“IDENTIFIKASI PROTEIN”
NIM : B1D119168
KELAS : 2019 D
KELOMPOK : 4 ( EMPAT)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Gugus karboksil memberikan sifat
asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino
bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada
larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion.
Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah
satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein
Asam amino dan protein secara umum mempunyai sifat-sifat fisik yang
sama.Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang
yang biasa dijumpai pada protein. Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai
dua gugus pada tiapmolekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang
digambarkan sebagai strukturion dipolar. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan
esterifikasi . Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis protein,
baik menggunakan enzim maupun asam. Dengan cara ini diperoleh campuran
bermacam-macam asam amino dan untuk menentukan jenis asam amino maupun
kuantitas masing-masing asam amino perlu diadakan pemisahan antara asam-asam
dimensinya, yang merupakan pola dari rantai polipeptida. Beberapa protein seperti
keratin rambut dan bulu, berupa serabut, dan tersusun membentuk struktur linear atau
struktur seperti lembaran dengan pola lipatan berulang yang teratur. Protein lainnya,
seperti kebanyakan enzim, terlipat membentuk konformasi globular yang padat dan
hampir menyerupai bentuk bola. Konformasi akhir bergantung pada berbagai macam
organisme dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan utama, ialah pertama; protein
sederhana, yaitu protein yang apabila terhidrolisis hanya menghasilkan asam amino,
dan kedua protein terkonjugasi, yaitu protein yang dalam hidrolisis tidak hanya
menghasilkan asam amino, tetapi menghasilkan juga komponen organik ataupun
senyawa yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya
reaksi, yaitu: adanya perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan suhu, dan adanya
endapan. Pencampuran yang tidak disertai dengan tanda demikian, dikatakan tidak
terjadi reaksi kimia. Ada beberapa reaksi khas dari protein yang menunjukkan
efek/tanda terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-beda antara pereaksi yang satu
dengan pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi uji protein (albumin) dengan Biuret test
yang menunjukkan perubahan warna, belum tentu sama dengan pereaksi uji
B. Rumusan Masalah
2. mengetahui pengaruh larutan Cacl 5 %, Bacl 5%, dan Nacl % terhadap sifat
kelarutan protein?
dan kasein?
C. Tujuan Praktikum
amida asam .
4. Untuk menunjukan adanya asam amino dalam albumin, gelatin, dan kasein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Hal ini
dan berikatan dengan protein membentuk endapan logam proteinat. Protein juga
berkompetisi dengan protein untuk mengikat air. Pada percobaan, endapan yang
direaksikan dengan pereaksi millon memberikan warna merah muda, dan filtrat yang
direaksikan dengan biuret berwarna biru muda. Hal ini berarti ada sebagian protein
ikatan kovalen. Proses ini bersifat khusus untuk protein dan mempengaruhi protein
yang berlainan dan sampai yang tingkat berbeda pula. Denaturasi dapat terjadi oleh
berbagai penyebab yang paling penting adalah bahan, pH, garam, dan pengaruh
perubahan yang berarti pada beberapa sifat fisika dan fungsi seperti kelarutan
(Deman,1989).
Sebagian besar protein dapat diendapkan dari larutan air dengan penambahan
asam tertentu seperti, asam trikloroasetat dan asam perklorat. Penambahan asam ini
menyebabkan terbentuknya garam protein yang tidak larut. Zat pengendapan lainnya
dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainya. Kelarutan protein akan berkurang
terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi
kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk menngikat air.
Garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul
berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap
air(Effendi 2003)..
sel maupun jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban
atau pembawa senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat
Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang
Isoleusin, Prolin, Fenilalanin, Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam
amino polar tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin, Treonin,
Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam amino yang
bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu asam amino yang
bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan
macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin, metionin, Fenilalanin,
Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini tidak bisa disintesis sendiri
oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari luar seperti makanan dan zat
METODE PENELITIAN
Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Penjepit Tabung reaksi, Gelas kimia 250
mL dan 500 mL, Kaca Preparat, Spirtus, Kaki tiga, Pipet tetes, Pipet volum 2
Putih telur, Aquadest, HCl 10 %, NaOH 40%, Klorofrom, Cacl 5%, Bacl 5%,
C. Prosedur Kerja
(t1), HCL 10% (t2), NaOH 40% (t3), dan Kloroform (t3) masing-masing
sebanyak 1 mL
sampel.
c. Uji biuret
d. Uji Ninhidrin
tabung
4. Dipanaskan diatas api Bunsen
Bunsen
menjadi hitam.
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
Telur
Aqudest 1mL
Klorofrom 1mL
Dihomogenkan
Hasil;
Larut/tidak
larut
Tidak
Sedikit Sedikit Tidak terlarut
terlarut
terlarut terlarut
b. Uji pengendapan protein
Telur
CaCL 5% Berlebih
BacCL 5% Berlebih
NaCl 5% Berlebih
Dihomogenkan
Hasil
Endapan:
sedikit/
banyak
CuSO4 3 tetes
Positif (+)
CuSO4 3 tetes
Positif (+)
d. Uji Ninhidrin
Sebelum Sesudah
Perlakuan perlakuan
merahan
Positif (+)
Positif (+)
Positif (+)
e. Uji Komplementer Protein
Albumin
INTERPRETASI HASIL
dipanaskan
Albumin
INTERPRETASI HASIL
Sulfur Belerang
Albumin
INTERPRETASI HASIL