Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PELAKSANAAN

PRAKTIK LAPANGAN

ACARA PENGOLAHAN BIOGAS

Disusun Oleh :
Risky Bima Purnawan
21728

MINAT SARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERKEBUNAN


DAN PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN
PRAKTIK LAPANGAN

ACARA PENGOLAHAN BIOGAS

Disusun Oleh :
Risky Bima Purnawan
21728

Laporan Pelaksanaan Praktek Lapangan ini diajukan kepada Fakultas


Teknologi Pertanian Institut Pertanian Stiper Yogyakarta sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan nilai mata kuliah Praktik Lapangan di Minat Teknologi Hasil
Pertanian dan telah dipertahankan di hadapan dewan penguji pada tanggal 01
Desember 2022

Yogyakarta, 01 Desember 2022

Mengetahui dan Menyetujui


Dosen Pembimbing, Penulis,

( Ir. Sunardi, Msi) (Risky Bima Purnawan)

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................i
Halaman Pengesahan...............................................................................................ii
I. Pendahuluan........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan...........................................................................................2
II. Tinjauan Pustaka.................................................................................................3
A. Pengertian Biogas.........................................................................................3
B. Tahap Pembuatan Biogas ............................................................................3
III. Alat, Bahan Dan Prosedur Kerja.......................................................................5
A. Alat Dan Bahan..........................................................................................5
B. Prosedur Kerja.............................................................................................5
IV. Hasil Dan Pembahasan......................................................................................6
A. Hasil Pengamatan .......................................................................................6
B. Pembahasan ................................................................................................9
V. Kesimpulan.....................................................................................................10
Daftar Pustaka........................................................................................................11
Lampiran................................................................................................................12

iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan oleh
prosesfer mentasi bahan bahan organik oleh bakteri bakteri anaerob (bakteri
yang hidup dalam kondis ikedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan
organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya
bahan organik (padat,cair) homogen seperti kotoran dan urine(airkencing)
hewan ternak cocok untuk sistem biogas sederhana. Didaerah yang banyak
industry pemrosesan makaanan taralain tahu, tempe, ikan, pindang atau brem
bisa menyatukan saluran limbahnya kedalam sistem biogas, sehingga limbah
industri tersebut tidak mencemari lingkungan disekitarnya. Hal ini
memungkinkan karena limbah industr itersebut diatas berasal dari bahan
organik yang homogen.(Usman et al., 2020)
Limbah peternakan merupakan salah satu sumber bahan yang dapat
dimanfaatkan untuk mengahasilkan biogas, sementara perkembangan atau
pertumbuhan industri peternakan menimbulkan masalah bagi lingkungan,
karena menumpuknya limbah peternakan. Polutan yang disebabkan oleh
dekomposisi kotoran ternak yaitu BOD dan COD (Biological Chemical
Oxygen Demand), bakteri pathogen, polusi air, (terkontaminasinya air bawah
tanah, air permukaan), debu dan polusi bau. Jika dilihat dari pengolahan
limbah, proses anaerob juga memberikan keuntungan yaitu menurunkan nilai
BOD dan COD, total solid, volatile solid, nitrogen nitrat dan nitrogen organik.
bakteri coliform dan patogen lainnya, telur insek, parasit, bau juga
dihilangkan(Mara, 2012)
Kotoran sapi kebanyakan hanya dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk
kandang namun tanpa proses pengolahan. Biasanya kotoran sapi itu hanya
dibiarkan mengering di suatu lahan dan setelah kering baru
digunakan untuk penyuburan tanah atau tanaman. Kondisi ini tentu dapat
merusak lingkungan, terutama pencemaran udara. Sebab kotoran sapi
yang masih basah menimbulkan bau tidak sedap. Ini jelas membahayakan
kesehatan bagi orang yang menghirupnya. Padahal jika dianalisis

1
2

kotoran sapi itu sebenarnya dijadikan bahan dasar dalam pembuatan


biogas danpupuk organik. Biogasmerupakan gas yang dihasilkan oleh
aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di
antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga),
sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable
dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana
dan karbon dioksida Biogas sangat berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi
sumber energi terbarukan.(Wardana et al., 2021)
Upaya pemanfaatan kotoran sapi sebagai bahan biogas, pupuk cair dan
pupuk padat telah banyak diteliti dan dikembangakan, akan tetapi masih
bersifat substansi. Penelitian yang baik dan bukan yang terbaik, akan tetapi
tidak menghasilkan sisa dan mampu mengangkat sisa tersebut menjadi produk
lainnya. Hasil penelitian tersebut bersifat komprehensif dan bukan substantif,
sebagai contoh hanya meneliti produktifitas biogas, kualitas pupuk cair dan
padat. Padahal hal tersebut dapat dilakukan secara bersamaan dalam sebuah
penelitian (Prayitno, 2019)
B. Tujuan Kegiatan
1. Mampu untuk merencanakan proses pembuatan biodigester biogas
2. Mampu melakukan proses persiapan bahan baku biogas
3. Mampu melakukan proses feeding
4. Mengetahui manfaat biogas dan bioslurry
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau
fermentasi dari bahan-bahan organik, termasik diantaranya kotoran manusia
dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau
setiap limbah organik yangg biodegradable dalam kondisi anaerobik.
Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas
dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk
menghasilkkan listrik (Muryanto, 2006).
Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen
limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam
pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam
biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis
tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah
jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar
fosil (Haryati, 2006).
B. Tahap Pembuatan Biogas
Teknologi biogas pada dasarnya memanfaatkan proses pencernaan yang
dilakukan oleh bakteri methanogen yang produknya berupa gas methana
(CH4). Gas methana hasil pencernaan bakteri tersebut bisa mencapai 60% dari
keseluruhan gas hasil reaktor biogas, sedangkan sisanya didominasi CO 2.
Bakteri ini bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara (anaerob), sehingga
proses ini juga disebut sebagai pencernaan anaerob (Haryati, 2006).
Pada tahapan hidrolisis, mikrobia hidrolitik mendegradasi senyawa
organik kompleks yang berupa polimer menjadi monomernya yang berupa
senyawa tidak terlarut dengan berat molekul yang lebih ringan. Lipida berubah
menjadi asam lemak rantai panjang dan gliserin, polisakarida menjadi gula
(mono dan disakarida), protein menjadi asam amino dan asam nukleat menjadi
purin dan pirimidin. Proses hidrolisis membutuhkan mediasi exo-enzim yang
disekresi oleh bakteri fermentatif. Hidrolisis molekul kompleks dikatalisasi
oleh enzim ekstra seluler seperti sellulase, protease, dan lipase. Sejumlah besar

3
4

mikroorganisme anaerob dan fakultatif yang terlibat dalam proses hidrolisis


dan fermentasi senyawa organik antara lain adalah Clostridium (Said, 2008).
Monomer-monomer hasil hidrolisis dikonversi menjadi senyawa organik
sederhana seperti asam lemak volatil, alkohol, asam laktat, senyawa mineral
seperti karbondioksida, hidrogen, amoniak, dan gas hidrogen sulida. Tahap ini
dilakukan oleh berbagai kelompok bakteri, mayoritasnya adalah bakteri
obligat anaerob dan sebagian yang lain bakteri anaerob fakultatif. Contoh
bakteri asedogenik (pembentuk asam) adalah Clostridium (Said, 2008).
III. ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan sebagai berikut ember, drum, kayu, pipa, korek
api, kompor, nanometer, tali rafia, dan reaktor biogas. Sedangkan bahan
yang digunakan kapur, kotoran sapi, kertas.
B. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Bahan Baku dan Penggunaan Gas Hasil Reaktor
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Memasukkan kotoran kedalam drum setelah itu masukkan air dengan
perbadingan 1 : 1.
c. Memasukkan campuran kedalam digester melalui inlet.
d. Mengecek gas yang di hasilkan melalui nanometer.
e. Menyalurkan gas dari digester ke kompor melalui pipa gas utama.
f. Menghidupkan kompor.
2. Pembuatan Layout Reaktor Biogas
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Menentukan titik tengah.
c. Membuat lingkaran melalui titik tengah sebagai gambaran reaktor biogas.
d. Menentukan posisi inlet dan posisi outlet.
e. Membuat inlet dan outlet yang sudah ditentukan dan menggambarnya.
f. Membuat penampungan bioslurry.

5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan Praktek Lapangan acara Biogas adalah
sebagai berikut : .
Tabel 1. Pembuatan Biogas
Acara Kegiatan Hasil
Melakukan
Pengamatan Unit
pengamatan unit
Biodigester Bioges -
biodigester biogas
a. Jumlah kohe = 5 kg
b. Jumlah air = 5 kg
Praktek pengisian
Feeding c. Waktu pengadukan
biogas
sampai pengisian = 30
menit
Tekanan gas awal (pagi
1. Melakukan sebelum diisi) : 40 mmHg
pengamatan jumlah Tekanan gas akhir (sore
gas setelah diisi) : 34 mmHg

Campur kohe dan air


Pengamatan gas dan dengan perbandingan 1:1,
penggunaan gas masukkan kedalam gester
2. Mendeskripsikan melalui inlet, digester
proses fermentasi proses hidrolisis dan
biogas fermentasi kohe yang tidak
terfermentasi keluar
melalui manhole menuju
outlet
3.Perhitungan produksi a.Selisih tekanan
gas manometer : 0,04m
b.Hitung tekanan actual

6
7

1.003802 atm
Acara Kegiatan Hasil
c.Hitung volume biogas:
1,6061M3
d.Hitung mol biogas :
641,52 g/mol
e. Hitung massa biogas :
16,4 kg
a. Volume air = 0,2 liter
b. Tekanan gas awal
sebelum digunakan = 40
cm hg
4. Memanfaatkan gas
c. Tekanan gas akhir
untuk memasak 1
setelah digunakan = 34 cm
liter air sampai
hg
mendidih
d. Waktu memasak sampai
mendidih = 2 menit 50
detik
e. Warna gas = Biru
a. Berat/vol air 0,2 liter
b. suhu air awal 28 oC
c. suhu air akhir 100 oC
d. suhu air pada pemanas :
5.Pengujian kompor
45 detik 60oC
biogas
60 detik 68o
1 mnit 30 secon 80 o
2 mnit 88 o
2 menit 50 detik 100 oC

D. Pembuatan Pembuatan layout


8

layout biodigester
biodigester biogas
biogas

Acara Kegiatan Hasil


E. Pemanfaatan a. Jenis bioslurry :
bioslurry 1. Padat
2. Cair
3. Semi
b. Jumlah Ph bioslurry :
1. Padat : 6,4
1. Pengamatan jenis 2. Cair : 7,5
bioslurry 3. Semi : 6.8
c. Ciri-ciri bioslurry
1. Warna :
Coklat gelap
2. Bau : Tidak
berbau
3. pH : 7,5
2. Permanfaatan a. Jenis tanaman: cabai
bioslurry untuk keriting
pupuk organik b. Perbandingan media
tanam tanah dan
bioslurry:
2:1:1(tanah,media
tanah,bioslurry)
c. Volume polybak:
25x25cm
d. Waktu pemeliharaan:
2 minggu
9

e. Pengamatan
pertumbuhan:
- Tinggi tanaman 12 dan
8 cm

B. Pembahasan
Pada praktik lapangan ini, kegiatan pertama yang kita memahami bagian-
bagian dari unit biodigester biogas lalu melakukan pengisian biogas, namun
kendala pada praktik ini kita tidak dapat melakukan pengesian karena biodigester
tersumbat sehingga tidak dapat di gunakan. Pengisian ke dalam biodigester untuk
kotoran hewan sebanyak 5kg dengan jumlah air 5kg .
Pada pemanfaatan gas dengan cara memasak 1 liter air sampai mendidih,
volume air 1 liter tekanan gas awal sebelum di gunakan 40 cmhg, dan tekanan
akhir nya setelah di gunakan menjadi 34 cmhg, waktu yang digunakan untuk
memasak air 2 menit 50 detik, dengan menghasilkan warna gas biru. Selain itu
injek dari kompor biogas juga berbeda dengan kompor gas LGP, kompor gas dari
biogas ini tidak memiliki pemantik api sehingga harus menggunakan pemantik
manual, dan spuyer dari kompor gas biogas lebih besar dari kompor gas LPG.
Pada pembuatan biogas dapat menghasilkan bioslurry yaitu ampas biogas
merupakan produk dari hasil pengolahan biogas berbahan kotoran ternak dan air
melalui proses tanpa oksigen (anaerobik) di dalam ruang tertutup. Bioslurry yang
dihasilkan yaitu bioslurry cair dan padat, bioslurry ini warna nya coklat gelap
tidak berbau dan pH nya 7,5. Bioslurry ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
organik yang bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah, penyedia nutrisi
tanah, pengatur pertumbuhan tanaman dan pupuk organik yang lain.
Pada praktek lapangan ini ada perlakuan menggambar layout reactor biogas
yang dilakukan menggambar di halaman menggunakan tepung kapur.
Menggambar layout di awali dengan membuat titik tengah, dan dari titik tengah
tersebut di tarik garis dengan ukuran tertentu. Garis demi garis ditarik untuk
10

menggambar seperti manhole, inlet, dan outlet, sehingga membentuk gambar


layout reactor biogas.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktek lapangan dan pembahasan dapat disimpulkan,
sebagai berikut :
1. Biogas adalah bahan bakar gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik
atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya kotoran
manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), atau degradasi
anaerobik bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerobic.
2. Bioslurry yang dihasilkan yaitu bioslurry cair, padat dan semi. Bioslurry
ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
3. Digestifikasi anaerobik adalah proses pembusukan bahan organik oleh
bakteri anaerobik pada kondisi tanpa udara, yang menghasilkan biogas dan
pupuk cair.
4. Manfaat dari energi biogas adalah menghasilkan gas metan sebagai
pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dapat dipergunakan
untuk memasak dan untuk menghidupkan lampu.
5. Biogas digunakan dalam berbagai keperluan seperti memasak, penerangan,
pompa air, boiler dan sebagainya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Mara, I. M. (2012). Analisis Penyerapan Gas Karbondioksida ( CO 2 ) Dengan
Larutan NaOH Terhadap Kualitas Biogas Kotoran Sapi I Made Mara * *
Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram Jl Majapahit 62
Mataram , NTB . Email ; made.mara@ymail.com. Jurnal Teknik Mesin, 2(1),
38–46.
Prayitno, H. T. (2019). Pengolahan Kotoran Sapi Dengan Teknologi Biogas
Reaktor Kecil. Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian, Pengembangan
Dan IPTEK, 10(2), 123–132. https://doi.org/10.33658/jl.v10i2.84
Usman, U., Hasan, H., M, M. H., & Elihami, K. (2020). Pemanfaatan Kotoran
Ternak Sebagai Bahan Pembuatan Biogas. Maspul Journal Of Community
Empowerment, 1(1), 13–20.
Wardana, L. A., Lukman, N., Mukmin, M., Sahbandi, M., Bakti, M. S., Amalia,
D. W., Wulandari, N. P. A., Sari, D. A., & Nababan, C. S. (2021).
Pemanfaatan Limbah Organik (Kotoran Sapi) Menjadi Biogas dan Pupuk
Kompos. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 4(1).
https://doi.org/10.29303/jpmpi.v4i1.615

12
LAMPIRAN
A. Foto Kegiatan
Gambar 1. Pengukuran Tekanan Gas Gambar 2. Pencampuran Kohe

Gambar 3. Pemberian kohe Gambar 4. Pengisian Kohe

Gambar 5. Pencampuran Media Tanam Gambar 6. Pengisian Biosry

Gambar 7. Layout Biodigester Biogas

13

Anda mungkin juga menyukai