Anda di halaman 1dari 22

MEKANISME SINTESIS ASAM AMINO

di susun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata kuliah Bioteknologi
Dosen pengampu : Romdah Romansyah, M.Pd., M.Si.

MAKALAH

oleh:

Maya Imelda Suanda (2119190008)

Diaz Pramuditha Liesdiana (2119190012)

Galuh Rosninda Noviarti (2119190007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ALUH CIAMIS
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Mekanisme Sintesis Protein”.
Makalah ini berjudul “Mekanisme Sintesis Asam Amino ” yang disusun
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bioteknologi. Makalah ini
membahas mengenaai struktur asam amino, fungsi asam amino dan mekanisme
sintesis asam amino. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan kami
mendapatkan bahan-bahannya dari beberapa sumber sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
dan semoga untuk kedepannya dapat diperbaiki bentuknya maupun menambah isi
makalah supaya menjadi lebih baik. Karena keterbatasan pengetahuan kami,
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
menyempurnakan makalah ini.

Ciamis, 28 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................i
BAB I.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
D. Manfaat..................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
A. Kajian Pustaka........................................................................................................3
B. Pembahasan............................................................................................................3
1. Struktur Umum Asam Amino dan Klasifikasinya..............................................3
2. Fungsi Asam Amino...........................................................................................7
3. Mekanisme Sintesis Asam Amino......................................................................7
BAB III............................................................................................................................18
A. Kesimpulan..........................................................................................................18
B. Saran....................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam tubuh makhluk hidup terdapat banyak asam amino. Asam amino
merupakan monomer-monomer protein yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Asam amino mengalami proses katabolisme yang
terjadi dalam dua tahapan, yaitu Transaminasi dan Pelepasan amin dari
glutamate dan menghasilkan ion ammonium. Semua jaringan mampu
mensintesis asam amino essensial, melakukan remodeling asam amino dan
turunan lain yang mengandung nitrogen. Setiap jenis asam amino dapat
mengalami biosintesis.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang macam-macam
asam amino dan biosintesis asam amino. Asam amino memiliki fungsi yang
sangat penting, yaitu kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam
metabolisme seperti enzim, hormone, asam nukleat, dan vitamin. Tumbuhan
dapat mensintesis ke-20 asam amino tidak seperti manusia dan hewan yang
hanya bisa mensintesis 10 dari 20 asam amino.
Asam amino yang dapat disintesis sendiri oleh makhluk hidup dikenal
dengan asam amino nonesensial. Sedangkan asam amino yang tidak dapat
disintesis sendiri harus diperoleh dari makanan disebut asam amino esensial.
Lintas yang mengarah kepada sintesis asam amin esensial biasanya lebih
panjang (5 sampai 15 tahap) dan lebih kompleks dibandngkan dengan lintas
yang menuju asam amino esensial yang kebanyakan dibentuk melalui tahap
yang lebih kecil dari lima.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka disusun rumusan masalah
dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana Struktur Asam Amino dan Klasifikasinya?
2. Apa fungsi Sintesis Asam amino?
3. Bagaimana Mekanisme Sintesis Asam Amino?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Struktur Asam Amino dan Klasifikasinya
2. Untuk mengetahui Fungsi Asam Amino
3. Untuk mengetahui Mekanisme Sintesis Asam Amino.

D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Dapat menambah pengetahuan tentang Sintesis Asam Amino


2. Dapat memberikan pemahaman serta dapat dijadikan untuk acuan
pembaca mengenai Mekanisme Sintesis Asam Amino

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian Pustaka
1. Asam amino merupakan substansi dasar penyusun protein dan bisa
diproduksi sendiri oleh tubuh untuk keperluan metabolisme dan ditemukan
pada semua makanan yang mengandung protein (Winarno,2004).
2. Asam amino adalah senyawa yang memiliki gugus amino (-NH2) dan asam
karboksilat (COOH) pada molekul yang sama (Matta dan Wilbraham,1992)
3. Kira-kira 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam
amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi
protein di dalam tubuh kita. Degradasi ini merupakan proses kontinu. Karena
protein di dalam tubuh secara terus menerus diganti /protein turnover (Sang
Ketut Sudirga,2015).
4. Asam amino merupakan salah satu dari 20 jenis monomer yang paling
umum digunakan dalam pembentukan protein.Pada umumnya asam amino
larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non polar seperti eter,
aseton, dan kloroform. Asam amino ini memiliki sifat yang berbeda dengan
asam karboksilat maupun dengan sifat amina. Asam karboksilat alifatik
maupun aromatik yang terdiri atas beberapa atom karbon umumnya kurang
larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Demikian pula amina
umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik (Poejiadi.
A, 1994)

B. Pembahasan

1. Struktur Umum Asam Amino dan Klasifikasinya


Asam amino merupakan senyawa organik komponen penyusun
protein, setiap asam amino terdiri dari gugus karboksilat(-COOH) dan
gugus amino (NH2) serta yang membedakan asam amino satu dengan
asam amino lainnya yaitu dengan adanya rantai samping (R).
Srukturnya yaitu seperti yang digambarkan di bawah ini :

3
sumber: pendidikan-bio.blogspot.com
Dari gambar tersebut terlihat bahwa: Atom C pusat tersebut
dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa
bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan
gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα
ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino. Asam amino biasanya
diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut dibagi
menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino
bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik
jika nonpolar.

-COOH ( Gugus Karboksil)

H – C – R (Rantai Sisi)

NH2 (Gugus Amino)

gugus yang dimiliki asam amino adalah gugus asam alkanoat (-


COOH) dan amina (-NH2). Semua asam amino memiliki atom C asimetrik
( atom C dimana keempat tangannya memegang empat gugus atau radikal
yang berbeda sehingga mempunyai dua struktur tiga dimensi yang berbeda)
kecuali glisin.
Penggolongan asam amino
Asam amino yang terdapat dalam protein dapat dibagi menjadi 4
golongan berdasarkan relatif gugus R-nya.
a Asam amino dengan gugus R non polar (tak mengutup)

4
Gugus non polar adalah gugus yang mempunyai sedikit atau tidak
mempunyai selisih muatan dari daerah yang satu ke daerah yang lain.
Golongan ini terdiri dari lima asam amino yang mengandung gugus alifatik
(Alanin, leusin, isoleusin, valin,dan prolin) dua dengan R aromatic
(fenilalanin dan triptopan) dan satu mengandung atom sulfur (metionin).
b Asam amino dengan gugus R polar tak bermuatan

Golongan ini lebih mudah larut dalam air dari golongan yang tak
mengutub karena gugus R mengutup dapat membentuk ikatan hydrogen
dengan molekul air. Selain treoinin dan tirosin yang kekutubannya
disebabkan oleh adanya gugus hidroksil (-OH) merupakan asam amino yang
termasuk golongan ini. Selain itu yang termasuk dalam golongan ini juga
adalah asparagin dan glutamine yang kekutubannya disebabkan oleh gugus
amida (-CONH2) serta sistein oleh gugus sulfidril (-SH).Asparagin dan
glutamine, masing masing merupakan bentuk senyawa amida dari asam
aspartat dan asam glutamat dan mudah terhidrolisis oleh asam atau basa.
Sistein yang mengandung gugus tiol dan tirosin yang mengandung gugus
hidroksil fenol bersifat paling mengutub dalam golongan asam amino ini.
c Asam amino dengan gugus R bermuatan negative (Asam amino asam)

5
Golongan asam amino ini bermuatan negative pada pH 6.0-7.0 dan
terdiri dari asam aspartat dan asam glutamat yang masing-masing mempunyai
dua gugus karboksil (COOH).
d Asam amino dengan gugus R bermuatan positif (Asam amino basa)

Golongan asam amino ini bermuatan positif pada pH 7.0 terdiri dari
lisin, histidin dan arginin. Lisin mengandung satu lagi gugus amino pada
posisis e dari rantai R alifatik. Histidin mengandunga gugus lemah
imidazolium pada pH 6.0 lebih dari 50 % molekul histidin bermuatan positif
sedangkan pada pH 7.0 kurang dari 10 %bermuatan positif sedangkan arginin
mempunyai gugus guanido pada gugus R-nya.

Klasifikasi Asam Amino di bagi menjadi 2, yaitu :


a. Asam Amino berdasarkan rantai Sisi
 Dengan rantai samping alifatik (asam amino non polar) :
Glisin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin.
 Dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil
(OH), (asam amino polar) : Serin, Treonin, Tirosin.

b. Asam Amino berdasarkan sintesis


 Asam Amino Esensial : Asam amino jenis ini, tidak bisa
disintesis dalam tubuh manusia, tapi didapat dari makanan.
Selain itu, jenis ini punya 10 jenis yang berbeda, yaitu
Histidin, Arginin, Lisin, Leusin, isoleusin, Metionin,
Valin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin
 Asam Amino Non-Esensial : asam amino jenis ini bisa
disintesis di dalam tubuh, dan memiliki 10 jenis berbeda.
Jenisnya adalah : Alanin,Asparagin,Asam Aspartat,
Sistein, Asam Glumat, Glutamin, Prolin, Serin, Tirosin,
Glisin.
 Asam Amino Semi Esensial : Asam amino yang dapat
disintesa oleh tubuh tetapi kecepatan sintesa tidak
mencukupi untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Jenisnya adalah Arginin dan Histidin.

6
2. Fungsi Asam Amino
Fungsi Asam Amino antra lain :
a. Penyusun protein, termasuk enzim.
b. kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme
(terutama vitamin, hormon, dan asam nukleat)
c. pengikat logam penting yang di perlukan dalam reaksi enzimatik
(kofaktor).
Asam amino di dapatkan dari sumber-sumber protein. Protein
merupakan senyawa organik yang terdiri dari satu atau lebih asam
amino. Protein yang di dapatkan melalui makanan sehari-hari di urai
dalam pencernaan dalam bentuk asam amino. Setiap sel hidup
mengandung protein. Protein senyawa organik essensial bagi mahluk
hidup dan konsentrasinya paling tinggi di dalam jaringan otot hewan.
Protein merupakan bahan essensial yang menunjang kehidupan. Kulit,
tulang, otot, darah, hormon, enzim dan organ-organ dalam semuanya
tersusun dari protein.

3. Mekanisme Sintesis Asam Amino


Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam
amino non esensial, melakukan remodeling asam amino, serta
mengubah rangka karbon non asam amino menjadi asam amino dan
turunan lain yang mengandung nitrogen. Tetapi, hati merupakan
tempat utama metabolisme nitrogen. Dalam kondisi surplus diet,
nitrogen toksik potensial dari asam amino dikeluarkan melalui
transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea. Rangka karbon
umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis,
atau menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan
dengan hal ini, asam amino dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu
asam amino glukogenik, ketogenik serta glukogenik dan ketogenik.

7
Asam amino glukogenik adalah asam-asam amino yang dapat
masuk ke jalur produksi piruvat atau intermediat siklus asam sitrat
seperti α-ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua asam amino ini
merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis.
Semua asam amino kecuali lisin dan leusin mengandung sifat
glukogenik. Lisin dan leusin adalah asam amino yang semata-mata
ketogenik, yang hanya dapat masuk ke intermediat asetil KoA atau
asetoasetil KoA
Sekelompok kecil asam amino yaitu isoleusin, fenilalanin,
threonin, triptofan, dan tirosin bersifat glukogenik dan ketogenik.
Akhirnya, seharusnya kita kenal bahwa ada 3 kemungkinan
penggunaan asam amino. Selama keadaan kelaparan pengurangan
rangka karbon digunakan untuk menghasilkan energi, dengan proses
oksidasi menjadi CO2 dan H2O. Dari 20 jenis asam amino, ada yang
tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga harus ada di dalam
makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino
esensial. Selebihnya adalah asam amino yang dapat disintesis dari
asam amino lain. Asam amino ini dinamakan asam amino non-
esensial.
Asam amino mengalami sintesis, dimana sintesis merupakan proses
pembentukan suatu molekul yang lebih besar dari molekul-molekul yang
lebih kecil dengan proses sebagai berikut:
a Biosintesis glutamat dan aspartat
Glutamat dan aspartat disintesis dari asam α-keto dengan reaksi
tranaminasi sederhana. Katalisator reaksi ini adalah enzim glutamat
dehidrogenase dan selanjutnya oleh aspartat aminotransferase, AST.

gambar reaksi biosintesis glutamat

8
Aspartat juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase.
Peran penting glutamat adalah sebagai donor amino intraseluler utama
untuk reaksi transaminasi. Sedangkan aspartat adalah sebagai prekursor
ornitin untuk siklus urea.
b Biosintesis alanin
Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi
umumnya oleh otot. Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi
alanin plasma, kebalikan transaminasi yang terjadi di otot dan secara
proporsional meningkatkan produksi urea. Alanin dipindahkan dari otot ke
hati bersamaan dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke otot.
Proses ini dinamakan siklus glukosa-alanin. Fitur kunci dari siklus ini
adalah bahwa dalam 1 molekul, alanin, jaringan perifer mengekspor
piruvat dan amonia ke hati, di mana rangka karbon didaur ulang dan
mayoritas nitrogen dieliminir.Ada 2 jalur utama untuk memproduksi
alanin otot yaitu:
a) Secara langsung melalui degradasi protein

b) Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin


transaminase, ALT (juga dikenal sebagai serum glutamat-piruvat
transaminase, SGPT).

Glutamat + piruvat α-ketoglutarat + alanin

ketoglutarat + alanin

gambar siklus glukosa alanin


c Biosintesis sistein

9
Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari
ATP dan metionin dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease
menghasilkan S-adenosilmetionin (SAM).

gambar biosintesis S-adenosilmetionin

SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil


(misalnya konversi norepinefrin menjadi epinefrin). Akibat dari tranfer
metil adalah perubahan SAM menjadi S-adenosilhomosistein. S-
adenosilhomosistein selanjutnya berubah menjadi homosistein dan
adenosin dengan bantuan enzim adenosilhomosisteinase. Homosistein
dapat diubah kembali menjadi metionin oleh metionin sintase.
Reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam
kasus ini peran S-adenosilmetionin dalam transmetilasi adalah sekunder
untuk produksi homosistein (secara esensial oleh produk dari aktivitas
transmetilase). Dalam produksi SAM, semua fosfat dari ATP hilang: 1
sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi. Adenosin diubah menjadi metionin bukan
AMP.Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan serin
menghasilkan sistationin dengan bantuan enzim sistationase. Selanjutnya
dengan bantuan enzim sistationin liase sistationin diubah menjadi sistein
dan α-ketobutirat. Gabungan dari 2 reaksi terakhir ini dikenal sebagai
trans-sulfurasi.

10
gambar peran metionin dalam sintesis sistein
d Biosintesis tirosin
Tirosin diproduksi di dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin.
Setengah dari fenilalanin dibutuhkan untuk memproduksi tirosin. Jika diet
kita kaya tirosin, hal ini akan mengurangi kebutuhan fenilalanin sampai
dengan 50%.
Fenilalanin hidroksilase adalah campuran fungsi oksigenase: 1 atom
oksigen digabungkan ke air dan lainnya ke gugus hidroksil dari tirosin.
Reduktan yang dihasilkan adalah tetrahidrofolat kofaktor
tetrahidrobiopterin, yang dipertahankan dalam status tereduksi oleh
NADH-dependent enzyme dihydropteridine reductase (DHPR).

gambar biositesis tirosin dari fenilalanin


e Biosintesis ornitin dan prolin
Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat
semialdehid menjadi intermediat titik cabang menjadi satu dari 2 produk
atau lainnya. Ornitin bukan salah satu dari 20 asam amino yang digunakan

11
untuk sintesis protein. Ornitin memainkan peran signifikan sebagai
akseptor karbamoil fosfat dalam siklus urea. Ornitin memiliki peran
penting tambahan sebagai prekursor untuk sintesis poliamin. Produksi
ornitin dari glutamat penting ketika diet arginin sebagai sumber lain untuk
ornitin terbatas.
Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi seluler.
Produksi ornitin dari semialdehid melalui reaksi glutamat-dependen
transaminasi. ketika konsentrasi arginin meningkat, ornitin didapatkan dari
siklus urea ditambah dari glutamat semialdehid yang menghambat reaksi
aminotransferase. Hasilnya adalah akumulasi semialdehid. Semialdehid
didaur secara spontan menjadi Δ1pyrroline-5-carboxylate yang kemudian
direduksi menjadi prolin oleh NADPH-dependent reductase.
f Biosintesis serin
Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-
fosfogliserat. NADH-linked dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat
menjadi sebuah asam keto yaitu 3-fosfopiruvat, sesuai untuk transaminasi
subsekuen. Aktivitas aminotransferase dengan glutamat sebagai donor
menghasilkan 3-fosfoserin, yang diubah menjadi serin oleh fosfoserin
fosfatase.
g Biosintesis glisin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh
serin hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus
hidroksimetil dari serin untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF),
menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF.
h Biosintesis aspartat, asparagin, glutamat dan glutamin
Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif α-ketoglutarat yang
dikatalisis oleh glutamat dehidrogenase yang merupakan reaksi nitrogen-
fixing. Glutamat juga dihasilkan oleh reaksi aminotranferase, yang dalam
hal ini nitrogen amino diberikan oleh sejumlah asam amino lain. Sehingga,
glutamat merupakan kolektor umum nitrogen amino.
Asam amino aspartat sebagai produk yang disekresikan, NH4+ yang
terbentuk dikeluarkan dari bakterioid ke sitosol sel-sel yang mengandung
bakterioid ( ke luar membran bakterioid) dan diubah menjadi asam

12
glutamat, senyawa amida seperti glutamin atau asparagin, atau senyawa
yang kaya akan nitrogen yang disebut ureida, seperti alantoin dan asam
alantoat (suatu ureida). Sel-sel akar diluar struktur bintil membantu
mentranspor amida atau ureida ini ke xilem, yang selanjutnya akan
ditranspor ke pucuk.
Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh
aspartat transaminase, AST. Reaksi ini menggunakan analog asam α-keto
aspartat, oksaloasetat, dan glutamat sebagai donor amino. Aspartat juga
dapat dibentuk dengan deaminasi asparagin yang dikatalisis oleh
asparaginase.
Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis produksi
asparagin dan glutamin dari asam α-amino yang sesuai. Glutamin
dihasilkan dari glutamat dengan inkorporasi langsung amonia dan ini
merupakan reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi asparagin terbentuk oleh
reaksi amidotransferas.

Asam amino tidak hanya mengalami biosintesis tetapi juga mengalami


biodegradasi. Degradasi merupakan pembongkaran molekul-molekul yang
lebih besar menjadi molkul yang lebih kecil dengan rincian sebagai berikut:

a Biodegradasi asam amino


Degradasi adalah pembongkaran molekul-molekul yang lebih besar
menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Contohnya adalah degradasi
asam amino. Asam-asam amino yang melebihi kebutuhan sintesis protein
tidak dapat disimpan dan tidak dapat diekskresikan. Kelebihan asam
amino ini cenderung digunakan bahan bakar. Gugus amino dibebaskan
selanjutnya sebagian besar menjadi urea, sedangkan rangka karbon diubah
menjadi zat antara metabolisme misalnya asetil KoA, asetoasetil KoA,
piruvat dll.
Asam amino adalah senyawa organik yng memiliki gugus fungsional
karboksilat (-COOH) dan amina (biasanya –NH2). Dalam biokimia
seringkali pengertiannya dipersempit :keduanya terikat pada satu atom

13
karbon (C) yang sama (disebut atom C “alfa”). Asam amino termasuk
golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu
fungsinya adalah sebagai penyusun protein yang sangat penting dalam
organisme.
Jalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas pertama,
produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein
diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua, pengambilan nitrogen dari
asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino menjadi
energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan
hasil sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein
dari asam-asam amino.

gambar jalur metabolik asam amino


Asam amino juga mengalami katabolisme, ada 2 tahap pelepasan
gugus amin dari asam amino, yaitu:
1. Transaminasi
Katabolisme asam amino terjadi melalui reaksi transaminasi yang
melibatkan pemindahan gugus amino secara enzimatik dari satu asam
amino ke asam amino lainnya. Enzim yang terlibat dalam reaksi ini adalah
transaminase atau amino transaminase. Enzim ini spesifik bagi
ketoglutarat sebagai penerima gugus amino namun tidak spesifik bagi
asam amino sebagai pemberi gugus amino.
Transaminase mempunyai gugus prostetik, piridoksal fosfat, pada sisi
aktifnya yang berfungsi sebagai senyawa antara pembawa gugus amino
menuju ketoglutarat. Molekul ini mengalami perubahan dapat balik di
antara bentuk aldehidanya (piridoksal fosfat), yang dapat menerima gugus
amino, dan bentuk teraminasinya (piridoksamin fosfat).
2. Deaminasi oksidatif

14
Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion amoniuml. Ada
sekitar 12 asam amino protein yang mengalami reaksi transaminasi dalam
proses degradasinya. Beberapa asam amino lain mengalami proses
deaminasi dan dekarboksilasi.
Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada α-ketoglutarat
menghasilkan glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat

Contoh reaksi transaminasi. Perhatikan alanin mengalami transaminasi


menjadi glutamat. Pada reaksi ini dibutuhkan enzim alanin
aminotransferase.
 Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium

gambar reaksi glutamat


Contoh reaksi deaminasi oksidatif. Perhatikan glutamat mengalami
deaminasi menghasilkan amonium (NH4+). Selanjutnya ion amonium masuk
ke dalam siklus urea.

15
gambar reaksi transminasi dan deaminasi oksidatif
Setelah mengalami pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat
memasuki siklus asam sitrat melalui jalur yang beraneka ragam.

gambarjalur masuk asam amino ke dalam siklus asam sitrat


Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+) yang
selanjutnya masuk ke dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan
urea yang selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa urin. Proses yang
terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa tahap yaitu:
1. Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi
dengan CO2 menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi ini diperlukan
energi dari ATP

2. Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat


bereaksi dengan L-ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat
dilepaskan

3. Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi


dengan L-aspartat menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini
membutuhkan energi dari ATP

16
4. Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah
menjadi fumarat dan L-arginin

5. Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin


akan menghasilkan L-ornitin dan urea.

gambar tahapan proses siklus urea

17
BAB III
Simpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Asam amino merupakan senyawa organik komponen penyusun protein,
setiap asam amino terdiri dari gugus karboksilat(-COOH) dan gugus amino
(NH2) serta yang membedakan asam amino satu dengan asam amino lainnya
yaitu dengan adanya rantai samping (R).

Fungsi Asam Amino antra lain : Penyusun protein, termasuk enzim,


kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama
vitamin, hormon, dan asam nukleat), pengikat logam penting yang di
perlukan dalam reaksi enzimatik (kofaktor).

Asam amino mengalami sintesis, dimana sintesis merupakan proses


pembentukan suatu molekul yang lebih besar dari molekul-molekul yang
lebih kecil dengan berbagai proses biosintesis dan biodegradasi.

B. Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai Mekanismes Asam amino yang
terdiri dari pengertian asam amino, fungsinya, dan mekanisme sintesi asam
amino ini diharapkan nantinya dapat menambah pengetahuan baru mengenai
materi tersebut.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.Modul Asam Amino,Peptida dan Protein.hal 16-22.

Cahyati,Sujani.Dkk.2014. Asam Amino dan Peptida.hal 3-11.

Kompas.com.2019. Jenis Asam Amino Esensial dan Fungsinya untuk Tubuh.


https://health.kompas.com/read/2021/09/20/100300868/9-jenis-asam-
amino-esensial-dan-fungsinya-untuk-tubuh?page=all (Diakses pada 28
Maret 2022).

Matta dan Wilbraham. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati (Bandung: ITB
Bandung, 1992).hal.215

Mulia,Elan.Dkk.2017.Degradasi Asam Amino.hal 8-9.


Oktavia,Nurma.2021.Modul Biokimia Materi Metabolisme Protein,Asam Amino,
dan Genetik.hal 12-17.
Sudirga,SK.Metabolisme Asam Amino ( Universitas Udayana:Juruusan Biologi
FMIPA UNUD,2015).hal 1

Wahyudiati,Dwi.2017.Bikimia. hal 37-85.

19

Anda mungkin juga menyukai