PERCOBAAN 3
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
PERCOBAAN 3
I. TUJUAN
Mengenal beberapa macam identifikasi senyawa protein dan lemak.
II. DASAR TEORI
1. Protein
1.1 Asam Amino[1]
Asam amino yang merupakan monomer (satuan pembentuk)
protein adalah suatu senyawa yang mempunyai dua gugus
fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil. Dalam biokimia
seringkali pengertiannya dipersempit keduanya terikat pada
satu atom karbon (C) yang sama. Gugus karboksil memberikan
sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam
bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik yaitu cenderung
menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan
asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi
zwitter ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang
paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat
penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Isoleucine
BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam
amino dengan rantai bercabang. Berfungsi untuk
membantu mencegah penyusutan otot dan
membantu dalam pembentukan sel darah merah.
Valine
BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam
amino dengan rantai bercabang. Tidak diproses di
organ hati, dan lebih langsung diserap oleh otot.
Berfungsi untuk membantu dalam mengirimkan
asam amino lain (tryptophan, phenylalanine,
tyrosine) ke otak.
Lycine
Kekurangan lycine mempengaruhi pembuatan
protein pada otot dan jaringan penghubugn lainnya.
Bersama dengan vitamin C membentuk L-Carnitine.
Membantu dalam pembentukan kolagen maupun
jaringan penghubung tubuh lainnya (cartilage dan
persendian).
Tryptophan
Pemicu serotonin (hormon yang memiliki efek
relaksasi). Merangsang pelepasan hormon
pertumbuhan.
Methionine
Berfungsi untuk menurunkan kadar kolestrol darah.
Membantu membuang zat racun pada organ hati dan
membentuk regenerasi jaringan baru pada hati dan
ginjal.
Threonine
Merupakan salah satu asam amino yang membantu
detoksifikasi. Membantu pencegahan penumpukan
lemak pada organ hati. Komponen penting dari
kolagen.
Phenylalanine
Merupakan prekursor untuk tyrosine dan berfungsi
untuk meningkatkan daya ingat, mood, fokus mental
dan biasanya digunakan dalam terapi depresi.
Glycine
Glisina atau asam aminoetanoat adalah asam
amino alami paling sederhana. Rumus kimianya
C2H5NO2. Asam amino ini bagi manusia bukan
merupakan asam amino esensial karena tubuh
manusia dapat mencukupi kebutuhannya. Glisina
merupakan asam amino yang mudah
menyesuaikan diri dengan berbagai situasi karena
strukturnya sederhana. Secara umum protein
tidak banyak mengandung glisina.
Pengecualiannya ialah pada kolagen yang dua per
tiga dari keseluruhan asam aminonya adalah
glisina. Fungsi dari glisin adalah:
1. Membantu tubuh membentuk asam amino
lain.
2. Merupakan bagian dari sel darah merah
dan cytochrome (enzim yang terlibat
dalam produksi energi).
3. Memproduksi glukagon yang
mengaktifkan glikogen.
Alanine
Alanin (Ala) atau asam 2-aminopropanoat
merupakan salah satu asam amino bukan esensial.
Bentuk yang umum di alam adalah L-alanin (S-
alanin) meskipun terdapat pula bentuk D-alanin
(R-alanin) pada dinding sel bakteri dan sejumlah
antibiotika. L-alanin merupakan asam amino
proteinogenik yang paling banyak dipakai dalam
protein setelah leusin. Gugus metil pada alanina
sangat tidak reaktif sehingga jarang terlibat
langsung dalam fungsi protein (enzim). Alanina
dapat berperan dalam pengenalan substrat atau
spesifisitas, khususnya dalam interaksi dengan
atom nonreaktif seperti karbon. Dalam proses
pembentukan glukosa dari protein, alanina
berperan dalam daur alanina. Fungsi dari alanine
adalah:
1. Membantu tubuh mengembangkan daya
tahan.
2. Merupakan salah satu kunci dari siklus
glukosa alanin yang memungkinkan otot
dan jaringan lain untuk mendapatkan
energi dari asam amino.
Serine
Serina merupakan asam amino penyusun
protein yang umum ditemukan pada protein
hewan. Protein mamalia hanya memiliki L-serin.
Serina bukan merupakan asam amino esensial
bagi manusia. Namanya diambil dari bahasa
Latin, sericum (berarti sutera) karena pertama
kali diisolasi dari protein serat sutera pada tahun
1865. Strukturnya diketahui pada tahun 1902.
Sebagai penyusun enzim, serina sering
memainkan peran penting dalam fungsi
katalisator enzim. Ia diketahui berada pada
bagian aktif kimotripsin, tripsin, dan banyak
enzim lainnya. Berbagai gas-gas perangsang saraf
dan senyawa aktif yang dipakai pada insektisida
bekerja melalui residu serina pada enzim
asetilkolin esterase, sehingga melumpuhkan
enzim itu sepenuhnya. Fungsi dari serine adalah:
1. Diperlukan untuk memproduksi energi
pada tingkat sel.
2. Membantu dalam fungsi otak (daya ingat)
dan syaraf.
Tyrosine
Tirosina (dari bahasa Yunani tyros, berarti keju,
karena ditemukan pertama kali dari keju) merupakan
satu dari 20 asam amino penyusun protein. Ia
memiliki satu gugus fenol (fenil dengan satu
tambahan gugus hidroksil). Bentuk yang umum
adalah L-tirosin (S-tirosin), yang juga ditemukan
dalam tiga isomer struktur, yaitu para, meta, dan orto.
Pembentukan tirosina menggunakan bahan baku
fenilalanin oleh enzim Phe-hidroksilase. Enzim ini
hanya membuat para-tirosina. Dua isomer yang lain
terbentuk apabila terjadi “serangan” dari radikal
bebas pada kondisi oksidatif tinggi (keadaan stres).
Dalam transduksi signal, tirosina memiliki peran
kunci dalam pengaktifan beberapa enzim tertentu
melalui proses fosforilasi (membentuk fosfotirosina).
Bagi manusia, tirosina merupakan prekursor hormon
tiroksin dan triiodotironin yang dibentuk di kelenjar
tiroid, pigmen kulit melanin, dan dopamin,
norepinefrin dan epinefrin. Tirosina tidak bersifat
esensial bagi manusia, Tirosin juga merupakan
pemicu hormon dopamine, epinephrine,
norepinephrine, melanin (pigmen kulit), hormon
tiroid. Selain itu tirosin juga dapat meningkatkan
mood dan fokus mental.
Glutamine
Glutamin adalah satu dari 20 asam amino yang
memiliki kode pada kode genetik standar. Rantai
sampingnya adalah suatu amida. Glutamina dibuat
dengan mengganti rantai samping hidroksil asam
glutamat dengan gugus fungsional amina.
Glutamina merupakan bagian penting dari
asimilasi nitrogen yang berlangsung pada tumbuhan.
Amonia yang diserap tumbuhan atau hasil reduksi
nitrit diikat oleh asam glutamat menjadi glutamina
dengan bantuan enzim glutamin sintetase atau GS.
Glutamina dijadikan suplemen atlet binaraga untuk
mengganti kerusakan otot dengan segera akibat
latihan beban yang berat. Asam amino yang paling
banyak ditemukan dalam otot manusia. Dosis 2 gram
cukup untuk memicu produksi hormon pertumbuhan.
Membantu dalam membentuk daya tahan tubuh.
Sumber energi penting pada organ tubuh pada saat
kekurangan kalori. Salah satu nutrisi untuk otak dan
kesehatan pencernaan. Mengingkatkan volume sel
otot.
Taurine
Taurin berfungsi untuk membantu dalam
penyerapan dan pelepasan lemak dan membantu
dalam meningkatkan volume sel otot.
Ornithine
Dalam dosis besar bisa membantu produksi
hormon pertumbuhan dan berfungsi untuk membantu
dalam penyembuhan dari penyakit dan membantu
daya tahan tubuh dan fungsi organ hati.
1.3 Klasifikasi Asam Amino Berdasarkan Sifat Kimia Rantai
Samping
Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam
lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika
nonpolar.
a. Asam amino polar
Memiliki gugus R yang tidak bermuatan.
Senyawa : Serin , treonin, sistein, metionin,
asparagin, glutamin.
Bersifat hidrofilik (mudah larut dalam air).
Cenderung terdapat di bagian luar protein.
Sistein berbeda dengan yg lain, karena gugus R
terionisasi pada pH tinggi (pH = 8.3) sehingga dapat
mengalami oksidasi dengan sistein membentuk
ikatan disulfide.
(-S-S-) sistin (tidak termasuk dalam asam amino
standar karena selalu terjadi dari 2 buah molekul
sistein dan tidak dikode oleh DNA).
b. Asam amino non polar
Memiliki gugus R alifatik.
Glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin, dan prolin.
Bersifat hidrofobik.
Umum terdapat pada protein yang berinteraksi
dengan lipid.
c. Asam amino gugus aromatic
Fenilalanin, tirosin, dan triptofan.
Bersifat relatif non polar hidrofobik.
Sehingga mampu membentuk ikatan hidrogen
penting untuk menentukan struktur enzim.
Asam amino aromatik mampu menyerap sinar UV λ
280 nm yang digunakan untuk menentukan kadar
protein.
d. Asam amino bermuatan positif (+)
Lisin, arginin, dan histidine.
Mempunyai gugus yang bersifat basa pada rantai
sampingnya.
Bersifat polar terletak di permukaan protein dan
dapat mengikat air.
Histidin mempunyai muatan mendekati netral (pada
gugus imidazol) dibanding Lisin gugus amino dan
Arginin gugus guanidine.
e. Asam amino bermuatan negative (-)
Aspartat dan glutamate.
Mempunyai gugus karboksil pada rantai sampingnya
bermuatan (-) / acid pada pH .
1.4 Protein
Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-
masing dihubungkan dengan ikatan peptida. Meskipun
demikian, pada awal pembentukannya protein hanya tersusun
dari 20 asam amino yang dikenal sebagai asam amino dasar
atau asam amino baku atau asam amino penyusun protein
(proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang disandi oleh
DNA/RNA sebagai kode genetik. Protein berasal dari kata
protos (bahasa Yunani) yang berarti "yang paling utama".
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul
tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam
amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen, dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein terdapat
pada semua sel hidup, kira-kira 50% dari berat keringnya dan
berfungsi sebagai pembangun struktur, biokatalis, hormon,
sumber energi, penyangga racun, pengatur pH, dan sebagai
pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi. Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk
hidup dan virus.
Dalam proses pencernaan, protein akan dipecah menjadi
satuan-satuan dasar kimia. Protein terbentuk dari unsur-unsur
organik yang hampir sama dengan karbohidrat dan lemak yaitu
terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O),
akan tetapi ditambah dengan unsur lain yaitu nitrogen (N).
Molekul protein mengandung pula fosfor, belerang, dan ada
jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan
tembaga. Molekul protein tersusun dari satuan-satuan dasar
kimia yaitu asam amino. Dalam molekul protein, asam-asam
amino ini saling berhubung-hubungan melalui suatu ikatan.
Ikatan yang terdapat pada molekul protein meliputi:
Ikatan Peptida
Ikatan peptida atau ikatan amida asam adalah ikatan
yang terdapat dalam rantai peptida itu sendiri, yaitu ikatan
antara asam amino yang satu dengan yang lain. Karena
ikatan ini terdapat dalam rantai peptida, maka ikatan ini
selalu ada dalam molekul protein. Banyak sedikitnya ikatan
peptida dalam molekul protein dapat dites dengan
menggunakan tes biuret.
Ikatan Sistein
Ikatan sistin atau ikatan disulfida dalam molekul protein
adalah secara homopolar atau secara kovalen, yaitu ikatan
atom-atom di dalam molekul disebabkan karena
persekutuan elektron-elektron yang dimiliki bersama oleh
dua atom S. Ikatan sistin dalam molekul protein terjadi bila
terdapat kedua buah sisa asam amino yang terdapat dalam
rantai peptida berdekatan. Ikatan ini dapat menghubungkan
dua rantai polipeptida tetapi dapat pula hanya terdapat satu
rantai peptida.
1.5 Struktur Protein[5]
a. Struktur primer
Pada tahun 1953, Frederick Sanger menentukan urutan
asam amino insulin, suatu hormon protein. Hal ini
merupakan peristiwa penting karena pertama kali
memperlihatkan dengan tegas bahwa protein mempunyai
urutan asam amino yang tertentu yang tepat. Urutan asam
amino inilah yang kemudian dikenal sebagai struktur
primer. Struktur primer protein merupakan urutan linear
asam amino yang membentuk rantai polipeptida. Urutan ini
diberikan oleh urutan basa nukleotida DNA dalam kode
genetik. Urutan asam amino yang menentukan posisi dari
kelompok R yang relatif berbeda antara satu dan yang
lainnya.
Posisi ini menentukan lipatan protein dan struktur akhir
molekul Susunan linier asam amino dalam protein
merupakan struktur primer. Susunan tersebut merupakan
suatu rangkaian unik dari asam amino yang menentukan
sifat dasar dari berbagai protein, dan secara umum
menentukan bentuk struktur sekunder dan tersier. Bila
protein mengandung banyak asam amino dan gugus
hidrofobik, daya kelarutannya dalam air kurang baik
dibandingkan dengan protein yang banyak mengandung
asam amino dengan gugus hidrofil.
b. Struktur sekunder
Struktur sekunder protein adalah struktur linear dan
polipeptida pada struktur protein membentuk struktur
heliks. Rantai polipeptida pada struktur sekunder
menggulung seperti spiral Heliks α, atau seperti lembaran
kertas continues form Heliks β atau bentuk triple heliks.
Hal ini karena adanya ikatan hidrogen di antara gugus-
gugus polar dari asam amino dalam rantai protein. Contoh
bahan yang mempunyai struktur ini ialah bentuk α-heliks
pada wol, bentuk lipatan-lipatan (wiru) pada molekul-
molekul sutera, serta bentuk heliks pada kolagen.
c. Struktur tersier
Struktur tersier menggambarkan pengaturan ruang
residu asam amino yang berjauhan dalam urutan linier dan
pola ikatan-ikatan disulfida. Bentuk penyusunan bagian
terbesar rantai cabang disebut struktur tersier, yaitu susunan
dari struktur sekunder yang satu dengan struktur sekunder
bentuk lain. Contohnya adalah beberapa protein yang
mempunyai bentuk α-heliks dan bagian yang tidak
berbentuk α-heliks. Biasanya bentuk-bentuk sekunder ini
dihubungkan dengan ikatan hidrogen, ikatan garam,
interaksi hidrofobik, dan ikatan disulfida.
d. Struktur kuartener
Struktur kuartener protein adalah struktur dengan lebih
dari satu rantai polipeptida dan merupakan suatu struktur
protein dengan molekul yang kompleks. Pada struktur
kuartener protein, terjadi ikatan hidrogen, gaya Van der
Waals, interaksi gugus nonpolar, interaksi antar protein
baik interaksi polar, nonpolar, maupun Van der Waals.
Struktur ini melibatkan beberapa polipeptida dalam
membentuk suatu protein. Ikatan-ikatan yang terjadi sampai
terbentuknyaa protein sama dengan ikatan-ikatan yang
terjadi pada struktur tersier.
1.6 Analisis Protein[4,6]
Analisis protein dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut.
a. Reaksi biuret
Reaksi ini merupakan tes umum yang baik terhadap
protein, dilakukan dengan cara menambahkan larutan
protein dengan beberapa tetes CuSO4 encer dan beberapa
ml NaOH. Reaksi positif dengan warna ungu, terjadi
karena adanya kompleks senyawa yang terjadi antara Cu
dengan N dari molekul ikatan peptida.
b. Reaksi ninhidrin
Larutan protein ditambah dengan beberapa tetes
larutan ninhidrin kemudian dipanaskan beberapa saat dan
didiamkan hingga dingin, hasil positif apabila terbentuk
warna biru
c. Reaksi xanthoprotein
Uji xantoprotein dilakukan untuk membuktikan
adanya inti benzena dalam protein. Asam amino yang
mempunyai cincin benzena yaitu asam amino tirosin,
triptofan, dan fenilalanin. Uji ini positif jika membentuk
endapan putih ketika ditambahkan asam nitrat pekat dan
berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa
nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi
dan warnanya berubah menjadi jingga.
d. Reaksi molisch
Reaksi positif menunjukkan adanya gugus karbohidrat
pada protein. Ketika protein majemuk bereaksi dengan
asam sulfat ia akan terhidrolisis menjadi protein
sederhana dan karbohidrat. Karbohidrat kemudian akan
terhidrolisis menjadi bentuk sederhananya,
monosakarida-monosakarida, dan furfural atau hidroksi
metil furfural yang kemudian berkondesasi dengan α-
naftol dalam alkohol dan membentuk senyawa kompleks
dengan cincin ungu.
Tes ini dilakukan dengan cara, larutan protein
ditambah dengan beberapa tetes alpha naftol, dikocok
perlahan selama 5 detik, miringkan tabung dan
ditambahkan H2SO4 melalui dinding tabung, kemudian
tegakkan kembali tabung. Hasil positif bila terlihat
adanya cincin diperbatasan kedua cairan.
e. Reaksi hopkin’s cole
Tes ini dilakukan untuk mengidentifikasi asam amino
triptopan yang terkandung dalam larutan protein. Asam
glioksilat akan mengkondensasi asam amino triftofan
membentuk senyawa berwarna. Setelah H2SO4 pekat
dituangkan, akan terbentuk dua lapisan dan beberapa saat
kemudian terbentuk cincin ungu di antara batas kedua
lapisan itu.
f. Reaksi sulfida
Tes ini dilakukan untuk mengidentifikasi asam amino
metionin, sistein dan sistin yang terkandung dalam
larutan protein. Sulfida pada asam amino bila direaksikan
dengan Pb Asetat akan membentuk PbS berupa endapan
kuning sampai hitam bergantung pada banyaknya sulfida.
g. Reaksi Hehler
Pada percobaan reaksi ini hasil yang dapat dilihat
setelah dilakukan penambahan asam nitrat pekat adalah
terbentuknya lapisan berwarna putih protein yang telah
mengalami denaturasi karena pengaruh asam mineral
pekat tersebut. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini
adalah:
Adanya endapan putih berarti hasil pada percobaan
tersebut menunjukan hasil yang positif.
h. Uji pengendapan protein dengan logam berat dan asam
organik
Sebagian besar protein dapat diendapkan dengan
penambahan asam-asam organik (seperti asam pikrat,
asam trikloroasetat, dan asam sulfonat) yang membentuk
garam proteinat yang tidak larut. Protein juga dapat
mengalami denaturasi irreversibel akibat penambahan
logam-logam berat seperti Cu2+, Pb2+ atau Hg2+.
2. Lemak/Lipida
2.1 Definisi Lemak/Lipida[7]
Asam lemak adalah suatu senyawa golongan asam
karboksilat (monokarboksilat) yang mempunyai rantai alifatik
panjang. Asam lemak merupakan turunan dari trigliserida atau
fosfolipid. Asam lemak bebas adalah asam lemak yang tidak
terikat pada molekul lain. Asam lemak merupakan sumber
bahan bakar makhluk hidup yang sangat penting, karena ketika
proses metabolisme, asam lemak menghasilkan ATP dengan
jumlah yang besar. Baik lipida sederhana maupun lipida
majemuk semuanya mempunyai unit penyusun yang sama,
yaitu asam lemak.
Lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk
pada golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di
alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak
dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas
karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama
dengan pelaut tersebut. Bahan-bahan dan senyawa kimia akan
mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan zat
terlarut. Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya
proses kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH
berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dari
aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air.
Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan
kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (10 N)
sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah
diekstraksi dengan pelarut non-polar.
Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau
triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”. Hasil
hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan
gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang
mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak
bercabang.
2.2 Klarifikasi Asam Lemak[8]
Asam lemak menurut ada atau tidaknya ikatan rangkap
karbon didalamnya, dibagi menjadi asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh.
a. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh atau saturated fatty acids
merupakan asam karboksilat rantai panjang dengan
panjang rantai 12 hingga 24 dan tidak mempunyai
ikatan rangkap dalam struktur kimianya. Asam lemak
jenuh hanya mempunyai ikatan tunggal, sehingga
masing-masing atom karbon dalam rantai mengikat dua
atom hidrogen kecuali karbon omega yang mempunyai
tiga atom hidrogen pada ujungnya. Biasanya asam
lemak jenuh menjadi unit penyusun lemak hewan atau
minyak tanaman. Berikut ini contoh asam lemak jenuh:
Tabel 1. Contoh Asam lemak jenuh
Nama Struktur
Asam cuka (Asam etanoat) CH3-COOH
Asam propionate (Asam CH3 –CH2-COOH
Propanoat)
CH3(CH2)2COOH
Asam Butirat (Asam butanoat)
CH3(CH2)3COOH
Asam Valerat (Asam Pentanoat)
CH3(CH2)4COOH
Asam Kaproat (Asam Heksanoat)
CH3(CH2)5COOH
Asam Kaprilat (Asam Oktanoat )
CH3(CH2)6COOH
Asam Kaproat (Asam Dekanoat)
CH3(CH2)10COOH
Asam Laurat (Asam dodekanoat)
CH3(CH2)12COOH
Asam Miristat (Asam
CH3(CH2)14COOH
tetradekanoat)
CH3(CH2)16COOH
Asam Palmitat (Asam
Heksadekanoat)
Asam Stearat (Asam
Oktadekanoat)
NO PERLAKUAN HASIL
DOKUMENTASI
. PENGAMATAN
1. 5 tetes susu + 5 Putih Ungu
tetes Ninhidrin.
Dikocok dan
dipanaskan
2. 5 tetes putih telur Putih bening
+ 5 tetes Ungu
Ninhidrin.
Dikocok dan
dipanaskan
2. Tes Biuret
NO PERLAKUAN HASIL DOKUMENTASI
. PENGAMATAN
1. 5 tetes susu + 5 Putih Ungu
tetes muda
Kuprisulfat + 5
tetes NaOH
2. 5 tetes putih Putih bening
telur + 5 tetes Ungu
Kuprisulfat + 5
tetes NaOH
3. Tes Xanthopeotein
4. Tes Molisch
6. Tes Sulfida
NO DOKUMENTASI
PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN
.
1. 5 tetes susu
a. 5 tetes asam pikrat a. Putih
b. 5 tetes asam Kuning
triklorolserat b. Putih Putih
c. 5 tetes asam c. Putih Putih
fosfomolibdat keruh
d. 5 tetes asam d. Putih Putih
fosfowolframat
2. 5 tetes putih telur
a. 5 tetes asam pikrat
a. Bening
b. 5 tetes asam
endapan kuning
trikloroaserat
b. Bening
c. 5 tetes asam
endapan putih
fosfomolibdat
c. Bening
d. 5 tetes
endapan biru pudar
asamfosfowolfram
d. Bening
at
endapan putih
9. Tes Hehler
VI. PEMBAHASAN
Percobaan kimia pangan kali ini bertujuan untuk mengenal
beberapa macam identifikasi senyawa protein dan lemak. Sampel
protein yang digunakan adalah susu UHT merk Frisian Flag rasa
coconut delight dan putih telur ayam ras, serta sampel lemak/minyak
yang digunakan adalah minyak kelapa.
1. Tes Ninhidrin
Pada pengujian sampel protein, warna yang terbentuk adalah
ungu. Warna ungu terbentuk karena asam amino bereaksi
dengan reagen ninhidrin (C9H6O4) untuk membentuk aldehida
yang lebih kecil dengan membebaskan karbon dioksida (CO2)
dan ammonia (NH3). Karena setelah tahap pengujian sampel
protein yang dilakukan menghasilkan warna ungu, berarti
sampel positif mengandung protein. Berikut reaksi yang terjadi:
2. Tes Biuret
Pada pengujian sampel protein, warna yang terbentuk adalah
ungu. Warna ungu terbentuk karena banyaknya jumlah ikatan
peptida dalam protein sebagai hasil dari campuran suasana
asam oleh kuprisulfat dan suasana basa oleh natrium hidroksida
yang bereaksi dengan ikatan peptida. Ketika ikatan peptida
sedikit, warna yang ditunjukkan adalah merah. Karena setelah
tahap pengujian sampel protein yang dilakukan menghasilkan
warna ungu, berarti sampel positif mengandung banyak ikatan
peptida. Berikut reaksi yang terjadi:
3. Tes Xanthoprotein
Pada pengujian sampel protein, warna yang terbentuk adalah
kuning. Warna kuning terbentuk karena terjadi proses nitrasi
dari asam amino dengan gugus fenil oleh gugus nitro yang
ditambahkan. Karena setelah tahap pengujian sampel protein
yang dilakukan menghasilkan warna kuning, berarti sampel
positif mengandung asam amino dengan gugus fenil. Berikut
reaksi yang terjadi:
4. Tes Molisch
Pada pengujian sampel protein, warna yang terbentuk adalah
ungu. Warna ungu terbentuk karena protein majemuk yang
mengandung (gugus prostetis) karbohidrat (mukoprotein atau
merupakan juga glikoprotein) terhidrolisis saat bereaksi dengan
asam sulfat pekat menjadi protein sederhana dan karbohidrat,
lalu karbohidrat terhidrolisis pula menjadi karbohidrat yang
lebih sederhana, yaitu monosakarida. Monosakarida akan
terdehidrasi menjadi furfural yang ketika bereaksi dengan alfa-
naftol dalam alkohol akan membentuk cincin berwarna ungu.
Karena setelah tahap pengujian sampel protein yang dilakukan
menghasilkan warna ungu, berarti sampel positif mengandung
gugus prostetis karbohidrat. Berikut reaksi yang terjadi:
6. Tes Sulfida
Pada pengujian sampel protein, endapan yang terbentuk
berwarna hitam. Endapan hitam terbentuk karena sulfida pada
asam amino yang mengandung asam amino metionin, sistein,
atau sistin bereaksi dengan Pb asetat membentuk PbS berupa
endapan kuning sampai hitam yang menandakan semakin
banyaknya sulfida. Karena setelah tahap pengujian sampel
protein yang dilakukan menghasilkan endapan hitam, berarti
sampel positif mengandung asam amino metionin, sistein, atau
sistin. Berikut reaksi yang terjadi:
Na2S + Pb(CH3COO)2 PbS + 2 CH3COONa
Hitam
7. Pengendapan dengan Alkaloid
Pada pengujian sampel protein, endapan yang terbentuk
warna kuning pada regensia asam pikrat, lapisan putih keruh
pada reagensia asam trikoloroasetat, lapisan putih keruh pada
reagensia asam fosfomolibdat, dan lapisan putih keruh dengan
larutan kuning pada reagensia asam fosfowolframat. Sebagian
besar protein dapat diendapkan dengan penambahan asam-asam
organik membentuk garam proteinat yang tidak larut. Warna
endapan/lapisan muncul sesuai masing-masing reagensia yang
mereaksikan. Karena setelah tahap pengujian sampel protein
yang dilakukan menghasilkan endapan/lapisan, berarti sampel
positif mengandung protein. Berikut reaksi yang terjadi:
9. Tes Hehler
Pada pengujian sampel protein, lapisan yang terbentuk
berwarna putih. Lapisan putih terbentuk di antara 2 lapisan
karena denaturasi protein oleh asam mineral pekat yang
digunakan, yaitu asam nitrat. Karena setelah tahap pengujian
sampel protein yang dilakukan menghasilkan lapisan putih,
berarti sampel positif mengandung protein, terutama kandungan
albumin sebagai salah satu komponen penyusun protein.
Berikut reaksi yang terjadi:
3. Warna apa yang terjadi sekiranya kulit kita terkena asam nitrat
pekat? Mengapa demikian? Jelaskan!
Apabila kulit terkena asam nitrat pekat akan berwarna
kuning. Warna kuning tersebut adalah warna hasil nitrasi
protein yang terdapat dalam kulit.
D. Tes Molisch
1. Apakah reaksi ini berlaku untuk semua macam protein? Kalau
tidak untuk protein yang manakah?
Tes molisch tidak digunakan untuk semua protein. Tes
molisch digunakan untuk mukoprotein (glikoprotein) yaitu
protein majemuk yang gugus protetisnya karbohidrat.
2. Reaksi Molisch ini sebenarnya reaksi umum untuk
menunjukkan adanya apa? Mengapa berlaku untuk
mukoprotein?
Tes Molisch sebenarnya adalah tes umum terhadap adanya
karbohidrat, tetapi dapat pula dipakai untuk menunjukkan
adanya protein yang mempunyai gugus prostetis karbohidat.
Berlaku untuk mukoprotein karena merupakan protein
majemuk yang gugus prostetisnya karbohidat
3. Apa yang akan terjadi bila tabung reaksi saudara kocok dengan
hati-hati?
Bila tabung reaksi dikocok dengan pelan bukan digojog
dengan keras maka cincin berwarna ungu tidak akan terbentuk.
4. Tuliskan reaksi kimia dari percobaan yang saudara lakukan!
F. Tes Sulfida
1. Tes khusus ini khusus untuk protein yang mengandung asam
amino apa sebagai komponen protein?
Tes sulfida khusus untuk protein yang mengandung asam
amino metionin, sistein atau sistin.
VIII. KESIMPULAN
1. Identifikasi senyawa protein dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
melalui reaksi umum (tes Ninhidrin dan Biuret) dan reaksi khusus
(tes Xanthoprotein, Molisch, Hopkins Cole, Sulfida, presipitasi
dengan asam organik/reagensia alkaloid atau logam berat, dan
Heller).
2. Identifikasi senyawa lemak dapat dilakukan dengan cara tes noda
lemak/minyak pada kertas saring dan tes ikatan rangkap
menggunakan larutan kalium permanganat.
3. Sampel protein yang digunakan dalam percobaan ini adalah susu
UHT merk Frisian Flag rasa coconut delight dan putih telur ayam,
serta sampel lemak/minyak menggunakan minyak kelapa.
4. Hasil yang diperoleh dari hasil pengujian sampel protein dengan
tes Ninhidrin, tes Biuret, tes Molisch, tes Hopkin’s Cole adalah
warna ungu.
5. Hasil yang diperoleh dari hasil pengujian sampel protein dengan
tes Xanthoprotein adalah warna kuning.
6. Hasil yang diperoleh dari hasil pengujian sampel protein dengan
tes Sulfida adalah warna hitam.
7. Hasil yang diperoleh dari hasil pengujian sampel protein dengan
pengendapan dengan garam-garam logam berat adalah warna
jingga kekuningan.
8. Hasil yang diperoleh dari hasil pengujian sampel protein dengan
tes Hehler adalah terbentuknya lapisan berwarna putih.
9. Pada pengujian sampel lemak/minyak, noda yang terbentuk
membuat kertas saring transparan dan sukar hilang.
10. Hasil tes adanya ikatan rangkap pada lemak tak jenuh berhasil
positif dimana sampel yang direaksikan dengan kalium
permanganat, warna ungu pada kalium permanganat luntur.
Praktikan V
Shesilia Tampubolon
22030117120009