AIDUL
H031 17 1008
KELOMPOK 1
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
AIDUL
H031 17 1008
PENDAHULUAN
dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim dimana protein
bagian tubuhadalah salah satu jenis protein (Fessenden dan Fessenden, 1997).
yaitu antara 5000 Da sampai jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau enzim,
protein akan menghasilkan asam-asam amino. Ada 20 jenis asam amino yang
terdapat dalam molekul protein. Asam-asam amino ini terikat satu dengan
yanglainmelalui ikatan peptida. Sifat biologi protein yang unik terutama disebabkan
penyusun dari protein itu sendiri.Sifat reaksi asam amino dan protein adalah sangat
ditentukan oleh gugus -karboksil, -amino dan gugus yang terdapat pada rantai
2011).
mempelajari dan memahami reaksi-reaksi asam amino dan protein melalui beberapa
uji reaksi yang dilakukan diantaranya uji ninhidrin, uji gugus rantai samping
bebas pada asam amino dan protein melalui uji ninhidrin dengan cara penambahan
amino dan protein melalui uji gugus rantai samping dengan cara penambahan
pada protein melalui uji biuret dengan cara penambahan NaOH dan CuSO4,
mengidentifikasi adanya gugus indol pada asam amino dan protein melalui uji
mengidentifikasi adanya gugus hidroksifenil pada asam amino dan protein melalui
uji Millon dengan cara penambahan pereaksi millon dan pemanasan. Hasil uji positif
TINJAUAN PUSTAKA
amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom
karbon dari posisi gugus –COOH.Dapat dilihat bahwa atom karbon ialah atom
karbon asimetrik, kecuali jika gugus R adalah H. Oleh karena itu, asam amino juga
molekul asam amino dapat digambarkan dengan model bola dan batang atau dengan
Asam amino merupakan komponen utama penyusun protein dan dibagi dalam
dua kelompok, yaitu asam amino esensial dan asam amino nonesensial.Asam amino
esensial tidak dapat diproduksi di dalam tubuh sehingga harus ditambahkan dalam
tubuh.Asam amino umumnya berbentuk serbuk dan mudah larut dalam air, namun
Ada delapan asam amino yang esensial bagi manusia, yaitu fenilalanin,
isoleusin, leusin, lisin, metionin, treonin, triptofan, dan valin.Semua asam amino ini
haruslah tersedia dalam makanan.Selain itu fenilalanin dan metionin adalah zat awal
dalam asam amino semi esensial.Arginin dapat disintesis oleh tubuh, tetapi tidak
cukup untuk menunjang pertumbuhan. Sedangkan histidin, bukti yang ada untuk
makanan yang dimakan sama sekali tidak mengandung asam amino histidin
Asam amino pada umumnya larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut
organik nonpolar seperti pada eter, aseton dan kloroform. Sifat asam amino ini
yang terdiri atas beberapa atom karbon umumnya kurang larut dalam air tetapi larut
Perbedaan sifat antara asam amino dengan asam karboksilat dan amina
terlihat pula pada titik leburnya.Asam amino mempunyai titik lebur yang lebih tinggi
bila dibandingkaan dengan asam karboksilat atau amina.Kedua sifat fisika ini
dan mempunyai polaritas tinggi dan bukan sekedar senyawa yang mempunyai gugus
–COOH dan gugus –NH2.Hal ini tampak pula pada sifat asam amino sebagai
penting di dalam analisis pemisahan. Asam amino sendiri tidak berwarna dan tidak
dapat dideteksi secara visual pada kromatografi atau cara analisis lainnya. Dengan
yang penting dari asam amino adalah reaksinya dengan ninhidrin karena intensitas
warna yang terbentuk pada reaksi ninhidrin ini sebanding dengan konsentrasi asam
aminonya, maka reaksi ini dapat dipakai untuk analisa kuantitatif.Contohnya, reaksi
ninhidrin ini dipakai pada alat analisa otomatik asam amino yaitu alat yang
memisahkan asam amino dengan menggunakan kolom penukar ion dan ditentukan
hewan.Sesuai dengan peranan ini, kata protein berasal dari bahasa Yunani proteios,
Protein terdiri dari atom karbon, hidrogen, nitrogen, dan kebanyakan juga
juta.Molekul protein terdiri dari satu atau beberapa panjang polipeptida dari asam-
asam amino yang terikat dengan urutan yang khas.Urutan ini dinamakan struktur
kuartener muncul dari hubungan struktural beberapa polipeptida yang terlibat. Jika
dipanaskan di atas suhu 50 oC atau ketika dikenai asam atau basa kuat, proteinakan
kehilangan struktur tersiernya yang khas dan dapat membentuk koagulat yang tak
larut (misalnya putih telur). Proses ini biasanya menonaktifkan sifat hayatinya
(Lestari, 2011).
disebut denaturasi. Perubahan struktur tersebut dapat merusak struktur awal dari
yang terkandung di dalam putih telur didenaturasi dengan pemanasan, oleh karena itu
bentuknya semipadat. Hampir hal yang sama terpenuhi oleh aksi pendeteksian secara
teliti pada pengocokan sebutir telur pada preparation of Meringue. Racun logam
berat seperti timah dan kadmium diubah struktur proteinnya dengan mengikat gugus
METODE PERCOBAAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalahalanin, glisin, sistein, asam
aspartat, albumin, larutan ninhidrin 0,1%, larutan natrium nitroprusida 1%, NH4OH
pekat, NaOH 2,5 M, CuSO4 0,01 M, larutan glioksilik,H2SO4 pekat, pereaksi millon,
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung,
gelas kimia,hotplate, cawan petri, pipet tetes, labu semprot, dan sikat tabung,.
perubahan warna (maksimal 10 menit), lalu diamati perubahan warna dan dicatat.
H2SO4 pekat 2 mL, dinding tabung dialiri secara perlahan. Kemudian diamati
hingga terjadi perubahan warna endapan dari putih ke merah (maksimal 10 menit).
Bila tidak terjadi perubahan warna, ditambahkan pereaksi millon berlebih (maksimal
Terbentuk Endapan
5. Albumin
endapan putih merah
4.2 Reaksi
a. Glisin
b. Alanin
c. Sistein
d. Asam Aspartat
e.Albumin
4.2.2 Uji Gugus Rantai Samping (Sulfuhidril)
a.Glisin
b.Alanin
c. Sistein
d.Asam Aspartat
e.Albumin
a. Glisin
b. Alanin
c. Sistein
d. Asam Aspartat
e. Albumin
4.2.4 Uji Hopkins-Cole
a. Glisin
b. Alanin
c.Sistein
d. Asam Aspartat
e. Albumin
a.Glisin
b. Alanin
c. Sistein
d. Asam Aspartat
e. Albumin
4.3 Pembahasan
Pada percobaan ini digunakan sampel larutan asam amino dan protein.
Larutan asam amino dan protein yang digunakan yaitu glisin, alanin, sistein, asam
aspartat, dan albumin.Pada uji ini, sampel direaksikan dengan larutan ninhidrin
dengan tujuan untuk menentukan adanya gugus α-amino bebas. Setelah penambahan
dan gugus amino yang terikat pada asam amino dan protein terlepas menjadi gugus
α-amino bebas. Untuk uji positif dari ninhidrin adalah perubahan warna larutan
menjadi ungu dan ada beberapa asam amino tertentu yang menghasilkan uji positif
berwarna kuning.Dari tabelhasil pengamatan reaksi asam amino dan protein, sampel
yang menghasilkan uji positif membentuk warna ungu setelah pemanasan yaitu
glisin, alanin dan albumin. Sedangkan untuk sistein menghasilkan uji positif
berwarna kuning dan asam aspartat menghasilkan ujinegatif. Warna ungu sebagai
penanda bahwa sampel yang diuji mengandung asam -amino dan mempunyai
gugus amino bebas. Untuk asam aspartat menurut teori seharusnya menghasilkan uji
positif terhadap ninhidrin, tetapi secara praktikum tidak menghasilkan uji positif, hal
ini mungkin disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya adalah asam aspartat
yang digunakan dalam percobaan memiliki konsentrasi rendah sehingga tidak dapat
asam amino dan protein yang digunakan yaitu glisin, alanin, sistein, asam aspartat,
dan albumin.Pada uji reaksi gugus samping, larutan asam amino dan protein
nitroprusida berfungsi sebagai pemberi kompleks warna pada asam amino dan
protein yang memiliki gugus sulfur, sedangkan NH4OH berfungsi sebagai larutan
asam amino dan protein, ditandai dengan hasil uji positif berwarna merah. Pada tabel
hasil pengamatan reaksi asam amino dan protein dengan natrium nitroprusida
didapatkan sampel yang menghasilkan uji positif yaitu sistein yang berwarna merah.
Sedangkan untuk glisin, alanin, asam aspartat, dan albumin menghasilkan uji negatif,
dimana larutan tetap berwarna bening. Hasil praktikum ini sesuai dengan teori bahwa
asam amino dan protein yang dapat menghasilkan uji positif pada uji gugus rantai
samping (sulfuhidril) adalah asam amino dan protein yang memiliki gugus S-H. Pada
sampel yang digunakan, asam amino yang memiliki gugus tersebut hanya sistein,
sedangkan untuk glisin, alanin, asam aspartat, dan albumin tidak memiliki gugus
sulfurhidril.
asam amino dan protein yang digunakan yaitu glisin, alanin, sistein, asam aspartat,
dan albumin. Pada uji biuret ini, digunakan NaOH yang berfungsi memberikan
suasana basa agar reaksi yang terjadi secara optimum. Uji ini berfungsi untuk
0,01 M, untuk larutan glisin, alanin dan asam aspartat berubah menjadi biru,
sedangkan sistein tetap berwarna kuningdan albumin berubah menjadi warna ungu.
Setelah penambahan CuSO4 berlebih, semua sampel asam amino dan protein tetap
berwarna biru tetapi pekat, sedangkan albumin berwarna ungu pekat. Perubahan
warna menjadi ungu menandakan bahwa albumin memiliki ikatan peptida dalam
memberi warna ungu karena mengandung protein yang di dalam protein tersebut
terdapat asam-asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida dan ion Cu2+
dalam suasana basa membentuk suatu senyawa kompleks berwarna ungu. Sedangkan
warna larutan asam amino tidak menunjukkan perubahan karena asam amino tidak
adalahglisin, alanin, sistein, asam aspartat, dan albumin. Hasil uji positif dari uji
Hopkins-Cole ini adalah warna ungu yang menyerupai bentuk cincin. Untuk uji ini,
Cole ini merupakan reagen spesifik untuk asam amino yang mengandung gugus
indol. Perubahan yang terjadi setelah sampel larutan asam amino dan protein
dilakukan penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi untuk memberikan suasana
asam pada reaksi sehingga reaksi berlangsung dengan optimum. Setelah panambahan
tersebut, larutan albumin membentuk cincin ungu, sedangkan glisin dan alanin tetap
bening serta sistein dan asam aspartat berwarna kekuningan. Hal ini menandakan
bahwa albumin mengandung gugus indol yang bereaksi positif dengan glioksilik.
Asam amino yang mengandung gugus indol adalah asam amino triptofan sehingga
penyusunnya.
Pada percobaan ini larutan asam amino dan protein yang digunakan adalah
glisin, alanin, sistein, asam aspartat, dan albumin. Hasil uji positif dari uji Millon ini
adalah terbentuknya endapan berwarna merah. Untuk uji ini, pertamalarutan asam
amino dan protein ditambahkan peraksi millon. Pereaksi millon ini merupakan
reagen spesifik untuk asam amino dan protein yang mengandung gugus fenol.
alanin dan asam aspartatberwarna bening, sedangkan sistein dan albumin terbentuk
endapan putih. Setelah itu dipanaskan, hasilnya hanya albumin yang berubah
mengandung gugus fenol. Asam amino yang mengandung gugus fenol adalah asam
amino tirosin sehingga di dalam albumin tersebut terdapat tirosin sebagai salah satu
5.1 Kesimpulan
positif.
positif.
5.2 Saran
Alat dan bahan pada laboratorium sebaiknya lebih dilengkapi lagi untuk
diketahui lebih dalam sifat-sifat dari bahan tersebut dan dapat menjadi bahan
1. Uji Ninhidrin
sebanyak 2 mL.
Hasil
sebanyak 2 mL.
dihomogenkan.
Hasil
3. Uji Biuret
sebanyak 2 mL.
Hasil
4. Uji Hopkins-Cole
sebanyak 2 mL.
Hasil
5. Uji Millon
sebanyak 3 mL.
Hasil
Lampiran 2. Foto Percobaan