“BIOGAS”
Guru Pembimbing :
Nora Fauziah
Oleh :
DINA
Kelas :
XII MIA 1
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover..............................................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biogas........................................................................3
2.2 Proses Pencernaan Anaerob........................................................6
2.3 Teknologi Digester...................................................................... 9
2.4 Cara Pembuatan Biogas...............................................................11
2.5 Manfaat Biogas........................................................................... 16
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Biogas.............................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULIAN
1
Teknologi pengolahan limbah baik cair maupun padat merupakan kunci
dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan
limbah cair dan limbah padat, baik domestik maupun industri yang dibangun
harus dapat dioperasikan dan dipelihara masyarakat setempat. Jadi teknologi yang
dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
negara berkembang kotoran ternak, limbah pertanian, dan kayu bakar digunakan
sebagai bahan bakar. Hal inilah yang menjadi perhatian karena emisi metan dan
karbondioksida yang menyebabkan efek rumah kaca dan mempengaruhi
perubahan iklim global.
Jika dilihat dari segi pengolahan limbah, proses anaerob juga memberikan
beberapa keuntungan yaitu menurunkan nilai COD dan BOD, total solid, volatile
solid, nitrogen nitrat, dan nitrogen organik. Bakteri caliform dan patogen lainnya,
telur insek, parasit, bau juga dihilangkan atau menurun. Di daerah pedesaan yang
tidak terjangkau listrik, penggunaan biogas memungkinkan untuk belajar dan
melakukan kegiatan komunitas di malam hari. Kesetaraan biogas dengan sumber
energi lain dapat dilihat pada tabel berikut.
Komponen Presentase
Metana (CH4) 55 - 75%
Karbondioksida (CO2) 25 - 45%
Nitrogen (N2) 0 - 0,3%
Hidrogen (H2) 1 - 5%
Hidrogen Sulfide (H2S) 0 - 3%
Oksigen (O2) 0,1 – 0,5%
4
Biogas berasal dari fermentasi bahan-bahan organik diantaranya :
5
2.2 Proses Pencernaan Anaerob
Proses pencernaan anaerob, yang merupakan dasar dari reaktor
biogas yaitu proses pemecahan bahan organik oleh aktivitas bakteri
metanogenik dan bakteri asidogenik pada kondisi tanpa udara. Bakteri ini
secara alami terdapat dalam limbah yang mengandung bahan organik,
seperti kotoran binatang, manusia, dan sampah organik rumah tangga.
Proses anaerob dapat berlangsung di bawah kondisi lingkungan yang luas
meskipun proses yang optimal hanya terjadi pada kondisi yang terbatas.
Parameter Nilai
Temperatur
35o C
Mesofilik
54o C
Termofilik
pH 7-8
Alkalinitas 2500 mg/L Minimum
Waktu retensi 10-30 hari
Laju terjenuhkan 0.15-0.35 kg.VS/m3/hari
Hasil biogas 4.5-11 m3/kg.VS
Kandungan metana 60-70 %
Tabel 1.5 Kondisi pengoperasian pada proses pencernaan anaerob
Pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses yaitu :
a. Hidrolisis, pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan organik
mudah larut dan pencernaan bahan organik kompleks menjadi
sederhana;
b. Pengasaman, pada tahap pengasaman komponen monomer yang
terbentuk pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan
bakteri asam. Produk akhir dari perombakan gula-gula sederhana
ini yaitu asam asetat, propionat, format, laktat, alkohol, dan sedikit
butirat, gas karbondioksida, hidrogen dan amonia.
c. Metanogenik, pada tahap ini terjadi proses pembentukan gas
metan. Bakteri pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini,
6
yaitu untuk mereduksi sulfat dan komponen sulfur lainnya menjadi
hidrogen sulfida.
7
Kegagalan proses pencernaan anaerobik dalam digester biogas bisa
dikarenakan tidak seimbangnya populasi bakteri metanogenik terhadap
bakteri asam yang menyebabkan lingkungan menjadi sangat asam (pH
kurang dari 7) yang selanjutnya menghambat kelangsungan hidup bakteri
metanogenik. Kondisi keasaman yang optimal pada pencernaan anaerobik
yaitu sekitar pH 6,8 sampai 8, laju pencernaan akan menurun pada kondisi
pH yang lebih tinggi atau rendah.
Bakteri yang terlibat dalam proses anaerobik membutuhkan
beberapa elemen sesuai dengan kebutuhan organisme hidup seperti sumber
makanan dan kondisi lingkungan yang optimum. Bakteri anaerob
mengkonsumsi karbon sekitar 30 kali lebih cepat dibanding nitrogen.
Hubungan antara jumlah karbon dan nitrogen dinyatakan dengan rasio
karbon/nitrogen (C/N), rasio optimum untuk digester anaerobik berkisar
20 - 30. Jika C/N terlalu tinggi, nitrogen akan dikonsumsi dengan cepat
oleh bakteri metanogen untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhannya
dan hanya sedikit yang bereaksi dengan karbon akibatnya gas yang
dihasilnya menjadi rendah. Sebaliknya jika C/N rendah, nitrogen akan
dibebaskan dan berakumulasi dalam bentuk amonia (NH 4) yang dapat
meningkatkan pH. Jika pH lebih tinggi dari 8,5 akan menunjukkan
pengaruh negatif pada populasi bakteri metanogen. Kotoran ternak sapi
mempunyai rasio C/N sekitar 24. Hijauan seperti jerami atau serbuk
gergaji mengandung persentase karbon yang jauh lebih tinggi, dan bahan
dapat dicampur untuk mendapatkan rasio C/N yang diinginkan. Rasio C/N
beberapa bahan yang umum digunakan sebagai bahan baku biogas
disajikan pada tabel 1.7
8
Kotoran domba 19
Kotoran sapi/kerbau 24
Tabel 1.7 Rasio karbon dan nitrogen (C/N) dari beberapa bahan
baku
Gambar 1.2
Peralatan dan proses
pengolahan dan
pemanfaatan biogas
Beberapa keuntungan kenapa digester anaerobik lebih banyak
9
digunakan antara lain :
1. Keuntungan pengolahan limbah
a. Digester anaerobik merupakan proses pengolahan limbah yang
alami
b. Membutuhkan lahan yang lebih kecil dibandingkan dengan proses
kompos aerobik ataupun penumpukan sampah
c. Memperkecil volume atau berat limbah yang dibuang
d. Memperkecil rembesan polutan
2. Keuntungan energi
a. Proses produksi energi bersih
b. Memperoleh bahan bakar berkualitas tinggi dan
dapat diperbaharui
c. Biogas dapat dipergunakan untuk berbagai penggunaan
3. Keuntungan lingkungan .
a. Menurunkan emisi gas metan dan karbondioksida
secara signifikan
b. Menghilangkan bau
c. Menghasilkan kompos yang bersih dan pupuk yang kaya nutrisi
d. Memaksimalkan proses daur ulang
e. Menghilangkan bakteri coliform sampai 99%
sehingga memperkecil kontaminasi sumber air
4. Keuntungan ekonomi
Lebih ekonomis dibandingkan dengan proses lainnya ditinjau dari
siklus ulang proses
Bagian utama dari proses produksi biogas yaitu tangki tertutup
yang disebut digester. Desain digester bermacam-macam sesuai dengan
jenis bahan baku yang digunakan, temperatur yang dipakai dan bahan
konstruksi. Digester dapat terbuat dari cor beton, baja, bata atau plastik
dan bentuknya dapat berupa seperti silo, bak, kolam dan dapat diletakkan
di bawah tanah. Sedangkan untuk ukurannya bervariasi dari 4-35 m3.
10
Biogas dengan ukuran terkecil dapat dioperasikan dengan kotoran ternak 3
ekor sapi, 7 ekor babi atau 500 ekor unggas.
11
agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester
terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur
kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.
3. Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1
liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5
karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh,
kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
4. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8
karena yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10
sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai
menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan
menyala.
5. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk
menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari
ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu
terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi.
Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran ternak secara
kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.
12
Jenis, jumlah dan sebaran ternak di suatu daerah dapat
menjadi potensi bagi pengembangan biogas. Hal ini karena biogas
dijalankan dengan memanfaatkan kotoran ternak.Kotoran ternak yang
dapat diproses menjadi biogas berasal dari ternak ruminansia dan non
ruminansia seperti sapi potong, sapi perah dan babi; serta unggas.
Jenis ternak mempengaruhi jumlah kotoran yang
dihasilkannya. Untuk menjalankan biogas skala individual atau rumah
tangga diperlukan kotoran ternak dari 3 ekor sapi, atau 7 ekor babi,
atau 500 ekor ayam.
b. Kepemilikan Ternak
Jumlah ternak yang dimiliki oleh peternak menjadi dasar
pemilihan jenis dan kapasitas biogas yang dapat digunakan. Saat ini
biogas kapasitas rumah tangga terkecil dapat dijalankan dengan
kotoran ternak yang berasal dari 3 ekor sapi atau 7 ekor babi atau 500
ekor ayam. Bila ternak yang dimiliki lebih dari jumlah tersebut, maka
dapat dipilihkan biogas dengan kapasitas yang lebih besar (berbahan
fiber atau semen) atau beberapa biogas skala rumah tangga.
c. Pola Pemeliharaan Ternak
Ketersediaan kotoran ternak perlu dijaga agar biogas dapat
berfungsi optimal. Kotoran ternak lebih mudah didapatkan bila ternak
dipelihara dengan cara dikandangkan dibandingkan dengan cara
digembalakan.
d. Ketersediaan Lahan
Untuk membangun biogas diperlukan lahan disekitar kandang
yang luasannya bergantung pada jenis dan kapasitas biogas. Lahan yang
dibutuhkan untuk membangun biogas skala terkecil (skala rumah
tangga) adalah 14 m2 (7m x 2m). Sedangkan skala komunal terkecil
membutuhkan lahan sebesar 40m2 (8m x 5m).
e. Tenaga Kerja
Untuk mengoperasikan biogas diperlukan tenaga kerja yang
berasal dari peternak/pengelola itu sendiri. Hal ini penting mengingat
13
biogas dapat berfungsi optimal bila pengisian kotoran ke dalam reaktor
dilakukan dengan baik serta dilakukan perawatan peralatannya.
Banyak kasus mengenai tidak beroperasinya atau tidak
optimalnya biogas disebabkan karena: pertama, tidak adanya tenaga
kerja yang menangani unit tersebut; kedua, peternak/pengelola tidak
memiliki waktu untuk melakukan pengisian kotoran karena memiliki
pekerjaan lain selain memelihara ternak.
f. Manajemen Limbah/Kotoran
Manajemen limbah/kotoran terkait dengan penentuan
komposisi padat cair kotoran ternak yang sesuai untuk menghasilkan
biogas, frekuensi pemasukan kotoran, dan pengangkutan atau
pengaliran kotoran ternak ke dalam raktor. Bahan baku (raw material)
reaktor biogas adalah kotoran ternak yang komposisi padat cairnya
sesuai yaitu 1 berbanding 3. Pada peternakan sapi perah komposisi
padat cair kotoran ternak biasanya telah sesuai, namun pada peternakan
sapi potong perlu penambahan air agar komposisinya menjadi sesuai.
Frekuensi pemasukan kotoran dilakukan secara berkala setiap
hari atau setiap 2 hari sekali tergantung dari jumlah kotoran yang
tersedia dan sarana penunjang yang dimiliki. Pemasukan kotoran ini
dapat dilakukan secara manual dengan cara diangkut atau melalui
saluran.
g. Kebutuhan Energi
Pengelolaan kotoran ternak melalui proses reaktor an-aerobik
akan menghasilkan gas yang dapat digunakan sebagai energi. Dengan
demikian, kebutuhan peternak akan energi dari sumber biogas harus
menjadi salah satu faktor yang utama. Hal ini mengingat, bila energi
lain berupa listrik, minyak tanah atau kayu bakar mudah, murah dan
tersedia dengan cukup di lingkungan peternak, maka energi yang
bersumber dari biogas tidak menarik untuk dimanfaatkan. Bila energi
dari sumber lain tersedia, peternak dapat diarahkan untuk mengolah
kotoran ternaknya menjadi kompos atau kompos cacing (kascing).
h. Jarak (kandang-reaktor biogas-rumah)
14
Energi yang dihasilkan dari reaktor biogas dapat dimanfaatkan
untuk memasak, menyalakan petromak, menjalankan generator listrik,
mesin penghangat telur/ungas dll. Selain itu air panas yang dihasilkan
dapat digunakan untuk proses sanitasi sapi perah.
Pemanfaatan energi ini dapat optimal bila jarak antara kandang
ternak, reaktor biogas dan rumah peternak tidak telampau jauh dan
masih memungkinkan dijangkau instalasi penyaluran biogas. Karena
secara umum pemanfaatan energi biogas dilakukan di rumah peternak
baik untuk memasak dan keperluan lainnya.
i. Pengelolaan Hasil Samping Biogas
Pengelolaan hasil samping biogas ditujukan untuk
memanfaatkannya menjadi pupuk cair atau pupuk padat (kompos).
Pengeolahannya relatif sederhana yaitu untuk pupuk cair dilakukan
fermentasi dengan penambahan bioaktivator agar unsur haranya dapat
lebih baik, sedangkan untuk membuat pupuk kompos hasil samping
biogas perlu dikurangi kandungan airnya dengan cara diendapkan,
disaring atau dijemur. Pupuk yang dihasilkan tersebut dapat digunakan
sendiri atau dijual kepada kelompok tani setempat dan menjadi sumber
tambahan pandapatan bagi peternak.
j. Sarana Pendukung
Sarana pendukung dalam pemanfaatan biogas terdiri dari
saluran air/drainase, air dan peralatan kerja. Sarana ini dapat
mempermudah operasional dan perawatan instalasi biogas. Saluran air
dapat digunakan untuk mengalirkan kotoran ternak dari kandang ke
reaktor biogas sehingga kotoran tidak perlu diangkut secara manual.
Air digunakan untuk membersihkan kandang ternak dan juga
digunakan untuk membuat komposisi padat cair kotoran ternak yang
sesuai. Sedangkan peralatan kerja digunakan untuk
mempermudah/meringankan pekerjaan/perawatan instalasi biogas.
Selain sepuluh faktor di atas, kemauan peternak/pelaku untuk,
menjalankan instalasi biogas dan merawatnya serta memanfaatkan
energi biogas menjadi modal utama dalam pemanfaatan kotoran
15
ternak menjadi biogas. Tanpa adanya kemauan peternak untuk secara
aktif mengoptimalkan biogas, maka faktor-faktor lain tidak akan
cukum membantu dalam optimalisasi pemanfaatan biogas.
17
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Biogas
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau
fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya : kotoran
manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah
biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi
anaerobik. Biogas dapat diandalkan sebagai bahan bakar hayati/terbarukan
karena juga ramah terhadap lingkungan.
Kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan,
antara lain:
a. Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar;
b. Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak
mengeluarkan asap.
c. Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah kotoran
kandang langsung dapat diolah;
d. Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk
sehingga tidak mencemari lingkungan;
e. Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui
pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak;
f. Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran;
g. Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak tanah, kayu, dsb)
oleh rumah tangga atau komunitas;
h. Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai hasil
sampingan;
i. Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang baik dan
mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan (aliran air/sungai);
j. Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap dan jumlah
karbodioksida akibat pembakaran bahan bakar minyak/kayu bakar;
20
k. Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi
investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang.
3.2 Saran
Harga bahan bakar minyak yang makin meningkat dan
ketersediaannya yang makin menipis serta permasalahan emisi gas rumah
kaca merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat global. Upaya
pencarian akan bahan bakar yang lebih ramah terhadap lingkungan dan
dapat diperbaharui merupakan solusi dari permasalahan energi tersebut.
Untuk itu Indonesia yang memiliki potensi luas wilayah yang begitu
besar, diharapkan untuk segera mengaplikasi bahan bakar nabati. Biogas
merupakan gas yang dihasilkan dari proses anaerobik digestion dan
memiliki prosepek sebagai energi pengganti bahan bakar fosil yang
keberadaaanya makin langka.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/wahyunibaharuddin7/makalah- biogas?related=1
(Diakses Pada Tanggal 07 Maret 2023)
http://ekologimanusia.blogspot.com/2011/12/makalah-biogas.html
(Diakses Pada Tanggal 08 Maret 2023)
http://id.wikipedia.org/wiki/Biogas
(Diakses Pada Tanggal 07 Maret 2023)
http://www.dikti.org/?q=node/99
(Diakses Pada Tanggal 07 Maret 2023)
http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2005-11-30-Reaktor- Biogas-
Skala-Kecil%20or%20Menengah-(Bagian-Pertama).shtml
(Diakses Pada Tanggal 08 Maret 2023)
http://www.chem-is-try.org/?sect=fokus&ext=31
(Diakses Pada Tanggal 07 Maret 2023)
http://www.pendidikansalatiga.net/index.php?option=com_content&ta
sk=view&id=110&Itemid=27
(Diakses Pada Tanggal 07 Maret 2023)
http://biancabian.wordpress.com/2011/01/07/biogas/
(Diakses Pada Tanggal 07 Maret 2023)
http://energinonfosil.wordpress.com/2011/02/25/bereksperimen- sederhana-
membuat-biogas/
(Diakses Pada Tanggal 07 Maret 2023)
http://www.widyatan.net/index.php?option=com_content&view=articl
e&id=94:pengolahan-limbah-ternak&catid=55:pengelolaan-
limbah&Itemid=125
(Diakses Pada Tanggal 08Maret 2023)
http://bali.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content
&view=article&id=297:teknologi-pembuatan-biogas-yang-ramah-
lingkungan&catid=64:bptp-bali
(Diakses Pada Tanggal 08 Maret 2023)