Hari/tanggal
Kelompok
: 6 (Enam)
Nama
: IDA FITROATIN
NIM
: 123711001
Judul Praktikum
: PROTEIN
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui beberapa macam identifikasi dan sifat-sifat umum protein
B. LANDASAN TEORI
Protein merupakan suatu senyawa penting dalam makhluk hidup.
Kata protein berasal dari bahasa Yunani proteios yang artinya pertama.
Protein merupakan poliamida yang ketika dihidrolisis menghasilkan asam
amino.1 Asam-asam amino yang terdapat dalam protein diantaranya adalah
asam--aminokarboksilat, yang mempunyai dua gugus fungsi yang
berbeda yaitu gugus amina (-NH3) dan gugus karboksil (-COOH).
H
R
COOH
NH2
Rumus umum asam amino.2
1. Asam Amino
a. Struktur Asam Amino
1 Ralph J. Fessenden & Joan S. Fessenden, KIMIA ORGANIK jilid 2,
(Jakarta: ERLANGGA,1984) halm.383
2 Riswiyanto, KIMIA ORGANIK, (Jakarta : ERLANGGA, 2009) halm. 394
prolin,
serin,
treonin,
triptofan,
tirosin,
dan
pada
Kedua puluh asam amino yang yang mirip satu sama lain
ini memiliki beragam sifat. Keragaman sifat ini
terletak pada
macam rantai samping dari asam amino itu sendiri. Beberapa asam
amino ada yang mempunyai gugus karboksil yang dikelompokkan
menjadi asam amino asam. Ada juga yang mempunyai gugus
amino yang dikelompokkan dalam asam amino basa. Sedangkan
sisanya dikelompokkan adalam asam amino netral. Rantai samping
asam dan basa dapat membantu menetapkan struktur dan
kereaktifan
protein,
sedangkan
rantai
netral
seperti
yang
C, asam amino larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam
Titik
isoelektrik
asam
amino
ditentukan
dengan
proses
perpindahan ion
2. Peptida
Ikatan peptida
Ikatan peptida adalah ikatan amida yang dibentuk dari gugus -amino
dari suatu asam amino dan gugus karboksilat dari gugus amino
7 Ralph J. Fessenden & Joan S. Fessenden, KIMIA ORGANIK jilid 2,
(Jakarta: ERLANGGA,1984 halm.390
8 Hart Craine, KIMIA ORGANIK, ( Jakarta : ERLANGGA, 2003)halm.
halm.528
1230
C CNC
CCNC
1,32 A H
1140 H
Panjang ikatan
Sudut ikatan
Sifat rangkap dari karbon amida dan nitrogen dapat
menghalangi perputaran bebas sekeliling ikatan ini. Jadi dapat terjadi
stereoisomer merisasi cis- dan trans-. Konfigurasi trans lebih stabil
dari pada konfiguarsi cis, hal ini disebabkan karena pada konfigurasi
trans halangan steriknya lebih sedikit daripada halangan sterik pada
konfigurasi cis.9
3. Protein
a. Klasifikasi protein
Protein dikelompokkan menjadi 3 yaitu protein sederhana, protein
konyugasi, dan protein turunan.
1. Protein sederhana
Protein sederhana adalah protein yang jika dihidrolisis hanya
menghasilkan asam amino saja. Protein sederhana ini meliputi:
a)
Albumin
Putih telur atau disebut dengan albumin ini larut dalam
putih telur yang tidak mengandung garam.
Contoh albumin selain putih telur adalah laktalbumin,
albumin serum dalam protein air didih susu, leukosin
sesrelia, dan legumelin dalam biji polong.
b)
Globulin
Glutein
Glutein larut dalam asam atau basa yang sangat encer
dan tidak larut dalam pelarut netral.
d)
Prolamin
e)
Skleroprotein
Histon
Histon merupakan protein yang bersifat basa , karena
kandungan lisin da arginin nya yang sangat tinggi.
Histon larut dalam air dan dapat mengendap pada
penambahan amonia.
g)
Protamin
Protamin adalah protein yang bersifat basa kuat,
molekulnya berbobot rendah (4000 sampai 8000).
2. Protein Konyugasi
Protein konyugasi adalah protein yang mengadung bagian
asam amino yang terikat pada bahan non protein sperti lipid,
asam nukleat, atau karbohidrat.
Protein konyugasi meliputi:
a. Fosfoprotein
Fosfoprotein merupakan golongan penting yang mencakup
protein makanan yang penting. Gugus fosfat ini teirkat
pada gugus hidroksil dari serina dan treonina.
b. Lipoprotein
Lipoprotein merupakan gabungan lipid dengan protein
yang mempunyai daya emulsi yang sangat baik.
Lipoprotein terdapat dalam susu dan kuning telur.
c. Nukleoprotein
Nukleoprotein adalah gabungan asam nukleat dengan
protein. Senyawa ini terdapat dalam inti sel.
d. Glikoprotein
mengalami
flokulasi
proteinbola
tapi
dapat
juga
yaitu
meingkatkan
kelarutan
karena
bertambahnya
jenis
yang
berbeda.
Hidrolisis
ini
tidak
CuSO4
untuk
10
D. CARA KERJA
1. Sifat Amfoter dan Kelarutan
Tabung A
0,1 gram glisin
Tabung B
Tabung C
Lar.
Asaam Lar. tirosin
Tabung D
Lar. Putih telur
aspartat
17 John M. Deman, KIMIA MAKANAN, (Bandung : ITB Bandung, 1997)
halm. 105
18 John M. Deman, KIMIA MAKANAN, (Bandung : ITB Bandung, 1997)
halm.107
11
Ditambahkan
dengan
ml
aquades.
Diamati kelarutan dan keasaman
masing-masing tabung.
Tabung A
Tabung B
Tabung C
Tabung D
Ditambahkan 1 ml NaOH 1% .
Diamati kelrutan dan keasaman
masing-masing tabung.
Tabung A
HASIL
Tabung B
HASIL
Tabung C
HASIL
Tabung B
0,1 gram glisin + 5 ml HCl 10 %
Pada suhu kamar
Ditambahkan NaNO3
HASIL
Tabung C
12
Tabung D
HASIL
Tabung D
Lar. Putih telur + 5 ml HCl 10%
Pada suhu kamar.
Ditambahkan NaNO3
HASIL
3. Uji Biuret
0,5 gram urea
Diletakkan dalam tabung reaksi.
Dipanaskan hingga timbul padatan.
Didinginkan.
Dilarutkan dalam 3 ml aquades.
Disaring filtrat yang diperoleh.
Ditambahkan 2 ml NaOH 10% dan 3 tetes CuSO4 2%
Diamati perubahan yang terjadi
HASIL
Tabung B
10 tetes lar. Putih
13
Tabung C
10 tetes asam L-
telur
aspartat
Ditambahkan beberapa tetes HNO3
pekat pada tiap tabung.
Dipanaskan
Diamati perubahan yang terjadi.
Didinginkan campuran.
Ditambahkan NaOH 1% berlebih
Diamati
HASIL
5. Hidrolisis Protein
Larutan Albumin (Putih telur)
Dimasukkan kedalam labu alas bulat.
Ditambahkan 20 ml HCl 20%, refluks selama 45
menit.
Dibandingkan (pada t =15 menit, dan t = 45 menit)
HASIL
Diambil 10 ml (masing-masing tabung 5 ml)
Tabung 1
+ 1 ml NaNO2 5 %
Dibandingkan
Tabung 2
+ 3 ml NaOH 10 % dan 2 tetes
timbulnya
CuSO4
gas Dipanaskan
perubahannya
HASIL
6. Denaturasi Protein
a. Denaturasi dengan ion logam berat
14
dan
diamati
Kelarutan
Tabung
Tabung
Tabung
A (0,1 B
D (lar.
gram
(larutan
(larutan
Putih
glisin)
asam
tirosin)
telur)
larut
aspartat)
Larut
Tidak
aquades
larut
Keasama
Lakmu
Lakmus
s merah
>
> biru
merah
merah
15
Lakmu
+ NaOH
Kelarutan
Larut
Larut
Tidak
larut
Keasama
Lakmu
Lakmus
Lakmu
s merah
> biru
> biru
biru
A Tabung
(0,1 glisin)
Didinginka
+
n 00C
ml Larut
HCl 10 %
+ NaNO2
Larut
B Tabung
C Tabung
(lar.
(0,1 glisin)
(larutan
Putih
Suhu kamar
Larut
00C
Tidak larut
Larut,
timbul
gumpalan
gelembung
putih
gas
agak
busa, warna
kuning
kekuningan
Tidak larut
memadat,
dan kental,
ada
dibagian
bawah
3. Uji Biuret
Urea dipanaskan timbul bau gas
+ NaOH 10%
+ CuSO4 2%
4. Uji Xantoproteat
Tabung A (glisin)
Tabung
Putih telur)
16
HNO3
pekat Kuning
dipanaskan
Didinginkan,
+ NaOH
Warna
Kuning padat
kuning Memadat
bening
bening
emas
5. Hidrolisis Protein
Larutan albumin
Pemanasan / refluks
15 menit
45 menit
Menggumpal
Ada
bintik-bintik
coklat
2%
Timbul bau gas, wana kuning kehijauan + NaOH 10%= menjadi bening ada
gumpalan cokelat
+ CuSO4 2% = menjadi ungu,
Dipanaskan = timbul warna hitam
dibagian dasar tabung, larutan cokelat
muda.
6. Denaturasi Protein
Larutan allbumin + AgNO3 2%
Larutan albumin dipanaskan
Gumpalan putih, larutan berwarna Memadat, berwarna putih
kuning
F. PEMBAHASAN
Protein merupakan senyawa penting dalam kehidupan, yang mana
dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup. Protein terbentuk dari gabungan
asam amino yaitu gugus a-amina dan gugus karboksilat. Pada percobaan
kali ini praktikan mengidentifikasi adanya protein dalam beberapa larutan
seperti larutan putih telur (albumin), glisin, asam aspartat dan urea dengan
berbagai uji spesifikasi. Praktikan dalam percobaan ini mengidentifikasi
17
sifat kimia protein yaitu tentang sifat amfoter dan kelarutan proteiin dalam
berbagai larutan, dengan uji biuret, uji xantoproteat, uji asam nitrit,
hidrolisis protein, dan dengan denaturasi protein.
1. Sifat amfoter dan kelarutan protein
Pada percobaan dilakukan uji beberapa sampel yang diduga
mengandung protein. Sampel tersebut adalah larutan glisin, larutan
asam aspartat dan larutan putih telur. Hasil percobaan menunjukkan
ketika ditambahkan air glisin dan asam aspartat larut dan keduanya
tidak mengubah lakmus merah, sedangkan putih telur tidak bisa larut
dalam air dan dapat mengubah lakmus merah menjadi biru. Dan
ketika ditambahkan NaOH,glisin dan asam aspartat larut dan
mengubah lakmus merah menjadi biru. Sedangkan putih telur ketika
ditambahkan NaOH tidak larut dan mengubah lakmus merah menjadi
biru.
Secara teori, didalam molekul protein terdapat asam amino
hidrofilik dan asam amino hidrofobik. Setelah protein berikatan
dalam air, asam amino hidrofobik biasanya membentuk tempat
perlindungan hidrofobik karena sifatnya yang tidak dapat berikatan
dengan air. Sementara asam amino hidrofilik akan berikatan dengan
molekul air dan memungkinkan protein untuk membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul air disekitarnya, jika dalam larutan protein
terdapat asam amino hidrofilik yang cukup maka protein dapat larut
dalam air.
Seperti asam amino, protein yang larut dalam air akan membentuk
muatan positif dan negatif. Dalam suasana asam molekul protein akan
membentuk ion positif dan dalam suasana basa kan membentuk
muatan negatif. Titik isooelektrik protein mempunyai muatan positif
dan negatif yang sama sehingga tidak bergerak ke arah elektroda
positif maupun negatif.
Secara teori ketiga sampel yang digunakan semuanya mengandung
protein dengan ciri rantai samping yang berbeda. Glisin, asam aspartat
dan putih telur (albumin) larut dalam air. Akan tetapi khusus albumin
ia larut dalam air yang netral yang tidak mengandung garam. Air yang
18
CuSO4
encer. Apabila
19
adanya
cincin
benzena
dalam
suatu
terbentuknya
suatu
senyawa
20
21
supaya
memudahkan
enzim
pencernaan
dalam
H. DAFTAR PUSTAKA
Bodansky, Mikolz, KIMIA PEPTIDA, Bandung : ITB, 1998
Craine, Hart, KIMIA ORGANIK, Jakarta : ERLANGGA, 2003
Deman, John M., KIMIA MAKANAN, Bandung : ITB Bandung, 1997
Fessenden, Ralph J. & Joan S. Fessenden, DASAR-DASAR KIMIA
ORGANIK, Jakarta : Binarupa aksara , 1997
Nahar, Satyajit D. Sarker lutfun, KIMIA UNTUK MAHASISWA
FARMASI, Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR, 2009
Petunjuk praktikum KIMIA ORGANIK, Laboratorium Kimia jurusan
tadris kimia fakultas tarbiyah IAIN walisongo semarang.
Riswiyanto, KIMIA ORGANIK, Jakarta : ERLANGGA, 2009
22
Praktikan
(Ida Fitroatin)
23
24