Anda di halaman 1dari 2

1.

Metode spektroskopi jenis ini didasarkan pada penyerapan energi oleh partikel yang sedang
berputar di dalam medan magnet yang kuat. Pada umumnya metode ini berguna sekali
untuk mengidentifikasi struktur senyawa / rumus bangun molekul senyawa
organik.. Jumlah dan tempat proton dalam molekul senyawa organik menentukan bentuk
spektrum yang dihasilkan. Energi yang dipakai dalam pengukuran dengan metode ini berada
pada daerah gelombang radio 75-0,5 m atau pada frekuensi 4-600 MHz, yang bergantung
pada jenis inti yang diukurnya, NMR bermacam-macam ragamnya, misalnya
NMR 1H, 13C, 19F.
Inti yang dapat diukur dengan NMR yaitu :
a. Bentuk bulat
b. Berputar
c. Bilangan kuantum spin = ½
d. Jumlah proton dan netron ganjil, contoh : 1H, 19F, 31P, 11B, 13C.

Di dalam medan magnet, inti aktif NMR (misalnya 1H atau 13C) menyerap pada
frekuensi karakteristik suatu isotop. Frekuensi resonansi, energi absorpsi dan intensitas sinyal
berbanding lurus dengan kekuatan medan magnet. Sebagai contoh, pada medan magnet 21
tesla, proton beresonansi pada 900 MHz. nilai magnet 21 T dianggap setara dengan magnet
900 MHZ, meskipun inti yang berbeda beresonansi pada frekuensi yang berbeda.
Spektrometri NMR pada dasarnya merupakan spektrometri absorbsi, sebagaimana
spektrometri infra merah maupun ultraviolet. Pada kondisi yang sesuai, suatu sampel dapat
mengabsorpsi radiasi elektromagnetik daerah frekuensi radio, pada frekuensi yang tergantung
dari sifat-sifat sampel. Suatu plot dari frekuensi puncak.
puncak absorbsi versus intensitas puncak memberikan suatu spektrum NMR. Dalam
NMR yang diukur adalah perbedaan frekuensi antara suatu jenis proton dengan frekuensi
resonansi proton senyawa pembanding (reference). Senyawa ini disebut sebagai standar
internal dan ditambahkan ke dalam sample sebelum me”running” NMR.
Spektrometri NMR ini memberikan banyak informasi mengenai kedudukan gugus fungsi.
Ada empat parameter yang dapat membantu menginterpretasi spektra NMR. (1) pergeseran
kimia, (2) penjodohan spin, (3) tetapan penjodohan dan pola penjodohan, dan (4)
integrasi. Untuk memastikan kebenaran struktur yang dianalisis, metode ini sering dibantu
dengan spektroskopi 2-D yaitu HMQC (Heteronuclear Multiple Quantum Coherence),
HMBC (Heteronuclear Multi Bond Coherence), COSY (Correlation Spectroscopy) dan
NOESY (Nuclear Overhauser Effect Spectroscopy).

1.      Pergeseran Kimia
Pergeseran kimia adalah pemisahan frekuensi resonansi suatu inti dari frekuensi
resonansi suatu standar, biasanya TMS (Tetra Metil Silan) (CH3)4Si. Pergeseran kimia
memiliki simbol δ, yang dinyatakan sebagai bagian tiap juta (ppm) dari frekuensi radio yang
digunakan. Dalam spektroskopi 1H NMR, pergeseran kimia diungkapkan sebagai nilai relatif
terhadap frekuensi absorpsi Tetra Metil Silan standar (CH 3)4Si. Kopling dikombinasikan
dengan pergeseran kimia dan integrasi untuk proton memberitahu kita tidak hanya tentang
lingkungan kimia inti, tetapi juga jumlah inti NMR tetangga aktif dalam molekul. Dalam
spektrum yang lebih kompleks dengan beberapa puncak di pergeseran kimia yang sama atau
dalam spektrum inti selain hidrogen.
Prinsip dalam spektrometri NMR yaitu bila sampel yang mengandung 1H atau 13C
(bahkan semua senyawa organik) ditempatkan dalam medan magnet, akan timbul interaksi
antara medan magnet luar tadi dengan magnet kecil (inti). Karena adanya interaksi ini,
magnet kecil akan terbagi atas dua tingkat energi (tingkat yang sedikit agak lebih stabil (+)
dan keadaan yang kurang stabil (-)) yang energinya berbeda. Karena inti merupakan materi
mikroskopik, maka energi yang berkaitan dengan inti ini terkuantisasi, artinya tidak kontinyu.
Perbedaan energi antara dua keadaan diberikan oleh persamaan.

Anda mungkin juga menyukai