PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah tersebut yaitu agar dapat memahami :
a. Mengetahui sifat dari asam amino.
b. Mengetahui perbedaan dari asam amino esensial dan non esensial.
c. Mengetahui bagaimana asam amino menyusun protein.
d. Mengetahui penggolongan protein menurut struktur dan sifat kimia.
e. Mengetahui penggolongan protein.
BAB II
PEMBAHASAN
empat klasifikasi asam amino. Klasifikasi ini berdasarkan relatif gugus R pada asam
amino.
Tak hanya itu saja, golongan ini juga tersusun dari dua dengan gugus aromatic. Lalu ada
satu yang mengandung atom sulfur atau metionin.
Gugus R Mengutub Tak Bermuatan
Golongan ini membuat sifat asam amino mudah larut dalam air. Sebab gugus R yang
mengutub bisa membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Asam amino pada
golongan ini ada treonin, tirosin, asparagin, dan glutamin.
Asparagin dan glutamin adalah senyawa amida yang berasal dari asam aspartat dan asam
glutamat. Sehingga asam amino mudah terhidrolisis oleh asam ataupun basa. Selain itu,
juga mengandung gugus hidroksil fenol sifatnya paling mengutub.
Zwitter- Ion
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat ini bisa
dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi
oleh gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang dinamakan titik isolistrik, gugus
amina pada asam amino dijadikan bermuatan positif (terprotonasi, –NH3+), sedangkan
gugus karboksilnya dijadikan bermuatan negatif (terdeprotonasi, –COO-). Titik isolistrik
ini spesifik bergantung pada jenis asam aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino
tersebut dibicarakan mempunyai bentuk zwitter-ion. Zwitter-ion bisa diekstrak dari
larutan asam amino sebagai struktur kristal putih yang bertitik lebur tinggi karena sifat
dipolarnya. Biasanya asam amino lepas sama sekali berada dalam bentuk zwitter-ion
pada pH netral maupun pH fisiologis yang tidak jauh netral. Karena mempunyai muatan
negatif dan positif, asam amino bisa merasakan reaksi terhadap asam maupun basa.
Amida
Asparagina (Asn, N)
Glutamina (Gln, Q)
Prolin
Prolina (Pro, P) (memiliki gugus siklik)
Ikatan peptida merupakan ikatan yang kuat dan tidak mudah terurai oleh pemanasan
atau garam konsentrasi tinggi, tetapi dapat rusak karena pemanasan dalam waktu lama
dalam asam atau basa kuat atau dengan enzim. Ikatan peptida memiliki ikatan rangkap
sebagian sehingga rigid, planar dan dapat berotasi. Ikatan peptida berada pada formasi
trans dimana oksigen dari karbonil dan hidrogen dari amida pada posisi yang
berlawanan Ikatan peptida bersifat polar dan memiliki kemampuan untuk membentuk
ikaktan hidrogen karena gugus karbonil merupakan akseptor hidrogen sedangkan gugus
NH merupakan donor hidrogen (Korhonen H dan Pihlanto A. 2006).