Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“BIOGAS”

Guru Pembimbing :
Nora Fauziah

Oleh :
DINA

Kelas :
XII MIA 1

SMA NEGERI 6 MUARO JAMBI


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi Robbi,


atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan
karya tulis ini yang berjudul “Biogas” dengan baik. Tak lupa pula
shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, kepada para keluarganya, sahabatnya, dan para
pengikutnya sampai akhir zaman. Aamiin.

Selama penyusunan karya tulis ini tentunya hambatan selalu


mengiringi, namun, masukan, saran, bimbingan, dorongan, dan
bantuan dari berbagai pihak membuat semua hambatan dalam
penyusunan hasil karya ini dapat teratasi.

Hasil karya ini dibuat dengan tujuan sebagai informasi serta


menambah wawasan khususnya mengenai teknologi ramah lingkungan
yang sangat dibutuhkan pada saat sekarang ini. Karena, bumi ini semakin
tua semakin pula sakit akibat aktivitas manusia yang semakin tidak ramah
dengan alam. Akibatnya banyak sekali komponen alam yang terganggu
maupun rusak akibat dari aktivitas manusia. Itulah sedikit gambaran dari
hasil karya yang telah kami selesaikan ini.

Penulis memanjatkan do’a semoga Allah SWT, memberikan


balasan yang setimpal atas segala amal, budi baik semuanya. Akhir
kata, kami selaku penyusun berharap agar semua yang tersaji dalam
karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kit semua. Aamiin.

Jambi, Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover..............................................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biogas........................................................................3
2.2 Proses Pencernaan Anaerob........................................................6
2.3 Teknologi Digester...................................................................... 9
2.4 Cara Pembuatan Biogas...............................................................11
2.5 Manfaat Biogas........................................................................... 16
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Biogas.............................................18

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan................................................................................ 20
3.2 Saran........................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULIAN

1.1 Latar Belakang


Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan
masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari
berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Hal
ini disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut kurang serius.
Berbagai teknik pengolahan limbah, baik cair maupun padat untuk menyisihkan
bahan polutannya yang telah dicoba dan dikembangankan selama ini belum
memberikan hasil yang optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka
diperlukan suatu metode penanganan limbah yang tepat, terarah dan
berkelanjutan. Salah satu metode yang dapat diaplikasikan adalah dengan cara
BIO- PROSES, yaitu mengolah limbah organik baik cair maupun organik secara
biologis menjadi biogas dan produk alternatif lainnya seperti sumber etanol dan
methanol. Dengan metode ini, pengolahan limbah tidak hanya bersifat
“penanganan” namun juga memiliki nilai guna/manfaat.
Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer digunakan
untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan
sambil menghancurkan bakteri patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah
buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada
batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon
dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting
dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih
berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida.
Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh
fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan
menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran
bahan bakar fosil.
Saat ini, banyak negara maju yang meningkatkan penggunaan biogas yang
dihasilkan baik dari limbah cair maupun limbah padat atauyang dihasilkan dari
sistem pengolahan biologi mekanis pada tempat pengolahan limbah.

1
Teknologi pengolahan limbah baik cair maupun padat merupakan kunci
dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan
limbah cair dan limbah padat, baik domestik maupun industri yang dibangun
harus dapat dioperasikan dan dipelihara masyarakat setempat. Jadi teknologi yang
dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan biogas?


2. Apa sajakah kandungan dari biogas?
3. Bagaimanakah cara untuk mengolah limbah tahu, eceng gondok dan
kotoran?
4. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan biogas?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian biogas.


2. Mengetahui kandungan biogas.
3. Mengetahui proses pembuatan biogas limbah tahu, eceng gondok dan
kotoran.
4.` Mengetahui kelebihan dan kekurangan biogas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biogas


Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan oleh
proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang
hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik
bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik
(padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak cocok
untuk sistem biogas sederhana. Di daerah yang banyak industri pemrosesan
makaan antara lain tahu, tempe, ikan, pindang atau brem bisa menyatukan saluran
limbahnya ke dalam sistem biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak
mencemari lingkungan di sekitarnya.
Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan
organik yang homogen.

Bahan bakar biogas tidak menghasilkan asap merupakan suatu pengganti


yang unggul untuk menggantikan bahan bakar minyak atau gas alam. Gas ini
dihasilkan dalam proses yang disebut pencernaan anaerob, merupakan gas
campuran metan (CH4), karbondioksida (CO2), dan sejumlah kecil nitrogen,
amonia, sulfur dioksida, hidrogen sulfida, dan hidrogen. Secara alami, gas ini
terbentuk pada limbah pembuangan air, tumpukan sampah, dasar danau atau
rawa. Mamalia termasuk manusia menghasilkan biogas dalam sistem
pencernaannya, bakteri dalam sistem pencernaan menghasilkan biogas untuk
proses mencerna selulosa. Biomassa yang mengandung kadar air yang tinggi
seperti kotoran hewan dan limbah pengolahan pangan cocok digunakan untuk
bahan baku pembuatan biogas.

Limbah peternakan merupakan salah satu sumber bahan yang dapat


dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas, sementara perkembangan atau
pertumbuhan industri peternakan menimbulkan masalah bagi lingkungan karena
menumpuknya limbah peternakan. Polutan yang dihasilkan dari dekomposisi
kotoran ternak yaitu BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemichal
Oxygen Demand), bakteri patogen, polusi air, debu, dan polusi bau. Di banyak

3
negara berkembang kotoran ternak, limbah pertanian, dan kayu bakar digunakan
sebagai bahan bakar. Hal inilah yang menjadi perhatian karena emisi metan dan
karbondioksida yang menyebabkan efek rumah kaca dan mempengaruhi
perubahan iklim global.

Jika dilihat dari segi pengolahan limbah, proses anaerob juga memberikan
beberapa keuntungan yaitu menurunkan nilai COD dan BOD, total solid, volatile
solid, nitrogen nitrat, dan nitrogen organik. Bakteri caliform dan patogen lainnya,
telur insek, parasit, bau juga dihilangkan atau menurun. Di daerah pedesaan yang
tidak terjangkau listrik, penggunaan biogas memungkinkan untuk belajar dan
melakukan kegiatan komunitas di malam hari. Kesetaraan biogas dengan sumber
energi lain dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Kesetaraan biogas dengan beberapa sumber energi lain

Bahan Bakar Jumlah


Elpiji 0,46 kg
Minyak Tanah 0,62 liter
Minyak Solar 0,52 liter
Bensin 0,80 liter
Gas Kota 1,50 m3
Kayu Bakar 3,50 kg
Sumber : Departemen Petanian (2009)
Komponen terbesar biogas adalah Methana (CH4, 54-80%-vol) dan
karbondioksida (CO2, 20-45%-vol) serta sejumlah kecil H2, N2, dan H2S.
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang
terjadi. Pada literature lain komposisi biogas secara umum ditampilkan dalam
tabel berikut :

Komponen Presentase
Metana (CH4) 55 - 75%
Karbondioksida (CO2) 25 - 45%
Nitrogen (N2) 0 - 0,3%
Hidrogen (H2) 1 - 5%
Hidrogen Sulfide (H2S) 0 - 3%
Oksigen (O2) 0,1 – 0,5%

Tabel 1.2 Komposisi biogas secara umum

4
Biogas berasal dari fermentasi bahan-bahan organik diantaranya :

a. Limbah tanaman : tebu, rumput-rumputan, jagung, dan lain-lain;


b. Limbah dan hasil produksi : minyak, gas, penggiling padi, limbah sagu;
c. Hasil samping industri : tembakau, limbah pengolahan buah-buahan dan sayuran,
dedak, kain dari tekstil, ampas tebu dari industri gula dan tapioka, limbah cair
industri tahu;
d. Limbah Perairan : tumbuh-tumbuhan air, eceng gondok;
e. Limbah Peternakan : kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran
unggas.

No. Bahan Organik Jumlah (Kg) Biogas (lt)


1 Kotoran Sapi 1 40
2 Kotoran Kerbau 1 30
3 Kotoran Babi 1 60
4 Kotoran Ayam 1 70
Tabel 1.3 Produksi Biogas Dari Berbagai Bahan Organik

No. Jenis Ternak Jml. Tinja Per Kandungan Air Bahan


hari/Kg (%) Kering
1 Sapi 28 80 20
2 Sapi Perah 28 80 20
3 Kerbau 35 83 17
4 Kambing 1.13 74 26
5 Domba 1.13 74 26
6 Babi 3.41 67 33
7 Ayam/kampung/ras 0.18 72 28
8 Itik 0.34 62 38
9 Manusia 0.15 77 23
Tabel 1.4 Perbandingan Jumlah Kotoran /Tinja Yang Dihasilkan Ternak
Dan Manusia

5
2.2 Proses Pencernaan Anaerob
Proses pencernaan anaerob, yang merupakan dasar dari reaktor
biogas yaitu proses pemecahan bahan organik oleh aktivitas bakteri
metanogenik dan bakteri asidogenik pada kondisi tanpa udara. Bakteri ini
secara alami terdapat dalam limbah yang mengandung bahan organik,
seperti kotoran binatang, manusia, dan sampah organik rumah tangga.
Proses anaerob dapat berlangsung di bawah kondisi lingkungan yang luas
meskipun proses yang optimal hanya terjadi pada kondisi yang terbatas.

Parameter Nilai
Temperatur
35o C
Mesofilik
54o C
Termofilik
pH 7-8
Alkalinitas 2500 mg/L Minimum
Waktu retensi 10-30 hari
Laju terjenuhkan 0.15-0.35 kg.VS/m3/hari
Hasil biogas 4.5-11 m3/kg.VS
Kandungan metana 60-70 %
Tabel 1.5 Kondisi pengoperasian pada proses pencernaan anaerob
Pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses yaitu :
a. Hidrolisis, pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan organik
mudah larut dan pencernaan bahan organik kompleks menjadi
sederhana;
b. Pengasaman, pada tahap pengasaman komponen monomer yang
terbentuk pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan
bakteri asam. Produk akhir dari perombakan gula-gula sederhana
ini yaitu asam asetat, propionat, format, laktat, alkohol, dan sedikit
butirat, gas karbondioksida, hidrogen dan amonia.
c. Metanogenik, pada tahap ini terjadi proses pembentukan gas
metan. Bakteri pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini,
6
yaitu untuk mereduksi sulfat dan komponen sulfur lainnya menjadi
hidrogen sulfida.

Bakteri yang berperan dalam proses pencernaan anaerobik yaitu


bakteri hidrolitik yang memecah bahan organik menjadi gula dan asam
amino, bakteri fementatif yang mengubah gula dan asam amino menjadi
asam organik, bakteri asidogenik merubah asam organik menjadi
hidrogen, karbondioksida dan asam asetat, dan bakteri metanogenik yang
menghasilkan gas metan dari asam asetat, hidrogen, dan karbondioksida.
Bakteri metanogenik akan menghasilkan biogas yang bagus (kandungan
gas metan tinggi) pada suhu 25o-30o C. Di dalam digester biogas terdapat
dua jenis bakteri yang sangat berperan yaitu bakteri asidogenik dan bakteri
metanogenik. Kedua bakteri ini harus dipertahankan jumlahnya seimbang.
Bakteri-bakteri inilah yang merubah bahan organik menjadi gas metan dan
gas lainnya dalam siklus hidupnya.

Kandungan gas metan dalam biogas yang dihasilkan tergantung


pada jenis bahan baku yang dipakai. Sebagai contoh komposisi biogas
dapat dilihat pada Table 1.6

Kotoran Campuran Kotoran Sapi dan Sampah


Jenis Gas
Sapi Pertanian
Metana (CH4) 65.7 55-70
Karbondioksida (CO2) 27.0 27-45
Nitrogen (N2) 2.3 0.5-3.0
Karbonmonoksida
0.0 0.1
(CO)
Oksigen (O2) 0.1 6.0
Propan (C3H8) 0.7 -
Hidrogen Sulfida Tidak
Sedikit sekali
(H2S) Terukur
Nilai Kalor (kkal/m3) 6513 4800-6700
Tabel 1.6 Kompisisi gas (%) dalam biogas yang berasal dari kotoran
ternak dan sisa pertanian.

7
Kegagalan proses pencernaan anaerobik dalam digester biogas bisa
dikarenakan tidak seimbangnya populasi bakteri metanogenik terhadap
bakteri asam yang menyebabkan lingkungan menjadi sangat asam (pH
kurang dari 7) yang selanjutnya menghambat kelangsungan hidup bakteri
metanogenik. Kondisi keasaman yang optimal pada pencernaan anaerobik
yaitu sekitar pH 6,8 sampai 8, laju pencernaan akan menurun pada kondisi
pH yang lebih tinggi atau rendah.
Bakteri yang terlibat dalam proses anaerobik membutuhkan
beberapa elemen sesuai dengan kebutuhan organisme hidup seperti sumber
makanan dan kondisi lingkungan yang optimum. Bakteri anaerob
mengkonsumsi karbon sekitar 30 kali lebih cepat dibanding nitrogen.
Hubungan antara jumlah karbon dan nitrogen dinyatakan dengan rasio
karbon/nitrogen (C/N), rasio optimum untuk digester anaerobik berkisar
20 - 30. Jika C/N terlalu tinggi, nitrogen akan dikonsumsi dengan cepat
oleh bakteri metanogen untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhannya
dan hanya sedikit yang bereaksi dengan karbon akibatnya gas yang
dihasilnya menjadi rendah. Sebaliknya jika C/N rendah, nitrogen akan
dibebaskan dan berakumulasi dalam bentuk amonia (NH 4) yang dapat
meningkatkan pH. Jika pH lebih tinggi dari 8,5 akan menunjukkan
pengaruh negatif pada populasi bakteri metanogen. Kotoran ternak sapi
mempunyai rasio C/N sekitar 24. Hijauan seperti jerami atau serbuk
gergaji mengandung persentase karbon yang jauh lebih tinggi, dan bahan
dapat dicampur untuk mendapatkan rasio C/N yang diinginkan. Rasio C/N
beberapa bahan yang umum digunakan sebagai bahan baku biogas
disajikan pada tabel 1.7

Bahan Rasio C/N


Kotoran bebek 8
Kotoran manusia 8
Kotoran ayam 10
Kotoran kambing 12
Kotoran babi 18

8
Kotoran domba 19
Kotoran sapi/kerbau 24
Tabel 1.7 Rasio karbon dan nitrogen (C/N) dari beberapa bahan
baku

Slurry kotoran sapi mengadung 1,8 - 2,4% nitrogen, 1,0 - 1,2%


fosfor (P205), 0,6 - 0,8% potassium (K 20), dan 50 - 75% bahan organik.
Kandungan solid yang paling baik untuk proses anaerobik yaitu sekitar
8%. Untuk limbah kotoran sapi segar dibutuhkan pengenceran 1 : 1
dengan air.

Jenis Kotoran Produksi Gas per Kg (m3)


Sapi/Kerbau 0.023-0.040
Babi 0.040-0.059
Unggas 0.065-0.116
Manusia 0.020-0.028
Tabel 1.8 Potensi produksi gas dari berbagai jenis kotoran hewan

2.3 Teknologi Digester


Saat ini berbagai bahan dan jenis peralatan biogas telah banyak
dikembangkan sehingga dapat disesuaikan dengan karakteristik wilayah,
jenis, jumlah dan pengelolaan kotoran ternak. Secara umum terdapat dua
teknologi yang digunakan untuk memperoleh biogas. Pertama, proses yang
sangat umum yaitu fermentasi kotoran ternak menggunakan digester yang
didesain khusus dalam kondisi anaerob. Kedua, teknologi yang baru
dikembangkan yaitu dengan menangkap langsung gas metan dari lokasi
tumpukan sampah tanpa harus membuat digester khusus. Peralatan dan
proses pengolahan dan pemanfaatan biogas ditampilkan pada gambar
berikut.

Gambar 1.2
Peralatan dan proses
pengolahan dan
pemanfaatan biogas
Beberapa keuntungan kenapa digester anaerobik lebih banyak

9
digunakan antara lain :
1. Keuntungan pengolahan limbah
a. Digester anaerobik merupakan proses pengolahan limbah yang
alami
b. Membutuhkan lahan yang lebih kecil dibandingkan dengan proses
kompos aerobik ataupun penumpukan sampah
c. Memperkecil volume atau berat limbah yang dibuang
d. Memperkecil rembesan polutan
2. Keuntungan energi
a. Proses produksi energi bersih
b. Memperoleh bahan bakar berkualitas tinggi dan
dapat diperbaharui
c. Biogas dapat dipergunakan untuk berbagai penggunaan

3. Keuntungan lingkungan .
a. Menurunkan emisi gas metan dan karbondioksida
secara signifikan
b. Menghilangkan bau
c. Menghasilkan kompos yang bersih dan pupuk yang kaya nutrisi
d. Memaksimalkan proses daur ulang
e. Menghilangkan bakteri coliform sampai 99%
sehingga memperkecil kontaminasi sumber air
4. Keuntungan ekonomi
Lebih ekonomis dibandingkan dengan proses lainnya ditinjau dari
siklus ulang proses
Bagian utama dari proses produksi biogas yaitu tangki tertutup
yang disebut digester. Desain digester bermacam-macam sesuai dengan
jenis bahan baku yang digunakan, temperatur yang dipakai dan bahan
konstruksi. Digester dapat terbuat dari cor beton, baja, bata atau plastik
dan bentuknya dapat berupa seperti silo, bak, kolam dan dapat diletakkan
di bawah tanah. Sedangkan untuk ukurannya bervariasi dari 4-35 m3.
10
Biogas dengan ukuran terkecil dapat dioperasikan dengan kotoran ternak 3
ekor sapi, 7 ekor babi atau 500 ekor unggas.

Gambar 1.3 Beberapa macam digester


Biogas yang dihasilkan dapat ditampung dalam penampung
plastik atau digunakan langsung pada kompor untuk memasak,
menggerakan generator listrik, patromas biogas, penghangat
ruang/kotak penetasan telur dll.

2.4 Cara Pembuatan Biogas dari Kotoran ternak


1. Cara Pembuatan
Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain
menghasilkan gas metan untuk memasak juga mengurangi
pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik padat dan
pupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah mengurangi
ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang
tidak bisa diperbaharui.

Berikut adalah langkah-langkahnya :

1. Mencampur kotoran ternak dengan air sampai terbentuk lumpur


dengan perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk
lumpur akan mempermudah pemasukan kedalam digester
2. Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan.
Pada pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka

11
agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester
terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur
kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.
3. Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1
liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5
karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh,
kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
4. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8
karena yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10
sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai
menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan
menyala.
5. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk
menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari
ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu
terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi.
Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran ternak secara
kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan


pemanfaatan biogas kotoran ternak
Untuk memanfaatkan kotoran ternak menjadi biogas,
diperlukan beberapa syarat yang terkait dengan aspek teknis,
infrastruktur, manajemen dan sumber daya manusia. Bila faktor
tersebut dapat dipenuhi, maka pemanfaatan kotoran ternak menjadi
biogas sebagai penyediaan energi dipedesaan dapat berjalan dengan
optimal.
Terdapat sepuluh faktor yang dapat mempengaruhi optimasi
pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas yaitu : (Dede Sulaeman,
2009)
a. Ketersediaan ternak

12
Jenis, jumlah dan sebaran ternak di suatu daerah dapat
menjadi potensi bagi pengembangan biogas. Hal ini karena biogas
dijalankan dengan memanfaatkan kotoran ternak.Kotoran ternak yang
dapat diproses menjadi biogas berasal dari ternak ruminansia dan non
ruminansia seperti sapi potong, sapi perah dan babi; serta unggas.
Jenis ternak mempengaruhi jumlah kotoran yang
dihasilkannya. Untuk menjalankan biogas skala individual atau rumah
tangga diperlukan kotoran ternak dari 3 ekor sapi, atau 7 ekor babi,
atau 500 ekor ayam.
b. Kepemilikan Ternak
Jumlah ternak yang dimiliki oleh peternak menjadi dasar
pemilihan jenis dan kapasitas biogas yang dapat digunakan. Saat ini
biogas kapasitas rumah tangga terkecil dapat dijalankan dengan
kotoran ternak yang berasal dari 3 ekor sapi atau 7 ekor babi atau 500
ekor ayam. Bila ternak yang dimiliki lebih dari jumlah tersebut, maka
dapat dipilihkan biogas dengan kapasitas yang lebih besar (berbahan
fiber atau semen) atau beberapa biogas skala rumah tangga.
c. Pola Pemeliharaan Ternak
Ketersediaan kotoran ternak perlu dijaga agar biogas dapat
berfungsi optimal. Kotoran ternak lebih mudah didapatkan bila ternak
dipelihara dengan cara dikandangkan dibandingkan dengan cara
digembalakan.

d. Ketersediaan Lahan
Untuk membangun biogas diperlukan lahan disekitar kandang
yang luasannya bergantung pada jenis dan kapasitas biogas. Lahan yang
dibutuhkan untuk membangun biogas skala terkecil (skala rumah
tangga) adalah 14 m2 (7m x 2m). Sedangkan skala komunal terkecil
membutuhkan lahan sebesar 40m2 (8m x 5m).
e. Tenaga Kerja
Untuk mengoperasikan biogas diperlukan tenaga kerja yang
berasal dari peternak/pengelola itu sendiri. Hal ini penting mengingat

13
biogas dapat berfungsi optimal bila pengisian kotoran ke dalam reaktor
dilakukan dengan baik serta dilakukan perawatan peralatannya.
Banyak kasus mengenai tidak beroperasinya atau tidak
optimalnya biogas disebabkan karena: pertama, tidak adanya tenaga
kerja yang menangani unit tersebut; kedua, peternak/pengelola tidak
memiliki waktu untuk melakukan pengisian kotoran karena memiliki
pekerjaan lain selain memelihara ternak.
f. Manajemen Limbah/Kotoran
Manajemen limbah/kotoran terkait dengan penentuan
komposisi padat cair kotoran ternak yang sesuai untuk menghasilkan
biogas, frekuensi pemasukan kotoran, dan pengangkutan atau
pengaliran kotoran ternak ke dalam raktor. Bahan baku (raw material)
reaktor biogas adalah kotoran ternak yang komposisi padat cairnya
sesuai yaitu 1 berbanding 3. Pada peternakan sapi perah komposisi
padat cair kotoran ternak biasanya telah sesuai, namun pada peternakan
sapi potong perlu penambahan air agar komposisinya menjadi sesuai.
Frekuensi pemasukan kotoran dilakukan secara berkala setiap
hari atau setiap 2 hari sekali tergantung dari jumlah kotoran yang
tersedia dan sarana penunjang yang dimiliki. Pemasukan kotoran ini
dapat dilakukan secara manual dengan cara diangkut atau melalui
saluran.
g. Kebutuhan Energi
Pengelolaan kotoran ternak melalui proses reaktor an-aerobik
akan menghasilkan gas yang dapat digunakan sebagai energi. Dengan
demikian, kebutuhan peternak akan energi dari sumber biogas harus
menjadi salah satu faktor yang utama. Hal ini mengingat, bila energi
lain berupa listrik, minyak tanah atau kayu bakar mudah, murah dan
tersedia dengan cukup di lingkungan peternak, maka energi yang
bersumber dari biogas tidak menarik untuk dimanfaatkan. Bila energi
dari sumber lain tersedia, peternak dapat diarahkan untuk mengolah
kotoran ternaknya menjadi kompos atau kompos cacing (kascing).
h. Jarak (kandang-reaktor biogas-rumah)
14
Energi yang dihasilkan dari reaktor biogas dapat dimanfaatkan
untuk memasak, menyalakan petromak, menjalankan generator listrik,
mesin penghangat telur/ungas dll. Selain itu air panas yang dihasilkan
dapat digunakan untuk proses sanitasi sapi perah.
Pemanfaatan energi ini dapat optimal bila jarak antara kandang
ternak, reaktor biogas dan rumah peternak tidak telampau jauh dan
masih memungkinkan dijangkau instalasi penyaluran biogas. Karena
secara umum pemanfaatan energi biogas dilakukan di rumah peternak
baik untuk memasak dan keperluan lainnya.
i. Pengelolaan Hasil Samping Biogas
Pengelolaan hasil samping biogas ditujukan untuk
memanfaatkannya menjadi pupuk cair atau pupuk padat (kompos).
Pengeolahannya relatif sederhana yaitu untuk pupuk cair dilakukan
fermentasi dengan penambahan bioaktivator agar unsur haranya dapat
lebih baik, sedangkan untuk membuat pupuk kompos hasil samping
biogas perlu dikurangi kandungan airnya dengan cara diendapkan,
disaring atau dijemur. Pupuk yang dihasilkan tersebut dapat digunakan
sendiri atau dijual kepada kelompok tani setempat dan menjadi sumber
tambahan pandapatan bagi peternak.
j. Sarana Pendukung
Sarana pendukung dalam pemanfaatan biogas terdiri dari
saluran air/drainase, air dan peralatan kerja. Sarana ini dapat
mempermudah operasional dan perawatan instalasi biogas. Saluran air
dapat digunakan untuk mengalirkan kotoran ternak dari kandang ke
reaktor biogas sehingga kotoran tidak perlu diangkut secara manual.
Air digunakan untuk membersihkan kandang ternak dan juga
digunakan untuk membuat komposisi padat cair kotoran ternak yang
sesuai. Sedangkan peralatan kerja digunakan untuk
mempermudah/meringankan pekerjaan/perawatan instalasi biogas.
Selain sepuluh faktor di atas, kemauan peternak/pelaku untuk,
menjalankan instalasi biogas dan merawatnya serta memanfaatkan
energi biogas menjadi modal utama dalam pemanfaatan kotoran
15
ternak menjadi biogas. Tanpa adanya kemauan peternak untuk secara
aktif mengoptimalkan biogas, maka faktor-faktor lain tidak akan
cukum membantu dalam optimalisasi pemanfaatan biogas.

2.5 Manfaat Biogas

Dalam perkembangannya Biogas di Indonesia mulai banyak


dikembangkan oleh penduduk desa mereka memanfaatkan seperti
limbah pertanian dan peternakan yang mereka miliki menjadi bahan
bakar gas. Pada umumnya,biogasdimanfaatkan pada skala rumah
tangga, namun tidak menutup kemungkinan untuk dimanfaatkan
pada skala yang lebih besar (komunitas). Beberapa keuntungan bagi
rumah tangga dan komunitas antara lain:
1. Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak tanah, kayu,
dsb) oleh rumah tangga atau komunitas;
2. Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai hasil
sampingan;
3. Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang baik dan
mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan (aliran
air/sungai);
4. Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap dan
jumlah karbodioksida akibat pembakaran bahan bakar
minyak/kayu bakar;
5. Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi investasi
yang menguntungkan dalam jangka panjang.

Manfaat Pembuatan Biogas Dari Kotoran Ternak Antara Lain :


1. Gas yang dihasilkan dapat mengganti fuel seperti LPG atau
natural gas. Pupuk sapi yang dihasilkan dari satu sapi dalam
satu tahun dapat dikonversi menjadi gas metana yang setara
dengan lebih dari 200 liter gasoline;
2. Gas yang dihasilka dapat digunakan untuk sumber energi
menyalakan lampu, dimana 1 m3 biogas dapat digunakan untuk
16
menyalakn lampu 60 Watt selama 7 jam. Hal ini berarti bahwa 1
m3 biogas menghasilkan energi = 60 W x 7 jam = 420 Wh = 0,42
kWh;
3. Limbah digetser biogas, baik yang padat maupun cair dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Berikut beberapa faktor yang bisa menjadi pertimbangan Indonesia


memiliki prospek yang baik dalam penggunaan biogas:

 Indonesia memiliki banyak peternakan, menurut statistik data


website departemen pertanian Indonesia, setiap provinsi
memiliki ternak rata-rata ternak sekitar 500 ribu yang jika
dijumlahkan Indonesia memiliki sekitar 13 uta sapi dan sapi
potong, serta 28 juta kambing, domba dan kerbau. Namun
pengelolahan kotoran ternak belum dimanfaatkan secara
optimal bahkan menimbulkan masalah;
 Biogas mampu mendukung energi bagi industri rumah
tangga dan indusrti kecil menengah;
 Meninjau TPA di Indoesia yang masih banyak mengalami
masalah sampah organik yang bercampur dengan sampah
anorganik. Sampah organik bisa digunakan sebagai bahana
dasar biogas;
 Harga minyak yang mahal sehingga memungkinkan biogas
menjadi sumber energi alternatif;
 Kenaikan biaya sumber energi seperti tarif listrik, harga
LPG, premium, minyak tanah, dan minyak bakar lainnya;
 Prospek diutamakan pada tempat-tempat banyak yang
masih dalam masa pembangunan (kompleks perumahan
baru, gedung perkantoran baru dan pedesaan) dan tempat
peternakan;
 Penggunaan biogas relatif tidak menimbulkan polusi.

17
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Biogas

Selain beranfaat sebagai pengganti bahan bakar, ada sejumlah


kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan, antara
lain :
a. Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu
bakar;
b. Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak
mengeluarkan asap.
c. Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah kotoran
kandang langsung dapat diolah;
d. Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan
pupuk sehingga tidak mencemari lingkungan;
e. Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui
pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar
minyak;
f. Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran;
g. Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak
tanah, kayu, dsb) oleh rumah tangga atau komunitas;
h. Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai hasil
sampingan;
i. Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang baik dan
mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan (aliran air/sungai);
j. Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap dan
jumlah karbodioksida akibat pembakaran bahan bakar
minyak/kayu bakar;
k. Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi investasi
yang menguntungkan dalam jangka panjang.

Adapun kekurangannya adalah :


a. Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk instalasi
18
biogas;
b. Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai terutama
dalam proses produksi;
c. Belum dikenal masyarakat;
d. Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau
fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya : kotoran
manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah
biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi
anaerobik. Biogas dapat diandalkan sebagai bahan bakar hayati/terbarukan
karena juga ramah terhadap lingkungan.
Kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan,
antara lain:
a. Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar;
b. Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak
mengeluarkan asap.
c. Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah kotoran
kandang langsung dapat diolah;
d. Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk
sehingga tidak mencemari lingkungan;
e. Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui
pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak;
f. Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran;
g. Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak tanah, kayu, dsb)
oleh rumah tangga atau komunitas;
h. Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai hasil
sampingan;
i. Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang baik dan
mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan (aliran air/sungai);
j. Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap dan jumlah
karbodioksida akibat pembakaran bahan bakar minyak/kayu bakar;

20
k. Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi
investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang.

Adapun kekurangannya adalah :


a. Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk
instalasi biogas;
b. Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai
terutama dalam proses produksi;
c. Belum dikenal masyarakat;
d. Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung.

3.2 Saran
Harga bahan bakar minyak yang makin meningkat dan
ketersediaannya yang makin menipis serta permasalahan emisi gas rumah
kaca merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat global. Upaya
pencarian akan bahan bakar yang lebih ramah terhadap lingkungan dan
dapat diperbaharui merupakan solusi dari permasalahan energi tersebut.
Untuk itu Indonesia yang memiliki potensi luas wilayah yang begitu
besar, diharapkan untuk segera mengaplikasi bahan bakar nabati. Biogas
merupakan gas yang dihasilkan dari proses anaerobik digestion dan
memiliki prosepek sebagai energi pengganti bahan bakar fosil yang
keberadaaanya makin langka.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/wahyunibaharuddin7/makalah- biogas?related=1
(Diakses Pada Tanggal 07 Maret 2023)
http://ekologimanusia.blogspot.com/2011/12/makalah-biogas.html
(Diakses Pada Tanggal 08 Maret 2023)
http://id.wikipedia.org/wiki/Biogas
(Diakses Pada Tanggal 07 Maret 2023)
http://www.dikti.org/?q=node/99
(Diakses Pada Tanggal 07 Maret 2023)
http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2005-11-30-Reaktor- Biogas-
Skala-Kecil%20or%20Menengah-(Bagian-Pertama).shtml
(Diakses Pada Tanggal 08 Maret 2023)
http://www.chem-is-try.org/?sect=fokus&ext=31
(Diakses Pada Tanggal 07 Maret 2023)
http://www.pendidikansalatiga.net/index.php?option=com_content&ta
sk=view&id=110&Itemid=27
(Diakses Pada Tanggal 07 Maret 2023)
http://biancabian.wordpress.com/2011/01/07/biogas/
(Diakses Pada Tanggal 07 Maret 2023)
http://energinonfosil.wordpress.com/2011/02/25/bereksperimen- sederhana-
membuat-biogas/
(Diakses Pada Tanggal 07 Maret 2023)
http://www.widyatan.net/index.php?option=com_content&view=articl
e&id=94:pengolahan-limbah-ternak&catid=55:pengelolaan-
limbah&Itemid=125
(Diakses Pada Tanggal 08Maret 2023)
http://bali.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content
&view=article&id=297:teknologi-pembuatan-biogas-yang-ramah-
lingkungan&catid=64:bptp-bali
(Diakses Pada Tanggal 08 Maret 2023)

Anda mungkin juga menyukai