ASAM AMINO
DISUSUN OLEH :
1. Aldy Cahya Putra (19031010090)
2. Mhd Iqbal Khadafi (19031010094)
3. Firnanti Praditama (19031010102)
4. Elsyaff Visshilmi Kaffah (19031010105)
5. Anita Karlina (19031010113)
6. Kevin Christian Yustisi (19031010115)
7. Mukhamad Nurul Huda (19031010126)
8. Wahyu Arif Dharmawan (19031010127)
9. Alfina Noviyani (19031010128)
10. Dewi Novita Rachmayani (19031010130)
Puji syukur kami panjatkan kedahirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat rahmat-Nya dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “ASAM AMINO”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Kimia Organik, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat
untuk pembangunan ilmu pengetahuan bagi semua pembaca khusunya kami.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Asam amino adalah salah satu zat penting dan dibutuhkan oleh tubuh. Asam
amino diperoleh dari protein dalam makanan atau hasil degradasi protein di dalam
tubuh. Protein tersusun oleh rangkaian asam amino yang panjang. Protein yang
terdapat di dalam tubuh akan dicerna dalam lambung dan usus menjadi asam-
asam amino, yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah ke hati. Kelebihan asam
amino akan diubah menjadi asam ketogkutarat yang dapat masuk ke dalam siklus
asam sitrat.
1
I.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam amino mengandung suatu gugus amino yang berada dalam bentuk kation
amonium dan gugus karboksil yang berada dalam bentuk anion karboksilat.
Sehingga asam amino mengandung gugus yang bersifat basa dan gugus bersifat
asam dalam molekul yang sama. Suatu asam amino mengalami reaksi asam-basa
internal yang menghasilkan suatu ion dipolar, yang juga disebut zwitterion.
Karena strukturnya ini maka asam amino tidak selalu bersifat seperti senyawa-
3
senyawa organik. Asam amino mempunyai titik leleh yang tinggi (di atas 200 0C),
tidak larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam pelarut polar.
Asam amino berdasarkan fungsi biologisnya diklasifikasikan menjadi :
1. asam amino esensial, yaitu asam amino yang hanya diperoleh dari makanan
yang dikonsumsi karena asam amino jenis ini tidak dapat disintesis dalam tubuh.
2. asam amino non esensial, yaitu asam amino yang diperoleh dari makanan juga
dapat disintesis dalam tubuh sendiri.
Asam amino mengandung suatu gugus amino yang berada dalam bentuk kation
amonium dan gugus karboksil yang berada dalam bentuk anion karboksilat.
Sehingga asam amino mengandung gugus yang bersifat basa dan gugus bersifat
asam dalam molekul yang sama. Suatu asam amino mengalami reaksi asam-basa
internal yang menghasilkan suatu ion dipolar, yang juga disebut zwitterion..
1. asam amino esensial, yaitu asam amino yang hanya diperoleh dari makanan
yang dikonsumsi karena asam amino jenis ini tidak dapat disintesis dalam
tubuh.
4
2. asam amino non esensial, yaitu asam amino yang diperoleh dari makanan
juga dapat disintesis dalam tubuh sendiri.
Asam amino yang mengandung rantai samping karboksil dikelompokkan
dalam asam amino asam, sedangkan asam amino yang mengandung rantai
samping amino dikelompokkan sebagai asam amino basa, sisa dari kedua
kelompok ini disebut sebagai asam amino netral. Asam amino asam adalah asam
glutamat dan asam aspartat, asam amino basa adalah lisina, histidina, dan
arginina, sedangkan sisanya adalah asam amino netral (Wardiyah, 2016)
5
b) Asam amino esensial dan nonesensial
Dengan bantuan enzim stereospesifik, sel hidup dalam tubuh kita mempunyai
kemampuan untuk mensintesis beberapa asam amino. Asam-asam amino yang
dapat disintesis dalam tubuh dari zat makanan tertentu ini disebut asam-asam
amino nonesensial (nomes sential amino acid). Selain itu, ada asam-asam amino
yang tidak dapat disintesis di dalam tubuh kita. Oleh karena itu, untuk mencukupi
kebutuhan harus diperoleh dari protein makanan yang kita makan. Asam-asam
amino ini disebut disebut asam-asam amino esensial (essential amino acid).
Tabel 2. Asam Amino Esensial dan Nonesensial
Esensial Nonesensial
Valin Glisin
Leusin Alanin
Isoleusin Tirosin
Fenilalanin Serin
Triptofan Prolin
Treonin Hidroksiprolin
Metionin Sistein
Lisin Sistin
Arginin Asam aspartat
Histidin Asam glutamat
Perlu diingat bahwa asam-asam amino esensial tidak berarti lebih penting
daripada asam-asam amino nonesensial. Kedua jenis asam amino ini dibutuhkan
untuk pertumbuhan (perkembangan) dan pemeliharaan kesehatan. Histidin
bersifat nonesensial untuk pria dewasa. Arginin dapat disintesis dalam tubuh,
tetapi ku rang cepat untuk pertumbuhan yang normal.
6
air). Berdasarkan polaritas, asam amino dapat dikelompokkan atas asam amino
polar dan asam amino nonpolar.
Tabel 3. Asam-asam Amino dengan Rantai Samping Polar dan Nonpolar
Polar
Non polar
Bermuatan Tidak bermuatan
Lisin Asparagin Glisin
Histidin Glutamin Valin
Arginin Serin Leusin
Asam aspartat Treonin Isoleusin
Asam glutamat Sistein Fenilalanin
Tirosin Metionin
Prolin
Alanin
7
e) Asam Amino Glikogenik dan Ketogenik
Melalui reaksi biokimiawi, beberapa asam amino dalam tubuh dapat diubah
menjadi glukosa atau glikogen; asam amino ini disebut asam amino glukogenik
atau glikogenik. Asam amino yang di dalam tubuh dapat diubah menjadi
senyawa-senyawa keton (keton bodies) atau menjadi Asetil-S-KoA dikenal
sebagai asam-asam amino ketogenik. Beberapa asam amino termasuk keduanya,
yaitu sebagai asam amino glikogenik dan ketogenik.
Tabel 5. Asam Amino Glikogenik dan Ketogenik
Glikogenik dan
Glikogenlik Ketogenik
ketogenik
Glisin Arginin Leusin Fenilalanin
Alanin Metionin Isoleusin
Sistein Valin Lisin
Serin Histidin Triptofan
Treonin Prolin Tirosin
Asam aspartat
Asam glutamat
(Sumardjo,2009)
Asam amino adalah zat yang sangat mudah mengkristal, pada umumnya
larut dalam air. sedikit atau bahkan tidak larut dalam alkohol dan tidak larut sama
sekali dalam air. Artinya adalah asam amino itu lebih mudah larut dalam pelarut
polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar. Titik lebur asam amino berada diatas
200 sampai 300 derajat celsius Asam amino sebagian besar akan mengalami
perubahan jika dipanaskan sampai titik leburnya
Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut
organic nonpolar seperti eter, aseton, dan kloroform.Sifat asam amino ini berbeda
dengan asam karboksilat maupun asam amina. Asam karboksilat alifatik maupun
8
aromatik yang terdiri atas beberapa atom karbon umumnya kurang larut dalam
air,tetapi telarut dalam pelarut organic. Demikian pula amina pada umumnya tidak
larut dalam iar, tetapi terlarut dalam pelarut organik.
Asam amino ada yang mempunyai rasa manis pahit ataupun tidak berasa
Perlu diketahui, bahwa mariosadium glutamat itu tidak mempunyai rasa, namun
apabila dipakai sebagai bumbu masakan maka rasa masakan jadi enak Semua
asam amino mempunyai ato C yang asimetris yaitu atom C alfa yang mengikat
gugus amino, namun beberapa diantaranya mempunyai dua buah atom C yang
simetris Atom C asimetri adalah atom C yang keempat ikatan kovalennya diikat
oleh gugus yang berbeda. Namun beberapa asam amino bahkan memiliki 2 buah
stom C asimetri
-COOH ↔ -COO- + H+
-NH2 + H+ ↔ -NH3+
Oleh adanya kedua gugus tersebut, asam amino dalam larutan dapat membentuk
ion yang bermuatan positif dan juga bermuatan negatif atau disebut juga ion
amfoter (zwitter ion). Keadaan ion ini sangat tergantung pada pH larutan. Apabila
asam amino dalam air ditambah dengan basa, maka asam amino akan terdapat
dalam bentuk (I) karena konsentrasi ion OH- yang tinggi mampu mengikat ion-ion
H+ pada gugus –NH3+. Sebaliknya bila ditambahkan asam ke dalam larutan asam
amino, maka konsentrasi ion H+ yang tinggi mampu berikatan dengan ion –COO-
sehingga terbentuk gugus –COOH sehingga asam amino akan terdapat dalam
bentuk (II).
Pada pH rendah asam amino bersifat asam sedangkan pada pH tinggi asam
amino bersifat basa. Perhatikan keseimbangan bentuk asam amino berikut.
9
Perhatikan kurva titrasi alanin pada berbagai pH berikut.
Jadi secara umum, asam amino dengan satu gugus amino dan satu gugus
karboksilat dan tidak ada gugus asam atau basa lain di dalam strukturnya,
memiliki dua nilai pKa di sekitar 2 sampai 3 untuk proton yang lepas dari gugus
karboksil dan di sekitar 9 sampai 10 untuk proton yang lepas dari ion amonium
serta memiliki titik isoelektrik di antara kedua nilai pKa, yaitu sekitar pH 6
(Poedjiadi, 1994).
10
II.5 Reaksi Pembentukan Asam Amino
11
halogen modifikasi lebih lanjut, metode ester phthalimidomalonic, adalah
gabungan malonat ester-Gabriel sintesis.
(Marelita,2014)
c. Sintesis Strecker
Sintesis ini dari asam amino yang dikembangkan pada tahun 1850,
merupakan rentetan dua tahap. Pada tahap pertama, terjadi kondensasi aldehida
dan amonia. Efek dari reaksi semacam itu adalah untuk memprotonasi
12
(penambahan proton, H+) oksigen karboksil dengan hidrogen ion amonium, dan
menambahkan gugus amina ke karbon karbonil dengan molekul amonia yang
dihasilkan. Setelah transfer proton, air dipecah dari molekul, menghasilkan
perantara ion iminium
13
(Aliouche,2018)
d. Aminasi Reduktif
Suatu asam α-keto merupakan suatu prosedur lain untuk memperoleh asam
amino rasetamat.
(Marelita,2014)
14
dinitrasi dengan asam nitrat dari reaksi natrium nitrit dan asam sulfat (Irianti,
2016).
2. Uji Ninhidrin
Uji ninhidrin dilakukan untuk mengetahui adda tidaknya asam amino pada
suatu zat yang diuji. Pada uji Ninhidrin warna ungu pada larutan disebabkan
karena adanya reaksi yang terjadi antara α-amino acids dengan ninhidrin.
Senyawa ninhidrin yang bersifat oksidasi tinggi menyebabkan terjadinya
dekarboksilasi oksidatif terhadap α-amino acids, menghasilkan hidrindantin, CO2,
NH3, dan aldehid. Bergabungnya senyawa NH3, hidrindantin dan ninhidrin
tersebutlah yang memberikan warna biru/ungu pada larutan. Uji Ninhidrin
bertujuan untuk membuktikan keberadaan asam amino bebas dalam zat yang diuji
(Lestari, 2019).
3. Uji Biuret
Uji ini digunakan untuk menguji adanya ikatan peptida. Larutan pereaksi
Biuret terdiri atas CuSO4 dan KNa-tartrat, dalam NaOH. Protein akan membentuk
warna ungu-violet. Terjadinya warna ungu terbentuk dari ikatan antara ion Cu2+
dengan –CO dan –NH dari ikatan peptida dalam suasana basa (melalui
penggunaan NaOH). Uji Biuret berlaku untuk senyawa yang mempunyai ikatan
peptida lebih dari satu. Semakin panjang suatu ikatan peptida, maka warna ungu
yang terbentuk semakin jelas dan warna semakin tua.
4. Uji Hopkins Cole
Uji Hopkins-Cole spesifik pada protein yang mengandung asam amino
triptofan. Untuk mengetahui apakah terdapat asam amino ini, sampel direkasikan
dengan pereaksi Hopkins-Cole lalu ditambahkan asam pekat. Hasil positif
ditunjukkan bila terbentuk cincin ungu. Prinsip pengujian ini adalah triptofan akan
terkondensasi dengan aldehid (asam glioksilat) dan membentuk kompleks
berwarna ungu. Reaksi tersebut hanya akan berhasil jika terdapat oksidator kuat
yang mana pada pengujian ini menggunakan H2SO4.
5. Uji Presipitasi Sulfur
Unsur sulfur (S) dapat ditemui pada dua asam amino, yaitu sistein dan
metionin. Reaksi Pb-asetat dengan asam-asam amino tersebut akan membentuk
15
endapan berwarna kecoklatan hingga hitam, yakni garam PbS. Sistein dan
metionin merupakan asam amino yang mengandung unsur S pada molekulnya.
Pb-asetat berfungsi sebagai pendonor ion Pb+, penambahan NaOH 10% berfungsi
untuk memutuskan ikatan S, sehingga S dapat membentuk ikatan dengan Pb+
menghasilkan garam PbS (Indrawan, 2016).
3. Membentuk Neutotransmitter
Fungsi asam amino untuk tubuh yang ketiga yaitu membentuk
neurotransmitter. Neurotransmitter merupakan senyawa kimia yang membantu
mengirimkan sinyal di antara sel-sel otak. Beberapa contoh neurotransmitter yang
dibentuk, yaitu norepinephrine, serotonin, dan dopamin.
4. Membentuk Antibodi
Fungsi asam amino yang keempat yaitu membentuk antibodi. Asam amino
memiliki fungsi untuk membentuk antibodi untuk menyerang sel asing yang
masuk ke dalam tubuh manusia.
16
5. Menjaga Keseimbangan Cairan dan Memperbaiki Jaringan Tubuh
Fungsi asam amino berikutnya yaitu menjaga keseimbangan cairan dan
memperbaiki jaringan tubuh. Manfaat asam amino ini dapat Anda peroleh jika
mengonsumsi makanan yang mengandung asam amino.
Selain itu asam amino merupakan salah satu zat yang sangat penting untuk
tubuh manusia, saat protein dicerna, maka asam amino akan tertinggal. Asam
amino berperan untuk membuat protein guna membantu tubuh untuk
memperbaiki jaringan tubuh, menghancurkan makanan, tumbuh, melakukan
banyak fungsi tubuh lain, dan juga dapat sebagai sumber energi tubuh
(Fa’izah,2020)
Fungsi nutrisi asam amino juga penting dalam bidang medis. Asam amino
digunakan sebagai bahan pada infus. Secara khusus, asam amino rantai cabang
(BCAA) banyak digunakan. Mereka dapat meningkatkan status gizi bahkan pada
pasien dengan sirosis dekompensasi, penyakit hati yang serius. Hepatitis adalah
radang hati, dan dapat berkembang menjadi sirosis jika tidak diobati; sirosis dapat
berkembang lebih jauh menjadi gagal hati atau kanker hati. Obat-obatan yang
mengandung BCAA secara langsung bekerja pada sel-sel hati untuk
17
meningkatkan sintesis protein. Dengan membantu fungsi hati, obat-obatan ini
memperbaiki kondisi pasien dan memperlambat perkembangan penyakit.
Asam amino juga digunakan untuk perawatan kulit. Pola makan kaya
protein dengan keseimbangan asam amino yang baik efektif untuk menjaga
kecantikan kulit. Menggunakan lotion atau krim yang diperkaya dengan asam
amino akan secara efisien meningkatkan kadar air kulit. Turunan asam amino
digunakan untuk bahan pembersih berbusa. Khususnya, N-asil glutamat, yang
dihasilkan oleh reaksi glutamat dan asam lemak yang diperoleh dari minyak sawit,
dikenal sangat lembut untuk kulit dan rambut; itu juga ramah lingkungan. Sabun
ini menyebabkan iritasi kulit yang lebih ringan dan memiliki biodegradabilitas
yang lebih tinggi daripada sabun biasa. N-asil glutamat banyak digunakan di
banyak sampo tubuh untuk individu dengan kulit sensitif dan sebagai bahan dasar
sabun bayi.
18
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Asam amino yang terdapat dalam protein adalah asam α-aminokarboksilat.
Asam amino mengandung gugus amino (-NH2) dan karboksilat (-COOH). Asam
amino adalah zat yang mudah mengkristal, larut dalam air, memiliki titik lebur
diatas 200 sampai 300 derajat celsius, bersifat elektrolit, dan mempunyai PH 6.
Yang dapat diklasifikasikan menjadi asam amino basa, netral dan asam, asam
amino esensial dan non-esensial, polar dan non-polar maupun glikogenik dan
katogenik. Senyawa ini dapat bereaksi dengan aminasi asam α-halogen, sintesis
ftalimida gabriel, sintesis strecker, dan aminasi reduktif dan didentifikasi dengan
beberapa uji, diantaranya yaitu uji millon, uji ninhidrin, uji biuret, uji hopkins
cole, dan uji presipitasi sulfur. Fungsi dari asam amino sendiri biasanya
digunakan untuk Menjaga Kesehatan Jantung, Menjaga Keseimbangan Enzim,
Membentuk Neutotransmitter, Membentuk Antibodi, Menjaga Keseimbangan
Cairan dan Memperbaiki Jaringan Tubuh. Selain itu asam amino juga dapat
membentuk protein guna membantu tubuh untuk memperbaiki jaringan tubuh, dan
sumber energi. Dalam dunia industri, asam amino sangat penting untuk rasa
makanan. Dan dapat digunakan sebagai bahan pada infus. Asam amino juga dapat
digunakan untuk perawatan kulit dan rambut.
III.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan, tentunya penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan serta kritik
yang membangun dari para pembaca.
19
DAFTAR PUSTAKA
20