Anda di halaman 1dari 3

FORMAT LAPORAN CASE METHOD

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA

LEMBAR KERJA MAHASISWA


MATA KULIAH FISIOLOGI MIKROBA
KODE MBI 222 SKS 3 (2-1) SEMESTER Genap 2022/2023
DOSEN PENGAMPU Dr.Suhartono, M.Sc.
NAMA MAHASISWA 1. Cut Fathia Luthan NPM 1. 1908104010067
2. Garend Arzaga Jafar 2. 2108104010037
3. Ida Yanti 3. 2108104010055
PERNYATAAN PERMASALAN (CASE STAMENT) CASE#

Sebuah kelompok peneliti yang menemukan sebuah bakteri yang dapat mengubah limbah industry
menjadi bahan bakar yang dapat digunakan kembali. Bagaimana proses metabolisme yang digunakan oleh
bakteri tersebut dan apa implikasinya bagi dunia industri?

HASIL ANALISIS/SOLUSI

Proses penguraian oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik terjadi


secara anaerob. Senyawa sederhana diuraikan oleh bakteri penghasil asam (acid-forming bacteria)
menjadi asam lemak dengan berat molekul rendah seperti asam asetat dan asam butirat. Selanjutnya
bakteri metanogenik mengubah asam-asam tersebut menjadi metana. Salah satu upaya pemanfaatan
limbah peternakan adalah dengan memanfaatkannya untuk menghasilkan bahan bakar dengan
menggunakan teknologi biogas. Pengumpulan faeces ternak ke dalam suatu tangki kedap udara yang
disebut digester (pencerna). Di dalam digester tersebut, kotoran dicerna dan difermentasi oleh bakteri
yang menghasilkan gas methan serta gas-gas lain. Gas yang timbul dari proses ini ditampung di dalam
digester. Salah satunya ialah biogas.
Biogas merupakan gas campuran metana (CH4), karbondioksida (CO2) dan gas lainnya yang
didapat dari hasil penguraian material organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia, tumbuhan oleh
bakteri pengurai metanogen pada sebuah biodigester. Jadi, untuk menghasilkan biogas, dibutuhkan
pembangkit biogas yang disebut biodigester. Proses penguraian material organik terjadi secara
anaerob (tanpa oksigen). Biogas terbentuk pada hari ke 4 – 5 sesudah biodigester terisi penuh, dan
mencapai puncak pada hari ke 20 – 25. Biogas yang dihasilkan oleh biodigester sebagian besar terdiri
dari 50 – 70% metana (CH4), 30 – 40% karbondioksida (CO2), dan gas lainnya dalam jumlah kecil.
Ada salah satu bakteri yang berperan dalam proses pembentukan biogas, yaitu dari genus
Methanococcus Metanogen adalah mikroorganisme yang menghasilkan metana sebagai produk sampingan
metabolik dalam kondisi anoxic. Makhluk ini digolongkan sebagai arkea, suatu kelompok kehidupan yang
cukup berbeda dari bakteri. Mereka umumnya hidup di lingkungan basah dan umumnya gas yang terjadi pada
daerah rawa-rawa dan metana dari bersendawa pada hewan ruminansia dan perut kembung pada manusia.
Metanogen memiliki beberapa sifat khusus yang membedakannnya beberapa prokariota lainnya, yaitu bersifat
anaerob, biasanya ditumbuhkan pada garam mineral dengan kondisi atmosfer, dan pada umumnya mesofilik,
beberapa ada yang ekstremofilik (suhu sangat tinggi, sangat rendah, kondisi garam tinggi).
Metanogen banyak digunakan dalam digester anaerobik untuk mengolah air limbah serta polutan
organik berair. Industri telah memilih metanogen karena kemampuannya untuk melakukan biometanasi selama
dekomposisi air limbah sehingga menjadikan prosesnya berkelanjutan dan hemat biaya. [5] Biodekomposisi
dalam digester anaerobik melibatkan empat tahap yang dilakukan oleh mikroorganisme yang berbeda. Tahap
pertama adalah hidrolisis bahan organik terpolimerisasi yang tidak larut oleh anaerob seperti Streptococcus dan
Enterobacterium.[6] Pada tahap kedua, asidogen memecah polutan organik terlarut dalam air limbah menjadi
asam lemak. Pada tahap ketiga, asetogen mengubah asam lemak menjadi asetat. Pada tahap akhir, metanogen
memetabolisme asetat menjadi gas metana. Metana produk sampingan meninggalkan lapisan air dan berfungsi
sebagai sumber energi untuk menggerakkan pemrosesan air limbah di dalam digester, sehingga menghasilkan
mekanisme mandiri.
Implikasi :

1. Keuntungan pengolahan limbah industry

Digester anaerobic merupakan proses pengolahan limbah yang alami, alat tersebut hanya
membutuhkan lahan yang lebih kecil dibandingkan dengan proses kompos aerobik ataupun
penumpukan sampah juga memperkecil volume atau berat limbah yang dibuang dan rembesan
polutan.

2. Keuntungan energy produksi dibidang industry

Proses produksi energinya bersih, bahan bakar yang diperoleh berkualitas tinggi dan dapat
diperbaharui serta, biogas dapat dipergunakan untuk berbagai penggunaan dibidang industry.

3. Keuntungan bagi lingkungan

Adapun keuntungan dibidang lingkungan yaitu dapat menurunkan emisi gas metan dan
karbondioksida secara signifikan, menghilangkan bau, menghasilkan kompos yang bersih dan
pupuk yang kaya nutrisi, dan memaksimalkan proses daur ulang serta menghilangkan bakteri
coliform sampai 99% sehingga memperkecil kontaminasi sumber air.

KESIMPULAN

Bakteri yang berperan dalam proses pembentukan biogas, yaitu dari genus Methanococcus
Metanogen adalah mikroorganisme yang menghasilkan metana sebagai produk sampingan metabolik dalam
kondisi anoxic. Metanogen banyak digunakan dalam digester anaerobik untuk mengolah air limbah serta
polutan organik berair. Industri telah memilih metanogen karena kemampuannya untuk melakukan
biometanasi selama dekomposisi air limbah sehingga menjadikan prosesnya berkelanjutan dan hemat biaya. [5]
Biodekomposisi dalam digester anaerobik melibatkan empat tahap yang dilakukan oleh mikroorganisme yang
berbeda.

DAFTAR RUJUKAN
1. Mahliza, N. (2020). Smart –Design Instalasi Digester Biogas Skala Komunal Pesantren High
Temperature. Jurnal AGREGAT, 5(2), 475-480.
2. Dewi, H. (2009). Aplikasi Teknologi Biogas Guna Menunjang Kesejahteraan Petani Ternak. Jurnal
MEDIAGR, 5, 20-26.
3. Suyati, F. (2006). Perancangan Awal Instalasi Biogas pada Kandang Terpencar Kelompok Ternak Tani
Mukti Andhini Dukuh Butuh Prambanan untuk Skala Rumah Tangga. Skripsi. Jurusan Teknik Fisika,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
4. Havakainen, J. V., Uusitalo, V., Niskanen , A., Kapustina, V., dan Horttanai, M. (2014). Evalution of
Methods for estimating energy performance of biogas production. Renew. Energy, 66, 232-240.
5. Junus, M. (1987). Teknik Membuat dan Memanfaatkan Unit Gas Bio. Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai