A. PENDAHULUAN
maka orang tersebut berarti tidak akan mampu memiliki kewenangan untuk
yang dimiliki siswa, dengan harapan siswa itu kelak mampu berkembang
berkomunikasi.” Oleh karenaya, wujud akhir atau out put dari pengajaran
72
bahasa adalah mahirnya seorang siswa untuk berkomunikasi baik dalam
ragan tulis maupun lisan serta dalam suasana formal maupun nonformal.
penting agar keempat keterampilan itu dapat dikuasai dengan baik. Faktor
73
objek, maupun keterangan secara pas. Hal demikian ini tidak terkecuali
para mahasiswa tersebut belum gramatikal. Dari 22,1% itu diantaranya tidak
para guru SLTP maupun SLTA. Para guru tersebut sering kali juga tidak
Hal yang demikian ini menyebabkan guru yang bersangkutan tidak banyak
problema. Masih banyak guru yang mengajarkan bahwa ”Ali” pada kalimat
pelengkap.
74
membahas cara mengenali fungtor kalimat secara praktis belum ada. Oleh
pengajar baik dari Taman Kanak- Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi)
Dengan cara yang praktis di harapkan para pemakai bahasa Indonesia itu
bahasa.
2. Permasalahan
B. PEMBAHASAN
pertanyaan “apa” atau “siapa”. Contoh cara mengenali subyek dan predikat
75
(1) Adik datang
kalimat itu. Dalam kalimat (1) itu yang sebagai subyek berarti ”adik” sebab
Bentuk yang digunakan untuk bertanya dalam hal itu —yang dalam
jawabnya adalah “pohon itu”. Dalam kalimat itu berarti” tumbang” sebagai
predikat sebab yang di gunakan untuk bertanya dan ”pohon” itu sebagai
(3) Seorang gadis yang sangat cantik yang kemarin baru lulus sarjana
sedang berjalan- jalan.
adalah ”seorang gadis yang sangat cantik yang kemarin baru lulus sarjana”.
Dalam hal ini, ”sedang berjalan- jalan” berarti sebagai predikat sebab yang
yang kemarin baru lulus sarjana” sebagai subyek sebab sebagai jawaban.
jawabnya adalah “cintanya”. Dalam kalimat itu yang sebagai subyek berarti
76
sedangkan ”telah di terima” sebagai predikat sebab yang dijadikan sebagai
konstruksi itu yang digunakan untuk bertanya yakni ”apa yang terkatung-
Objek dapat dikenali lewat kalimat aktif transitif. Ciri utama kalimat
predikat kalimat tersebut tidak berlawanan me- dengan sendirinya tidak akan
ada objek di belakang kalimat itu. Fungtor objek pada kalimat aktif transitif
harus dapat menduduki fungtor subyek pada kalmat pasifnya. Apabila tidak
berarti bukan objek. Secara praktis, ciri objek adalah (1) predikatnya
aktif transitif. Diantara keduanya tidak dapat di sisipi oleh preposisi. Dengan
demikian, apabila diantara prediket dan objek itu dapat disisipi oleh preposisi
berarti bukan objek. Kalimat yang berobjek dapat dilihat pada contoh-
77
Kalimat (6) merupakan kalimat aktif sebab pedikat kalimat tersebut
Setelah diubah menjadi pasif, konstruksi yang kita duga sebagai objek itu
ternyata dapat menduduki fungsi sujek pada kalimat pasifnya. Jadi, dapat
sebagai objek.
Kata” Tina” pada kalimat (7) jelas bukan merupakan objek sebab (1)
, juga tidak dapat dikatakan objek sebab kalimat (8) tidak dapat dipasifkan;
dengan sendirinya “Polwan“ pada kalimat (8) tidak dapat menduduki fungsi
belakang kalimat. Jadi, apabila suatu konstruksi yang kita duga sebagai
keterangan.
78
Suatu konstruksi yang bukan sebagai objek dan bukan sebagai
berikut.
Konstruksi “di pasar“ pada kalimat (9) berfungsi sebagai keterangan kalimat
kalimat (10).
objek sebab predikat kalimat tersebut tidak berawalan me-, dan juga bukan
Hal yang sama juga dapat diterapkan pada kalimat (11). Subyek
karena predikatnya tidak berawalan me- maka kata “tenis“ itu berarti bukan
objek. Karena bukan objek dan bukan keterangan, maka konstruksi ”tenis”
79
C. KESIMPULAN
maka konstruksi itu berarti bukan keterangan dan apabila tidak dapat
80
D. LATIHAN III
NAMA :_____________________
NIM :_____________________
SEM :_____________________
-----000-----
81