Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS POTENSI LIMBAH CAIR TEPUNG TAPIOKA MENJADI


BIOGAS

FARDI TEMARWUTH NIM: (4519044003)


• BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

• Saat ini, Seiring berjalannya waktu industri– industri baik industri rumahan maupun pabrik semakin
banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri meskipun letaknya dekat dengan
pemukiman padat penduduk. Letak sebuah pabrik yang berdekatan dengan pemukiman warga tentu
dapat menimbulkan dampak buruk, baik itu melalui limbah padat, cair maupun gas.

• Dijumpai pada industri yang menggunakan air dalam proses produksinya. Mulai dari pra pengolahan
bahan baku, seperti pencucian, sebagai bahan penolong, sampai pada produksi akhir menghasilkan
limbah cair. Limbah cair ini tidak hanya bersumber dari air masuk melainkan air itu sendiri sudah
ada dalam bahan baku dan harus dikeluarkan. Seperti pada pengolahan tepung tapioka ubi kayu
mengandung kadar air mencapai 40% dari beratnya dan pada proses produksinya masih
membutuhkan air. Limbah cair yang dihasilkannya nantinya akan lebih banyak dari air yang
dimasukkan karena telah mendapat tambahan dari bahan baku.
• Limbah cair industri tapioka tradisional mencapai 14 – 18 m 3 per ton ubi
kayu. Dengan teknologi yang lebih baik jumlah limbah cair dapat
direproduksi menjadi 8 m3 /ton ubi kayu. Limbah cair industri tapioka
mengandung padatan tersuspensi – 10.000 mg/l dan bahan organik 1.500 –
5.300 mg/l.22 (Sakti A. Siregar, 2005)

• Air limbah yang dihasilkan industri tapioka ini merupakan limbah yang
masih banyak mengandung bahan-bahan organik dan dapat didekomposisi
secara biologis (biodegradable) agar tidak menimbulkan pencemaran
• Limbah yang dihasilkan ini dapat dikelolah. Salah satunya dengan mengolah limbah
cair tapioka menjadi biogas. Pemanfaatan limbah kini sangat penting untuk mengatasi
masalah penumpukan sampah yang ada di kota-kota besar, limbah organik industri,
serta bagaimana cara menanggulangi limbah pertanian dan perkebunan.

• Biogas adalah jenis bahan bakar nabati yang dihasilkan dari penguraian bahan organik
yang dilakukan secara alami. Saat bahan organik terpapar lingkungan kedap oksigen,
maka campuran gas didalamnya akan terbebas.

• Dikarenakan proses produksi biogas ini terjadi secara anaerob, yaitu tanpa paparan
oksigen, sehingga terjadi proses fermentasi yang memecah rantai pada bahan organik.
• Proses pemecahan ini menjadikan bahan organik yang semula limbah menjadi sumber
energi yang dapat digunakan untuk memanaskan, mendinginkan, memasak, atau
bahkan memproduksi listrik.

• Dengan berlandaskan hal tersebut penelitian berupaya mengurangi pembuangan limbah


tepung tapioca dengan ANALISIS POTENSI LIMBAH TEPUNG TAPIOKA
MENJADI BIOGAS

1.2 Rumusan Masalah


• Untuk memudahkan penyusunan tugas akhir ini penulis merumuskan masalah kedalam beberapa bentuk
kalimat pertanyaan, sebagai berikut ini: 
1.Apa keunggulan biogas dari limbah cair industry tapioka

2. Bagaimana peroses pembuatan biogas dari limbah cair industri tapioca


 
3. Tujuan Penelitian
•  

1. Mengetahui keunggulan dari pengolahan limbah cair industry tapioca sebagai biogas
2. Untuk mengetahui peroses pembuatan biogas dari limbah cair industry tapioka

4 Manfaat Penelitian
 
1. Memberikan pemahaman tentang proses pembuatan biogas dari limbah cair tepung tapioka

2. Untuk mengurangi pencemaran lingkungan terhadap pembuangan limbah tepung tapioka


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Limbah Cair Tapioka

Limbah Tapioka Limbah cair merupakan biomassa bisa berasal dari argo industri, perternakan atau
pabrik pengolahan hasil pertanian maupun limbah kota/domestik, umumnya mengandung konsentrasi
bahan organik sangat tinggi. Bahan organik tersebut terdiri dari karbohidrat, protein, lemak dan
selulosa atau ligno selulosa yang dapat didegradasi secara biologi. Kadangkala limbah cair tersebut
mengandung nitrogen, phospat dan natrium. Besar atau kecilnya pencemaran limbah organik diukur
oleh Chemical Oxygen Demand (COD), Biological Oxygen Demand (BOD) untuk limbah cair,
sedangkan untuk yang berbentuk sludge atau lumpur diukur dengan Total Volatile Solid (TVS) (Jenie
dan Winiati, 1993).
2 Kandungan Kimia

Limbah cair tapioka memiliki kandungan bahan organik diantaranya glukosa sebesar


21,067 %, karbohidrat sebesar 18,900 % dan vitamin C sebesar 51,040%. 

Menurut Ciptadi dan Nasution (1978) bahwa limbah cair industri tapioka mengandung
sebagian besar air, pati terlarut, nitrogen, fosfor, lemak, dan protein dalam konsentrasi
yang rendah. Sedangkan kadar mineral limbah cair tapioka terdiri dari Ca, Mg, Fe, Cu,
Pb, dan Zn. Adapun karakteristik limbah cair tapioka adalah sebagai berikut.
Tabel. 3. Karakteristik limbah cair industri tapioka

Parameter Nilai Kisaran (mg/l)

TSS 920

BOD 2423 - 3944

COD 4736 – 15.067

Ph 3,8 - 4,5

NO3 70

PO4 80
3 Biogas

Biogas merupakan gas campuran terutama terdiri dari metana dan karbondioksida. Biogas

diproduksi secara anaerob melalui tiga tahap yakni hidrolisis, asidogenesis, dan metanogenesis

(Veziroglu, 1991). Dalam produksi biogas, semua jenis limbah organik dapat digunakan sebagai

substrat seperti limbah dapur, kebun, kotoran sapi dan buangan domestik. Sumber biomassa atau

limbah yang berbeda akan menghasilkan perbedaan kuantitas biogas (Werner et al., 1989). dalam

penelitiannya menghasilkan metana sebesar 50-80% dan CO2 sebesar 20-50%. Sedangkan

menurut Hansen (1999), biogas yang dihasilkan mengandung 60-70% metana dan 30-40% CO2.

Biogas dapat terbakar apabila terdapat kadar metana minimal 57% (Hammad,1996). Sedangkan

menurut Hessami et al., (1996) biogas dapat terbakar jika kandungan metana minimal 60%.
4. Proses Pembentukan Biogas
 
Biogas secara karakteristik fisik merupakan gas. Karena itu, proses pembentukannya
membutuhkan ruangan dalam kondisi kedap atau tertutup agar stabil. Pada prinsipnya, biogas
terbentuk melalui beberapa proses yang berlangsung dalam ruang yang anaerob atau tanpa
oksigen. Proses yang berlangsung secara anaerob dalam tempat tertutup ini juga memberikan
keuntungan secara ekologi karena tidak menimbulkan bau yang menyebar kemana-mana.
Berikut mekanisme pembentukan biogas secara umum Mikroorganisme anaerob Bahan
organik CH4 + CO2 + H2 + NH3 Apabila diuraikan dengan terperinci, secara keseluruhan
terdapat tiga proses utama dalam pembentukan biogas, yaitu proses hidrolisis, pengasaman
(asidifikasi), dan metanogenesis. Keseluruhan proses ini tidak terlepas dari bantuan kinerja
mikroorganisme anaerob.
5.Manfaat Biogas

Masih berdasarkan situs yang sama, biogas dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai energi alternatif pengganti LPG untuk memasak dan sebagai bahan bakar
generator untuk menghasilkan listrik. Biogas juga dinilai lebih ramah lingkungan dan
aman untuk bumi karena pembakarannya mampu mengurangi emisi gas kaca.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tahap Persiapan

Alat Dan Bahan


a.Alat
1.Tong digester
2.Selang penampung gas
3.Thermometer
4.Ph meter
5 Bak besar

6 Klep/kran

7 Korek api

8 Kompos gas
3. Tahap tahap proses pembuatan biogas
• Untuk pelaksanaan pengembangan biogas limbah cair tapioka, perlu dilakukan beberapa tahapan,
yakni pembuatan tong digester, pencampuran limbah cair tapioka dengan kotoran ternak sapi
potong, proses menghasilkan biogas, hingga pengujian biogas dengan nyala api.
A. Pembuatan Tong Digester
• Digester merupakan alat penghasil biogas yang dibuat dari bahan tong besi. Secara
lengkap gambar instalasi pembuatan biogas yang akan digunakan dalam pembuatan
biogas ini dapat dilihat pada gambar di bwah ini
B. Pencampuran limbah cair tapioka dengan kotoran ternak (sapi)

• Kandungan bakteri dalam limbah cair tapioka sangat sedikit, oleh sebab itu dilakukan
penambahan kotoran sapi pada limbah cair tapioka dengan perbandingan tertentu.
Pencampuran keduanya bertujuan untuk menambah jumlah bakteri dalam limbah cair
tapioka sehingga proses fermentasi anaerob berjalan lancar dan efektif. Kotoran sapi
banyak mengandung bakteri fermentatif yang dapat menguraikan bahan-bahan organik.
C. Penghasilan Biogas
• Reaksi fermentasi anaerobik dalam tanki digester terjadi dalam beberapa tahap
sesuai dengan jenis mikroba yang terlibat. Berdasarkan cara kerjanya, mikroba
yang terlibat dapat dibedakan yaitu bakteri hidrolisis, bakteri penghasil asetat
(acetogenic bacteria), bakteri penghasil asam (acidogenic bacteria) dan bakteri
penghasil metana (methanogenic bacteria).
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai