Disusun Oleh :
Ivanti Zulfia
Syukur alhamdulillah, kiranya tiada kata yang dapat diucapkan kecuali puji syukur
kehadirat Allah SWT yang selalu melindungi, mencurahkan rahmat, dan hidayah-Nya
sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan lancar.
Shalawat beriringan salam juga tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi kita
Muhammad SAW, karena dengan berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah kita dapat
menuntut ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan
maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat berkarya dengan lebih baik di masa
yang akan datang.
Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya. Amin Yarabbal ‘alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari asam amino
2. Untuk mengetahui klasifikasi asam amino
3. Untuk mengetahui bagaimana struktur asam amino
4. Untuk mengetahui tentang asam amino esensial dan non-esensial
5. Untuk mengetahui metabolisme dan katabolisme dari asam amino
6. Untuk mengetahui tentang transport ammonia dan siklus urea
7. Untuk mengetahui penyakit metabolisme asam amino
BAB II
PEMBAHASAN
Satu atom C pada asam amino mengikat empat gugus, yaitu gugus amina (-
NH₂), gugus karboksil (-COOH), atom hydrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari
residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping. Gugus tersebutlah yang
membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
NH₂ = Amino
NH₂ R = Sisa
Molekul
Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam amino
kecuali glisina memiliki isomer optic: l dan d. Cara sederhana untuk mengidentifikasi
isomer ini dari gambaran dua dimensi adalah dengan mendorong atom H ke belakang
pembaca (menjauhi pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan)
terjadi urutan karboksil-residu-amina maka ini adalah tipe d. Jika urutan ini terjadi
dengan arah putaran berlawanan jarum jam, maka itu adalah tipe l. (Aturan ini dikenal
dalam Bahasa Inggris dengan nama CORN, dari singkatan COOH-R-NH2).
5. Tyrosine
a) Pemicu hormone dopamine, epinephrine, norepinephrine, melanin (pigmen
kulit), hormone thyroid
b) Meningkatkan mood dan fokus mental
6. Glutamine
a) Asam amino yang paling banyak ditemukan dalam otot manusia
b) Dosis 2 gram cukup untuk memicu produksi hormone pertumbuhan
c) Membantu dalam membentuk daya tahan tubuh
d) Sumber energi penting pada organ tubuh pada saat kekurangan kalori
e) Salah satu nutrisi untuk otak dan kesehatan pencernaan
f) Meningkatkan volume sel otot
7. Taurine
a) Membantu dalam penyerapan dan pelepasan lemak
b) Membantu dalam meningkatkan volume sel otot
8. Ornithine
a) Dalam dosis besar bisa membantu produksi hormone pertumbuhan
b) Membantu dalam penyembuhan dari penyakit
c) Membantu daya tahan tubuh dan fungsi organ hati
Alanin
transminase
Asam amino + asam piruvat asam a keto + alanin
glutamat
transminase
Asam amino + asam a ketoglutarate asam a keto + asam glutamate
Pada reaksi diatas tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus
amino yang dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin
transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam
piruvat-alanin. Sedangkan glutamate transaminase merupakan enzim yang
mempunyai kekhasan terhadap glutamate-ketoglutarat sebagai satu pasang
substrak.
b) Deaminasi oksidatif
Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam
glutamate. Dalam beberapa sel misalnya bakteri, asam glutamate dapat
mengalami proses diaminasi oksidatif yang menggunakan glutaman
dehidrognase sebagai enzim katalis. Deaminasi oksidatif adalah pelepasan
gugus amino dari glutamate dalam bentuk ion ammonium (NH₄⁺).
Glutamate juga dapat memindahkan amin kerantai karbon lainnya,
menghasilkan asam amino baru. Glutamate mengalami deaminasi
mnghasilkan ammonium (NH₄⁺). Selanjutnya ion ammonium masuk
kedalam siklus urea.
3. Penyakit tyrosinosis
Tyrosinosis merupakan suatu kondisi langka akibat cacat dalam
metabolisme asam amino dan ditransmisikan sebagai sifat autosom-resesif.
Hal ini ditandai dengan ekskresi jumlah berlebihan asam para-
hydroxyphenylpyruvic, produk setengah dari tirosin dalam urine.
4. Penyakit tyrosinemia
Tyrosinemia atau tirosinose adalah kesalahan metabolisme bawaan
biasanya dari lahir yang dihasilkan dari kekurangan enzimoksidase asam p-
hydroxyphenylpyruvate, yang mengubah asam homogensitat ini,
mengakibatkan akumulasi tirosin dalam tubuh. Penyakit ini secara genetic
heterogen dan setidaknya ada tiga jenis ditentukan oleh gen terletak pada
kromosom 15q (tipe 1), 16 (tipe II), dan 12q (tipe III).
5. Penyakit histidinemia
Histidinemia merupakan kondisi yang diwariskan ditandai dengan
darah tinggi tingkat asam amino histidine. Histidinemia disebabkan oleh
kekurangan (defisiensi) dari enzim yang memecah histidine. Histidinemia
biasanya tidak menyebabkan masalah kesehatan dan kebanyakan orang
dengan kadar tinggi histidine tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi
ini. Kombinasi histidinemia dan komplikasi medis selama atau segera setelah
lahir (seperti kurangnya sementara oksigen) mungkin meningkatkan
kesempatan seseorang mengembangkan cacat intelektual, masalah perilaku,
atau gangguan belajar.
6. Penyakit homosistinuria
Homosistinuria adalah sebagai akibat defek pembentukan
metilkobalamin. Metilkobalamin adalah kofaktor untuk enzim metionin
sintase yang mengkatalisis reaksi metilase kembali dari homosistein menjadi
metionin. Anak dengan homosistinuria tidak dapat melakukan metabolisme
asam amino homocysteine dimana dengan adanya produk sampingan yang
beracun membangun penyebab beberapa gejala. Gejala mungkin ringan atau
hebat bergantung pada cacat enzim tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asam amino adalah salah satu senyawa yang ada di dalam tubuh makhluk
hidup yang diantaranya hewan dan manusia yang berguna sebagai sumber utama
pembentukan protein dalam tubuh. Perbedaan asam amino satu dengan yang lainnya
terletak pada struktur molekulnya. Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan
sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat
membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan
hidrofobik jika nonpolar.
Struktur umum asam amino terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
1. Gugusan amino
2. Gugusan karboksil
3. Gugusan sisa amolekul (molecular rest)
Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau
sebagai kerangka molekul-molekul penting. Ia disebut esensial bagi suatu spesies
organisme apabila spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi
sendiri atau selalu kekurangan asam amino yang bersangkutan. Untuk memenuhi
kebutuhan ini, spesies itu harus memasoknya dari luar (lewat makanan). Istilah “asam
amino esensial” berlaku hanya bagi organisme heterotof. Sedangakn Asam Amino
Non-Esensial, yaitu Aspartic acid, Glyicine, Alanine, Serine.
Metabolisme asam amino memiliki jalur utama yakni terdiri atas produksi
asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam
amino di hati. Kemudian pengambilan nitrogen dari asam amino. Selanjutnya adalah
katabolisme asam amino menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai
proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino. Yang terakhir adalah
sintesis protein dari asam-asam amino. Sedangkan tahap katabolisme asam amino,
yaitu transaminase dan deaminasi oksidatif.
DAFTAR PUSTAKA