Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NOVIANA

NIM : PO714261171071

KELAS : D4/3B

TUGAS KE 4 BAHASA INDONESIA

1. Jelaskan unsur unsur yang membangun kalimat


2. Tuliskan pengertian kalimat
3. Tuliskan syarat penulisan kalimat efektif.
4. Tuliskan 3 contoh kalimat efektif
5. Tuliskan 3 jenis kalimat beserta contohnya

JAWABAN

1. Unsur-unsur yang membangun kalimat


a. Subjek
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, subjek atau subyek
merupakan suatu bagian klausa yang menandai apa yang hendak
dibicarakan oleh pembicara atau pengarang. Secara sederhana, subjek
disebut dengan pokok kalimat. Subjek sendiri dapat berbentuk jenis-jenis
kata benda, atau bisa juga berbentuk contoh frasa nomina.
Contoh :
- Ibu sedang berbelanja ke pasar. (Ibu= subjek yang berbentuk kata
kerja).
- Ayah Andi bekerja di perusahaan multinasional. (Ayah Andi= subjek
yang berbentuk frasa nomina).
b. Predikat
Masih menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, predikat merupakan
bagian kalimat yang menandai apa yang hendak diucapkan oleh pembicara
atau penulis tentang subjek. Predikat biasanya diletakkan setelah subjek.
Biasanya, predikat dapat berupa jenis-jenis kata kerja atau contoh frasa
verba dalam bahasa Indonesia.
Contoh :
- Adik bermain bola. (bermain= predikat yang berbentuk kata kerja).
- Adik sedang bermain bola. (sedang bermain= predikat yang berbentuk
frasa verba).
c. Objek
Objek merupakan unsur kalimat yang diletakkan setelah subjek. Objek
biasanya digambarkan sebagai korban yang dikenai perbuatan oleh subjek.
Dalam kalimat pasif, objek biasanya dileakkan di awal kalimat
menggantikan posisi subjek. Sementara itu, dalam kalimat intransitif dan
kalimat semitransitif, unsur kalimat ini tidak digunakan sama sekali, dan
fungsinya digantikan oleh unsur pelengkap dan keterangan. Sama seperti
subjek, objek sendiri juga dapat berupa kata benda ataupun frasa nomina.
Contoh :
- Agus sedang membacakan puisi. (puisi= objek yang berbentuk kata
kerja).
- Maya sedang mengerjakan PR Matematika. (PR Matematika= objek
yang berbentuk frasa nomina).
d. Pelengkap
Menurut laman Wikipedia, pelengkap atau komplimen merupakan
unsur kalimat yang letaknya berada di sebelah objek atau bisa juga
diletakkan di sebelah kalimat jika kalimat itu merupakan kalimat
intransitif dan semitransitif yang tidak membutuhkan keberadaan objek di
dalamnya. Pelengkap seringkali disamakan dengan objek, bahkan dengan
keterangan. Padahal, pelengkap mempunyai perbedaan dengan objek
maupun keterangan.
Salah satu cara membedakan pelengkap dan objek adalah dengan
melihat kata atau frasa yang ada setelah predikat. Jika kata yang ada di
sebelah predikat itu adalah kata benda atau frasa nomina, maka dipastikan
bahwa itu adalah objek. Dengan demikian, kata atau frasa selain itu adalah
pelengkap. Sementara itu, salah satu cara membedakan pelengkap dan
keterangan adalah dari segi posisi kedua unsur tersebut. Posisi unsur
pelengkap terletak di sebelah predikat atau objek dan tidak bisa dipindah
ke posisi lainnya, sedangkan keterangan posisinya bisa di sebelah objek,
predikat, pelengkap, bahkan di awal kalimat sekali pun. Pelengkap sendiri
dapat berupa klausa dalam bahasa Indonesia, frasa verba, contoh frasa
adjektiva dalam kalimat, kata benda atau pun contoh frasa preposisional
dalam bahasa Indonesia.
Contoh :
- Andi mengatakan bahwa baju itu adalah kepunyaannya. (baju itu
adalah kepunyaannya= pelengkap yang berbentuk klusa).
- Wajah Andi terlihat begitu murung. (begitu murung= pelengkap yang
berbentuk frasa adjektiva).
e. Keterangan
Seperti yang dijelaskan di poin sebelumnya, bahwa keterangan merupakan
unsur kalimat yang dapat diletakkan setelah pelengkap, objek, predikat,
dan bahkan di awal kalimat sekalipun. Adapun definisi keterangan
sendiri–yang dikutip dari KBBI–adalah jenis-jenis kata atau kelompok
kata yang menerangkan kata atau bagian kalimat lainnya. Keterangan atau
jenis-jenis kata keterangan dapat berupa keterangan tempat, waktu, cara,
dan sebagainya.
Contoh:
- Ibu membeli sayur-sayuran di pasar. (di pasar= keterangan tempat).
- Amalia mengerjakan tugas sekolah di malam hari. (di malam hari=
keterangan waktu).
2. Pengertian kalimat
a. Kalimat adalah kumpulan kata yang setidaknya terdiri atas subjek dan
predikat. Kalimat pun dapat terbentuk dari satu klausa maupun beberapa
klausa.
b. Kalimat menurut Soelistyowati (2015) adalah bagian terkecil ujaran atau
teks yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara kebahasaan.
c. Dalam wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda,
diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang
memustahilkan adanya perpaduan atau amilasi bunyi.
d. Dalam wujud tulisan huruf latin, sebuah kalimat ditandai dengan adanya
berbagai tanda baca yang menunjukan seperti apa kalimat harus seperti
apa dibaca.
e. Menurut Kridalaksana (2001), kalimat adalah satuan bahasa yang secara
relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual
maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yang menjadi bagian
kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa
atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas; Jawaban
minimal, seruan, salam, dan sebagainya.
f. Kalimat menurut Arifin dan Tasai (2002) adalah satuan bahasa terkecil,
dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi baik lisan dan tulisan
harus memiliki subjek dan predikat.
g. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kalimat /Ka-li-mat/
adalah:
1) kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan
perasaan;
2) perkataan; linguistic
3) satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola
intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa.
3. syarat penulisan kalimat efektif
a. Kesatuan
b. Kehematan
c. Keparalelan
d. Keegoisan
e. Kepaduan (Koherensi)
f. Ketepatan
4. Tiga contoh kalimat efektif
a. Kesatuan
Contoh :
- Di masjid nurul huda para tokoh agama mendiskusikan masalah
kejahatan yang terjadi. (Salah)
- Para tokoh agama mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi di
masjid nurul huda (Benar)
- Pembangunan masjid baitun nur itu kami dibantu oleh warga setempat.
(Salah)
- Dalam membangun masjid baitun nur itu,  kami dibantu oleh warga
setempat. (Benar)
b. Kehematan
Contoh :
- Mereka hanya membawa badannya saja (Salah)
- Mereka membawa badannya saja / Mereka hanya membawa
badannya.  (Benar)
- Para tamu-tamu undangan. (Salah)
- Para tamu undangan. (Benar)
c. Keparalelan
Contoh :
- Sang motivator menjelaskan, dan penerapan sebuah aplikasi pada
audien yang hadir. (Salah)
- Sang motivator menjelaskan, memaparkan, dan menerapkan sebuah
aplikasi pada audien yang hadir (Benar).
5. Tiga jenis kalimat beserta contohnya
a. Kalimat Berita atau Pernyataan (Kalimat Deklaratif)
Merupakan kalimat yang bertujuan untuk menyampaian suatu
informasi. Kalimat ini dalam penulisannya  di akhiri dengan tanda baca
titik (.).Dalam pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya memiliki
intonasi yang menurun.
Contoh :
- Ari tengah berlari ke hutan. (memberitahu kepastian)
- Aku menolak hadir dalam acara tersebut. (memberitahu
pengingkaran)
- Pemain baru itu sepertinya tidak periu dikhawatirkan.
(memberitahu kesangsian)
b. Kalimat Tanya (Kalimat Interogatif)
Merupakan kalimat digunakan untuk mencari tahu suatu informasi
atau jawaban atau respon dari lawan bicara. Kalimat ini dalam
penulisannya di akhiri dengan tanda baca tanya (?).
Contoh :
- Bagaimana kabarmu hari ini?
- Apakah kau sudah bertemu langsung dengan ayahnya?
- Di mana kamu tinggal sekarang?
c. Kalimat Perintah (Kalimat Imperatif)
Kalimat perintah merupakan kalimat yang bertujuan untuk
memberikan perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam
penulisannya, kalimat perintah akan diakhiri dengan tanda baca seru (!).
Serta dalam pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya digunakan
intonasi yang meninggi.
Contoh :
- Tolong ambilkan kertas di meja itu! (permohonan)
- Jangan mendekat! (larangan)
- Mari kita jaga kelestarian hutan lindung? (ajakan)

Anda mungkin juga menyukai