Oleh:
Hasanul Bashri
147051510
Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang maha pengasih dan maha penyayang, karena atas
akhir ini guna melengkapi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Program
Balikpapan.
Tugas akhir ini mungkin tidak dapat diselesaikan oleh penulis tanpa bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak selama penyusunan proposal tugas akhir ini.
kepada Bapak Luqmantoro, ST., M.KKK. selaku pembimbing satu dan kepada
kesempatan ini penulis tidak lupa ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak
lainnya yang secara langsung dan tidak langsung telah memberikan dukungan dan
Balikpapan
Universitas Balikpapan
ii
5. Lina Yuliana, S.Kep.,M.KKK selaku Sekretaris Program Studi Fakultas Vokasi
K3 Universitas Balikpapan
Penyusun
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Pemohon,
Hasanul Bashri
NPM: 147051510
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
PENDAHULUAN
sumber energi terbaru dan tidak terbarukan. Oleh karenanya menjadikan industri
pertambangan dan migas harus memiliki pengolahan yang baik untuk memastikan
pertambangan dan Migas memiliki tingkat risiko yang tinggi dan banyaknya kasus
industri migas dan pertambangan memiliki potensi bahaya yang tinggi terhadap
Pada proses kegiatan produksi yang dilakukan oleh industri pertambangan dan
Migas tidak terlepas oleh peran dan keterlibatan kontraktor. Hal tersebut dapat
dilihat dari jumlah jam kerja dan tenaga kerja kontraktor lebih tinggi dibandingkan
tenaga kerja permanen. Tercatat ditahun 2017 menurut IOGP (2018) jumlah jam
kerja kontraktor sebanyak 2.310.260 hours worked dan pada pekerja permanen
yang rawan terhadap risiko K3, hal ini disebabkan pekerja kontraktor khususnya
1
2
dan kondisi lingkungan yang dinamis sedangkan pada pekerja permanen bekerja
dengan kondisi sistem, proses, dan prosedur dengan lingkungan sosial yang telah
dari pimpinan yang akhirnya dapat menularkan kepada sesama karyawan tentang
Menurut (OGP, 2010) bahwa kontraktor memiliki empat kali lebih sering untuk
kontraktor pada tahun 2017 lebih tinggi yaitu 2314 kasus total recordable injury,
611 LTI dan 26 kematian dibandingkan pekerja permanen yaitu 498 kasus total
Kasus yang sama terjadi pada Negara Indonesia dimana tren kecelakaan kerja
pada kontraktor atau mitra Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lebih tinggi
kategori berat hingga ringan menunjukan angka kecelakaan tahun 2015 dengan 27
korban dari KKKS dan 336 korban dari mitra kerja KKKS sedangkan pada tahun
2016 dengan 27 korban dari KKKS dan 220 korban dari mitra kerja KKKS (SKK
Migas, 2017).
berdasarkan pasal 5 ayat (1) dan (2) bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan
sedikit 100 orang dan atau mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
sangat kertat dalam segala aspek khususnya ketenagakerjaan yang salah satunya
menjadikan aspek K3LL kontraktor merupakan hal yang sangat penting. Sehingga
diperlukan adanya pengelolaan K3LL pada mita kerja KKKS agar dapat
kontraktor, salah satunya pada tahap kualifikasi mitra KKKS yang merupakan
langkah awal untuk melakukan screening kesesuaian aspek K3LL calon mitra
Troppec Tekindo Mandiri pernah mengikuti proses tender pada PT Pama Persada
didapatkan oleh PT Troppec Tekindo Mandiri adalah sebesar 40% yang mana
terdapat beberapa elemen yang memiliki nilai rendah salah satunya adalah elemen
4 tentang Manajemen Risiko dengan nilai 3 sedangkan nilai minimum yang harus
mendapatkan hasil evaluasi kualifikasi K3LL memenuhi standar high risk pada
meningkatkan nilai pada elemen yang memiliki nilai rendah tersebut. Oleh karena
Balikpapan.
4
Berdasarkan latar belakang masalah yangg ada diatas, maka rumusan masalah
Nusantara"
Tujuan penelitian yang diperoleh untuk menjawab rumusan masalah yang ada
yaitu:
Persada Nusantara.
Balikpapan (UNIBA).
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
rekanan PT X.
3. Pada penelitian yang ditulis oleh Tanti Olivina Sari (2017), tujuan
3 klasifikasi yaitu:
a. Secara Filosofisi
jasmani maupun rohani diri pada umumnya dan tenaga kerja khususnya
9
b. Secara Praktis
agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja
2008).
c. Secara Keilmuan
menciptakan tempat kerja yang aman dan selamat berdasarkan UU No. 1 Tahun
1 Tahun 1970 nantinya akan dikembangkan dalam bentuk seperti kebijakan K3LL,
sasaran dan objektif K3LL, prosedur dan instruksi kerja pada perusahaan yang lebih
2.3 Sistem
logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan
11
satu dengan yang lainnya dengan maksud berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam
Sistem berasal dari Bahasa Latin yaitu systéma dan Bahasa Yunani sustéma
yang berati suatu yang kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang
(Ramli, 2013).
Sistem adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih komponen
yang saling berhubungan dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan dimana sistem biasanya terbagi dalam subsistem yang lebih kecil yang
mendukung sistem yang lebih besar menurut Romney dan Steinbart (2015) dalam
(Veronica, 2018).
komponen atau elemen yang terdiri dari dua atau lebih yang saling terhubung,
2.4 Manajemen
mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien (Veronica, 2018).
organisasi tersebut secara mendasar menurut George R. Terry dalam Basri (2017)
Sehingga dapat diartikan bahwa manajemen merupakan suatu seni dan ilmu
mengelola suatu anggota organisasi agar tercapainya tujuan dan sasaran organisasi
yang sangat penting hal ini berhubungan dengan kondisi kerja yang aman dan sehat
tidak dapat dilakukan dengan beberapa orang saja atau bahkan hanya seorang yang
bertugas pada departemen K3LL saja, akan tetapi K3 dilakukan oleh semua orang
sehingga hal tersebut nantinya akan mempengaruhi kondisi lingkungan kerja yang
ada. Dengan organisasi yang bagus manajemen akan menciptakan tujuan dari
penerapan K3 yaitu mencegah Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan kecelakaan kerja.
Pada saat ini banyak perusahaan yang mengadopsi proses manajemen sebagai
(HSEQ) salah satu proses manajemen yang terkenal saat ini adalah Plan, Do, Check
perbaikan berkelanjutan.
1. Perencanaan (Planning)
2. Implementasi
hal yang telah direncanakan pada tahap perencanan. Pada tahap ini
mengatur kegiatan.
14
4. Perbaikan
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan (PP No. 50
Tahun 2012). Adapun kriteria perusahaan yang wajib menerapkan SMK3 adalah
yang memiliki pekerja lebih dari 100 orang dan atau memiliki tingkat potensi
komponen atau elemen yang saling terhubung untuk mengelola risiko pada aspek
yaitu:
terintegrasi.
organisasi yang menerapkan SMK3 dan tidak menerapkan SMK3. Hal ini
efektif sehingga risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah
2.6 Kontraktor
dikarenakan sumber daya kontraktor merupakan tenaga kerja yang dominan pada
suatu industri. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah jam kerja dan tenaga kerja
kontraktor lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja permanen. Tercatat ditahun 2017
menurut IOGP (2018) jumlah jam kerja kontraktor sebanyak 2.310.260 hours
worked dan pada pekerja permanen sebanyak 688.779 hours worked. Oleh
kerja.
perjanjian lisan atau tertulis (IOGP, 2018). Salah satu aspek yang menjadi tolak
ukur pemilik kerja atau user untuk memilih atau mempercayakan pekerjaan ke
keselamatan kerja pengelola atau pemilik dari areal lingkungan pekerjaan memiliki
Pada kondisi Kontraktor merupakan tenaga kerja yang rawan terhadap risiko
K3, hal ini disebabkan pekerja kontraktor selalu menghadapi pekerjaan secara
langsung dan kondisi lingkungan yang dinamis sedangkan pada pekerja permanen
bekerja dengan kondisi sistem, proses, dan prosedur dengan lingkungan sosial yang
komitmen dari pimpinan yang akhirnya dapat menularkan kepada sesama karyawan
(Smith, 2014).
Menurut IOGP (2010) bahwa kontraktor memiliki empat kali lebih sering
pekerja kontraktor pada tahun 2017 lebih tinggi yaitu 2314 kasus total recordable
injury, 611 LTI dan 26 kematian dibandingkan pekerja permanen yaitu 498 kasus
Kasus yang sama terjadi pada Negara Indonesia dimana tren kecelakaan kerja
pada kontraktor atau mitra Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lebih tinggi
dibandingkan pekerja permanen atau KKKS angka kecelakaan tahun 2015 dengan
27 korban dari KKKS dan 336 korban dari mitra kerja KKKS sedangkan pada tahun
2016 dengan 27 korban dari KKKS dan 220 korban dari mitra kerja KKKS (SKK
Migas, 2017).
Pada data yang telah disajikan bahwa kontraktor memiliki tingkat kerawanan
segi pendidikan merupakan hal yang sangat mempengaruhi pola pikir dan
yang langsung terpapar dari potensi bahaya saat proses kerja berlangsung,
kerja kepada pekerja kontraktor oleh karena tingkat risiko kecelakaan pada
Pada kondisi aktual banyaknya terjadi kecelakaan kerja yang disebabkan oleh
kontraktor, mendorong perusahaan atau user memiliki suatu program atau prosedur
50 Tahun 2012 bahwa aspek pengendalian kontraktor menjadi salah satu elemen
strategis untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja, menjamin agar
produk barang dan jasa serta mitra kerja perusahaan mematuhi persyaratan K3.
19
perusahaan
dilingkungan kontraktor
kontraktor, dimana jika berhubungan dengan sistem maka terdapat elemen atau
komponen yang saling berhubungan dan kesatuan dengan fungsi manajemen yaitu
plan, do, check and action. Menurut Ramli (2013) terdapat beberapa tahapan proses
yang terpilih.
yang butuhkan adalah HSE plan, HSE Key Perfomance Indicator (KPI),
tahap ini merupakan bukti dan realisasi dari persyaratan dan ketentuan
(KKKS)
pemerintahan Satuan Kerja Khusus (SKK). Pada pengelolaan K3LL industri hulu
Kerja Sama (KKKS) sedangkan pemilik pekerjaan disebagai KKKS yaitu badan
usaha atau bentuk usaha tetap yang diberikan wewenang untuk melaksanakan
eksplorasi dan eksploitasi pada suatu wilayah kerja berdasarkan kontrak kerja sama
dengan badan pelaksana. Adapun tahapan proses pengelolaan aspek K3LL mitra
a. Penilaian Risiko
bahaya dan aspek K3LL yang dapat timbul terhadap K3LL. Dalam
matriks penilaian risiko dan faktor penilaian risiko. Kemudian hasil dari
Tahap ini merupakan tahap yang dilakukan pada calon mitra kerja yang
sedang (S) dan tinggi (T). Pada tahap ini pekerjaan dengan risiko rendah
(R) tidak wajib melakukan tahap kualifikasi K3LL, risiko sedang (S) dan
kriteria pemenuhan minimum 54,3% risiko (s) dan risiko tinggi (T)
menilai kualifikasi mitra kerja dalam hal aspek K3LL dan menjaring
CIVD. Apabila data PK mitra kerja tidak terdapat pada sistem CIVD,
c. Seleksi
Hal ini ditentukan dari hasil PK yang mana calon mitra kerja hanya dapat
mengikuti tahap ini jika telah dinyatakan lolos pada tahap PK yang aman
nilai minimum untuk kategori risiko sedang yaitu 54,3% dan risiko tinggi
relevan termasuk rencana K3LL untuk pekerjaan risiko sedang dan tinggi
pelaksaaan kontrak.
evaluasi kinerja K3LL mitra kerja pada saat proses kerja sedang
selama pekerjaan.
penilaian kinerja K3LL mitra kerja sesuai dengan KPI selama pekerjaan.
jawab kontrak.
K3LL mitra kerja untuk mendapatkan daftar kontraktor atau mitra kerja
untuk menjadi mitra kerja KKKS pada risiko sedang atau tinggi.
diperlukan.
lulus pada risiko kerja sedang dengan nilai 54,3% dan lulus pada
risiko kerja tinggi dengan nilai 60% atau mitra kerja tidak lolos
27
sistem CIVD.
dimasukan kedalam sistem CIVD berupa hasil nilai kualifikasi K3LL. Masa
validitas penilaian kualifikasi K3LL selama 2 tahun dan hal tersebut dapat
dibatalkan, jika pada tahap penilaian berjalan (PB) dan penilaian akhir (PA)
yang bersifat tetap atau menyebabkan banyak kematian (SKK Migas 2018).
bahaya dan risiko yang pada kegiatan kerja, terhadap aspek kesehatan,
sistem pengaturan Alat Pelindung Diri (APD). Adapun bagian dari sub
b. Bahaya-bahaya kesehatan
c. Bahaya keselamatan
e. Bahaya-bahaya logistik
f. Bahaya-bahaya lingkungan
g. Bahaya-bahaya keamanan
nilai atau skor 6 yaitu elemen 4.1 penilaian risiko dan pengendalian.
29
Keterangan:
Diteliti Tidak Diteliti
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode kualitatif, penelitian kualitatif tidak untuk mencari hubungan atau pengaruh
tentang suatu fenomena dan bertujuan untuk mendapatkan data secara mendalam
kualitatif digunakan oleh peneliti disebabkan tujuan dari penelitian ini peneliti ingin
dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara (Sugiyono,
2017).
beralamatkan di Jl. Inpres I No.6, Muara Rapak, Kec. Balikpapan Utara, Kota
Balikpapan, Kalimantan Timur 76125. Penelitian ini dilakukan pada Juni 2020
31
32
3.3 Informan
sumber. Pada triangulasi sumber yang berati untuk mendapatkan data dari
a. Observasi
b. Wawancara
bantu seperti buku catatan dan handphone sebagai fungsi (perekam suara
005/SKKO0000/2018/S0.
c. Dokumentasi
kebijakan dll.
landasan teori dari buku, jurnal atau penelitian sebelumnya yang terkait dengan
topik penelitian ini dan data yang didapatkan yang bersumber dari internet.
tahapan yaitu:
kondisi aktual dari data-data berdasarkan tiap sub elemen yang diteliti
tidak ada
atau sebaliknya
dilakukan
Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk tabel dan uraian
Untuk menjaga keabsahan dan keakuratan data yang telah diperoleh, peneliti
melakukan validasi data. Dalam penelitian ini validasi yang digunakan yaitu data
dan sumber data yang telah ada. Untuk menjaga keabsahan dan keakuratan data
1. Triangulasi sumber
2. Triangulasi metode
Huberman (1984) dalam Sugiyono (2017). Pada tahapan penelitian ini pertama-
merupakan melakukan menguji kredibilitas data dengan jenis sumber dan teknik.
Menurut Miler dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2017) bahwa aktifitas
dalam analsis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan terus-menerus sampai
tuntas atau data sudah jenuh. Langkah-langkah analisis data tersebut terbagi
Pada hasil data primer yang merupakan data kumpulan dari lapangan
jumlahnya cukup banyak baik dari berbagai sumber dan teknik, maka perlu
banyaknya data, maka peneliti melakukan proses analisis data melalui reduksi data
dengan melakukan merangkum dan memilah hal-hal yang pokok saja untuk
dan akan direduksi sesuai dengan elemen yang menjadi fokus penelitian.
Pada tahap penyajian data menampilkan data berupa tabel dan uraian singkat
berupa narasi teks. Pada data yang disajikan bertujuan untuk mempermudah apa
yang terjadi, langkah apa yang selanjutnya berdasarkan dari data tersebut.
Penyajian data akan berfokus pada pemenuhan elemen yang ada pada PTK-
akan ditampilkan dengan tabel dan narasi penjelasan tabel tersebut. Kemudian
setelah penyajian data maka dapat ditentukan langkah apa dan tindakan apa yang
harus dilakukan agar terpenuhinya standar penilaian yang baik pada kualifikasi
K3LL. Kemudian tahap terakhir pada analisis data kualitatif yaitu dengan
Mulai
Survey Pendahuluan:
1. Observasi Lapangan
2. Studi Literatur/ Pustaka
3. Menentukan Konsep Penelitian
Pengumpulan Data
Primer dan Sekunder
Analisa Data
Pembahasan
Selesai
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Tri Wulan. 2017. Penerapan Contractor Safety Management System pada
PT Jamin Jaya Abadi di Balikpapan. Jurnal. Program studi keselamatan dan
kesehatan kerja. Universitas Balikpapan.
Ramli, S. 2013. Smart Safety: Panduan Penerapan SMK3 yang Efektif. Jakarta:
Dian Rakyat.
Sari, Tanti Olivia. 2017. Identifikasi Hazard pada Pekerja Kontraktor Sipil Dengan
Metode CSMS di PT X Pasuruan. Jurnal.
A. Identitas Infroman
Kode Informan :
Usia :
Pendidikan :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Jabatan :
B. Pertanyaan
Pertanyaan Tertutup
Jawaban
No Pertanyaan
Iya Tidak
Apakah saudara mengetahui tentang Contractor
1
Safety Management System (CSMS) ?
Apakah saudara mengetahui bahaya dan risiko
2
pada proses kerja sudara?
3 Apakah saudara mengetahui pengendalian risiko
4 Apakah Saudara mengetahui Manajemen Risiko
5 Apakah saudara mengetahui dokumen K3
Apakah terdapat identfifikasi bahaya , menilai
6 risiko, mengendalikan danmemitigasi dampak, ke
tingkat yang dapat diterima?
Apakah terdapat prosedur Manajemen Risiko,
7
JSA/HIRARC ?
Apakah terdapat identifikasi status pada dokumen
8
K3?
Apakah terdapat tanggal pengeluaran dan
9
modifikasi dokumen K3?
Apakah bahaya dan risiko proses kerja saudara
10
telah dikendalikan dengan baik?
Apakah terdapat program untuk pengendalian
11
kesehatan kerja?
Apakah terdapat program pengendalian bahaya
12
keselamatan kerja?
Apakag terdapat program untuk pengadaan dan
13
pemberian APD kepada pekerja?
Apakah perusahaan menyediakan Alat Pelindung
14
Diri (APD) yang sesuai untuk karyawan Anda?
Apakah perusahaan memberikan pelatihan
15
mengenai cara menggunakan APD?
Apakah terdapat program pengendalian bahaya
16
logistik?
Apakah terdapat program pengendalian bahaya
17
lingkungan?
Apakah terdapat program pengendalian bahaya
18
keamanan?
Apakah terdapat program pengendalian bahaya
19
keamanan?
Apakah terdapat program pengendalian bahaya
20
sosial?
Total