Anda di halaman 1dari 6

STRUKTUR DAN FUNGSI PROTEIN

Aprillia Megan Utami, Sekar Hapsari Purnomo, Wahyu Fadillah Kurniawan

KELOMPOK 10 KELAS 1D TLM POLKESTEN

ABSTRAK

Protein penting untuk Anda pelajari sebagai Ahli TLM, karena protein akan dijumpai pada semua
bagian dari bahan pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan yang menggunakan serum untuk
pemeriksaan antibodi maupun untuk pemeriksaan antigen, darah untuk pemeriksaan hemoglobin,
pemeriksaan HIV, DB, jaringan untuk pemeriksaan cancer dan masih banyak lagi. Protein berasal dari
bahasa Yunani “proteios” yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan makromolekul yang
menyusun lebih dari separuh bagian dari sel. Protein menentukan ukuran dan struktur sel, komponen
utama dari sistem komunikasi antar sel serta sebagai katalis berbagai reaksi biokimia di dalam sel.
Karena itulah sebagian besar aktivitas penelitian biokimia tertuju pada protein khususnya hormon,
antibodi, dan enzim (Fatchiyah dkk, 2011).

PENGERTIAN PROTEIN

Protein berasal dari bahasa Yunani proteios yang berarti "barisan pertama". Kata yang diciptakan oleh
Jons J. Barzelius pada tahun 1938 untuk menekankan pentingnya golongan ini. Struktur protein
merupakan sebuah struktur biomolekuler dari suatu molekul protein. Setiap protein, khususnya
polipeptida merupakan suatu polimer yang merupakan urutan yang terbentuk dari berbagai asam L-α-
amino (urutan ini juga disebut sebagai residu).

Protein adalah zat makanan yang mengandung nitrogen yang diyakini sebagai faktor penting untuk
fungsi tubuh, sehingga tidak mungkin ada kehidupan tanpa protein. Protein merupakan makromolekul
yang terdiri dari rantai asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida membentuk rantai peptida
dengan berbagai panjang dari dua asam amino (dipeptida), 4-10 peptida (oligopeptida), dan lebih dari
10 asam amino (polipeptida). Tiap jenis protein mempunyai perbedaan jumlah dan distribusi jenis asam
amino penyusunnya. Berdasarkan susunan atomnya, protein mengandung 50-55% atom karbon (C), 20-
23% atom oksigen (O), 12-19% atom nitrogen (N), 6-7% atom hidrogen (H), dan 0,2-0,3% atom sulfur
(S).

NAMA LAIN PROTEIN

Protein barasal dari kata protos atau proteos yang berarti utama. Protein merupakan salah satu dari 4
makromolekul komponen utama penyusun kehidupan di dunia, baik manusia, hewan, tumbuhan serta
mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus dan parasit. Protein merupakan polimer dari asam-asam
amino di mana asam amino satu dengan asam amino lain dihubungkan dengan suatu ikatan yang disebut
sebagai ikatan peptida. Protein mempunyai banyak ikatan peptida sehingga protein sering disebut pula
sebagai polipeptida.Ikatan peptida terbentuk antara gugus karboksil dari satu asam amino dengan gugus
amina dari asam amino yang lain. Apabila ada dua asam amino dihubungkan oleh satu ikatan peptida
maka disebut sebagai dipeptide dan akan terbentuk adanya N terminal atau ujung N (NH2 ) disalah satu
ujung dan C terminal atau ujung C (COOH) di ujung yang lain, serta dibebaskannya molekul H2O (air).
UNSUR-UNSUR KIMIA PENYUSUN ASAM AMINO
Asam amino tersusun dari unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan sebagian asam
amino dengan unsur sulfur (S). Asam amino memiliki gugus amino (-NH2) atau dalam bentuk NH3+
dan gugus karboksil (-COOH) atau dalam bentuk (-COO-).

Gambar 1.1 Struktur Asam Amino secara umum

CIRI-CIRI MOLEKUL ASAM AMINO


Asam amino memiliki dua gugus fungsi yaitu – NH2 dan – COOH. Pada keadaan zwitter ion, biasanya
gugus tersebut dalam keadaan – NH4+ dan – COO-. Kecuali prolin, 20 jenis asam amino pembentuk
protein memiliki gugus karboksil bebas dan gugus amino bebas tidak tersubstitusi yang terikat pada
atom karbon α sehingga dinamakan dengan α-asam amino. Berdasarkan strukturnya, 20 jenis asam
amino pembentuk protein, 19 diantaranya merupakan amina primer dan 1 amina sekunder (prolin).
Selain itu, 19 asam amino memiliki C kiral dan 1 akiral (glisin).

ASAM AMINO ESENSIAL DAN ASAM AMINO NONESENSIAL


Berdasarkan kemampuan tubuh mensintesis, asam amino dibagi menjadi asam amino essensial,
nonesensial dan kondisional.
a) Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus
diperoleh dari makanan yang dikonsumsi.
b) Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh. c) Asam amino
esensial kondisional adalah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh karena pada keadaan
sakit atau kurangnya prekursor. Contohnya adalah bayi yang lahir prematur enzim yang digunakan
untuk mensintesis arginin belum berkembang dengan baik.

Gambar 1.2 Asam Amino esensial dan nonesensial


PERBEDAAN STRUKTUR KIMIA ANTARA ASAM AMINO YANG BERSIFAT ASAM, BASA,
DAN NETRAL
Berdasarkan muatan listrik dan keasaman dari asam amino maka dapat dikelompokkan menjadi asam
amino bermuatan negatif (bersifat asam), asam amino bermuatan positif (bersifat basa), asam amino
bersifat netral (bersifat netral). Asam amino yang bersifat netral (Gambar 1.3), yaitu asam amino yang
mengandung 1 gugus amino (-NH2) dan 1 gugus karboksil (-COOH) dalam molekulnya. Asam amino
yang bersifat asam (Gambar 1.4), yaitu asam amino yang mengandung 2 gugus karboksil dan satu gugus
amino. Asam amino yang bersifat basa (Gambar 1.5), yaitu asam amino yang mengandung 2 gugus
amino (-NH2) dan 1 gugus karboksil (-COOH).

Gambar 1.3 Asam amino yang bersifat netral

Gambar 1.4 Asam amino yang bersifat asam

Gambar 1.5 Asam amino yang bersifat basa


ASAM AMINO YANG MOLEKULNYA SEDERHANA
Glisin adalah salah satu jenis asam amino paling sederhana yang terjadi di alam. Glisin memiliki
rumus kimia C 2 H 5 NO 2. Ini adalah yang terkecil dari semua asam amino dan terdiri dari rantai
samping bersama dengan molekul hydrogen. Glisin adalah senyawa organik yang mengandung 2 atom
karbon, 5 atom hidrogen, 1 atom nitrogen, dan 2 atom oksigen. Ini adalah salah satu dari 20 asam amino
yang biasanya ada dalam protein yang ditemukan pada hewan.

R adalah rantai samping yang paling sederhana, berisi unsur H yang dimiliki asam amino glysin.

Gambar 1.6 Glysin rantai sampingnya berisi unsur H

DUA MACAM ASAM AMINO YANG MENGANDUNG GUGUS S


Ada 2 macam asam amino yang mengandung gugus S (sulfhydril) yaitu Cystein dan Metionin. Ketika
identifikasi bakteri menggunakan media TSIA, di mana hasil uji dari bakteri Salmonella typhi akan
menghasilkan endapan hitam. Endapan hitam tersebut adalah senyawa FeS yang berasal dari H2 S yang
dihasilkan dalam proses hidrolosis asam amino metionin dan cysteine (Gambar 1.7 A). Tetapi untuk uji
TSIA dari bakteri Escherichia coli tidak didapatkan endapan hitam (Gambar 1.7 B). Hal ini
menunjukkan bahwa tidak semua mikroorganisme mampu menghidrolisis metionin dan cystein. Jadi
Salmonella typhi mampu menghidrolisis kedua macam asam amino tersebut sedangkan Escherichia coli
tidak.

Gambar 1.7 A. Hasil uji TSIA Salmonella typhi, B. Hasil uji TSIA Escherichia coli
Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua mikroorganisme mampu menghidrolisis metionin dan cystein.
Jadi Salmonella typhi mampu menghidrolisis kedua macam asam amino tersebut sedangkan
Escherichia coli tidak.

TERBENTUKNYA IKATAN PEPTIDA ANTARA DUA ASAM AMINO


Ikatan peptida adalah ikatan kovalen yang terbentuk antara dua molekul asam amino ketika gugus
karboksil asam amino bereaksi dengan gugus amino dari asam amino yang lain dengan melepaskan
molekul air. Ikatan ini ada ketika gugus karboksil dari satu molekul asam amino berekaksi dengan gugus
amino dari molekul asam amino lainnyamenyebabkan pelepasan molekul air (H2O). Dengan demikian
reaksi ini menghasilkan proses kondensasi. Pembentukan ikatan ini membutuhkan energi yang berasal
dari ATP (Adenosin Trifosfat). Peptida disintesis oleh enzim tertentu. Ikatan peptida terbentuk dari hasil
reaksi kondensasi gugus karboksil dari satu asam amino dengan gugus amina dari asam amino yang
lain dengan melepaskan satu molekul air.

Gambar 1.8 Pembentukan Ikatan Peptida

Ikatan peptida merupakan ikatan yang kuat dan tidak mudah terurai oleh pemanasan atau garam
konsentrasi tinggi, tetapi dapat rusak karena pemanasan dalam waktu lama dalam asam atau basa kuat
atau dengan enzim. Ikatan peptida memiliki ikatan rangkap sebagian sehingga rigid, planar dan dapat
berotasi. Ikatan peptida berada pada formasi trans dimana oksigen dari karbonil dan hidrogen dari amida
pada posisi yang berlawanan Ikatan peptida bersifat polar dan memiliki kemampuan untuk membentuk
ikaktan hidrogen karena gugus karbonil merupakan akseptor hidrogen sedangkan gugus NH merupakan
donor hidrogen.

3 KOMPONEN TUBUH YANG TERSUSUN DARI PROTEIN


1. Glutamat menjadi gamma-Aminobutyrat yang terdapat dalam otak mammalian yang mempunyai
aktivitas sebagai neurotransmitter.
2. Histidin menjadi histamine yang mengontrol kontraksi pembuluh darah.
3. Tyrosin menjadi epinephrine (adrenalin) adalah hormone yang membantu regulasi metabolisme pada
mammalian. Selain itu tyrosin juga sebaga sebagai precursor hormon tyroksin yang diproduksi oleh
kelenjar tyroid.
REFRENSI

Darmawati, S. (2021). BAHAN AJAR BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER.

Rosana, D. (2019). Struktur dan Fungsi Protein. Universitas Terbuka, 450.

MODUL ASAM AMINO, PEPTIDA, DAN PROTEIN


https://repository.unri.ac.id/bitstream/handle/123456789/9964/bab1_compressed%20%281%2
9.pdf?sequence=3&isAllowed=y

PROTEIN DAN PEPTIDA


https://repository.unri.ac.id/bitstream/handle/123456789/9965/bab8_compressed.pdf?sequenc
e=11&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai