Anda di halaman 1dari 11

PENINJAUAN REKONSTRUKSI /PENINGKATAN KAPASITAS

STRUKTUR JALAN (KHUSUS KOTA) PAKET 4 (JL ,LINGKAR


TIMUR) KEC. WARA UTARA KOTA PALOPO.

DI SUSUN
OLEH:

1. MUH. FARIED (21.023.22.201.001)


2. MUH ARDIAT NUR ALIF (21.023.22.201.003)
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN SIPIL
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena, berkat limpahan dan rahmat-
Nya, kami selaku penyusun dapat menyelesaikan laporan hasil peninjauan k3 ini guna mengetahui sebagai
pembelajaran dan untuk memenuhi tugas mata kuliah K3 & UU Perburuan. Laporan ini dibuat sebagai
laporan pertanggung jawaban terhadap peninjaun proyek selama 2 (Dua) minggu selama berada di lokasi
proyek.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan laporan hasil peninjauan K3
yang lebih baik dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata kami
selaku penyusun mengucapkan terimakasih.

Palopo, 11 Juli 2022

Kelompok 8
DAFTAR ISI

BAB 1……………………………………………………………………………………………………………………………………………………….3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 3
B. Tujuan Penelitian .............................................................................. Error! Bookmark not defined.
C. Sasaran Penelitian ........................................................................................................................ 4
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 5
TUNJAUAN TEORI .................................................................................. Error! Bookmark not defined.
A.Teori K3 ............................................................................................. Error! Bookmark not defined.
B. Tujuan Penerapan K3…………………………………….…………………………………………………………………………………5
BAB 3……………………………………………………………………………………………………………………………………………………….6
GAMBARAN UMUM…………………………………………………………………………………………………………………………………6
Informasi Proyek……..………………………………………………………………………………………………………………………………6
BAB 4……………………………………………………………………………………………………………………………………………………….8
TINJAUAN PROYEK……………………………………………………………………………………………………………………..……………8

Dampak resiko terhadap tujuan proyek………..…………………………………………………………………………………………8

BAB 5……………………………………………………………………………………………………………………………………………………….9

Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………………………………9

Saran……………………………………………………………………………………………………………………………………………………….9

BAB 5…………………………………………………………………………………………………………………….………………………………10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………………….10
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem
ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. K3 tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan
sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu K3 mempunyai dampak positif atas
keberlanjutan produktivitas kerja. Oleh sebab itu, isu K3 pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang
harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan.
Dengan kata lain, pada saat ini K3 bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan
bagi setiap pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan.

B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan dalam laporan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui landasan teori yang berhubungan dengan K3( Kesehatan dan Keselamatan
Kerja)
2. Untuk mengetahui tentang gambaran umum informasi dalam proyek REKONSTRUKSI
/PENINGKATAN KAPASITAS STRUKTUR JALAN (KHUSUS KOTA) PAKET 4 (JL
,LINGKAR TIMUR) KEC. WARA UTARA KOTA PALOPO.
3. Untuk mengetahui tentang potensi dan resiko dalam proyek serta penanganannya.

C. Sasaran Penelitian
Dalam Penellitian ini yang menjadi objek penelitian adalah proyek Rekonstruksi/Peningkatan
Kapasitas Struktur Jalan(Khusus Kota) Paket 4 (jl. Lingkar Timur) Kec Wara Utara Kota Palopo
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Teori Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3)
Secara umum, K3 adalah perlindungan yang wajib diberikan oleh pihak pemberi kerja kepada
karyawannya. Dalam situs Prodia OHI dijelaskan, K3 merupakan salah satu upaya untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau
bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi
dan produktivitas kerja.
Keselamatan kerja adalah kondisi yang aman dan kondusif dalam lingkungan kerja. Dalam situs Cermati
dijelaskan, aspek keselamatan kerja mencakup perlindungan akan risiko terjadinya penderitaan,
kerusakan, hingga kerugian di tempat kerja. Keselamatan kerja dapat diwujudkan dengan bekerja dan
menggunakan alat kerja sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku, serta menjaga tempat
kerja agar memiliki potensi bahaya yang minim.
Kesehatan kerja adalah segala hal yang berkaitan dengan program kesehatan untuk para karyawan atau
pekerja. Bila kesehatan karyawan terjaga, perusahaan akan memiliki sumber daya manusia yang sehat,
jarang absen, dan bekerja dengan lebih produktif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
 Beban kerja, baik fisik, mental, maupun sosial. Oleh karena itu, pemberi kerja perlu mengupayakan
penempatan pekerja agar sesuai dengan kemampuan tiap pekerja.
 Kapasitas kerja, yang bisa jadi berbeda-beda antarkaryawan. Kapasitas kerja tiap karyawan biasanya
tergantung latar belakang pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, dan keadaan gizi
tiap karyawan.
 Lingkungan kerja, yang mencakup faktor fisik, kimia biologik, ergonomik, maupun psikososial.
Berikut penyebab terjadinya kecelakaan kerja secara umum, dikutip dari situs web Prodia OHI:
 Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu kondisi yang tidak aman dari peralatan/media elektronik,
bahan, lingkungan kerja, proses kerja, sifat pekerjaan dan cara kerja.
 Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat terjadi antara lain
karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana. Termasuk dalam kategori ini adalah cacat
tubuh yang tidak kentara (bodily defect), kelelahan dan kelemahan daya tahan tubuh, sikap dan perilaku
kerja yang tidak baik.
B. Tujuan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
K3 merupakan bentuk perlindungan bagi kesehatan dan keselamatan kerja tenaga kerja, serta bagi
sumber-sumber produksi perusahaan. Bila dijabarkan secara lebih konkret, tujuan K3 sebagaimana
dikutip dari buku Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan adalah sebagai berikut:
 Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan
psikologis.
 Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin.
 Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
 Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
 Agar meningkatnya kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
 Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atas kondisi kerja.
 Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Dalam mewujudkan K3, perusahaan atau pemberi kerja perlu mengikuti sejumlah prinsip berikut:
 Menyediakan alat pelindung diri (APD) di tempat kerja.
 Menyediakan buku petunjuk penggunaan alat atau isyarat bahaya.
 Menyediakan peraturan pembagian tugas dan tanggung jawab.
 Menyediakan tempat kerja yang aman sesuai standar syarat-syarat lingkungan kerja (SSLK). Contohnya,
tempat kerja steril dari debu kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi, getaran mesin dan peralatan,
kebisingan; aman dari arus listrik; memiliki penerangan yang memadai; memiliki ventilasi dan sirkulasi
udara yang seimbang; dan memiliki peraturan kerja atau aturan perilaku di tempat kerja.
 Menyediakan penunjang kesehatan jasmani dan rohani di tempat kerja.
 Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap di tempat kerja.
 Memiliki kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
BAB III

GAMBARAN UMUM
A. Informasi Proyek
Berikut uraian tentang informasi proyek terkait dengan pelaksanaan K3 dalam proyek
Rekonstruksi/Peningkatan Kapasitas Struktur Jalan(Khusus Kota) Paket 4 (jl. Lingkar Timur) Kec Wara
Utara Kota Palopo

1. Nama Pembangunan : Rekonstruksi/Peningkatan Kapasitas Struktur Jalan Jl. Lingkar


Timur

2. Informasi Proyek
Lokasi Proyek : Jl. Lingkar Timur Kota Palopo
Nama Proyek : Rekonstruksi/Peningkatan Kapasitas Struktur Jalan Jl.
Lingkar Timur Kota Palopo
Nilai Proyek :Rp. 8.614.071.184,.
Pelakasana : CV. GATRA BUANA
Sumber dana : Dana Alokasi Khusus (DAK)
Waktu pelaksanaan : 180 Hari Kalender
BAB IV
TINJAUAN K3

A. DAMPAK RESIKO TERHADAP TUJUAN PROYEK

Sebagaimana telah dijelaskan, proyek konstruksi merupakan bidang usaha yang berisiko besar. Risiko
yang terjadi pada proyek akan berdampak buruk pada sasar-an proyek. Tiap proyek memiliki tujuan
khusus, dalam mencapainya ada batasan yang harus dipenuhi terkait dengan anggar-an, jadwal dan mutu
proyek. Anggaran proyek yang dialokasikan harus dikerjakan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran,
jadwal pelaksanaan proyek harus dikerjakan dengan waktu sesuai dengan jadwal pelak-sanaan yang telah
ditetapkan dan mutu ha-rus memenuhi spesifikasi dan kriteria da-lam taraf yang di persyaratkan. Ketiga
hal tersebut sering di asosiasikan sebagai sasa-ran proyek sebagai biaya/anggaran, waktu dan mutu
(Soeharto, 2001). Manajemen proyek dikatakan baik jika sasaran tersebut tercapai dengan baik (Kerzner,
2005). Ri-siko dapat menjadikan proyek berhenti dan mengalami keterlambatan, dan juga mengalami
pembengkakan biaya (cost everrun). Risiko menyebabkan adanya pe-rubahan yang buruk pada aspek
proyek, yaitu estimasi waktu, estimasi biaya dan teknologi desain.
Dampak risiko terhadap proyek konstruksi diukur berdasarkan bobot potensi risiko proyek yang
mengacu pada parameter frekuensi terjadinya risiko dan konsekuensi negatif akibat terjadinya risiko-risiko
ter-sebut terhadap sasaran proyek (Asiyanto, 2010). Dengan demikian informasi menge-nai risiko-risiko
yang potensial terjadi pada proyek konstruksi perlu didukung dengan informasi mengenai seberapa besar
dampak atau pengaruh risiko-risiko tersebut terha-dap sasaran proyek.
Penetapan level risiko dianalisis melalui dua kegiatan yaitu, (l) kemungkinan terjadi risiko diukur dari
frekuensi kemungkinan kejadiannya dan (2) pengaruh terjadinya risiko, yang diukur dari dampak
akibatnya. Kemungkinan terjadi risiko yang diukur dari frekuensi kemungkinan kejadiannya, dibagi
secara kualitatif menjadi lima yaitu: (a) tidak pernah terjadi, (b) kemungkinan kecil/jarang terjadi, (c) cukup
mungkin/-kadang-kadang terjadi, (d) mungkin/sering terjadi, (e) hampir pasti/sangat sering ter-jadi. Hal ini
bisa juga diukur secara kuan-titatif dengan angka probabilitasnya dalam persen, yaitu: (a) kurang dari 1
%, (b) 1% sampai 20%, (c) 21% sampai 49%, (d) 50% sampai 85%, dan (e) lebih dari 85%.
Pengaruh atau dampak terjadinya risiko, yang diukur dari dampak akibatnya dibagi secara kualitatif
menjadi lima yaitu, (a) tidak penting/ tidak berpengaruh, (b) kecil /kurang berpengaruh, (c) sedang/ cukup
berpengaruh, (d) besar/ berpengaruh, (e) fatal/sangat berpengaruh. Secara kuantitatif bisa diukur
berdasarkan pengaruh terhadap biaya, waktu, mutu. Misalnya untuk pengaruh pada biaya (pengurangan
laba) dapat dikelompokkan menjadi: (a) kurang dari 1% laba, (b) 1% sampai 10% laba, (c) 11% sampai
50% laba, (d) 51% sampai 100% laba, dan (e) lebih besar dari laba. Menurut Asiyanto (2010) angka
kuantitatif untuk dampak risiko tersebut di atas tidak standar, bergantung pada keputusan mana-jemen
suatu perusahaan. Sedangkan untuk pengaruh yang lainnya, misalnya terhadap risiko keterlambatan waktu
pelaksanaan, juga berbeda-beda antara manajemen yang satu dengan yang lainnya. Dengan demiki-an, ini
adalah suatu bukti bahwa risiko sifatnya spesifik, sangat bergantung pada siapa yang memandang.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan

Keselamatan kerja adalah kondisi yang aman dan kondusif dalam lingkungan kerja. Dalam situs Cermati
dijelaskan, aspek keselamatan kerja mencakup perlindungan akan risiko terjadinya penderitaan,
kerusakan, hingga kerugian di tempat kerja. Keselamatan kerja dapat diwujudkan dengan bekerja dan
menggunakan alat kerja sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku, serta menjaga tempat
kerja agar memiliki potensi bahaya yang minim.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
 Beban kerja, baik fisik, mental, maupun sosial. Oleh karena itu, pemberi kerja perlu mengupayakan
penempatan pekerja agar sesuai dengan kemampuan tiap pekerja.
 Kapasitas kerja, yang bisa jadi berbeda-beda antarkaryawan. Kapasitas kerja tiap karyawan biasanya
tergantung latar belakang pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, dan keadaan gizi
tiap karyawan.
 Lingkungan kerja, yang mencakup faktor fisik, kimia biologik, ergonomik, maupun psikososial.

Dampak risiko terhadap proyek konstruksi diukur berdasarkan bobot potensi risiko proyek yang mengacu
pada parameter frekuensi terjadinya risiko dan konsekuensi negatif akibat terjadinya risiko-risiko ter-sebut
terhadap sasaran proyek (Asiyanto, 2010). Dengan demikian informasi menge-nai risiko-risiko yang
potensial terjadi pada proyek konstruksi perlu didukung dengan informasi mengenai seberapa besar
dampak atau pengaruh risiko-risiko tersebut terhadap sasaran . Penyebab terjadinya kecelakaan kerja
secara umum,
 Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu kondisi yang tidak aman dari peralatan/media elektronik,
bahan, lingkungan kerja, proses kerja, sifat pekerjaan dan cara kerja.
 Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat terjadi antara lain
karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana. Termasuk dalam kategori ini adalah cacat
tubuh yang tidak kentara (bodily defect), kelelahan dan kelemahan daya tahan tubuh, sikap dan perilaku
kerja yang tidak baik.

B. Saran
Dibutuhkannya campur tangan pemerintah untuk memberikan sanksi bagi perusahaan
yang mengabaikan masalah sistem kesehatan dan keselamatan kerja bagi para pekerj
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pfimegalife.co.id/literasi-keuangan/proteksi/read/pengertian-dan-tujuan-keselamatan-
kerja

Anda mungkin juga menyukai