Ada tiga jenis teks ulasan yang perlu kamu ketahui. Apa saja? Berikut pembahasannya:
1. Teks Ulasan Informatif
Teks ulasan informatif adalah teks yang berisi gambaran singkat, umum, dan padat dari suatu karya. Ulasan
jenis ini hanya menjelaskan bagian-bagian penting dari suatu karya untuk menekankan kelebihan dan
kekurangan karya yang diulas.
2. Teks Ulasan Deskriptif
Teks ulasan deskriptif adalah teks yang berisi pembahasan secara mendetail di setiap bagian suatu karya.
Ulasan deskriptif biasanya digunakan untuk mengulas karya fiksi. Tujuannya, untuk mendapatkan gambaran
yang jelas tentang manfaat, informasi, dan kekuatan gagasan yang disalurkan oleh penulis.
3. Teks Ulasan Kritis
Teks ulasan kritis adalah tes yang berisi kritik terhadap suatu karya dengan mengacu pada ilmu
pengetahuan tertentu. Ulasan kritis harus dibuat dengan objektif dan kritis, bukan hanya berdasarkan pendapat
pengulas saja ya.
Teks ulasan memiliki struktur yang berfungsi sebagai kerangka yang membangun teks ulasan menjadi teks yang utuh.
Struktur teks ulasan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu:
1. Orientasi
Orientasi merupakan bagian pertama dari struktur teks ulasan. Bagian ini memuat penjelasan mengenai
gambaran umum pada suatu karya ataupun objek tertentu yang akan dibahas oleh penulis.
Di bagian orientasi ini, penulis akan menjelaskan mengenai apa saja yang akan dibahas penulis dalam teks
ulasan.
2. Tafsiran
Tafsiran adalah bagian struktur kedua dari teks ulasan. Bagian ini umumnya memuat berisi penjelasan detail
mengenai sebuah karya yang diulas, meliputi apa saja bagiannya, keunikan, keunggulan, kualitas, serta
berbagai penjelasan lainnya.
3. Evaluasi
Struktur ketiga dari sebuah teks ulasan adalah evaluasi. Bagian evalasi ini umumnya berisi pandangan dari
penulis terkait karya atau objek yang diulas. Pada bagian ini penulis biasanya lebih menekankan pada
kelebihan atau kekurangannya.
Melalui bagian evaluasi dalam sebuah teks ulasan, pembaca jadi bisa tahu kelebihan dan kekurangan suatu
karya atau objek sehingga pembaca dapat menentukan apakah karya atau objek tersebut dapat dinikmati atau
tidak.
4. Rangkuman
Bagian terakhir dari sebuah teks ulasan adalah rangkuman. Isi dari bagian rangkuman ini adalah kesimpulan
dari seluruh ulasan yang telah disampaikan penulis.
Pada bagian ini, penulis akan memberikan tanggapan atau kesimpulannya mengenai kualitas dari suatu karya
atau objek. Biasanya penulis akan mengungkapkan secara terang-terangan, apakah hasil karya itu memiliki
kualitas bagus serta layak dinikmati atau tidak.
Kaidah Kebahasaan Teks Ulasan
Seperti apa sih bahasa yang baik digunakan untuk menulis teks ulasan? Yuk, simak aspek kebahasaan dari teks ulasan
berikut:
1. Konjungsi Penerang
Konjungsi penerang adalah kata penghubung yang dipakai untuk menjelaskan atau menerangkan suatu
kejadian di dalam kalimat. Biasanya, konjungsi penerang ditandai oleh kata bahwa, yaitu, yakni, adalah, ialah.
Contoh: Penulis menyampaikan bahwa karya tersebut terinspirasi dari lingkungan sekitarnya.
2. Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal adalah kata penghubung yang menerangkan hubungan waktu dari dua hal atau peristiwa yang
berbeda. Konjungsi ini biasanya ditandai dengan kata-kata
seperti sebelumnya, selanjutnya, setelahnya, lalu, kemudian, sesudahnya, sambil, sementara,
sebelum, sejak, tatkala, ketika, dan semenjak, akhirnya.
Contoh:
Film ini menjadi sangat populer semenjak rilis beberapa hari yang lalu.
Sebelumnya novel ini telah mendapat kritikan dari beberapa pembacanya.
Penulis itu sudah meluncurkan buku pertamanya kemudian buku keduanya beberapa bulan yang akan
datang.
Konjungsi Temporal Sederajat
Konjungsi temporal sederajat adalah konjungsi bersifat sama atau setara. Maksudnya adalah konjungsi ini
menjadi kalimat majemuk yang setara.
Konjungsi jenis ini hanya bisa diletakkan di tengah kalimat dan tidak bisa diletakkan di awal atau di akhir
kalimat. Sebab, jika diletakkan di awal atau di akhir kalimat, makna dari kalimat akan sulit dimengerti oleh
pembaca atau bahkan kalimatnya akan menjadi berantakan.
Bisa saja jenis sederajat diletakkan di awal atau di akhir, tetapi perlu menggunakan konjungsi lainnya di awalnya
agar kalimat bisa dimengerti.
Biasanya, untuk memisahkan antar kalimat adalah dengan menambahkan tanda koma.
Contoh konjungsi temporal sederajat: Lalu, kemudian, selanjutnya, setelahnya, sebelumnya, setelah itu, sebelum
itu, sehabis itu, akhirnya.