Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Resensi

Resensi adalah ulasan, penilaian, atau pembicaraan mengenai suatu karya, baik itu buku, film, dan
karya lainnya. Secara etimologi, resensi berasal dari bahasa Belanda resentie dan bahasa
Latin recensio, recensere atau revidere, yang memiliki arti mengulas kembali atau melihat kembali.
Adapun dalam bahasa Inggris, resensi dikenal dengan istilah review. Singkatnya, resensi adalah suatu
penilaian terhadap sebuah karya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan
tentang buku. Sementara itu, Menurut Dalman (2021) dalam buku Keterampilan Menulis yang
diterbitkan oleh Rajawali Pers, resensi adalah tulisan ilmiah yang membahas isi sebuah buku, berikut
kelemahan dan keunggulannya untuk diberitahukan kepada pembaca.
Tugas penulis resensi adalah memberikan gambaran kepada khalayak mengenai kelayakan suatu
karya. Hal-hal yang dapat ditanggapi dalam resensi adalah kualitas isi, penampilan, unsur-unsur,
bahasa, dan manfaatnya. Tujuan utama resensi adalah memberikan tanggapan atas suatu karya sebagai
informasi kepada calon penikmat karya itu. Melalui suatu resensi seseorang dapat menikmati suatu
karya dan turut mengapresiasinya. Jadi, resensi juga berfungsi sebagai pengantar dan pemandu bagi
para penikmat suatu karya.

Sebuah resensi tidak membujuk pembaca untuk membeli buku atau karya seni yang ditulisnya,
melainkan hanya memberikan informasi terkait karya tersebut. Ketika menulis resensi, penulis kerap
kali menonjolkan unsur persuasif. Tujuannya untuk mendorong timbulnya ketertarikan para pembaca
terhadap karya tersebut. Unsur persuasif juga dibubuhkan untuk memandu pembaca dalam menikmati
karya terkait.

Berikut pengertian lain resensi menurut para ahli.

1. Gorys Keraf
Resensi adalah suatu ulasan mengenai nilai dari sebuah karya atau buku.

2. W.J.S. Poerwadarminta
Resensi adalah suatu pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan
atau kekurangan buku tersebut, menarik atau tidaknya tema dan isi buku, kritikan, serta dorongan
kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca, dimiliki, atau dibeli.

3. Yus Rusyana
Resensi adalah suatu tulisan mengenai buku pengetahuan, sastra, kamus, ensiklopedia, dan sebagainya
yang mengikhtisarkan, menggambarkan, menjelaskan, dan menilai buku.

4. Panuti Sudjiman
Resensi adalah pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini
memberikan arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas atau mengkritik buku.

5. Euis Sulastri
Resensi adalah kupasan atau pembahasan tentang buku, film, drama yang biasanya disiarkan melalui
media massa, seperti surat kabar atau majalah.

6. Saryono
Resensi adalah sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian dari suatu ulasan yang lebih
besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik atau buruknya,
kuat atau lemahnya, bermanfaat atau tidaknya, benar atau salahnya, argumentatif atau tidaknya buku
tulisan. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau
fotocopy sampul buku.

7. Sitepu
Resensi mengandung makna dasar memeriksa, mencermati, meninjau, atau melihat kembali sesuatu.
Objek resensi tidak hanya terbatas kepada buku saja, tetapi juga dapat berupa karya film, drama,
pameran, dan berbagai tulisan lainnya.

Tujuan Resensi
Tujuan dari penulisan suatu resensi antara lain:

1. Untuk memberikan sebuah pemahaman dan informasi secara komprehensif kepada khalayak atau
pembaca tentang suatu karya yang diresensinya.
2. Mengajak para pembaca agar mendiskusikan dan memikirkan lebih jauh tentang masalah yang
diangkat yang ada di dalam suatu karya tersebut.
3. Memberikan suatu pertimbangan kepada pembaca tentang pantas atau tidaknya suatu karya itu
untuk dinikmati.
4. Memberikan suatu jawaban mengenai sebuah pertanyaan-pertanyaan dari pembaca ketika suatu
karya diterbitkan.
5. Memberikan sugesti kepada pembaca mengenai kepatutan suatu karya.
6. Menggambarkan dan memaparkan pendapatnya melalui sebuah pertimbangan atau penilaian.
7. Memberikan kriteria-kriteria yang jelas dalam mengemukakan pendapatnya itu.

Manfaat Resensi
1. Manfaat Resensi untuk Pembaca
Dengan adanya resensi, pembaca dapat mempertimbangkan sebelum membeli suatu buku. Tulisan
yang dibuat oleh pembuat resensi akan memengaruhi karya tersebut sesuai dengan selera dan harapan
para pembaca.

2. Manfaat Resensi untuk Pembuat Resensi


 Eksistensi: pembuat resensi dapat berkarya dengan mengulas suatu buku, memberikan penilaian
yang objektif, serta memengaruhi pembaca agar mereka membaca buku atau karya yang diulas.
Resensi merupakan media agar tulisannya dapat dikenal secara luas.
 Menambah penghasilan: pembuat resensi akan mendapat royalti atau honor jika tulisannya
dimuat di surat kabar, majalah, atau kanal berita online.
 Menambah keilmuan dan kreativitas menulis: pembuat resensi dapat melatih kemampuan
menulisnya setiap kali dia menulis mengulas suatu buku. Semakin sering pembuat ressensi
membaca buku, dia mampu menghafalkan dan memahami berbagai buku.
3. Manfaat Resensi untuk Penulis Buku
Manfaat resensi bagi penulis adalah mendapatkan umpan balik atas karya yang telah dibuatnya.
Penilaian isi, kelemahan, atau kelebihan suatu buku menjadi masukan untuk penulisan karya
selanjutnya. Selain itu, resensi juga dianggap sebagai apresiasi atas karyanya dapat diterima di
masyarakat atau tidak.

4. Manfaat Resensi untuk Penerbit


Resensi dianggap sebagai media promosi atas suatu buku yang diterbitkan oleh penerbit. Dengan
adanya resensi buku, diharapkan buku tersebut dapat dikenal oleh masyarakat luas.
5. Manfaat Resensi untuk Media Massa
Resensi merupakan bentuk nilai untuk meningkatkan pemasaran melalui media massa.

Kaidah Kebahasaan Resensi dan


Strukturnya
Mengutip buku berjudul Cara Menguasai Soal Bahasa Indonesia SMA dan MA Latihan Soal dan
Pembahasan HOTS yang ditulis oleh Tomi Rianto, terdapat beberapa kaidah kebahasaan teks resensi,
antara lain:
 Menggunakan kata kerja.
 Memakai kata sifat.
 Kalimat cenderung simpleks dan kompleks.
 Menggunakan metafora atau kata yang bukan makna sebenarnya.
Teks resensi memiliki kaidah-kaidah kebahasaan, antara lain:

 Menggunakan konjungsi penerang, yaitu kata bahwa, yakni, dan yaitu. Contoh:

1. Tak disangka Bella pun memiliki perasaan yang sama. Bella akhirnya menceritakan kepada
Edward bahwa dia seorang vampir.
2. Pada saat mereka sedang belajar bersama, Ibu Edward membawa cemilan kepada mereka
berdua, yaitu keripik jengkol.
 Menggunakan konjungsi temporal, yaitu kata sejak, semenjak, kemudian, dan akhirnya. Contoh:

1. Dia kemudian disukai oleh para siswa laki-laki di sekolahnya.


2. Mulailah kisah pertemanan mereka sampai akhirnya Edward menyadari ada sesuatu yang
aneh dalam diri Bella.
 Menggunakan konjungsi penyebab, yaitu kata karena dan sebab. Contoh:

1. Keeseokan harinya pada saat sekolah, Bella meminta maaf kalau Edward akan menjadi
vampir juga karena telah tertetesi cairan air liurnya.
 Menggunakan kata kerja mental, seperti menarik, menyukai, menikmati, menyelami, menyadari,
mengejutkan, memikat, dan bahagia. Contoh:

1. Buku ini memiliki keunggulan dari segi karakteristik tokoh-tokohnya, sehingga pembaca
dapat dengan mudah menyelami karakter para tokohnya.
2. Novel ini membawa pembacanya untuk tidak hanya menikmati kisahnya.
3. Mulailah kisah pertemanan mereka sampai akhirnya Edward menyadari ada sesuatu yang
aneh dalam diri Bella.
4. Ada sesuatu yang memikat dalam kubus kecil ini.
5. Dia memiliki konsep sederhana, elegan, tetapi secara mengejutkan sulit untuk diselesaikan.
 Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi di bagian akhir teks,
yaitu kata jangan, harus, dan hendaknya.

1. Jangan sampai salah pergaulan hingga pada akhirnya kita malah tersesat, bahkan sampai
mengingkari ajaran agama.
2. Kita harus senantias berpegang teguh kepada ajaran agama dan selalu meyakini keberadaan
Tuhan semesta Alam.
3. Nilai moral yang kedua adalah hendaknya kita mau memaafkan kesalahan orang lain yang
sudah bertobat.
 Menggunakan kata serapan
Dalam perkembangan bahasa Indonesia, beberapa kata-kata dalam bahasa Indonesia menyerap unsur
dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Pemerintah telah
menetapkan peraturan untuk penulisan unsur serapan tersebut. Peraturan pemerintah itu dapat
disimpulkan dalam poin-poin sebagai berikut.

1. Satu bunyi dilambangkan dengan satu huruf, terkecuali untuk bunyi ng, ny, sy, kh, yang
diwakili oleh dua huruf. Contoh: kromosom bukan khromosom, foto bukan photo, retorika
bukan rhetorika, dan tema bukan thema.
2. Penulisan kata serapan harus sesuai cara pengucapan yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
Contoh: cek bukan chek, tim bukan team, taksi bukan taxi, dan aki bukan accu.
3. Penulisan kata serapan diusahakan untuk tidak jauh berbeda dengan kata aslinya. Contoh:
aerob (Inggris: aerobe) bukan erob, hidraulik (Inggris: hydraulic) bukan hidrolik, sistem
(Inggris: system) bukan sistim, frekuensi (Inggris: frequency) bukan frekwensi.

Teks resensi dibangun oleh struktur tertentu, antara lain:

1. Judul
Judul resensi berbeda dengan judul karya yang dibahas. Biasanya, penulis akan menambahkan kesan
mengenai karya terkait dalam judul resensi. Judul merupakan struktur dari resensi yang paling penting
dan menentukan apakah resensi dari suatu karya itu menarik atau tidak hanya dari satu kalimat saja.
Banyak kesalahan yang dibuat peresensi, yakni mereka menulis judul resensi sama dengan judul buku
yang diresensi.
Jadi, saat membuat resensi, terdapat dua jenis judul yang harus diperhatikan. Pertama, buatlah judul
yang menarik terkait buku yang akan diresensi. Judul yang kedua adalah judul buku sebagai identitas
buku yang akan diresensi. Judul buku yang satu ini tidak boleh diutak-atik karena merupakan identitas
dari buku tersebut.

2. Identitas Karya
Struktur resensi yang kedua adalah identitas karya atau data buku. Terdapat beberapa poin penting
yang harus dipenuhi untuk mencantumkan identitas karya. Poin tersebut meliputi judul buku, nama
penulis buku yang diresensi, tahun terbit buku, lokasi penerbit, ketebalan buku, serta harga buku.

3. Sinopsis
Sinopsis merupakan informasi singkat mengenai karya yang dibahas dalam teks resensi. Penulisan
suatu sinopsis dalam suatu resensi harus bisa membuat pembaca merasa tertarik. Penulis bisa
membahas sesuatu yang sedang trend saat ini kemudian menghubungkan dengan judul buku yang
akan dirensensi.
Buatlah diksi yang menarik dan memberikan wow effect agar para pembaca tergelitik membaca
resensi yang akan dibahas. Tidak perlu terlalu panjang, cukup 1–2 paragraf yang membahas informasi
menarik, kemukakan masalah, lalu solusi yang terdapat di buku yang akan diresensi.

Dengan demikian, pembaca akan merasa bahwa buku itu cukup relate dan mereka tidak sadar sedang
digiring untuk membaca buku tersebut. Terlepas isi bukunya sesuai dengan kebutuhan pembaca atau
tidak, resensi dinilai berhasil apabila mampu mengajak pembaca untuk ikut mengulas buku tersebut
hingga tuntas.
4. Tubuh dan Pernyataan Resensi
Pada bagian tubuh atau pernyataan, inilah poin penting yang dalam suatu resensi. Di sini peresensi
tidak perlu berbasa-basi, kemukakan informasi buku secara singkat, padat, dan jelas. penulisan
sinopsis harus merupakan tulisan asli, bukan ulasan yang ditulis dari pihak penerbit.

Jangan terlalu banyak basa-basi pada bagian ini, karena pembaca akan bosan dan mereka tidak
menemukan informasi yang mereka cari. Pada bagian tubuh, peresensi bisa mengemukakan opini
mengenai buku tersebut, apa kelebihan dan kekurangan dari karya yang sedang dibahas. Sertakan pula
kutipan singkat atau penggalan naskah yang dirasa menjadi selling poin dari karya tersebut.

Tolak ukur resensi yang berhasil adalah saat dimana pembaca tertarik akan resensi yang dibuat. Gaya
bercerita peresensi yang informatif sekaligus persuasif bisa menjadi selling poin dari suatu resensi.
Jika buku yang diresensi ternyata menarik animo masyarakat, sudah berarti resensi tersebut sudah
memenuhi standar.

4. Kelebihan dan Kekurangan Karya


Jangan lupa menulis kelebihan dan kekurangan dalam suatu resensi. Jangan takut dicekal, tuliskan
opini apa adanya terkait kerangka, tinjauan buku, atau kesalahan cetak pada suatu buku. Jika sedang
membahas film, kemukakan plot atau kekurangan yang sifatnya teknis. Selama kekurangan yang
dikemukakan bersifat objektif dan bukan bermaksud menjelekan, opini dari peresensi penting adanya.

5. Kesimpulan
Kesimpulan adalah penilaian keseluruhan terhadap karya yang diresensi. Pada bagian kesimpulan,
tuliskan dalam ringkasan karya dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Pada bagian ini, berikan
diksi yang sifatnya persuasif agar pembaca tertarik dan melabuhkan hati untuk membeli karya
tersebut. Tentu saja ajakannya harus bersifat logis dan objektif, jangan berlebihan apalagi memaksa
pembaca dengan kalimat yang terlalu frontal.

Jenis-Jenis Resensi
Mengutip buku berjudul Pias-Pias Materi Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas XII
SMA/MA yang ditulis oleh Herson Kadir dan Lian Puluhulawa (2013), teks resensi dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, di antaranya:

1. Resensi Informatif
Resensi informatif adalah resensi yang menyampaikan isi dari sebuah karya secara singkat dan umum.
Dalam penulisannya, penulis biasanya memaparkan bagian-bagian penting dari isi karya tulis secara
singkat. Penulis kemudian menekankan pokok-pokok mengenai kelebihan dan kelemahan karya tulis
tersebut.

2. Resensi Deskriptif
Berbeda dengan resensi informatif, jenis resensi ini justru membahas suatu karya secara rinci. Resensi
deskriptif umumnya dilakukan ketika mengulas buku-buku non fiksi.

3. Resensi Kritis
Resensi kritis merupakan ulasan rinci yang dibuat dengan pendekatan ilmu pengetahuan tertentu.
Resensi kritis menghasilkan tulisan yang kritis dan objektif. Biasanya, resensi kritis dilakukan di
bidang sastra.

Nah, itulah penjelasan tentang resensi, mulai dari pengertian, unsur, tujuan, manfaat, serta kaidah
kebahasaannya. Apakah Grameds sudah bisa membuat resensi? Pada dasarnya dalam membuat teks
resensi tidak ada ketentuan paten harus menulis dengan gaya tertentu. Namun, Grameds perlu
mengetahui dasar konsep teks resensi agar bisa maksimal sampai ke tangan pembaca. Jika dilihat dari
tujuan dan manfaatnya, resensi memiliki peran penting terhadap kehadiran buku.

Anda mungkin juga menyukai