Anda di halaman 1dari 4

BAHAN AJAR

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA


KELAS : VIII A-F
SEMESTER : IV / GENAP
TAHUN PELAJARAN : 2020/2021

BAB 6
TEKS ULASAN

C. Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Ulasan


1. Struktur Teks Ulasan
Secara rinci, struktur teks ulasan terdiri atas bagian-bagian berikut :
a. Judul
Judul teks ulasan biasanya berbeda dengan judul karya yang kita ulas karena teks
tersebut berisi pandangan penulis ulasan terhadap suatu karya. Namun, pemberian
judul teks bersifat bebas sesuai hal yang yang disampaikan dalam teks tersebut.
b. Identitas Buku
Identitas buku perlu ditulis sekedar memberikan informasi mengenai buku kepada
pembaca ulasan. Dengan demikian, jika pembaca tertarik pada karya tersebut,
mereka akan mudah untuk membeli , menyaksikan, atau membaca karya tersebut.
c. Orientasi
Pada bagian ini dipaparkan tentang gambaran umum sebuah karya yang diulas.
Gambaran umum tentang karya tersebut bisa berupa nama, tujuan, fungsi, dan
sebagainya. Pada bagian orientasi, penulis ulasan dapat menuliskan sinopsis
karya, jika berupa karya sastra (cerpen, novel, film, teater, dll)
d. Penafsiran
Pada bagian ini dipaparkan penafsiran (pandangan) penulis terhadap karya. Untuk
memperkuat penafsirannya, seorang penulis juga dapat membandingkan kualitas
karya yang diulas dengan karya atau benda yang lain. Pada bagian ini, penulis
ulasan dapat menuliskan keunggulan dan kelemahan karya berdasarkan
penilaiannya.
e. Rangkuman
Pada bagian ini penulis merumuskan rangkuman yang ditujukan kepada pembaca
atau masyarakat terhadap karya yang telah diulas berdasarkan hasil penilaian dan
penafsiran yang telah dilakukan sebelumnya. Rangkuman dapat berisi penelaahan
penulis terhadap unsur-unsur karya yang dapat dinilai, misalnya unsur intrinsik
dan ekstrinsik pada karya sastra.
f. Simpulan
Pada bagian ini dipaparkan penilaian penulis terhadap kelebihan dan kekurangan
karya atau yang diulas disertai alasan dan bukti pendukung. Simpulan juga bisa
memaparkan rekomendasi kepada pembaca tentang kelayakan sebuah karya untuk
dibaca, dinikmati, atau dimiliki.
2. Aspek Kebahasaan Teks Ulasan
Secara umum, teks ulasan memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut :
a. Menggunakan kata-kata yang menyatakan sudut pandang atau keberpihakan
penulis, antara lain : berbeda dengan …; di samping itu …; selain itu …; dan
dengan kata lain … .
b. Menggunakan kata-kata yang menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap
karya. Sikap persetujuan atau penolakan tersebut disertai dengan alasan dan bukti
pendukung yang kuat sehingga bisa diterima oleh pembaca.
c. Menggunakan kata sifat untuk mendukung sikap persetujuan atau penolakan,
antara lain : menarik, …; layak …; berhasil …; atau kata yang bermakna
sebaliknya.
d. Sinonim dan Antonim
Sinonim merupakan kata yang mempunyai bentuk berbeda namun arti atau
pengertiannya sama / mirip.
Contoh:
“Obrolan orang itu mirip dengan dialog yang ada pada film Romeo dan Juliet”.
Antonim merupakan kata yang memiliki arti berlawanan.
Contoh:
“Besar atau kecil bukanlah jaminan barang tersebut berharga atau tidak”.
e. Istilah
Istilah merupakan gabungan kata atau kata yang mengungkapkan arti dari suatu
proses, konsep, keadaan, maupun sifat khas dalam bidang tertentu.
Istilah khusus merupakan istilah yang dipakai di dalam bidang tertentu serta
penggunaanya hanya dipahami oleh orang yang berkecimpung pada bidang
tersebut.
Contoh:

Istilah umum: Film, bunga, ikan.

Istilah khusus : Komedi, mawar, gurame.


f. Nomina
Nomina atau kata benda merupakan kelas kata yang menyebutkan nama
seseorang, tempat, maupun seluruh benda yang dibendakan.
Kata benda ini terbagi ke dalam dua jenis, yakni:

 Katabenda konkret: meja, bola, dan buku.


 Katabenda abstrak: pikiran dan angan.
Nomina juga terbagi ke dalam dua jenis, yaitu Nomina Dasar dan Nomina
Turunan.
Contoh:

 Nomina Dasar: Rumah | Jalan


 Nomina Turunan: Perumahan | Jalanan
 Imbuhan: Pe – an | -an
g. Pronomina
Pronomina atau kata ganti merupakan sejenis kata untuk menggantikan nomina
atau frasa nomina.
Contoh:

 Kata ganti tak tentu: Siapa, barang siapa, masing – masing, sesuatu.
 Kata ganti orang: Saudara, ibu, bapak, tuan, nyonya, dia, ia.
 Kata ganti petunjuk: ini, itu.
 Kata ganti pemilik: -ku, -nya, -mu.
 Kata ganti penghubung: yang
h. Verba / Kata Kerja
Verba aktif merupakan verba yang memiliki subjek yang berperan sebagai pelaku
atau menunjukkan perbuatan atua tindakan.
Contoh:
“Putra memelihara ikan mujair”.
Verba pasif merupakan verba yang memiliki subjek berperan sebagai sasaran
tindakan, penderita, atau hasil.
Contoh:
“Film horor sekarang banyak disiarkan di televisi Indonesia”.
i. Konjungsi
Konjungsi merupakan suatu kata penghubung atau kata tugas yang fungsinya
untuk menghubungkan dua buah klausa, paragraf atau kalimat.
Kata hubung ini kerap dimanfaatkan di dalam ulasan film atau drama yang
umumnya berupa:

 Konjungsi Koordinatif
Contoh: Dan, atau, tetapi
 Konjungsi Subordinatif
Contoh: Jika, meskipun, agar, sebagai, alih – alih, karena, sebab, sesudah,
maka, sementara, sebelum.
 Konjungsi Korelatif
Contoh: Baik ….. maupun ..… | bukan ..… melainkan ..… | tidak hanya ..…
tetapi ..…
 Konjungsi AntarKalimat.
Contoh: Sebaliknya, selanjutnya, di samping itu.
j. Artikel
Artikel merupakan suatu kata tugas yang berfungsi untuk membatasi makna dari
jumlah nomina.
Contoh: Si, sang
k. Preposisi
Preposisi merupakan suatu kata tugas yang fungsinya sebagai unsur pembentuk
frasa preposisional.
Contoh: Di, dari, ke, daripada, pada, secara, dengan, bagi, tanpa.
l. Kalimat Simpleks & Kompleks
Kalimat simpleks merupakan suatu kalimat yang mempunyai suatu verba utama.
Contoh:
“Film Laskar Pelangi banyak digemari kawula muda”.
Kalimat kompleks merupakan kalimat yang mempunyai dua verba utama atau
lebih.
Contoh:
“Sci-Fi merupakan salah satu jenis film imajinasi pengetahuan yang
dikembangkan untuk memperoleh dasar pembuatan alur film dengan
menitikberatkan terhadap penelitian serta penemuan biologi”.
m. Kata Kerja Material & Relasional
Kata kerja material merupakan suatu kata kerja yang menyebutkan kegiatan fisik /
proses.
Contoh: Makan, membawa, minum, melamun, berbicara, mendengarkan, bertepuk
tangan, melebur, menunggu, bertanya, memukul, dan yang lainnya.
Kata kerja relasional merupakan kata kerja yang fungsinya untuk membentuk
predikat nominal (kata – kata kopulatif) serta bisa untuk membantu memperjelas
predikat (kata kerja bantu).
Contoh:

 Kata kerja relasional sebagai kopulatif: Bernama, jadi / menjadi, disebut, adalah,
merupakan, ialah, yakni, yaitu, dan lainnya.
 Kata kerja relasional sebagai kata bantu: Pasti, harus / perlu / wajib, mungkin,
jadi, harap, boleh, hendak / ingin / mau / akan, bisa, dapat / bisa, ada, dan
sebagainya.
n. Ungkapan Perbandingan (Persamaan / Perbedaan)
Contoh: Daripada, demikian halnya, sebagaimana, berbeda dengan, seperti
halnya, seperti, serupa dengan, dan yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai