Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS DIETETIK III

OBESITAS

Dosen pengampu :
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si.
Ahmad Syauqy, S.Gz, MPH, PhD

Disusun oleh :

NAMA : Firda Safhira


NIM : 22030117140021

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
ILMU GIZI
2019
I. LATAR BELAKANG
Tn Y berusia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri punggung
serta kaki tidak bisa digerakkan. Riwayat penyakit terdahulu menurut pengakuan Tn
Y adanya pengapuran tulang. Hasil diagnosis medis Tn Y menderita low back pain,
ischialgia, dan hiperlipidemia. Anamnesa riwayat makan diketahui bahwa Tn Y
mempunyai pola makan 3x sehari. Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah
nasi dengan takaran 2 centong setiap kali makan. Tn Y menyukai sayur seperti pecel
dan wortel untuk makan sehari-harinya dengan frekuensi 3 kali seminggu. Lauk yang
sering dikonsumsi adalah ikan lele, ikan kutuk, tahu dan tempe sebanyak 2 kali
seminggu dan pengolahan kebanyakan di goreng. Buah yang sering dikonsumsi oleh
Tn Y adalah jeruk dan tomat, karena harganya yang murah. Namun hanya
dikonsumsi 1 kali per minggu. Semenjak sakit, Tn Y menghindari daging kambing
dan makanan asin. Dalam sehari Tn Y dapat menghabiskan > 8 gelas per hari air
putih. Riwayat merokok 1 hari menghabiskan 2 bungkus.
Tn Y pada awal masuk rumah sakit hanya menghabiskan sedikit makan pagi,
siang dan sore, terutama karbohidrat (bubur) dan sayur. Untuk lauk yang diberikan
selalu habis. Buah dan snack yang diberikan siang hari selalu habis serta susu rendah
lemak yang diberikan pada malam hari juga selalu habis. Tn Y beberapa kali
mengonsumsi makanan dari luar pada sore hari atau siang hari berupa buah-buahan,
aneka biscuit, dan gorengan dengan alasan merasa lapar pada pagi hari dan tengah
malam. Diperkirakan dalam sehari Tn Y mampu menghabiskan 90% makanan RS.
Hasil pemeriksaan fisik/klinis pasien dalam keadaan compos mentis (sadar),
lemah, sesak nafas, nyeri punggung, nyeri kaki dan tekanan darah cenderung tinggi.
Pemeriksaan biokimia menunjukkan kadar hemoglobin 12,3 g/dL, eritrosit 3,18 jt/UI,
hematocrit 34,5%, monosit 12,8%, eusinofil 1,9%, MCH 32,3 pg, kolesterol 292
mg/dL, dan trigliserida 169 mg/dL. Tekanan darah 135/96 mmHg, nadi 94x/menit,
respiratory rate 20x/menit, suhu tubuh 36,8°C. Hasil pemeriksaan antropometri
menunjukkan berat badan Tn Y adalah 78 kg dan tinggi badan 160 cm.
Aktivitas fisik Tn Y sebelum sakit yaitu bekerja wiraswasta. Semenjak ada nyeri
Tn Y mulai mengurangi aktivitas fisiknya sehari-hari dan lebih banyak beristirahat di
rumah. Saat di rumah sakit, aktivitas Tn Y hanya terbatas di tempat tidur karena
kondisinya yang sangat lemah dan merasakan nyeri di kaki serta punggungya. Tn Y
masih bisa berjalan menuju kamar mandi untuk BAB dan BAK tanpa bantuan
keluarga

II. SKRINING (DATA UMUM)


A. Pemilihan Metode Skrining
Pada kasus pasien Tn Y digunakan metode skrining SNST karena dirasa lebih
menggambarkan kondisi Tn Y. Simple Nutrition Screening Tool (SNST) ini
selain valid, juga memiliki nilai reliabilitas yang baik pada pengukuran skrining
yang dilakukan oleh beberapa ahli gizi.[1]
B. Pengisian kuosioner
Variabel Pertanyaan Skor
Kondisi pasien Apakah pasien terlihat kurus? Ya = 1
sekarang Tidak = 0
Apakah pakaian Anda terasa lebih longgar? Ya = 1
Penurunan berat Tidak = 0
badan Apakah akhir-akhir ini Anda kehilangan berat badan Ya = 1
secara tidak sengaja (3-6 bulan terakhir)? Tidak = 0
Penurunan asupan Apakah anda mengalami penurunan asupan makanan Ya = 1
makanan selama 1 minggu terakhir? Tidak = 0
Apakah Anda merasakan lemah, loyo, dan tidak Ya = 1
bertenaga? Tidak = 0
Riwayat penyakit Apakah Anda menderita suatu penyakit yang Ya = 1
mengakibatkan adanya perubahan jumlah atau jenis Tidak = 0
makanan yang Anda makan?
Total skor 3
Kesimpulan skor:
Tidak berisiko malnutrisi = 0 – 2
Beresiko malnutrisi = 3 – 6

C. Membuat Kesimpulan Kuosioner


Berdasarkan hasil skrining yang telah dilakukan, Tn Y dinyatakan berisiko
mengalami malnutrisi.
III. ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI
1. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)
Domain Data Interpretasi Data
Personal History
CH 1.1.1 Age 52 tahun
CH 1.1.2 Gender Laki-laki
CH 1.1.8 Tobbaco use Merokok sehari 2 bungkus
CH 1.1.10 Mobility Bedrest

Patient/Client/Family Medical
Health History
CH 2.1.2 Cardiovascular Hiperlipidemia, hipertensi
CH 2.1.3 Endocrine/metabolism Obesitas

Social History
CH 3.1.6 Occupation Wiraswasta

2. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH)


Domain Data Interpretasi Data
Food and Beverage Intake
FH 1.2.1 Fluid/beverage intake Air mineral > 8 gelas per hari
FH 1.2.2 Food Intake a. Sebelum masuk rumah sakit
Mengonsumsi nasi dengan
takaran 2 centong setiap kali
makan, sayur yang disukai
pecel dan wortel dengan
frekuensi 3 kali seminggu,
lauk yang sering dikonsumsi
adalah ikan lele, ikan kutuk,
tahu, dan tempe sebanyak 2
kali seminggu dengan teknik
pengolahan kebanyakan
digoreng, buah yang
dikonsumsi yaitu jeruk dan
tomat dengan frekuensi 1 kali
seminggu
b. Masuk rumah sakit
Mampu menghabiskan 90%
makanan rumah sakit

Knowledge/Beliefs/Attitudes
FH 4.2.12 Food preferances Sering mengonsumsi makanan
yang digoreng
Behavior
FH 5.2 Avoidance behavior Menghindari daging kambing dan
makanan asin
Physical Activity and Function
FH 7.3 Physical activity Mengurangi aktivitas fisik
semenjak sakit, lebih banyak
beristirahat

3. Pengkajian Antropometri (AD)


Domain Data Interpretasi Data
AD 1.1.1 Height/length 160 cm
AD 1.1.2 Weight 78 kg
AD 1.1.5 Body Mass Index 30,5 Obesitas

4. Pengkajian Data Biokimia (BD)


Domain Data Interpretasi Data
Lipid Profile
BD 1.7.1 Cholestrol, serum 292 mg/dL Tinggi
BD 1.7.7 Triglycerides, serum 169 mg/dL Tinggi

Nutritional Anemia Profile


BD 1.10.1 Hemoglobin 12,3 g/dL Rendah
BD 1.10.2 Hematocrit 33,5% Rendah

5. Pengkajian Data Klinis/Fisik (PD)


Domain Data Interpretasi Data
Nutrition-Focused Physical
Findings
PD 1.1.3 Cardiovascular- Sesak napas Kegemukan
pulmonary system
PD 1.1.4 Extremities, muscles, Lemah, nyeri punggung dan kaki Ischialgia
and bones
PD 1.1.9 Vital signs Tekanan darah 135/96 mmHg Hipertensi
RR 20x/menit Normal
Nadi 94x/menit Normal - tinggi
Suhu 36,8oC Normal

IV. DIAGNOSIS GIZI


1. Obesitas (P) berkaitan dengan ketidaksiapan perubahan pola makan dan
kurangnya aktivitas fisik (E) ditandai dengan perhitungan BMI senilai 30,5
(S/S)
2. Not ready for diet/lifestyle change (P) berkaitan dengan perilaku yang tidak
mendukung tentang makanan dan penolakan dalam perubahan pola makan (E)
ditandai dengan mengonsumsi gorengan dari luar selama di rumah sakit (S/S)
3. Less than optimal intake of types of fats (P) berkaitan dengan kebiasaan makan
yang tidak mendukung (E) ditandai dengan kadar kolestrol > 200 mg/dL (S/S)

V. INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi Gizi
1. Pemenuhan asupan nutrisi pasien sesuai kebutuhan berdasarkan estimasi
perhitungan
2. Pengurangan berat badan hingga mencapai berat badan ideal dan BMI
normal
3. Mengubah jenis dan asupan lemak makanan
4. Menurunkan asupan kolestrol
5. Penambahan aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki selama 15-30 menit
B. Perencanaan (Planning)
1. Pemberian Diet
a. Preskripsi diet
1) Rekomendasi asupan makan sesuai dengan kebutuhan yaitu energi
2146,76 kkal, lemak 59,6 gram, protein 80,5 gram, dan karbohidrat
322 gram
2) Jenis diet yang diberikan berupa makanan tinggi serat, rendah
sodium, rendah lemak jenuh, pembatasan karbohidrat sederhana,
dan tekstur padat dengan frekuensi normal
3) Memberikan edukasi terkait pola makan sehat serta pentingnya
aktivitas fisik

b. Syarat diet
 Jenis diet : diet rendah lemak
 Bentuk makanan : biasa
 Jadwal makan : makanan utama 3 kali dan selingan 2 kali
 Rute : oral
 Kebutuhan gizi di rumah sakit

2. Pemberian Konseling Gizi


Penatalaksanaan Konseling Gizi
Tempat Rumah Sakit
Topik Penatalaksanaan diet rendah lemak
Tujuan Agar Tn Y mengerti gambaran umum mengenai penyakit
yang tengah diderita. Selain itu juga untuk mengedukasi M
mengenai asupan makan yang sebaiknya beliau konsumsi
Sasaran Tn Y
Waktu ± 30 menit
Materi -
Metode Ceramah, diskusi dan tanya jawab
Media Alat peraga berupa leaflet
3. Koordinasi dengan Profesi Kesehatan Lain
Profesi
Pertemuan ke- Hasil Yang Didiskusikan Solusi Kesehata
n
Mendapatkan informasi Menemukan diagnosis Dokter
1 terkait diagnosa medis dan intervensi gizi
secara tepat
Pemantauan dan Pengecekan dan catatan Perawat
2 perkembangan kondisi medis
fisik dan klinis pasienn
Menyajikan makanan Menyajikan makanan Pramusaji
3 sesuai dengan preskripsi
diet pada jam yang sesuai

C. Implementasi
1. Jenis Diet
Jenis diet yang diberikan adalah diet rendah lemak. Makanan diberikan
sebanyak 3 kali makan utama dan 2 kali selingan. Selain menghindari lemak
jenuh, diet ini juga membatasi jumlah konsumsi garam serta karbohidrat
sederhana. Metode penggorengan tidak dianjurkan dalam diet rendah lemak
ini.
2. Bentuk Makanan
Bentuk makanan yang diberikan biasa dan padat karena pasien tidak
mengalami gangguan makan melalui oral.
3. Menu
Waktu Menu Bahan Makanan Berat (gram)
Pagi Roti Roti 80
Selai kacang Selai kacang 15
Pisang Pisang 75
Susu skim tanpa lemak Susu skim 200
Selingan Apel Apel 110
Kue pia kacang hijau Biskuit 40
Siang Nasi Beras 150
Sayur asem Sayuran 100
Tempe bacem Tempe 100
Jus jeruk Jeruk 100
Selingan Pepaya Pepaya 50
Malam Nasi Beras 150
Pepes tahu Tahu 100
Ikan pindang Ikan pindang 100
Tumis kangkung Kangkung 50
Minyak 5
Susu rendah lemak Susu 200

VI. PERENCANAAN MONITORING-EVALUASI GIZI


A. Antropometri (AD)
Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target Pencapaian
Penurunan Penimbangan Penimbangan Berat badan pasien
berat badan badan badan dilakukan mengalami penurunan
pasien seminggu sekali hingga mendekati berat
badan ideal

B. Biokimia (BD)
Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target Pencapaian
Penurunan Cek darah Pengambilan Kadar kolestrol pasien
kadar sampel darah menurun hingga
kolestrol dilakukan untuk mendekati/di bawah
cek lab batas maksimumnya
Penurunan Cek darah Pengambilan Kadar trigliserida
kadar sampel darah pasien menurun hingga
trigliserida dilakukan untuk batas normal
cek lab

C. Klinis/Fisik (PD)
Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target Pencapaian
Penurunan Pengukuran Pengukuran Tekanan darah pasien
tekanan tekanan darah dilakukan satu dapat berada di kategori
darah minggu sekali normal

D. Asupan Makanan (FH)


Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target Pencapaian
Mencukupi Perhitungan Setiap hari Asupan zat gizi
asupan jumlah zat gizi terpenuhi sesuai dengan
makanan yang estimasi kebutuhan
harian dikonsumsi pasien

VII. PEMBAHASAN KASUS


Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan.[2] Banyak faktor penyebab yang berhubungan dengan
peningkatan prevalensi obesitas yaitu meningkatnya porsi makan, tingginya
frekuensi makan, dan aktivitas sedenter.[3]
Berdasarkan hasil assesment yang telah dilakukan, Tn Y menderita obesitas akibat
kadar lemak beliau yang tinggi. Kolestrol serta trigliserida Tn Y tergolong tinggi
yaitu 292 mg/dL dan 169 mg/dL. Hal ini berkaitan dengan hiperlipidemia dan
hipertensi. Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan.[4] Selain itu, Tn Y juga mengidap
ischialgia. Ischialgia merupakan sindrom (kumpulan gejala) nyeri di panggul akibat
tertekannya saraf ischiadicus. Faktor-faktor risiko untuk ischialgia adalah faktor-
faktor pribadi seperti umur (puncak 45-64 tahun), peningkatan risiko tinggi, rokok,
stres mental serta faktor-faktor kerja seperti aktivitas fisik berat misalnya, sering
mengangkat, terutama saat menekuk.[5] Ischialgia yang Tn Y derita bisa terjadi
karena obesitas yang beliau alami. Pola makan Tn Y yang buruk menyebabkan
kelebihan asupan lemak sehingga memicu kegemukan.
Selain itu, Tn Y juga mengalami masalah pada aktivitas fisik yang tergolong
sangat rendah. Aktivitas fisik memiliki peran penting dalam penurunan berat badan.
Menurut penelitian di negara maju, individu yang memiliki aktivitas yang rendah
memiliki resiko peningkatan berat badan sebesar 5 kg. Aktivitas fisik merupakan
variabel penting dalam energi ekspenditur yang dapat meningkatkan keefektivitasan
dari intervensi untuk menurunkan berat badan. Tingkat kecukupan aktivitas fisik
direkomendasikan selama 60 sampai 90 menit per hari oleh USDA. [3] Walau Tn Y
mengalami kesulitan dalam bergerak, namun peningkatan aktivitas seperti gerakan
ringin atau berjalan selama 15-30 menit dapat membantu pemulihan obesitas Tn Y.
Maka dari itu intervensi gizi yang diberikan bertujuan untuk menurunkan kadar
kolestrol dan trigliserida Tn Y serta meningkatkan aktivitas fisik. Selain itu, dengan
menurunnya kadar lemak Tn Y diharapkan terjadi penurunan berat badan hingga
mendekati berat badan ideal. Jenis diet yang diberikan berupa makanan tinggi serat,
rendah sodium, rendah lemak jenuh, pembatasan karbohidrat sederhana, dan tekstur
padat dengan frekuensi normal.

VIII. PENUTUPAN/KESIMPULAN
Diet yang diberikan berupa diet rendah lemak. Diet ini berupa makanan tinggi
serat, rendah sodium, rendah lemak jenuh, pembatasan karbohidrat sederhana, dan
tekstur padat dengan frekuensi normal. Selain itu peningkatan aktivitas fisik juga
dilakukan
IX. LAMPIRAN
1. Leaflet
2. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
IBW = ( TB−100 ) ± 10 %(TB−100)
= ( 160−100 ) ± 10 % ( 160−100 )
= ( 60 ) ±10 % ( 60 )
= 60 – 6
= 54 kg
ABW = IBW +0,4 ( Berat Aktual−IBW )
= 54+ 0,4 ( 78−54 )
= 54 + 9,6
= 63,6 kg
ADBW = 0,25 ( ABW – IBW )+ IBW
= 0,25 ( 63,6−54 ) +54
= 2,4 + 54
= 56,4 kg
BMR = ( 10 xBB ) + ( 6,25 xTB ) – ( 5 xU )+ 5
= ( 10 x 56,4 )+ ( 6,25 x 160 )−( 5 x 52 ) +5
= 564+1000−260+5
= 1309 kkal
TEE = BMR x Faktor stres x Aktivitas fisik−5 % BMR
= 1309 x 1,3 x 1,3−65,45
= 2146,76 kkal
2146,76
Lemak = x 25 %
9
= 59,6 gram
2146,76
Protein = x 15 %
4
= 80,5 gram
2146,76
Karbohidrat = x 60 %
4
= 322 gram
DAFTAR PUSTAKA
1. Andini R, Susetyowati, dan Dian CS. Studi Komparasi Beberapa Metode Skrining
Penilaian Status Gizi Pada Pasien Dewasa Rawat Inap Rumah Sakit. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia. 2017; 2: 64-71
2. Husnah. Tatalaksana Obesitas. Jurnal Kedokteran Sylah Kuala. 2012; 2: 99-104
3. WHO. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/
4. Putri AP dan Yora Nindita. Pengaruh Pemberian Jus Kubis (Brassica olearacea var.
capitata) Dosis Bertingkat Terhadap Kadar Kolesterol HDL Serum Pada Tikus Wistar
Yang Diberi Diet Kuning Telur. Semarang: Universitas Diponegoro. 2013
5. Wijayani DW. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Ischialgia Sinistra di RSUD
Salatiga. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2016

Anda mungkin juga menyukai