Anda di halaman 1dari 8

Teks Ulasan

A. Pengertian Teks Ulasan


Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, pengertian teks ulasan adalah tinjauan atau ringkasan buku, novel, puisi,
lagu atau film yang dimuat pada koran atau majalah. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, ulasan adalah kupasan, tafsiran atau komentar. Sedangkan mengulas adalah
memberikan penjelasan dan komentar, menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat dan
sebagainya). Teks ulasan disebut juga dengan resensi. Ketika mengulas suatu karya,
pengulas harus bersikap kritis agar hasil ulasannya dapat memberikan kontribusi bagi
kemajuan karya tersebut.

B. Ciri-Ciri Teks Ulasan


a) Strukturnya terdiri atas orientasi, tafsiran, evaluasi dan rangkuman.
b) Memuat informasi berdasarkan pandangan atau opini penulis mengenai suatu
karya atau produk.
c) Opininya berdasarkan fakta yang di interpretasikan
d) Memiliki nama lain yaitu resensi.

C. Struktur Teks Ulasan


1. Identitas
Identitas karya mencakup judul karya, pembuat atau pengarang, waktu
peluncuran karya, dan lainnya. Bagian ini bisa disusun sebelum teks ulasan
atau tidak dinyatakan secara langsung seperti pada teks ulasan film dan lagu.
Contoh identitas novel mencakup judul, pengarang, penerbit, tahun terbit,
tebal halaman, ukuran buku bahkan harga buku.
2. Orientasi (orientation)
Orientasi berisi gambaran umum karya atau benda yang akan diulas.
Gambaran umum karya atau benda tersebut dapat berupa nama, kegunaan dan
sebagainya.
3. Tafsiran (intepretative recount)
Tafsiran berisi pandangan sendiri mengenai karya atau benda yang
diulas. Bagian ini dilakukan setelah mengevaluasi karya atau barang tersebut.
Penulis biasanya membandingkan karya atau benda yang diulas dengan karya
atau benda yang mirip. Penulis teks ulasan juga menilai kekurangan dan
kelebihan karya yang diulas.
4. Evaluasi (evaluation)
Penulis melakukan evaluasi karya, penampilan dan produksi yang
berisi gambaran tentang detail suatu karya yang diulas. Evaluasi bisa berupa
bagian, ciri-ciri dan kualitas karya. Rangkuman (evaluative summation)
Penulis memberikan ulasan akhir yang berisi simpulan karya tersebut.
D. Tujuan Teks Ulasan

1. Menunjukkan pandangan atau penilaian penulis resensi terhadap suatu karya


2. Memberikan informsi kepada publik tentang kelayakan yang dimiliki suatu
karya
3. Membantu pembaca untuk mengetahui isi suatu karya
4. Memberikan informasi kepada pembaca tentang kelebihan dan kekurangan
karya yang diulas atau diresensi
5. Mengetahui perbandingan karyaa tersebut dengan karya lain yang sejenis
6. Memberikan informasi yang komprehensif tentang suatu karya.
7. Memberi tahu dan mengajak pembaca untuk merenungkan, memikirkan dan
mendiskusikan masalah yang terdapat dalam suatu karya.
8. Memberikan pertimbangan pada pembaca apakah suatu karya tersebut pantas
untuk dinikmati atau tidak.
9. Memudahkan pembaca dalam memahami hubungan suatu karya dengan karya
lain yang serupa.
10. Memberikan pertimbangan bagi pembaca sebelum memutuskan untuk
memilih, membeli dan menikmati suatu karya.

E. Macam-Macam Teks Ulasan


1. Teks ulasan informatif

Teks ulasan jenis ini berisi gambaran singkat, padat, dan umum suatu
karya. Resensi jenis ini tidak menyampaikan isi karya secara keseluruhan,
namun hanya memaparkan bagian yang penting saja dan menekankan pada
kelebihan dan kekurangan karya tersebut.

2. Teks ulasan deskriptif

Resensi jenis ini berisi gambaran detail pada tiap bagian suatu karya.
Teks ulasan ini biasanya dilakukan pada suatu karya fiksi untuk mendapat
gambaran jelas tentang manfaat, pentingnya informasi, dan kekuatan
argumentatif yang dituangkan penulis pada sebuah karya.

3. Teks ulasan kritis

Resensi jenis ini berisi ulasan suatu karya secara terperinci dengan
mengacu pada metode atau pendekatan ilmu pengetahuan tertentu. Teks ulasan
ditulis secara objektif dan kritis bukan berdasar pandangan subyektif dari
penulis resensi. Contoh: Resensi terhadap novel dengan menggunakan
pendekatan sosiologi.

F. Kelebihan dan Kekurangan Teks Ulasan

Kelebihan teks ulasan adalah


1. Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang suatu karya, baik itu tentang isi
dan kualitas keseluruhannya.
2. Kita diajak untuk menghargai dan selalu kritis ketika memahami suatu karya.

Kekurangan teks ulasan adalah

1. Pemahaman pengulas sangat kurang mengenai unsur-unsur teks ulasan, sehingga


informasi mengenai karya tersebut tidaklah lengkap.
2. Pilihan kata yang digunakan oleh pengulas tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar sehingga menimbulkan pemahaman yang berbeda
oleh pembacanya.

G. Kaidah Kebahasaan Teks Ulasan

Teks ulasan yang baik harus disusun sesuai dengan struktur teks dan
menggunakan kaidah kebahasaan, termasuk kaidah ejaan. Berikut ini adalah contoh
kaidah kebahasaan dalam ulasan teks film atau drama:

1. Istilah

Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat


mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam
bidang tertentu. Istilah khusus adalah istilah yang digunakan untuk bidang tertentu
dan pemakainnya hanya dipahami oleh orang berkecimpung dalam bidang
tersebut. Contoh :

Istilah umum : film, ikan, bunga.


Istilah khusus : komedi, gurame, mawar.

2. Sinonim dan Antonim


1. Sinonim adalah kata yang memiliki bentuk yang berbeda, tetapi memiliki
arti atau pengertian yang sama atau mirip. Contoh: “Obrolan orang itu
mirip dengan dialogdalam film Romeo dan Juliet.”
2. Antonim adalah kata yang artinya berlawanan satu dengan yang lain.
Contoh: “besar atau kecil bukanlah jaminan barang itu berharga atau
tidak.”

3. Nomina

Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari
seseorang, tempat, atau semua benda atau segala yang dibedakan. Kata benda
dibagi menjadi dua jenis, yaitu kata benda konkret seperti meja,
buku, danbola serta kata benda abstrak, seperti pikiran dan angin.
Nomina juga dibedakan menjadi dua, yakni Nomina Dasar dan Nomina
Turunan. Contoh :

Nomina Dasar : Rumah | Jalan


Nomina Turunan : Perumahan | Jalanan
Imbuhan : Pe – an | -an

4. Verba / Kata Kerja


1. Verba Aktif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau
menunjukkan tindakan atau perbuatan. Contoh: “Putra memelihara ikan
gurame.
2. Verba Pasif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai penderita,
sasaran tindakan, atau hasil. Contoh: “Film horor kini
banyak disiarkan televisi indonesia.”

5. Pronomina

Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina
atau frasa nomina. Contoh:

1. Kata ganti orang : saudara, bapak, ibu, nyonya, tuan, ia, dia
2. Kata ganti pemilik : ku-, mu-, -nya
3. Kata ganti petunjuk : ini, itu
4. Kata ganti penghubung : yang
5. Kata ganti tak tentu : siapa, barag siapa, sesuatu, masing-masing

6. Konjungsi

Konjungsi adalah kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi


menghubungkan dua buah klausa, kalimat, atau paragraf. Konjungsi yang sering
digunakan dalam ulasan film atau drama umumnya, berupa:

 Konjungsi Koordinatif. Contoh: dan, atau, tetapi


 Konjungsi Subordinatif. Contoh: jika, agar, meskipun, alih-alih, sebagai,
sebab, karena, maka, sesudah, sebelum, sementara
 Konjungsi Korelatif. Contoh: baik … maupun … | bukan … melainkan … |
tidak hanya … tetapi …
 Konjungsi AntarKalimat. Contoh: sebaliknya, di samping itu, selanjutnya

7. Preposisi

Preposis adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa
preposisional.

Contoh : di, ke, dari, pada, daripada, dengan, secara, tanpa, bagi.
8. Artikel

Artikel adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina.

Contoh: si, sang

9. Kalimat Simpleks dan Kompleks

 Kalimat Simpleks adalah kalimat yang memiliki suatu verba utama.


Contoh: “Sinetron pangeran banyak digemari kawula muda.”
 Kalimat Kompleks adalah kalimat yang memiliki dua verba utama atau lebih.
Contoh: “Sci-Fi adalah jenis film imajinasi pengetahuan
yang dikembangkan untukmendapatkan dasar pembuatan alur film
yang menitikberatkan pada penelitian dan penemuan biologi.”

10. Menggunakan ungkapan perbandingan (persamaan/perbedaan)

Contohnya : daripada, sebagaimana, demikian halnya, berbeda dengam,


seperti, seperti halnya, serupa dengan, dan sebagainya.

11. Menggunakan kata kerja material dan kata kerja relasional

Kata kerja material yaitu kata kerja yang menyatakan kegiatan fisik/proses.
Misalnya : makan, minum, membawa, berbicara, melamun, bertepuk tangan,
mendengarkan, menunggu, melebur, memukul, bertanya, dan lainnya. Kata kerja
relasional adalah kata kerja yang berfungsi untuk membentuk predikat nominal
(kata-kata kopulatif) dan dapat juga membantu memperjelas predikat (kata kerja
bantu).

 Contoh kata kerja relasional sebagai kopulatif : bernama, disebut,


jadi/menjadi, merupakan, adalah, ialah, yaitu, yakni, dan sebagainya.
 Contoh kata kerja relasional sebagai kata bantu : pasti, harus/perlu/wajib, jadi,
mungkin, boleh, harap, bisa, hendak/ingin/mau/akan, dapat/bisa, ada, dan
sebagainya.

H. Menyusun Teks Ulasan


1. Mencatat identitas karya yang akan diulas.
2. Mencatat hal-hal menarik atau penting dari karya yang diulas.
3. Menelaah kelebihan dan kekurangan karya yang diulas.
4. Merumuskan kesimpulan tentang isi dan kesan-kesan karya secara
keseluruhan.
5. Membuat saran-saran untuk penikmat karya.

I. Contoh
Contoh Teks Ulasan Film Laskar Pelangi

Berikut ini adalah contoh teks ulasan drama persahabatan “Laskar Pelangi” yang
ditulis oleh Andrea Hirata dan disutradarai oleh Riri Riza.

Judul Resensi / Ulasan

Ulasan Film “Laskar Pelangi”

Identitas Resensi / Ulasan


Judul Film : Laskar Pelangi

Penulis : Andrea Hirata

Sutradara : Riri Riza

Produser : Mira Lesmana

Tahun Diputar : 2008

Distributor : Miles Production & Mizan Production

Durasi : 120 menit

Pendahuluan (Orientasi)

Film merupakan salah satu wujud karya seni yang paling digemari oleh
masyarakat. Film jika diproduksi dengan tepat dapat memberikan hiburan sekaligus
mengedukasi penontonnya dengan berbagai pesan kuat yang disampaikan melalui
ceritanya.

Salah satu film dengan ktriteria tersebut adalah Laskar Pelangi yang
disutradarai oleh Riri Riza. Sementara itu, ceritanya diangkat dari novel dengan judul
yang sama dan ditulis oleh Andrea Hirata.

Isi Ulasan / Resensi

Cerita dimulai saat Ikal kembali ke kampung halamannya yang berada di


pulau Belitung. Ia kemudian menceritakan masa kecilnya di sana, saat pertama kali
masuk ke sekolah SD Muhammadiyah. Di sana ia bertemu dengan 9 sahabatnya yang
kelak disebut sebagai kelompok Laskar Pelangi.
SD Muhammadiyah tempat Laskar Pelangi bersekolah adalah sekolah tertua di
daerah Belitung. Sekolah itu sangatlah kecil, bobrok dan tidak layak jika
dibandingkan dengan sekolah lain seperti Sekolah PN Timah. Ironi mulai terbentuk
saat kemiskinan melanda warga sekitar padahal PN Timah mengeksploitasi kekayaan
tanah mereka.

Namun suka dan duka mereka hadapi bersama di sana. Dengan tersendat-
sendat sekolah tersebut terus bertahan dengan murid-murid cemerlang mereka yang
dijuluki Laskar Pelangi oleh Ibu Hamzah, salah satu guru di sana. Di sinilah alur
utama yang menyejukkan hati dimulai. Bagaimana mereka semua terus tegar dan
bertahan menghadapi segala keterbatasan yang menyelimuti usaha mereka untuk
belajar.

Kelebihan Film (Evaluasi)

Kisah sehari-hari daerah terpencil menjadi kekuatan terbesar dari film ini.
Pengemasannya dalam alur cerita yang mengalir sederhana namun mengena juga
menjadi salah satu kelebihan yang tak tergantikan. Keindahan pulau Belitung juga
menjadi pesona tersendiri dari sisi sinematografi.

Kekurangan Film (Evaluasi)

Terdapat penjelasan yang kurang lengkap mengenai bagaimana Lintang


memperoleh ilmu yang luar biasa dalam bahkan hingga mengetahui nama latin dari
tumbuhan tertentu. Padahal sekolah mereka adalah sekolah yang terpencil dan sulit
untuk mendapatkan buku pengetahuan.

Seandainya terdapat penjelasan bahwa Lintang mendapatkan akses ke buku-


buku berkualitas lewat kapal yang bersinggah dan kebetulan membawa muatan buku
misalnya maka cerita akan lebih masuk akal. Selain itu secara umum tidak dijelaskan
bagaimana Lintang memperoleh ilmunya.

Penutup (Rangkuman)

Melalui kisah persahabatannya yang menghangatkan dan perjuangannya


terhadap berbagai kekurangan yang dihadapi film ini menjadi sangat menarik dan
bermakna untuk ditonton. Ceritanya dapat menjadi inspirasi dan motivasi tersendiri
bagi kita untuk tidak menyia-nyiakan berbagai kelebihan yang telah kita miliki.

Cerita yang apik dari sang penulis, dan sinematografi yang estetis dari
sutradaranya membuat film ini menjadi tamasya visual sekaligus psikologis yang
dapat mencerahkan hati. Tak berlebihan rasanya untuk menobatkan film “Laskar
Pelangi” sebagai salah satu film terbaik Indonesia.

J.
K.

Anda mungkin juga menyukai