Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH TENTANG

ASAM AMINO
Dosen pengampu; Melia Sari,S,Si.,M.Si

KELOMPOK 3

DISUSUN OLEH:

DINDA AULIA (NIM:2301011007)

ADRIANIS AZZAHRA (NIM:2301011001)

DWI ANNISAH PUTRI (NIM:2301011150)

KHAIRUN NISA (NIM:2301011157)

ZIKRI BAHAGIE (NIM:2301011167)

RIRIN NURAINI (NIM:2301011160)

MIFTAHUL JANNAH (NIM:2301011239)

SUSI ERI ERNAWATI SARAGIH (NIM:2301011024)

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN


PRODI S1 FARMASI
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi
keguruan.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan- kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
Amin Ya Robbal Alamiin.

Medan, 21 November 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari straktar dan fungsi komponen sekdar,
seperti protein, karbohidrat, asan lemak, minyak, dan biomolekul lainnya.

Sekitar 75% asan amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam amino dapat
diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh kita.
Protein yang terdapat dalam makanan di cerna dalarn lambung dan usas menjadi asans-asam
amino yung dabsorpsi dan di bawa oleh darah ke hati. Protein dalam tubuh dibentuk dari asam
amino. Hida ada kelebihan asam amino akan di ubah menjadi asam ketogkutarat yang dapat
masuk kedatum sakus axam särat. Hati adalah organ tubuh dimana terjadi reaksi Anabolisme dan
Katabožane. Proses Metabolk dan katabolik juga terjadi dalam jaringan di kur hati Asam attino
yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu absorpsi melakai dinding susus, hasil
penguraian protein dalam sel dan hasid sitesis asam armino dalam sel Hati berfiangsi sebagai
pengatur konsentrasi asam amino dalam darah

Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai anas amano, Asam amino yang
terdapat sebagai komponen protein mempunyai pagas -NH: pada atom karbon a dari posisi gugus
-COOH. Jenis-jenis asam amino, untan cara asam amins tersebut terangkai, serta hubungan
spasial asam asam an tersebut asan menennikan striktur 3 dimensi dan sifat-sifat biologis protein
sederhana

Sedangkan Protein (akar kata protos dari bahasa Yuruni yang berarti Yang paling utama)
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan katan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hadrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kah sulfir serta
fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel mukhkk hidup dan virus.
Semua protein terdapat dalam semua makhha hidup, tanpa memandang fingsenya dan
aktivitas biologisnya, dibangpan oleh sasaran dasar yang sama, yaitu 20 asam amino haku, yang
molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologis. Lalu apakah yang memberikan suata
protein untuk aktivitas cruiτεία, protein his uma aktivitas hormon, dan yang lain lagi untuk
aktivitas antibodi? Bagaimana kimini protein-protein ini berbeda. Secara cukup sederhana,
protein berbeda sana sama bin karena masing-masing mempunyai deret unit asam anino sendiri-
sendiri Azam amies merupakan abjad smktur protein karena mokkad molekul ini dapat disusun
dalun sejumlah deret yang hampir tidak serbatas, unk membuat berbagai protein dalam jumlah
yang lumpir tidak terbatas pula.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari Asam Amino dan Proteint?

2. Bagaimana struktur asam amino?

3. Baagaimana klasifikasi dari asam amino?

4. Bagaimana jalur metabolisme asam amino?

5. Bagaimana proses sintetik asam amino?

6. Apa peranan asam anino?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui definisi dari Asam Amino dan Protein.

2. Mengetahui struktur asam amino

3. Mengetahui klasifikasi asam amino

4. Mengetahui jalur metabolisme asam amino

5. Mengetahui proses sintetik asam amino.

6. Mengetahui peranan asam amino.


BAB II PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Asam Anino

Asam amino yang merupakan monorer (satuan pembentuk) protein adalah suatu senyawa
yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil, dalam biokimia
sering kali pengertiannya di persempit. Keduanya terikat pada 1 atom karbon C yang sama.
Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk
larutan asam amino bersifat amfoterik yang cenderung menjadi asam pada larutan basa dan
menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karna asam amino mampu menjadi zwitter
ion. Asam ami no termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karmna salah satu
fungsinya sangat penting dalam organisme, yhaitu sebagai penyusun protein. Pada asam amino ,
gugus amino berikatan pada atom yang berdekatan pada gugus karboksil (c-a) atau dapat
dikatakan juga bahwa gugus amina ataungugus karboksil dalam asam amino terikat pada atom
karbon yang sama.

2.2. Struktur asam amino


Struktur asam amino secara umum adalah 1 atom C yang mengikat 4 gugus: gugus amina
(NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R dari residue) atau
disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino
lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom Ca (“C-alfa”) sesuai dengan penamaan senyawa
berguna karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena
itu gugus amina juga terikat pada atom ca ini, senyawa tersebut merupakan asam a-mino. Asam
amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat
kelompok. Rantai samping dapat membat asam amino bersifat asam kemah, basa lemah,
hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jka nonpolar.

2.3. Klasifikasi Asam amino

1. Penggolongan asam amino


Penggolongan Asam Amino

Asam amino adalah senyawa organik yang mengandung gugus amina (-NH2) dan gugus
karboksil (-COOH), yang terikat pada sebuah senyawa hidrokarbon. Asam amino dapat
diklasifikasikan berdasarkan produksi atau pembentukannya menjadi dua jenis, yaitu asam
amino esensial dan asam amino non-esensial

a.Asam Amino Esensial

Merupakan unsur protein penting bagi tubuh manusia yang tidak dapat diproduksi oleh
tubuh. Oleh karena itu, kebutuhan asam amino esensial harus dipenuhi melalui konsumsi
makanan yang mengandung asam amino tersebut.

B .Asam Amino Non-Esensial :

Merupakan unsur protein yang dapat disintesis oleh tubuh manusia. oleh tubuh.

Dengan demikian, penggolongan asam amino berdasarkan produksi atau


pembentukannya menjadi esensial dan non-esensial merupakan konsep penting dalam
memahami kebutuhan
2.Asam Amino dengan Gugus R Nonpolar Alifatik

Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsi karboksil (–COOH) dan
amina (biasanya –NH2), serta rantai samping (gugus R) yang spesifik untuk setiap jenis asam
amino. Sifat gugus R ini, menentukan fungsi asam amino didalam protein, dan memberikan
dasar untuk klasifikasi asam amino sebagai bentuk nonpolar dan tidak polar.

Beberapa contoh asam amino dengan gugus R nonpolar alifatik adalah:


a.Alanin (Ala/A):
Gugus R-nya hanya terdiri dari rantai hidrokarbon metil (CH3). Alanin adalah asam
amino yang paling sederhana dan paling umum ditemukan dalam protein.
b.Valin (Val/V):
Gugus R-nya terdiri dari rantai hidrokarbon isopropil (CH(CH3)2). Valin adalah salah satu
dari tiga asam amino yang termasuk dalam kelompok asam amino bercabang rantai samping
(branched-chain amino acids).
cLeusin (Leu/L):
Gugus R-nya terdiri dari rantai hidrokarbon isobutil (CH2CH(CH3)2). Leusin juga termasuk
dalam kelompok asam amino bercabang rantai samping.
d.Isoleusin (Ile/I):
Gugus R-nya terdiri dari rantai hidrokarbon tert-butil (CH(CH3)3). Isoleusin juga termasuk
dalam kelompok asam amino bercabang rantai samping
e.Metionin (Met/M)
Gugus R-nya terdiri dari rantai hidrokarbon metil (CH3) yang terikat pada atom sulfur.
Metionin juga mengandung atom sulfur yang penting dalam pembentukan ikatan disulfida dalam
protein.

3 .Asam amino dengan gugus R aromatic


ini memiliki sifat hidrofobik dan berperan penting dalam struktur dan fungsi protein. Gugus R
aromatik ini dapat berinteraksi dengan molekul lain dalam protein melalui interaksi hidrofobik,
ikatan hidrogen, dan interaksi pi-pi yang penting dalam membentuk struktur tiga dimensi protein.

Gugus R aromatik ini memberikan sifat hidrofobik pada asam amino, yang berarti
cenderung tidak larut dalam air dan lebih suka berinteraksi dengan bagian dalam protein atau
membran sel yang bersifat hidrofobik. Selain itu, gugus R aromatik ini juga berperan dalam
interaksi protein-protein dan interaksi dengan molekul lain dalam protein melalui interaksi
hidrofobik, ikatan hidrogen, dan interaksi

Hal ini penting dalam membentuk struktur tiga dimensi protein dan mempengaruhi
fungsi protein tersebut .

Beberapa contoh asam amino dengan gugus R aromatik adalah:


a.Fenilalanin (Phe/F):

Gugus R-nya terdiri dari cincin benzena yang terikat pada rantai samping metil. Fenilalanin
adalah salah satu asam amino esensial yang berperan penting dalam sintesis protein dan juga
merupakan prekursor untuk neurotransmiter seperti dopamin dan norepinefrin.

b.Tirosin (Tyr/Y):

Gugus R-nya juga terdiri dari cincin benzena, tetapi terikat pada rantai samping hidroksil
(-OH). Tirosin juga merupakan asam amino esensial dan berperan dalam sintesis protein serta
sebagai prekursor untuk hormon tiroid dan neurotransmiter seperti dopamin dan epinefrin.

C.Tryptophan (Trp/W)

Gugus R-nya terdiri dari cincin indol yang kompleks. Tryptophan juga merupakan asam
amino esensial dan berperan dalam sintesis protein serta sebagai prekursor untuk neurotransmiter
seperti serotonin dan melatonin. ini penting dalam membentuk struktur tiga dimensi protein dan
mempengaruhi fungsi protein tersebut.

4. Asam amino dengan gugus R polar tidak bermuatan


Asam amino dengan gugus R polar tidak bermuatan adalah jenis asam amino yang
memiliki rantai samping yang bersifat polar, artinya memiliki afinitas terhadap air dan dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air atau molekul lainnya. Namun, gugus R ini tidak
memiliki muatan listrik atau muatan netral.

Contoh asam amino dengan gugus R polar tidak bermuatan antara lain:

1. Serin (Ser/S): Gugus R-nya terdiri dari rantai hidroksil (-OH). Serin memiliki sifat polar
karena adanya gugus hidroksil yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air atau
molekul lainnya.

2. Treonin (Thr/T): Gugus R-nya juga terdiri dari rantai hidroksil (-OH), tetapi terikat pada atom
karbon yang berbeda dari serin. Treonin juga memiliki sifat polar karena adanya gugus hidroksil.

3. Asparagin (Asn/N): Gugus R-nya terdiri dari rantai amida (-CONH2). Asparagin memiliki
sifat polar karena adanya gugus amida yang dapat membentuk ikatan hidrogen.
4. Glutamin (Gln/Q): Gugus R-nya juga terdiri dari rantai amida (-CONH2), tetapi terikat pada
atom karbon yang berbeda dari asparagin. Glutamin juga memiliki sifat polar karena adanya
gugus amida.

5.Asam amino dengan gugus R polar tidak bermuatan ini memiliki peran penting dalam interaksi
protein-protein dan dalam membentuk struktur tiga dimensi protein. Gugus R polar ini dapat
berinteraksi dengan molekul air atau molekul lainnya melalui ikatan hidrogen, yang
mempengaruhi stabilitas dan fungsi protein.
6. Asam amino dengan gugus R yang bermuatan negative

Asam amino dengan gugus R yang bermuatan negative mengacu pada jenis asam amino
yang memiliki gugus R yang memberikan muatan negatif pada molekul asam amino tersebut.
Contoh asam amino dengan gugus R yang bermuatan negatif adalah Aspartic Acid (Asp) dan
Glutamic Acid (Glu).

Aspartic Acid (Asp) memiliki gugus R yang terdiri dari gugus karboksilat (-COOH).
Gugus karboksilat ini dapat melepaskan ion hidrogen (H+) dan memberikan muatan negatif pada
molekul asam amino.

Glutamic Acid (Glu) juga memiliki gugus R yang terdiri dari gugus karboksilat (-
COOH). Seperti Aspartic Acid, Glutamic Acid juga dapat melepaskan ion hidrogen (H+) dan
memberikan muatan negatif pada molekulnya.

Kehadiran gugus R yang bermuatan negatif pada asam amino ini mempengaruhi sifat dan
interaksi kimia asam amino dalam protein. Gugus karboksilat yang bermuatan negatif dapat
berinteraksi dengan gugus R yang bermuatan positif dari asam amino lain atau molekul lain
dalam protein, membentuk ikatan ionik atau ikatan hidrogen yang penting dalam struktur dan
fungsi protein.
Sifat bermuatan negatif pada asam amino ini juga dapat mempengaruhi interaksi dengan molekul
lain di dalam sel, seperti dalam proses pengenalan dan pengikatan protein dengan substrat atau
molekul sinyal.

Contoh asam amino dengan gugus R polar tidak bermuatan negative

Asam amino dengan gugus R yang bermuatan positif mengacu pada jenis asam amino yang
memiliki gugus R yang memberikan muatan positif pada molekul asam amino tersebut. Contoh
asam amino dengan gugus R yang bermuatan positif adalah Lysine (Lys), Arginine (Arg), dan
Histidine (His).

Lysine (Lys) memiliki gugus R yang terdiri dari gugus amina sekunder (NH2-CH2-CH2-
CH2-NH3+). Gugus amina ini dapat menerima ion hidrogen (H+) dan memberikan muatan
positif pada molekul asam amino.

Arginine (Arg) memiliki gugus R yang terdiri dari gugus amina guanidinium
(NH=C(NH2)-NH2+). Gugus amina guanidinium ini dapat menerima ion hidrogen (H+) dan
memberikan muatan positif pada molekul asam amino.

Histidine (His) memiliki gugus R yang terdiri dari cincin imidazol (C3H3N2). Cincin
imidazol ini dapat menerima atau melepaskan ion hidrogen (H+) tergantung pada kondisi pH,
sehingga dapat memberikan muatan positif pada molekul asam amino.

Kehadiran gugus R yang bermuatan positif pada asam amino ini mempengaruhi sifat dan
interaksi kimia asam amino dalam protein. Gugus amina yang bermuatan positif dapat
berinteraksi dengan gugus R yang bermuatan negatif dari asam amino lain atau molekul lain
dalam protein, membentuk ikatan ionik atau ikatan hidrogen yang penting dalam struktur dan
fungsi protein.
Sifat bermuatan positif pada asam amino ini juga dapat mempengaruhi interaksi dengan molekul
lain di dalam sel, seperti dalam proses pengenalan dan pengikatan protein dengan substrat atau
molekul sinyal. antara lain:

1. Serin (Ser/S): Gugus R-nya terdiri dari rantai hidroksil (-OH). Serin memiliki sifat polar
karena adanya gugus hidroksil yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air atau
molekul lainnya

2. Treonin (Thr/T): Gugus R-nya juga terdiri dari rantai hidroksil (-OH), tetapi terikat pada atom
karbon yang berbeda dari serin. Treonin juga memiliki sifat polar karena adanya gugus hidroksil.

3. Asparagin (Asn/N): Gugus R-nya terdiri dari rantai amida (-CONH2). Asparagin memiliki
sifat polar karena adanya gugus amida yang dapat membentuk ikatan hidrogen.

4. Glutamin (Gln/Q): Gugus R-nya juga terdiri dari rantai amida (-CONH2), tetapi terikat pada
rantai samping yang lebih panjang dibandingkan asparagin. Glutamin juga memiliki sifat polar
karena adanya gugus amida.

Asam amino dengan gugus R polar tidak bermuatan ini berperan penting dalam interaksi protein-
protein dan dalam membentuk struktur tiga dimensi protein. Mereka juga dapat berpartisipasi
dalam reaksi kimia yang terjadi dalam sel.
7. Asam amino dengan gugus R yang bermuatan positif

mengacu pada jenis asam amino yang memiliki gugus R yang memberikan muatan positif
pada molekul asam amino tersebut. Contoh asam amino dengan gugus R yang bermuatan positif
adalah Lysine (Lys), Arginine (Arg), dan Histidine (His).

Lysine (Lys) memiliki gugus R yang terdiri dari gugus amina sekunder (NH2-CH2-CH2-
CH2-NH3+). Gugus amina ini dapat menerima ion hidrogen (H+) dan memberikan muatan
positif pada molekul asam amino.

Arginine (Arg) memiliki gugus R yang terdiri dari gugus amina guanidinium
(NH=C(NH2)-NH2+). Gugus amina guanidinium ini dapat menerima ion hidrogen (H+) dan
memberikan muatan positif pada molekul asam amino.
Histidine (His) memiliki gugus R yang terdiri dari cincin imidazol (C3H3N2). Cincin
imidazol ini dapat menerima atau melepaskan ion hidrogen (H+) tergantung pada kondisi pH,
sehingga dapat memberikan muatan positif pada molekul asam amino.

Kehadiran gugus R yang bermuatan positif pada asam amino ini mempengaruhi sifat dan
interaksi kimia asam amino dalam protein. Gugus amina yang bermuatan positif dapat
berinteraksi dengan gugus R yang bermuatan negatif dari asam amino lain atau molekul lain
dalam protein, membentuk ikatan ionik atau ikatan hidrogen yang penting dalam struktur dan
fungsi protein.

Sifat bermuatan positif pada asam amino ini juga dapat mempengaruhi interaksi dengan
molekul lain di dalam sel, seperti dalam proses pengenalan dan pengikatan protein dengan
substrat atau molekul sinyal.

Berikut adalah beberapa contoh asam amino dengan gugus R bermuatan positif:

1. Lisin (Lys): Lisin memiliki gugus R berupa amina primer yang bermuatan positif. Ini adalah
salah satu asam amino esensial yang berperan dalam sintesis protein, pertumbuhan, dan
pemeliharaan jaringan.

2. Arginin (Arg): Arginin juga memiliki gugus R berupa amina primer yang bermuatan positif.
Asam amino ini penting dalam sintesis protein, pembentukan urea, dan berperan dalam berbagai
jalur metabolik.

3. Histidin (His): Histidin memiliki gugus R berupa cincin imidazol yang dapat menerima atau
melepaskan proton, sehingga dapat berperan sebagai asam atau basa tergantung pada kondisi pH.
Histidin penting dalam berbagai fungsi biologis, termasuk dalam enzim, transportasi ion, dan
regulasi pH.

4. Lysinine (Lysine): Lysinine adalah asam amino yang ditemukan pada beberapa jenis bakteri.
Gugus R-nya juga bermuatan positif dan berperan dalam interaksi dengan molekul lain dalam
sel.

5. Ornithine (Orn): Ornithine adalah asam amino yang terlibat dalam siklus urea dan
metabolisme arginin. Gugus R-nya juga bermuatan positif..
6. Citrulline (Cit): Citrulline adalah asam amino yang terlibat dalam siklus urea dan sintesis
arginin. Gugus R-nya juga bermuatan positif.

Asam amino dengan gugus R bermuatan positif ini memiliki peran penting dalam berbagai
proses biologis dan merupakan komponen penting dalam struktur protein dan fungsi seluler.

8. Sifat asam basa amino

Asam amino memiliki sifat basa karena gugus amina (NH2) yang terdapat pada molekulnya dapat
menerima proton (H+) dari larutan. Sifat basa ini terutama terkait dengan gugus amina pada rantai
samping (gugus R) asam amino.

Ketika asam amino berada dalam larutan dengan pH yang lebih rendah, gugus amina pada asam amino
akan menerima proton dan membentuk ion amonium bermuatan positif. Ini mengakibatkan asam amino
menjadi bermuatan positif dan berperilaku sebagai basa.
Sifat basa asam amino juga dapat dilihat dalam reaksi dengan asam kuat. Ketika asam
kuat ditambahkan ke dalam larutan asam amino, gugus amina pada asam amino akan menerima
proton dari asam kuat, membentuk ion amonium bermuatan positif.

Selain itu, sifat basa asam amino juga dapat dilihat dalam reaksi dengan asam karboksilat
(gugus COOH) yang ada pada molekulnya. Gugus amina pada satu molekul asam amino dapat
menerima proton dari gugus asam karboksilat pada molekul asam amino lainnya, membentuk
ikatan peptida dan membentuk rantai polipeptida.

Namun, penting untuk dicatat bahwa sifat basa asam amino juga dipengaruhi oleh pH larutan.
Pada pH

konjugat. Oleh karena itu, sifat basa asam amino dapat bervariasi tergantung pada kondisi pH
lingkungan.

Asam amino memiliki berbagai macam sifat asam dan basa yang dapat dilihat dalam berbagai
kondisi. Berikut adalah beberapa sifat asam dan basa yang dimiliki oleh asam amino:

1. Sifat asam:

- Asam karboksilat: Setiap asam amino memiliki gugus asam karboksilat (COOH) yang dapat
melepaskan proton (H+) dan berperilaku sebagai asam. Ini menghasilkan ion karboksilat
bermuatan negatif (COO-) pada pH yang lebih tinggi.

- Titik isoelektrik: Setiap asam amino memiliki titik isoelektrik (pI), yaitu pH di mana asam
amino memiliki muatan netral. Pada pH di bawah pI, asam amino berperilaku sebagai asam dan
menerima proton. Pada pH di atas pI, asam amino berperilaku sebagai basa dan kehilangan
proton.
2. Sifat basa:

- Gugus amina: Asam amino memiliki gugus amina (NH2) yang dapat menerima proton (H+)
dan berperilaku sebagai basa. Ini menghasilkan ion amonium bermuatan positif (NH3+) pada pH
yang lebih rendah.

- Sifat basa konjugat: Gugus amina pada asam amino juga dapat berperilaku sebagai basa
konjugat, menerima proton dari asam kuat atau gugus asam karboksilat pada asam amino lainnya
untuk membentuk ikatan peptida.

3. Amfoterik:

- Asam amino bersifat amfoterik, artinya mereka dapat bertindak sebagai asam atau basa
tergantung pada kondisi pH lingkungan. Pada pH netral, asam amino memiliki muatan netral
karena gugus asam karboksilat dan gugus amina saling menetralkan.

Sifat asam dan basa asam amino sangat penting dalam membentuk ikatan peptida dan struktur
protein, serta dalam interaksi dengan lingkungan seluler. Sifat ini mempengaruhi stabilitas dan
fungsi protein dalam berbagai kondisi lingkungan.
9. Kurva titrasi asam amino

Kurva titrasi adalah garis melengkung yang tidak putus-putus, mengingat perubahan pH nya
juga berlangsung secara kontinu.
Ada beberapa jenis kurva titrasi asam amino yang umum digunakan dalam analisis kimia.
Berikut adalah beberapa contoh kurva titrasi asam amino:

1. Kurva titrasi asam amino dengan asam kuat: Pada jenis ini, asam amino dititrasi dengan
larutan asam kuat seperti asam klorida. Pada awal titrasi, pH larutan akan tinggi karena asam
amino berperan sebagai basa lemah. Ketika asam kuat ditambahkan, pH larutan akan turun
secara bertahap hingga mencapai titik setara, di mana jumlah asam kuat yang ditambahkan sama
dengan jumlah asam amino yang ada. Setelah titik setara, pH larutan akan turun secara tajam
karena kelebihan asam kuat.

2. Kurva titrasi asam amino dengan basa kuat: Pada jenis ini, asam amino dititrasi dengan larutan
basa kuat seperti natrium hidroksida. Pada awal titrasi, pH larutan akan rendah karena asam
amino berperan sebagai asam lemah. Ketika basa kuat ditambahkan, pH larutan akan naik secara
bertahap hingga mencapai titik setara, di mana jumlah basa kuat yang ditambahkan sama dengan
jumlah asam amino yang ada. Setelah titik setara, pH larutan akan naik secara tajam karena
kelebihan basa kuat.

2. Kurva titrasi asam amino dengan asam lemah: Pada jenis ini, asam amino dititrasi dengan
larutan asam lemah seperti asam asetat. Pada awal titrasi, pH larutan akan tinggi karena
asam amino berperan sebagai basa lemah. Ketika asam lemah ditambahkan, pH larutan
akan turun secara bertahap hingga mencapai titik setara, di mana jumlah asam lemah
yang ditambahkan sama dengan jumlah asam amino Kurva titrasi asam amino dapat
digunakan untuk menentukan titik isoelektrik asam amino, yaitu pH di mana asam amino
memiliki muatan netral. Titik isoelektrik ini penting dalam pemisahan dan karakterisasi
asam amino.
10. Asam amino esensial dan non-esensial

Asam amino adalah komponen dasar protein yang penting untuk fungsi tubuh manusia. Ada dua
kategori utama asam amino: asam amino esensial dan non-esensial.

1. Asam amino esensial: Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat diproduksi
oleh tubuh manusia secara mandiri, sehingga harus diperoleh melalui makanan. Terdapat
sembilan asam amino esensial, yaitu:

Ada sembilan asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh manusia karena tubuh tidak dapat
mensintesisnya sendiri dalam jumlah yang cukup. Berikut adalah sembilan asam amino esensial:
a. Histidin: Histidin berperan dalam pertumbuhan dan perbaikan jaringan, sintesis protein, dan
produksi histamin. Asam amino ini juga penting untuk perkembangan sistem saraf.

b. Isoleusin: Isoleusin berperan dalam sintesis protein, regulasi gula darah, dan energi. Asam
amino ini juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otot.

c. Leusin: Leusin berperan dalam sintesis protein, regulasi gula darah, dan pertumbuhan otot.
Asam amino ini juga penting untuk produksi energi dan fungsi sistem saraf.

d. Lisin: Lisin berperan dalam sintesis protein, pertumbuhan dan perbaikan jaringan, serta
produksi hormon, enzim, dan antibodi. Asam amino ini juga penting untuk penyerapan kalsium
dan pembentukan kolagen.

e. Metionin: Metionin berperan dalam sintesis protein, detoksifikasi tubuh, dan produksi
senyawa penting seperti glutation dan kreatin. Asam amino ini juga penting untuk kesehatan
kulit, rambut, dan kuku.

f. Fenilalanin: Fenilalanin berperan dalam sintesis protein, produksi neurotransmiter seperti


dopamin, norepinefrin, dan epinefrin. Asam amino ini juga penting untuk perkembangan otak
dan fungsi kognitif.

g. Treonin: Treonin berperan dalam sintesis protein, produksi kolagen, dan fungsi sistem saraf.
Asam amino ini juga penting untuk metabolisme lemak.
8. Triptofan: Triptofan berperan dalam sintesis protein, produksi neurotransmiter seperti
serotonin dan melatonin. Asam amino ini juga penting untuk regulasi mood, tidur, dan fungsi
sistem saraf.

9. Valin: Valin berperan dalam sintesis protein, regulasi gula darah, dan pertumbuhan otot. Asam
amino ini juga penting untuk produksi energi dan fungsi sistem saraf.

Asam amino esensial ini harus diperoleh melalui makanan atau suplemen karena tubuh tidak
dapat menghasilkannya sendiri. Kekurangan asam amino esensial dalam diet dapat menyebabkan
masalah kesehatan serius, oleh karena itu penting untuk memastikan asupan yang cukup melalui
makanan yang kaya akan protein seperti daging, ikan, telur, produk susu, kacang-kacangan, dan
biji-bijian.

Asam amino esensial nsial ini penting untuk sintesis protein, pertumbuhan, perkembangan, dan
fungsi normal tubuh.

2. Asam amino non-esensial: Asam amino non-esensial adalah asam amino yang dapat
diproduksi oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup. Tubuh dapat mensintesis asam amino
ini dari bahan-bahan lainnya. Terdapat sebelas asam amino non-esensial, yaitu:

Ada sebelas asam amino non-esensial yang dapat diproduksi oleh tubuh manusia dalam jumlah
yang cukup. Berikut adalah sebelas asam amino non-esensial:

a. Alanin: Alanin berperan dalam metabolisme energi, pengaturan gula darah, dan sintesis
protein. Asam amino ini juga penting untuk fungsi sistem saraf.
b. Arginin: Arginin berperan dalam sintesis protein, produksi hormon, dan fungsi sistem
kekebalan tubuh. Asam amino ini juga penting untuk pembentukan oksida nitrat yang membantu
dalam relaksasi pembuluh darah.

c. Asparagin: Asparagin berperan dalam sintesis protein, regulasi gula darah, dan fungsi sistem
saraf. Asam amino ini juga penting untuk pembentukan asam nukleat.

d. Asam aspartat: Asam aspartat berperan dalam sintesis protein, produksi energi, dan fungsi
sistem saraf. Asam amino ini juga penting untuk pembentukan neurotransmiter.

e. Glutamin: Glutamin berperan dalam sintesis protein, regulasi gula darah, dan fungsi sistem kekebalan
tubuh. Asam amino ini juga penting untuk kesehatan usus dan fungsi otak.

f. Glutamat: Glutamat berperan dalam fungsi otak, regulasi gula darah, dan metabolisme energi.
Asam amino ini juga penting untuk pembentukan neurotransmiter.

g. Glicin: Glicin berperan dalam sintesis protein, produksi kolagen, dan fungsi sistem saraf.
Asam amino ini juga penting untuk pembentukan DNA dan RNA.

h. Prolin: Prolin berperan dalam sintesis kolagen, struktur jaringan ikat, dan penyembuhan luka.
Asam amino ini juga penting untuk kesehatan kulit, tulang, dan sendi.

i. Serin: Serin berperan dalam sintesis protein, produksi neurotransmiter, dan fungsi sistem saraf.
Asam amino ini juga penting untuk pembentukan fosfolipid yang merupakan komponen penting
membran sel.
j. Sistein: Sistein berperan dalam sintesis protein, produksi glutation, dan detoksifikasi tubuh.
Asam amino ini juga penting untuk kesehatan kulit, rambut, dan kuku.

k. Tirosin: Tirosin berperan dalam sintesis protein, produksi neurotransmiter, dan fungsi sistem
saraf. Asam amino ini juga penting untuk produksi hormon tiroid dan pigmen melanin.

Asam amino non-esensial ini dapat diproduksi oleh tubuh manusia, tetapi tetap penting untuk
fungsi normal tubuh dan sintesis protein. Mereka dapat ditemukan dalam berbagai sumber
makanan seperti daging, ikan, telur, produk susu, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Meskipun asam amino non-esensial dapat diproduksi oleh tubuh, mereka tetap penting untuk
fungsi normal tubuh dan sintesis protein.

Kombinasi asam amino esensial dan non-esensial yang tepat diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan protein tubuh dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Kekurangan asam amino
esensial dalam diet dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti gangguan pertumbuhan
dan perkembangan, serta masalah kekebalan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi
makanan yang kaya akan asam amino esensial dan non-esensial untuk memastikan asupan nutrisi
yang seimbang.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan pada makalah ini adalah:
 Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang
terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus -NH 2 pada atom karbon a dari
posisi gugus -COOH. Jenis jenis asam amino, urutan cara asam amino tersebut terangkai,
serta hubungan spesial asam asam amino tersebut asam menetukan struktur 3 dimensi dan
sifat sifat biologis sederhana.
 Betdasarkan sifat polar gugus R , maka asam amino terdiri dari 4 golongan yakni : asam
amino dengan gugus R yang tidak mengutub, asam amino dengan gugur R mengutub
tidak bermuatan, asam amino dengan gugus R bermuatan negatif/ asam amino asam,
asam amino dengan gugus R bermuatan positif / asam amino basa.
 Struktur asam amino terdiri atas satu atom C yang mengikat 4 gugus ; gugus
amina( NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R dari
residue), sedangkan struktur protein terdiri atas struktur primer, struktur sekunder,
struktur tertier, dan struktur kuartener.

Anda mungkin juga menyukai