Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

PT.PLN (Persero) UPDK TELLO MAKASSAR"

BIDANG K3

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM

ANGKATAN KE 58

ELVARA GEMPITA GINTING

PENYELENGGARA

PT.PLN (Persero) UPDK TELLO MAKASSAR


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi setiap perusahaan dituntut untuk terus memacu
kinerjanya menyambut persaingan indutri yang semakin ketat. Pertumbuhan
ekonomi global yang semakin pesat akan memunculkan perusahaan-perusahaan
baru dengan manajemen dan kinerja yang lebih baik sebagai kompetitor. Faktanya
perusahaaan dengan ide dan pola pikir fresh dan modern yang akan memuncaki
tangga kesuksesan. Dengan didukung semakin mudahnya media komunikasi dan
pemasaran. Optimalisasi di beberapa sisi seperti aset perusahaan dan Sumber
Daya Manusia (SDM) sebagai pengelolanya menjadi point penting sebagai senjata
perusahan tersebut untuk bertahan.
Dampak langsung dari kondisi tersebut secara khusus terasa pada
kehidupan dan pola kerja setiap SDM sebagai tenaga kerja. Dapat diambil contoh
yaitu karyawan yang terlibat didalamnya. Karyawan harus bisa memacu kinerjanya
semaksimal mungkin dan tepat sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu
sebagai perusahaan yang produktif dan profitable.
Sebagai contoh di perusahaan berbasis teknologi dan machinery seperti
pembangkit listrik yang didalamnya memanfaatkan berbagai jenis rotating machine
dan hardware dengan potensi bahaya yang terbilang tinggi di lingkungan kerjanya.
Setiap saat keselamatan dan kesehatan sumber daya manusianya pasti akan
terancam.
Penggunaan berbagai alat dan mesin di dalam perusahaan tersebut
menyebabkan karyawan tidak akan terlepas dari resiko yang menyangkut
keselamatan dan kesehatan kerja. Resiko ini dapat menimpa tenaga kerja kapan
dan dimana saja, sehingga membutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak
yang berkaitan seperti pengusaha, tenaga kerja, dan perusahaan.
Untuk mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja tersebut
maka sangat dibutuhkan adanya sistem atau pedoman pelaksanaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3). K3 sangat dibutuhkan para pelaku kerja agar setiap
aktivitas kerjanya tidak keluar dari batas yang membahayakan keselamatan dan
kesehatan individunya.
Perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja dan mempunyai potensi
bahaya yang ditimbulkan oleh proses produksi yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat
kerja, wajib menerapkan keselamatan dan mengacu pada Undang-undang No. 1
tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja dapat dijadikan acuan bagi
perlindungan tenaga kerja dari bahaya kecelakaan dan penyakit akibat bekerja
maupun akibat lingkungan kerja.
Pelaksanaan K3 harus di manage dengan baik agar tepat guna. Oleh
karena itu muncul Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
yang akan berfungsi sebagai media antisipasi bagi para pekerja saat melakukan
pekerjaannya dari resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya dengan membuat aturan tentang 3
keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan
pimpinan perusahaan. Dalam hal ini PT. PLN (Persero) Sektor Tello merupakan
salah satu pembangkit Tenaga Uap, Tenaga Diesel dan Tenaga Gas di Sulawesi
Selatan yang mulai beroperasi sejak tahun 1971. PT. (Persero) Sektor Tello dalam
upaya untuk mejadi pemasok listrik yang handal haruslah senangtiasa
meningkatkan kinerja karyawan dengan memperhatikan kenyamanan dan
keamanan karyawannya ketika bekerja. Yaitu dengan memberikan perlindungan
serta jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan. Oleh sebab itu
program jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat penting, yaitu untuk
meningkatkan kepuasan, sehingga kinerja menjadi lebih meningkat dan tercapainya
hasil produksi yang diinginkan. Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, serta sumber
produksi, proses produksi dan lingkungan kerja dalam keadaan aman, maka perlu
penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3).
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan mitra penting bagi perusahaan
dalam mendukung proses produksi. Dalam melakukan proses produksi tersebut,
karyawan selalu berhubungan dengan mesin-mesin yang bisa menimbulkan resiko
kecelakaan kerja. Semakin cukup jumlah dan kualitas fasilitas keselamatan dan
kesehatan kerja, maka semakin tinggi pula mutu kerja karyawan. Dengan adanya
program ini, karyawan akan merasa diperhatikan oleh perusahaan, sehingga
mereka akan bekerja lebih baik. 4 Dari uraian di atas, maka dalam penelitian ini
peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. PLN (Persero) Sektor
Tello Makassar”.

B. Rumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil suatu
rumusan masalah yang akan diteliti yaitu : Seberapa besar pengaruh Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT
PLN (Persero) Sektor Tello Makassar?

C. Tujuan
Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan PT PLN (Persero ) Sektor Tello Makassar.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Dapat dijadikan
sebagai referensi tambahan bagi mahasiswa Manajemen khususnya dalam
penelitian-penelitian selanjutnya mengenai pengaruh 5 Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT PLN (Persero )
Sektor Tello Makassar. 2. Memberikan informasi kepada dunia industri tentang
salah satu usaha untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja dengan tanpa
menurunkan kinerja Perusahaan. 3. Sebagai motivasi terhadap industri yang ada di
indonesia dalam rangka penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat

PT. PLN (Persero) Sektor Tello merupakan salah satu pembangkit Tenaga

Uap, Tenaga Diesel dan Tenaga Gas di Sulawesi Selatan yang mulai beroperasi

sejak tahun 1971. PT. (Persero) Sektor Tello dalam upaya untuk mejadi pemasok

listrik yang handal haruslah senangtiasa meningkatkan kinerja karyawan dengan

memperhatikan kenyamanan dan keamanan karyawannya ketika bekerja. Yaitu

dengan memberikan perlindungan serta jaminan keselamatan dan kesehatan kerja

bagi karyawan.

Oleh sebab itu program jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat

penting, yaitu untuk meningkatkan kepuasan, sehingga kinerja menjadi lebih

meningkat dan tercapainya hasil produksi yang diinginkan. Untuk menjamin

keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat

kerja, serta sumber produksi, proses produksi dan lingkungan kerja dalam keadaan

aman, maka perlu penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan

Kerja (SMK3). Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan mitra penting bagi

perusahaan dalam mendukung proses produksi. Dalam melakukan proses produksi

tersebut, karyawan selalu berhubungan dengan mesin-mesin yang bisa

menimbulkan resiko kecelakaan kerja. Semakin cukup jumlah dan kualitas fasilitas

keselamatan dan kesehatan kerja, maka semakin tinggi pula mutu kerja karyawan.

Dengan adanya program ini, karyawan akan merasa diperhatikan oleh perusahaan,

sehingga mereka akan bekerja lebih baik.


B. Sarana pokok yang dimiliki PT. PLN (persero) Tello yaitu:

1. Tempat magang (PKL).


2. Pembangkit Listrik tegana Gas dan uap, pembangkit listri tenaga diesel.
3. Sarana bengkel dan Gudang
4. Kantor.

C. VISI DAN MISI PT.PLN (Persero) UPDK TELLO MAKASSAR

1. Visi dan Misi Perusahaan


Visi PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tello Makassar :
a. Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumpu kembuh
kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
b. Menjadi unit pembangkitan yang andal, efesien dan berwawasan
lingkungan.

2. Misi PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tello Makassar :


a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lainnya yang terkait,
berorientasi kepada pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang
saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
e. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.
f. Melaksanakan pemeliharan yang berorientasi kepada “On Condition Base
Maintenance” serta selalu mengikuti dan memperlihatkan buku petunjuk
pabrik dan pengalaman operasi.
g. Memantau dan mengendalikan secara terus menerus pengaruh operasi
pembangkitan terhadap mutu.
h. Kecelakaan nihil.
i.
D. Struktur Organisasi Perusahaan
BAB III
TEMUAN & ANALISA
A. TEMUAN POSITIF
NO LOKASI TEMUAN DOKUMENTASI REKOMENDASI PERATURAN
Permenaker No 5 Tahun 2018
Tentang K3 Lingkungan Kerja
Pasal 5

 peraturan menteri
perburuhan No. 7 Tahun
1964 tentang syarat
kesehatan kebersihan
serta penerangan dalam
sudah terdapat fasilitas toilet tempat kerja
yg terpisah untuk cowok dan Permen PUPR No.14 Tahun
untuk wastafel bisa diberi sabun 2017 Pasal 28 ayat 1
cewek, kebersihan toilet baik,
cuci tangan, dan untuk
terdapat wastafel di depat Sarana pendukung
pencahayaan bisa di tambah evakuasi terdiri atas:
toilet, mempunyai akses
lampu penerangan
masuk dan keluar yg mudah,  Rencana evakuasi
luas toilet cukup  Sistem peringatan
bahaya bagi
pengguna
 Pencahayaan eksit dan
tanda arah
 Area tempat
berlindung
 Titik berkumpul
 Lift kebakaran

PERMENNAKERTRANS NO
01 TAHUN 1976 tentang
terdapatnya fasilitas klinik kewajiban hyperkes bagi
perlu adanya tenaga paramedis
perusahaan yg sudah dokter perusahaan.
lain seperti perawat yg bisa
memadai dan mempunyai Pasal 1, pasal 2, dan pasal 4
standby pada tiap shift sehingga
izin klinik
jika terjadi karyawam sakit bisa
terdapat dokter yg sudah kepdirjen Binwasnaker no 22
lebih mudah dan cepat ditangani
bersertifikat hiperkes th 2008 tentang juknis
penyelenggara pelayanan
kesehatan kerja
 PERMENAKER No. Tahun
1980 Tentang Syarat- Syarat
Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api
 Tersedia APAR dan Ringan
penempatannya digantung Pasal 4 Ayat 1
 Konsistensi pemeriksaan
pada dinding Pasal 4 Ayat 3
berkalakondisi APAR.
 Telah dilakukan Pasal 6 Ayat 1
 Penambaha nunit APAR
pemeriksaan berkala
sesuai regulasi.
dan perawatan terhadap
 Kepmenaker No. 186 / MEN
APAR Terdapat fire hydran
/ 1999 Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran
Ditempat Kerja
pasal 2 ayat 2
PERMENAKER no
12 tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan
Instalasi listrik (kabel) Sebaiknya diterapkan di Kerja Listrik di Tempat Kerja
digulung dengan rapi seluruh tempat kerja Pasal 2
Pasal 3 (b)
Permen PUPR No.14Tahun
2017 tentang Persyaratan
Kemudahan Bangunan
Sudah baik, tersedia name plate
Suda Gedung
sebagai petunjuk arah
Pasal 4 ayat 2
Pasal 5 ayat 1

Permenakertrans No.
Per.15/Men/VIII/2008 ttg P3K
Di Tempat Kerja
Pasal 2

PP REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 88 TAHUN 2OI9
Terdapat kotak P3K di tiap- TENTANG KESEHATAN
tiap titik lokasi dan tempat KERJA, NO 8, PASAL 9
Saran bisa ditambakan buku
terdapat 5 titik kotak P3K tentang Penyelenggaraan
pedoman P3K di tempat kerja
dan setiap bulan dilakukan
pengecekan Kesehatan Kerja harus
didukung oleh:
 sumber daya manusia,
 Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
 peralatan Kesehatan Kerja;
 pencatatan dan pelaporan.

Instruksi Menteri Tenaga Kerja


No.2/M/BW/BK/1984 tentang
Terdapat Penyimpanan
Pengesahan alat Pelindung
APD di ruangan seperti Bisa di tambahkan SOP
helmet, sepatu pemakaian APD ditempat Diri
Safety,sarung tangan,Ear kerja
Plug UU NO 1, TAHUN 1970
tentang KESELAMATAN
KERJA
Kepmenaker No. Kep
Terdapat penyimpanan limbah 187/Men/1999 Tentang
B3 cair yg sudah memadai Pengendalian Bahan Kimia
sehingga tidak menimbulkam Berbahaya pasal 1
perlu ditambahan alat untuk
pencemaran di lingkungan
pelindung diri (APD) di tempat
perusahaan maupun di luar
ruangan limbah B3 cair
perusahaan. Penanganan
limbah cair sudah memiliki sop Permenaker No 5 Tahun 2018
penanganan limbah Tentang K3 Lingkungan Kerja
 Pasal 5
Mencegah dan mengurangi  PP No. 50 Tahun 2012
kecelakaan kerja dan penyakit tentang Penerapan Sistem
akibat kerja dengan melibatkan Menajemen K3 bab I pasal
unsur manajemen, 2
pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh.
Dan tidak pernah ditemukan
adanya accident.

Adanya SIO memastikan bahwa  Permenaker No 09 Tahun


2010 Pasal 14 ayat 2
operator yang mengoperasi kan
 Permenaker No 38 Tahun
forklift sudah tersertifikasi
Sudah baik dan tetap dipertahankan 2016 Bab VIII Pasal 110
berdasarkan peraturan yang Ayat 3
berlaku yaitu kapasitas angkut Permenaker No 9 Tahun
maskimal 1 ton. 2010 Bab II Pasal
 Permenaker No 09 Tahun
2010 Pasal 14 ayat 2
Adanya SIO memastikan bahwa
 Permenaker No 38 Tahun
operator yang mengoperasi kan
Sudah baik dan tetap dipertahankan 2016 Bab VIII Pasal 110
sudah tersertifikasi berdasarkan Ayat 3
peraturan yang berlaku. Permenaker No 9 Tahun
2010 Bab II Pasal 5

B. TEMUAN NEGATIF
NO LOKASI TEMUAN DOKUMENTASI REKOMENDASI PERATURAN
Tidak tersedia lampu isyarat Perlu ditambahkan lampu isyarat,  Permenaker RI No 05 tahun
pada pesawat angkut. agar dapat diketahui jika mesin
1985 BAB I pasal 3 ayat 3
sedang atau akan beroprasi
tentang pesawat angkat dan
angkut.
Permenaker No 09 tahun 2010
Terdapat Atap yang Perlu adanya perbaikan pada atap UU NO 1, TAHUN 1970 tentang
berlubang yang menimbulkan untuk meminimalisir terjatuhan KESELAMATAN KERJA
kecelakaan kerja runtuhnya atap
Permenaker NO 5, TAHUN 2018
tentang K3 LINGKUNGAN
KERJA

Pemasangan rambu K3 yang Pohon harus dipangkas agar lebih pasal 2 ayat 2 “Kewajiban
tidak terstruktur /penempatan memudahkan untuk melihat mencegah, mengurangi dan
yang tidak tepat petunjuk jalur evakusi memadamkan kebakaran di
tempat kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
deteksi, alarm, pemadam
kebakaran dan evakuasi”

Terdapat barang yang tidak Barang-barang yang tidak berguna Permenaker No 5 Tahun 2018
berada dirempatnya bisa disimpan di gudang Tentang K3 Lingkungan
penyimpanan barang dan KerjaPasal 1 poin 5
perkakas
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang di dapatkan dilapangan serta alalisis K3
bidang konstruksi bangunan, penanggulangan kebakaran instalasi listrik dan K3 elevator dan
escalator dapat disimpulkan bahwa PT. PLN (Persero) Tello Kota Makassar telah
menerapkan K3 yang baik pada bidang tersebut, namun masih terdapat beberapa temuan
negatif baik dari penyediaan fasilitas hingga kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh
pekerja yang dapat memicu terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Hal ini
dapat diartikan bahwa perlu dilakukan evaluasi serta perbaikan serta perlunya pengawasan
dari Ahli K3 agar dapat berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah dibuat
B. Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu:

1. Sebaiknya atap bangunan yang sudah mulai rapuh di ganti, serta


detector dan alarm kebakaran otomatis

2. Lakukan pengecekan dan perawatan secara berkala untuk alat-alat kerja yang
digunakan serta perlu terdokumentasi dengan rapi untuk memudahkan evaluasi;

3. Pekerja harus selalu diedukasi mengenai pentingnya penggunaan APD dan


menjaga tempat kerja selalu rapi dan perlu dilakukan pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai