Anda di halaman 1dari 13

Apa kau pernah merasakannya?

Sebuah debaran dalam dada yang tak menentu


saat kau berada di dekatnya. Membisu seketika setiap kau menatap sepasang
manik mata indahnya. Seakan jutaan kupu-kupu berterbangan kala kau melihat
senyum manis khas miliknya. Merasakan kehangatan yang menjalar saat bayang-
bayang wajahnya mulai memenuhi anganmu. Dan rasa rindu yang menyelimuti hati
jika sehari saja tak bersamanya. Jadi, apa kau pernah merasakannya?

Tubuhku kini berdiri tegak di depan sebuah rumah mewah bergaya eropa.
Kupegang erat sepucuk surat yang telah susah payah kubuat. Ini adalah surat cinta
pertama yang kutulis dengan segenap hati untuk dirinya. Mungkin karena
bayangannya yang selalu menari-nari dalam benakku, membuatku ingin segera
mengungkapkan perasaan ini. Aku bukanlah tipe pria yang mudah mengungkapkan
perasaanku dengan deretan-deretan kalimat yang tersusun rapi dan romantis, tetapi
aku juga tidak akan membiarkan perasaanku terus terpendam dan melupakan cinta
pertamaku begitu saja. Maka dari itu kutulis semua ungkapan hatiku melalui sepucuk
surat ini meski tertulis begitu berantakan.

Kutarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Mencoba


menenangkan jantungku yang terus berdetak tak menentu. Dengan sedikit gemetar
kuangkat tanganku dan bersiap untuk menekan tombol bel rumahnya. Namun
gerakanku terhenti saat kudengar sebuah suara berat khas pria tua dari dalam
rumahnya. Dengan berani, kulangkahkan kakiku mendekati pintu utama yang sedikit
terbuka. Seakan tengah memberiku celah untuk memastikan apa yang telah terjadi
disini. Kini kedua iris mataku menangkap sebuah pemandangan canggung yang
telah diciptakan seorang pria paruh baya berjas putih dan gadis cantik yang sangat
familiar dimataku. Dan kini kedua alat indra pendengaranku mulai menangkap
sebuah suara berat yang terkesan sedikit membentak namun ia tahan agar tak
melukai perasaan gadis yang tengah berdiri dihadapannya. Kurasa ini sangat tidak
sopan, mendengarkan percakapan seseorang yang kurasa sangat pribadi, namun
rasa penasaran kini lebih mendominasi.

“Waeyo ? Kenapa kau masih ingin menetap disini ?”

-Author POV-
“Waeyo ? Kenapa kau masih ingin menetap disini ? Bukankah kau tau jika
fasilitas rumah sakit yang berada disini masih belum mencukupi kebutuhanmu untuk
segera pulih. Kini keadaan jantungmu semakin melemah dan kau butuh perawatan
khusus. Pihak rumah sakit dari Amerika pun telah menyediakan ruangan khusus
untukmu, dan kedua orang tuamu pun juga telah menyetujui saran ini. Lalu apa lagi
yang harus kau permasalahkan, kesehatanmu akan semakin membaik jika dirawat
disana” pria itu menjelaskan semuanya dengan penuh kesabaran dan sedikit
menahan emosinya. Pria itu –Dr.Lee mulai menghembuskan nafas panjang sembari
menatap gadis bernama Kim Yoon Jung dengan nanar. Gadis itu kini hanya dapat
menunduk sembari mengepalkan kuat kedua tangan putihnya. Kedua mata
indahnya tengah terpejam erat, dan kedua pipinya mulai dihiasi oleh butir-butiran air
bening yang mengalir keluar dari sudut mata Yoon Jung.

“Aku…..tidak bisa…….tibak bisa meninggalkannya”ucapnya terbata. Bibir


merahnya kini bergetar, dan airmata terus mengalir tanpa harus Yoon Jung
perintahkan lagi. Dr.Lee menatap Yoon Jung dengan tatapan tajam dan penuh
tanya.

“Meninggalkan ? Apa maksud dari……” “Aku tidak bisa meninggalkan orang yang
aku sukai, Dr.Lee !”sela Yoon Jung tanpa ingin mendengar lanjutan dari pertanyaan
Dr.Lee, dan dengan tergesa gadis manis itu segera berlari keluar dari rumahnya.

-Eunhyuk POV-

Gadis manis itu kini bergegas pergi dari tempat semula ia berdiri, dan tanpa
sengaja ia menabrak tubuhku yang masih mematung didepan pintu utama
rumahnya. Dadaku tiba-tiba merasa sesak saat sekilas menatap wajahnya yang kini
dipenuhi oleh airmata. Gadis itu menoleh sebentar kearahku, lalu kembali berlari
menuju kesuatu tempat yang akan membuat dirinya merasa sedikit lebih tenang dari
sebelumnya. Kini tubuhku mematung, pandanganku terus menatap tubuh Yoon Jung
yang kian menjauh dan akhirnya menghilang dari pandanganku.

“Hei ! Siapa kau ?” seketika aku melenjit kaget dan menatap seorang pria yang
tengah menatap tajam kearahku. Kugaruk pelan tengkukku kerena gugup.
“Aku ? Aku hanya teman sekelasnya saja”jawabku dengan kikuk. Pria itu seakan
tak percaya akan jawabanku barusan, dan kini tatapan matanya lebih
mengintimidasi.

“Lalu apa yang kau lakukan disini larut malam seperti ini ?” “Aku hanya ingin
meberikan ini”jawabku cepat sembari menunjukkan tanganku yang masih mengepal
erat seakan tengah menggenggam sesuatu. Alis kanan pria itu menaik dan
menatapku tak percaya, lalu ia segera menggelengkan kepalanya.

“Sebaiknya kau segera pulang, nak. Ini sudah terlalu malam untuk berkeliaran
diluar rumah, anak muda”nasihat pria tua itu sebelum akhirnya ia juga melenggang
pergi meninggalkan ku sendirian disana. ‘apa maksud pria tua itu, apa ia tidak
percaya padaku ?’ batinku kesal seraya melirik tangan kananku yang masih
mengepal kuat.

“Surat ini bahkan masih berada ditanganku” 1….2….3 “Yak ! Dimana surat itu
menghilang ?!”

***

Kulangkahkan kakiku dengan perlahan memasuki sebuah gedung yang berdiri


dengan kokoh –sekolahan. Sesekali kutendang pelan bebatuan kecil –kerikil yang
sedikit mengganggu langkah kakiku. Potongan kejadian semalam masih memenuhi
benakku, membuatku sedikit susah untuk tidur tadi malam. ‘kemarin hari naasku…
Suratku hilang begitu saja’ batinku lesu. Kupejamkan sebentar kedua mataku untuk
sedikit menenangkan pikiranku yang tengah kalut. Namun ucapan Yoon Jung
kembali menggema ditelingaku, dan kini bahkan lebih terasa lebih menyakitkan dari
sebelumnya. ‘Aku tidak bisa meninggalkan orang yang aku sukai, Dr.Lee !’ kalimat
itu bahkan terdengar amat jelas ditelingaku. Patah hati sebelum mengutarakan
perasaanku padanya terasa begitu menyakitkan. Andwae, itu sangat memalukan.
Kugelengkan pelan kepalaku, mencoba untuk mengusir bayang-bayangan gadis
manis itu.

“Pagi Eunhyuk-ah”sapa seorang pria yang tak lain adalah sahabat kecilku –Lee
Donghae.

“Ne, selamat pagi Donghae-ya”jawabku lesu. Donghae sedikit menatap heran


kearahku dan merangkul erat bahuku.
“Yak ! Ada apa denganmu, sobat ? Apa kau tengah patah hati ?” Great, bahkan
tebakan pria itu begitu tepat dan benar. Kutatap pria bertubuh pendek itu dengan
kesal.

“Aniyo, kau pikir aku pria yang mudah patah hati, huh”elakku, sedikit berbual
kurasa tidak masalah. Akan sangat memalukan jika aku kalah dari pria playboy
sepertinya.

“Hahaha….Habis wajahmu terlihat kusut sekali, aku jadi khawatir. Oh iya apa kau
sudah dengar belum ? Kim Yoon Jung dari kelas 3-1 lenyap tadi malam. Ia pergi dari
rumah dan tidak kembali lagi. Aku jadi merasa sedikit khawatir padanya. Kudengar
ia tidak ingin pidah dari sini karena suatu alasan”

Deg…..

Entah pikiran apa yang membuatku segera berlenggang pergi meninggalkan


gedung sekolah. Bahkan panggilan dari Donghae pun tidak aku hiraukan. Yang pasti
kini hanya ada dirinya didalam benakku. Bayangan wajahnya yang dipenuhi butiran-
butiran air bening itu kembali mengisi otakku, membuat pikiranku semakin kalut dan
tak menentu. Dan kurasa kini aku harus segera menemukan gadis manis itu terlebih
dahulu, sebelum melakukan hal lainnya.

-Author POV-

Yoon Jung –gadis itu menengadahkan kepalanya dengan mata yang terpejam.
Angin berhembus pelan menerobos tubuh lemahnya. Yoon Jung mengembuskan
nafas berat dan membuka kedua matanya perlahan. Kini iris mata indahnya
memandang langit cerah dengan tatapan kosong. Jiwanya seakan terbang dan
melayang disebuah tempat antah berantah yang tidak bisa dijangkau oleh manusia
biasa. Gadis itu terus membisu sembari sesekali mengerjapkan matanya yang
terlihat sedikit sembab karena terlalu banyak menangis. Mata indahnya kini kembali
memanas. Airmata mulai mendasak untuk kembali mengalir keluar dari sdut
matanya, namun berusaha ia tahan dan hasilnya kini dadanya terasa sesak. Yoon
Jung telah meyakinkan dirinya untuk tidak menangis lagi karena ia takut jika hal itu
akan membuat penyakitnya tiba-tiba datang kembali.

“Yoon Jung-ah !”
-Eunhyuk POV-

“Yoon Jung-ah”panggilku sembari tersenyum senang. Akhirnya aku menemukan


dirinya setelah hampir dua jam berkeliling dikota yang besar ini. Gadis itu menengok
kearahku sembari tersenyum kecut, terlihat begitu terpaksa. Dengan perlahan
kuseret langkah kakiku mendekat kearahnya yang kini tengah terduduk lesu
disebuah bangku taman yang dihiasi pohon maple rindang. Kududukkan tubuhku
disisinya sembari menghela nafas panjang. Gadis itu kini hanya dapat membisu
sambil menatapku sayu. Membuatku begitu merasa kasihan padanya.

“Kau kemana saja ? Semua orang mencemaskanmu. Kau lenyap begitu saja
setelah kejadian tadi malam, aku begitu khawatir padamu”ucapku sembari
menggenggam erat tangan putihnya.Gadis manis ini terlihat begitu terkejut dan
tersenyum simpul, neomu yepeuda.

“Kau tidak perlu secemas itu padaku, aku baik-baik saja. Benar bukan ?”dustanya
masih dengan sebuah senyum manis yang melengkung indah dibibir merahnya.

“Bohong, kau tidak baik-baik saja. Lihatlah matamu, sudah sangat mirip dengan
mata panda. Kini tidak terlihat indah seperti kemarin, kau tau itu ? Kajja, kita harus
pulang”pintaku dengan sedikit menarik tangannnya lembut.

“Shireo ! Kau sudah dengar kemarin bukan ? Aku tidak mau pergi dari kota ini !
Pokoknya tidak mau !”jawabnya dengan sedikit menaikkan nada bicaranya. Matanya
kini mulai memerah, seperti sedang menahan sesuatu yang akan keluar dari sudut
matanya. Tubuhku seketika melemas dan kembali bersandar dibangku. Ku
hembuskan nafas berat dan menundukkan kepalaku.

“Kau tidak mau pergi ukh….Lalu bagaimana ?”gumamku lirih namun masih dapat
terdengar jelas oleh Yoon Jung yang kini juga ikut menundukkan kepalanya. Kedua
tangannya berpaut erat dan sedikit bergetar. “Baiklah…” ucapnya menggantung,
membuatku sontak menengadahkan kepalaku menatap penuh harapan kearahnya.
Gadis itu kini terlihat sedikit bimbang lalu tersenyum kecut.

“Baiklah, aku akan pulang” “Jinja ?”selaku cepat. Ia mengangguk singkat dan
sedikit mendekatnya tubuhnya kearahku, membuat jantungku kembali berdegup
kencang dan tak beraturan. Rona kemerah-merahan kini sedikit nampak dikedua
pipiku. Terasa sangat hangat.
“Sebagai gantinya, aku ingin kau menemaniku sampai malam”ucapnya dengan
jarak wajah yang sangat dekat dengan wajahku. Membuat jantungku seketika
berhenti berdetak karena terkejut. ‘Menemaninya sampai malam ?’ Deg…..

***

“Lihat, lihat. Aku berhasil menangkap tupai lucu ini”soraknya sembari tertawa
renyah. Membuatku mengulum seulas senyum manis karena tingkah kekanakannya.
Dia terlihat cantik sekali.

“Yoon Jung-ah, apa kau mau naik ayunan ?”tawarku yang dibalas anggukan
penuh semangat darinya. Lucu sekali. Setelah ia duduk disebuah bangku ayunan,
dengan perlahan kudorong ayunan itu, membuat hembusan menerpa tubuh
mungilnya. Gadis itu memejamkan kedua mata indahnya, menyambut terpaan angin
yang menghantam tubuhnya dan membuat helai demi helai rambut indahnya
berterbangan. Sesekali ia tertawa gembira seperti anak kecil. Membuatku semakin
gemas akan tingkahnya.

“Jung-ah, kau mau es krim ?”tanyaku saat menihat tukang es krim yang lewat
ditaman bermain ini. Gadis itu menoleh kearahku dengan seulas senyum manis
yang menghiasi bibir tipisnya, menandakan bahwa ia sangat tertarik.

“Boleh”balasnya lirih dengan mata yang berbinar-binar.

“Kalau begitu kau tunggu sebentar disini, ne ? Kau ingin es krim rasa apa ?”

“Hm…Aku ingin rasa strawberry saja” “Kalau begitu kau tunggu dulu disini, jangan
kemana-mana, arra ?” “Arraseo” dengan tersenyum kecil, kuelus lembut puncuk
kepalanya, lalu melangkah pergi mendekati sebuah gerobak es krim yang berada
didekat pohon maple yang rindang.

-Yoon Jung POV-

Iris mataku tak pernah bisa berpaling darinya. Ia terlalu berharga bagiku dan aku
tak bisa meninggalkannya begitu saja, itu sangat menyakitkan. Dan tanpaku sadari
butir-butiran air itu kembali mengalir dari sudut mataku. Bodoh, aku bahkan
menangis sembari tersenyum. Sangat konyol, bukan ? Tanganku kini merogoh saku
celanaku dan mengenggam erat sebuah kalung berliontin lumba-lumba yang amat
cantik bagiku. Senyumku semakin melebar saat ia –Eunhyuk melambaikan
tangannya kepadaku dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya. Ia sangat
tampan.Kuangkat tanganku dan membalas lambaian tangannya. ‘Tuhan apa yang
kini harus kulakukan ?’

-Eunhyuk POV-

“Jja, ini dia es krimmu” ujarku sembari menyodorkan es krim strawberry


dihadapan gadis manis ini yang disahut baik olehnya. Dengan sedikit lesu gadis itu
meraih corong es krim itu dari tanganku dan tersenyum kecil.

“Gomawo Eunhyuk-ah”ucapnya berterimakasih, lalu mulai memakan es krim itu


sedikit demi sedikit. Kini mataku tertuju pada mata indahnya yang terlihat sedikit
basah. Apakah ia menangis saat ku tinggal tadi ? Gadis itu kini mendesah pelan dan
menatap kearah rombongan anak kecil yang tengah asik bermain dengan tatapan iri.
Sudut bibir tipisnya ia tarik sedikit, membuat seulas senyuman terpaksa menghiasi
wajahnya.

“Mereka terlihat sangat senang, ne. Aku sangat iri pada mereka. Selama ini aku
tak pernah bermain sebebas itu bersama teman-teman sebayaku. Menyedihkan
bukan ?”gumamnya lirih seakan tengah meminta pendapat dariku. Hatiku terasa
teriris saat melihat bibirnya yang sedikit bergetar dan air mata yang mulai
menggenang disudut matanya.

“Waeyo?” ‘Bodoh !’ runtukku dalam hati. Aku memang pria terbodoh didunia ini.
Menanyakan hal yang sudah ku ketahui jawabannya dengan nada polos dan seakan
tak tau apapun tentangnya. Aku sangat konyol saat ini.

“Waeyo ? Huh….Kau bahkan masih bertanya setelah kau tau jawabannya.


Bukankah kau sudah mendengarnya tadi malam ? Aku sakit, jantungku sangat
lemah dan itu menghalangiku untuk pergi bebas didunia ini, Eunhyuk-ah”jawabnya
parau. Membuat hatiku semakin terasa sesak dan perih. Bodoh, kini aku telah
membuatnya menangis. Kau sangat bodoh, Lee Hyuk Jae.

“Eunhyuk-ah, apa kau selalu memperhatikan Hyoyeon- sshi bersama dengan


teman-teman priamu yang lain ?”tanya Yoon Jung mencoba mengalihkan
pembicaraan sebelumnya yang membuat atmosfer disekitar kami menjadi sedikit
canggung. Kugaruk pelan tengkukku yang sama sekali tak terasa gatal sembari
tersenyum lebar.
“Hahaha….Ketahuan ya?” “Ketahuan, dong !” Bohong, aku tidak menyukainya.
Saat teman-teman mengagumi idola kelas, aku tak bisa perpaling darinya. Tak bisa
walau hanya semenit sekalipun.

“Pria seperti apa yang kau sukai, Yoon Jung-ah ?”

“Eh ?”

“Kau kabur demi diakan ? Apa kalian berpacaran ?”tanyaku dengan berat hati.
Gadis itu kini sedikit menunduk dan mendengus lirih.

“Aniyo, masih belum terbalas. Lagipula, aku tidak pantas untuknya”

“Memangnya ia se-tampan itu ya ?”

“Hm….Ia orang yang terus terang dan tak mudah tergoyahkan”

Sakit, rasanya hatiku seakan tengah disayat pisau tajam saat mendengar
jawabannya, ditambah dengan wajah murungnya. Apakah ia begitu mencintai pria
itu ?

“Sudahlah, jangan sedih. Bagaimana kalau kita membahas tentang masa depan
cerah ?” “Masa depan cerah ?” lihat wajahnya lucu sekali. Kedua matanya kini
berbinar penasaran bercampur senang.

“Iya, apa yang ingin kau lakukan saat sembuh nanti ? Kuberi waktu 5 detik”

“Eh, yak ! Sebentar sekali”protesnya dengan mata indah yang kini membulat
terkejut. Gadis itu kini sedikit mennimbang-nimbang, membayangkan hal-hal cerah
dimasa depan.

“Palli…Palli, 5….4…3”

“Aku ingin bermain-main di taman bermain bersama teman-teman” “Wah aku juga
ingin ikut bersenang-senang”

“Lalu aku juga ingin berolahraga agar sehat” “Kau akan terlihat cantik saat
berolahraga”

“Setelah itu aku juga ingin bersenang-senang di alam bebas tanpa perlu
mengkhawatirkan kondisiku” “Hm….Aku tak sabar menantinya” mataku kini
menatapnya teduh, membuat kedua matanya sedikit membulat dan terpesona,
mungkin hahaha.

“Saatnya bersenang-senang untuk yang terakhir kalinya, sebelum kau pergi


berobat keluar negeri”ujarku penuh semangat sembari menarik kedua tangannya
lembut yang dibalas dengan seulas senyum manis yang melengkung dibibir merah
jambunya.

***

Gadis itu kini dengan gembira terus berlarian dengan tangan yang menggapai
langit. Berusaha untuk menangkap sesosok kupu-kupu putih yang berterbangan
menggelilingi tubuh mungilnya. Membuatku mengulum setarik senyuman bahagia
melihat wajahnya yang kini merona merah karena terlalu bersemangat. Namun
senyumku luntur begitu saja saat melihat gadis itu tergolek lemah ditanah dengan
darah segar yang mengalir pelan dari hidung mancungnya. Membuatku segera
berlari tergesa kearahnya. Kini bibirnya yang merah terlihat begitu pucat. Matanya
indahnya kini menatapku dengan sayu. Meski keadaannya terlihat menyedihkan,
gadis itu dengan tegar tetap menampakkan senyum mempesonanya.

-YoonJung POV-

Ia –Eunhyuk dengan panik membopong tubuh ringkihku dan membawaku


kesebuah bangku taman yang semula kami duduki dengan manis.Dengan kuat, ia
menggenggam tangan kananku karena begitu cemas. Membuat senyumku semakin
menguat dibibir pucatku. Apa mungkin ia…..

“Yak ! Apa kau baik-baik saja. Ayo, kita pulang. Aku takut jika terjadi sesuatu
padamu”ucapnya dengan mata yang berbinar cemas.

“Ani, gwaenchana. Sebentar lagi aku juga akan pulih. Kajja, kita main lagi”
Bodoh ! Gwaenchana ? Apa benar keadaanku baik-baik saja ? Darah segar itu saja
terus mengucur deras dari hidungku. Bagaimana mungkin aku baik-baik saja,
keadaanku bahkan begitu menyedihkan.
“Kim Yoon Jung !”sentaknya terkejut. Aku tau ia pasti akan mengira jika
keadaanku akan semakin memarah dari saat ini jika kami terus bermain disini. Tapi
aku tidak mau meninggalkannya, andwae !

“Mianhae, kukira aku bisa pergi jika sudah membuat kenangan manis, tapi
ternyata aku tetap ingin berada disini. Aku….”

-Eunhyuk POV-

“Bodoh ! Apa kau sebegitu menyukainya, hah ?! Kamu sangat menderita, tapi
kenapa kau tetap bertahan demi pria itu !” kesal, geram, cemburu, prihatin kini
semua itu bercampur aduk didalam hatiku. Membuat emosiku memuncak hingga
keubun-ubun. Aku tidak suka alasannya yang rela kesakitan hanya demi seorang
pria, mungkin karena aku cemburu.

“Kenapa kamu tidak menyerah saja ! Waeyo….” perkataanku tersela karena


terkejut dengan sebuah benda cantik yang terjatuh dari tangan putih gadis itu.
Sebuah kalung yang tak asing lagi dimataku, kenapa ia masih menyimpan kalung itu
? Padahal ku pikir ia akan membuat kalung itu dengan percuma. Kalung itu ku
berikan saat ia memasuki minggu ke-3 dikota ini. Aku memberinya hadiah karena
saat itu wajahnya selalu terlihat murung meski sesekali ia tersenyum renyah karena
candaan lucu dari teman-teman gadisnya.Dengan tergesa, Yoon Jung menunduk
dan menggenggam eat kalung itu sembari menangis lirih. Kenapa wajahnya sedih
sekali ? Meski sudah kesakitan, alasan ia tidak mau pergi dari sini karena aku ? Jika
waktu bisa berhenti, aku sangat bahagia. Aku juga menyukaimu, Yoon Jung-ah. Dan
baru kali ini aku merasa sesak karena terlalu bahagia.Tapi….Aku tak bisa. Aku
harus merelakannya. Harus….

“Mian, tapi aku menyukai gadis lain. Maaf Kim Yoon Jung”ucapku getir. Gadis itu
kini menutup erat mulut mungilnya lalu segera berlari cepat entah kemana. Maaf,
tapi kalau tidak begini, kamu tidak akan pergi. Maaf aku berbohong, maaf aku
melukaimu tapi percayalah aku selalu mengingat wajah manismu dan senyum
mempesonamu yang selalu meluluhkan hatiku. Maaf, tapi aku akan selalu
mencintaimu.

-Yoon Jung POV-


Dengan gontai, ku seret pelan kedua kakiku memasuki sebuah rumah yang begitu
tak asing denganku –rumahku. Namun langkahku terhenti saat melihat sepucuk
surat yang tergeletak manis dipintu utama rumah bergaya Eropa ini. Dengan
perlahan kuraih surat itu dan mulai membaca isinya dengan hati-hati.

“Untuk Kim Yoon Jung

Annyeong haseyo, apa kabarmu ?

Aku L Hyuk Jae yang sekelas denganmu sejak kelas 2 SMP.

Besok kam pindah, bukan ? Jadi aku ingin menulis surat ini untukmu.

Mungkin kamu lupa, tapi minggu ke-3 sejak kepindahanmu kesini, aku
memberimu sebuah kalung berliontion lumba-lumba dan kamu tanpa begitu senang,
karena kau tersenyum dengan begitu manis. Dan sejak saat itu aku mulai
menyukaimu.

Bersama teman-tema, aku berpura-pura mengagumi gadis lain. Tapi sebenarnya


aku merasa bahka kau lebih cantik dari siapa pun. Kamu juga selalu merenung
dipojok kelas dan membaca-baca buku novel tanpa memperhatikan sekelilingmu.
Padahal aku selalu menyukai senyum mempesonamu, begitu cantik.

Bejuanglah dikota yang bar. Aku selalu menyukaim, bahkan kini aku mulai
mencintaimu.

Lee Hyuk Jae”

‘Aku juga akan selalu menyukaimu, selalu Eunhyuk-ah. Aku akan berjuang
untukmu, ya hanya untukmu’ batinku sembari tersenyum bahagia meski kini air
bening itu terus mengalir dari sudut mataku.

***

2 tahun kemudian

-Eunhyuk POV-

“Saengil chuka, Eunhyuk-ah”ucap Donghae dengan senyum maut yang


menghiasi wajahnya sembari memelukku erat.
“Ne, gomawo Donghae-ya”balasku lalu melepaskan pelukan hangatnya. Kini
kedua mataku berbinar saat menatap subungkus kotak besar yang berada ditangan
Donghae. Mengerti akan arah pandang iris mataku, pria itu kini tersenyum jahil.

“Apa itu ?”tanyaku bodoh.

“Ini ? Tentu saja ini hadiah untuk sahabat terbaikku ini” “ Apa isinya ? Aku
penasaran sekali” “Yang pasti isinya bukan sepotong kaset yadong yang akan
menambah koleksi mesummu, hahaha”tawanya karena berhasil menggodaku.
Menyebalkan sekali. Namun perhatianku teralihkan saat ponsel putihku berdering,
tanda bahwa ada satu panggilan yang masuk. Dengan sigap, kutekan tombol hijau
yang berada di ponselku dan meletakkan benda itu ditelinga kananku.

“Yeobseyo”

“Yeoboseyo”

“Nuguseyo ?”

“Yak ! Lee Hyuk Jae, neomu bogoshipoyo” suara ini. Suara ini begitu familiar
ditelingaku. Mungkinkah ia……

“Kim Yoon Jung ? Inikah kau”

“Kau masih mengenali suaraku rupanya hahaha. Yak, Eunhyuk-ah apa kau bisa
menemuiku ditaman yang dulu pernah kita pakai untuk bermain bersama ?”

“Tentu saja. Aku akan segera kesana !”

“Aku akan menunggumu, jangan kecewakan aku, oeh ?”

“PIP” Kini hatiku berdebar kencang. Rasa bahagia kini kembali menyelimuti diriku.
Dengan tergesa, kulangkahkan kakiku keluar dari gedung mewah yang tengah
menggelar acara pesta ulang tahunku. Namun kini semua itu tidaklah penting
bagiku, yang terpenting saat ini adalah menemui dirinya.Gadis yang selama ini
selalu mencul dalam anganku saat kupejamkan kedua mataku. Gadis yang selama
ini selalu ku nanti kehadirannya yang akan kembali mewarnai hari-hari indahku.

-Taman Bermain-
Kini kedua iris mataku memancar keseluruh penjuru taman bermain yang tidak
begitu luas ini. Mencari sosok gadis cantik yang begitu kurindukan. Namun
pandanganku teralih saat mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat
kearahku. Membuatku menoleh dan menemukan sesosok gadis manis yang kini
memakai gaun terusan yang melambai terterpa hembusan angin musim semi. Gadis
itu bahkan tak banyak berubah, bahkan kini terlihat semakin manis dan mempesona.

Dengan cepat, gadis itu berlari kearahku dan memelukku erat.Membuat nafasku
tercekat dan jantungku berhenti berdetak. Kedua matanya kini berbinar senang dan
sedikit berair.

“Begitu aku pulih, aku sangat ingin menemuimu. Aku sudah sehat, Eunhyuk-ah.
Seorang pria baik hati dengan rela mendonorkan jantungnya untukku. Aku begitu
bersyukur dan senang. Selain itu aku juga telah membaca suratmu. Aku juga ingin
menyampaikan sesuatu” gadis itu kini nampak sedikit menarik nafas panjang karena
berbicara terlalu lama, membuat nafasnya sedikit tersenggal. Kini Yoon Jung
menghembuskan nafas lega dan menatapku dengan mata indahnya yang berbinar-
binar.

“Saengil chukhahamnida dan aku juga menyukaimu”ucapnya jujur membuat rona


kemerahan kini nampak dikedua pipi putihnya membuatku merasa gemas karena
tingkah malu-malunya. Seulas senyum bahagia kini melengkung sempurna dibibirku.
Ku ringkuh tubuh mungilnya dan memeluknya dengan erat

“Aku juga selalu menyukaimu” kaulah gadisku, gadis yang membuatku menunggu
dan merasakan arti dari sebuah penantian.

Tuhan, terimakasih karena telah menghadiahkan dirinya dihari spesialku ini.

Anda mungkin juga menyukai