PENDAHULUAN
satu kebutuhan utama jasmani manusia. Protein merupakan polimer dari asam amino
dimana struktur dari protein ada 4 macam yaitu : stuktur primer; sekunder; tersier; an
kuartener. Struktur primer protein ditentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam
amino yang berurutan membentuk ikatan peptide. Struktur sekuner terjadi karena
ikatan hydrogen antara atom O dari gugus karbonil dengan atom H dari gugus amina
dalam suatu rantai polipeptida membentuk konfirmasi spiral yang disebut struktur
helix.
protein yang mempunyai gugus amino dan karboksilat. Oleh karena itu asam amino
mempunyai sifat-sifat asam maupun basa. Asam amino bersifat tidak seperti
asam amino larut dalam air, tetapi hanya larut sebagian didalam pelarut organic. Titik
leleh asam-asam amino sangat tinggi untuk senyawa-senyawa organic dengan massa
molekul relative rendah dan kebanyakan lebih besar dari 200 oC. hal ini dapat
dijelaskan karena asam amino didalam larutan netral akan membentuk zwitter ion
Tentunya berbicara tentang asam amino dan protein bukanlah sesuatu yang
mudah untuk dipahami, oleh karena itu, dilakukanlah praktikum ini untuk mengenal
lebih dalam mengenai asam amino dan protein itu sendiri dengan harapan akan
bermanfaat kedepannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein adalah salah satu yang berhubungan dengan suplemen makanan yang
paling populer yang dibutuhkan oleh atlit dan aktivis. Protein telah menjadi
kebutuhan atlit untuk meningkatkan daya ingat dan peningkatan otot, untuk
mencegah katabolisme protein selama berlatih dan untuk mencegah atlit terkena
Analisa protein dilakukan dengan beberapa cara yaitu (Maharani, dkk., 2010):
1. Analisa kualitatif: Test Biuret, Test Molish, Test Xanthoprotein, Test Millon dan
Test Ninhidrin.
Asam glutamik terbentuk dari kebanyakan organisme dari amonia dan asam
siklus asam trikarboksilat ( biasa juga disebut dengan siklus krebs). Amonia bereaksi
dengan gugus karbonil keton untuk memberikan imina, dimana kemumdian direduksi
menjadi fungsi dari asam amino α. Hasil reduksi dari nicotinamida adenine difosfor-
(Carey, 2000).
Sebuah asam amino adalah senyawa yang mengandung gugus karbonil dan
juga gugus amina. Walapun banyak tipe-tipe asam amino telah diketahui, asam
amino α adalah yang paling signifikan dalam dunia biologi karena asam amino ini
adalah monomer dari penyusun protein. Pada tahun 1902, Emil Fischer mengagaskan
bahwa protein adalah rantai panjang asam amino yang telah bergabung bersama oleh
ikatan amina antara gugus karbonil α dengan satu asam amino dan gugus asam
kuliat, rambut, dan kuku jari, menyajikan tujuan structural. Lainnya, seperti insulin
pembawa pesan kimia yang mengkoordinasikan aktivitas dari sel yang berbeda dari
Protein adalah polimer dari asam amino, yang memainkan peran utama dalam
hampir semua proses biologis. Enzim-enzim, yang merupakan katalis reaksi biologi-
cakupan yang cukup luas, seperti transport dan penyimpanan dari substrat yang vital,
Asam amino adalah asam karbon yang berisi suatu fungsi amina. Di bawah
kondisi-kondisi amina tertentu kelompok satu molekul dan suatu kelompok karboksil
dapat bereaksi, menyatukan dua asam amino oleh suatu amida (Carey, 2000).
disebut glisin, yang tidak memiliki rantai samping dan tidak mengandung satu
karbon kiral. Semua asam amino lain memiliki rantai samping, dan karena itu karbon
α-nya bersifat kiral. Asam amino yang berasal dari protein termasuk dalam deret L,
artinya gugus-gugus disekeliling karbon alfa mempunyai konfigurasi yang sama
Misalnya, titik lelehnya di atas 200 ºC, sedangkan kebanyakan senyawa organik
dengan bobot molekul sekitar itu berupa cairan pada temperatur kamar. Asam amino
larut dalam air dan pelarut polar lain, tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar seperti
dietil eter atau benzena. Asam amino mempunyai momen dipol yang besar. Kurang
bersifat asam dibandingkan sebagian besar asam karboksilat dan kurang basa
Beberapa asam amino dapat disintesis oleh suatu organisme dari persediaan
senyawa organiknya. Satu cara sintesis semacam itu adalah pengubahan suatu asam
amino yang terdapat berlebih menjadi asam amino yang diinginkan oleh suatu reaksi
Tidak semua asam amino dapat diperoleh dengan interkonversi dari asam
amino lain atau dengan sintesis dari senyawa lain. Asam amino yang diperlukan
untuk sintesis protein dan ini tidak disintesis sendiri oleh organisme itu tetapi harus
terdapat dalam makanannya. Senyawa semacam ini dirujuk sebagai asam amino
esensial. Asam amino yang esensial bergantung pada spesi hewan itu dan bahkan
Suatu asam amino mengandung suatu gugus amino yang yang bersifat basa
dan gugus karboksil yang bersifat asam dalam molekul yang sama. Suatu asam
amino mengalami reaksi asam basa internal yang menghasilkan suatu ion dipolar,
yang juga diberi zwitter ion. Terbentuknya muatan ion, suatu asam
amino mempunyai sifat garam. pKa suatu asam amino bukanlah pKa dari
gugus –CO2H, melainkan dari gugus –NH3+. pKa bukan dari gugus amino yang
METODE PERCOBAAN
glisin, sistein, sistin, alanin, tirosin, triptolisin, arginin, gelatin, meteonin, tirosin
padat, pereaksi Millon, larutan ninhidrin 0,1%, NaOH 2N, CuSO 4 0,01N, air dan
tissue roll.
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak
tabung reaksi, pipet tetes, penjepit tabung, gelas piala, kaki tiga, kasa dan lampu
spritus.
Disiapkan 10 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Kemudian diisi
dengan 2 mL larutan asam amino dan protein. ditambahkan 5 tetes peresksi Millon.
dicatat perubahan yang terjadi. Jika pereaksi berlebih warna akan hilang.
Disiapkan 10 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Kemudian diisi
Disiapkan 10 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Kemudian diisi
NaOH 2N, dikocok kemudian ditambahkan setetes CuSO4 0,01N. Lalu dikocok dan
diamati serta dicatat perubahan yang terjadi. Jika tidak timbul warna ditambahkan
Brown, H. W., Christopher, S. F., Brent, L. I., 2012, Organic Chemistry, Sixth
Edition, Belmont: Brooks/Cole, Cencage Learning
Chang, R., 2010, Chemistry, Tenth Edition, New York : McGraw-Hill Companies
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1986, Dasar-dasar Kimia Organik, Erlangga,
Jakarta.
Maharani, E.T. dan Yusrin, 2010, Kadar Protein Kista Artemia Curah yang Dijual
Petambak Kota Rembang dengan Variasi Suhu Penyimpanan, Prosiding
Seminar Nasional Unimus 2010, 30-35.
McMurry, J. E., Robert, C. F., Fantini, J., 2012, Chemistry, Sixth Edition, London:
Pearson.
Williams, M., 2005, Dietary Supplements and Sports Performance: Amino Acids,
Journal of the International Society of Sports Nutrition, 2 (2): 63-67.