Anda di halaman 1dari 4

1.

Konsep
Pengertian teks eksposisi: Teks eksposisi merupakan teks yang berisi
paragraf atau karangan yang didalamnya terkandung sejumlah pengetahuan
dan informasi yang disajikan secara singkat, padat, akurat dan tentunya
mudah untuk dipahami.
2. Prinsip
a. Struktur teks eksposisi
a) Tesis atau pernyataan umum adalah bagian pembuka dalam
teks eksposisi. Bagian tersebut berisi pendapat umum yang
disampaikan penulis terhadap permasalahan yang ditangkat
dalam teks eksposisi.
b) Argumentasi merupakan unsur penjelas untuk mendukung
tesis yang disampaikan. Argumentsi dapat berupa alasan logis,
data hasil temuan, fakta-fakta, bahkan pernyataan para ahli.
Argumen yang baik harus mampu mendukung pendapat yang
disampaikan penulis atau pembicara.
c) Penegasan ulang yaitu bagian yang bertujuan menegaskan
pendapat awal serta menambah rekomendasi atau saran
terhadap permasalahan yang diangkat.
b. Kebahasaan teks eksposisi
a) Menggunakan istilah dalam bidang yang dibahas.
b) Banyak menggunakan kata sifat (adverbial).
Ciri adjektiva sudah dibahas di bagian atas, berikut dibahas tentang
nomina dan verba. Catatan lain:
1) Kata turunan/ kata bentukan hasil afisasi (pengimbuhan).
2) Nomina atau kata benda. Ciri kata benda (KB)
a. Bisa disangkal dengan kata ’bukan’
Contoh: meja ««« bukan meja
pengadilan ««« bukan pengadilan
kemerdekaan ««« bukan kemerdekaan.
b. Bisa membentuk konstruksi “KB + yang + KS“
Contoh: meja ««« meja yang kuat
pengadilan ««« pengadilan yang jujur
kemerdekaan ««« kemerdekaan yang benar.
3) Verba atau kata kerja. Ciri Kata Kerja:
a. Bisa disangkal dengan kata ’tidak’
Contoh: tidur ««« tidak tidur
membaca ««« tidak membaca
bertapa ««« tidak bertapa.
b. Bisa membentuk konstruksi “KK + dengan + KS“
Contoh: tidur ««« tidur dengan nyenyak
membaca ««« membaca dengan teliti
bertapa ««« bertapa dengan tekun

c) Dapat ditemukan perubahan jenis kata karena afiksasi


(pengimbuhan).
Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata
dengan cara pemberian imbuhan baik berupa awalan (prefiks),
sisipan (infiks), akhiran (sufiks) afiks gabung, maupun konfiks.
Afiks gabung adalah gabungan antara awalan dan akhiran yang
melekatnya pada kata bentukan tidak secara bersama-sama.
Konfiks adalah gabungan antara awalan dan akhiran yang
melekatnya bersama-sama.
Perhatikan contoh berikut.
Kemasyarakatan perdamaian

Ke-an masyarakat Per-an Damai

Mempelajari

me-i pelajar

Per ajar

Imbuhan ke-an pada kata kemasyarakatan merupakan konfiks


karena dibentuk dari kata dasar masyarakat yang mendapat
imbuhan ke-an. (Dalam kenyataan berbahasa Indonesia tidak
ditemukan kata kemasyarakat atau masyarakatan). Begitu juga
dengan imbuhan per-an dan me-i pada kata perdamaian dan
mempelajari.
Bandingkan dengan diagram pohon berikut.
Memunguti membacakan

Memungut i membaca kan

Me- Pungut me- baca


Imbuhan me-i pada kata memunguti bukan merupakan konfiks,
tetapi afiks gabung sebab dalam kenyataan berbahasa
Indonesia ada kata memungut. Jadi kata memunguti dibentuk
dari bentuk dasar memungut diberi akhiran –i. Awalan me- dan
–i tidak melekat bersama-sama pada kata dasar pungut. Begitu
juga dengan imbuhan me-kan pada kata membacakan.

d) Banyak menggunakan kalimat verbal, yaitu kalimat berpredikat


verba.
Berdasarkan jenis predikatnya ada dua jenis kalimat yaitu:
kalimat verbal yakni kalimat yang predikatnya berwujud KK (kata
kerja) atau frasa benda dan sedangkan kalimat nominal adalah
kalimat yang predikatnya selain kata kerja.
Berikut diuraikan tentang pembagian kalimat verbal:
1) Kalimat aktif transitif (ekatransitif) harus mempunyai Obyek.
Contoh: Ia membaca buku pelajaran.
S P O
2) Kalimat dwitransitif yaitu kalimat yang membutuhkan
kehadiran obyek dan pelengkap.
Contoh: Ibu menjahitkan adik saya baju baru.
S P O Pel
3) Kalimat semitransitif yaitu yang boleh diikuti obyek boleh
juga tidak.
Contoh : Adik menulis atau Adik menulis cerita.
S P S P O
4) Kalimat aktif intransitf yaitu kalimat yang tidak menggunakan
obyek.
Wujudnya bisa:
a. S-P : Adik tidur siang.
b. S-P-Pel (Pel wajib hadir) : Polisi bersenjatkan pistol.
c. S-P-Pel (Pel boleh ada, boleh tidak) : Ayah berdagang atau
Ayah berdagang buah-buahan.
5) Kalimat Pasif. Ada dua jenis Predikat kalimat pasif :
a. KK berimbuhan ter-, ke-an, atau –di, dan
b. pasif persona yaitu gabungan kata ganti dan kata kerja.
Contoh : Adik dimarahi ibu.
Buku ini aku pinjam (S= buku ini, P = aku pinjam). P-nya
pasif persona.
Kalimat nominal berperdikat selain KK, berarti dapat
berwujud KB/FB, KS/FS, Kbil/FBil, atau F.Prep.
Contoh: Ibunya seorang guru (P= FB)
Adikku cantik sekali. (P = FS)
Kambingku lima ekor. (P = F.Bil.)
Ia di sana. (P= F.Prep.)

3. Prosedur : langkah-langkah membuat teks eksposisi


Pada setipa paragraf selalu terdapat satu gagasan pokok yang juga
dikenal sebagai ide pokok. Ide pokok itulah yang menjadi kerangka
pengembangan sebuah paragraf.
Langkah-langkah menyusun teks eksposisi adalah sebagai berikut.
1) Pilihlah salah satu di antara gagasan-gagasan di atas atau kamu
dapat menentukan sendiri gagasan lain yang berkaitan degan
permsaahan dalam kehiidupan di lingkungan sekitarmu.
2) Datalah argumen-argumen yang mendukung gagasan pokok
sebagai gagasan penjelas yang hendak kamu sampaikan.
3) Kembangkan teks eksposisimu berdasarkan gagasan pokok dan
argumen sebagai gagasan penjelasnya.
4) Presentasikan teks eksposisi yang kamu susun di hadapan teman-
temanmu.
5) Berilah tanggapan (kritik dan saran) terhadap teks eksposisi yang
disajikan temanmu.
6) Publikasikan teks eksposisimu di majalah dinding, majalah
sekolah, blog, atau di media cetak.

Anda mungkin juga menyukai