Disusun Oleh :
Merry Hastyani
(135090201111046)
(165090200111029)
Miralda Syakirah
(165090207111021)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
TAHUN 2016
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi ...
Daftar Gambar .
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum
1.2 Rumusan Masalah ...
1.3 Tujuan ..
BAB. II STRUKTUR DAN FUNGSI METABOLISME ASAM AMINO ................
2.1 Struktur umum asam amino ...........
2.2 Fungsi umum asam amino ..
2.3 Jenis-jenis asam amino
2.4 Katabolisme Asam Amino
2.4.1 Proses Pelepasan Gugus Amina .
I
IV
VII
1
1
2
3
5
5
5
5
6
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum
8
5
5
21
Sekitar 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam amino dapat
diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh.
Protein yang terdapat dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus menjadi asamasam amino yang diabsorpsi dan dibawa oleh darah ke hati. Hati adalah organ tubuh
dimana terjadi reaksi anabolisme dan katabolisme. Proses metabolik dan katabolik juga
terjadi dalam jaringan di luar hati. Protein dalam tubuh dibentuk dari asam amino, bila
ada kelebihan asam amino akan di ubah menjadi asam ketoglutarat yang dapat masuk ke
dalam siklus asam sitrat. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber
yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis
asam amino dalam sel, sedangkan hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam
amino dalam darah.
Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino
yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus NH2 pada atom karbon
dari posisi gugus COOH. Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina
memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik, yaitu
cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku
ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk
golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat
penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein. Hubungan spasial asam-asam
amino tersebut akan menentukan struktur 3 dimensi dan sifat-sifat biologis protein
sederhana.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur metabolisme asam amino?
2. Apa fungsi metabolisme asam amino?
3. Bagaimana struktur dan fungsi komponen-komponen yang berperan dalam
metabolisme asam amino?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui struktur metabolisme asam amino.
2. Mengetahui fungsi metabolisme asam amino.
3. Mengetahui struktur dan fungsi komponen-komponen yang berperan dalam
metabolisme asam amino.
BAB II
STRUKTUR DAN FUNGSI METABOLISME ASAM AMINO
2.1 Struktur Umum Asam Amino
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya
dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom "alfa" atau
). Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus
amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari
residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino
dengan asam amino lainnya.
Gambar 1: Struktur asam -amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan
gugus karboksil di sebelah kanan
Atom C pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa
bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh
karena gugus amina juga terikat pada atom C ini, senyawa tersebut merupakan asam amino (Junaidi dan Rafiqi, 2011).
2
Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat atau disintesis
dalam tubuh dan harus diperoleh dari makanan sumber protein (Poedjiadi, 1994).
Asam amino ini tidak dapat dibentuk oleh tubuh sendiri. Asam amino ini sangat
diperlukan tubuh dan harus disuplai dalam bentuk jadi (preformed) dalam menu yang
dimakan sehari-hari. Ada 8 asam amino esensial untuk orang dewasa, dimana tubuh
tidak dapat membentuk sndiri, pada anak-anak ada 10 asam amino esensial
Berikut ini asam-asam amino non esensial (Suhardjo dan Kusharto, 1992):
a. Fenilalanin
sebagai
penghantar
atau penyampai
pesan (neurotransmitter)
pada sistem saraf otak. Asam amino ini bertugas mengontrol berat badan, karena
efeknya dalam mengatur sekresi kelenjar tiroid dan menekan nafsu makan
(control of appetite). Defisiensi fenilalanin dapat berakibat mata merah (bloodshot
eyes), katarak, dan perubahan perilaku (psychotic dan schizophrenic).
b. Isoleusin
Gambar
Asam
dalam
3. Struktur Isoleusin
amino ini diperlukan
produksi
dan
sintesa
protein.
kadar
gula
dalam
darah,
dan
yang
paling
terutama
berfungsi
dalam
manfaat
valin
untuk
koordinasi
otot,
membantu
adalah
sulfur
yang
diperlukan tubuh dalam pembentukan asam nukleat dan jaringan serta sintesa
protein. Juga menjadi bahan pembentuk asam amino lain (sistein) dan vitamin
(kolin).
Gambar 7. Sruktur Methionin
Metionin bekerja sama dengan vitamin B12 dan asam folat dalam
membantu tubuh mengatur pasokan protein berlebihan dalam diet tinggi
protein. Selain itu, fungsi penting lain metionin adalah membantu menyerap
lemak dan kolesterol. Karena itu, metionin merupakan kunci kesehatan bagi
hati yang berhubungan banyak dengan lemak. Defisiensi metionin dapat
berakibat rematik kronis, pengerasan hati (sirosis), dan gangguan ginjal.
g. Threonin
Treonin : E '-hidroksi-butirat asam amino. Ini adalah asam amino
esensial, dan dengan demikian sangat diperlukan dalam makanan. E 'disintesis
dalam mikro-organisme seperti Escherichia coli dan khamir (sebuah) asam
aspartat,
Treonin
dan
(B)
dipotong
glisin
menjadi
dan
asetaldehida.
asetaldehida
dan
deaminasi
untuk
dehydrase,
treonin
dalam
darah
proses
dan
menjadi
dan
memperkuat
sistem imun.
Sebagai
suplemen,
biasanya
digunakan bersama asam amino lain, misalnya
lisin. Menurunkan tekanan rendah, melancarkan
peredaran darah. Anti aterogenik, menurunkan
dan
amonia,
dalam
halogenasi
detoksifikasi
hidrokarbon
aromatik.
Gambar 13. Struktur Sistin
Sistin yang merupakan asam amino yang mengandung sulfur, diperlukan tubuh
untuk pembentukan sel darah putih yang berfungsi sebagai salah satu fungsi imun.
Asam amino ini termasuk tidak esensial, karena di dalam tubuh diproduksi dari
metionin. Namun, menjadi esensial bila tubuh membutuhkannya dalam jumlah
lebih besar, misalnya pada mereka yang baru menjalani operasi.
m. Serin
Serin penting dalam metabolisme dan berpartisipasi dalam biosintesis purin
dan
pirimidin. Serin
adalah
perkusor
untuk
dan
folat,
yang
Taurin (taurine) adalah asam amino detoksifikasi yang memberikan efek seperti
glisin dalam menetralkan semua jenis toksin (xenobiotik) berbahaya.
Gambar 15. Struktur Taurin
Manfaat lain taurin adalah sebagai pengendali neurotransmitter yang dapat
mencegah kejang. Suplementasi taurin bersama dengan multivitamin dapat
membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan memulihkan stamina setelah
sembuh dari sakit. Dalam produk minuman pembangkit tenaga (energy drink),
taurin digunakan sebagai unsur utama. mencegah kegemukan, menurunkan
kadar gula
darah,
mencegah
kelelahan
otot,
dan
memperbaiki
menjaga
q. Alanin
Gugus metil pada alanina sangat tidak reaktif sehingga jarang terlibat langsung
dalam fungsi protein (enzim). Alanin
dapat berperan dalam pengenalan
substrat atau spesifisitas, khususnya
dalam
interaksi
dengan
atom
kesetimbangan
dan
dalam
alkohol
dan
21.
Struktur
Asam
Glutamat
Ion glutamat merangsang beberapa tipe saraf yang ada di lidah manusia.
Sifat ini dimanfaatkan dalam industri penyedap. Garam turunan dari asam
glutamat, yang dikenal sebagai mononatrium glutamat ( dikenal juga sebagai
monosodium glutamat, MSG, vetsin atau micin), sangat dikenal dalam
dunia boga Indonesia maupun Asia Timur lainnya sebagai penyedap masakan.
2. Asam non esensial
Asam non esensial adalah asam amino yang dapat dibuat atau disintesis dalam
tubuh dengan mengkonversikan satu asam amino menjadi asam amino yang lain
dalam sel-sel tubuh (Poedjiadi, 1994). Asam-asam amino ini dapat disintesa tubuh
sepanjang bahan dasarnya memenuhi bagi pertumbuhannya. Kesimpulannya, semua
asam amino diperlukan tubuh untuk kelangsungan proses fisiologis normal tubuh,
tetapi 8-10 macam diantaranya perlu didapata dalam entuk jadi (preformed) dari menu
sehari-hari (Suhardjo dan Kusharto, 1992).
Berikut ini asam-asam amino non esensial (D.W.Martin, dkk, 1984):
a. Arginin
Asam amino arginin memiliki kecenderungan basa yang cukup tinggi akibat
eksesi dua gugus amina pada gugus residunya. Asam amino ini tergolong setengah
esensial bagi manusia dan mamalia lainnya, tergantung pada tingkat perkembangan
atau kondisi kesehatan. Bagi anak-anak, asam amino ini esensial.
Pangan yang menjadi sumber utama arginin adalah produk-produk peternakan
(dairy products) seperti daging, susu (dan olahannya), dan telur. Dari produk
tumbuhan dapat disebutkan cokelat dan biji kacang tanah. Berikut ini beberapa
informasi tentang Arginin, Arginin Memiliki rumus kimia C 6H14N4O2, titik leburnya
244C, masa jenisnya 1,165 g cm -3 , titik iso elktrik 10,76, nama sistematiknya adalah
Asam S-2-amino-5-(diamino metilidenamino) pentanoat.
Asam glutamat
Asam glutamat termasuk asam amino yang bermuatan (polar) bersama-sama
dengan asam aspartat. Ini terlihat dari titik isoelektriknya yang rendah, yang
menandakan ia sangat mudah menangkap elektron (bersifat asam menurut Lewis).
Asam glutamat dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia sehingga tidak
tergolong esensial. Ion glutamat merangsang beberapa tipe saraf yang ada di lidah
manusia. Sifat ini dimanfaatkan dalam industri penyedap. Garam turunan dari asam
Glisin
Glisin (Gly,G) atau asam aminoetanoat adalah asam amino alami paling
sederhana. Rumus kimianya C2H5NOg. Asam amino ini bagi manusia bukan
Glutamin
Glutamin adalah satu dari 20 asam amino yang memiliki kode pada kode
genetik standar. Rantai sampingnya adalah suatu amida. Glutamin dibuat dengan
mengganti rantai samping hidroksil asam glutamat dengan gugus fungsional amina.
Glutamin merupakan bagian penting dari asimilasi nitrogen yang berlangsung
pada tumbuhan. Amonia yang diserap tumbuhan atau hasil reduksi nitrit diikat oleh
asam glutamat menjadi glutamin dengan bantuan enzim glutamin sintetase atau GS.
Glutamin dijadikan suplemen atlet binaraga untuk mengganti kerusakan otot
dengan segera akibat latihan beban yang berat. Berikut ini beberapa informasi tentang
Glutamin, Glutamin Memiliki rumus kimia C5H10N2O3, titik leburnya 185C, titik iso
elktrik 5,65, nama sistematiknya adalah Asam 2S-2-amino-4-karbamoil-butanoat
Histidin
Histidin merupakan satu dari 20 asam amino dasar yang ada dalam protein.
Bagi manusia histidin merupakan asam amino yang esensial bagi anak-anak. Rantai
samping imidazol dan nilai pKa yang relatif netral (yaitu 6,0) berarti bahwa perubahan
sedikit saja pada pH sel akan mengubah muatannya. Sifat ini menjadikan histidin
sering menjadi bagian dari gugus katalitik pada enzim maupun ligan koordinasi pada
metaloprotein.
Histidin menjadi prekursor histamin, suatu amina yang berperan dalam sistem
saraf, dan karnosin, suatu asam amino, Terdapat dua enantiomer histidin yaitu Dhistidin dan L-histidin, namun yang lebih dominan adalah L-histidin (atau S-histidin).
Berikut ini beberapa informasi tentang Histidin, Histidin Memiliki rumus kimia
C6H9N3O2, titik leburnya 287C, titik iso elktrik 7,59, nama sistematiknya adalah
Asam S-2-amino-3-(3H-imidazol-4-il)propanoat.
Serin
Serin merupakan asam amino penyusun protein yang umum ditemukan pada
protein hewan. Protein mamalia hanya memiliki L-serin. Serin bukan merupakan asam
amino esensial bagi manusia. Namanya diambil dari bahasa Latin, sericum (berarti
sutera) karena pertama kali diisolasi dari protein serat sutera pada tahun 1865.
Strukturnya diketahui pada tahun 1902. Sintesis serin (dan glisin) berawal dari
oksidasi 3-fosfogliserat (3-PGA) yang membentuk 3-fosfohidroksipiruvat dan NADH.
Reaksi transaminasi dengan asam glutamat menghasilkan 3-fosfoserin dan glisin, yang
diikuti dengan dilepasnya fosfat.
Serin penting bagi metabolisme karena terlibat dalam biosintesis senyawasenyawa purin dan pirimidin, sistein, triptofan (pada bakteria), dan sejumlah besar
metabolit lain.
Sebagai penyusun enzim, serin sering memainkan peran penting dalam fungsi
katalisator enzim. Ia diketahui berada pada bagian aktif kimotripsin, tripsin, dan
banyak enzim lainnya. Berbagai gas-gas perangsang saraf dan senyawa aktif yang
dipakai pada insektisida bekerja melalui residu serin pada enzim asetilkolin esterase,
sehingga melumpuhkan enzim itu sepenuhnya. Akibatnya, asetilkolin (suatu
neurotransmiter) yang seharusnya segera diuraikan oleh enzim itu segera setelah
bekerja malah menumpuk di sel dan mengakibatkan kekejangan dan kematian.
Sebagai penyusun protein non-enzim, rantai sampingnya dapat mengalami
glikolisasi yang dapat menjelaskan gangguan akibat diabetes. Serin juga merupakan
satu dari tiga asam amino yang biasanya terfosforilasi oleh enzim kinase pada saat
transduksi signal pada eukariota. Berikut ini beberapa informasi tentang Serin, Serin
Memiliki rumus kimia C3H7NO3, Titik leburnya 228C, masa jenisnya 1,537g cm-3,
nama sistematiknya adalah Asam S-2-amino-3-hidroksipropanoat.
Sistein
Sistein merupakan asam amino bukan esensial bagi manusia yang memiliki
atom S, bersama-sama dengan metionin. Atom S ini terdapat pada gugus tiol (dikenal
juga sebagai sulfhidril atau merkaptan). Karena memiliki atom S, sistein menjadi
sumber utama dalam sintesis senyawa-senyawa biologis lain yang mengandung
belerang. Sistein dan metionin pada protein juga berperan dalam menentukan
konformasi protein karena adanya ikatan hidrogen pada gugus tiol.
Sistein mudah teroksidasi oleh oksigen dan membentuk sistin, senyawa yang
terbentuk dari dua molekul sistein yang berikatan pada atom S masing-masing. Reaksi
ini melepas satu molekul air (reaksi dehidrasi).
Sumber utama sistein pada makanan adalah cabai, bawang putih, bawang
bombay, brokoli, haver, dan inti bulir gandum (embrio). L-sistein juga diproduksi
secara industri melalui hidrolisis rambut manusia dan babi serta bulu unggas, namun
sejak tahun 2001 juga telah dapat diproduksi melalui fermentasi mikroorganisme.
Serat wol dari domba juga banyak mengandung sistein. Bagi domba, sistein
esensial yang harus dipasok dari rumput-rumputan yang dimakannya. Karena itu, jika
rumput tidak tersedia domba tidak memproduksi wol. Namun demikian, domba
transgenik yang memiliki enzim penghasil sistein (dari metionin) telah berhasil
dikembangkan sehingga ketergantungan akan rumput menjadi berkurang. Berikut ini
beberapa informasi tentang Serin, Serin Memiliki rumus kimia C 3H7NO2S1, Titik
leburnya 240C, titik iso elktrik 5,07 , nama sistematiknya adalah Asam 2R-2-amino3-sulfanil-propanoat
L-tirosin (S-tirosin), yang juga ditemukan dalam tiga isomer struktur: para, meta, dan
orto. Pembentukan tirosin menggunakan bahan baku fenilalanin oleh enzim Phehidroksilase. Enzim ini hanya membuat para-tirosin. Dua isomer yang lain terbentuk
apabila terjadi "serangan" dari radikal bebas pada kondisi oksidatif tinggi (keadaan
stress).
Dalam transduksi signal, tirosin memiliki peran kunci dalam pengaktifan
beberapa enzim tertentu melalui proses fosforilasi (membentuk fosfotirosin). Bagi
manusia, tirosin merupakan prekursor hormon tiroksin dan triiodotironin yang
dibentuk di kelenjar tiroid, pigmen kulit melanin, dan dopamin, norepinefrin dan
epinefrin. Tirosin tidak bersifat esensial bagi manusia. Oleh enzim tirosin hidroksilase,
tirosin diubah menjadi DOPA yang merupakan bagian dari manajemen terhadap
penyakit Parkinson. Tanaman opium (Papaver somniferum) menggunakan tirosin
sebagai bahan baku untuk menghasilkan morfin, suatu alkaloid. Berikut ini beberapa
informasi tentang Serin, Serin Memiliki rumus kimia
343C, titik iso elktrik 5,66, nama sistematiknya adalah Asam S-2-amino-3-(4hidroksi-fenil)-propanoat
(Sumardjo, 2009)
2.4 Katabolisme Asam amino
Katabolisme asam amino merupakan suatu proses pemecahan molekul asam amino
menjadi molekul yang lebih sederhana. Proses ini dapat terjadi apabila tubuh kelebihan
pasokan asam amino dari makanan (karena tubuh tidak bisa menyimpan kelebihan asam
amino) atau karena tubuh sangat kekurangan energi disebabkan kelaparan yang sangat ekstrim
(Panji, 2015).
Proses
katabolisme
asam
amino
terjadi
di
dalam
hati.
Pada
proses
ini,
gugus
amin
dari
asam
amino
akan terlepas
dan
menyisakan
asam
-keto
atau
rangka
karbon.
Gugus
akan
amin
diubah
menjadi urea
dan
akan
diekskresikan
dalam bentuk
urin
sedangkan asam -keto akan dimanfaatkan sebagai sumber energi (Nelson dan Michel, 2004).
Gambar 34. Jalur umum katabolisme asam amino (Nelson dan Michael, 2004)
2.4.1
Transaminasi
Proses transaminasi merupakan suatu proses reversible yang berlangsung
dengan bantuan enzim aminotransferase atau transaminase. Pada proses ini terjadi
transfer gugus amin dari asam amino ke suatu asam -keto salah satunya ketoglutarat yang akan menghasilkan glutamat. Glutamat yang dihasilkan
berfungsi sebagai donor gugus amino dalam jalur biosintesis asam amino dan
berperan dalam jalur ekskresi nitrogen (Nelson dan Michael, 2004).
Deaminasi
Demaniasi merupakan suatu proses pelepasan gugus amina dan satu atom
hidrogen dari struktur utama asam amino. Hasil utama dari proses ini yaitu
asam -keto dan amonia yang merupakan hasil dari proses reduksi gugus
amina oleh hidrogen. Amonia yang dihasilkan pada proses ini bersifat toksik
dalam tubuh, sehingga amonia ini akan dikeluarkan dari dalam tubuh dalam
bentuk urin melalui siklus urea (Ophardt, 2003).
2.4.2
Kerangka Karbon
Rantai karbon membentuk kerangka kerangka yang menyusun sebagian besar
molekul organik. Kerangka ini bervariasi panjangnya dan mungkin lurus,
bercabang, atau tersusun dalam cincin tertutup. Beberapa kerangka karbon
mempunyai ikatan ganda, yang jumlah dan lokasinya bervariasi. Keragaman
kerangka karbon seperti itu merupakan salah satu sumber penting kekompleksan
dan keragamanmolekuler yang mencirikan suatu materi hidup. Selain itu, atom
atom unsur lain dapat juga terikat pada kerangka itupada tempat tempat yang
tersedia. Jumlah kemungkinan isomer akan bertambah sangat besar seiring dengan
meningkatnya ukuran kerangka kabon (Campbell dan Jane,2002).
H2O. Dari 20 jenis asam amino, ada yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga
harus ada di dalam makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino
esensial. Selebihnya adalah asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain. Asam
amino ini dinamakan asam amino non-esensial. Asam amino non esensial meliputi,
Alanine, Asparagine, Aspartate, Cysteine, Glutamate, Glutamine, Glycine, Proline,
Serine, Tyrosine. Sedangkan asam amino esensial meliputi, Arginine, Histidine,
Isoleucine, Leucine, Lysine, Methionine, Phenylalanine, Threonine, Tyrptophan, Valine.
Biosintesis asam-asam amino terjadi melalui jalur yang berbeda-beda, akan tetapi
meskipun begitu mereka mempunyai suatu ciri yang sama, yaitu bahwa rangka
karbonnya berasal dari zat-zat antara glikolisis, jalur pentose fosfat atau dari siklus asam
sitrat. Bila disederhanakan, dapat dikatakan bahwa terdapat 6 golongan menurut
biosintesis asam amino:
3. Biosintesis Glutamat dan Aspartat
6.
7.
8.
Gambar . Biosintesis S-adenosilmetionin (SAM)
SAM merupakan prekursor untuk sejumlah reaksi transfer metil (misalnya konversi
norepinefrin menjadi epinefrin). Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan
serin menghasilkan sistationin dengan bantuan enzim sistationase. Selanjutnya dengan
bantuan enzim sistationin liase sistationin diubah menjadi sistein dan -ketobutirat.
9. Biosintesis Tirosin
Tirosin diproduksi di dalam sel dengan bantuan enzim Fenilalanin hidroksilase
sebagai katalis. Fungsi oksigenase: 1 atom oksigen digabungkan ke air dan lainnya ke
gugus hidroksil dari tirosin. Reduktan yang dihasilkan adalah tetrahidrofolat kofaktor
tetrahidrobiopterin, yang dipertahankan dalam status tereduksi oleh NADH-dependent
enzyme dihydropteridine reductase (DHPR).
10. Biosintesis Ornitin dan Prolin
11. Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat semialdehid menjadi
intermediat titik cabang menjadi satu dari 2 produk atau lainnya. Ornitin bukan salah
satu dari 20 asam amino yang digunakan untuk sintesis protein. Ornitin memainkan
peran signifikan sebagai akseptor karbamoil fosfat dalam siklus urea. Ornitin memiliki
peran penting tambahan sebagai prekursor untuk sintesis poliamin. Produksi ornitin
dari glutamat penting ketika diet arginin sebagai sumber lain untuk ornitin terbatas.
12. Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi seluler. Produksi ornitin
dari semialdehid melalui reaksi glutamat-dependen transaminasi. Ketika konsentrasi
arginin meningkat, ornitin didapatkan dari siklus urea ditambah dari glutamat
semialdehid yang menghambat reaksi aminotransferase. Hasilnya adalah akumulasi
semialdehid. Semialdehid didaur secara spontan menjadi 1pyrroline-5-carboxylate
yang kemudian direduksi menjadi prolin oleh NADPH-dependent reductase.
13.
14. Biosintesis Serin
15. Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-fosfogliserat. NADHlinked dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat menjadi sebuah asam keto yaitu 3fosfopiruvat, sesuai untuk transaminasi subsekuen. Aktivitas aminotransferase dengan
glutamat sebagai donor menghasilkan 3-fosfoserin, yang diubah menjadi serin oleh
fosfoserin fosfatase.
16.
17. Biosintesis Glisin
18. Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin
hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari serin
untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF.
19.
20. Biosintesis Aspartat, Asparagin, Glutamat dan Glutamin
21. Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif -ketoglutarat yang dikatalisis oleh
glutamat dehidrogenase yang merupakan reaksi nitrogen-fixing. Glutamat juga
dihasilkan oleh reaksi aminotranferase, yang dalam hal ini nitrogen amino diberikan
oleh sejumlah asam amino lain. Sehingga, glutamat merupakan kolektor umum
nitrogen amino.
22. Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh aspartat
transaminase, AST. Reaksi ini menggunakan analog asam -keto aspartat,
oksaloasetat, dan glutamat sebagai donor amino. Aspartat juga dapat dibentuk dengan
deaminasi asparagin yang dikatalisis oleh asparaginase.
23. Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis produksi asparagin dan
glutamin dari asam -amino yang sesuai. Glutamin dihasilkan dari glutamat dengan
inkorporasi langsung amonia dan ini merupakan reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi
asparagin terbentuk oleh reaksi amidotransferase.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, Tika, Ani Triana, dan Widya Juliarti,2015,Buku Ajar Biologi Reproduksi dan
Perkembangan, Deepublish:Yogyakarta
Campbell, Neil A. dan Jane B. Reece, 2002, Biologi Edisi Kelima Jilid 1, Erlangga:Jakarta
D.W.Martin, Jr dan P.A.Mayes dan V.W.Rodwell. 1984. Harpers Reviev of Biochemistry.
Penerbit Buku Kedokteran E.G. Jakarta.
Junaidi, Ahmad dan ACH. Firdaus Rafiqi, 2011, Asam Amino, Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan, Universitas Wiraraja, Sumenep.
Nelson, David L. dan Michael M. Cox, 2004, Principle of Biochemistry, W.H. Freeman, New
York.
Ophardt,
Charles
E.,
2003,
Oxidative
Deamination
Reaction,
http://chemistry.elmhurst.edu/vchembook/632oxdeam.html, diakses pada tanggal 27
september 2016.
Panji,
2015,
Katabolisme
Asam
Amino
di
Tubuh
Manusia,
http://www.edubio.info/2015/08/katabolisme-asam-amino-di-tubuh-manusia.html,
diakses pada tanggal 27 september 2016.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI-Press. Jakarta.
Sridianti,
2016,
Apakah
Fungsi
Asam
Amino
Bagi
Tubuh,
[online]
tersedia: