PENDAHULUAN
2.2 Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Biogas adalah setiap bahan bakar
baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biogas dapat
dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri,
komersial, domestik atau pertanian.
Ada tiga cara untuk pembuatan biogas:
1. Pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan
pertanian);
2. Fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan, ampas tahu, dsb) tanpa oksigen
untuk menghasilkan biogas;
3. Fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester; dan
energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan
bakar).
Proses pengolahan limbah cair berdasarkan tingkatan perlakuannya dapat dibedakan menjadi
5 golongan:
1. Pengolahan pendahuluan, dilakukan apabila di dalam limbah cair terdapat banyak padatan
terapung dan melayang.
2. Pengolahan tahap pertama, dilakukan untuk memisahkan bahan-bahan padat tercampur
(ukuran kecil). Dapat dilakukan melalui proses sedimentasi. .
3. Pengolahan tahap kedua, dilakukan menggunakan proses biologi, yakni dengan bantuan
mirorganisme seperti bakteri.
4. Pengolahan tahap ketiga, dilakukan jika ada bahan-bahan yang berbahaya, misalkan limbah
cair tersebut mengandung amoniak.
5. Pengolahan tahap keempat dilakukan jika di limbah tersebut terdapat bakteri patogen..
b. Bahan
- Limbah cair tahu
- Kotoran sapi
Tabel 1 menunjukan karakteristik limbah cair berdasarkan KepMenLH no.51 tahun 1995.
Karaktristik terebut kemudian dibandingkan dengan hasil penelitian pada perlakuan I dan
perlakuan II pada hari ke-0 dan hari ke-30.
Tabel 2. Konsentrasi pada hari ke-0 dan ke-30
Keterangan:
P1= Perlakuan I
P2= Perlakuan II
Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa pada awal suhunya adalah 30C kemudian
mengalami penurunan di akhir yaitu menjadi 27,8C. Pengukuran hanya dilakukan diawal dan
diakhir penelitian saja karena keterbatasan alat.
pH air limbah mengalami kenaikan pada perlakuan 1 dan perlakuan 2. Pada proses
anaerob terdapat proses pembentukan asam yang menyebabkan pH turun, namun dapat
dinetralkan dengan larutan buffer.
Kadar TSS pada perlakuan 1 dan perlakuan 2 dari hari ke-0 sampai hari ke-30 mengalami
penurunan, namun penurunannya masih belum sesuai dengan ketentuan baku mutu. Hal ini
disebabkan karena waktu pengolahan yang kurang lama.
Pada perlakuan I dan perlakuan II dari hari ke-0 sampai hari ke-30 mengalami penurunan
namun masih belum sesuai dengan standar baku mutu. Hal ini disebabkan karena waktu
pengolahan yang kurang lama. Penurunan kadar BOD menunjukkan adanya aktivitas
mikroorganisme yang merombak bahan organik pada air limbah.
Konsentrasi COD juga mengalami penurunan pada kedua perlakuan tetapi belum sesuai
standar baku mutu. Penurunan konsentrasi COD disebabkan karena selama proses
pendegradasian substrat menglami penurunan kadar bahan organiknya. Hasil penguraian
bahan organik ini kemudian menghasilkan hasil samping gas metan, karbondioksida dan
nitrogen. Gas yang dihasilkan ditampung dalam wadah kemudian ditimbang setiap 5 hari
untuk megetahui laju pembentukan gas yang dihasilkan.
Tabel 3. Berat gas yang dihasilkan
Penimbangan gas dilakukan untuk mengetahui laju pembentukan gas yang dihasilkan.
Penimbangan gas dilakukan denga nerasa analitik. Berat gas dalam satuan gram dihasilkan
dari selisi berat penampung dikurangi berat penampung yang sudah terisi oleh gas. Dari tabel
dapat dilihat bahwa berat gas mengalami naik turun baik perlakuan I maupun perlakuan II.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan biogas adalah rasio C/N. Oleh karena itu dilakukan
pengukuran kadar C dan N pada awal dan akhir penelitian untuk mengetahui rasio C/N.
Tabel 4. Analisa rasio C/N
Berdasarkan analisa gas yang dilakukan diketahui bahwa gas metan yang tebentuk sangat
sedikit dari kedua perlakuan. Hal ini dipengaruhi oleh proses penimbangan dimana pada
proses penimbangan terdapat penurunan laju produksi gas karena ada gas yang keluar dari
wadah. Gas metan yang sedikit juga disebabkan karena C/N yang rendah. Rasio C/N yang
rendah menyebabkan nitrogen akan dibebaskan dan terkumpul dalam bentuk NH4 OH ,
sehingga dalam penelitian ini gas yang paling banyak dihasilkan adalah gas nitorgen.
BAB IV
KESIMPULAN
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Biogas adalah setiap bahan bakar
baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik.
Proses pembuatan tahu banyak menggunakan air sehingga limbah cair lebih banyak
dibandingkan limbah padat tahu. Limbah cair dari industri tahu banyak mengandung bahan
organik yang baik untuk perkembangan mikroorganisme, pemanfaatan limbah cair tahu sebagai
biogas adalah untuk mengurangi pencemaran lingkungan terutama perairan
Pengolahan limbah cair tahu anaerob dengan proses batch dapat menurunkan parameter
limbah cair tahu walaupun belum sesuai dengan standar baku mutu yang sudah ditetapkan. Dari
penelitian yang dilakukan, perlakuan yang paling optimum adalah perlakuan II dengan limbah
cair 15 liter dan kotoran sapi 2,5 liter.
DAFTAR PUSTAKA
Karim K. Anaerobic Digestion of Animal Waste: Effecft of mixing J Biores Technol. Vol 96:
1607-1612.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-51/MENLH/10/1995 tentang baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.
Mayasari, D.H. 2010. Pembuatan Biodigester Dengan Uji Coba Kotoran Sapi Sebagai Bahan
Baku. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Rossiana,Nia. 2006. Uji Toksisitas Limbah Cair Tahu Sumedang Terhadap reproduksi Dhapnia
Carinata KING. Jurnal Biologi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Alam
Universitas Padjajaran: Bandung.
Siallagan Nurmay Rosilawati Siska. 2010. Pengaruh Waktu Tinggal dan Komposisi Bahan Baku
Pada Proses Fermentasi Limbah Cair Industri Tahu Terhadap Produksi Biogas. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Yulistiawati Endang. 2008. Pengaruh Suhu dan C/N Rasio Terhadap Produksi Biogas Berbahan
Baku Sampah Organik Sayuran. Bogor: Institut Pertanian Bogor.