Anda di halaman 1dari 55

Bagian Primer, Struktur dan Fungsi Asam Amino

Makalah Biokimia

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah biokimia yang diampu oleh
ibu Titin Supriatin, S.Pd.,M.Pkim

Disusun Oleh :

Nama : Vidia M. Julianti

NIM : KHGE 19035

Kelas : IA – Analis Kesehatan

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

STIKes KARSA HUSADA GARUT

2019-2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunianyalah saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Bagian Primer,
Struktur dan Fungsi Asam Amino“. Adapun maksud dan tujuan saya membuat
makalah ini untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Bokimia

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Titin Supriatin, S.Pd.,M.Pkim


selaku dosen pembimbing, kepada teman-teman mahasiswa, serta narasumber
yang sudah memberikan kontribusi secara langsung atau tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini saya menyadari bahwa masih terdapat


banyak kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran
yang membangun diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya serta
dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk agama dan negara.

Garut, 23 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1. 1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1. 2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1. 3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Definisi Asam Amino ............................................................................... 3

2.2 Struktur Asam Amino .............................................................................. 3

2.3 Sifat-sifat Asam Amino ............................................................................ 4

2.4 Jenis-Jenis Asam Amino dan Strukturnya ................................................ 5

2.5 Fungsi Asam Amino ............................................................................... 13

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 15

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15

3.2 Saran ....................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang

Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi


komponen selular, seperti protein, karbohidrat, asam lemak, minyak, dan
biomolekul lainnya.

Sekitar 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-


asam amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil
degradasi protein di dalam tubuh kita. Protein yang terdapat dalam
makanan di cerna dalam lambung dan usus menjadi asam-asam amino
yang diabsorpsi dan di bawa oleh darah ke hati. Protein dalam tubuh
dibentuk dari asam amino.

Bila ada kelebihan asam amino akan di ubah menjadi asam


ketogkutarat yang dapat masuk kedalam siklus asam sitrat. Hati adalah
organ tubuh dimana terjadi reaksi Anabolisme dan Katabolisme. Proses
Metabolik dan katabolik juga terjadi dalam jaringan di luar hati. Asam
amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu absorpsi
melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis
asam amino dalam sel. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam
amino dalam darah.

Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus


amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai
gugus –NH2 pada atom karbon α dari posisi gugus –COOH. Jenis-jenis
asam amino, urutan cara asam amino tersebut terangkai, serta hubungan
spasial asam-asam amino tersebut asan menentukan struktur 3 dimensi dan
sifat-sifat biologis protein sederhana.

1
2

Semua protein terdapat dalam semua makhluk hidup, tanpa


memandang fungsinya dan aktivitas biologisnya, dibangun oleh susunan
dasar yang sama, yaitu 20 asam amino baku, yang molekulnya sendiri
tidak mempunyai aktivitas biologis. Lalu apakah yang memberikan suatu
protein untuk aktivitas enzimnya, protein lain untuk aktivitas hormon, dan
yang lain lagi untuk aktivitas antibodi? Bagaimana kimiawi protein-
protein ini berbeda?. Secara cukup sederhana, protein berbeda satu sama
lain karena masing-masing mempunyai deret unit asam amino sendiri-
sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein karena molekul-
molekul ini dapat disusun dalam sejumlah deret yang hampir tidak
terbatas, untuk membuat berbagai protein dalam jumlah yang hampir tidak
terbatas pula.

1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari asam amino?
2. Bagaimana struktur dari asam amino?
3. Apa sifat-sifa dari asam amino?
4. Bagaimana struktur dari jenis-jenis asam amino?
5. Apa fungsi dari asam amino?

1. 3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah biokimia.
2. Untuk mengetahui definisi asam amino.
3. Untuk mengetahui struktur dari asam amino.
4. Untuk mengetahui sifat-sifat asam amino.
5. Untuk mengetahui struktur dari jenis-jenis asam amino.
6. Untuk mengetahui fungsi dari asam amino.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Asam Amino

Asam amino yang merupakan monomer (satuan pembentuk)


protein adalah suatu senyawa yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu
gugus amino dan gugus karboksil. Dalam biokimia seringkali
pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C)
yang sama Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina
memberikan sifat basa.

Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik yaitu


cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan
asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion.
Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari
karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai
penyusun protein.

2.2 Struktur Asam Amino

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang


mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH),
atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga
gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan
asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα (“C-alfa”)

3
4

sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang


berikatan langsung dengan gugus karboksil.

Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa
tersebut merupakan asam α-amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan
berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok.
Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa
lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.

2.3 Sifat-sifat Asam Amino

1. Larut dalam air dan pelarut polar lain.


2. Tak larut dalam pelarut nonpolar, contoh benzena dan dietil eter.
3. Memiliki titik lebur lebih besar apabila dibandingkan senyawa
karboksilat dan amina.
4. Memiiki momen dipol besar.
5. Bersifat elektrolit, kurang basa dibandingkan amina dan kurang asam
dibanding karboksilat
6. Bersifat amfoter, memiliki gugus asam dan gugus basa. Apabila asam
amino direaksikan dengan asam maka asam amino makan akan
menjadi suatu anion, begitu juga sebaliknya apabila direaksikan
dengan basa maka akan menjadi kation.
7. Dalam larutan bisa membentuk ion zwitter, asam amino mempunyai
gugus karboksil (–COOH) yang bersifat asam dan gugus amino (–
NH2) yang bersifat basa, maka asam amino bisamengalami reaksi
asam-basa intramolekul dan membentuk suatu ion dipolar yang
disebut ion zwitter.
8. Memiliki kurva titrasi yang khusus.
9. Memilliki pH isoelektrik, yaitu pH pada saat asam amino tidak
bermuatan.
5

2.4 Jenis-Jenis Asam Amino dan Strukturnya


1. Asam amino esensial
Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak bisa
diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus didapat dari konsumsi
makanan, contohnya adalah: Histidin (His), Isoleusin (Ile), Leusin (Leu)
,Valin (Val), Lisin (Lys), Metionin (Met), Treonin (Thr), Triptofan (Trp),
Fenilalanin (Phe), dan Arginin (Arg).
3.1 Histidin (His)

3.2 Isoleusin (Ile)

3.3 Leusin (Leu)


6

3.4 Valin (Val)

3.5 Lisin (Lys)

3.6 Metionin (Met)

3.7 Treonin (Thr)


7

3.8 Triptofan (Trp)

3.9 Fenilalanin (Phe)

3.10 Arginin (Arg)

2. Asam amino non esensial


Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis
sendiri oleh tubuh makhluk hidup, contoh: Alanin (Ala), Asam Aspartat
(Asp), Asam Glutamat (Glu), Prolin (Pro), Glisin (Gly), Serin (Ser),
Sistein (Cys), Triosin (Tyr), Asparagin (Asn), dan Glutamin (Gln).
8

a. Alanin (Ala)

b. Asam Aspartat (Asp)

c. Asam Glutamat (Glu)

d. Prolin (Pro)

e. Glisin (Gly)
9

f. Serin (Ser)

g. Sistein (Cys)

h. Triosin (Tyr)

i. Asparagin (Asn)

j. Glutamin (Gln)
10

2.5 Fungsi Asam Amino


1. Leusin untuk kecerdasan, perkembangan otak dan tubuh anak, jenis
asam amino ini juga mampu mengatur kadar gula dan keseimbangan
nitrogen dalam tubuh.
2. Lisin berfungsi dalam mengatur dan menyebarkan vitamin B3 serta
membantu melawan virus dan racun yang masuk ke dalam tubuh.
3. Isoleusin untuk pembentukan otot dan sumber energi tubuh, jenis asam
amino ini juga berfungsi mencegah kelainan dan kerusakan sel jaringan
tubuh.
4. Valin berfungsi dalam pengendalian kekuatan otot tubuh, mengatur
jaringan dan pembuluh darah.
5. Treonin berfungsi mengatur dan mengolah nutrisi yang masuk ke dalam
tubuh.
6. Histidin berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan otak bayi,
mengatasi alergi, menjaga kesehatan syaraf, membantu mengeluarkan
racun dan kesehatan reproduksi.
7. Fenilalanin berfungsi mengatur mood dengan cara mengelola protein
dan zat kimia yang masuk ke dalam tubuh.
8. Triptofan berfungsi mengatur mood dengan cara mengelola protein dan
zat kimia yang masuk ke dalam tubuh.
9. Metionin berfungsi mengatur zat kolin dan kreatin.
10. Alanin berfungsi dalam pembentukan kekebalan tubuh.
11. Arginin fungsinya untuk meregenerasi sel dan jaringan tubuh, jadi asam
amino jenis ini sangat diperlukan dalam penyembuhan luka, juga
berfungsi dalam produksi hormon pertumbuhan badan dan sistem
imunitas tubuh.
12. Asparagin berfungsi dalam keseimbangan syaraf, mengurangi kelelahan
tubuh, sistem imun dan berperan dalam sintesis DNA.
11

13. Asam Aspartat berfungsi dalam meningkatkan stamina tubuh,


pembentukan antibodi, peningkatan aktivitas enzim dan melindungi
organ hati.
14. Sistein berfungsi sebagai antioksidan, pelindung tubuh dari radikal
bebas, senyawa penyehat rambut, untuk pertumbuhan dan regenarasi
kulit. Jenis asam amino ini termasuk yang mengandung sulfur.
15. Asam Glutamat berperan penting dalam mengangkut glutamat dan
asam amino dalam darah. Asam glutamat juga membantu dalam proses
penyembuhan luka dan mengurangi resiko kerusakan sel otak.
16. Glutamin berfungsi untuk kekebalan tubuh, anti depresi, berperan
dalam sistem pencernaan dan terlibat pada proses sintesis DNA.
17. Glisin membentuk sel darah merah, merupakan bagian dari enzim yang
menghasilkan energi dan terlibat pada proses metabolisme glikogen.
18. Prolin berperan penting dalam mempengaruhi tingkat gizi seseorang,
prolin ialah komponen dalam penyusunan tulang rawan dan sendi,
prolin juga berfungsi dalam menjaga otot jantung.
19. Serin
Serin berperan penting dalam metabolisme lemak, pembentukan
jaringan tubuh dan pembentukan imunitas.
20. Tirosin berfungsi mengurangi lemak dan mengendalikan nafsu makan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang


memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -
NH2). Asam amino memiliki berbagai macam sifat diantaranya yaitu asam
amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non polar ,
asam amino mempunyai titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan dengan
asam karboksilat atau amina ,bersifat sebagai elektrolit. Terdapat 20
asam amino yang terbagi menjadi dua kelompok, asam amino non-
enensial dan asam amino esensial. 12 jenis asam amino non-enensial di
produksi oleh tubuh. Sedangkan 8 sisanya, berupa asam amino esensial
yang harus didapatkan melalui makanan. Fungsi pokok asam-asam amino
dalam tubuh adalah sebagai unsur pembangun bagi protein-protein.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran yang bersifat
membangun sangat penyusun harapkan agar dalam penyelesaian makalah
selanjutnya bisa lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dosenpendidikan.co.id/asam-amino-adalah/

http://taufik-ardiyanto.blogspot.com/2011/10/rumus-struktur-asam-amino.html

file:///D:/Kuliah/Tingkat1/semester2/BIOKIMIA/2.webp

12
Struktur Asam Nukleat

Makalah Biokimia

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah biokimia yang diampu oleh
ibu Titin Supriatin, S.Pd.,M.Pkim

Disusun Oleh :

Nama : Vidia M. Julianti

NIM : KHGE 19035

Kelas : IA – Analis Kesehatan

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

STIKes KARSA HUSADA GARUT

2019-2020

17
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunianyalah saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Struktur Asam
Nukleat“. Adapun maksud dan tujuan saya membuat makalah ini untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Bokimia

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Titin Supriatin, S.Pd.,M.Pkim


selaku dosen pembimbing, kepada teman-teman mahasiswa, serta narasumber
yang sudah memberikan kontribusi secara langsung atau tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini saya menyadari bahwa masih terdapat


banyak kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran
yang membangun diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya serta
dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk agama dan negara.

Garut, 23 Maret 2020

Penyusun

i
5DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. 1 Latar Belakang 1
1. 2 Rumusan Masalah 2
1. 3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Asam Nukleat 3
2.2 Komponen Penyusun Asam Nukleat 3
2.3 Nukleotida, Deoksiribonukleotida dan Ribonukleotida 6
2.4 DNA dan RNA 9
2.5 Teknik Penelitian Biokimia : Karakterisasi dan kloning DNA 33
BAB III PENUTUP 18
3.1 Kesimpulan 18
3.1 Saran 19
DAFTAR PUSTAKA iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Pada tahun 1869 Friedrick Mescher , seorang muda bangsa Swiss


yang belajar pada Hoppe-Seyler yang terkemuka di Jerman , mengisolasi
inti dari sel darah putih dan menemukan bahwa inti mengandung suatu zat
kaya fosfat yang sampai sekarang ini tidak diketahui yang dinamakannya
nuklein , dan pada tahun 1871 secara nubuat menulis : Menurut saya
tampaknya seluruh family dari zat yang mengandung fosfor ini, agak
sedikit berbeda satu sama lainnya, akan timbul sebagai sekelompok zat
nuklein , yang kemungkinan patut mendapat pertimbangan yang sama
dengan protein. Ketika nuklein ditetapkan bersifat asam , namanya diganti
menjadi asam nukleat. Riset mengenai biomolekul ini pada decade
pertama dari abad ini menemukan bahwa asam nukleat, seperti protein
merupakan polimer. Unit monomerik dari suatu asam nukleat disebut
nukleotida; jadi, asam nukleat juga disebut polinukleotida. Ada dua jenis
asam nukleat yaitu DNA ( deoxyribonucleic acid ) atau asam
deoksiribonukleat dan RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat.
DNA oleh seorang dokter muda Friedrich Miescher yang mempercayai
bahwa rahasia kehidupan dapat diungkapkan melalui penelitian kimia pada
sel-sel. Penelitian berlanjut mengenai asam nukleat menemukan bahwa
unit nukleotida ini terkait satu sama lain melalui ikatan fosfodiester
membentuk struktur makromolekular , yang dalam kasus DNA, dapat
mempunyai berat molekul milyaran. Kedua jenis asam nukleat ditemukan
pada semua tumbuh-tumbuhan dan hewan. Virus juga mengandung asam
nukleat; namun, tidak seperti tumbuh-tumbuhan atau hewan, suatu virus
memiliki RNA ataupun DNA, tetapi tidak keduanya.

Mengenai RNA, baru pada tahun 1957 ditetapkan suatu fungsi selular
spesifik untuk asam nukleat ini (keterlibatan RNA dalam sintesis protein).

1
2

(Namun, perlu dicatat, bahwa RNA telah diidentifikasi lebih dini sebagai
bahan genetika dari sejumlah virus) timbulnya biologi molecular
menekankan keunggulan dari DNA maupun RNA, yang beragam spesies
selularnya memiliki peranan mencolok dalam sintesis protein (ekspresi
gen).

1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian asam nukleat ?
2. Apa saja komponen penyusun asam nukleat ?
3. Bagaimana struktur nukleotida, deoksirobonukleotida dan
ribonukleotida ?
4. Bagaimana teknik penelitian biokimia mengenai karakterisasi dan
kloning DNA ?

1. 3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah biokimia.
2. Untuk mengetahui pengertian dari asam nukleat.
3. Untuk mengetahui komponen penyusun asam nukleat.
4. ribonukleotida.
5. Untuk mengetahui teknik penelitian biokimia mengenai
karakterisasi dan kloning DNA.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asam Nukleat


Asam nukleat adalah senyawa kimia yang terdapat di dalam inti sel
(Nukleus). Asam nukleat merupakan suatu polimer nukleotida yang
berperan dalam penyimpanan serta pemindahan informasi genetik yang
berhubungan dengan pewarisan sifat turunan.
Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi
dengan unit monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat pada
semua sel hidup dan bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetic,
kemudian menerjemahkan informasi ini secara tepat untuk mensintesis
protein yang khas bagi masing- masing sel. Asam nukleat, jika unit-unit
pembangunnya deoksiribonukleotida , disebut asam deoksiribonukleotida
(DNA) dan jika terdiri dari unit-unit ribonukleaotida disebut asam
ribonukleaotida (RNA). Asam Nukleat juga merupakan senyawa majemuk
yang dibuat dari banyak nukleotida. Bila nukleotida mengandung ribose,
maka asam nukleat yang terjadi adalah RNA (Ribnucleic acid = asam
ribonukleat) yang berguna dalam sintesis protein. Bila nukleotida
mengandung deoksiribosa, maka asam nukleat yang terjadi adalah DNA
(Deoxyribonucleic acid = asam deoksiribonukleat) yang merupakan bahan
utama pementukan inti sel. Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan
tubuh sebagai nukleoprotein, yaitu gabungan antara asam nukleat dengan
protein.

2.2 Komponen Penyusun Asam Nukleat


A. Basa Nitrogen
Basa nitrogen heterosiklik yang menyusun nukleotida yaitu
purin dan pirimidin.

3
4

Struktur Kimia Basa Nitrogen

Ada empat basa nitrogen yang merupakan unit pembentuk


DNA yaitu adenin (A), guanin (G), sitosin (C) dan timin (T). Sedangkan
pembentuk RNA yaitu adenin (A), guanin (G), sitosin (C) dan urasil (U).
Adenin dan guanin merupakan basa nitrogen jenis purin sedangkan
sitosin, timin dan urasil adalah pirimidin.

Struktur Kimia yang Termasuk Purin dan Primidin

B. Gula Pentosa
Gula pada asam nukleat adalah ribosa. Ribosa (b-D-furanosa)
adalah gula pentosa (jumlah karbon 5). Dalam penulisan diberi tanda
prime(') untuk membedakan penomoran pada basa nitrogen.
5

Struktur Kimia Gula Pentosa

Ikatan Gula Pentosa dengan Fosfat dan Basa Nitrogen:


 Ikatan gula ribosa dengan basa nitrogen pada atom karbon nomor 1.
 Ikatan gula ribosa dengan gugus fosfat (pada atom karbon nomor 5.
 Gugus hidroksil pada atom karbon nomor 2.

Struktur Kimia Ikatan antara Gula Pentosa dengan Fosfat


dan Basa Nitrogen

Gula pentosa penyusun asam nukleat yaitu 2-deoxy-D-ribosa


dan D-ribosa.
6

Struktur Deoksyribosa dan Ribosa

C. Fosfat Penyusun
Fosfat penyusun asam nukleat adalah asam fosfat atau asam
ortofosfat. Fosfat ini berupa kristal berbentuk orto-rombik, tak stabil dan
melebur pada suhu 42,350C. Fosfat ini tergolong asam lemah atau sedang
dan bervalensi tiga jenis garam natrium. Garam natrium tersebut dapat
terbentuk pada suhu kamar yaitu, Natrium fosfat Na3PO4, Natrium
hidrogen fosfat Na2HPO4, dan Natrium dihidrogen fosfat NaH2PO4.

2.3 Nukleotida, Deoksiribonukleotida dan Ribonukleotida


A. Nukleotida

Nukleotida yang merupakan monomer asam nukleat (building


block) memiliki banyak fungsi dalam metabolisme selular. Sebagai
konstituen asam nukleat, deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic
acid (RNA), nukleotida berfungsi sebagai gudang informasi genetik.
Nukleotida memiliki tiga karakteristik komponen yaitu basa
nitrogen heterosiklik, gula pentosa dan gugus fosfat. Molekul nukleotida
yang gugus fosfatnya mengalami hidrolisis dinamakan dengan
nukleosida.
7

 Nukleosida = basa nitrogen + gula pentosa


 Nukleotida = nukleosida + (mono, di atau tri) fosfat

Spektrum UV nukleotida

B. Deoksiribonukleotida
Pentosa menyusun Deoksiribonukleotida adalah Deoksiribosa.
Jumlah radikal atau Gugus fosfat yang di kandung Deoksiribonukleotida
mungkin satu atau lebih. Radikal fosfat ini menyebabkan
Deoksiribonukleotida bersifat asam.
Deoksiribonukleotida yang memiliki residu penyusun,
diantaranya:
1. Adenin disebut asam deok siadenilat.
2. Guanin disebut asam deoksiguanilat.
3. Sitosin disebut asam deoksisitidilat.
8

4. Timin disebut asam Deoksitimidilat.

Struktur Kimia Deoksyribonukleotida

C. Ribonukleotida
Ribosa adalah pentosa penyusun dari ribonukleotida.
Ribonukleotida juga bersifat asam karena residu radikal fosfat yang
dimilikinya. A-guanilat Ribonukleotida dengan residu penyusun
1. Adenin, disebut asam adenilat
2. Guanin disebut asam guanilat
3. Sitosin, disebut adam sitidilat
4. Urasil, disebut asam uridilat

Struktur Kimia Ribonukleotida


9

2.4 DNA dan RNA


A. Ikatan Fosfodiester
Monomer nukleotida dapat berikatan satu sama lain melalui
ikatan fosfodiester antara -OH di atom C nomor 3‘nya dengan gugus
fosfat dari nukleotida berikutnya. Kedua ujung poli- atau oligonukleotida
yang dihasilkan menyisakan gugus fosfat di atom karbon nomor 5'
nukleotida pertama dan gugus hidroksil di atom karbon nomor 3'
nukleotida terakhir.

Struktur Ikatan Fosfodiester pada Rantai DNA dan RNA

B. DNA
DNA merupakan asam nukleat yang menyusun gen di dalam inti
sel. Selain itu DNA juga terdapat dalam mitrokondria, kloroplas, sentrol,
plastid dan sitoplasma. DNA merupakan materi genetik yang membawa
informasi biologis dari setiap makhluk hidup dan beberapa virus. DNA
dibawa oleh setiap individu ke keturunannya.
10

 Struktur DNA

Struktur DNA terdiri dari suatu molekul besar kompleks dengan


dua pita panjang saling berpilin membentuk heliks ganda. Setiap DNA
terbentuk dari ratusan hingga ribuan polimer nukleotida. Setiap
nukleotida terdiri dari:
 Gula pentosa deoksiribosa atau 2-deoksiribosa
(H−(C=O)−(CH2)−(CHOH)3−H)
 Gugus fosfat atau Ostorifosfat (PO43-)
 Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A)
 Ikatan Kimia pada Rantai DNA

Seperti namanya, DNA tersusun atas beberapa ikatan


rantai kimia. Ikatan kimia ini menyambungkan antara gugus fosfat, basa,
dan gula dalam susunan DNA.

 Ikatan fosfodiester, yaitu ikatan kimia antara gugus fosfat dari satu
nukelotida dan gula dari nukleotida berikutnya.
 Ikatan hidrogen, yaitu ikatan kimia antarpasangan basa nitrogen.

Ikatan hidrogen dalam pasangan nukleotida

 Ikatan antara gula deoksiribosa dan basa nitrogen:


11

a. Deoksiadenosin monofosfat (dAMP): antara gula deoksiribosa


dan basa adenin.
b. Deoksiguanin monofosfat (dGMP): antara gula deoksiribosa
dan basa guanin.
c. Deoksisistidin monofosfat (dCMP): antara gula deoksiribosa
dan basa sitosin.
d. Deoksitimidin monofosfat (dTMP): antara gula deoksiribosa
dan basa timin.
 Struktur Double Helix DNA
Friederich Miescher untuk pertama kali memisahkan DNA dari
inti sel dalam tahun 1896 dan menamakan zat yang baru ditemukan itu
"nuklein", suatu awal dari istilah asam nukleat. Pada tahun 1953,
penelitian kristalografik dengan sinar-X oleh James Watson dan Francis
Crick mengungkapkan struktur tiga dimensi DNA dan segera
menyimpulkan replikasinya. Watson & Crick melakukan analisis
gambaran difraksi sinar-X serat-serat DNA yang dibuat oleh Rosalind
Franklin dan Maurice Wilkins dan menetapkan satu model struktural
yang pada dasarnya terbukti benar.

Struktur kristal DNA yang diperoleh oleh Rosalind Franklin, peneliti pada
Laboratorium Maurice Wilkins di Kings College, London.

Karakteristik struktur DNA berdasarkan interpretasi Watson dan


Crick:
1. Double helix terdiri dari dua polinukleotida.
12

2. Basa nitrogen berada di dalam heliks.


3. Basa dari dua polinukleotida berinteraksi melalui ikatan hidrogen.
4. Ada 10 basa dalam satu putaran heliks
5. Kedua rantai polinukleotida adalah antiparalel
6. Double heliks memiliki dua groove yang berbeda, yaitu minor dan
major groove

7. Double heliks adalah putar kanan


 Berbagai tipe struktur sekunder DNA

 Struktur tersier DNA


DNA banyak ditemukan dalam bentuk sirkuler (tanpa ada ujung
3’ atau 5’), contoh: kromosom E. coli. DNA sirkuler seringkali
ditemukan dalam keadaan supercoil.
13

C. RNA
RNA adalah makromolekul polinukleotida berupa rantai tunggal
atau ganda yang tidak berpilin seperti halnya DNA. RNA banyak
terdapat pada ribosom atau sitoplasma dan keberadaannya tidak tetap
karena mudah terurai dan harus dibentuk kembali.
RNA merupakan rantai tunggal polinukleotida. Tiap
ribonukleotida terdiri dari 3 gugus molekul, yaitu gula 5 karbon (ribosa),
gugus fosfat, membentuk punggung RNA bersama ribosa, basa nitrogen,
yang terdiri dari basa purin yang sama dengan DNA sedangkan pirimidin
berbeda, yaitu sitosin dan urasil, dan gugus fosfat.

Struktur tersier RNA

 Macam-Macam RNA

a. RNA duta (mRNA) fungsi dari mRNA adalah sebagai pembawa kode
genetik (kodon) dari inti sel ke sitoplasma.
14

b. RNA pemindah (tRNA), fungsi dari tRNA adalah sebagai penerjemah


kodon dari mRNA dan pengangkut asam-asam amino dari sitoplasma
ke ribosom.

c. RNA ribosom (rRNA), fungsi dari rRNA adalah sebagai mesin perakit
polipeptida pada sintesis protein.

2.5 Teknik Penelitian Biokimia : Karakterisasi dan kloning DNA


A. Penentuan berat molekul DNA

B. Penentuan Konsentrasi DNA

A260  sampel 
[DNA]sampel   [DNA]standar
A260  standar 

C. Penentuan titik leleh DNA

Denaturasi/pelelehan DNA dapat diikuti melalui pengukuran


absorbansi pada 260 nm untuk berbagai temperatur.Ketika nukleotida
15

terpolimersisasi menjadi polinukleotida dan dikemas ke dalam struktur


double heliks, serapan dari tiap individu nukleotida menjadi berkurang
sebagai akibat dari berdekatannya gugus-gugus yang menyerap cahaya.
Fenomena ini disebut hipsokromisitas.Bila DNA terdenaturasi, maka
serapannya akan kembali naik hingga mendekati serapan campuran
nukleotida bebas.

Analisis spektroskopi UV untuk prosesdenaturasi/pelelehan DNA

Transisi dari heliks ke koil pada DNA berlangsung pada daerah


temperatur yang sempit, mirip dengan proses pelelehan kristal padat.
Fenomena ini dikenal sebagai transisi kooperatif. DNA tidak bisa
terpisah sedikit demi sedikit tetapi berlangsung secara serempak.

H
Tm 
S
16

D. Penentuan urutan DNA: Metode radioaktif

E. Penentuan urutan DNA: Metode Fluoresens

F. Kloning DNA in vivo


17

 Kloning DNA in vitro: Polymerase Chain Reaction


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Asam nukleat adalah makromolekul yang terdapat sebagai polimer
yang disebut polinukleotida. Seperti yang diindikasikan oleh namanya,
setiap polinukleotida terdiri atas monomer-monomer yang disebut
nukleotida (nucleotide). Nukleotida yang tanpa gugus fosfat disebut
nukleosida
2. Nukleotida adalah satu nukleosida yang berikatan dengan gugus
fosfat.. Nukleotida yang mengandung deoksiribosa
disebut deoksiribonukleotida, sedangkan yang mengandung ribosa
disebut sebagai ribonukleotida.
3. Gen tersusun atas asam nukleat yang disebut asam deoksiribonukleat
(DNA). Molekul tersebut berperan sebagai pembawa informasi genetik
pada semua organisme selain beberapa jenis virus. Asam ini adalah
polimer yang terdiri dari molekul-molekul deoksiribonukleotida yang
terikat satu sama lain, sehingga bentuk rantai polinukleotida yang
panjang.
4. RNA terdiri atas rantai poliribonukleotida yang basa-basanya biasanya
adalah adenine, guanine, urasil dan sitosin. RNA ditemukan dalam
nucleus maupun sitoplasma sel.. Terdapat tiga tipe utama RNA, yakni
transfer RNA ( tRNA), ribosomal RNA (rRNA), dan messenger RNA
(mRNA).
5. Teknik Penelitian Biokimia mengenai Karakterisasi dan Kloning DNA
yaitu dengan:
a. Penentuan berat molekul DNA
b. Penentuan konsentrasi DNA
c. Penentuan titik leleh DNA
d. Polymerase Chain Reaction (PCR)
e. Penentuan urutan DNA

18
19

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Saran yang bersifat membangun sangat
penyusun harapkan agar dalam penyelesaian makalah selanjutnya bisa
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://nikenurkhasanah.blogspot.com/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

https://www.slideshare.net/septianbarakati/makalah-asam-nukleat-41912186
https://diploma.chemistry.uii.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/3.-Asam-Nukleat-
dan-Nukleotida.pdf
https://farmasi.fkunissula.ac.id/sites/default/files/ASAM%20NUKLEAT.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132058092/pendidikan/modul-3-strukturdan-
fungsi-dna-dan-rna1.pdf

18
19

Biosintesis Asam Amino

Makalah Biokimia

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah biokimia yang diampu oleh
ibu Titin Supriatin, S.Pd.,M.Pkim

Disusun Oleh :

Nama : Vidia M. Julianti

NIM : KHGE 19035

Kelas : IA – Analis Kesehatan

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

STIKes KARSA HUSADA GARUT

2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunianyalah saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Biosintesis
Asam Amino“. Adapun maksud dan tujuan saya membuat makalah ini untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Bokimia

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Titin Supriatin, S.Pd.,M.Pkim


selaku dosen pembimbing, kepada teman-teman mahasiswa, serta narasumber
yang sudah memberikan kontribusi secara langsung atau tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini saya menyadari bahwa masih terdapat


banyak kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran
yang membangun diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya serta
dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk agama dan negara.

Garut, 23 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1. 1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1. 2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1. 3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Definisi Biosintesis Asam Amino ............................................................ 3

2.2 Biosintesis Asam Amino Non Essensial ................................................. 4

2.3 Biosintesis Asam Amino Essensial .......................................................... 9

2.4 Manfaat Biosintesis Asam Amino .......................................................... 10

BAB III PENUTUP 54

3. 1 Kesimpulan ............................................................................................. 12

3. 2 Saran ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Nitrogen memiliki kontribusi selain dari pada karbon, hidrogen,
dan oksigen dalam sistem kihidupan. Kebanyakan nitrogen diikat dalam
bentuk asam amino dan nukleotida. Jalur biosintesis untuk asam amino
dan nukleotida sangat bersinambung, bukan berarti hanya karna kelas
molekulnya yang sama – sama mengandung nitrogen (yang didapat dari
sumber biologis yang umum) tetapi juga karena kedua jalur biosintesisnya
saling terkait secara intensif. Beberapa jenis asam amino atau bagian dari
asam amino bergabung menjadi struktur purin dan pirimidin, dan di sisi
lain cincin purin bergabung membentuk asam amino histidin (Lehninger,
et al. 2013 : 881).
Regulasi sangatlah krusial bagi biosintesis molekul yang
mengandung nitrogen. Hal ini dikarenakan asam amino tiap nukleotida
dibutuhkan dalam jumlah kecil, dan metabolisme asam amino tidak
sebesar metabolisme lemak dan karbohidrat pada jaringan hewan (Voet, et
al. 2011 : 71). Dikarenakan perbedaan asam amino dan nukleotida harus
dalam rasio dan waktu yang tepat untuk sintesis protein dan asam nukleat,
maka jalur biosintesis mereka harus teregulasi secara akurat dan
terkoordinir satu sama lain. Dan karena asam amino serta nukleotida
merupakan molekul bermuatan, regulasinya harus mampu membuat
keseimbangan elektromekanikal dalam sel. Regulasi ini dikontrol oleh
serangkaian enzim yang spesifik.

Jalur biosintesis asam amino dan nukleotida memiliki kaitan dalam


kebutuhannya akan nitrogen. Karena sifatnya yang larut dalam air,
manfaat bilogis dari senyawa nitrogen secara umum tersebar di alam
sekitar, kebanyakan organisme menggunakannya dalam bentuk ammonia,
asam amino, dan nukleotida. Faktanya, asam amino bebas, purin, dan

1
2

pirimidin terbentuk selama metabolism protein dan asam nukleat (Wilson


& Walker. 2010 : 300) .

1. 2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi biosintesis asam amino ?
2. Bagaimana biosintesis asam amino non essensial ?
3. Bagaimana biosintesis asam amino essensial ?
4. Apa saja manfaat dari asam amino ?

1. 3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah biokimia.
2. Untuk mengetahui apa itu biosintesis asam amino.
3. Untuk mengetahui proses biosintesis asam amino non essensial
4. Untuk mengetahui proses biosintesis asam amino essensial
5. Untuk mengetahui manfaat dari asam amino.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Biosintesis Asam Amino


Biosintesis merupakan produksi molekul organic dengan
menggunakan energi dalam jalur metabolisme (Campbell, et al. 2012 :
103). Biosintesis berguna dalam memproduksi molekul – molekul yang
bemanfaat untuk kehidupan sel dan tubuh. Asam amino yang dibiosintesis
adalah asam amino nonesensial (lihat lagi kuliah biokimia protein), karena
asam amino ini bisa dibiosintesis dalam tubuh hewan dan manusia. Asam
amino esensial umumnya memiliki gugus organik yang sulit dibiosintesis
oleh tubuh, sebab itu perlu dipasok dari luar.
Komposisi asam amino dari pakan sering tidak seimbang, oleh
sebab itu tubuh melakukan kompensasi terhadap asam amino yang kurang
tersebut dengan cara melakukan biosintesis dari asam sumber amino yang
ada/ agak berlebih. Demikian juga, asam amino yang kadarnya agak
berlebih tersebut mengalami kehilangan gugus aminonya karena sudah
ditransfer ke asam amino yang kadarnya lebih sedikit. Ini adalah prinsip
dasar dalam dinamika metabolisme asam amino dan distribusinya dalam
tubuh hewan.

Asam Amino Asam Amin Non Essensial


Essensial
Alanin
Arginin
Asparagin
Histidin
Asam Aspartat
Isoleusin
Asam Glutamat
Leusin
Sistein
Lisin

3
4

Metionin Glutamin

Prolin
Fenilalanin
Hidroksi Prolin
Treonin
Tirosin
Triptopan
Serin
Valin

2.2 Biosintesis Asam Amino Non Essensial


A. Glisin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh
serin hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus
hidroksimetil dari serin untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF),
menghasilkan glisin dan N5 , N10 -metilen-THF.

Tahapan Biosintesis Glisin

B. Alanin
Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi
umumnya oleh otot. Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi
alanin plasma, kebalikan transaminasi yang terjadi di otot dan secara
proporsional meningkatkan produksi urea. Alanin dipindahkan dari otot ke
5

hati bersamaan dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke otot.


Proses ini dinamakan siklus glukosa-alanin. Fitur kunci dari siklus ini
adalah bahwa dalam 1 molekul, alanin, jaringan perifer mengekspor
piruvat dan amonia ke hati, di mana rangka karbon didaur ulang dan
mayoritas nitrogen dieliminir.
Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu:
1. Secara langsung melalui degradasi protein
2. Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin
transaminase, ALT (juga dikenal sebagai serum glutamat-piruvat
transaminase, SGPT).

Tahapan Biosintesis

C. Serin
Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-
Alanin
fosfogliserat. NADH-linked dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat
menjadi sebuah asam keto yaitu 3-fosfopiruvat, sesuai untuk transaminasi
subsekuen. Aktivitas aminotransferase dengan glutamat sebagai donor
6

menghasilkan 3-fosfoserin, yang diubah menjadi serin oleh fosfoserin


fosfatase.

Tahapan Biosintesis Serin

D. Glutamat
Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif α-ketoglutarat yang
Alanin
dikatalisis oleh glutamat dehidrogenase yang merupakan reaksi nitrogen-
fixing. Glutamat juga dihasilkan oleh reaksi aminotranferase, yang dalam
hal ini nitrogen amino diberikan oleh sejumlah asam amino lain. Sehingga,
glutamat merupakan kolektor umum nitrogen amino.

Tahapan Biosintesis Glutamat

E. Aspartat
Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh
Alanin
aspartat transaminase, AST. Reaksi ini menggunakan analog asam α-keto
7

aspartat, oksaloasetat, dan glutamat sebagai donor amino. Aspartat juga


dapat dibentuk dengan deaminasi asparagin yang dikatalisis oleh
asparaginase.

Tahapan Biosintesis Aspartat

F. Glutamin dan Asparagin


Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis produksi
asparagin dan glutamin dari asam
Alaninα-amino yang sesuai. Glutamin

dihasilkan dari glutamat dengan inkorporasi langsung amonia dan ini


merupakan reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi asparagin terbentuk oleh
reaksi amidotransferase.

Tahapan Biosintesis Glutamin

Alanin
8

Tahapan Biosintesis Asparagin

G. Prolin dan Hidroksi Prolin

Alanin

Tahapan Biosintesis Prolin dan Hidroksi Prolin


9

2.3 Biosintesis Asam amino Essensial


Biosintesis Asam amino Essensial dari:
A. Aspartat

B. Glutamat

C. Zat Amfibolik
10

2.4 Manfaat Biosintesis Asam Amino


1. Alanin
Alanin dapat memperkuat membran sel, membantu metablisme
glukosa menjadi energy tubuh.
2. Aspartat
Aspartat sangat berguna bagi perubahan karbohidrat menjadi energy
dalam sel. Aspatat juga berfungsi melindungi hati dengan
mengeluarkan ammonia berlebih dalam tubuh. Fungsi lain aspatat
yaitu membantu sel dalam membentuk RNA/DNA.
3. Glutamat
Merupakan bahan bakar utama sel - sel otak bersama glukosa serta
menguragi ketergantungn alkoholik dan menstabilkan mental.
4. Glisin
Glisin bermanfaat dalam meningkatkan energy dan penggunaan
oksigen dalam sel. Glisisn juga penting dalam kesehatan persarafan
dan kelenjar prostat, mencegah epilepsy dan depresi.
5. Prolin
Prolin berguna sebagai bahan dasar glutamate. Prolin bersama lisin dan
vitamin C membentuk jarngan kolagen.
6. Serin
11

Serin membantu dalam pembentukan lemak pelindung serabut saraf


(myelinsheaths). Serin juga penting dalam metabolism lemak dan asam
lemak, pertumbuhan otot dan system imun.
7. Sistein
Sistein merupakan bahan dasar gluthation yang merupakan antioksidan
terbaik. Sistein melindungi sel dari zat – zat berbahaya, dan radiasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Asam amino merupakan molekul yang berperan penting dalam


menyokong kehidupan. Asam amino adalah penyusun dasar polimer
protein dalam sel. Oleh karena begitu besarnya peranan asam amino bagi
kehidupan, maka biosintesis asam amino sangatlah penting. Asam – asam
amino non esensial dan bersyarat merupakan asam – asam amino yang
dapat disintesis tubuh, yaitu asam amino alanine, aspartate, glutamate,
asparagin, serin, sistein, glutamin, glisin, prolin, dan tirosin. Asam – asam
amino tersebut disintesis seiring metabolisme makromolekul dalam sel.
Fungsi utama asam amino dalam sel adalah menyusun polimer protein
dalam ekspresi gen. Adapun manfaat biosintesis asam amino kembali lagi
pada pemanfaatan masing – masing asam amino yang disintesis.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran yang bersifat
membangun sangat penyusun harapkan agar dalam penyelesaian makalah
selanjutnya bisa lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://triyatmiblogaddres.blogspot.com/2016/12/biosintesis-asam-amino.html

iii

Anda mungkin juga menyukai