Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

UJI KELARUTAN LEMAK DAN PENYABUNAN

Oleh Kelompok 3 :

MARATUS SHOLIHAH 361841333051


YOEDISTHIRA JATI P. 361841333059
NAHARINA ULFATIN 361841333063
M. AZKA FAIZI 361841333066
ISYA ARUM SARI 361841333069
DELLA AULIA R. 361841333070

PROGRAM STUDI DIPLOMA-IV


TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TERNAK
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lemak merupakan unsure yang dibutuhkan oleh tubuh, dimana berfungsi membantu
metabolism dari vitamin yang larut dalam lemak, seperti A, D, E dan sejenisnya, menyediakan
jaringan otak dan saraf, serta membentuk komponen utama dari membrane sel. Berdasarkan
sudut pandang kesehatan, lemak digunakn sebagai zat tenaga. Sedangkan dalam komponen
bahan makanan, lemak berfungsi untuk memberi rasa gurih. Karakter pemberi rasa gurih pada
lemak, menyebabkan makanan yang berlemak disukai banyak orang. Implikasi jangka
panjangnya adalah akan terjadi kelebihan cadangan lemak. Hal ini umumnya terjadi jika asupan
lebih tinggi daripada kebutuhan, atau rendahnya aktivitas fisik disaat asupan lemak dan zat gizi
makro lainnya tinggi. Jenis-jenis lemak yang digunakan dalam makanan.
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah
sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol
yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat
psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometermodern. Etanol adalah
salah satu obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal,
dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional
dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari
gugus etil (C2H5).
Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Kloroform dikenal karena
sering digunakan sebagai bahan pembius, akan tetapi penggunaanya sudah dilarang karena telah
terbukti dapat merusak liver dan ginjal.[4] Kloroform kebanyakan digunakan sebagai pelarut
nonpolar di laboratorium. Wujudnya pada suhu ruang berupa cairanbening, mudah menguap, dan
berbau khas.
Pertalite merupakan bahan bakar gasoline yang memiliki angka oktan 90 serta berwarna hijau
terang dan jernih ini sangat tepat digunakan oleh kendaraan dengan kompresi 9:1 hingga 10:1.
Bahan bakar Pertalite memiliki angka oktan yang lebih tinggi daripada bahan bakar Premium 88.
Aquades adalah air mineral yang telah diproses dengan cara destilasi (disuling) sehingga
diperoleh air murni (H2O) yang bebas mineral.
B. Tujuan
1. Kita dapat mengetahui dan menganalisis secara kualitatif lemak dalam bahan
pangan.
2. Untuk melihat proses penyabunan pada lemak
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui kadar lemak dalam sampel
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses penyabunan yang terdapat pada lemak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lipid adalah zat biomolekul yang larut dalam pelarut organik non polar seperti kloroform,
karbon tetraklorida, eter dan benzena. Lipid meliputi lemak dan minyak, lipid dari membrane
biologi, hormone steroid, dan banyak lagi senyawa lainnya. Lipid dibentuk dengan ikatan
nonkovalen. Lipid digolongkan menurut karakteristik kelarutannya. Lipid didefenisikan sebagai
zat yang tidak larut dalam air, yang dapat diekstrak dari sel melalui pelarut organic seperti eter
dan benzene. Lipid yang ditemukan dalam tubuh manusia dapat dibagi ke dalam empat kelas
menurut struktur molekulnya, yaitu lemak, fosfolipid, malam (lilin) dan steroid (Sunarya, 2012).
Lipid mengandung sel yang disebut adiposit, putih atau coklat. Sel tersebut terdiri dari
sel-sel dalam jaringan adiposa, tetapi lipid tidak termasuk preadiposit / adipofibroblas dan
dilaporkan mampu menyediakan sel lagi ke adipose jaringan depot di seluruh tubuh. Sel lain
seperti berbagai sel jenis darah berada di jaringan adiposa. Mekanismenya melalui semua sel
dari jaringan adipose bekerja sama untuk membuat jaringan sisa yang tidak diketahui.
Adipogenesis adalah proses pembentukan lipid yang mengasimilasikan adiposit dari sel,
sedangkan metabolisme lipid adalah proses penenrimaan lipid, penyimpanan, dan pelepasannya
dari adiposit. Metabolisme Lipid terjadi secara terus-menerus, tetapi penyebab obesitas dan
kesehatan kurang baik akibat dalam metabolisme lipid terjadi penimbunan lemak (Dodson dkk.,
2013).
Lemak adalah salah satu sumber zat gizi makro yang dibutuhkan oleh tubuh. Lemak
merupakan suatu senyawa biomolekul, mempunyai sifat umum larut dalam pelarut-pelarut
organik seperti eter, kloroform dan benzen, tetapi tidak larut dalam air. Lemak dan minyak yang
kita kenal dalam makanan sehari-hari sebagian besar terdiri dari senyawa yang disebut
trigliserida atau triasilgliserol. Senyawa ini merupakan ikatan ester antara asam lemak dan
gliserol. Ikatan antara karbon yang satu dengan yang lainnya pada asam lemak dapat berupa
ikatan jenuh dan dapat pula berupa ikatan tidak jenuh (rangkap). Berdasarkan strukturnya lemak
mempunyai wujud cair dan padat. Wujud padat dan cairnya lemak dipengaruhi oleh tingkat
kejenuhan asam lemak yang terdapat di dalamnya. Lemak yang kandungan asam lemaknya
terutama asam lemak tidak jenuh akan bersifat cair pada suhu kamar dan biasanya disebut
sebagai minyak, sedangkan yang kandungan asam lemaknya terutama asam lemak jenuh akan
berbentuk padat (Edwar dkk., 2011).
Minyak dan lemak merupakan senyawa lipida, dimana substansi tersebut berasal dari
tumbuhan dan binatang yang secara luas mempunyai sifat alami dan membentuk ketiga gugus
utama dari makronutrien setelah protein dan karbohidrat. Secara umum lipid merupakan
kelompok senyawa yang terjadi secara alami, yang mempunyai daya larut dalam zat pelarut
organik seperti hidrokarbon, cloroform, benzena, eter dan alkohol. Sifat spesifik dari lipids
dibandingkan dengan yang lain yaitu berdasarkan pada daya larutnya dan senyawa ester atau
amida merupakan turunan dari lipid. Lipid memiliki banyak peran metabolik, antara lain sebagai
materi penyimpanan pada binatang, sel tumbuhan dan mikroba, pengembang struktur membrane
sel, melindungi tubuh melawan dingin dan pengaruh lingkungan lainnya, dan sebagainya
(Akpinar dan Bayizit, 2014).
Kolesterol merupakan bagian dari lemak yang sangat sulit larut dalam air maupun dalam
darah kecuali lemak tersebut berikatan dengan protein tertentu sehingga lemak (lipid) dapat
melayang-layang didalam darah. Lemak sangat dibutuhkan dalam tubuh dalam proses pembuatan
hormon dan dalam pemeliharaan jaringan syaraf, akan tetapi apabila kadar lemak dalam tubuh
tinggi maka dapat menyebabkan terjadinya berbagai macam penyakit. Elemen lemak terdiri dari
kolesterol, trigliserida, fosfolopid dan asam lemak bebas. Didalam hati kolesterol, trigliserida
bergabung dengan protein tertentu akan membentuk lemak HDL (High Density Lipoprotein) dan
LDL (Low Density Lipoprotein) (Kadarsih, 2011).
BAB III
METODOLOGI

A. CARA KERJA
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Beaker glass 300ml
3. Bunsen
4. Penangas air
5. Kaki tiga
6. Kassa
7. Penjepit kayu tabung reaksi
8. Rak tabung reaksi
Bahan :
1. Ethanol (C2H2OH)
2. Kloroform (CHCl3)
3. Pertalite
4. Aquades
5. KOH-alkohol
6. Minyak kelapa sawit
7. Minyak kelapa
8. Minyak salad
9. Minyak zaitun
B. Prosedur kerja
1. Uji kelarutan lemak
a. Ambil sampel sebanyak 1 ml kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi ( 4
tabung reaksi )
b. Tambahkan 2 ml pelarut aquadest, alcohol 97%, kloroform dan pertalite ke
dalam masing-masing tabung reaksi
c. Vortex tabung kemudian amati perubahan yang terjadi
d. Catat hasilnya
2. Uji Penyabunan
a. Ambil sampel sebanyak 1 ml kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi ( 1
tabung reaksi )
b. Tambahkan KOH-alkohol sebanyak 4 ml lalu vortex dan panaskan
menggunakan Bunsen selama kurang lebih 20 detik
c. Tambahkan 5 ml aquadest lalu kocok secara manual hingga terbentuk busa
d. Pisahkan busa yang terbentuk lalu amati perubahan yang terjadi
e. Hasil
f.
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Sampel Pelarut Hasil
Sebelum Sesudah
Aquadest Bening Minyak terpisah ke atas
( Non Polar ) + Polar
Tidak tercampur rata,
minyak (lemak)
Alkohol Bening mengendap, gelembung-
gelembung ( Non Polar
Minyak cendana ) + Polar
Minyak tercampur
Kloroform Bening homogen beserta
dengan sampel ( Polar )
+ Non Polar
Minyak cendana
Pertalite Tercampur tetapi tidak tercampur homogen
rata ( hijau ) beserta dengan sampel
non polar + non polar

B. Pembahasan

Pembahasan oleh Isya Arum Sari :


Minyak zaitun

 Percobaan 1 : Minyak cendana sebanyak 1ml dilarutkan dengan aquades sebanyak 2ml
berwarna bening, setelah divortex warna tidak berubah. Namun, cairan minyak terpisah
keatas atau bisa disebut dengan menggumpal. Hal ini terjadi karena sifat minyak yang
non polar tidak bisa tercampur rata dengan aquades yang bersifat polar atau mudah larut.
 Percobaan 2 : minyak cendana sebanyak 1ml dilarutkan dengan alcohol sebanyak 2ml
menghasilkan warna bening. Setelah dilakukan vortex pada kedua larutan tersebut,
hasilnya kedua larutan tidak tercampur rata dan menyebabkan minyak (lemak)
mengendap. Pada percobaan ini, di dalam tabung juga timbul gelembung-gelembung. Hal
ini terjadi karena sifat minyak cendana yang sukar larut atau disebut non polar dengan
alcohol yang mudah terlarut atau bisa disebut juga polar.
 Percobaan 3 : minyak cendana sebanyak 1ml dilarutkan dengan kloroform sebanyak 2ml
did alam tabung reaksi menghasilkan warna bening. Kemudian setelah kedua larutam
tersenut di vortex, menghasilkan bahwa minyak cendana dan kloroform tercampur rata
secara homogen. Hal ini terjadi karena kedua larutan tersebut sama-sama bersifat non
polar, jadi kedua larutan tersebut bisa larut secara homogen.
 Percobaan 4: minyak cendana sebanyak 1ml dilarutkan dengan pertalite sebanyak 2ml
mengasilkan warna hijau.Setelah dilakukan vortex terhadap kedua laritan tersebut,
larutan tersebut tercampur homogeny dan warna hijaunya semakin rata. Hal ini terjadi
karena dua larutan tersebut sama-sama bersifat non polar, sehingga bisa tercampur
homogen.

Pembahasan oleh Naharina ulfatin

Zaitun (Olea europaea) adalah pohon kecil tahunan dan hijau abadi, yang buahmudanya dapat
dimakan mentah ataupun sesudah diawetkan sebagai penyegar. Buahnya yang tua diperas
dan minyaknya diekstrak menjadi minyak zaitun yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam
keperluan

 Percobaan 1 : Minyak cendana sebanyak 1ml dicampurkan dengan aquades sebanyak


2ml berwarna bening, setelah divortex warna tidak berubah. Dan cairan minyak terpisah
keatas atau bisa disebut dengan menggumpal. Hal ini terjadi karena sifat minyak yang
non polar tidak bisa tercampur rata dengan aquades yang bersifat polar atau mudah larut.
 Percobaan 2 : minyak cendana sebanyak 1ml dicampurkan dengan alcohol sebanyak 2ml
menghasilkan warna bening. Setelah dilakukan vortex pada kedua larutan tersebut,
hasilnya kedua larutan tidak tercampur rata dan menyebabkan minyak (lemak)
mengendap. Pada percobaan ini, di dalam tabung juga timbul gelembung-gelembung. Hal
ini terjadi karena sifat minyak cendana yang sukar larut atau disebut non polar dengan
alcohol yang mudah terlarut atau bisa disebut juga polar.
 Percobaan 3 : minyak cendana sebanyak 1ml dimasukkan dengan kloroform sebanyak
2ml did alam tabung reaksi menghasilkan warna bening. Kemudian setelah kedua larutam
tersenut di vortex, menghasilkan bahwa minyak cendana dan kloroform tercampur rata
secara homogen. Hal ini terjadi karena kedua larutan tersebut sama-sama bersifat non
polar, jadi kedua larutan tersebut bisa larut secara homogen.
 Percobaan 4: minyak cendana sebanyak 1ml dimasukkan dalam pertalite sebanyak 2ml
membentuk warna hijau.Setelah divortex kedua larutan tersebut, larutan tersebut
tercampur homogeny dan warna hijaunya semakin rata. Hal ini terjadi karena dua larutan
tersebut sama-sama bersifat non polar, sehingga bisa tercampur homogen.
BAB V
Penutup

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Akpinar, A. dan Bayizit. 2014. Fungal Lipids: The Biochemistry of Lipid Accumulation.
International Journal of Chemical Engineering and Applications. Vol. 5 (5)

Edwar, Z., Heldrian, S., Ety, Y., dan Delmi, S. 2011. Pengaruh Pemanasan terhadap Kejenuhan
Asam Lemak Minyak Goreng Sawit dan Minyak Goreng Jagung. Journal Indonesia
Media Assoc. Vol. 61 (6)

Kadarsih, S. 2011. Introduksi Minyak Lemuru Tersabun, Minyak Zaitun serta Pasta Temulawak
pada Ransum terhadap Produksi dan Komposisi Kolesterol Serum Darah Sapi Bali.
Jurnal Sains Peternakan Indonesia. Vol. 6 (1)

Sunarya, Y. 2012. Kimia Dasar 2 Berdasarkan Prinsip-prinsip Kimia Terkini. Bandung: Yrama
Widya

Anda mungkin juga menyukai