PENULISAN ILMIAH
Dosen Pembimbing :
M. ANZAIKHAN, M.AG.
Disusun oleh:
HASNA (190301045)
Prodi : Aqidah dan Filsafat Islam
Dalam pengertian tersebut,ejaan hanya terkait pada tata tulis yang meliputi
pemakaian huruf, penulisan kata, termasuk penulisan kata atau istilah serapan,dan
pemakaian tanda baca.Dalam bacaan tidak terdapat kaidah pemilihan kata atau
penyusunan kalimat.umumnya cakupan bahasan ejaan membicarakan:
Menurut saya, ejaan merupakan hal yang penting dalam pelajaran bahasa
Indonesia yang mempelajari keseluruhan peraturan dalam melambangkan bunyi-
bunyi (kata, kalimat dll) dalam bentuk tulisan serta tanda baca yang keseluruhannya
mengatur cara menuliskan bahasa. Selama ini banyak orang indonesia yang
menggunakan bahasa indonesia yang belum sesuai dengan kaidah ejaan yang telah
di tentukan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia.
1
Alfian Rokhmansyah,dkk, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.(Semarang:Unnes
Press,2018).,hlm.19.
1
Pemakaian huruf yang saat penulisan kata sering di abaikan oleh kalangan
masyarakat indonesia sendiri. Misalnya kata "subjek " sangat tidak jarang di rubah
menjadi kata /" sabjek" ketika di eja kan oleh kita orang indonesia sendiri. Begitu
pula hal nya dengan kata " apotek" berubah menjadi kata " apotik" dan lain
sebagainya.
Menurut saya, Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang
menghasilkan suatu pengertian dari pikiran, perasaan dan ungkapan dan biasanya
kalimat akan di akhiri dengan tanda titik untuk kalimat berupa berita atau informasi,
tanda tanya untuk kalimat tanya, tanda seru untuk kalimat perintah dan lain
sebagainya. Selain itu Kalimat biasanya akan di awali dengan hurup kapital dan
akan memiliki makna berupa informasi yang akan di sampaikan kepada orang lain.
Penempatan kalimat harus di perhatikan, baik pada saat penyampaian secara lisan
atau secara tulisan. Makna dari sebuah kalimat akan sampai ketika kalimat tersebut
tersusun dengan baik, dan benar.
2
Prof.A.Hamid Hasan Lubis,Jenggala Bahasa Indonesia,(Bandung:Angkasa,1993)hlm. 126.
2
Kalimat merupakan salah satu unsur bahasa yang sangat banyak di sepelekan
oleh masyarakat indonesia sendiri. Baik dalam hal kepenulisan atau penyampaian
pesan secara lisan atau tulisan. Dalam menulis kaliamat atau dalam menyampaikan
sebuah kalimat baik berupa kalimat perintah, kalimat tanya, kalimat berita sudah
sewajarnya masyarakat memperhatikan kebenaran kepenulisan kalimat itu sendiri.
Menyampaikan kalimat itu seharusnya dengan lugas dan mudah di pahami.
B. Unsur-unsur Kalimat
Gabungan dari bagian-bagian kalimat akan membentuk suatu kalimat yang
mengandung arti. Adapun bagian-bagian inti kalimat antara lain SPOK3 menurut
saya, Dalam pola kalimat dasar itu harus ada Subjek(S),Prediket(P),Objek(O) dan
Keterangan (K).Yang merupakan unsur pembangun sebuah kalimat.
1. Subjek
Subjek adalah unsur yang perlu dijelaskan dengan cara menjawab pertanyaan
siapa atau apa unsur yang dijelaskan itu4. Menurut saya, subjek ialah bagian kalimat
yang menunjukkan sasarannya seperti pelaku,tokoh,sosok(benda),atau sesuatu hal
yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.Subjek pada umumnya berupa kata benda
seperti nama orang, binatang. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mengetahui keberadaan subjek kalimat.
a. Mempergunakan pertanyaan ,siapa atau apa. Contohnya
1).Mahasiswa sedang berdiskusi
3
Ali,Lukman dkk, Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia.(Jakarta:Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa,1991).,hlm.25-31
4
M.Zubad Nurul Yaqin,Bahasa Indonesia dan Keilmuan,(Malang: UIN Maliki Press
Malang,2011).hlm.49
3
Dengan menerapkan formula pertanyaan formula diatas maka pertanyaan ,
’Apa yang dijual di toko itu?’ dan jawabannya adalah ‘Pakaian-pakaian bekas’. Jadi
jelas sekali bahwa itulah subjek kalimatnya.
c). Apabila ditemukan sebuah kalimat pasif, maka bagian yang diawali dengan kata
‘bahwa’ merupakan subjek kalimat.
Contohnya:
d). Penanda lain yang dapat digunakan adalah adanya penghubung pewatas ‘yang’.
Contohnya:
Jadi subjek kalimat diatas adalah ‘Siswa yang terlambat itu’. Tidak didahulai
preposisi, seperti dari,dalam,di,ke,kepada,pada.
2. Predikat
Prediket adalah unsur yang menjelaskan keadaan atau perilaku subjek
dengan cara menjawab pertanyaan mengapa atau bagaimana5 Menurut saya, Predikat
merupakan bagian kalimat yang memberitahu (tindakan)apa atau dalam keadaan
5
(Ibid.hlm.49)
4
bagaimana subjek dalam suatu kalimat.Predikat digunakan untuk menjawab
pertanyaan mengapa dan bagaimana.Predikat biasanya merupakan kata kata
kerja.Misalnya memasak, bermain, bernyanyi,dll.
Prediket dapat terdiri dari verba ( kata kerja ) dan Adjektiva ( kata sifat ).
Penggunaan prediket biasanya terdapat setelah subjek, karena prediket menjelaskan
keadaan dari subjek tersebut.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan
prediket.6
1. Mengidentifikasi prediket dengan formula pertanyaan
contohnya: Anti terjatuh dari lantai tiga. Yang merupakan prediket pada
kalimat diatas adalah ‘terjatuh’ karena berdasarkan identifikasi formula
pertanyaannya yaitu “Bagaimana” dan “mengapa”.
2. Mencari kata ‘adalah’ dan ‘ialah’ di dalamnya. Biasanya kata tersebut
digunakan sebagai prediket pada kalimat nominal. Kalimat nominal adalah
kalimat yang prediketnya bukan verba atau kata kerja.
Contohnya: Jumlah pengunjung Pasar Malam adalah sekitar 200 orang.
Jadi kata ‘adalah’ berfungsi sebagai prediket pada kata tersebut.
3. Mengidentifikasi prediket kalimat dengan cara menegasinya. Prediket yang
berupa kata kerja dan kata sifat ditegaskan dengan kata ‘tidak’, sedangkan jika
prediket kalimat nomina, penegasannya menggunakan kata ‘bukan’.
Contohnya: Sekolah itu tidak dikenal lagi kecurangannya dalam hal
menyontek saat ujian nasional, Dia bukan karyawan tetap di kantor itu.
4. Verba dan adjektiva yang mejadiprediket dapat diawali dengan kata petunjuk
aspek dan modalitas seperti ‘telah,sudah,belum,sedang, akan, ingin, hendak,
mau’.
Contohnya: Gempa bumi telah mengguncang Kepulauan mentawai dini
hari. Para tamu sedang menikmati jamuan makan siang.
6
(Kunjana Rahardi,Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,(Jakarta: Erlangga,2009).hlm.80.
5
3. Objek
Objek adalah unsur kalimat yang harus ada dalam kalimat verbal (kalimat
aktif) yang predikatnya terdiri dari kata kerja transitif 7. Menurut saya, objek
merupakan unsur kalimat yang berfungsi sebagai sasaran yang dikenai pekerjaan.
Kata kerja transitif adalah kata kerja yang membutuhkan kehadiran objek,
biasanya berawalan ‘me-‘. Bentuk kata kerja yang berawalan ‘ber-‘ dan berafiks ‘ke-
an’ biasanya tidak memerlukan objek.menurut saya, objek merupakan bagian
kalimat yang melengkapi predikat,dan sesuatu yang dikenai tindakan oleh
objek.sama seperti subjek,objek dapat berupa kata kata benda.
7
Zubad Nurul Yaqin,Bahasa Indonesia Keilmuan,(Malang: UIN Maliki Press Malang,2011).hlm.49
6
o Jeje menyusun laporan.
o Fika mengedit foto.
4. Pelengkap
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang harus ada pada kalimat verbal
intransitif, yang menghendaki unsur yang melengkapinya.8 Menurut saya, pelengkap
itu memberi penjelasan lebih jauh dari makna suatu kalimat, berbeda dengan
keterangan, unsur pelengkap tidak memerlukan kata hubung sebelumnya.
Ciri-ciri pelengkap :
a. Terletak di belakang prediket, biasanya masih dapat disisipi unsur lain, yaitu
objek. Contoh:
1.Niken membelikan saya buku baru.
2.Andi berjualan koran.
b. Tidak didahului preposisi
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan, sebagai berikut:
a. Bersifat wajib karena melengkapi kata kerja dalam kalimat.
b. Tidak didahului dengan preposisi.
c.Terdapat di belakang prediket.
Berkenaan dengan hal tersebut,dapat dikembangkan sebagai berikut:
1.Andi berjualan koran.
2.Andi menjual koran.
Dapat kita lihat perbedaan antara pelengkap dan objek di dalam kalimat. Pada
kalimat satu (1) bentuk koran adalah pelengkap. Bentuk kebahasaan itu melengkapi
verba yang bercirikan aktif intransitif. Sebaliknya di dalam kalimat dua (2) bentuk
koran adalah objek kalimat, karena verba pada kalimat bersifat transitif. Jadi dapat
disimpulkan bentuk kebahasaan itu adalah pelengkap yang ditandai dengan verba
yang mendahuluinya berawalan ‘ber-‘, selain itu bentuk berafiks ‘ke-an’ seperti
‘kehilangan’, ’kedatangan’, ’kemasukan’, ’kerampokan’, juga diikuti oleh
pelengkap.
8
(ibid,jln,49)
7
Perbedaan antara pelengkap dan objek terletak pada kalimat pasif. Pelengkap
tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam
kalimat pasif, objek lah yang menjadi kalimat pasif, bukan pelengkap.
5. Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan prediket.
Dalam kalimat posisi unsur keterangan ini dapat dipindah-pindahkan, biasanya
terdapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. 9 Unsur keterangan tidak wajib
hadir, maka keterangan dapat disebut sebagai unsur luaran atau periferal. Adapun
fungsinya untuk menambahkan informasi pada kalimat itu.10
8
1.Gempa mengguncang Kota Padang pada sore hari.
2.Gempa mengguncang Kota Padang pada 30 September 2009.
tersebut masih menimbulkan luka mendalam bahkan 8 tahun setelah
peristiwa itu terjadi.
b. Keterangan tempat, berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai
oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam. Contoh :
1.Minda tinggal di pemukiman yang kumuh itu.
2.Ayah memanggil Angga yang masih mengurung diri dalam kamarnya.
c. Keterangan cara dapat berupa kata ulang frasa atau anak kalimat yang
menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai dengan
kata dengan atau secara. Keterangan kata yang berupa anak kalimat
ditandai oleh kata dengan dan dalam. Keterangan cara yang berupa kata
ulang merupakan perulangan adjektiva. Contoh:
1.Pencuri itu berlari dengan cepat.
2.Mutiara keluar dari rumah itu secara diam-diam.
d. Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat yang menyatakan
sebab. Seperti karena. Contoh:
1.Atika menangis karena terjatuh dari sepeda
2.Tanah perbukitan itu menjadi longsor karena penebangan liar
e. Keterangan tujuan, yaitu menambahkan kata informasi tujuan pada
kalimat, seperti untuk,supaya dan agar. Contoh:
1.Andri belajar sepanjang malam supaya naik kelas.
2.Atika menyirami bunga agar tumbuh subur.
f. Keterangan aposisi, berupa memberi penjelasan nomina, misalnya
subjek atau objek. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang
diterangkan. Keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (-) atau
tanda kurang. Contohnya:
1.Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
g. Keterangan tambahan, berupa memberi penjelasan nomina (subjek atau
objek). Keterangan tambahan berbeda dengan aposisi, keterangan ini
9
tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Keterangan
tambahan bercetak miring. Contoh:
a.Siska, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
h. Keterangan pewatas, berupa memberikan pembatas nomina. Misalnya
subjek, prediket, objek, keterangan atau pelengkap. Contoh:
1.Mahasiswa yang mempunyai IP lebih dari tiga mendapat beasiswa.
C. Jenis-jenis Kalimat
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang.
Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana
11
Ali, Lukman,dkk,op.cit.,hlm. 41.
10
ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda
petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.Contoh:
"Slamet membawa buah buahan ini untuk kita"ujar Dono penulisan kalimat
langsung biasanya akan di tandai dengan tanda petik. Tanda petik merupakan salah
satu tanda baca yang biasanya akan di gunakan ketika penyampain informasi yang
digunakan merupakan kalimat langsung. Atai penyampain melalui lisan dan dapat
di dengar langsung oleh penerima pesan tersebut. Kalimat langsung biasanya berupa
kalimat tanya seperti :
" Siapa yang memberikan buku itu kepada kamu ?" tanya ibu kepada Ani
" Silahkan anda duduk di depan saya" minta buk Niken pada salah satu karyawan
nya.
Contoh: : Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
Annisa sangat terharu dengan berita yang di sampaikan dian bahwa ibunya
telah meninggal dunia dua bulan yang lalu.
11
B. Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri
dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar
sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-
kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola
pembentukannya.Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
Ratih bermain
S P
S P
S P
12
Finoza,Lamuddin,op.cit.hlm.164,
12
Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
13
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling
berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan
atas 3 jenis, yaitu:13 Menurut saya, kalimat majemuk adalah kalimat yang
merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal.Kalimat majemuk yang
sekurang kurangnya yang terdiri atas subjek dan dua Predikat.
14
induk kalimat dan anak kalimat berdasarkan kalimat di atas menjadi: Mbok
Minul mencuci baju ketika matahari berada di ufuk timur.
3. Kalimat Majemuk Campuran, yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara
dan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat
majemuk taksetara (bertingkat) dan Kalimat majemuk setara.Sekurang-
kurangnya terdiri dari tiga kalimat. Contoh: Tomi sedang bermain dengan
Kevin, dan Rina membuat kue di dapur, ketika Juminten datang ke
rumahnya.
1. Kalimat Berita(deklaratif)
14
Lamuddin Finoza.,op.cit.hlm.159.
15
Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan. Kaliamat berita
teridiri dari kalimat berita kepastian, kalimat berita pengingkaran, kalimat berita
kesangsian, dan kalimat berita bentuk lainnya.
16
3. Kalimat Perintah (Imperatif)
Contoh:
15
Finoza, Lamuddin,op.cit.hlm164
17
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu
buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat
lengkap.
Contoh :
Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam ketika pergi kerumah ku.
S P O
Kapan menikah?
Kapan pulang ?
Misalnya subjek dan objek saja namun tidak memiliki objek atau sebaliknya.
Kalimat tidak lengkap.ini biasa di gunaka. Sebagai kalimay sapaan, namun akan
sangat tidak epektif digunakan untuk menyampaikan kalimat berita.
18
E. Jenis Kalimat menurut Susunan Subjek dan Predikatnya
Kalimat versi adalah kalimat yang berpola S-P. Kalimat ini bisa dikatakan
sama dengan kalimat tunggal tunggal yang mempunyai satu klausa.Kalimat ini
memiliki unsur atau pola kalimat yang membentuk pola berurutan,yakni S-P-O-K.
Contoh :
Contoh :
19
. F.Jenis kalimat berdasarkan Subjeknya
a. Kaliamat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu
pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang
berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang
tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali
makan dan minum).
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita
(O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah
menjadi kalimat pasif.
. S P O
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek
penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang
berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi
kalimat pasif. Contoh:
. S P K
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh
pelengkap bukan objek.
20
Contoh:
– an kehilangan pensil.
. S P Pel.
b . Kalimat Pasif
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada
kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an. Contoh:
S P O
– Ku pukul adik.
O2 P S
21
E. Kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca
secara tepat pula.Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki
kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca.
Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran
penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami
pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh
penulis atau pembicaranya.16
16
Razak, Abdul.Kalimat Efektif.(Jakarta: Gramedia.1985.,hlm.5
22
Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas,
dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Kalimat efektif haruslah
memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran
pendengar atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau
pembicara.(pengertian kalimat efektif diunggah dari
http://digilib.Unila.ac.id./5861/17/BAB%2011.pdf.)
A. Pengertian EYD
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaaan bahasa Indonesia yang berlaku
sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaaan Republik atau
Ejaaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa
dengan menggunakan huruf,kata,dan tanda baca sebagai Ejaaan mengatur
keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi
oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam
bahasa tulis.
1. Penulisan huruf
Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana
melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar hubungan antara lambang-
lambang baik pemisahan maupun penggabungan.17Bunyi ejaan huruf dari masa
kemasa terus mengalami perubahan yang mulanya pada tahun 1901 menggunakan
ejaan Van Ophuisjen yang memiliki penulisan beberapa huruf yang khas, yaitu:
23
Periode salanjutnya ialah ejaan Soewandi yang diresmikan pada tanggal 19
Maret 1947 memiliki beberapa penulisan huruf yang khas, yaitu:
18
Rumaningsih, Endang,Mahir Berbahasa Indonesia, Semarang,Rasail,2006,hlm.78-79.
24
1. Penulisan huruf kapital
1) Huruf kapital ditulis pada awal kalimat dan awal kalimat yang merupakan
petikan langsung,
contoh: Keadilan adalah sebuah konsep yang abstrak. Rasulullah
berkata “Perbuatan manusia bergantung pada niatnya”
2) Huruf kapital digunakan untuk awal nama orang, gelar kehormatan yang
diikuti nama orang dan kata sebutan yang diikuti dengan nama orang,
contoh: Sayyid Qutb adalah seorang ahli tafsir kenamaan.
Sebutan yang menggantikan nama orang atau untuk menyebut orang secara
langsung mempergunakan huruf kapital, contoh: Kami harap Saudara bisa menerima
tugas itu dengan baik.
Akan tetapi:
Gelar dokter tetap ditulis dengan huruf kecil, contoh: Setelah menempuh
pendidikan S3, putra pak Ari menyandang gelar Doktor raharjo, sedangkan putrinya
yang lulus dari S1 kedokteran menyandang gelar dokter.
3) Huruf kapital digunakan dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusan agama,
seperti kitab suci, hari raya dan Tuhan,
contoh: Pada Fakultas Ushuluddin diajarkan perbandingan agama
sehingga mengenal agama Hindu, Kristen, Bhuda, maupun Yahudi.
4) Huruf kapital digunakan untuk menulis nama negara, bangsa, dan suku
contoh: Ahmad berasal dari negara Thailand
Tetapi:
25
Pisang, khususnya pisang ambon sangat baik untuk pencernaan. satu bahan untuk
membuat dawet adalah gula jawa.
5) Huruf kapital digunakan untuk menyebut nama-nama hari, bulan tahun dan
peristiwa bersejarah, contoh: Setiap tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia
memperingati Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
6) Huruf kapital digunakan untuk menyebut nama-nama khas letak geografis,
contoh : Pernahkah kalian mendengan Air Terjun Niagara?
7) Huruf kapital digunakan dalam lambang pemerintahan dan dokumentasi
resmi, contoh: Dewan Perwakilan Rakyat mengadakan dengar pendapat
denagn mentri kehutanan. [
8) Huruf kapital digunakan dalam judul buku, skripsi, tesis, disertasi, artikel,
berita koran dan berita majalah, contoh: Novel Anak Semua Bangsaadalah
karya satrawan besar Indonesia, Pramudya Ananta Toer.
Catatan:
Kata-kata di, ke, dari, yang, dan untuk yang terdapat dalam judul, kecuali yang
berada di awal kalimat, ditulis dengan huruf kecil.
contoh: Buku Islam karya Fazlur Rahma menyajikan analisis yang mendalam
mengenai berbagai bidang agama Islam melalui pendekatan sejarah.
contoh: Ejaan Soewardi menggunakan huruf tj untuk kata-kata tjatat dan tjatjat,
sedangkan EYD menggunakan huruf c untuk kata-kata diatas.
26
c. Penulisan istilah ilmiah atau istilah-istilah asing yang belum diadopsi atau
diadaptasi oleh Bahasa Indonesia,
contoh: Para ulama menentukan awal Ramadan dan Idul Fitri dengan hisab dan
rukyah.
2. Penulisan Kata
1) Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau
tahu.
2) Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan) Imbuhan
(awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh:
bergeletar, dikelola.
Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung
boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk
memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan. salah satu unsur
gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh:
adipati, mancanegara.
Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung.
Contoh: non-Indonesia.
27
Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar,
orang tua, ibu kota, sepak bola.
Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian
Gabungan kata yang ditulis serangkai.
5) Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki,
kauambil, bukumu, miliknya.
6) Kata depan atau preposisi (di, ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah
lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari
Surabaya.
7)Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si
kancil.
8)Partikel
Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah,
apatah. Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti
adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.
Partikel per- yang berarti “mulai”, “demi”, dan “tiap” ditulis terpisah.
Contoh: per 1 April, per helai.
Akronim dan singkatan hanya sebaiknya digunakan sebagai judul jika hal
tersebut jauh lebih terkenal daripada kepanjangannya (misalnya AIDS vs. Acquired
Immune Deficiency Syndrome, radar vs. Radio Detection and Ranging). Seringkali
suatu singkatan yang terkenal kepanjangannya menggunakan bahasa asing sehingga
28
penutur bahasa Indonesia yang terbiasa menggunakan akronim/singkatan yang telah
diserap dalam bahasa Indonesia tersebut lebih terbiasa dengan singkatannya.
Hal ini juga patut dicermati. Contoh adalah ASEAN vs. Perhimpunan
Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. Untuk beberapa judul artikel pembaca dalam bahasa
Indonesia mungkin akrab dengan lebih dari satu varian nama, misalnya Perserikatan
Bangsa-Bangsa, PBB, United Nations, UN, yang semuanya menunjuk ke entitas
yang sama.
Sebisa mungkin jika kepanjangan suatu akronim dijadikan judul artikel maka
perlu dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia, jika ada, maka sebaiknya
padanan tersebutlah yang dijadikan judul artikel tersebut, misalnya UNESCO vs.
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-
Bangsa. Akronim atau singkatan yang terdiri dari dua atau tiga huruf tidak sebaiknya
dijadikan judul, kecuali untuk kasus-kasus istimewa, karena akronim dan singkatan
yang terdiri dari dua atau tiga huruf dapat memiliki kepanjangan lebih dari satu
dalam bahasa-bahasa yang berbeda. Anda disarankan untuk meneliti di
abbreviations.com atau di Wikipedia bahasa Inggris yang lebih lengkap daripada
Wikipedia bahasa Indonesia.
29
KDPUEalimsonufekrt-
30