Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN BIOKIMIA

“IDENTIFIKASI PROTEIN”

NAMA : AMELIA ADRIANA LISAPALY

NIM : B1D119168

KELAS : 2019 D

KELOMPOK : 4 ( EMPAT)

PRODI D IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS FARMASI TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional

karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Gugus karboksil memberikan sifat

asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino

bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada

larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion.

Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah

satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein

(Wilbraham & Matta., 2009).

Asam amino dan protein secara umum mempunyai sifat-sifat fisik yang

sama.Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang

yang biasa dijumpai pada protein. Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai

dua gugus pada tiapmolekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang

digambarkan sebagai strukturion dipolar. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan

esterifikasi . Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis protein,

baik menggunakan enzim maupun asam. Dengan cara ini diperoleh campuran

bermacam-macam asam amino dan untuk menentukan jenis asam amino maupun
kuantitas masing-masing asam amino perlu diadakan pemisahan antara asam-asam

amino tersebut (Fessenden dan Fessenden., 1997)

Fungsi protein ditentukan oleh konformasinya, atau pola lipatan tiga

dimensinya, yang merupakan pola dari rantai polipeptida. Beberapa protein seperti

keratin rambut dan bulu, berupa serabut, dan tersusun membentuk struktur linear atau

struktur seperti lembaran dengan pola lipatan berulang yang teratur. Protein lainnya,

seperti kebanyakan enzim, terlipat membentuk konformasi globular yang padat dan

hampir menyerupai bentuk bola. Konformasi akhir bergantung pada berbagai macam

interaksi yang terjadi (Girindra,. 1986).

Ada beberapa metode analisis asam amino, misalnya metode gravimetric,

kalorimetri, mikrobiologi, kromatografi dan elektroforesis. Salah satu metode yang

banyak memperoleh pengembangan ialah metode kromatografi. Macam-macam

kromatografi ialah kromatografi kertas, krometografi lapis tipis dan kromatografi

penukar ion. Protein yang ditemukan kadang-kadang berkonjugasi dengan

makromolekul atau mikromolekul seperti lipid, polisakarida dan mungkin

fosfat. Protein terkonjugasi yang dikenal antara lain nukleoprotein, fosfoprotein,

metaloprotein, lipoprotein, flavoprotein dan glikoprotein. Protein yang diperlukan

organisme dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan utama, ialah pertama; protein

sederhana, yaitu protein yang apabila terhidrolisis hanya menghasilkan asam amino,

dan kedua protein terkonjugasi, yaitu protein yang dalam hidrolisis tidak hanya
menghasilkan asam amino, tetapi menghasilkan juga komponen organik ataupun

komponen anorganik yang disebut “gugus prosthetic” (Barnes., 2006).

Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa dengan

senyawa yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya

reaksi, yaitu: adanya perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan suhu, dan adanya

endapan. Pencampuran yang tidak disertai dengan tanda demikian, dikatakan tidak

terjadi reaksi kimia. Ada beberapa reaksi khas dari protein yang menunjukkan

efek/tanda terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-beda antara pereaksi yang satu

dengan pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi uji protein (albumin) dengan Biuret test

yang menunjukkan perubahan warna, belum tentu sama dengan pereaksi uji

lainnya (Wibowo,. 2009).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengatahui daya kelarutan protein terhadap pelarut aqudest,

HCl 10%, NaOH 40%, dan Kloroform?

2. mengetahui pengaruh larutan Cacl 5 %, Bacl 5%, dan Nacl % terhadap sifat

kelarutan protein?

3. Bagaimana cara menentukan adanya senyawa-senyawa yang mengandung

gugus amida asam?

4. Bagaimana cara menunjukan adanya asam amino dalam albumin, gelatin,

dan kasein?
C. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengatahui daya kelarutan protein terhadap pelarut aqudest, HCl

10%, NaOH 40%, Kloroform.

2. Untuk mengetahui pengaruh larutan Cacl 5 %, Bacl 5%, Nacl % terhadap

sifat kelarutan protein.

3. Untuk menentukan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus

amida asam .

4. Untuk menunjukan adanya asam amino dalam albumin, gelatin, dan kasein.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Hal ini

terjadi pada albumin yang terkoagulasi setelah ditambahkan AgNO3 dan

(CH3COO)2Pb. Senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan jembatan garam

dan berikatan dengan protein membentuk endapan logam proteinat. Protein juga

mengendap bila terdapat garam-garam anorganik dengan konsentrasi yang tinggi

dalam larutan protein. Berbeda dengan logam berat, garam-garam anorganik

mengendapkan protein karena kemampuan ion garam terhidrasi sehingga

berkompetisi dengan protein untuk mengikat air. Pada percobaan, endapan yang

direaksikan dengan pereaksi millon memberikan warna merah muda, dan filtrat yang

direaksikan dengan biuret berwarna biru muda. Hal ini berarti ada sebagian protein

yang mengendap setelah ditambahkan garam (Sri, 2012).

Denaturasi adalah proses yang mengubah struktur molekul tanpa memutuskan

ikatan kovalen. Proses ini bersifat khusus untuk protein dan mempengaruhi protein

yang berlainan dan sampai yang tingkat berbeda pula. Denaturasi dapat terjadi oleh

berbagai penyebab yang paling penting adalah bahan, pH, garam, dan pengaruh

permukaan. Denaturasi biasanya dibarengi oleh hilangnya aktivitas biologi dan

perubahan yang berarti pada beberapa sifat fisika dan fungsi seperti kelarutan

(Deman,1989).
Sebagian besar protein dapat diendapkan dari larutan air dengan penambahan

asam tertentu seperti, asam trikloroasetat dan asam perklorat. Penambahan asam ini

menyebabkan terbentuknya garam protein yang tidak larut. Zat pengendapan lainnya

adalah tungstat, fosfotungstat dan metanofosfat. Protein juga diendapkan dengan

kation tertentu seperti Zn2+ dan Pb2+ (Patong, dkk., 2012).

Sifat-sifat protein berbeda-beda saat berhidrolisis dengan air, beberapa reagen

dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainya. Kelarutan protein akan berkurang

bila kedalaman larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan

terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi

kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk menngikat air.

Garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul

protein akan berkurang (Hamdan. 2007).

Protein dapat diendapkan dengan pennambahan alkohol. Pelarut organik akan

mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein

berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap

air(Effendi 2003)..

Protein merupakan biopolimer yang multifungsi, yaitu sebagai struktural pada

sel maupun jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban

atau pembawa senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat

pengatur. (Effendi 2003).

Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang

dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut : asam


amino non-polar dengan gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin,

Isoleusin, Prolin, Fenilalanin, Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam

amino polar tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin, Treonin,

Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam amino yang

bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu asam amino yang

bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan

macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin, metionin, Fenilalanin,

Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini tidak bisa disintesis sendiri

oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari luar seperti makanan dan zat

nutrisi lainnya (Pearce. 2009).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat

Hari/Tanggal : Selasa, 25 November 2019

Waktu : 08.00-10.00 WITA

Tempat : Laboratorium Kimia, Universitas Megarezky Makassar

B. Alat Dan Bahan

a. Alat yang digunakan :

Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Penjepit Tabung reaksi, Gelas kimia 250

mL dan 500 mL, Kaca Preparat, Spirtus, Kaki tiga, Pipet tetes, Pipet volum 2

mL, Kertas Lakmus.

b. Bahan yang digunakan:

Putih telur, Aquadest, HCl 10 %, NaOH 40%, Klorofrom, Cacl 5%, Bacl 5%,

Nacl 5%, CoSO4, Gelatin, Kasein, NaOH 2N.

C. Prosedur Kerja

a. Uji kelarutan protein

1. Disediakan 5 tabung reaksi masing-masing secara berturut isi aquadest

(t1), HCL 10% (t2), NaOH 40% (t3), dan Kloroform (t3) masing-masing

sebanyak 1 mL

2. Ditambahkan 2 mL putih telur pada setiap tabung


3. Dihomogenkan tabung dan diamati sifat kelarutan dari masing-masing

sampel.

b. Uji pengendapan protein dengan garam

1. Disediakan 3 tabung reaksi

2. Diisi masing-masing tabung dengan putih telur sebanyak 2 mL

3. Ditambahkan larutan CaCL 5% (t1), BaCL 5% (t2), NaCl 5% (t3) tetes

demi tetes hingga timbul endapan

4. Ditambahkan kembali larutan garam tadi secara berlebihan

5. Dihomogenkan dan diamati perubahan yang terjadi

c. Uji biuret

1. Dimasukkan albumin telur (t1), dan kasein (t2) sebanyak 1 ml

2. Ditambahkan pada setiap tabung NaOH 10% sebanyak 1 mL

3. Ditambahkan larutan CuSO4 sebanyak 3 tetes

d. Uji Ninhidrin

1. Disediakan 3 tabung reaksi

2. Diisi masing-masing tabung dengan larutan albumin (t1), gelatin (t2),

kasein (t3) sebanyak 1 mL

3. Ditambahkan pereaksi ninhidrin sebanyak 5 tetes pada masing-masing

tabung
4. Dipanaskan diatas api Bunsen

5. Diamati perubahan yang terjadi

e. Uji komplementer protein

1. Uji adanya C,H,O

a) Dimasukkan 1 mL albumin telur kedalam cawan porselin

b) Diletakkan kaca preparat diatas cawan porselin dan dipanaskan

c) Diperhatikan adanya pengembunan pada kaca preparat yang

menentukan adanya oksigen dan hydrogen

d) Diambil kaca preparat lalu identifikasi baunya, apabila tercium bau

rambut terbakar berarti mengandung nitrogen

e) Diamati adanya kerbon dengan mengamati pengarangan yang terjadi

2. Uji adanya Nitrogen

a) Dimasukka sebanyak 1 mL albumin telur kedalm tabung reaksi

b) Ditambahkan 1 mL NaOH 10% kemudian dipanaskan diatas api

Bunsen

c) Diidentifikasi adanya bau ammonia yang terjadi kemudian uapnya

dengan kertas lakmus merah yang telah bersatu dengan aquadest

d) Diamati adanya nitrogen dengan terbetuknya ammonia

3. Uji adanya sulfur atau belerang

a) Dimasukkan 1 mL albumin telur kedalam tabung reaksi

b) Ditambahkan 1mL NaOH 1% lali panaskan


c) Dimasukkan 4 tetes larutan asetat 5%

d) Diamati terbentuknya timbal sulfur dengan melihat perubahan larutan

menjadi hitam.

e) Ditambahkan 4 tetes HCL 10%

f) Diidentifikasi bau khas belerang


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

a. Uji Kelarutan Protein

Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4

Albumin 2 Ml 2mL 2mL 2mL

Telur

Aqudest 1mL

HCL 10% 1mL

NaOH 40% 1mL

Klorofrom 1mL

Dihomogenkan

Hasil;

Larut/tidak

larut

Tidak
Sedikit Sedikit Tidak terlarut
terlarut
terlarut terlarut
b. Uji pengendapan protein

Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3

Albumin 2 mL 2mL 2mL

Telur

CaCL 5% Berlebih

BacCL 5% Berlebih

NaCl 5% Berlebih

Dihomogenkan

Hasil

Endapan:

sedikit/

banyak

Endapan sedikit Endapan sedikit Endapan sedikit


c. Uji biuret

No Bahan Hasil Keterangan

1 Albumin+NaOH 10%+ Biru Keunguan

CuSO4 3 tetes

Positif (+)

2 Kasein+NaOH 10%+ Biru Keunguan

CuSO4 3 tetes

Positif (+)
d. Uji Ninhidrin

Bahan Perubahan warna Keterangan

Sebelum Sesudah

Perlakuan perlakuan

Albumin Bening Kemerah-

merahan

Positif (+)

Gelatin Bening Biru keunguan

Positif (+)

Kasein Bening Biru tua

Positif (+)
e. Uji Komplementer Protein

1. Uji adanya C,H,O

Bahan Hasil Pengamatan

Unsur C Unsur N Unsur H & O

Albumin

Positif (+) Positif (+) Positiif (+)

INTERPRETASI HASIL

Unsur atom C Terjadi pengarangan pada sampel ketika dipanaskan

Unsur atom N Tercium bau rambut terbakar ketika sampel

dipanaskan

Unsur atom H Terjadi pengembunan pada kaca preparat ketika

&O sampel dipanaskan


2. Uji Adanya Nitrogen

Bahan Hasil Pengamatan

Atom N Kertas Lakmus

Albumin

Positif (+) Positif (+)

INTERPRETASI HASIL

Atom N Tercium bau yang khas, kertas lakmus merah

berubah warna menjadi biru


3. Uji Atom Sulfur dan Belerang

Bahan Hasil Pengamatan

Sulfur Belerang

Albumin

Negatif (-) Negatif (-)

INTERPRETASI HASIL

Sulfur Tidak terjadi perubhan warna pada larutan dari

bening menjadi hitam

Belerang Tidak tercium bau khas belerang

Anda mungkin juga menyukai