TEKS EKSPOSISI
2. Konjungsi
Konjungsi atau kata penghubung digunakan dalam teks eksposisi untuk
memperkuat argumentasi. Berikut ini adalah jenis konjungsi yang dapat
ditemukan pada teks eksposisi :
1. Konjungsi waktu : sesudah, setelah, lalu, sebelum, setelah itu, kemudian
2. Konjungsi gabungan : serta, dan, dengan
3. Konjungsi pembatasan : asal, kecuali, selain
4. Konjungsi tujuan : untuk, supaya, agar
5. Konjungsi persyaratan : jika, jikalau, apabila, bila, asalkan, bilamana,
apabila
6. Konjungsi perincian : adalah, yaitu, ialah, antara lain, yakni
7. Konjungsi sebab-akibat : sehingga, karena, sebab, akibat, akibatnya
8. Konjungsi pertentangan : akan tetapi, tetapi, namun, melainkan,
sedangkan
9. Konjungsi pilihan : atau
10. Konjungsi penegasan/penguatan : apalagi, bahkan, hanya, lagi pula, itu
pun
11. Konjungsi penjelasan : bahwa
12. Konjungsi perbandingan : bagai, seperti, serupa, ibarat
13. Konjungsi penyimpulan : oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan
demikian.
3. Kata leksikal
1. Nomina : kata yang mengacu pada benda, baik nyata ataupun abstrak.
2. Verba : kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau
keadaan yang bukan sifat.
3. Adjektiv : kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan
orang, benda, dan binatang.
4. Adverbia : kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa
keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara dan lain-lain.
Tesis :
Sebenarnya hukum di Indonesia sebagaimana yang telah diatur pada
Undang-undang telah secara tegas mengatur hukuman berbagai pelaku
tindak kejahatan. Namun, realitanya seringkali terjadi ketidakadilan hukum
yang merugikan banyak orang. Hukum boleh saja tegas, namun menjadi
tumpul di hadapan koruptor, itulah kenyataan saat ini.
Argumentasi :
Bukan rahasia umum lagi bahwa para koruptor di Indonesia mendapatkan
hukuman yang tingkatannya masih tergolong ringan, bahkan ada koruptor
yang menerima fasilitas mewah padahal sudah merugikan bangsa. Seringkali
kita menonton berita bahwa seorang maling dihajar masa hingga tewas.
Namun, belum pernah ada koruptor di Indonesia dikeroyok masa sampai
tewas.
Penegasan Ulang :
Hukum di Indonesia itu bisa dikatakan hanya tegas di hadapan rakyat kecil.
Sebut saja kasus yang pernah menimpa Nenek Asyani. Kasusnya hanya
karena diduga mencuri kayu, beliau terancam hukuman selama lima tahun
penjara. Sungguh tidak adil memang jika dibandingkan dengan hukuman
yang akan diterima koruptor.
TEKS OBSERVASI