bahwa hasil pencapaian penerapan sebesar 85%
- 100% adalah tingkat pencapaian penerapan memuaskan dengan kategori
tingkat lanjutan (166 kriteria).

4.4 Pengecekan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Di PT PLN


(Persero) UP3 Padang Rayon Tabing
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat pemadam api berupa
tabung (berat maksimal 16 kg) yang mudah digunakan / dioperasikam oleh
satu orang untuk pemadam api pada awal terjadi kebakaran. APAR (Alat
Pemadam Api Ringan) sebagai alat untuk memutuskan atau memisahkan
rantai tiga unsur (sumber panas, udara dan bahan bakar). Dengan
terpisahnya tiga unsur tersebut, kebakaran dapat dihentikan (Gempur
Santoso, 2004). PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing
menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) CHUBB POWDER.
Dalam satu perusahaan terdapat APAR yang dipasang di dinding-dinding
dan efektif digunakan pada ruangan, karena dalam pemadaman kebakaran
bersifat mengisolasir oksigen. Diantaranya yaitu terdapat di gedung utama
serta di gedung terpisah. PT PLN (Persero) menggunakan APAR ukuran 6
Kg.

39
Gambar 4.3.1 APAR CHUBB POWDER 6 KG

Gambar 4.3.2 Form Pemeriksaan APAR

40
Pengecekan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di PT PLN (Persero)
UP3 Padang Rayon Tabing dilakukan setiap satu bulan sekali dengan
mengisi kartu checklist pengecekan APAR. Item check yang harus
diperhatikan dalam kartu checklist diisi yaitu tekanan pada tabungAPAR,
pin / segel, selang, klem selang, handle, serta kondisi tabung APAR itu
sendiri. Pengecekan pada tabung APAR dilihat dari tekanannya apakah
berada ditekanan rendah, normal atau tekanan berlebih. Jika tekanan
tabung rendah atau bahkan berlebih, maka tabung APAR tersebut harus
diganti dengan yang baru. Kemudian dilihat dari pin
/ segel pada tabung juga diperiksa jika masih ada segel timah berarti
kondisi segel masih bagus. Lalu yang harus diperhatikan yaitu selang pada
tabung APAR apakah masih bagus atau tidak. Bukan hanya
selangnya saja yang harus diperhatikan tetapi klem selang juga harus
diperiksa. Agar dapat diketahui bahwa selang serta klem selang masih
bagus dan layak digunakan. Kemudian kondisi handle pada tabung apakah
masih kuat atau tidak, jika handle masih kuat maka kondisi handle
dianggap bagus. Tidak hanya tekanan, selang, klem selang serta handle
pada tabung APAR yang harus diperhatikan, kondisi fisik juga harus
dicheck apakah ada kerusakan atau kecacatan pada tabung atau tidak.
Sehingga dengan adanya pengecekkan tabung APAR setiap satu bulan
sekali pegawai dapat mengetahui bahwa tabung APAR tersebut layak
digunakan pada saat yang tepat atau tidak dan dapat mengurangi risiko
yang tidak diinginkan jika terjadi kebakaran. Semua tabung APAR yang
ada di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area Bandung memiliki
kartu ckecklist pengecekan APAR. Jadi dalam setiap ruangan yang ada di
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area Bandung terdapat tabung
APAR baik digedung utama maupun gedung terpisah.

41
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area Bandung merupakan salah satu
perusahaan yang sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) para
pegawai terbukti dengan berhasil dalam mencapai zero accident selama tiga tahun
terakhir. Bentuk program keselamatan kerja yang dibentuk oleh PT PLN (Persero)
UP3 Padang Rayon Tabing yaitu dengan melakukan sosialisasi dan simulasi
penanggulangan bahaya kebakaran, banjir, gempa bumi dan bencana alam lainnya,
mengadakan sosialisasi penggunaan dan penyediaan alat pelindung diri (APD),
menggunakan job safety analysis (JSA), menggunakan working permit, melakukan
briefing sebelum dan sesudah melaksanakan suatu pekerjaan serta menyediakan
tanda keselamatan kerja serta peralatan kerja lainnya.
Program kesehatan kerja yang dibentuk oleh PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon
Tabing yaitu memberikan jaminan kesehatan pegawai, adanya klinik berobat serta
disediakannya Kotak P3K disetiap ruangan. Sebelum membuat program keselamatan
kerja dan program kesehatan kerja, PT PLN (Persero) terlebih dahulu menerapkan
langkah-langkah dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Langkah-langkah yang dilakukan yaitu membangun komitmen dan
penerapan kebijakan K3, Perencanaan K3, menerapkan kebijakan K3, melakukan
pemantauan dan evaluasi kinerja K3, melakukan peninjauan dan peningkatan kinerja
K3.
Hasil dari check list audit internal SMK3 tahun 2017 di PT PLN (Persero) UP3
Padang Rayon Tabing memenuhi sebanyak 160 kriteria dari 166 kriteria yang ada.
Dengan tingkat pencapaian yang didapat sesuai hasil dari persentasi pemenuhan
yaitu sebesar 96,4%. Dilihat pada tabel tingkat pencapaian penerapan masuk
kedalam rentan 85-100%, sesuai dengan

42
penilaian tingkat penerepan SMK3 PP No. 50 tahun 2012 menyatakan bahwa tingkat
pencapaian penerapan sebesar 96,4% adalah tingkat pencapaian penerapan
memuaskan dengan kategori tingkat lanjutan (166 kriteria).

5.2. SARAN
Agar dapat selalu mempertahankan angka kecelakaan kerja yang nol (zero accident)
sebaiknya PT PLN (Persero) UP3 Padang Rayon Tabing selalu memantau setiap
pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja, terutama pada pekerjaan yang memiliki
potensi kecelakaan kerja yang besar.
Mempertahankan hasil dari Check List Audit Internal SMK3 agar tetap masuk
kedalam rentan 85-100%, sehingga dengan persentase sebesar 96,4% mencapai
tingkat pencapaian penerapan yang memuaskan dapat memacu semangat untuk
mempertahankan bahkan untuk meningkatkan hasil tingkat pencapaian penerapan
yang mencapai 100%.

43
DAFTAR PUSTAKA

Novyenti, Ayuzara Rachmazilya (2017). Tinjauan


Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada PT PLN
(Persero) Pusat Pelayanan Dan Pengatur
Beban Sumatera Unit Pelayanan Transmisi
Padang, Tugas Akhir, Padang : Politeknik
Negeri Padang.

Khoerunisa, Anisa (2015). Komitmen Team Manajemen


Dalam Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Di
DAOP2 Bandung PT Kereta Api Indonesia
(Persero) Tahun 2015, Skripsi, Jakarta :
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Huzain, Mohamad Reza (2013). Analisis Penilaian


Pemenuhan Elemen Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3) Pp
No. 50 Tahun 2012 Di Pt. X Semarang, Jurnal.
Semarang : Universitas Diponogoro.

Maruli, Michael (2016). Analisis Kualitas


Pemeliharaan Sistem Jaringan Distribusi Di
PT PLN (Persero) APJ Bandung, Laporan
Kerja Praktek. Bandung : Universitas Telkom.
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (SMK3).

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1959 Tentang


Penentuan Dibentuknya Perusahaan Listrik dan Gas.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.


05/MEN/1996 Pasal 1. Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Nomor 18 Tahun 2008.
LAMPIRAN

 Surat Pengantar Kerja Praktek Dari Kampus


 Surat Balasan dari Perusahaan
 Dokumentasi Kerja Praktek

-
- - Pemeriksaan Kelengkapan APD Personil Sebelum Melakukan Pekerjaan
-
- Pengawasan Terhadap Kinerja Perbaikan Dan Pemeliharaan Trafo 20kv
- Coc / Briefing Setiap Pagi Nya Sebelum Personil Melakukan Pekerjaan
- Pengawasan Kinerja Ke Gardu Induk
- Pengawasan Pada Pemasangan Arrester 20Kv
- Pengawasan Dan Evaluasi Kinerja Pemeliharaa Jaringan 20Kv
- Form analisis Keselamatan Kerja Beserta Dokumen Izin kerja Eksternal

Anda mungkin juga menyukai