Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PENULISAN ILMIAH

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas individu


Ejaan dan Kalimat Efektif

Dosen Pembimbing :
M. ANZAIKHAN, M.AG.

Disusun oleh:
HASNA (190301045)
Prodi : Aqidah dan Filsafat Islam

FAKULTAS USLUHUDDIN DAN FILSAFAT ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2019/2020
A. Defenisi Ejaan dan Kalimat.
Ejaan adalah keseluruhan pelambangan bunyi bahasa, penggabungan dan
pemisahan kata, penempatan tanda baca dalam tataran satuan bahasa. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008:353), ejaan adalah kaidah-kaidah cara
menggambarkan bunyi-bunyi dalam bentuk huruf serta penggunaan tanda baca
dalam tataran wacana.

Dalam pengertian tersebut,ejaan hanya terkait pada tata tulis yang meliputi
pemakaian huruf, penulisan kata, termasuk penulisan kata atau istilah serapan,dan
pemakaian tanda baca.Dalam bacaan tidak terdapat kaidah pemilihan kata atau
penyusunan kalimat.umumnya cakupan bahasan ejaan membicarakan:

1) pemakaian huruf vokal dan konsonan.


2) penggunaan huruf kapital dan kursif,
3) penulisan kosakata dan bentukan kata,
4) penulisan unsur serapan,afiksasi dan kosakata asing,dan
5) penempatan dan pemakaian tanda baca.1

Menurut saya, ejaan merupakan hal yang penting dalam pelajaran bahasa
Indonesia yang mempelajari keseluruhan peraturan dalam melambangkan bunyi-
bunyi (kata, kalimat dll) dalam bentuk tulisan serta tanda baca yang keseluruhannya
mengatur cara menuliskan bahasa. Selama ini banyak orang indonesia yang
menggunakan bahasa indonesia yang belum sesuai dengan kaidah ejaan yang telah
di tentukan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Banyak sekali kesalahan di kalangan masyarakat dalam memahami ejaan kata


yang benar dan sesuai dengan kaidah bahasa indonesia sendiri. Dalam hal
kepenulisan banyak hal yang harus di pahami oleh orang indonesi ketika ingin
menulis dengan menggunakan ejaan atau kalimat dalam bahasa indonesia sendiri.

1
Alfian Rokhmansyah,dkk, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.(Semarang:Unnes
Press,2018).,hlm.19.

1
Pemakaian huruf yang saat penulisan kata sering di abaikan oleh kalangan
masyarakat indonesia sendiri. Misalnya kata "subjek " sangat tidak jarang di rubah
menjadi kata /" sabjek" ketika di eja kan oleh kita orang indonesia sendiri. Begitu
pula hal nya dengan kata " apotek" berubah menjadi kata " apotik" dan lain
sebagainya.

Kalimat menurut KBBI ialah, kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu


konsep pikiran dan perasaan ; perkataan ; satuan bahasa yang secara relatif berdiri
sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri
atas klausa.Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap. Kalau
diucapkan, kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan. Bila ditulis,
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik, tanda tanya ,atau
tanda seru. Kadang-kadang kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsisis.Kalimat
adalah unsur yang terkecil yang kita gunakan kalau kita berbicara.

Ide-ide dan fikiran-fikiran kita tuangkan dalam kalimat. Kalau salah


informasi yang kita berikan karena kesalahan memakai kalimat maka salah pulalah
tanggapan si pendengar. Akibatnya tentu tidak baik karena apa yang kita harapkan
tidak tercapai. Kalimat memiliki kedudukan yang penting dalam berbahasa,
sehingga kita harus berusaha agar kalimat itu cukup jelas dan benar.2

Menurut saya, Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang
menghasilkan suatu pengertian dari pikiran, perasaan dan ungkapan dan biasanya
kalimat akan di akhiri dengan tanda titik untuk kalimat berupa berita atau informasi,
tanda tanya untuk kalimat tanya, tanda seru untuk kalimat perintah dan lain
sebagainya. Selain itu Kalimat biasanya akan di awali dengan hurup kapital dan
akan memiliki makna berupa informasi yang akan di sampaikan kepada orang lain.
Penempatan kalimat harus di perhatikan, baik pada saat penyampaian secara lisan
atau secara tulisan. Makna dari sebuah kalimat akan sampai ketika kalimat tersebut
tersusun dengan baik, dan benar.

2
Prof.A.Hamid Hasan Lubis,Jenggala Bahasa Indonesia,(Bandung:Angkasa,1993)hlm. 126.

2
Kalimat merupakan salah satu unsur bahasa yang sangat banyak di sepelekan
oleh masyarakat indonesia sendiri. Baik dalam hal kepenulisan atau penyampaian
pesan secara lisan atau tulisan. Dalam menulis kaliamat atau dalam menyampaikan
sebuah kalimat baik berupa kalimat perintah, kalimat tanya, kalimat berita sudah
sewajarnya masyarakat memperhatikan kebenaran kepenulisan kalimat itu sendiri.
Menyampaikan kalimat itu seharusnya dengan lugas dan mudah di pahami.

B. Unsur-unsur Kalimat
Gabungan dari bagian-bagian kalimat akan membentuk suatu kalimat yang
mengandung arti. Adapun bagian-bagian inti kalimat antara lain SPOK3 menurut
saya, Dalam pola kalimat dasar itu harus ada Subjek(S),Prediket(P),Objek(O) dan
Keterangan (K).Yang merupakan unsur pembangun sebuah kalimat.

1. Subjek
Subjek adalah unsur yang perlu dijelaskan dengan cara menjawab pertanyaan
siapa atau apa unsur yang dijelaskan itu4. Menurut saya, subjek ialah bagian kalimat
yang menunjukkan sasarannya seperti pelaku,tokoh,sosok(benda),atau sesuatu hal
yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.Subjek pada umumnya berupa kata benda
seperti nama orang, binatang. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mengetahui keberadaan subjek kalimat.
a. Mempergunakan pertanyaan ,siapa atau apa. Contohnya
1).Mahasiswa sedang berdiskusi

Dengan menerapkan formula diatas maka pertanyaan ‘Siapa yang sedang


berdiskusi?’ Jawabannya tentu adalah ‘Mahasiswa’.

Subjek dari kalimat diatas adalah Mahasiswa.

2).Di toko itu telah dijual pakaian-pakaian bekas

3
Ali,Lukman dkk, Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia.(Jakarta:Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa,1991).,hlm.25-31
4
M.Zubad Nurul Yaqin,Bahasa Indonesia dan Keilmuan,(Malang: UIN Maliki Press
Malang,2011).hlm.49

3
Dengan menerapkan formula pertanyaan formula diatas maka pertanyaan ,
’Apa yang dijual di toko itu?’ dan jawabannya adalah ‘Pakaian-pakaian bekas’. Jadi
jelas sekali bahwa itulah subjek kalimatnya.

b). Menemukan ciri ketakrifannya, yatitu kepastian ( definiteness ). Bentuk


kebahasaan yang belum pasti harus dibuat pasti atau takrif dengan cara
menambahkan akata ‘itu’ atau ‘ini’ atau ‘tersebut’.
Contohnya:
Buku itu menambah wawasan ,dapat dengan jelas kita pahami bahwa Subjek
kalimat tersebut adalah ‘Buku’.

c). Apabila ditemukan sebuah kalimat pasif, maka bagian yang diawali dengan kata
‘bahwa’ merupakan subjek kalimat.

Contohnya:

Setelah diselidiki, polisi dapat mengetahui bahwa penyebab kecelakaan itu


adalah kelalaian pengendara motor.
Jadi subjek kalimat diatas adalah ‘bahwa penyebab kecelakaan itu adalah
kelalaian pengendara motor’.

d). Penanda lain yang dapat digunakan adalah adanya penghubung pewatas ‘yang’.
Contohnya:

Siswa yang terlambat itu dihukum oleh guru penegak disiplin.

Jadi subjek kalimat diatas adalah ‘Siswa yang terlambat itu’. Tidak didahulai
preposisi, seperti dari,dalam,di,ke,kepada,pada.

2. Predikat
Prediket adalah unsur yang menjelaskan keadaan atau perilaku subjek
dengan cara menjawab pertanyaan mengapa atau bagaimana5 Menurut saya, Predikat
merupakan bagian kalimat yang memberitahu (tindakan)apa atau dalam keadaan

5
(Ibid.hlm.49)

4
bagaimana subjek dalam suatu kalimat.Predikat digunakan untuk menjawab
pertanyaan mengapa dan bagaimana.Predikat biasanya merupakan kata kata
kerja.Misalnya memasak, bermain, bernyanyi,dll.
Prediket dapat terdiri dari verba ( kata kerja ) dan Adjektiva ( kata sifat ).
Penggunaan prediket biasanya terdapat setelah subjek, karena prediket menjelaskan
keadaan dari subjek tersebut.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan
prediket.6
1. Mengidentifikasi prediket dengan formula pertanyaan
 contohnya: Anti terjatuh dari lantai tiga. Yang merupakan prediket pada
kalimat diatas adalah ‘terjatuh’ karena berdasarkan identifikasi formula
pertanyaannya yaitu “Bagaimana” dan “mengapa”.
2. Mencari kata ‘adalah’ dan ‘ialah’ di dalamnya. Biasanya kata tersebut
digunakan sebagai prediket pada kalimat nominal. Kalimat nominal adalah
kalimat yang prediketnya bukan verba atau kata kerja.
 Contohnya: Jumlah pengunjung Pasar Malam adalah sekitar 200 orang.
Jadi kata ‘adalah’ berfungsi sebagai prediket pada kata tersebut.
3. Mengidentifikasi prediket kalimat dengan cara menegasinya. Prediket yang
berupa kata kerja dan kata sifat ditegaskan dengan kata ‘tidak’, sedangkan jika
prediket kalimat nomina, penegasannya menggunakan kata ‘bukan’.
 Contohnya: Sekolah itu tidak dikenal lagi kecurangannya dalam hal
menyontek saat ujian nasional, Dia bukan karyawan tetap di kantor itu.
4. Verba dan adjektiva yang mejadiprediket dapat diawali dengan kata petunjuk
aspek dan modalitas seperti ‘telah,sudah,belum,sedang, akan, ingin, hendak,
mau’.
 Contohnya: Gempa bumi telah mengguncang Kepulauan mentawai dini
hari. Para tamu sedang menikmati jamuan makan siang.

6
(Kunjana Rahardi,Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,(Jakarta: Erlangga,2009).hlm.80.

5
3. Objek
Objek adalah unsur kalimat yang harus ada dalam kalimat verbal (kalimat
aktif) yang predikatnya terdiri dari kata kerja transitif 7. Menurut saya, objek
merupakan unsur kalimat yang berfungsi sebagai sasaran yang dikenai pekerjaan.
Kata kerja transitif adalah kata kerja yang membutuhkan kehadiran objek,
biasanya berawalan ‘me-‘. Bentuk kata kerja yang berawalan ‘ber-‘ dan berafiks ‘ke-
an’ biasanya tidak memerlukan objek.menurut saya, objek merupakan bagian
kalimat yang melengkapi predikat,dan sesuatu yang dikenai tindakan oleh
objek.sama seperti subjek,objek dapat berupa kata kata benda.

Objek kalimat tidak akan hadir di dalam kalimat apabila:

a) Tidak terdapat kalimat pasif.


b) Kalimat itu merupakan kalimat dengan verba aktif transitif.

Ciri-ciri objek,sebagai berikut:


a) Objek berada langsung di belakang predikat
Contoh:
o Reti merekapitulasi resep-resep di apotik.
o Fifi membagikan sumbangan.
b) Objek dapat menjadi subjek pada kalimat pasif, ditandai dengan
perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat
pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba
predikatnya.Predikatnya berawalan di-
Contoh:
o Resep direkapitulasi oleh Reti
o Sumbangan itu dibagikan oleh Fifi
c) Bentuk kebahasaan itu tidak dapat diawali dengan preposisi atau kata
depan.
Contoh:

7
Zubad Nurul Yaqin,Bahasa Indonesia Keilmuan,(Malang: UIN Maliki Press Malang,2011).hlm.49

6
o Jeje menyusun laporan.
o Fika mengedit foto.

4. Pelengkap
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang harus ada pada kalimat verbal
intransitif, yang menghendaki unsur yang melengkapinya.8 Menurut saya, pelengkap
itu memberi penjelasan lebih jauh dari makna suatu kalimat, berbeda dengan
keterangan, unsur pelengkap tidak memerlukan kata hubung sebelumnya.

Ciri-ciri pelengkap :

a. Terletak di belakang prediket, biasanya masih dapat disisipi unsur lain, yaitu
objek. Contoh:
1.Niken membelikan saya buku baru.
2.Andi berjualan koran.
b. Tidak didahului preposisi
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan, sebagai berikut:
a. Bersifat wajib karena melengkapi kata kerja dalam kalimat.
b. Tidak didahului dengan preposisi.
c.Terdapat di belakang prediket.
Berkenaan dengan hal tersebut,dapat dikembangkan sebagai berikut:
1.Andi berjualan koran.
2.Andi menjual koran.
Dapat kita lihat perbedaan antara pelengkap dan objek di dalam kalimat. Pada
kalimat satu (1) bentuk koran adalah pelengkap. Bentuk kebahasaan itu melengkapi
verba yang bercirikan aktif intransitif. Sebaliknya di dalam kalimat dua (2) bentuk
koran adalah objek kalimat, karena verba pada kalimat bersifat transitif. Jadi dapat
disimpulkan bentuk kebahasaan itu adalah pelengkap yang ditandai dengan verba
yang mendahuluinya berawalan ‘ber-‘, selain itu bentuk berafiks ‘ke-an’ seperti
‘kehilangan’, ’kedatangan’, ’kemasukan’, ’kerampokan’, juga diikuti oleh
pelengkap.

8
(ibid,jln,49)

7
Perbedaan antara pelengkap dan objek terletak pada kalimat pasif. Pelengkap
tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam
kalimat pasif, objek lah yang menjadi kalimat pasif, bukan pelengkap.

5. Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan prediket.
Dalam kalimat posisi unsur keterangan ini dapat dipindah-pindahkan, biasanya
terdapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. 9 Unsur keterangan tidak wajib
hadir, maka keterangan dapat disebut sebagai unsur luaran atau periferal. Adapun
fungsinya untuk menambahkan informasi pada kalimat itu.10

Menurut saya, keterangan merupakan bagian kalimat yang menerangkan


bagian kalimat yang lainnya.Unsur kalimat berfungsi untuk menerangkan S,P,O dan
Unsur kalimat yang tidak menduduki subjek,objek, predikat,dan pelengkap dapat
perkirakan menduduki fungsi keterangan.

Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa ciri-ciri dari keterangan,


sebagai berikut:
1. Tidak terikat posisi, maksudnya keterangan bersifat mana suka, biasa
terdapat dimana saja. Posisi keterangan cenderung lebih bebas dan tidak
terikat.
2. Keterangan di awali preposisi atau kata depan, berbeda dengan unsur lainnya
seperti subjek, predikat dan objek yang tidak boleh diawali dengan preposisi.

Keterangan dibedakan berdasarkan perannya dalam sebuah kalimat, berikut


adalah jenis-jenis keterangan.:
i. Keterangan waktu, adalah keterangan berupa kata, frasa, atau anak kalimat
yang menyatakan waktu. Keterangan berupa kata, seperti, kemarin, besok,
sekarang, lusa, kini, siang, dan malam. Sedangkan keterangan waktu berupa
frasa seperti, kemarin pagi, hari senin, 14 Januari dan minggu depan.
Keterangan waktu berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor seperti,
setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika. Contoh:
9
(Ibid.hlm.49)
10
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,(Jakarta: Erlangga,2009).hlm.48

8
1.Gempa mengguncang Kota Padang pada sore hari.
2.Gempa mengguncang Kota Padang pada 30 September 2009.
tersebut masih menimbulkan luka mendalam bahkan 8 tahun setelah
peristiwa itu terjadi.
b. Keterangan tempat, berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai
oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam. Contoh :
1.Minda tinggal di pemukiman yang kumuh itu.
2.Ayah memanggil Angga yang masih mengurung diri dalam kamarnya.
c. Keterangan cara dapat berupa kata ulang frasa atau anak kalimat yang
menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai dengan
kata dengan atau secara. Keterangan kata yang berupa anak kalimat
ditandai oleh kata dengan dan dalam. Keterangan cara yang berupa kata
ulang merupakan perulangan adjektiva. Contoh:
1.Pencuri itu berlari dengan cepat.
2.Mutiara keluar dari rumah itu secara diam-diam.
d. Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat yang menyatakan
sebab. Seperti karena. Contoh:
1.Atika menangis karena terjatuh dari sepeda
2.Tanah perbukitan itu menjadi longsor karena penebangan liar
e. Keterangan tujuan, yaitu menambahkan kata informasi tujuan pada
kalimat, seperti untuk,supaya dan agar. Contoh:
1.Andri belajar sepanjang malam supaya naik kelas.
2.Atika menyirami bunga agar tumbuh subur.
f. Keterangan aposisi, berupa memberi penjelasan nomina, misalnya
subjek atau objek. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang
diterangkan. Keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (-) atau
tanda kurang. Contohnya:
1.Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
g. Keterangan tambahan, berupa memberi penjelasan nomina (subjek atau
objek). Keterangan tambahan berbeda dengan aposisi, keterangan ini

9
tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Keterangan
tambahan bercetak miring. Contoh:
a.Siska, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
h. Keterangan pewatas, berupa memberikan pembatas nomina. Misalnya
subjek, prediket, objek, keterangan atau pelengkap. Contoh:
1.Mahasiswa yang mempunyai IP lebih dari tiga mendapat beasiswa.

Menurut saya unsur pada kalimat sangat harus di perhatikan. Peletakan


unsur pada sebuah kalimat akan mempengaruhi kelugasan pada sebuah kalimat
yang akan kita sampaikan. Penulisan dan penempatan subjek yang benar akan
membuat orang yang menerima kalimay dari kita mudah di pahami. Begitu juga
ketika kita meletakkan objek yang benar pada suatu kalimat juga akan memberikan
makna yang sesuai dengan informasi yang akan di sampaika .

C. Jenis-jenis Kalimat

A. Kalimat Berdasarkan Pengucapan

Berdasarkan pengucapannya Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis,


sebagai berikut:11 Menurut saya, jenis kalimat adalah gabungan dari beberapa kata
yang mengungkapkan suatu maksud berdasarkan penyampaiannya. Jenis kalimat ini
dapat memberikan kejelasan penyampaian pada kalimat yang akan di sampaikan.
Dengan memahami jenis kalimat yang ada pada tata bahasa indonesia seseorang
akan dapat menyerap informasi yang ia baca atau dengar dengan baik. Menurut Ali
Lukman, dkk. Jenis kalimat ini terbagi atas

1. Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang.
Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana

11
Ali, Lukman,dkk,op.cit.,hlm. 41.

10
ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda
petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.Contoh:

Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”

Anik mengatakan,"bunga ini akan ditanam di pot"

"Slamet membawa buah buahan ini untuk kita"ujar Dono penulisan kalimat
langsung biasanya akan di tandai dengan tanda petik. Tanda petik merupakan salah
satu tanda baca yang biasanya akan di gunakan ketika penyampain informasi yang
digunakan merupakan kalimat langsung. Atai penyampain melalui lisan dan dapat
di dengar langsung oleh penerima pesan tersebut. Kalimat langsung biasanya berupa
kalimat tanya seperti :

" Siapa yang memberikan buku itu kepada kamu ?" tanya ibu kepada Ani

atau bisa juga berupa kalimat perintah seperti:

" Silahkan anda duduk di depan saya" minta buk Niken pada salah satu karyawan
nya.

1. Kalimat Tak Langsung


Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau
perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik
dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita . Kalimat tidak langsung biasanya
berupa kalimat berita yang di sampaikan oleh orang lain terhadap perkataan atau
permyataan orang lain.

Contoh: : Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.

Annisa sangat terharu dengan berita yang di sampaikan dian bahwa ibunya
telah meninggal dunia dua bulan yang lalu.

11
B. Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:12 menurut saya,jenis kalimat


berdasarkan struktur gramatikal yaitu kalimat yang disusun diikuti kaidah bahasa
Indonesia yang berlaku

1. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri
dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar
sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-
kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola
pembentukannya.Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:

a. KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)

Contoh: Victoria bernyanyi

Ratih bermain

S P

b. KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)

Contoh: Ika sangat rajin.

Rian sangat tampan

S P

c. KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)

Contoh: Masalahnya seribu satu.

Pernyataannya beribu- ribu

S P
12
Finoza,Lamuddin,op.cit.hlm.164,

12
Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda,


contoh : Saya siswa kelas VI, Saya adalah mahasiswa.
2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja, contoh :
Adik bernyanyi.

Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata


pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari
kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua
puluh atau lebih.

Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:

1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali,


sekeliling kota.
2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan,
kemarin sore, minggu kedua bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan
undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya,
sepatutnya.
5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati,
seenaknya saja, selekas mungkin.
6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi
mereka.
8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti:
penerima Sepatu Emas, David Beckham.
10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang
memperhatikan rakyat.

13
2. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling
berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan
atas 3 jenis, yaitu:13 Menurut saya, kalimat majemuk adalah kalimat yang
merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal.Kalimat majemuk yang
sekurang kurangnya yang terdiri atas subjek dan dua Predikat.

1. Kalimat majemuk setara (koordinatif),yaitu penggabungan dua kalimat atau


lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan
kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima
macam, yakni:
 Kalimat Majemuk Setara Penggabungan: Menggunakan kata
penghubung `dan`. Contoh, Adik bermain dan ibu menyapu dipelataran
rumah.
 Kalimat Majemuk Setara Penguatan: Menggunakan kata penghubung
`bahkan`. Contoh, Anita tidak membalas SMS dariku bahkan saat aku
telepon ke HP-nya.
 Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: Menggunakan kata penghubung
`atau`. Contoh, Adik menjadi bingung saat memilih ikan bakar atau ikan
goreng.
 Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: Menggunakan kata penghubung
`tetapi`, sedangkan`, `melainkan`. Contoh, Amir tidak pergi ke stasiun
tetapi ke terminal, Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu:
Menggunakan kata penghubung `kemudian`, `lalu`, `lantas`.
2. Kalimat Majemuk Bertingkat, yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih
kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk
bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat
timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Contoh:
Induk Kalimat: Kemarin Mbok Minul mencuci baju. Selanjutnya kata
`kemarin` yang menduduki pola keterangan, diperluas menjadi anak kalimat
yang berbunyi: Ketika matahari berada di ufuk timur. Maka penggabungan
13
Ali, Lukman,dkk ,op.cit.,hlm.164

14
induk kalimat dan anak kalimat berdasarkan kalimat di atas menjadi: Mbok
Minul mencuci baju ketika matahari berada di ufuk timur.
3. Kalimat Majemuk Campuran, yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara
dan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat
majemuk taksetara (bertingkat) dan Kalimat majemuk setara.Sekurang-
kurangnya terdiri dari tiga kalimat. Contoh: Tomi sedang bermain dengan
Kevin, dan Rina membuat kue di dapur, ketika Juminten datang ke
rumahnya.

C. Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsinya

Sesuai Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (2003:337) disebutkan


berdasarkan bentuk atau kategori sintaksisnya kalimat dibedakan atas empat
macam,yaitu :

(1)kalimat berita (deklaratif),

(2) kalimat tanya(introgatif),

(3) kalimat perintah (imperatif),dan

(4) kalimat seru (ekslamatif).14

Menurut saya,jenis kalimat berdasarkan fungsinya itu dapat dirinci menjadi


kalimat pernyataan, kalimat perintah, kalimat tanya, dan kalimat seruan.semua jenis
kalimat itu dapat disajikan dalam bentuk kalimat positif dan negatif.Dalam
pengucapan intonasi yang khas dapat menjelaskan kapan kita berhadapan dengan
salah satu jenis kalimat tersebut.

1. Kalimat Berita(deklaratif)

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam


penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya
dilakukan dengan intonasi menurun.

14
Lamuddin Finoza.,op.cit.hlm.159.

15
Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan. Kaliamat berita
teridiri dari kalimat berita kepastian, kalimat berita pengingkaran, kalimat berita
kesangsian, dan kalimat berita bentuk lainnya.

Macam-macam kalimat berita :

1. Kalimat berita kepastian


 Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
2. Kalimat berita pengingkaran
 Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
3. Kalimat berita kesangsian
 Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
4. Kalmat berita bentuk lainnya
 Contoh : Kami tidak tahu mengapa dia datang terlambat.

2. Kalimat Tanya (introgatif)

Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu


informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda
tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi
menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan,
siapa, mengapa.

Kalimat tanya biasanya akan di gunakan pada kalimat langsung, kalimat


tanya ini biasa kita jumpai pada dialog. Kata tanya biasanya memilki objek berupa
benda, tempat dan lainya. Contoh:

 Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan desainnya?


 Kapan Becks kembali ke Inggris?
 Siapa dosen yang akan mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kita
semester depan ?
 Mengapa anda tidak masuk sekolah kemarin ?
 Dimana letak taman putroe pang ?

16
3. Kalimat Perintah (Imperatif)

Kalimat perintah (imperatif) dipakai untuk menyuruh dan melarang orang


berbuat sesuatu. Kalimat perintah berintonasi menurun dan diakhiri tanda titik (.)
atau seru (!). Kalimat perintah dapat dipilah lagi menjadi kalimat perintah
suruhan,kalimat perintah halus,kalimat perintah permohonan,kalimat perintah ajakan
dan harapan,kalimat perintah larangan,dan kalimat perintah pembiaran. Contoh :

1) Tolonglah bawa motor ini ke bengkel.(k.perintah halus)


2) Buka pintu itu! (k.perintah suruhan)
3) Jangan buang sampah di sungai itu! (k.perintah larangan)
4) Mohon hadiah ini kamu terima. (k.perintah permohonan/permintaan)
5) Ayolah, kita belajar. (k.perintah ajakan dan harapan)
6) Biarlah dia pergi bersama temannya. (k.perintah pembiaraan)

4. Kalimat Seru (ekslamatif)

Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan


perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan
intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda
titik (.) dalam penulisannya.

Contoh:

a. Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.

b.Bukan main, eloknya.

D. Jenis kalimat berdasarkan Unsur Kalimat


Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:15

15
Finoza, Lamuddin,op.cit.hlm164

17
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu
buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat
lengkap.

Contoh :

 Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas selama dua jam.


S P K

 Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam ketika pergi kerumah ku.
S P O

2. Kalimat Tidak Lengkap


Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya
memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja.
Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan,
ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.

Contoh: Selamat sore, Silakan Masuk!

Kapan menikah?

Kapan pulang ?

Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak memilkinunsur lengkap


seperti kalimat lengkap. Jika kalimat lengkap terdiri dari unsur kalimat seperi
subjek, objek, predikat dan keterangan. Namun pada kalimat tidak lengkap hanya
memilki beberapa unsur saja dalam satu kalimat.

Misalnya subjek dan objek saja namun tidak memiliki objek atau sebaliknya.
Kalimat tidak lengkap.ini biasa di gunaka. Sebagai kalimay sapaan, namun akan
sangat tidak epektif digunakan untuk menyampaikan kalimat berita.

18
E. Jenis Kalimat menurut Susunan Subjek dan Predikatnya

Jenis kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya dapat dibagi


menjadi dua yuitu : kalimat versi dan kalimat inversi.

(a) Kalimat Versi

Kalimat versi adalah kalimat yang berpola S-P. Kalimat ini bisa dikatakan
sama dengan kalimat tunggal tunggal yang mempunyai satu klausa.Kalimat ini
memiliki unsur atau pola kalimat yang membentuk pola berurutan,yakni S-P-O-K.

Contoh :

 Dokter menangani pasien itu dengan baik.


 Mereka bersalaman.

(b) Kalimat InversiI

Kalimat inversi adalah kalimat yang P-nya mendahului S sehingga


membentuk pola P-S.Selain merupakan variasi dari pola S-P,ternyata kalimat
berpola P-S dapat memberi penekanan atau ketegasan makna tertentu.Memang kata
atau frase yang pertama muncul dalam tuturan bisa menjadi kata kunci yang
mempengaruhi makna.Biasanya penulisan kalimat inversi selalu beriringan dengan
kalimat versi dan merupakan penekanan terhadap makna dari sebuah kalimat.

Contoh :

 Matikan televisi itu.


 Tidak terkabul permintaannya.

19
. F.Jenis kalimat berdasarkan Subjeknya

a. Kaliamat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu
pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang
berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang
tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali
makan dan minum).

Contoh: Mereka akan berangkat besok pagi.

Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:

1) Kalimat Aktif Transitif

Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita
(O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah
menjadi kalimat pasif.

Contoh: Eni mencuci piring.

. S P O

2) Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek
penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang
berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi
kalimat pasif. Contoh:

– Mereka berangkat minggu depan.

. S P K

3) Kalimat Semi Transitif

Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh
pelengkap bukan objek.

20
Contoh:

– an kehilangan pensil.

. S P Pel.

b . Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan.


Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan
diikuti oleh kata depan oleh. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1) Kalimat Pasif Biasa

Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada
kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an. Contoh:

– Piring dicuci Eni.

S P O

2) Kalimat Pasif Zero

Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat


berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini
berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat
berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini
berhubungan dengan kalimat baku. Contoh:

– Ku pukul adik.

O2 P S

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :

 Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.


 Awalan me- diganti dengan di-.Tambahkan kata oleh di belakang predikat.
jika subjek kalimat aktif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat
dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.

21
E. Kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca
secara tepat pula.Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki
kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca.
Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran
penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami
pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh
penulis atau pembicaranya.16

Menurut saya,Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan


gagasan penuturan/penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar
atau pembaca.Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah,jelas,lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis dan pembaca.

Pengertian menurut ahli :

 Menurut Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi : Kalimat efektif dipahami


sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi
tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
 Menurut Arifin : Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria
jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca.
 Menurut Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan : Kalimat efektif adalah kalimat
yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara
tepat.
 Menurut Abdul Rozak : Kalimat Efektif adalah kalimat yang mampu
membuat isi atau maksud yang disampaikan dengan lengkap dalam
pikiran pembaca persis seperti apa yang disampaikan.[8](Siti Maryati,
kalimat efektif dan ciri-ciri nya, diunggah dari http://
repository.ump.ac.id /2470/3/SITI%20 MARYATI%20 BAB%2011.)

16
Razak, Abdul.Kalimat Efektif.(Jakarta: Gramedia.1985.,hlm.5

22
Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas,
dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Kalimat efektif haruslah
memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran
pendengar atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau
pembicara.(pengertian kalimat efektif diunggah dari
http://digilib.Unila.ac.id./5861/17/BAB%2011.pdf.)

Penggunaan EYD Yang Benar

A. Pengertian EYD
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaaan bahasa Indonesia yang berlaku
sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaaan Republik atau
Ejaaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa
dengan menggunakan huruf,kata,dan tanda baca sebagai Ejaaan mengatur
keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi
oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam
bahasa tulis.

Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu :

1. Penulisan huruf
Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana
melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar hubungan antara lambang-
lambang baik pemisahan maupun penggabungan.17Bunyi ejaan huruf dari masa
kemasa terus mengalami perubahan yang mulanya pada tahun 1901 menggunakan
ejaan Van Ophuisjen yang memiliki penulisan beberapa huruf yang khas, yaitu:

 Huruf oe untuk menuliskan kata-kata kamoe, iboe, restoe, dan lain-lain.


 Huruf ‘ digunakan dalam menuliskan kata-kata ta’zim ’akal, ta’, ma’mur,
ra’yat, dan lain-lain.
 Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, sajang, bajangan, saja (aku),
danlain–lain.
17
Arifin,Zainal dan Tasai,Amran, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi,Jakarta,Akademika pressindo,2003,hlm.170

23
Periode salanjutnya ialah ejaan Soewandi yang diresmikan pada tanggal 19
Maret 1947 memiliki beberapa penulisan huruf yang khas, yaitu:

1) Huruf u digunakan untuk menggantikan huruf oe dalamm ejaan van


Ophuisjen. Huruf u digunakan dalam kata-kata sayu, rayu, kayu, kamu, dan
lain-lain.
2) Huruf k dipergunakan untuk menggantikan huruf ‘ dalam ejaan van
Ophuisjen. Huruf k digunakan dalam menulis kata-kata rakyat, tak, takzim,
dan lain-lain.
3) Perangkaian penulisan awalan di dengan kata benda yang mengikutinya,
seperti dikampus, dimasjid, dan dikelas.

Disamping itu, ejaan soewandi juga mempergunakan huruf-huruf berikut:

1) dj untuk menuliskan kata djalan, djadwal, djaja, dan sebagainya.


2) tj untuk menuliskan kata-kata tjahaya, tjara, tjermin, dan sebagainya.
3) nj untuk menuliskan kata-kata njonja, kenjang, dan njata.

Dengan berlakunaya Ejaan yang Disempurnakan, terjadi beberapa perubahan


penulisan huruf. Perubahan tersebut antara lain:

1) Penulisan awalan di yang sebelumnya dirangkai dengan kata yang


mengikutinya, kemudian dipisahkan, contoh: di rumah, di perpustakaan, dan
di kebun.
2) Perubahan lambang-lambang bunyi (huruf), yaitu :
 dj berubah menjadi j, contoh jalan, jasa, dan jual.
 tj berubah menjadi c, contoh cerita, cara, dan cacat.
 nj berubah menjadi ny, contoh nyata, menyesal, dan tanya.

Penulisan huruf dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan


mendapatkan penjelasan yang rinci untuk menciptakan keseragaman dalam
penulisannya. Ejaan yang Disempurnakan meletakkan kaidah-kaidah yang jelas
mengenai begaimana huruf-huruf herus di tulis dalam suatu kalimat.18

18
Rumaningsih, Endang,Mahir Berbahasa Indonesia, Semarang,Rasail,2006,hlm.78-79.

24
1. Penulisan huruf kapital

Huruf kapital (huruf besar) adalah huruf-huruf A,B,C,D,E, dst. Kaidahkaidah


EYD yang berkaitan dengan penulisan huruf kapital adalah :

1) Huruf kapital ditulis pada awal kalimat dan awal kalimat yang merupakan
petikan langsung,
 contoh: Keadilan adalah sebuah konsep yang abstrak. Rasulullah
berkata “Perbuatan manusia bergantung pada niatnya”
2) Huruf kapital digunakan untuk awal nama orang, gelar kehormatan yang
diikuti nama orang dan kata sebutan yang diikuti dengan nama orang,
 contoh: Sayyid Qutb adalah seorang ahli tafsir kenamaan.

Sebutan yang menggantikan nama orang atau untuk menyebut orang secara
langsung mempergunakan huruf kapital, contoh: Kami harap Saudara bisa menerima
tugas itu dengan baik.

Akan tetapi:

Gelar dokter tetap ditulis dengan huruf kecil, contoh: Setelah menempuh
pendidikan S3, putra pak Ari menyandang gelar Doktor raharjo, sedangkan putrinya
yang lulus dari S1 kedokteran menyandang gelar dokter.

3) Huruf kapital digunakan dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusan agama,
seperti kitab suci, hari raya dan Tuhan,
 contoh: Pada Fakultas Ushuluddin diajarkan perbandingan agama
sehingga mengenal agama Hindu, Kristen, Bhuda, maupun Yahudi.

4) Huruf kapital digunakan untuk menulis nama negara, bangsa, dan suku
contoh: Ahmad berasal dari negara Thailand

Tetapi:

25
Pisang, khususnya pisang ambon sangat baik untuk pencernaan. satu bahan untuk
membuat dawet adalah gula jawa.

5) Huruf kapital digunakan untuk menyebut nama-nama hari, bulan tahun dan
peristiwa bersejarah, contoh: Setiap tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia
memperingati Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
6) Huruf kapital digunakan untuk menyebut nama-nama khas letak geografis,
contoh : Pernahkah kalian mendengan Air Terjun Niagara?
7) Huruf kapital digunakan dalam lambang pemerintahan dan dokumentasi
resmi, contoh: Dewan Perwakilan Rakyat mengadakan dengar pendapat
denagn mentri kehutanan. [
8) Huruf kapital digunakan dalam judul buku, skripsi, tesis, disertasi, artikel,
berita koran dan berita majalah, contoh: Novel Anak Semua Bangsaadalah
karya satrawan besar Indonesia, Pramudya Ananta Toer.

Catatan:

Kata-kata di, ke, dari, yang, dan untuk yang terdapat dalam judul, kecuali yang
berada di awal kalimat, ditulis dengan huruf kecil.

2. Huruf Miring (Italic)

Huruf miring digunakan untuk hal-hal berikut:

a .Penulisan judul karya ilmiah, novel, artikel, dan berita,

contoh: Buku Islam karya Fazlur Rahma menyajikan analisis yang mendalam
mengenai berbagai bidang agama Islam melalui pendekatan sejarah.

b.Penegasan dan pengkhususan huruf, kata, atau kelompok kata,

contoh: Ejaan Soewardi menggunakan huruf tj untuk kata-kata tjatat dan tjatjat,
sedangkan EYD menggunakan huruf c untuk kata-kata diatas.

26
c. Penulisan istilah ilmiah atau istilah-istilah asing yang belum diadopsi atau
diadaptasi oleh Bahasa Indonesia,

contoh: Para ulama menentukan awal Ramadan dan Idul Fitri dengan hisab dan
rukyah.

2. Penulisan Kata

Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata.

1) Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau
tahu.
2) Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan) Imbuhan
(awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh:
bergeletar, dikelola.
Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung
boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi

Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk
memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan. salah satu unsur
gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh:
adipati, mancanegara.

Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung.
Contoh: non-Indonesia.

3) Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung,


baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak,
buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur,
ramah-tamah).
4) Gabungan kata atau kata majemuk

27
Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar,
orang tua, ibu kota, sepak bola.

Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan


pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh:
alat pandang-dengar, anak-istri saya.

Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian
Gabungan kata yang ditulis serangkai.

5) Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki,
kauambil, bukumu, miliknya.

6) Kata depan atau preposisi (di, ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah
lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari
Surabaya.

7)Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si
kancil.

8)Partikel

Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah,
apatah. Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti
adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.

Partikel per- yang berarti “mulai”, “demi”, dan “tiap” ditulis terpisah.
Contoh: per 1 April, per helai.

9 )Singkatan dan akronim.

Akronim dan singkatan hanya sebaiknya digunakan sebagai judul jika hal
tersebut jauh lebih terkenal daripada kepanjangannya (misalnya AIDS vs. Acquired
Immune Deficiency Syndrome, radar vs. Radio Detection and Ranging). Seringkali
suatu singkatan yang terkenal kepanjangannya menggunakan bahasa asing sehingga

28
penutur bahasa Indonesia yang terbiasa menggunakan akronim/singkatan yang telah
diserap dalam bahasa Indonesia tersebut lebih terbiasa dengan singkatannya.

Hal ini juga patut dicermati. Contoh adalah ASEAN vs. Perhimpunan
Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. Untuk beberapa judul artikel pembaca dalam bahasa
Indonesia mungkin akrab dengan lebih dari satu varian nama, misalnya Perserikatan
Bangsa-Bangsa, PBB, United Nations, UN, yang semuanya menunjuk ke entitas
yang sama.

Sebisa mungkin jika kepanjangan suatu akronim dijadikan judul artikel maka
perlu dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia, jika ada, maka sebaiknya
padanan tersebutlah yang dijadikan judul artikel tersebut, misalnya UNESCO vs.
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-
Bangsa. Akronim atau singkatan yang terdiri dari dua atau tiga huruf tidak sebaiknya
dijadikan judul, kecuali untuk kasus-kasus istimewa, karena akronim dan singkatan
yang terdiri dari dua atau tiga huruf dapat memiliki kepanjangan lebih dari satu
dalam bahasa-bahasa yang berbeda. Anda disarankan untuk meneliti di
abbreviations.com atau di Wikipedia bahasa Inggris yang lebih lengkap daripada
Wikipedia bahasa Indonesia.

29
KDPUEalimsonufekrt-
30

Anda mungkin juga menyukai