Kepada Yth.
Di tempat.
Dengan Hormat,
NIM : 121000302
Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016”. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak
untuk berpartisipasi menjadi informan dalam penelitian ini. Segala hal yang
bersifat rahasia akan saya rahasiakan dan saya gunakan hanya untuk kepentingan
penelitian ini.
ketersediaan serta kerjasama yang baik dari Bapak saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
Nama :
Usia :
Jabatan :
Pendidikan Terakhir :
Masa Kerja :
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan
Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016”. Untuk itu, secara
keperluan penelitian
Kisaran, 2016
Informan
(…………………………………………)
berharga.
oleh peneliti.
6. Dalam wawancara tidak ada jawaban salah atau benar, serta dijaga
kerahasiaannya.
IDENTITAS INFORMAN
Nama :
Usia :
Jabatan :
Pendidikan Terakhir :
Lama Bekerja :
PEDOMAN WAWANCARA
1. Bagaimana proses yang dilakukan di Cenex Plant Bunut Rubber Factory PT.
2. Bagaimana proses yang dilakukan di Cenex Plant Bunut Rubber Factory PT.
pelaksanaan SMK3?
Plant Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Kisaran?
A = Dilaksanakan
B = Tidak Dilaksanakan Sepenuhnya
C = Tidak Dilaksanakan
D = Belum Dipantau
Lampiran 11. Form Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko K3 di Cenex Plant Bunut Rubber Factory
√
1 Lateks R Lateks Men/1982 0 0 3 0 3 0 n APD 0 0 3 0 3 0
Cidera / 7 BMR - WI 4
Patah - 19,
Tulang Penggunaa
√
0 2 2 0 3 0 n APD 0 0 2 0 2 0
Kebising Ganggua Permenake 7 Penggunaa 5
Pengoperasia an n r n APD,
n Mesin - Pendeng No.Kep.13 Service
mesin aran /MEN/X/2 Mesin
2 Separator R 011 2 1 0 3 1 0 0 1 0 3 1 0
√
1 0 3 0 3 0 21 0 0 3 0 2 0
Tangan Luka 4 4
Pencucian Tergores Jari
√
3 Bowl Disc R Tangan 2 1 0 0 1 0 2 1 0 0 1 0
Tangan 3 3
√
Kram 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0
Pemakaian Percikan Iritasi 4 Penggunaa 4
Bahan Kimia Pada Mata n APD
( NH3 Gas, Mata
TZ
Dispersion,
√
4 Lauric Acid ) R 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
Pengisian Ledakan Cidera / 5 Penggunaa 4
Produk Tangki Kerusak n APD
Lateks pekat an
Ke Tangki Property
√
5 Perumka R 1 0 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0
Larutan Iritasi 5 Penggunaa 4
Pembuatan Terkena Kulit n APD,
Kimia Kulit BMR - WI
Larutan ( TZ, - 12, 13 &
√
6 DAP, LA) R 3 1 0 0 1 0 25 2 1 0 0 1 0
Terhirup Sesak 6 3
Powder Nafas
√
Kimia 2 0 2 0 2 0 1 0 1 0 1 0
Ledakan Cidera / Permenake 9 Penggunaa 8 APD,
Pengoperasia Tangki Kerusak r n APD, Administrasi
n Mesin an No.Per.01/ BMR - WI
7 Compressor R Property Men/1982 1 0 2 3 3 0 - 11 1 0 1 3 3 0
Lampiran 12. Laporan Rapat Tinjauan Manajemen PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Area 1 (Sumut 1) Tahun 2015
& Belawan
3. Masalah complain CPO & PK - Diskusikan antara POM & POM/Marketing
Marketing.
8 Perubahan – perubahan -Adanya Perubahan versi sistem -Pembentukan Team Revisi GM/QHSE 2016
termasuk Perkembangan dan manajamen mutu & Lingkungan Dokumen QHSE &
Persyaratan Perundang- (ISO 9001:2015 & ISO 14001: Sustainability Management
undangan dan Persyaratan lain 2015 ) System yang mengadopsi :
yang terkait dengan Aspek - Adanya system ERP I Plant a) Sistem Manajemen Mutu
Mutu, Lingkungan, K3 dan yang belum terintegrasi ke dalam ISO 9001:2015 & ISO
Sosial. system manajemen. 14001:2015.
b) Sistem ERP i-Plant
Adanya penambahan aspek Mempelajari kembali BRF/QHSE/HR/ 2016
Penilaian dalam PROPER 2015 – mekanisme Penilaian PROPER Store.
2016 terkait Struktur Organisasi 2015 – 2016.
dalam Pengelolaan B3.
Ada wacana mengeluarkan Perlu dikoordinasikan kembali GM/QHSE/ 2016
COMMERCE Department dari dengan QHSE Corporate. Commerce
lingkup sertifikasi system
manajemen mutu di BSP Sumut 1
karena sudah masuk lingkup
corporate.
9 Rekomendasi untuk Efektivitas Penggunaan Project team Improvement 2016 Estate/BRF/QC 2016
Peningkatan. Ammonia untuk pengawetan : “Kajian Pengawetan Lateks
Lateks. Sebagai Bahan Baku SIR 3CV
& Cenex dengan menggunakan
Ammonia di Kebun “.
Gambar 1. Jalan Masuk PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk, Bunut Rubber
Factory, Kisaran
Gambar 6. Rambu K3
Gambar 7. Rambu K3
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes. 2015. Situasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI.
86
Suma’mur, P.K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT.
Agung Seto.
GATRA. 2016. Apresiasi dan Sosialisasi K3 Tiada Henti. Volume XXII, No.
30. (http://www.gatra.com/advetorial/202852-apresiasi-dan-sosialisasi-
k3-tiada-henti). [Diakses 28 Agustus 2016].
BAB III
METODE PENELITIAN
deskriptif.
Penelitian ini akan dilakukan di Cenex Plant Bunut Rubber Factory PT.
yang ada di Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk,
Kisaran.
Kisaran
39
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2016 (survey awal) sampai
Dalam penelitian ini, yang menjadi instrumen utama atau alat penelitian
adalah penulis atau peneliti. Namun dalam pengambilan data di lapangan, peneliti
dibantu oleh instrumen lainnya, yaitu; pedoman wawancara, lembar check list,
buku catatan, alat tulis, alat perekam suara, dan alat dokumentasi berupa kamera.
pengumpulan data.
Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah seseorang yang benar-benar
diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya. Informan dalam penelitian
ini adalah :
Kisaran.
4. Satu orang Assisten Lapangan Pabrik Cenex Plant Rubber Bunut Factory
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini berupa data pernyataan informan yang
Kisaran.
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah profil perusahaan, data tenaga
b. Studi Dokumentasi
oleh Cenex Plant Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations,
Tbk Kisaran.
Huberman. Teknik analisis data Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012)
antara lain:
penting, mencari tema dan pola kemudian membuang data yang tidak
perlu.
data berupa dalam bentuk tabel matriks dan kemudian diuraikan dalam
awal dengan didukung oleh bukti-bukti dan data-data yang valid dan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Terbatas (PT), yang bergerak di bidang usaha perkebunan dan industri karet. PT.
1911.
Gambar 4.1 Kantor Pusat PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Kisaran
Utara. Lokasi Pabrik ini terletak di tengah areal perkebunan yang berjarak 5
kilometer dari Kota Kisaran, berada pada lintasan jalan raya trans Sumatera dan
44
jalur kereta api, sehingga memudahkan transportasi untuk bahan maupun hasil
produksi. Pabrik Bunut (Bunut Factory) memiliki luas 29.700 Ha. Luas areal yang
digunakan untuk berdirinya bangunan adalah 6534,05 Ha. Tanah milik PT. Bakrie
Sumatera Plantation, Tbk meliputi area perkebunan dan pemakaian tanah yang
lain. PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk yang terdiri dari 4 (empat) pabrik yaitu
Cenex Plant, Crumb Rubber I, Crumb Rubber II, dan Block Skim Rubber (BSR).
A. Visi
dikagumi di Indonesia.
B. Misi
yang ramah lingkungan dan memanfaatkan keahlian kunci dalam operasi multi
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk Kisaran
QHSE Head
DCC
Co troller
Bahan baku pengolahan cenex adalah lateks kebun yang bersih dan belum
terjadi prakoagulasi dengan kondisi kandungan bahan kimia di dalamnya :
a. Kadar ammonia (NH3) adalah 0,70% OTW (On Total Weight)
b. DAP (Diammonium Phospat Solution) 10% sebanyak 4,5 kg/ton lateks.
c. TZ Dispersion solution 50% sebanyak 500 gram untuk setiap 1000 kg
berat bersih lateks kebun.
Lateks yang datang dari kebun (estate) dengan menggunakan truck tank
10 ton agar diketahui berapa ton yang dibawa dari kebun ke pabrik.
asam laurat sebanyak 0,5 cc/ton dan DAP (Diammonium Phospat) 4,5 kg/ton.
3. Mesin Separator
dengan berputar kecepatan tinggi yakni, 7200 rpm. Sehingga lateks yang
4. Blending Tank
ditambahkan chemical yaitu Lauric Acid (LA) solution 10% sebanyak 2cc/kg
5. Blow Case
Lateks di blow case selama kurang lebih 8 jam bertujuan untuk meratakan
lateks agar kadar DRC (Dry Rubber Content) dan TSC (Total Solid Content)
seimbang dan kadar karetnya harus minimal 60% dan kadar airnya minimal 40%,
6. Storage Tank
7. Belawan Instalansi
Apabila storage tank telah penuh maka lateks tersebut akan dikirim ke
berikut.
Storage tank
Belawan inst.
Gambar 4.4 Diagram Alur Proses Pengolahan Centrifuged Lateks (Cenex Plant)
Sumatera Plantations, Tbk dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan staf dan
non-staf.
Dari tabel di atas, Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantation
memiliki jumlah pekerja sebanyak 575 orang. Dalam struktur organisasi, Cenex
Plant merupakan naungan dari Rubber Factory Head. Tenaga kerja di bagian
Tbk adalah tujuh jam per hari terbagi menjadi 3 shift untuk tenaga kerja harian
yaitu :
Jam kerja untuk manajer pabrik, staf, asisten, serta karyawan HIP adalah :
Rotasi shift kerja dilakukan satu kali seminggu. Kerja lembur hanya bisa
Sumatera Plantations, Tbk ditetapkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja melalui
Surat Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Asahan Nomor 2567/IV-
DTK/2015 dengan susunan sebagai berikut, sesuai dengan Permenaker No. Per-
04/MEN/1987 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri
dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris I, Wakil Sekretaris II dan
Anggota.
saran dan pertimbangan baik diminta tidak kepada Manajer Unit mengenai
di tempat kerja
melaksanakan pekerjaannya
pekerjaannya.
kerja.
kecelakaan.
jabatan atau tugas yang dikerjakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
orang yang memiliki jabatan sebagai Manager Bunut Rubber Factory, 1 orang
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa informan yang memiliki masa
kerja dibawah 10 tahun atau sama dengan 10 tahun berjumlah 1 orang dan yang
bekerja diatas 10 tahun ada sebanyak 3 orang, sehingga jumlah seluruhnya ada 4
orang informan.
Sejak Mei 2007, Bunut Rubber Factory PT. BSP, Tbk sudah menerapkan
Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk juga menerapkan SMK3
(SMK3) mempunyai 5 prinsip dasar antara lain : (1) Penetapan Kebijakan K3, (2)
Perencanaan K3, (3) Pelaksanaan Rencana K3, (4) Pemantauan dan Evaluasi
SMK3 untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat serta
UU No.1 tahun 1970 dan PP RI No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Kebijakan ini dirancang oleh QHSE (Quality
Health Safety and Environment) dan ditetapkan oleh Rudi Sarwono sebagai top
manajemen tertanggal pada 02 November 2011 yang wajib dipahami dan dipatuhi
oleh setiap personil yang berada di dalam lingkungan perusahaan. Adapun isi
2. Sebagai suatu tim yang berusaha menjadi yang terbaik dalam hal mutu,
terutama pada pemanenan dan pasca panen untuk komoditi karet dan kelapa
sawit.
agar sistem manajemen tersebut lebih efektif. Hal ini akan membuat PT.
awal kondisi K3. Tinjauan awal dilaksanakan dengan melakukan observasi dan
risiko dan identifikasi peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang masih
dan mutu sehingga dapat menetapkan sasaran mutu, lingkungan dan K3 termasuk
di perusahaan. Sasaran ini ditinjau secara periodik sekali setahun pada pertemuan
sistem manajemen tersebut lebih efektif. Adapun sasaran yang ditetapkan dalam
sasaran system management tahun 2015 PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk
- Rubber: Home Grown = 11.551 ton dry; Purchase =4.350 ton dry; dengan
- Oil Palm: Home Grown yang meliputi CPO = 34.989 ton dan PK = 6.846
ton; Purchase yang meliputi CPO = 21.377 ton dan PK = 4.715 ton;
pemakaian setahun yaitu sebesar 5% dari target yang ditetapkan pada tahun
2014.
kerja sebesar 5% tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 (khusus untuk lokasi
estate) sedangkan untuk pabrik, infrastruktur dan kantor Zero LTI (Lost Time
Injury).
manajemen lebih efektif. Uraian di atas dirangkum sesuai dengan yang dinyatakan
4.3.2 Perencanaan K3
sasaran dan program sistem manajemen yang akan dilaksanakan di Cenex Plant.
Manajemen, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana K3:
diperlukan, teknologi yang dimiliki dan sumber daya manusia yang dipunyai
aspek lingkungan, bahaya K3 yang terkait dengan bahaya yang timbul di tempat
kerja dan bahaya yang ditimbulkan dari luar tempat kerja yang memberikan
berada di lingkungan tempat kerja. Assisten Cenex Plant dan mandor bertanggung
jawab dalam mengidentifikasi semua kegiatan yang disusun dalam daftar dengan
kimia (NH3 gas, TZ Dispersion, Lauric Acid), pengisian produk lateks pekat ke
tangki perumka, pembuatan kimia larutan (TZ, DPA, LA), pengoperasian mesin
compressor. Sesuai laporan audit internal SMK3 tahun 2015, Cenex belum
terluka; percikan bahan kimia ke mata berisiko menyebabkan iritasi mata; larutan
kimia terkena kulit berisiko menyebabkan iritasi kulit, terhirup powder kimia
dilakukan saat ini berupa work instruction, penggunaan APD dan perawatan
mesin. Berdasarkan tabel tersebut terdapat 2 risiko sisa yang masuk dalam
kategori risiko penting yaitu pada kegiatan pembongkaran bahan baku lateks dan
Semua resiko K3 yang berstatus penting atau risiko yang tidak dapat
administrative, dan alat pelindung diri (APD). Pengendalian dampak dan resiko
lingkungan dan bahaya risiko K3 dapat dimasukkan ke dalam tujuan dan sasaran
untuk penyusunan Program Sistem Manajemen. Hal ini dirangkum sesuai dengan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten atas dasar pendidikan yang sesuai,
dan persetujuan dari top manajemen. Sesuai laporan hasil audit internal SMK3
tahun 2015 Cenex Plant belum memiliki sistem izin kerja/operasi atau surat
penunjukkan dari instalansi yang berwenang pada pekerjaan yang memiliki risiko
tinggi misalnya pada operator mesin, bejana uap, kerja panas dan penggunaan
Lapangan Cenex dan Block Skim Rubber (BSR) dipegang oleh 1 orang yang
Berdasarkan laporan audit internal SMK3 tahun 2015 dan laporan rapat
tinjauan manajemen tahun 2015, penyediaan alat pelindung diri masih terbatas
atau tidak memenuhi sesuai kebutuhan dan dibuktikan dengan kondisi di pabrik
dimana beberapa pekerja yang tidak menggunakan APD lengkap sesuai dengan
seharusnya semua karyawan yang bekerja di semua lokasi Pabrik Bunut yang oleh
safety shoes, safety helmet, sarung tangan, masker, dan kaca mata pengaman.
darurat dan pencegahaannya agar selalu dalam kesiagaan, siap sewaktu-waktu jika
kebakaran, ledakan, huru-hara, gempa bumi, banjir, atau kondisi lain yang
Personil yang ditunjuk dan yang bertanggung jawab adalah Tim Tanggap Darurat
yang terdiri dari Tim Bakortiba (Badan Koordinator Ketertiban Kebakaran) dan
ini dan terakhir dilakukan pada 2 tahun yang lalu. Berdasarkan studi dokumentasi
layout titik rawan kecelakaan dan kebakaran di pabrik Cenex pada lampiran 10,
sudah disediakan 2 buah APAR di pintu utama dan pintu darurat dekat dengan
lokasi yang rawan kebakaran. Uraian di atas dirangkum sesuai dengan bukti dokumen
Informan 3: “...kondisi sekarang untuk penyediaan sumber daya tadi baik itu
uang ataupun yang lainnya itu memang agak sedikit banyak
berkurang karena perusahaan Bakrie ini sedang mengalami
kesulitan financial, memang untuk kondisi sekarang banyak
perusahaan yang mengalami itu. Tetapi bukannya tidak ada
training, training tetap kita laksanakan, APD tetap kita sediakan
meskipun masih sangat-sangat terbatas, harusnya menyediakan 100
masker tapi karena kurang dana paling disediakan setengahnya.
Itulah keadaanya.”(Staf DCC)
2016 meliputi pengukuran faktor fisik seperti kebisingan, iklim kerja, penerangan,
pihak lain yaitu Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Medan.
internal SMK3 yang berpedoman pada PP No.50 Tahun 2012 hal ini dapat dilihat
dari adanya laporan audit internal SMK3 pada tahun 2015. Audit internal SMK3
dilakukan oleh internal auditor yang berkompeten di bidang K3, terdapat 54 orang
yang sudah mengikuti pelatihan internal auditor sampai di tahun 2015 yang sesuai
dengan dokumen pelatihan internal auditor PT. BSP, Tbk Area 1 (Sumut 1).
Sistem audit internal SMK3 yang dilakukan adalah cross internal audit artinya
audit internal dilakukan oleh auditor yang berasal dari lokasi lain. Audit internal
Tempat Kerja, inspeksi K3 terdiri dari inspeksi tempat kerja, peralatan pemadam
(hydrant dan APAR) dan peralatan P3K serta kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan serta evaluasi dan tinjauan ulang hasil inspeksi. Inspeksi K3 bertujuan
untuk memastikan bahwa setiap potensi bahaya yang dapat timbul dari kondisi
tempat kerja, mesin dan peralatan, bahan serta tindakan pekerja teridentifikasi dan
rangkuman dari hasil studi dokumentasi dan pernyataan dari tiga orang informan
sebagai berikut :
Informan 1: “Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 ini pasti kita lakukan melalui
pemeriksaan, pengukuran, audit internal SMK3. Auditornya masih
dari Bunut, tentunya yang sudah berkompeten dibidangnya, tepatnya
cross interal audit yaitu yang mengaudit dari lokasi lain, bisa dari
pabrik sawit atau kebun.., di Bunut Rubber Factory dilaksanakan
audit internal setahun sekali. ” (Manager BRF)
melalui Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) secara berkala 1 tahun sekali di awal
tahun (bulan Januari) paling lambat bulan Februari yang dihadiri oleh seluruh
manajer dapat dilihat dari notulen RTM dan daftar hadir RTM. Peninjauan dan
SMK3, tujuan, sasaran dan kinerja K3, serta hasil temuan audit interal SMK3 di
Bunut Rubber Factory untuk melakukan tahap perbaikan dan peningkatan kinerja.
Hal ini dirangkum sesuai dengan pernyataan tiga orang informan sebagai berikut:
Informan 1: “...Jadi semua pihak manajemen berkumpul dan meninjau ulang dari
evaluasi pelaksanaan SMK3 yang kita terapkan, kebijakan K3,
tujuan dan sasaran K3nya, dan hasil temuan audit internal tadi.”
(Manager BRF)
Januari 2016 di Bakrie Club terdapat beberapa pembahasan yang terkait sistem
termasuk keluhan
department.
persyaratan lainnya.
Paramedis
Kebakaran
4. Kinerja K3
raja estate, oleh karena itu perlu ditekankan sosialisasi K3 ke estate tersebut.
tentang K3
harus diterapkan perusahaan, maka Bunut Rubber Factory PT. BSP, Tbk termasuk
perusahaan besar dengan tingkat risiko tinggi dan harus menerapkan 166 kriteria
A = Dilaksanakan
C = Tidak Dilaksanakan
D = Belum Dipantau
Berdasarkan hasil check list pelaksanaan SMK3 pada tabel di atas dapat
diketahui bahwa 12 elemen SMK3 sudah dilaksanakan hal ini sudah dicocokkan
dengan dokumen hasil audit internal SMK3 Bunut Rubber Factory PT. BSP, Tbk
Tahun 2015.
Penerapan SMK3 di Bunut Rubber Factory PT. BSP, Tbk sudah cukup
baik. Hal ini terlihat dari hasil audit SMK3 yang dilakukan oleh internal auditor
yang menunjukkan nilai yang baik yaitu sebesar 95% pada tahun 2015.
Berdasarkan hasil temuan audit internal SMK3 tersebut terdapat 9 kriteria yang
2. Tidak terdapat sistem izin kerja untuk tugas yang berisiko tinggi.
3. Alat Pelindung Diri (APD) sudah disediakan namun beberapa pekerja tidak
menggunakannya.
8. Dilakukan pemantauan kesehatan tenaga kerja namun tidak ada tindak lanjut
Hyperkes.
BAB V
PEMBAHASAN
Plantations, Tbk
Sejak tahun 2007, seluruh pimpinan dan jajaran PT. Bakrie Sumatera
Hal ini sudah sesuai dengan Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 87 ayat (1)
perusahaan dan juga PP No. 50 Tahun 2012 pasal 5 ayat (1) tentang perusahaan
100 (seratus) orang atau mempunyai potensi bahaya, dimana Bunut Rubber
Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk termasuk salah satu industri
perkebunan karet dan pengolahannya, tidak lepas dari kegiatan produksi yang
memiliki potensi bahaya dengan total jumlah pekerja 575 orang (dijelaskan dalam
tabel 4.1).
Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk yaitu kebijakan yang
diawali dengan melakukan tinjauan awal kondisi K3 dalam tempat kerja yang
71
meliputi identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko pada kegiatan
tempat kerja, Permenaker No. 1 Tahun 1982 tentang bejana tekan (pressure
vessel) dan persyaratan lainnya sama seperti yang tercantum pada lampiran 11.
SMK3 guna perbaikan berkelanjutan agar sistem manajemen lebih efektif dan
menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat, sehingga dapat
mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di tempat kerja
secara terus-menerus.
sistem manajemen K3, organisasi perlu melakukan tinjauan awal sebagai base
policy) merupakan perwujudan dari komitmen top manajemen yang memuat visi
dan tujuan organisasi dan tekad untuk melaksanakan K3 dan menjadi landasan
utama yang mampu menggerakkan semua partikel yang ada dalam organisasi
5.1.2 Perencanaan K3
Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk disusun dengan
tempat kerja, biaya, teknologi dan sumber daya manusia yang dimiliki dan
rencana K3 dan ditetapkan oleh pengusaha dengan mengacu pada kebijakan K3,
lainnya dan sumber daya yang dimiliki. Rencana K3 harus memuat tujuan dan
sasaran K3, skala prioritas, upaya pengendalian bahaya, dan penetapan sumber
daya. Hal ini juga sama dengan Ramli (2010) yang menyatakan bahwa
organisasi serta persyaratan lainnya yang terkait atau berlaku bagi organisasi.
Bunut Rubber Factory PT. BSP, Tbk belum sesuai dengan PP RI No. 50 Tahun
manusia yang mempunyai kualifikasi dan pengadaan prasarana dan sarana harus
tinggi seperti operator mesin, operator bejana uap, penggunaan bahan kimia
berbahaya, sesuai juga dengan yang dinyatakan Elisabeth (2012) bahwa pekerjaan
yang memiliki tingkat risiko yang tinggi harus memiliki izin kerja (work permit)
kondisi kerja yang aman yang dibutuhkan sebelum pekerjaan dimulai, selama dan
(misalnya: aturan penggunaan APD, instruksi kerja pada operator boiler, instruksi
kerja pada operator pembuat lauric acid, dan lainnya serta ditempelkannya work
terlampir di lampiran 13, Gambar 8,9 dan 13), penggunaan APD yang sesuai
menggunakan APD seperti safety shoes, sarung tangan, dan masker), perawatan
mesin yang dilakukan dengan waktu yang berbeda untuk setiap mesin, namun
tidak ada kesalahan dalam pekerja memasuki ruangan di tempat kerja, dan dalam
pemberian pelabelan pada semua bahan kimia berbahaya harus diawasi oleh
sistem identifikasi dan pengawasan pelabelan BKB yang sesuai dengan Lampiran
disediakan sesuai dengan kebutuhan menurut kondisi, sifat dan lingkungan kerja
orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakai atau menggunakan APD
Gambar 5.1 Laporan Check List Perlengkapan APD dan Perlengkapan Kerja
dalam gambar di atas yang dipersiapkan oleh mandor bawahan langsung Assistan
orang pekerja Cenex hanya 5 orang pekerja menggunakan APD yang diperlukan
pentingnya penggunaan APD untuk mencegah KK dan PAK pada pekerja masih
rendah.
PT. BSP, Tbk juga belum sesuai dengan PP RI No. 50 Tahun 2012 Lampiran 1
darurat kecelakaan dan bencana industri harus diuji secara berkala oleh personil
yang memiliki kompetensi kerja. Prosedur menghadapi keadaan darurat oleh Tim
Tanggap Darurat yang terdiri dari Tim Bakortiba (Badan Koordinator Ketertiban
tenaga kerja dan dibuat pelaporan kegiatannya serta didokumentasikan. Hal ini
darurat tidak akan berhasil jika tidak ditangani oleh petugas atau SDM yang
kompeten dengan melakukan upaya pembinaan dan pelatihan yang terencana dan
berkesinambungan dikemas dalam bentuk permainan peran atau uji coba dalam
jawabnya masing-masing.
menyatakan peralatan, dan sistem tanda bahaya keadaan darurat harus disediakan,
diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, standar dan pedoman teknis yang relevan. Adapun peralatan dan sistem
1. APAR (Alat Pemadam Api Ringan), di letakkan di pintu utama dan di pintu
darurat dekat area rawan kebakaran. Dari hasil check list APAR diketahui
2. Hydrant, sudah tersedia namun masih ada komponennya yang belum lengkap
sehingga saat ini belum ada bukti dokumen laporan pemeriksaan instalansi
prosedur perusahaan.
3. Kotak P3K, ditempelkan di dinding pabrik, kantor, dan tempat lain yag
perusahaan seperti assisten lapangan cenex seharusnya dipegang oleh satu orang
tugas dan fungsi organisasi yang mengontrol dokumen mutu, lingkungan dan K3
dari seluruh unit perusahaan. Hal ini sesuai dengan Ramli (2010) yang
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 Bunut Rubber Factory PT. BSP, Tbk
belum sesuai dengan Lampiran 1 PP RI No. 50 Tahun 2012 pada pemantauan dan
ergonomi dan psikologis sesuai dengan hasil laporan audit internal SMK3 tahun
2015.
dilakukan oleh tim dari Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Medan yang
Oleh karena itu, perlu perbaikan dengan cara pemantauan tidak hanya pemantauan
lingkungan kerja fisik dan kimia tetapi juga untuk faktor ergonomi harusnya di
area produksi melakukan pengukuran ergonomi pada peralatan kerja atau mesin
perusahaan melakukan pengukuran beban kerja ataupun stres kerja supaya dapat
mengetahui tingkatan stres atau beban kerja karyawan dan sebagai tindak lanjut
bahaya dan penilaian resiko, serta membuat catatan sumber bahaya yang ada di
lingkungan kerja, dan membuat dokumen penetapan faktor lingkungan kerja yang
di pantau.
evaluasi kinerja poin 2 sudah sesuai dengan pemantauan dan evaluasi kinerja K3
berkala yaitu sekali setahun dan dilaksanakan secara sistematik dan independen
oleh auditor internal yang sudah berkompeten dengan mengikuti pelatihan auditor
format laporan yang tercantum pada Lampiran III peraturan ini. Hal ini sesuai
dengan yang dinyatakan dalam Ramli (2010) bahwa proses pelaksanaan SMK3
harus dipantau secara berkala dari waktu ke waktu untuk memastikan bahwa
dilaksanakan sepenuhnya namun masih terdapat 9 kriteria hasil temuan audit yang
internal audit merupakan alat atau cara menilai apakah pelaksanaan K3 telah
Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan yang berkelanjutan berdasar hasil
No. 50 Tahun 2012 pada peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 poin 1
tempat kerja harus melakukan tinjauan ulang terhadap penerapan SMK3 secara
berkala; dan tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi implikasi K3 terhadap
seluruh kegiatan, produk barang dan jasa termasuk dampaknya terhadap kinerja
manajer dapat dilihat dari notulen RTM dan daftar hadir RTM yang terlampir di
lampiran 8 dan 9.
perbaikan yang sudah ditetapkan harus dilaksanakan dan menjadi masukan dalam
SMK3 di perusahaan. Hal ini sesuai dengan PP RI No. 50 Tahun 2012 yang
terhadap seluruh kegiatan, produk barang dan jasa termasuk dampaknya terhdap
kinerja perusahaan dan sesuai juga dengan yang dinyatakan Ramli (2010) bahwa
BAB VI
6.1 Kesimpulan
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Plant.
lengkap, tersedia Tim Tanggap Darurat yang terdiri dari Tim Barkotiba dan
prosedur, inspeksi APAR dan P3K setiap bulan, belum tersedia rambu BKB
85
penilaian Audit SMK3 yang terdiri dari 166 kriteria sebesar 95% tergolong
tahun sekali dalam Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) yang dihadiri semua
6.2 Saran
1. Sesuai dengan hasil temuan audit internal tahun 2015 tentang pengadaan
APD yang tidak sesuai kebutuhan dan komponen instalansi hydrant yang
tempat kerja.
Sulphuric Acid.
melanggarnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi K3
ILO/WHO Joint Safety and Health Commitee yang dinyatakan pada tahun
1950 yaitu Occupational Health and Safety is the promotion and maintenance of
the highest degree of physical, mental and social well-being of all occupation; the
conditions; the protection of workers in their employment from risk resulting from
summarize the adaption of work to man and each man to his job. Defenisi ini
pekerjaan.
pekerjaan dengan tenaga kerja dan setiap tenaga kerja dengan tugasnya.
10
dan keselamatan karyawan atau pekerja lain (termasuk pekerja kontrak dan
1. Filosofi
kesempurnaan:
rohani
sejahtera.
2. Keilmuan
(accident prevention).
2.1.2 Tujuan K3
1. Agar tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan apapun.
Hakekat dan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yaitu :
berlandaskan pada pasal 27 ayat 2 UUD Tahun 1945 yang dinyatakan bahwa
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan secara efektif dan efisien, melalui
oleh orang-orang yang tergabung dalam satu unit kerja sama (Notoatmodjo,
2007).
yang saling berkaitan saling terkait untuk menetapkan kebijakan dan sasaran.
OHSAS 18001: 2007 adalah bagian dari suatu sistem manajemen dan organisasi
PP No.50 tahun 2012 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
pekerja/serikat buruh.
mendorong produktivitas.
kinerja K3 perusahaan..
d. Sebagai sertifikasi
(Occupational Health and Safety Assessment Series) yang terdiri dari dua
bagian yaitu OHSAS 18001 sebagai standar atau persyaratan SMK3 dan
(Ramli, 2010).
segala bentuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pekerja adalah aset
yang berlaku dapat meningkatkan citra baik perusahaan itu sendiri yang
kecelakaan.
c. Mengurangi biaya
akibat kecelakaan.
berada dalam koridor yang teratur dan dilakukan secara konsisten. Dalam
dapat menjamin proses yang aman, tertib dan bersih sehingga bisa
ACTION PLAN
Tinjauan Perencanaan
Manajemen
CHECK DO
Pengukuran dan Implementasi
Pemantauan
baik agar proses SMK3 berjalan terarah (guided), efisien, dan efektif. Dari hasil
semua sumber daya yang ada, serta melakukan berbagai program dan langkah
harus ditinjau ulang secara berkala oleh manajemen puncak untuk memastikan
bahwa SMK3 telah berjalan sesuai dengan kebijakan dan strategi serta
tanggung jawab pelaksanaan, prosedur dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
dalam rangka pengendalaian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
tercapainya tempat kerja dan lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif.
paling sedikit 100 (seratus) orang atau yang mempunyai tingkat potensi bahaya
tinggi.
1. Penetapan Kebijakan K3
2. Perencanaan K3
3. Pelaksanaan Rencana K3
keputusan perusahaan;
dikembangkan.
pelaksanaan K3.
2.3.1.2 PERENCANAAN K3
perusahaan; dan
Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan ditinjau kembali secara teratur
memenuhi kualifikasi:
1) dapat diukur;
3) sasaran pencapaian.
dengan:
1) wakil pekerja/buruh;
2) ahli K3;
3) P2K3; dan
b. Skala Prioritas
diri.
daya manusia yang kompeten, sarana dan prasarana serta dana yang
pelaksanaan.
f. Indikator Pencapaian
penerapan SMK3.
dan sasaran sesuai dengan fungsi dan tingkat manajemen perusahaan yang
harus:
melalui:
dan
secara efektif;
ahli; dan
psikologi yang mungkin dapat menciderai dan melukai pada saat bekerja,
insiden.
Bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan K3, harus
meliputi:
jawab di bidang K3. P2K3 adalah badan pembantu di tempat kerja yang
Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan tenaga kerja atau
b. Anggaran
pendokumentasian
untuk:
perusahaan; dan
produksi;
lanjut;
menangani:
menangani:
undangan; dan
terkait.
pemerintah.
K3;
perusahaan; dan
menjamin bahwa:
dapat direvisi;
dianggap perlu;
dan
d. Instruksi kerja
1. Tindakan Pengendalian
melaksanakan kebijakan:
dan
terjadi.
kerja.
dan
5) penegakan hukum.
a. pengembangan;
b. verifikasi;
c. tinjauan ulang;
d. validasi; dan
e. penyesuaian.
unsur:
persyaratan SMK3.
Prosedur dan instruksi kerja harus dilaksanakan dan ditinjau ulang secara
berkala terutama jika terjadi perubahan peralatan, proses atau bahan baku yang
yang jelas.
b. menjamin agar produk barang dan jasa serta mitra kerja perusahaan
c. pada saat barang dan jasa diterima di tempat kerja, perusahaan harus
6. Produk Akhir
Produk akhir berupa barang atau jasa harus dapat dijamin keselamatannya
pemusnahannya.
Industri
a. penyediaan personil dan fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan
Prosedur menghadapi keadaan darurat harus diuji secara berkala oleh personil
yang memiliki kompetensi kerja, dan untuk instalasi yang mempunyai bahaya
secara cepat untuk mengembalikan pada kondisi yang normal dan membantu
disesuaikan dengan obyek mengacu pada peraturan dan standar yang berlaku.
cukup;
telah ditetapkan.
Hasil audit harus digunakan oleh pengurus dalam proses tinjauan ulang
manajemen.
Hasil temuan dari pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja serta audit
manajemen.
kerja harus:
perusahaan.
SMK3.
1. Penetapan Kebijakan K3
2. Perencanaan K3
3. Pelaksanaan Rencana K3
berdasar PP RI No. 50 Tahun 2012 yang memiliki lima tahapan dalam proses
rencana K3, pemantauan dan evaluasi kinerja K3, serta peninjauan dan
BAB I
PENDAHULUAN
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Hal ini sesuai dengan maksud sila ke-empat Pancasila yaitu
kepada buruh yang mendapat kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja pada
perusahaan itu. Untuk menjamin perlindungan hak-hak bagi tenaga kerja maka
pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
yang berada di tempat kerja, dan setiap sumber produksi perlu dipakai dan
dipergunakan secara aman dan efisien. Kegiatan produksi barang dan jasa pada
berbagai jenis usaha tidak terlepas dari penggunaan mesin, peralatan, pesawat,
instalasi, dan bahan baku (berbahaya). Keadaan ini potensial penyebab terjadinya
lingkungan kerja yang menimbulkan kerugian bagi tenaga kerja, perusahaan, dan
Angka kecelakaan kerja di dunia masih tinggi. Setiap tahun ada lebih dari
250 juta kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit
karena bahaya di tempat kerja. Terlebih lagi, 1,2 juta pekerja meninggal akibat
kecelakaan dan sakit di tempat kerja dan diperkirakan bahwa kerugian tahunan
beberapa negara dapat mencapai 4% dari Produk Nasional Bruto (PNB) (ILO,
2013).
paling tinggi pada 2013 yaitu 35.917 kasus kecelakaan kerja (Tahun 2011 =
9.891; Tahun 2012 = 21.735; Tahun 2014 = 24.910) dan jumlah kasus penyakit
akibat kerja tahun 2011-2014 terjadi penurunan (Tahun 2011 = 57.929; Tahun
2012 = 60.322; Tahun 2013 = 97.144; Tahun 2014 = 40.694) (Kemenkes, 2015).
kasus dengan korban meninggal dunia 2.375 orang. Dengan kata lain, inilah
akibat kelalaian dalam hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (GATRA,
2016).
keselamatan dan kesehatan kerja para tenaga kerja. Pasal 87 ayat (1) menyebutkan
No. 50 Tahun 2012 Pasal 5 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap perusahaan wajib
asset (mesin, fasilitas dan infrastruktur produksi, dan SDM). Silaban, G (2009)
mengurangi angka kecelakaan kerja di tempat kerja. Tanpa disadari bahwa dengan
tidak menerapkan SMK3 justru dapat memberikan kerugian yang besar baik bagi
SMK3 di perusahaan (Gallagher. dkk., 2001). Hal ini sejalan dengan hasil
2015 bahwa team manajemen perusahaan yang memiliki komitmen yang cukup
kurang memuaskan, dipaparkan bahwa dari sekitar 15.043 perusahaan skala besar,
terdaftar sebanyak 190.267, tetapi yang sudah memenuhi kriteria SMK3 menurut
umum persepsi tenaga kerja terhadap SMK3 masih kurang sehingga perlu
dilakukan sosialisasi K3, pelatihan tentang SMK3 secara kontiniu, dan yang tidak
melaksanakan SMK3 maka penerapan SMK3 dapat dilakukan secara optimal dan
diwajibkan untuk melaksanakan SMK3 sesuai dengan peraturan dan standar, baik
kepada perusahaan yang berprestasi dan Zero Accident yaitu penghargaan kepada
perusahaan yang mencapai jumlah jam kerja tertentu tanpa kehilangan waktu
telah menerima sertifikat audit SMK3 adalah PT. Bakrie Sumatera Plantations,
Tbk, Kisaran (PT. BSP Kisaran) sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Tenaga
Kerja RI No. 357 Tahun 2015. Pada tahun 2015, PT. BSP Kisaran menerima
sertifikat audit dengan bendera emas (gold flag) untuk kategori SMK3 sebanyak
91% dari 166 kriteria SMK3. Pada tahun 2010, penghargaan nihil kecelakaan
(Zero Lost Time Injury) juga didapatkan oleh PT. BSP Kisaran untuk Palm Oil
Mill. Penilaian sertifikasi audit SMK3 ini dilakukan oleh external auditor yaitu
PT. Sucofindo. Selain telah mendapatkan sertifikasi SMK3, PT. BSP Kisaran juga
diterapkan SMK3 PP RI No. 50/2012 supaya tidak ada lagi double sertifikasi K3.
PT. BSP Kisaran adalah anak perusahaaan dari Bakrie Group yang
bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet serta pengolahannya yang
BSP Kisaran dibagi menjadi dua bagian yaitu divisi perkebunan kelapa sawit
dengan pabrik pengolahan (Palm Oil Mill) yang menghasilkan produk Crude
Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) dan divisi perkebunan karet dengan pabrik
Indonesia Rubber (SIR) dan lateks pekat. Produk SIR dan lateks merupakan
barang setengah jadi sebagai bahan baku industri ban, perlengkapan dan peralatan
kedokteran, sepatu, jok, pakaian, dan sebagainya. Bunut Rubber Factory memiliki
empat pabrik yaitu Cenex Plant, Crumb Rubber I, Crumb Rubber II, dan Block
Dept.) PT. BSP Kisaran yaitu bagian manajemen yang menangani masalah K3,
bahwa sejak Mei 2007, Bunut Rubber Factory PT. BSP, Tbk sudah menerapkan
SMK3 menurut versi OHSAS 18001:2007. Kegiatan internal audit juga sudah
mengacu pedoman SMK3 berdasar PP RI No. 50 Tahun 2012. Hasil audit internal
di Bunut Rubber Factory tahun 2015 sebesar 95%. Namun sampai saat ini, Bunut
Rubber Factory belum masuk dalam lingkup sertifikasi audit eksternal SMK3 PT.
BSP Kisaran. Pada data kecelakaan kerja PT. BSP Kisaran terdapat kasus
kecelakaan kerja di Bunut Rubber Factory dalam sepanjang lima tahun terakhir ini
adalah Tahun 2011 = 4; Tahun 2012 = 4; Tahun 2013 = 2; Tahun 2014 = 4; dan
Tahun 2015 = 4.
Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Kisaran khususnya
dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Cenex Plant Bunut Rubber Factory PT. Bakrie
di Cenex Plant Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk,
Kisaran.
sejenis.
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
SKRIPSI
OLEH
TIUR NOVELISAH SIDAURUK
NIM. 121000302
OLEH
TIUR NOVELISAH SIDAURUK
NIM. 121000302
seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan
yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
HALAMAN PENGESAHAN
Disahkan oleh :
Komisi Pembimbing
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, berkat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Tahun 2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Universitas Sumatera Utara sampai kepada penulisan skripsi ini, penulis banyak
mendapatkan doa, dorongan, bantuan, nasehat dan bimbingan dari berbagai pihak.
1. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M. Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
2. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes selaku Ketua Departemen Keselamatan dan
3. Dra. Lina Tarigan, Apt., M.S selaku Dosen Pembimbing I dan juga Ketua
4. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK selaku Dosen Pembimbing II dan juga
5. Ir. Kalsum, M.Kes selaku Dosen Penguji I dan Eka Lestari Mahyuni, SKM.,
6. dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang tealh
Sumatera Utara.
9. Manajer Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk telah
Zulfikar, Bapak Anto serta seluruh staf dan pegawai Bunut Rubber Factory
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk yang telah banyak membantu penulis
10. Teristimewa Ayahanda Jonri Sidauruk dan Ibunda Merli Sinaga serta Abang
kasih sayang, doa, pengorbanan, dukungan dan semangat kepada penulis baik
tercinta dan Kakak tersayang Nita Mariana Lubis yang selalu memberikan
vi
11. Sahabat – sahabat tersayang, Novita Elfrida Sabrina Pakpahan, Frista Novita
kebersamaan sejak tahun pertama perkuliahan sampai saat ini, semoga kelak
12. Teman-teman Yuni Alvionita, Daniati Silalahi, Melda Pakpahan, kak Sri
Damanik yang selalu memberi semangat dan membantu penulis di saat duka
maupun senang dan berbagai pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per
satu yang telah memberikan bantuan yang sangat berarti bagi penulis dalam
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan karya
Penulis,
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................ii
ABSTRAK ..........................................................................................................iii
ABSTRACT ..........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................v
DAFTAR ISI .......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xii
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................xiii
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................xiv
viii
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Tenaga Kerja Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations,
Tbk ........................................................................................................ 49
Tabel 4.2 Disribusi Informan Berdasarkan Jabatan atau Tugas yang Dikerjakan
di Bunut Rubber Factory PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk ..................... 53
Tabel 4.3 Distribusi Informan Berdasarkan Masa Kerja di Bunut Rubber Factory
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk.................................................. 54
Table 4.4 Check List Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehat
an Kerja (SMK3) di Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plant
ations, Tbk Kisaran Tahun 2016........................................................... 65
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Kantor Pusat PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Kisaran ..........44
Gambar 4.3 Struktur Organisasi QHSE (Quality Health Safety and Environ
ment) .................................................................................................46
Gambar 5.1 Laporan check list perlengkapan APD dan perlengkapan kerja .....76
Gambar 5.2 Struktur Organisasi Tim Bakortiba PT. BSP, Tbk ..........................78
Gambar 5.4 Ruang Lingkup Kegiatan Pengujian Lingkungan Kerja di Bunut ..81
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xii
DAFTAR ISTILAH
APAR : Alat Pemadam Api Ringan
APD : Alat Pelindung Diri
BKB : Bahan Kimia Berbahaya
BRF : Bunut Rubber Factory
BSP : Bakrie Sumatera Plantations
BSR : Block Skim Rubber
DCC : Document Center Control
HIRARC : Hazard Identification Assessment Risk Control
IK : Instruksi Kerja
ILO : International Labour Organization
ISO : International Organization for Standarization
KK : Kecelakaan Kerja
K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PAK : Penyakit Akibat Kerja
PMDN : Penanaman Modal Dalam Negeri
PMLK3 : Program Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT : Perseroan Terbatas
P2K3 : Panitia Pembina Keselematan dan Kesehatan Kerja
P2K3LM : Panitia Pembina Keselematan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Mutu
QHSE : Quality Health Safety and Environment
RTM : Rapat Tinjauan Manajemen
SMK3 : Sistem Manajemen Keselematan dan Kesehatan Kerja
OHSAS : Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S : Occupational Health and Safety
SOP : Standard Operational Procedures
xiii
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
xiv