a. Subjek Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, subjek atau subyek merupakan suatu bagian klausa yang menandai apa yang hendak dibicarakan oleh pembicara atau pengarang. Secara sederhana, subjek disebut dengan pokok kalimat. Subjek sendiri dapat berbentuk jenis-jenis kata benda, atau bisa juga berbentuk contoh frasa nomina. Contoh : - Ibu sedang berbelanja ke pasar. (Ibu= subjek yang berbentuk kata kerja). - Ayah Andi bekerja di perusahaan multinasional. (Ayah Andi= subjek yang berbentuk frasa nomina). b. Predikat Masih menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, predikat merupakan bagian kalimat yang menandai apa yang hendak diucapkan oleh pembicara atau penulis tentang subjek. Predikat biasanya diletakkan setelah subjek. Biasanya, predikat dapat berupa jenis-jenis kata kerja atau contoh frasa verba dalam bahasa Indonesia. Contoh : - Adik bermain bola. (bermain= predikat yang berbentuk kata kerja). - Adik sedang bermain bola. (sedang bermain= predikat yang berbentuk frasa verba). c. Objek Objek merupakan unsur kalimat yang diletakkan setelah subjek. Objek biasanya digambarkan sebagai korban yang dikenai perbuatan oleh subjek. Dalam kalimat pasif, objek biasanya dileakkan di awal kalimat menggantikan posisi subjek. Sementara itu, dalam kalimat intransitif dan kalimat semitransitif, unsur kalimat ini tidak digunakan sama sekali, dan fungsinya digantikan oleh unsur pelengkap dan keterangan. Sama seperti subjek, objek sendiri juga dapat berupa kata benda ataupun frasa nomina. Contoh : - Agus sedang membacakan puisi. (puisi= objek yang berbentuk kata kerja). - Maya sedang mengerjakan PR Matematika. (PR Matematika= objek yang berbentuk frasa nomina). d. Pelengkap Menurut laman Wikipedia, pelengkap atau komplimen merupakan unsur kalimat yang letaknya berada di sebelah objek atau bisa juga diletakkan di sebelah kalimat jika kalimat itu merupakan kalimat intransitif dan semitransitif yang tidak membutuhkan keberadaan objek di dalamnya. Pelengkap seringkali disamakan dengan objek, bahkan dengan keterangan. Padahal, pelengkap mempunyai perbedaan dengan objek maupun keterangan. Salah satu cara membedakan pelengkap dan objek adalah dengan melihat kata atau frasa yang ada setelah predikat. Jika kata yang ada di sebelah predikat itu adalah kata benda atau frasa nomina, maka dipastikan bahwa itu adalah objek. Dengan demikian, kata atau frasa selain itu adalah pelengkap. Sementara itu, salah satu cara membedakan pelengkap dan keterangan adalah dari segi posisi kedua unsur tersebut. Posisi unsur pelengkap terletak di sebelah predikat atau objek dan tidak bisa dipindah ke posisi lainnya, sedangkan keterangan posisinya bisa di sebelah objek, predikat, pelengkap, bahkan di awal kalimat sekali pun. Pelengkap sendiri dapat berupa klausa dalam bahasa Indonesia, frasa verba, contoh frasa adjektiva dalam kalimat, kata benda atau pun contoh frasa preposisional dalam bahasa Indonesia. Contoh : - Andi mengatakan bahwa baju itu adalah kepunyaannya. (baju itu adalah kepunyaannya= pelengkap yang berbentuk klusa). - Wajah Andi terlihat begitu murung. (begitu murung= pelengkap yang berbentuk frasa adjektiva). e. Keterangan Seperti yang dijelaskan di poin sebelumnya, bahwa keterangan merupakan unsur kalimat yang dapat diletakkan setelah pelengkap, objek, predikat, dan bahkan di awal kalimat sekalipun. Adapun definisi keterangan sendiri–yang dikutip dari KBBI–adalah jenis-jenis kata atau kelompok kata yang menerangkan kata atau bagian kalimat lainnya. Keterangan atau jenis-jenis kata keterangan dapat berupa keterangan tempat, waktu, cara, dan sebagainya. Contoh: - Ibu membeli sayur-sayuran di pasar. (di pasar= keterangan tempat). - Amalia mengerjakan tugas sekolah di malam hari. (di malam hari= keterangan waktu). 2. Pengertian kalimat a. Kalimat adalah kumpulan kata yang setidaknya terdiri atas subjek dan predikat. Kalimat pun dapat terbentuk dari satu klausa maupun beberapa klausa. b. Kalimat menurut Soelistyowati (2015) adalah bagian terkecil ujaran atau teks yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara kebahasaan. c. Dalam wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau amilasi bunyi. d. Dalam wujud tulisan huruf latin, sebuah kalimat ditandai dengan adanya berbagai tanda baca yang menunjukan seperti apa kalimat harus seperti apa dibaca. e. Menurut Kridalaksana (2001), kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas; Jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya. f. Kalimat menurut Arifin dan Tasai (2002) adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi baik lisan dan tulisan harus memiliki subjek dan predikat. g. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kalimat /Ka-li-mat/ adalah: 1) kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; 2) perkataan; linguistic 3) satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa. 3. syarat penulisan kalimat efektif a. Kesatuan b. Kehematan c. Keparalelan d. Keegoisan e. Kepaduan (Koherensi) f. Ketepatan 4. Tiga contoh kalimat efektif a. Kesatuan Contoh : - Di masjid nurul huda para tokoh agama mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi. (Salah) - Para tokoh agama mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi di masjid nurul huda (Benar) - Pembangunan masjid baitun nur itu kami dibantu oleh warga setempat. (Salah) - Dalam membangun masjid baitun nur itu, kami dibantu oleh warga setempat. (Benar) b. Kehematan Contoh : - Mereka hanya membawa badannya saja (Salah) - Mereka membawa badannya saja / Mereka hanya membawa badannya. (Benar) - Para tamu-tamu undangan. (Salah) - Para tamu undangan. (Benar) c. Keparalelan Contoh : - Sang motivator menjelaskan, dan penerapan sebuah aplikasi pada audien yang hadir. (Salah) - Sang motivator menjelaskan, memaparkan, dan menerapkan sebuah aplikasi pada audien yang hadir (Benar). 5. Tiga jenis kalimat beserta contohnya a. Kalimat Berita atau Pernyataan (Kalimat Deklaratif) Merupakan kalimat yang bertujuan untuk menyampaian suatu informasi. Kalimat ini dalam penulisannya di akhiri dengan tanda baca titik (.).Dalam pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya memiliki intonasi yang menurun. Contoh : - Ari tengah berlari ke hutan. (memberitahu kepastian) - Aku menolak hadir dalam acara tersebut. (memberitahu pengingkaran) - Pemain baru itu sepertinya tidak periu dikhawatirkan. (memberitahu kesangsian) b. Kalimat Tanya (Kalimat Interogatif) Merupakan kalimat digunakan untuk mencari tahu suatu informasi atau jawaban atau respon dari lawan bicara. Kalimat ini dalam penulisannya di akhiri dengan tanda baca tanya (?). Contoh : - Bagaimana kabarmu hari ini? - Apakah kau sudah bertemu langsung dengan ayahnya? - Di mana kamu tinggal sekarang? c. Kalimat Perintah (Kalimat Imperatif) Kalimat perintah merupakan kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam penulisannya, kalimat perintah akan diakhiri dengan tanda baca seru (!). Serta dalam pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya digunakan intonasi yang meninggi. Contoh : - Tolong ambilkan kertas di meja itu! (permohonan) - Jangan mendekat! (larangan) - Mari kita jaga kelestarian hutan lindung? (ajakan)