Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

A. Judul
Protein
B. Tujuan
1. Mengetahui berbagai tes pengenalan terhadap asam amino dan protein.
2. Menguji larutan albumin dan larutan triptofan dengan uji ninhidrin dan uji biuret.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Mandle (2012), protein merupakan makromolekul terbanyak yang


dapat ditemui dalam sel hidup, yang merupakan komponen penting dan utama untuk
sel hewan dan sel manusia. Menurut Katili (2009), protein berfungsi sebagai
katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti oksigen,
mendukung secara mekanis sistem imunitas, menghasilkan pergerakan tubuh, sebagai
transmitor pergerakan syaraf dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan.
Menurut Yazid dan Nursanti (2006), peptida adalah molekul yang terbentuk dari dua
atau lebih asam amino. Jika jumlah asam amino masih dibawah 50 molekul disebut
peptida, jika lebih dari 50 molekul disebut protein. Asam amino saling berikatan
dengan ikatan peptida.

Gambar 1. Ikatan peptida di antara 2 asam amino (Marks dkk, 2000).


Menurut Yuwono (2008), struktur protein dibedakan dalam empat level, yaitu
struktur primer menyatakan susunan linear asam-asam amino sepanjang rantai
polipeptida. Struktur sekunder menggambarkan pola pelipatan bagian-bagian
polipeptida ke dalam sturktur yang teratur, misalnya heliks dan lembaran terlipat-.
Struktur tersier menggambarkan pelipatan bagian-bagian antara heliks- dan
lembaran- serta semua interaksi nonkovalen yang menyebabkan terjadinya pelipatan
yang sesuai pada suatu rantai polipeptida. Struktur kuartener, menunjukkan interaksi
nonkovalen yang mengikat beberapa rantai polipeptida ke dalam satu molekul
tunggal protein, misalnya hemoglobin.

Gambar 2. Struktur protein (Marzuki dkk., 2010)


Menurut Suwandi dkk. (1989), albumin merupakan protein pengangkut asam
lemak dalam darah. Albumin mempunyai 2 fungsi utama, yaitu mengangkut molekulmolekul kecil melewati plasma dan cairan sel, serta memberi tekanan osmotik di
dalam kapiler. Fungsi pertama albumin sebagai pembawa molekul-molekul erat
kaitannya dengan bahan metabolisme dan berbagai macam obat yang kurang larut.
Menurut Lehniger (1990), triptofan merupakan asam amino dengan gugus R
yang merupakan hidrokarbon dan bersifat sangat hidrofobik. Triptofan memiliki
cincin/lingkaran aromatik, sama seperti halnya fenilalanin. Biasanya triptofan
ditemukan di bagian dalam protein globular bersama dengan fenilalanin, leusin,
metionin dan valin. Struktur triptofan sebagai berikut :
Menurut Campbell dkk., (2008), asam amino adalah molekul organik yang
memiliki gugus karboksil dan gugus amino sekaligus. Menurut Sumardjo (2006), ada
20 asam amino yang secara alami merupakan bahan pembangun protein. Asam amino
yang dapat disintesis oleh tubuh disebut asam amino non-essensial, contohnya adalah
leusin dan isoleusin. Asam amino yang tidak dapat disintesis tubuh yaitu asam amino
esensial, contohnya glisin dan alanin.

Gambar 3. Struktur asam amino sederhana (James dkk., 2008)


Menurut Hart (1987), uji ninhidrin berfungsi untuk mendeteksi asam amino
bebas dan menerapkan konsentarinya dalam larutan. Menurut Bintang (2010, prinsip

dari reaksi ini adalah semua asam amino bereaksi dengan triketohidrindena hidrat
atau yang disebut dengan ninhidrin untuk membentuk aldehida yang lebih kecil
dengan membebaskan karbon dioksida, amonia dan menghasilkan warna ungu.
Reaksinya sebagai berikut :

Gambar 4. Reaksi asam amino dengan ninhidrin (Bintang, 2010)


Menurut Sumardjo (2009), uji biuret termasuk uji kualitatif yang bertujuan
untuk mengetahui adanya senyawa yang mengandung asam amino bebas dan adanya
protein yang terkandung Reagen biuret terdiri dari NaOH dan CuSO4, reagen ini akan
membentuk senyawa kompleks hasil reaksi Cu2+ dengan gugus CO dan NH dari suatu
rantai peptida dalam suasana basa. Reaksi positif ditunjukkan dengan berubahnya
warna larutan menjadi merah ungu atau biru ungu atau ungu. Apabila larutan berubah
menjadi ungu maka larutan mengandung protein (Sutresna, 2007).

Gambar 5. Reaksi ikatan peptida dengan biuret (Bintang, 2010)

III.
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah rak tabung reaksi, pipet
tetes, pipet ukur, propipet, waterbath, tabung reaksi dan penjepit. Bahan yang
digunakan adalah larutan albumin, larutan triptofan, reagen ninhidrin, reagen
biuret dan aluminium foil.
B. Cara Kerja
1. Uji Ninhidrin
Dua tabung reaksi berbeda disiapkan, kemudian tabung reaksi 1 diisi
dengan albumin sebanyak 1 ml, tabung reaksi 2 diisi dengan triptofan
sebanyak 1 ml. Masing-masing tabung reaksi ditambahkan 10 tetes reagen
ninhidrin. Kedua tabung reaksi ditutup dengan aluminium foil, kemudian
dipanaskan di waterbath selama 5 menit. Perubahan yang terjadi diamati dan
dicatat.
2. Uji Biuret
Dua tabung reaksi berbeda disiapkan, kemudian tabung reaksi 1 diisi
dengan albumin sebanyak 1 ml, tabung reaksi 2 diisi dengan triptofan
sebanyak 1 ml. Masing-masing tabung reaksi ditambahkan 10 tetes reagen
biuret. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.

DAFTAR PUSTAKA
Bintang, M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga, Jakarta.
Campbell, N., Lawrence, M dan Reece, J. 2008. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Hart, H. 1987. Kimia Organik suatu Kuliah Singkat. Erlangga, Jakarta.
James, J., Baker, C. dan Swain, H. 2008. Prinsip-prinsip Sains untuk Keperawatan.
Erlangga Medical Series, Jakarta.
Katili, A. 2009. Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu 2(5): 1929.
Mandle., Ari, K., Pranita, J., dan Shailendra, K. S. 2012. Protein structure prediction
using support vector machine. International Journal on Soft Computing 3(1):
68-78.
Marks, D. B., Marks, A. D. dan Smith, C. M. 1996. Biokimia Kedokteran Dasar :
Sebuah Pendekatan Klinis. Penerbit EGC, Jakarta.
Marzuki, I., Amirulah. dan Fitriana. 2010. Kimia dalam Keperawatan. Penerbit
Pustaka As Salam, Sulawesi Selatan.
Sumardjo, D. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran.
EGC, Jakarta.
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia. EGC, Jakarta.
Sutresna, N. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Grafindo Media Pratama, Bandung
Suwandi, S., Yusdar, H. dan Hidayat, A. 1989. Kimia Organik Cetakan 1. Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Yuwono, T. 2008. Biologi Molekular. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai