PENDAHULUAN
pembentuk) protein. Asam amino mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino
dan gugus karboksil yang terikat pada atom karbon yang sama. Asam amino dapat
diasumsikan sebagai protein yang mengalami degradasi hidrolitik dengan asam atau
basa kuat dengan hasil berupa campuran beberapa hasil (Hart, 1991).
Protein merupakan molekul organik yang paling banyak di dalam sel. Zat ini
terdapat di semua bagian jasad hidup dan merupakan golongan yang paling beraneka
atas keterpaduan struktur jasad tertentu maupun enzim yang mengatur fungsi
kehidupan. Sesuai dengan peranan ini, kata protein barasal dari kata Yunani proteios,
agak dipaksakan dalam ilmu kimia. Untuk mendapatkan gambaran yang sempurna
mengenai sifat dan fungsi makromolekul itu diperlukan berbagai cara penelitian yang
Dari demikian banyak ragam s truktur yang dapat dijumpai, hanya 20 asam
amino saja yang penting dalam protein. Walaupun pembuatan peptida dan protein
dari asam amino sederhana dalam laboratorium melibatkan strategi dan teknik yang
kimia. Molekul raksasa asam nukleat mengendalikan sintesis protein yang mengatur
amino dan peptida, yakni untuk mengetahui sifat-sifat dari asam amino dan protein.
1
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
Maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengenal beberapa sifat asam amino
1. Untuk mengetahui beberapa sifat asam amino dan protein melalui reaksi Millon
2. Untuk mengetahui beberapa sifat asam amino dan protein melalui reaksi
ninhidrin.
3. Untuk mengetahui beberapa sifat asam amino dan protein melalui reaksi biuret.
Prinsip dari percobaan ini adalah mengidentifikasi asam amino dan protein
tes yaitu tes Millon, tes Ninhidrin, dan tes Biuret yang hasilnya ditandai dengan
adanya perubahan warna dan endapan yang menunjukkan bahwa adanya reaksi uji
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam amino pada umumnya mempunyai satu gugus karboksilat dan satu gugus
amina, namun demikian ada beberapa asam amino yang mempunyai dua gugus
karboksilat (asam aspartat dan glutamat) dan ada pula asam amino yang mempunyai
dua gugus amino seperti lisin, arginin dan histidin. Asam amino dapat
dikelompokkan sebagai asam amino alifatik, asam amino aromatik, hetero asam
H C* COOH
NH2
Gambar 2.1 Rumus umum asam amino
Asam amino sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Asam amino berfungsi
memperbaiki jaringan yang rusak setelah luka, melindungi hati dari berbagai zat
sekresi hormon pertumbuhan dan mengurangi kadar amonia di dalam darah (Mandila
titik lelehnya diatas 200 °C, sedangkan kebanyakan senyawa organik dengan bobot
molekul sekitar itu berupa cairan pada temperature kamar. Asam amino larut dalam
air dan pelarut polar lain, tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar seperti dietil eter
atau benzena. Asam amino mempunyai momen dipol yang besar. Juga, mereka
3
kurang bersifat asam dibanding kan bagian besar asam karboksilat dan kurang basa
Hampir semua sumber asam amino yang digunakan oleh masyarakat pada
umumnya berasal dari hewan mamalia yaitu sapi dan babi. Hal ini menyebabkan
adanya kekhawatiran dari sebagian besar konsumen yang didasarkan pada alasan
atherogenesis yang terkait dengan penyakit pembuluh darah dan jantung. Dan
disebutkan pula efek suplementasi asam amino arginin dan aspek yang lain terhadap
fisiologi manusia belum jelas. Asam amino yang biasanya sangat kurang dalam
bahan makanan disebut sebagai asam amino pembatas. Serealia (seperti nasi, roti,
dll) asam amino pembatasnya adalah lisin sedangkan pada golongan leguminosa
Meskipun asam amino mempunyai dua gugus fungsi yaitu asam dan basa,
namun bentuk struktur ionnya bergantung pada pH. Jika melepaskan proton, gugus
terprotonasi menjadi ion ammonium. Keadaan struktur semacam ini disebut sebagai
Asam amino yang biasa ditemui dalam pekerjaan identifikasi sebagai asam
amino bebas, para hidroklorida, atau peptida. Asam amino asam bebas keluar sebagai
garam internal maupun zwitter ion. Mereka sangat sedikit larut dalam pelarut organik
nonpolar, sedikit larut dalam etanol dan sangat larut dalam air untuk memberikan
solusi alami. Mereka menunjukkan peningkatan kelarutan dalam larutan asam baik
4
dan dasar, dan mereka memiliki titik leleh atau titik dekomposisi antara 120 dan
Asam amino esensial tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga didapatkan
dari makanan yang dikonsumsi. Contoh dari asam amino essensial adalah Valin
(Val), Leusin (Leu), Isoleusin (Ile), Treonin (Thr), Metionin (Met), Fenilananin
(Phe), Arginin (Arg), Lisin (Lys), Histidin(his). Dalam memformulasi pakan ternak
perlu juga diperhatikan keseimbangan dari asam amino terutama asam amino
esensial. Formulasi asam amino esensial yang tidak tepat baik kelebihan ataupun
ternak. Antagonis antar asam amino, misalnya terdapat pada branched-chain amino
acid (BCAA) seperti leusin, isoleusin dan valin bersifat antagonis demikian juga
Profil asam amino menunjukkan jumlah dan komposisi asam amino esensial
yang terkandung di dalam satu jenis protein. Gizi asam amino esensial dapat
dievaluasi dengan skor asam amino dan skor kimia untuk mengetahui jenis asam
minimum Liebig yang menyatakan bahwa kekurangan salah satu asam amino
amino lain, walaupun asam amino tersebut tersedia cukup (Oulette, 1994).
Asam amino non essensial adalah asam amino yang bisa diproduksi sendiri
oleh tubuh, sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah dibandingkan
5
dengan asam amino non essensial. Asam amino non essensial bisa berasal dari
makanan maupun dibentuk sendiri oleh tubuh bila tubuh membutuhkannya melalui
proses metabolisme. Contoh dari asam amino non essensial adalah:Glisin, Alanin,
2.2 Protein
Protein merupakan salah satu komponen yang sangat berguna bagi tubuh
manusia. Protein tersusun atas beberapa asam amino.Asam amino yang menyusun
protein biasanya merupakan asam amino yang mempunyai cirikhas. Protein hewani
kualitasnya lebih baik bila dibandingkan protein nabati, karena protein hewani
memiliki asam amino yang lebih lengkap dan susunannya mendekati nilai protein
yang sangat besar. Enzim mampu mempercepat reaksi hingga satu juta kali lebih
nilai yang luar biasa, enzim memiliki spesifitas terhadap substrat dari reaksi yang
memiliki daya tarik utama bagi para biokimiawan. Protein merupakan konstituen
utama dan kulit, jaringan syaraf, tendon, otot, rambut dan darah, dan protein penting
dalam sel hidup karena protein juga merupakan konstituen utama enzim-enzim dan
merupakan dasar ke bidang kimia oleh karenanya kita akan membahas beberapa
6
prinsip dasar dan struktur dalam sintesis protein Gelatin adalah protein dari kolagen
kulit, membran, tulang, dan bagian tubuh berkolagen lainnya. Gelatin larut dalam air
panas dan jika didinginkan akan menjadi gel (Sastrohamidjojo dan Pranowo, 2011).
Pereaksi millon adalah larutan merkuri dan merkuri nitrat dalam asam nitrat.
Apabila pereaksi ini ditambahkan kedalam larutan protein yang mengandung asam
amino dengan rantai samping gugus fenolik, akan menghasilkan endapan putih yang
dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada uji millon, uji positif
ditunjukkan oleh asam amino tirosin. Hal ini ditandai dengan terbentuknya endapan
dalam protein sehingga pada penambahan logam ini akan menghasilkan endapan
kompleks berwarna biru, kecuali pada gugus prolin dan hidroksi prolin yang gugus
dihasilkan dari reaksi nihidrin dengan hasil reduksinya, yaitu hidrindatin dan
ammonia. Uji nihidrin dipergunakan untuk identifikasi asam α-amino dan peptida
Uji ini digunakan untuk menguji adanya ikatan peptida. Larutan biuret terdiri
atas NaCl dan larutan protein jika ditambah pereaksi biuret maka akan terbentuk
warna merah muda sampai violet. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya
protein, karena asam amino berikatan dengan asam amino lain melalui ikatan peptida
7
membentuk protein. Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom
karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom nitrogen dari
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
larutan ninhidrin 0,1%, NaOH 2 N, CuSO4 0,01 N, glisin, sistin, sistein, alanin,
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi,
pipet tetes, penjepit tabung, sikat tabung, rak tabung, busen, dan penagas air, dan
sikat tabung.
dengan2 mL, glisin, sistin, sistein, alanin, tirosin, triptofan, arginin, gelatin dan
8
Disiapkan 10 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Masing–masing
tabung diisi dengan 2 mL,glisin, sistin, sistein, alanin, tirosin, triptofan, arginin,
dengan 2 mL, glisin, sistin, sistein, alanin, tirosin, triptofan, arginin, gelatin dan
dan diamati perubahan yang terjadi. Apabila tidak timbul warna ditambahkan setetes
9
BAB IV
a. Reaksi Millon
Perubahan
Perubahan
Contoh setelah Pereaksi berlebih
setelah
Larutan ditambah setelah dipanaskan
dipanaskan
pereaksi Millon
L-Glisin Bening Bening Bening
L-Sistin Endapan putih Endapan putih Endapan putih
L-Sistein Endapan putih Endapan putih Endapan putih
Tidak ada Tidak ada
L-Alanin Tidak ada endapan
endapan endapan
L-Tirosin Endapan putih Endapan putih Merah bata
Endapan kuning
L-Triptofan Endapan kuning Endapan kuning
kecokelatan
L-Arginin Endapan Putih Endapan Putih Endapan Putih
Gelatin Endapan putih Endapan putih Merah muda
Endapan putih Endapan putih Endapan merah
Protein
muda
Tabel 1. Hasil Pengamatan Asam Amino dan Protein Terhadap Pereaksi Millon
b. Reaksi Ninhidrin
10
L-Sistein Bening Bening Bening
L-Alanin Bening Bening Ungu muda
L-Tirosin Bening Bening Bening
L-Triptofan Bening Bening Bening
L-Arginin Bening Bening Bening
Gelatin Jingga Ungu Ungu pekat
Protein Bening Bening Biru muda
Table 2. Hasil Pengamatan Asam Amino dan Protein Terhadap Pereaksi Ninhidrin
c. Reaksi Biuret
4.1.2 Reaksi
a. Reaksi Millon
a. H CH CO2H + Hg(NO3)2
NH2
Glisin
b. + Hg(NO3)2
HOOC CH2 CH S S CH2 CH COOH
NH2 NH2
Sistin
SH NH2
Sistein
d CH CH CO2H + Hg(NO3)2
3
NH2
Alanin
11
OOC
H2 2+ -H2O
e. 2
NH CH C OH + Hg2 + HNO3
NO2
tirosin
COOH
H2
+
H3N C C OH + HgO
H
COO
H2 2+ -H2O
C CH + Hg2 + HNO3
f.
NH2
N
H COOH
triptofan H2
C CH + HgO
+
H 3N
N
H
O NH2
i. O O
H N CH C NH CH2 C OH + Hg(NO3)2
H R
Protein
12
b. Reaksi Ninhidrin
O
a. H CH CO 2H + O
OH
NH2 O
Glisin O
O + H-CHO + NH + CO
3 2
OH
O
b. HOOC CH 2 CH S S CH 2 CH COOH + O
OH
NH2 NH 2
Sistin O
c. CH 2 CH 2 CH CO 2H + O
OH
SH NH2 O
Sistein
d. CH3 CH CO 2H + O
OH
NH 2 O
Alanin
e. HO CH 2 H CO 2 H + O
OH
NH 2
Tirosin O
CH 2 CH CO 2 H + O
f.
OH
N NH 2
H Triptofan O
O
COH + NH 3 + CO 2
O +
OH N
H
O
13
O
g. NH CH 2 CH 2 CH 2 CH CO 2H + O
OH
H 2N CH NH 2 NH 2 O
Arginin
O H2
NH CH2 CH 2 C COH + NH 3 + CO2
O +
OH H 2N CH NH 2
O
O NH 2 O
O
h. H 2NCCH 2CH2 CHCO 2H + OH
gelatin O
i. O
O O O
H N CH C NH CH2 C OH + OH
H R O
Protein
c. Reaksi Biuret.
NH2
Glisin
NH2 NH2
Sistin
c.
CH2 CH2 CH CO2H + NaOH + CuSO4
SH NH2
Sistein
NH2
Alanin
14
e. HO CH2 CH CO2H + NaOH + CuSO4
NH2
Tirosin
g.
NH CH2 CH2 CH2 CH CO2H + NaOH + CuSO4
O NH2
gelatin C2H5
H H
H2N C N C COOH
H
O
Cu + Na2SO4 + H2O
C2H5 O
H
HOOC C N CH
H
NH2
15
i.
O O C O
H N CH C NH CH2 C OH + NaOH H N CH C NH CH2 C ONa + H2O
H R H R
Protein
R R O
H2N HC CH N CH C OH
O H
C O
H N CH C NH CH2 C ONa + CuSO4 Cu
H H
O R H O
OH C HC NH CH CH NH2
R
4.2 Pembahasan
a. Reaksi millon
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa glisin dan
alanin tetap bening dan tidak terjadi perubahan warna ketika ditambahkan peraksi
dan diberi pereaksi lebih, tirosin berubah menjadi warna merah bata sedangkan
gelatin menjadi merah muda. Asam amino sistin, sistein, dan putih telur membentuk
endapan putih setelah ditambahkan pereaksi Millon. Tetapi setelah dipanaskan dan
diberi pereaksi berlebih, sistin dan sistein tetap dan tidak mengalami perubahan,
sementara protein membentuk endapan merah muda. Asam amino triptofan setelah
endapan kuning dan berwarna kuning kecokelatan setelah diberi pereaksi lebih.
Hal ini menandakan bahwa tirosin gelatin, dan protein memiliki gugus fenol.
Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa perubahan warna terjadi akibat gugus fenol
16
pada tirosin ternitrasi membentuk garam merkuri dengan pereaksi Millon yang akan
b. Reaksi Ninhidrin
hal yang sama dengan alanin, gelatin, dan putih telur. Sedangkan ketika sistin
ditambahkan ninhidrin, larutan tidak mengalami perubahan warna atau tetap bening,
pula hal yang sama dengan sistein, dan tirosin. Selanjutnya, ketika alanin
ditambahkan ninhidrin, larutan tetap bening dan tidak mengalami perubahan warna,
berubah menjadi warna ungu muda. Lain halnya dengan gelatin, ketika ditambahkan
ninhidrin, larutannya berubah menjadi warna merah muda keruh dan menjadi ungu
Uji ini akan positif jika ada senyawa-senyawa yang didalamnya mengandung
sedikitnya satu gugus karboksil dan asam amino bebas. Uji ninhidrin yang positif
akan ditandai dengan terbentuknya warna biru/ungu. Pada percobaan ini, hanya
beberapa larutan saja yang perubahannya sesuai dengan teori, yaitu glisin, protein,
alanin, dan gelatin. Sedangkan beberapa larutan lainnya tidak sesuai dengan teori
seharusnya perubah menjadi biru atau ungu. Pada uji ini akan menghasilkan larutan
berwarna biru/ungu terhadap asam amino. Kompleks warna ungu tersebut dihasilkan
17
dari senyawa ninhidrin dengan atom nitrogen pada asam amino.Semakin pekat warna
ungu yang dihasilkan maka akan semakin besar konsentrasinya dikarenakan warna
yang dihasilkan.
c. Reaksi Biuret
Setelah dilakukan percobaan didapatkan hasil yaitu pada semua larutan pada saat
ditambahkan larutan NaOH 2 N larutan tetap bening. Pada sistein dan sistin ketika
ditambahkan dengan setetes CuSO4 0,01 N larutan berubah menjadi hijau dan setelah
ditambahkan dengan CuSO4 0,01 N berlebih larutan berubah warna hijau pekat. Pada
alanin, tirosin, triptofan, dan glisin pada saat ditambahkan dengan setetes CuSO4 0,01
N larutan menjadi berwarna biru dan setelah ditambahkan dengan CuSO4 0,01 N
berlebih larutan berubah warna menjadi biru pekat. Sedangkan pada gelatin dan putih
telur pada saat ditambahkan dengan setetes CuSO4 0,01 N larutan berubah warna
menjadi agak keunguan dan setelah ditambahkan dengan CuSO4 0,01 N berlebih
Uji biuret merupakan uji umum untuk protein yang spesifik untuk ikatan
peptida. Pada prinsip kerja biuret menguji ada atau tidaknya ikatan peptida. Dimana
ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida
yang menyusun protein dan membentuk senyawa kompleks berwarna biru hingga
ungu. Sedangkan pada percobaan yang dilakukan, hanya protein dan gelatin yang
menghasilkan warna ungu, hal ini disebabkan karena memiliki ikatan peptida lebih
dari dua sehingga bisa diidentifikasi dalam uji biuret ini, dan hasil ujinya positif.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Tirosin dan protein memiliki gugus fenol yang dibuktikan dengan berubahnya
2. Glisin, alanin, gelatin, dan protein mengandung asam amino bebas yang ditandai
dengan terbentuknya larutan berwarna biru atau ungu saat direaksikan dengan
Ninhidrin.
3. Gelatin dan protein memiliki ikatan peptida, yang ditandai dengan perubahan
5.2 Saran
pembuangan air bekas cucian lebih diperhatikan lagi, agar air tidak tergenang dan
19
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. dan Aviana T., 2003, Pengaruh Jenis Larutan Perendaman Serta
Metode Pengeringan Terhadap Sifat Fisik, Kimia Dan Fungsional Gelatin
Dari Kulit Cucut, 14(1): 7-13.
Fessenden, Ralp J. dan Fessenden, Joan S., 1986, Kimia Organik Edisi Ketiga,
Jakarta, Erlangga.
Hart, H., 1991, Organic Chemistry a Short Course, Houghton Mifflin Company,
Boston.
Mandila, P. S. dan Hidjajati, N.. 2013, Identifikasi Asam Amino Pada Cacing Sutra
(Tubifex sp.) Yang Diekstrak Dengan Pelarut Asam Asetat Dan Asam Laktat.
UNESA Journal of Chemistry, 2(1): 103-108.
Nurjannah, Suwandy R.dan Pratama, G., 2014, Perubahan Karakteristik Asam
Amino Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) Perairan Cirebon Akibat
Penggorengan. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan,3(1): 76-82.
Oulette, R. J., 1994, Organic Chemistry: a Brief Introduction, Macmillan Publishing
Company, New York.
Risnawaty M.dan Cahyaningrum, R. S., 2013, Pengaruh Penambahan Ion Logam
Ca2+ Terhadap Aktivitas Enzim Papain. UNESA Journal of Chemistry,2(1):
77-83.
Sastrohamidjojo, H. dan Pranowo, D.H., 2011, Sintesis Senyawa Organik. Erlangga,
Jakarta.
Samadi. 2012, Konsep Ideal Protein (Asam amino) Fokus Pada Ternak Ayam
Pedaging, 12(2): 42-48.
Syukri,S., 1990, Kimia Dasar 3, ITB, Bandung.
20